Jump to ratings and reviews
Rate this book

A Girl Who Loves A Ghost

Rate this book
“Kenyataan bahwa aku bukan lagi menjadi bagian dari dunia ini nyaris menghancurkanku. Jiwaku perlahan rusak oleh dendam dan amarah, hingga gadis itu muncul dan menemukanku.”

“Apa yang akan kau lakukan jika kau ternyata melihat sesuatu yang sebenarnya tidak nyata? Seperti misalnya, sesosok hantu berparas tampan? Bagaimana reaksimu seandainya kau terlambat menyadari bahwa kau telah jatuh terlalu dalam untuk bisa menemukan jalan kembali? Manakah yang lebih bijaksana, mengarungi neraka demi sebuah akhir bahagia ataukah menyerah dengan melepaskan? Apa yang akan kau lakukan jika kau jadi aku?”

552 pages, Paperback

First published November 1, 2014

39 people are currently reading
259 people want to read

About the author

Alexia Chen

6 books17 followers
Alexia Chen adalah penyuka warna ungu berzodiak Capricorn. Perempuan kelahiran Pontianak yang tertarik dengan segala yang misterius dan supernatural walau sebenarnya penakut ini memiliki koleksi novel yang tak pernah habis dibacanya. Ia berharap orang-orang mengenal dirinya melalui tulisan. Dan ia akan senang jika tulisannya mampu menghibur banyak orang dan kemudian mereka bermimpi bersama dirinya di dalam dunia rekaannya. Ia tinggal bersama suami dan seorang anak lelakinya. Alexia dapat dihubungi secara personal di: pequena_dee@yahoo.com.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
69 (43%)
4 stars
52 (32%)
3 stars
21 (13%)
2 stars
11 (6%)
1 star
6 (3%)
Displaying 1 - 30 of 52 reviews
Profile Image for Jenny Meike.
314 reviews31 followers
December 7, 2014
Oke... oke... inhale... exhale... inhale... exhale...

Pertama jatuh cinta sama Yuto Nakano yg udah pasti banget hantu ato arwah penasaran...

Kedua penasaran sama jalan ceritanya, kenapa si Yuto harus dibunuh sm si "itu"

Ketiga buku ini merupakan buku kedua dr Alexia Chen yg udah diterbitin...

Dan keempat penasaran gimana akhir cerita cinta antara Yuto Nakano dan Aleeta Jones..

Pas baca buku ini, ngebayangin si Yuto, Matsumoto Jun...gyaaaaaa... *mimisan*

Tapi pas baca Qi Yue, yg kebayang malah si Rainie Yang... hahahhahahaja... nenek buyut si Aleeta wujudnya kaya Rainie Yang... *oh salahkan aku yg terlalu banyak nonton drama seri taiwan, korea dan jepang*

Buku ini bagus. aku suka cara Dee, ngegambarin si Aleeta seorang mahasiswi blasteran Amerika dan Indonesia, seorang gadis yg kuat, tau apa yg dia mau, dan terutama yg bisa melawan penjahat yg ada di buku ini. Seorang gadis yg tidak menye2 dan tau membalas ledekan ato kata2 kasar yg diucapkan oleh Yuto.

Yuto, seorang pemuda keturunan Jepang. misterius, pendiam, pemikir yg serius dan jarang tertawa. tp bisa tertawa lepas begitu dia ketemu Aleeta

Qi Yue, nenek buyut yg mewariskan kemampuan supranaturalnya kepada Aleeta... *kebayang Rainie Yang lagi* sosok hantu sinis tp baik hati...

Jalan cerita mengalir lancar walopun aku bs nebak endingnya seperti apa. tp cukuplah bikin ga sabar untuk ngebalik halaman selanjutnya :)

Overall buku ini layak buat dijadiin koleksi.

Dan terima kasih sekali lagi buat Alexia Chen, yg udah ngadoin buku ini buatku plus tanda tangannya. You Rock, Dee!


Tolong Dee, buku keduanya segera ya! dan ditunggu kisah2 lainnya. yg aku tau pasti ada di laptopmu... hahahahahahahahaha
Profile Image for Balter Balter.
Author 11 books13 followers
December 25, 2014
A Girl Who Loves a Ghost. Seorang gadis yang mencintai sewujud hantu. Sebenarnya dari judul saja sudah jelas bahwa buku ini bukan konsumsi gue. That's obvious. Ada yang bilang bahwa karya yang bagus berangkat dari ide yang bagus, selanjutnya, ide yang bagus adalah ide yang gak umum. Yang unik, lain dari biasanya. Katanya cara untuk menciptakan ide seperti itu adalah dengan cara berpikir di luar kotak.

Nah selama ini kita mengenal hantu sebagai sosok wujud yang ada, tapi gak ada, mengerikan, bisa membunuh, biasanya bawa dendam, dan dengan berdiri doang di sana ga ngapa2in aja udah serem. Mungkin suatu hari si penulis berpikir, bagaimana bila hantu itu enak dilihat? Kalau hantu enak dilihat, pastinya malah manusia bukannya kabur, malah nafsu.

Alexia Chen, si penulis adalah seorang ibu rumah tangga dari keluarga bahagia dengan seorang anak dan suami. Beliau ingin berbagi fantasi dengan orang lain yang membaca ceritanya, dengan demikian, niat penulis dari awal sudah baik; ingin berbagi hal baik. Seorang Biksu dari Vietnam dalam bukunya "Teachings on Love" mengatakan bahwa niat saja tidak cukup, esekusinya harus tepat. Menurut saya itu adalah masalah utama dalam buku ini yang membuat saya jadi kurang menikmati cerita ini. Narasinya cukup rapi dan mudah dipahami, page turner juga. Tapi situasi di dalamnya membuat saya sedikit kesulitan untuk memblending masuk ke dalam dunia di dalamnya. Salah satu contohnya pada saat Aleeta sedemikian mudahnya berpindah-pindah dari kota ini ke kota itu, dan si penulis terlalu stick to the plot sehingga bagi saya si Aleeta seperti pergi dari Kalideres ke Cempaka Putih, daripada Jakarta-Bandung atau Jakarta-Semarang. Saya ingin tahu menurut Aleeta, Bandung itu gimana sih? Atau Semarang itu gimana? Apa yang tokoh rasakan atau sukai, atau gak sukai dari kota itu.

Novel ini benar-benar novel romance. Mungkin plot boleh soal pembunuhan, atau tragedi, atau gw liat ada yang masukin ke dalam kategori thriller ... tapi kalau gw bilang, ini novel romance murni. Karena pusat dari perhatian penulis benar-benar terletak pada sisi romancenya. Akibatnya berimbas pada sisi lain dari novel ini yang harusnya bila diberi perhatian lebih, (menurutku) malah bisa jadi membuat cerita ini jadi lebih kompleks. Misalnya Action kejar-kejaran dengan para bad guys terasa sangat flat dan kurang bermakna (dikarenakan fokus cerita sudah habis untuk mendeskripsikan kegalauan Aleeta). Kemudian dari sisi misteri hilangnya Hiro, siapa yang bunuh Yuto, menurutku ini harusnya bisa jadi hal yang sangat menarik untuk mengumpulkan kepingan demi kepingan puzzle dan petualangan tambahan untuk memupuk chemistry Leeta dan Yuto. Tapi karena genre novel ini pure romance, maka sisi-sisi itu benar-benar terabaikan. Serahkan saja pada detektive Dennis, hey, Aleeta cuma mahasiswi, kan?

Kemudian karakteristik Yuto yang dibentuk untuk menciptakan efek menyebalkan, manja, protektif, cemburuan. Yuto sangat suka mengejek, dan berlaku seperti anak-anak (mungkin maksudnya spontan). Selain dari itu, yang paling menonjol adalah dia ganteng. Dan dari sekian sifat Yuto, yang bisa membuat Aleeta jatuh cinta bukanlah kekayaan, sifat menyebalkan, manja, protektif, cemburuan, ... tapi karena dia ganteng. Dan temannya Aleeta pun maklum kenapa akhirnya Aleeta kepincut dengan Yuto hanya dalam waktu yang sangat singkat, karena dia ganteng. Yuto itu ganteng, sekalipun dia sudah jadi mayat, sekalipun dia sudah jadi hantu, dia tetap ganteng. Ganteng adalah esensi. Bila ingin bicara netral, harusnya hal ini gak masalah sih. Mengingat drama-drama korea atau serial romance juga biasanya tokoh perempuan jatuh cinta karena alasan esensi ganteng tersebut. Maka dari itu, sepertinya pembaca dewasa akan kurang bisa menyangkutkan rantai simpati pada chemistry antara Aleeta dan Yuto. Because as The Beatles said, "love is more than just holding hands".

Nuansa romance akan semakin kental as you turn the page over, especially page 400++. Bahkan Aleeta nyaris gila gara-gara ini setelah page 500 berlalu. Mungkin karena saya adalah tipe yang keras kepala, ngotot bahwa "everything happens for reason" itu harga mati, maka saya kurang bisa masuk ke dalam cerita saat bomb romance itu meledak. Buat selera saya, semua itu terlalu cepat terjadi.

Saya sebenarnya ogah ngomongin plothole atau ilogical part of a story, karena saya percaya bahwa ga ada fiksi yang sempurna; anda akan selalu bisa menemukan kekurangan dari cerita fiksi, karena realita lebih aneh daripada fiksi. Tapi satu hal yang benar-benar aneh dan mengganggu adalah kredibilitas Detektif Dennis. Uang belum turun, obrolan lewat telpon, semudah itu dia percaya? I mean, come on, man, you are a DETECTIVE, you face danger for years, you are dealing with dangerous manipulative bastards, you live in hell on Earth, and you believe on a deal like that?

Overall, ini adalah buku santai yang mendeskripsikan apa itu galau dengan baik (perasaannya). Saya yakin pecinta drama korea akan menemukan buku ini sangat menyenangkan dan mengharukan. Kalau anda suka romance di Twilight, mungkin buku ini cocok untuk anda.
Profile Image for Aisha (seetheworldwithbooks).
476 reviews46 followers
January 18, 2015
EDIT REVIEW (18 JANUARI 2015)

OH MY OH MY OH MY!!!!!!!!!
*lempar sepatu ke dinding** *lempar bantal ke tv* #bukunya ga dilempar dong wkwk 80rb coy!
*peluk bukunya

AAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH!!!!

OKE OKE NAPAS...
AKU HARUS TENANG...
GRRRR...


jujur, waktu baca ini sebenernya udah tau ini bakal nyesek karena percintaan antara hantu sama manusian itu ga mungkin. Bahkan aku juga udah liat beberapa review dan udah jelas kalo si hantu sama si manusia ga akan bersatu.
Fine, then, i told myself. Aku siap kok. Lagian bakal sesedih apa sih?!

Dan ternyata ceritanya sedih banget sodara sodara! Bagi yang jatuh cinta sama sosok Yuto pasti sedih banget. Dia tokoh paling anti mainstream yang pernah aku baca. Kadang dia childish tapi dia itu lucu banget. Stok komentar pedesnya ga abis-abis, dan aku suka banget gimana dia berkorban buat si Leeta walaupun itu nyakitin dia juga.
Aku suka Yuto soalnya dia lucu, soalnya dia pinter dan soalnya dia agak kekanakan kalo udah merengut. Aku suka dia karena dia berani, dan dia punya banyak kejutan. Aku berkaca-kaca waktu baca pas scene dia dibunuh. Sadis banget. Ga tega bacanya. Nyesek orang semenarik dia harus mati dengan cara sesadis dan sebrutal itu.

Oia, aku juga suka Yuto karena dia peduli banget sama Leeta. Karena dia gak sok cool dan jual mahal kalo menyangkut keselamatan Leeta. Dia care abis dan aku suka dia selalu bikin si Leeta tertawa.

Leeta juga tokoh favoritku. Ga nyangka bisa nemu cewek kaya dia di novel Indonesia. Selama ini tokoh cewe favoritku adalah Alona Dare dari seri The Ghost and The Goth. Ga nyangka Alona punya saingan sekarang haha xd

Baca ini ga bakal ngeboringin karena banyak banget misteri yang harus diungkap. Kayanya di setiap bab selalu ada kejutan-kejutan baru. Walau jujur kalo buat aku, aku udah bisa nebak yang jahatnya dari awal wkwk. Soal misteri siapa yang jahat dan apa motifnya aku bisa nebak, tapi cara konflik diselesaikan dan teka teki menuju konflik itu yang gak kepikiran dan membuat aku berdecak kagum.

jujur, sebelum baca ini aku selalu ngira Ciwalk biasa aja deh. Eh pas udah baca ini dan keinget scene Leeta-Yuto yang 'Awwieee' abis, kayanya aku bakal nganggep Ciwalk menarik:p

ini novel Indonesia terbaik yang aku baca setelah sekian lama. Aku ga nyesel belinya meskipun harganya mahal buat kantong mahasiswa kaya aku hehehe tapi gapapa deh demi Yuto apa sih yang engga??

soal ending, nyesek lah ya, tapi aku suka abis romantis manis manis gitu penyelesaiannya. Masuk akal dan ga menye-menye. Dua duanya udah siap dan aku suka banget pas detik detik si Yuto mau ngilang dia bilang "Aku mencintaimu Aleeta Jones". kalau baca bukunya feelnya pasti dapet deh.

oiya banyak yang bilang mencium aroma sekuel. Kalo aku sendiri nyium dikit sih tapi kok kayanya sekuelnya ga ada kaitannya sama Yuto yang udah menghilang?? Cuma sama takdir Aleeta aja yang ternyata dalam darahnya mengalir . Tapi aku bakal seneng banget dong kalo emang mau dilanjutin kisahnya. pasti bakal aku beli dan baca kelanjutan cerita Leeta. Mudah2an ada Yuto nya hehe. Tapi ga dibuat seri juga gapapa sih, toh ending buku ini udah maniiisssssssssssss banget. Pokoknya udah ngena di hati.

Overall aku fans Alexia Chen yang baru hehehe. Aku suka gaya tulisnya, aku suka ceritanya dan aku suka kisah Leeta sama Yuto. Sering-sering bikin roman dipadu misteri gini ya kak heheeh xd

Good Job!

***
waktu nyari buku mata udh tertuju ke sini tapi ga jadi beli krn bukan buku terjemahan wkwkw (sorry kedengerannya belagu banget yah? tapi novel lokal udh berkali2 ngecewain aku ampe rasanya kalo bisa dijual dijual deh -___-). eh pas balik lg mata tertuju ke sini lagi. ga nahan akhirnya beli aja deh dengan harapan buku ini bagus dan ternyata: GAYA BAHASANYA BAGUS BANGET KAYA TERJEMAJAN XD leeta nya kocak parah, narasinya asik dan ceritanya keanya seru. mudah2an ga ngecewain deh akhirnya wkwkw
Profile Image for Tifany.
676 reviews15 followers
July 22, 2022
3,75

please be aware that :
• this review was written on nov 8th, 2015 by my 17-year-old self



Jadi, beberapa bulan yang lalu, temanku merekomendasikan buku ini untuk kubaca. Dia bilang kalau buku ini benar-benar amazing dan tentunya “kata-katanya” membuatku ingin membaca buku ini juga.

“Jika menurutmu itu yang terbaik, maka itu yang terbaik.”


Buku ini menceritakan tentang seorang mahasiswi blasteran (Aleeta) yang merasa minder karena fisik tubuhnya tidak seperti orang Indonesia lainnya (warna mata dan rambut yang mencolok, postur tubuh tinggi). Setiap kali, ia pasti mendapatkan tatapan aneh dari banyak orang. Hingga suatu saat, ketika ia pergi membeli koran, Aleeta mendapati bahwa dalam berita itu, dikabarkan terjadi pembunuhan pada seorang pria, Yuto. Aleeta merasa iba dan kemudian mendoaka pria tersebut.

Dan karena hal itu, tiba-tiba saja ia melihat seorang pria, memakai kemeja berwarna putih, menatapnya. Awalnya Aleeta hanya menganggap bahwa ia adalah halusinasi matanya saja, tapi setelah beberapa jam dan hari, ia tahu kalau pria itu hantu dan Aleeta adalah satu-satunya orang yang dapat membantunya.

Yuto meminta Aleeta untuk menemukan pelaku pembunuhan Yuto sebenarnya dan dari situlah, petualangan kecil-kecilan yang mempersatukan mereka pun dimulai.

“Kau tahu kalau semua ini tidak lagi hanya berupa sandiwara . Kau juga tahu kalau perasaanku nyata. Kau berarti bagiku lebih daripada yang kau pikirkan.”


Aku benar-benar menikmati buku ini! Ide yang dipakai dalam buku ini jarang kutemukan di buku-buku lokal dan hal itu membuatku menikmati buku ini lebih dari buku lokal lainnya. Aku suka bagaimana Alexia mengembangkan ide ini menjadi sebuah cerita misteri dan romance yang unik.

Hal lain yang membuatku menikmati buku ini adalah gaya penulisannya. Belakangan ini banyak buku lokal dengan gaya penulisan yang kurang bisa kunikmati. Jadi, dengan menemukan buku ini, aku benar-benar grateful dan pastinya aku merekomendasikan buku ini pada kalian semua.

Walaupun aku menyukai dan menikmati buku ini, aku tetap saja menemukan kekurangan. Aku tidak suka dengan beberapa chapter terakhir dalam buku ini. Menurutku, mereka membingungkan dan agak out of topic. Aku bahkan tidak menangis saat pemakaman orang tersebut (no spoiler!).

Kekurangan lainnya adalah dari gaya penulisannya. Walaupun aku menyukai gaya penulisan Alexia, tapi aku juga menemukan kekurangan di dalamnya. Menurutku, gaya penulisannya membuat novel ini lebih menjadi novel terjemahan daripada novel lokal. Dan hal itu membuatku agak bingung awalnya (karena sempat mengira ini novel terjemahan) tapi, sebenarnya tulisan Alexia bisa dibilang sangat bagus.

“Jika benar reinkarnasi itu ada, aku rela mati di setiap kehidupan untuk bisa bertemu denganmu daripada aku harus hidup tanpa sempat mengenalmu.”


Overall, aku sangat merekomendasikan buku ini untuk kalian baca. Walaupun ending nya agak aneh, tapi paling tidak inti ceritanya sangat bagus. Aku kasih buku ini 3,75 bintang dan aku harap buku ini akan lebih populer nantinya! Believe me, when I say it was good, it was really good.
Profile Image for Shiki.
215 reviews34 followers
December 23, 2014
しつこいに聞こえる(見えるの方が正しいかな?)けど、もう一回言いますね。

オレは恋愛の大苦手です。マジで。
例外はあるけど、この本はそれに入らない。
つーか、これは命中だ!悪い意味で!

確かにサスペンスドラマの雰囲気はあった、でも正直付け焼刃程度だ!
わかってる。作者は精いっぱい頑張るぐらいは。でも、色々とダメだろこれ。

簡単に言うとこれはある少女(もう大学生だけどな)と不幸な青年の幽霊の悲恋(の筈だけど、心が震えねぇオレから見れば大根役者未練だけどな)です。
青年は家族と為に自分が殺された真実を暴きたい。しかし霊の自分は何も出来ない。そこでいきなり霊感少女と運命的な出逢い!という展開から物語が始まった。

悪者たちは人間のクズ。それはそれでいいけど、なんかオレ的には中途半端な解決方だった。でも、んまあ、イチャイチャなシーン入れたいからだろうな、このシト。

良かった点?
そうねぇ...
書き方かな?丁寧だし。ちょいと回りくどいだけど。
あと、馬鹿だけど、主人公は「囚われの姫君」タイプではないから、まあまあだな。
青年は可哀想だけど殴りてー。
以上!


Profile Image for Melz Theo.
32 reviews
December 23, 2014
A Girl Who Loves A Ghost by Alexia Chen


Saya rasanya masih SMP saat pertama kali akhirnya diperbolehkan nonton film GHOST tanpa diusir tidur oleh mama. Film itu yang akhirnya menjadi awal kesukaan saya terhadap cerita bergenre paranormal romance. Genre ini biasa mengeksplorasi kisah cinta antar alam (seperti hantu dan manusia atau monster dan manusia), antar waktu (masa lalu dan masa kini) dan bahkan antara dewa dan manusia (bisa juga vampir dan penyihir dengan manusia). Bagi sebagian orang mungkin membaca kisah seperti ini membosankan. Bagaimana bisa membayangkan kisah cinta yang mustahil seperti itu dan hampir dapat dipastikan berakhir tragis. Tapi menurut saya, itulah yang dinamakan fiksi. Karangan penuh imajinasi yang bisa membuat para pembaca ikut merasakan dunia yang diciptakan penulis. Dan inilah yang dilakukan Alexia Chen dengan buku A Girl Who Loves A Ghost.

Buku ini berkisah tentang seorang mahasiswi cenayang, Aleeta Jones, yang bisa berkomunikasi dengan hantu. Dan hantu pertama yang bisa berkomunikasi dengannya adalah seorang pria tampan, Nagano Yuto, pengusaha berkebangsaan Jepang yang meninggal karena di bunuh. Yuto meminta Aleeta untuk membantunya menangkap para penjahat yang membunuhnya dan menemukan adiknya yang kabur dari rumah. Aleeta berjanji untuk membantunya, dan tanpa disadari mereka jatuh cinta dalam prosesnya.

Alexia Chen menyajikan cerita beda alamnya dengan alur ringan dan mudah dimengerti. Karakter pun dibuat dengan deskripsi yang detil, membuat saya sebagai pembaca seolah melihat apa yang berusaha ditampilkan penulis. Saya terbiasa membaca buku dengan satu 'point of view', tapi membaca buku dengan 2 pencerita ini tak juga membuat saya bingung. Karena Alexia Chen dengan cermat menata pembagian potongan cerita sehingga pembaca dengan mudahnya bisa mengikuti alur.

Saya ingat pernah membaca buku dengan tema yang mirip, karangan Meg Cabot yang berjudul The Mediator. Cerita tentang gadis cenayang yang jatuh cinta pada hantu tampan yang dibunuh di rumahnya beberapa ratus tahun silam. Mulailah petualangan mereka membasmi hantu-hantu jahat. Cerita karangan Mag Cabot ini agak panjang karena lebih dari 5 buku. Tapi saya menikmati setiap bukunya. Saya juga sangat menikmati cerita Alexia Chen dan berharap penulis terus mempertahankan gaya penulisannya.

Mungkin bagi orang yang belum pernah membaca genre ini cenderung menganggap cerita seperti ini akan berakhir tragis. Tapi kenyataannya tidak begitu. Ada banyak cara yang bisa diciptakan penulis untuk membuat cerita ini berakhir bahagia. Meg Cabot contohnya, di buku terakhir si gadis memutuskan untuk melepaskan kekasihnya. Mencari cara agar kekasihnya itu tidak terbunuh pada malam itu. Gadis itu berhasil menemukan cara untuk kembali ke masa lalu dan mencoba menyelamatkan kekasihnya. Tetapi semua tidak berjalan semulus yang diperkirakannya. Sang kekasih malah berbalik menyelamatkan dirinya. Dan tubuh kekasihnya yang sekarat itu terbawa ke masa kini bersamanya. Akhirnya, hantu tampan itu bisa kembali ke tubuhnya dan hidup kembali dimasa kini.

Akhir serupa juga bisa ditemukan di beberapa novel roman terbitan Amerika yang sempat saya baca berjudul An Angel for Emily. Cerita tentang malaikat yang jatuh cinta pada manusia. Berakhir dengan sang malaikat memutuskan untuk tetap tinggal bersama sang gadis. Dan saya sangat mengharapkan buku Alexia Chen ini bisa berakhir bahagia mengingat ini merupakan seri pertama. Meskipun saya tahu buku ini belum tamat, saya tetap belum dapat menebak bagaimana kelanjutan cerita ini nantinya karena semua konflik dalam cerita ini sudah selesai. Aleeta juga sudah merelakan Yuto pergi walaupun dengan kesedihan mendalam. Maka saya sangat penasaran menunggu kelanjutan kisah mereka.

Seperti alasan yang telah saya kemukakan diatas maka saya memberi 4 bintang untuk cerita ini. Satu bintang untuk akhir yang belum bahagia pada buku ini. Intinya, jika kita mencintai seseorang kita harus bisa melepaskannya. Jika dia kembali maka dia akan bersama kita selamanya. Karena mencintai juga berarti rela menderita agar orang yang kita cintai bahagia.

Saya sangat puas membaca buku ini dan ikut merasa bangga Indonesia masih memiliki penulis cerdas seperti Alexia Chen. Terima kasih banyak dan saya menantikan buku selanjutnya. ^^
Profile Image for Yvonnemelosa.
50 reviews
December 9, 2014
Review :
Dear Kak Alexia Chen,
I hate a sad ending, reaally. But you make a such beautiful story. I love the way you describe they. Aleeta Jones and Nakano Yuto, they’re really a perfect match. At least, i don’t have any regret for read it. It’s just ... i didn’t know how to tell a word. I just love it. Love the story.
Regards,
Dunia Dalam Imajinasi Gea


Ayee, entah berapa lama saya belum mereview dikarenakan kesibukan yang sebenarnya tidak terlalu sibuk namun jaringan inet yang minta dibanting dan dibuang ke laut membuat mood saya untuk mereview sering kali turun. Kemudian tiba-tiba saja saya mendapat tugas untuk membuat review ini. Sebenarnya buku ini saya dapat dari giveaway oleh BBI minggu lalu.
Pada awalnya saya tertarik dengan judulnya, dengan iseng saya menulis nama saya di kolom komentar. Dan kemudian saya dimention bahwa saya mendapatkan buku ini. Touché. Benar-benar damn luck. Right? Saya bahkan hampir lupa bahwa saya mengikuti giveaway ini.
Sejujurnya saya membenci sebuah cerita dengan ending yang sedih. Saya sudah hidup dengan berbagai drama disekeliling saya yang terlalu didramatisasi. Itu adalah salah satu alasan saya membenci sad ending. Untuk membaca GWLG by kak Alexia Chen saja sebenarnya saya memaksakan diri. Tapi itu pada awalnya.

Kak Alexia benar-benar tahu bagaimana cara mendeskripsikan ceritanya. Setiap kata yang saya baca membuat saya tertarik ke dalam dunia yang Kak Alexia buat. Yup, alurnya mengalir begitu ringan, mudah dan menyenangkan. Bisa dibilang genre novel ini Young Adult ya. Bahkan saat pertama kali membaca saya tidak tahu bahwa penulisnya adalah orang Indonesia. Namun begitu membaca nama penulis dan tentang penulis di halaman belakang saya tentu saja terkejut. Ternyata masih ada penulis Indonesia yang sangat pintar bermain kata seperti ini.


Saya tipe orang yang sulit untuk menyukai novel indonesia. But Sist Alexia, you sure caught my heart. Dari awal membaca GWLG saya menyukai karakter kuat dari tokoh Aleeta Jones. Dan sangat menyukai ke-cool-an Nakano Yuto. My Dream Man. Cool outside but harm inside. Saya sungguh terhibur akan sifat kekanakan dan keberanian dari Aleeta, kemudian lama-lama saya terbawa jengkel oleh sifat Aleeta yang terlalu meremehkan nyawa. Dan ketika saya membaca sudut pandang Yuto yang menceritakan betapa ia mencintai Aleeta hingga tidak dapat meninggalkannya, membuat saya menangis. Ya, menangis ! Saya sulit untuk menangis ketika membaca novel indonesia. Sungguh GWLG sukses membuat perasaan saya campur aduk. Dari awal saya tertawa dan menangis diakhir. I hate sad ending, but i admit it, it’s really beautiful story. Life’s about hello and goodbye. Itulah mengapa saya membenci sad ending karena mengingatkan saya pada kenyataan bahwa suatu saat nanti saya harus mengucapkan selamat tinggal pada orang yang saya cintai.


Request untuk kak Alexia, please make an other beautiful story with happy ending and i will buy it. You’re became one of my fave author.
And for this beautiful story, i give this star ..
Profile Image for Dion Yulianto.
Author 24 books196 followers
December 22, 2014
Judul : A Girl who Loves a Ghost
Pengarang: Alexia Chen
Penyunting : Shalahuddin Gh
Pemindai Aksara : Muhammad Bagus SM
Sampul : Iksaka Banu
Cetakan : 1, November 2014
Tebal: 551 hlm
Penerbit : Javanica

“Saat kau mencintai seseorang, kau tidak bisa hanya merasa suka kepadanya. Kau memerlukan sesuatu yang lebih dalam, yang lebih kuat.” (hlm. 385)

Pertama, walau judulnya agak horor tapi novel ini bukanlah novel horor, melainkan novel romance. Kedua, saya jarang membaca novel romance tapi sejenak novel ini mampu merebut perhatian saya yang selama ini didominasi oleh bacaan fantasi-petualangan. Sebagaimana Yuto yang perlahan mampu merebut perhatian Aleeta , novel romantis ini juga berhasil merebut perhatian saya, membuat saya termenung-menung seharian setelah menyelesaikan membaca novel ini, larut dalam pesona cinta kasih antara Leeta Jones dan Nakano Yuto yang berbeda dunia. Sekali lagi, ini bukan sebuah novel horor, tetapi novel romantic. Sebuah novel manis yang merupakan perpaduan manis antara drama Korea dengan novel teenlit yang menyenangkan untuk disimak, bahkan oleh mereka yang jarang membaca novel romantic. Oh iya, walau nama keduanya berbau luar negeri, tetapi keduanya asli warga Indonesia. Ini salah satu yang membuat novel ini menarik.

“Kau berada di Indonesia, tinggal di Indonesia, kuliah di salah satu universitas di Indonesia. Semua orang yang berada di tanah air Indonesia adalah orang Indonesia dan tentu saja bisa berbahasa Indonesia. Memangnya ada yang aneh dari itu? Aku juga lahir dan besar di Indonesia.” (hlm 384)

Semua bermula dari doa yang dipanjatkan Leeta untuk Yuto. Suatu pagi sebelum masuk kuliah, dibacanya sebuah berita di koran tentang musibah yang menimpa Nakano yuto, seorang anak pengusaha kaya asal Bandung yang dirampok dan dibunuh di jalan. Entah bagaimana, seusai mengucap doa, semilir angin dingin menerpa Leeta, dan arwah Yuto tiba-tiba sudah ada di sana, mengikutinya. Jangan bayangkan Yuto sebagai hantu penasaran yang pucat dan berdarah-darah (eh dia memang pucat sih). Penampakan Yuto adalah sosok yang tinggi dan oriental, tidak jauh beda dari sosok artis Korea-Mandarin-Jepang yang sedang digilai banyak gadis di negeri ini. Tingkahnya pun sama dengan cowok-cowok protagonis di film Korea: cenderung tenang dan tidak meledak-ledak, bijaksana, dan suka mencemooh serta mengoda Leeta. Dari mata turun ke hati. Rasa suka mulai tumbuh dalam diri. Pesona Yuto (yang adalah hantu) mulai mempengaruhi Aleeta yang selama ini judes.

“Leeta, selama ini bukan orang-orang yang menjauhimu. Kau sendirilah yang tidak membuka diri, kau membuat tameng kokoh di sekitarmu, sehingga tidak memungkinkan orang lain mendekat.”(hlm 382)

Mengetahui bahwa hanya Aleeta yang bisa melihatnya, Yuto pun “menghantui” gadis itu, memaksanya agar mau membantunya menyelesaikan beberapa urusan yang belum selesai di dunia. Jangan dibayangkan menghantui di sini seperti di TV-TV yang seram itu, tidak. Yuto menghantui Aleeta dengan sosoknya yang menawan, dengan celetukan-celetukannya yang nyinyir, juga dengan dengusan mencemooh khas tuan muda-nya yang entah mengapa sangat dia rindukan. Interaksi Yuto dengan Aleeta ini mengingatkan saya pada drama-drama Korea di mana seorang cewek dan cowok yang tidak saling menyukai dihadapkan dalam satu situasi yang sama. Jadinya, banyak sekali pertengkaran, saling ledek, dan perdebatan kecil yang lucu sekaligus menghibur. Jenis pertengkaran yang biasanya menghasilkan sorakan “cieee” bagi orang-orang yang melihatnya. Pertengkaran yang manis.

“Aku menyukai Ben. Itu saja. Namun belakangan ini aku menyadari bahwa menyukai tidaklah cukup untuk membuat aku mencintainya. Tidak ada hubungan dengan ketertarikan fisik. Yuto kebetulan memiliki paras yang memesona. Tapi bukan hal itu yang membuatku jatuh cinta. Aku mencintai Yuto, Senna. Hanya karena dia adalah Yuto.” (hlm 437)

Akhirnya, Aleeta setuju membantu Yuto. Dan bersama-sama, keduanya bergerak ke Bandung, menyusuri setiap tapak kehidupan seorang Nakano Yuto, termasuk menghadiri upacara berkabung keluarganya, menyusup ke kantornya, hingga masuk ke dalam kamarnya. Rupanya, masih banyak masalah yang belum terselesaikan ketika Yuto dibunuh. Dan, Aleeta, mau tak mau harus terlibat dalam sejumlah intrik perusahaan demi membantu Yuto. Semuanya mengalir dan dikisahkan begitu lancar. Walau settingnya Indonesia dan ditulis oleh orang Indonesia, membaca novel ini seperti membaca novel terjemahan dengan alurnya yang sangat khas. Seluruh drama dan upaya menyelinap, serta pertengkaran kecil tapi unyu antara Aleeta dan Yuto dikisahkan dengan sangat rapi dan asyik disimak. Beneran seperti sedang menonton versi tulisan dari sebuah drama Korea yang bagus.

Semua yang kau katakan kepadaku, semua tentang apa yang seharusnya kurasakan saat aku mencintai seseorang, sebenarnya itu jugalah yang kau rasakan. Aku tahu kau tidak membacanya di tempat lain. Itu adalah perasaanmu yang sebenarnya." (hlm. 390)

Apa yang membuat Yuto mendatangi Aleeta? Hal ini akan disinggung di belakang, ketika Aleeta bertemu dengan sosok dari masa lalu yang akan menjelaskan alasan mengapa seorang manusia bisa berinteraksi dengan sesosok hantu. Hal yang paling menarik dari buku ini, yang telah dibocorkan dalam judulnya, adalah ketika akhirnya baik Aleeta maupun Yuto saling jatuh cinta antara satu sama lain. Awalnya, keduanya sama-sama menyadari kenyataan bahwa keduanya adalah berbeda dunia dan tidak mungkin bersatu. Tetapi, cinta memang egois dan kadang tidak mau mengerti. Cinta kadang begitu usilnya sehingga menyatukan dua orang dari dua asal yang sangat berbeda, kadang malah sangat bertentangan. Sekuat tenaga Aleeta berharap bisa menolak pesona Yuto, sekuat kemampuan pula Yuto bertahan menolak kehangatan yang dipancarkan oleh gadis itu. Tapi, cinta memang terlalu kuasa untuk diabaikan.

“Kau akan selalu merindukannya jika dia jauh darimu. Matamu tidak bisa lepas darinya…. Kau akan melakukan apa saja untuk melihat senyumannya. Selalu ingin tahu bagaimana kabarnya, apa yang dia lakukan, apa yang ada di pikirannya. Dan saat kau bersamanya, segalanya menjadi indah. Kau tidak butuh yang lain … karena dia sudah cukup bagimu.” (hlm 386)

Bagaimana kisah ini akan berakhir? Bak dram-drama Korea yang pendek-pendek musim tayangnya namun meninggalkan kesan yang mendalam pada penontonnya, begitu pula novel yang sangat manis ini. Sebagaimana dimaklumi, manusia dan hantu tidak mungkin dapat bersatu. Pada akhirnya, ketika hal yang tidak bisa secara kodrati tetap dipaksakan untuk menjadi bisa, maka harus ada yang menderita untuk menjadi bahagia. Pengorbanan harus dilakukan, dan salah satu dari keduanya harus merelakan diri untuk melepaskan yang lainnya, demi kebahagiaan sang kekasih. Karena, apalah artinya mencintai jika itu hanya membuat orang yang kita cintai menjadi menderita. Sebagaimana kata sebuah ungkapan, cinta itu seharusnya membebaskan, dan bukannya membelenggu. Sungguh sebuah novel yang sangat manis tanpa harus jatuh ke kisah yang menye-menye.

"Bukan karena aku tidak menginginkanmu. Melainkan karena aku menginginkanmu untuk diriku sedemikian besar sehingga hal itu membuatku justru ingin melihatmu hidup dan bahagia." (hlm. 532)
Profile Image for Andry Chang.
Author 55 books37 followers
January 19, 2015
http://fireheart-vadis.blogspot.com/2...

Cinta Beda Alam
Artikel umum dan resensi oleh Andry Chang untuk novel "A Girl Who Loves A Ghost" karya Alexia Chen

Cinta dan hubungan asmara sungguh banyak ragamnya dan penuh warna. Salah satu bentuknya yang sedang trend adalah LDR (Long Distance Relationship), Hubungan Asmara Jarak Jauh. Dalam hubungan jenis ini, sepasang kekasih yang tinggal amat berjauhan, bahkan beda negara bisa membina hubungan asmara. Walau jarang bertemu langsung, pasangan LDR dapat memanfaatkan perangkat-perangkat telekomunikasi canggih agar bisa terus berinteraksi, seperti internet, webcam dan semacamnya.

Nah, bagaimana bila jarak yang memisahkan pasangan kekasih itu terlalu jauh, bahkan beda alam? Jangankan sarana transportasi, internetpun mustahil dapat digunakan. Satu-satunya cara berinteraksi adalah lewat sarana supranatural, misalnya kemampuan melihat makhluk gaib, misalnya hantu.

Pertanyaannya, bisakah Hubungan Asmara Beda Alam atau RDR (Realm Differential Relationship) ini berlanjut ke jenjang yang lebih tinggi? Bersatu dalam ikatan pernikahan, misalnya? Jawabannya bisa saja, namun pernikahan seperti ini sama sekali tak wajar, tak diakui oleh masyarakat, dosa besar menurut ajaran agama manapun, dan menyalahi hukum alam. Dan yang terparah, menentang kodrat yang digariskan oleh Yang Maha Kuasa.

Tentunya, baik dalam ranah fiksi maupun kejadian aneh-tapi-nyata, fenomena atau sindrom Cinta Beda Alam (RDR) ini cukup banyak diekspos. Sebut saja novel “The Ghost Bride (Mempelai Hantu)” dan film legendaris Hollywood “Ghost”. Juga novel anyar karya Alexia Chen berjudul “A Girl Who Loves A Ghost”. Saya sendiri pernah membahas sindrom yang sejenis dalam cerpen “Legenda Li Junyang”. Dalam kisah ini, seorang wanita tinggal dan tidur bersama jenazah suaminya. Di dunia nyata, beberapa kejadian aneh-tapi-nyata orang yang tinggal dan menikahi mayat pernah terjadi di Inggris, Malaysia dan sebagainya, yang tentunya pernah saya baca dan saya ingat. Taruhlah saya percaya hubungan mereka nyata, tak sekedar obsesi belaka. Tapi benarkah mereka sungguh bahagia hingga akhir hayat?

Jadi, mungkinkah ada cinta sejati dalam Hubungan Asmara Beda Alam? Jawabannya, mungkin saja. Tergantung seberapa kuat rasa cinta, kepercayaan dan ketulusan hati si orang yang masih hidup dengan pasangannya, secara timbal-balik. Entah apakah tindakan mereka itu gila, sangat aneh atau tak dapat diterima akal sehat, biasanya perasaan yang bisa timbul dari hubungan ini cenderung sangat kuat, ekstrim dan cenderung obsesif. Tentu saja sebab-musabab terjadinya RDR juga menjadi faktor penentu kadar cinta yang dihasilkannya. Entah karena pasangan yang semula wajar, lalu salah satunya meninggal dunia, atau seperti di novel AGWLAG (A Girl Who Loves A Ghost), di mana si gadis, Aleeta Jones justru tertarik setelah melihat sosok Nakano Yuto, seorang pemuda korban pembunuhan dan perampokan yang telah menjadi arwah penasaran.

Namun, walau sekuat apapun perasaan pasangan RDR, walau mereka menemukan cinta sejati, hubungan mereka takkan bisa berlanjut secara wajar. Baru-baru ini ada berita heboh di Indonesia tentang upacara pernikahan seorang pria dengan makhluk halus dari alam gaib. Tentu saja ini memancing kontroversi karena dan tak wajar dan menyalahi segala norma yang berlaku. Walau pria itu tampaknya bahagia, apa dia benar-benar terus demikian hingga hari tuanya?

Jadi, bilamana salah satu kekasih masih ingin hidup dengan wajar dan bermakna, dia harus belajar melepas pasangannya yang beda alam itu. Caranya, bisa saja selama “kebersamaan” mereka, pasangan ini bahu-membahu menyelesaikan “urusan yang tertunda” atau “hal yang membuat penasaran” si arwah penasaran, membuka jalan agar si arwah itu bisa berpindah ke alam baka, tak terperangkap terus sebagai hantu di dunia fana.

Contohnya, dalam novel karya Alexia ini, pasangan kekasih beda dunia, Yuto dan Aleeta bisa bahu-membahu menyelesaikan segala masalah yang membuat Yuto jadi arwah penasaran. Termasuk mungkin, seluk-beluk tentang pembunuhan Yuto yang bisa saja bukan murni perampokan. Masyarakat dan lingkungan pasti menganggap Aleeta gila dan cenderung mengucilkannya, alih-alih membantu. Namun, bukankah cinta itu “buta” dan “gila”?

Walaupun Aleeta dan Yuto galau karena tahu mereka tak bisa bersama, namun perasaan di antara mereka malah makin kuat dengan adanya “misi” ini. Walaupun cinta mereka bagai api lilin yang sewaktu-waktu bisa padam dihembus angin, justru kesementaraan inilah yang melahirkan cinta sejati, seperti bunga sakura yang mekar paling indah dan amat sebentar, sebelum akhirnya layu selama-lamanya.

Namun, akibat buruk bisa saja terjadi pada Aleeta-Yuto dan pasangan-pasangan RDR pada umumnya. Salah satunya, bila pihak yang masih hidup, Aleeta misalnya tak mampu mengendalikan obsesinya, “kegilaan semu” itu bakal meledak jadi kegilaan nyata dan permanen. Yang terburuk, Aleeta bisa jadi bakal nekad mengambil jalan pintas agar bersatu dengan kekasihnya di alam baka.

Satu lagi cara penanganan sindrom RDR ini, pasangan beda alam butuh figur pendukung yang mampu berpikir melebihi logika, percaya pada keduanya dan bersedia membantu mereka dengan sepenuh hati, membimbing mereka ke jalan yang benar. Tak harus figur cenayang seperti di film “Ghost”, dan orang itu bisa punya kemampuan melihat hantu atau tidak.

Mengapa butuh pendukung? Supaya pada akhirnya, saat api lilin cinta harus padam, kembali pada keseimbangan alami, masing-masing kekasih tak perlu bersama-sama mengambil jalan pintas ke alam baka seperti Romeo dan Juliet. Dengan demikian, pembaca akan mendapatkan hikmah positif dari fenomena kisah cinta yang dicontohkan oleh Aleeta dan Yuto ini.

Akhir kata, sekali lagi saya sampaikan. Biarlah cahaya lilin terpancar secerah matahari sebelum padam selamanya, meninggalkan kehangatan pada siapapun yang terjamah cahayanya.
Dan bagi semua insan yang sedang mencinta, ingatlah. Nikmatilah cinta sebaik-baiknya selama waktu kebersamaan yang ada, namun jangan lupa dunia bukanlah hanya milik berdua.

Profile Image for Melody Violine.
Author 27 books45 followers
March 3, 2015
Pertama-tama, saya harus mengucapkan selamat kepada Alexia Chen alias Dee untuk novel keduanya. Satu setengah tahun lalu saya membantu Dee sebagai beta-reader novel Nedera Negeri Kegelapan (Vandaria Saga) by Alexia Chen . Kali ini saya menjadi pembaca biasa saja.

A Girl Who Loves A Ghost (disingkat Ghost) berkisah tentang Aleeta Jones, seorang mahasiswi Jakarta, yang "ditempeli" hantu tampan bernama Yuto Nakano. Aleeta ini keturunan Amerika (maksudnya berkulit putih, tapi sayang tidak ada petunjuk keluarga ayahnya berasal dari negara Eropa mana sebelum datang ke Amerika) dan Tiongkok (China). Aleeta tinggal berdua saja dengan adiknya (supaya petualangannya sepanjang buku ini tidak diganggu orang tua mereka). Dalam perjalanan berangkat kuliah, Aleeta membaca berita pembunuhan di koran dan mendoakan korban. Sama sekali tak dia sangka bahwa doanya mendatangkan orang itu... berupa arwah penasaran.

Yuto memaksa Aleeta untuk menyelidiki pembunuhan dirinya dan mencari adiknya yang menghilang. Tak sanggup menolak sang hantu tampan, Aleeta terpaksa keluar dari hidupnya yang tenang dan berkali-kali terjebak dalam bahaya. Siapakah pembunuh Yuto? Apa motifnya? Ke manakah perginya adik Yuto?

Novel ini dibuka dengan prolog yang mendebarkan. Sayangnya, bab pertama berupa kehidupan sehari-hari Aleeta. Ya, itu dia, porsi kehidupan sehari-hari Aleeta terlalu banyak. Saya sering mengerutkan dahi karena tidak sabar, ingin Aleeta dan Yuto segera bergerak melanjutkan penyelidikan mereka.

Cinta berkembang di antara Aleeta dan Yuto (ini sudah jelas dari judul buku, jadi bukan spoiler ya). Saya sempat khawatir kejadiannya terlalu cepat seperti tokoh-tokoh di novel Nedera Negeri Kegelapan (Vandaria Saga) by Alexia Chen , tapi syukurlah tidak. Aleeta dan Yuto menghabiskan banyak waktu bersama sepanjang cerita, jadi saya mengerti bagaimana cinta itu tumbuh. Hanya saja, saya ingin lebih banyak aksi menegangkan daripada roman.

Penulisan Ghost sangat rapi (walau kadang-kadang terlalu rapi), jadi saya pikir Ghost bisa dibaca melampaui masanya. Karakter Aleeta dan Yuto sangat berkesan hingga saya merasa mengenal mereka. Sayangnya Ghost membuat saya bingung latar waktu dan tempatnya; waktu karena Aleeta tidak digambarkan menggunakan gawai sebanyak anak muda Jakarta masa kini, tempat karena saya tidak merasa familier saat Aleeta berada di Jakarta dan Bandung.

Penggemar cerita roman dan supernatural akan menyukai Ghost.
1 review1 follower
December 15, 2014
Pertama liat novel ini di Gramedia dan karena judul dan covernya eyecathcing bgt sy tertarik baca resensinya dan jadi beli d. Dan pertama baca buku ini rasanya kayak baca novel terjemahan..seperlima dari buku ceritanya biasa juga, uda nebak cerita romance biasa nih..sempet stop reading dan tunda baca buku ini beberapa hari.

Pas mulai baca lagi makin lama koq ceritanya makin seru dan tokohnya makin "dalam dan tajam" karakternya..Terutama si Aleeta dan Yuto itu..Pertama kali baca kesannya si Aleeta cuma ceweq cantik yang kurang tegas dan agak bodoh..tp ternyata ke belakang karakternya jadi berkembang dan ternyata dia bisa menjadi ceweq yang pintar dan tulus bgt dan sangat care dengan orang2 disekitarnya dan strong juga waktu dia melawan Lisa kayak ceweq jagoan..hehehe..Aleeta juga bisa berubah sangat menyakinkan dan kreatif dalam improvisasi waktu bantu Yuto mengusut dan cari info ttg Hiro. Dan waktu adegan Aleeta dan Ben juga kocakk bgt..kasiahhh d si Ben..hahahha..

Mengenai Yuto uda kebayang artis Korea terkenal dan super handsome and coolll..Kesan pertama menyebalkan banget nih orang sok kaya dan sok berkuasa, gag sabaran dan seenaknya ganggu hidup si Aleeta yg polos dan gag tau apa2.. Agak sebel juga sy dengan si Yuto ini..Tapi belakangan baru tau karakter asli Yuto itu rendah hati dan care sama keluarga dan orang2 yg dia sayangin, sampe mau berkorban buat Aleeta..dalammm banget d..bikin sy yang baca jadi berdebar2 gimana gitu sama kisah cinta Aleeta-Yuto..heheheh..

Overall sih ceritanya mengalir lancar dan tokohnya dideskripsikan secara menarik dan plotnya dapet bgt..tempatnya juga menarik dengan 2 kota besar sebagai latar belakang dan sentral ceritanya.. Jadi bisa kebayang dan ceritanya makin "hidup". Cuma yang mengganggu sy itu waktu adegan sekretaris Tuan Besar Nakano membawakan minum buat tamu dan mengatakan "silakan layanin diri kalian sendiri" whattt..koq kesannya gag sopan ya dan terlalu bergaya novel terjemahan, bicara begitu di depan Boss besar dan tamunya, maybe harusnya "Silakan diminum.." Apalagi setelah sy tau belakangan kalo novel ini produk asli anak bangsa dan orang Indonesia..sepertinya gaya bicara yang kaku kayak begitu kurang pas didengar..But, itu hanya bagian kecil aj koq, tidak mengurangi esensi ceritanya..yang menurut saya mampu membuat pembaca sangat resah menunggu kelanjutan novel ini..dan tokohnya bikin kangen dan selalu terbayang2 di hati..hahahhah

Jadi semoga kelanjutannya segera terbit dan mengakhiri kegelisahan hati yang sangat mendalam ini..cieeeee..

Salut buat Sis Alexia Chen buat sebuah karya yang menarik dan brilliant..4 thumbs up..

Semoga sy meriview tanya spoiler yah..Silakan baca novel ini kalau jadi penasaran..hahahha



1 review
March 16, 2015
have three comments from 3 different readers and age....


My first comment when I saw the first draft of the cover was… what is that book.. Some kind of psychology book for uni students? But never mind, the comment was send to the writer and they change it to this blue cover with still the main draft in it and it looks better and when it was launched, it got special place in bookstore and big poster in the store.. Well done , friend!!
The theme was a bit ‘strange’ in term of not everyone has the guts to create this kind of theme into a novel especially in this country. Begitu baca first chapter, eits…. Kok tokoh utamanya itu kaya the writer herself? Hahahha.. only me and the writer knew about that (subjektif nih). Tema yang diambil santai, ga berat, ada romance, mistery, fantasy, detektif, family, kombinasi yang ok as “freshman writer”. Yang penting banget adalah bikin yang baca, pengennya baca terus dan baca terus dan baca terus sampe abis alias ga garing. Pemakaian bahasanya sangat enteng dan ringan (apa bedanya), Intinya baca deh, kaga rugi kok. And begitu sampe ending, well, this is annoying…. lah kok gantung ceritanya, kaya soap opera Amerika sono, pake season 1 ,2 segala; begitu komplen gue ke penulis. Ternyata… Ada sambungannya.. oh no…. why don’t you said that from the beginning!! Cant wait…..

I am also pleased to add another comment from my college, SU (she is a book lovers, most of the book she read are local) she said : Lumayan...ceritanya out of the box...ga cuma romance2an...ada action nya jg. Even cerita kasus yg si tokoh utamanya dah cukup ketebak dr awal tp not bad-lah..ga bikin boring n mau nerusin sampe akhir buat baca krn penasaran sama akhir ceritanya. Cuma kayanya penulisnya masih bingung netepin genre nya..buat dewasa or remaja...overall ceritanya kaya gabungan.
(and have been addressed this matter to the writer and got the response already :).)

another comment from my other co-worker MGR: Buku " a girl who love a ghost".... alur ceritanya enak dibaca...tidak berbelit2...dan sangat jelas dlm dialog..dimana peran masing2 dlm dialog dijelaskan dgn baik. Hanya endingnya terlalu sedih...bikin gw nangis aja....terlalu mendalami peran Ditunggu SGR Kelanjjutannya....penasaran sama peran Hiro
Profile Image for Heti Ratnasari.
7 reviews1 follower
March 6, 2015
Dapet buku ini waktu jj ke mall & ngelihat ada diskonan buku *langsungkalap*, trus liat covernya yang catchy -darkblue-tangled hands- . waaaa langsung deh kepoin nih buku di goodreads.
*btw, sebelum liat review di goodreads, kirain ini buku terjemahan, ternyata bukan :p lagian nama pemainnya juga bukan nama" indonesia :p*

Dan setelah coba baca : It was such a good love story. yang namanya cerita cinta itu emang gapernah ada bosennya buat dibaca. Dan di buku ini, alexia chen bikin cerita yang anti mainstream. gaada cerita cewe ketemu cowo tabrakan pas di jalan. trus jatuh. trus saling memandang. trus love at a first sight. trus jadian.eaaaaa -_- sinetron banget ya kayanya.

Ini cerita Yuto si hantu jepang sama Aleeta si bule. Tapi sama sama idup di indonesia. Eh, berati Yuto juga bule ya ? -_- *abaikan*
Kenapa bisa yuto jadi hantu ? Kenapa bisa saling jatuh cinta sama Aleeta ? *baca sendiri :p, entar spoiler*

Dan dari awal awal baca emang udah bisa ngira sih kalau bakalan sad ending, masa iya hantu sama manusia pacaran trus merid ? Tapi tetep aja pingin tahu gimana nyeseknya ending percintaan mereka waktu udah baca tuh buku. *halah*

Yaaa intinya, buku ini bikin ga nyesel lah belinya. Worth it lah sama harganya. Walopun agak mehong :p , dikira dapet diskon 15%, ternyata waktu dikasih ke kasir, mbak mbak kasirnya bilang "diskonnya terakhir sampai kemarin, maaf ini sticker diskonnya belom dicopot" T_T *jadi curhat ding* . Masa iya mau gajadi beli. Gahh :^

Ending kata, kesimpulan bodoh yang gw dapet dari buku ini *soalnya udah banyak yang review pakai quotes" indah xD* yaituuu : cinta sejati yang bisa bikin elo sampai mau nyerahin nyawa demi bisa selalu setia bersama selamanya itu... menurut buku ini cuman butuh waktu seminggu kok :) , jadi yang udah pacaran bertahun tahun..udah cepetan merid aja xD
Profile Image for Penerbit Dolphin.
1 review2 followers
January 12, 2015
“Saat kau mencintai seseorang, kau tidak bisa hanya suka padanya. Kau memerlukan sesuatu yang lebih dalam, kau akan merasa seluruh dunia ini hanyalah milik kalian berdua. Kau tidak akan mencintainya karena kecantikan yang dimilikinya, bukan pula karena matanya yang indah maupun cara jalannya yang unik.” —Aleeta Jones


Sungguh, aku tak bisa melepaskan buku ini begitu mulai membacanya.
1 review
January 8, 2015
i love this book very much! saya harap ada edisi keduanya!! :D
Profile Image for Katherine 黄爱芬.
2,419 reviews290 followers
September 28, 2019
Ini novel pertama YA/NA lokal dgn rasa paranormal romance yg saya baca. Tetapi beribu maaf, bukan karena ini novel YA/NA romance yg membuat saya enggak enjoy membacanya. Ini bbrp keluhan saya.

Nomor satu, saya sangat kurang menikmati novel ini adalah dialog-dialognya dgn semua bahasa kalbu yg super baku bahasa Indonesia-nya. Saya jadi merasakan membaca buku ini koq serasa spt mendengar dubbing telenovela tahun 90'an ya? Masa selagi marah/menggerutu kan ada rasa emosi begitu, ya mana mungkin sih marah-marah tapi baku banget bahasanya (contohnya lihat hlm 56 saat Aleeta menggerutu ke adiknya. Contoh lain hlm 42, banyak kalimat dialog dgn akhiran lah... Ayolah, ajaklah, baiklah). Ya gak salah sih, cuma jadi super kaku banget dialog-dialognya. Apalagi katanya Aleeta sudah lahir dan besar di Jakarta, gak kebayang remaja ini berdialog dgn bahasa Indonesia super baku dgn teman-temannya. Apa gak nerd? Jangan harap ketemu bahasa gw-elo disini, gak bakalan ada walaupun lu teliti seperti Bibi Titi Teliti.

Nomor dua, ada beberapa plothole, tapi yg mengganggu saya adalah saat Aleeta meninju Melissa (padahal baru ketemu), mantan pacar Yuto yg pengkhianat. Ini sih bukan keren, malah jatuhnya konyol banget.

Nomor tiga, plot saat Aleeta pertama kali ketemu dgn roh Yuto membuat saya membayangkan koq jadi mirip adegan Whoopi Goldberg ketemu dgn arwah Sam di film "Ghost"? Ok deh... sepertinya gak terlalu cocok. Gak apple to apple. Dan hantu Qi Yue yg membuat saya membayangkan Mushu di film kartun Disney "Mulan" versi manusia. Tapi Qi Yue gak kocak dan setengil Mushu sih, tapi annoying-nya kurleb 11-12 deh.

Nomor empat, ada bbrp hal yg menurut saya kurang make sense, spt Yuto adalah CEO di usia 23 tahun. Bisa sih tapi kynya terlalu seperti CEO karbitan. Hiro, kembaran Yuto langsung suka saat baru melihat Aleeta (Hell....@.@). Aleeta sendiri katanya blasteran bule dan Indonesia yg katanya cantik banget, tapi suka "maju-mundur" dan meributkan hal-hal remeh dan tetek bengek gak penting, tapi sekalinya bertindak, fatal mulu akibatnya. Atau penjahatnya dgn gampangnya membuka kedoknya.

Nomor lima, bukunya ketebalan... 550 hlm dgn plot cerita bertele-tele menurut saya. Memang buku ini gak cocok untuk saya, tapi mungkin cocok untuk anda.
Profile Image for Debora.
20 reviews3 followers
January 12, 2016
Oh, God! Buku ini kece banget! Baru kali ini baca buku lokal yg menggigit. Alurnya gak berbelit-belit, enak banget dibaca, jadi gak kerasa baca buku sebanyak 549 halaman! Bahkan bisa selesai sehari doank saking asiknya. Cara penulis mendiskripsikan karakter tokoh2 di buku ini juga mendetail, jadi kayak liat film yg diputar di otakku. Sempet ngebayangin Hideaki Takizawa yg jadi Nakano Yuto nya ahahaha.. Pendeskripsian tempat/lokasinya juga bagus, detail banget. Terus yang bikin aku heran, penulis bisa menggambarkan sosok hantu plus kegiatan2nya seolah2 penulisnya wawancara sama hantu :D Pokoknya buku ini dahsyat! Higly recommended! Bdw ada lanjutannya gak sih? Kok endingnya kayak ngegantung?
Profile Image for Alexia Chen.
23 reviews7 followers
November 25, 2014
because i am the one who write it...
because i love the characters...
because i love Aleeta and Yuto...
because i LOVE their stories
and because this IS my book,
so its 5★
Profile Image for Alfi Mutiari.
26 reviews30 followers
March 17, 2015
setelah ketegangan yang hebat. berasa anti klimaks.
Profile Image for Victor Tutupary.
24 reviews1 follower
January 25, 2015
Novel ini bercerita tentang Aleeta Jones, seorang gadis blasteran cantik, berpostur tinggi menjulang, bermata biru, berambut ikal nan hampir pirang, maklum papanya orang Amerika, sedangkan ibunya adalah orang Indonesia dengan campuran darah Tionghoa. Ia tinggal berdua dengan adiknya yang bernama Chle, di sebuah rumah mewah, sekali lagi harap maklum Mum dan Dad-nya tinggal di Amerika karena sibuk menjalankan bisnis. Aleeta adalah seorang mahasiswa. Pada suatu pagi yang menentukan, Aleeta membeli sebuah koran di kios depan kampus dan menemukan sebuah berita mengenai terbunuhnya putra keluarga pengusaha besar Nakano. Sontak, tokoh utama kita merapal doa, tampaknya ini telah menjadi kebiasaannya untuk mendoakan siapa saja yang menurutnya kurang beruntung. Kebiasaan yang seharusnya menenangkan jiwa justru membawa masalah bagi Aleeta, sebab tiba-tiba, arwah Yuto Nakano, pria super tampan berdarah Jepang, yang diberitakan tewas dalam Koran tersebut, muncul dan mulai membuntuti hidup Aleeta. Singkat cerita, Yuto ingin Aleeta membantunya untuk mengungkap siapa aktor di balik kisah pembunuhannya, juga ia ingin Aleeta mencari saudara kembarnya, Hiro, yang menghilang secara misterius di hari ketika Yuto dibunuh. Aleeta dengan bantuan Yuto akhirnya dapat menuntaskan kedua misi tersebut, dengan terlebih dahulu mengalami petualangan yang berlika-liku yang nyaris menelan nyawanya sendiri. Petualangan itu pulalah yang membuat Aleeta semakin mengenal Yuto, begitupun sebaliknya, dan akhirnya jatuh cintalah kedua tokoh tersebut. Namun, di sinilah kisah sedih yang sesungguhnya dimulai dalam bentuk sebuah dilema yang menggerus akal sehat Aleeta. Di satu sisi, ia senang dapat membantu pria yang dicintainya menuntaskan misi agar tidak menjadi arwah penasaran lagi, tetapi di sisi lain, ia juga sadar bahwa seiring tuntasnya misi tersebut maka lonceng perpisahan kisah cinta mereka telah berbunyi, sebab Yuto harus kembali ke habitatnya yang sesungguhnya. Sempat Aleeta merasa ingin mati saja, agar bisa terus bersama dengan Yuto. Namun, niat ini kandas. Dan pada akhirnya mereka harus berpisah karena takdir yang sangat ganjil.

Saat pertama kali saya membaca judul buku ini, pikiran saya melayang ke suatu momen di masa lalu ketika saya masih bocah ingusan di kampung saya, Ambon. Saat itu, tersiar sebuah gosip di dalam keluarga besar kami, bahwa salah satu kakak sepupu saya sedang merajut benang asmara dengan seorang hantu penunggu sumur tua. Hantu itu berwujud seorang putri Belanda yang kabarnya cantik menawan. Apabila tiba waktunya untuk wakuncar, sepupu saya akan menghilang semalaman, seperti diculik. Kemudian, akan muncul secarik kertas secara misterius di atas meja tamu tante saya, di atas kertas tersebut tertulis kalimat pendek “maaf, anak ibu saya pinjam sebentar”. Keesokan paginya, sepupu saya yang entah malang atau beruntung itu, akan muncul dengan tergopoh-gopoh dari arah pantai, seakan-akan ia datang dari laut. Tampak kelelahan luar biasa, seperti habis dipaksa menguras kering isi laut Banda. Terkadang, ia tidak hanya hilang semalaman, tetapi bisa sampai tiga malam.

Sebagai seorang bocah yang penakut namun kerap kali menyerah pada khayalan dan rasa ingin tahu, saya menanggapi gosip tersebut dengan perasaan yang mendua. Di satu sisi, saya menganggap cerita tersebut adalah cerita yang menjijikan. Di sisi lain, saya menganggap cerita tersebut sebagai cerita yang menggugah.

Mengapa menjijikan? Jelas, karena berpacaran dengan hantu adalah hal yang sangat tidak wajar, menakutkan dan tentu saja kurang kerjaan. Selain itu, bagi saya pribadi, hantu masuk dalam kategori objek-objek memuakkan selain paku payung berkarat dan payudara berlarva.

Mengapa menggugah? Ada dua alasan. Pertama, sudah jelas karena kisah percintaan adalah kisah yang tak pernah kering dan selalu hijau menawan di segala musim, tak peduli kisah percintaan itu melibatkan hantu atau kurcaci. Kedua, karena sudah jelas putri cantik tetaplah putri cantik, meskipun hantu sekalipun, dan siapa yang tak ingin memacari putri cantik seperti kakak sepupu saya? Bahkan dengan kecantikannya itu membuat kita lupa bahwa ia sesungguhnya adalah hantu.

Perasaan primordial yang mendua inilah, sadar atau tidak sadar, sering saya pakai sebagai parameter sukses tidaknya sebuah cerita percintaan yang melibatkan manusia dan hantu. Rumus saya sangat sederhana, yakni, ketika si pencerita mampu menjaga kesetimbangan yang sempurna antara rasa jijik dan rasa gugah, maka cerita tersebut dapat dinyatakan berhasil. Dan tentu saja, parameter itulah yang juga saya gunakan ketika membaca halaman demi halaman novel karangan Alexia Chen dari prolog hingga epilog. Dan saya nyatakan novel itu berhasil.

Lantas apa argumentasinya?

Dengan menggunakan parameter “mendua”, novel ini mampu memadukan rasa ‘jijik’ dan gugah dalam takaran yang pas. Pembaca akan dibuat tergugah lalu terhanyut sedih dalam kisah percintaan antara Aleeta dan Yuto, lupa bahwa Yuto adalah seorang hantu dan Al adalah manusia, yang mustahil untuk disatukan cintanya. Namun, pada kesempatan lain, sang penulis mampu membangkitkan kembali rasa ‘jijik’ dengan mengatakan bahwa wajah tampan Yuto adalah topeng, di balik itu ada wajah kematian yang mengerikan, kemudian disebutkan juga bahwa Yuto memperoleh tenaga dari menghisap ketakutan dan energi negatif dari Aleeta. Pembaca yang sebelumnya telah terhanyut seperti disadarkan kembali bahwa kisah percintaan Al dan Yuto adalah salah. Perpaduan antara rasa jijik dan gugah inilah yang melahirkan sensasi aneh ketika membaca novel tersebut, sama seperti saat saya mendengar kisah percintaan kakak sepupu saya. Sensasi aneh yang menyenangkan, sensasi yang “ngeri-ngeri sedap”.

Hal menarik lainnya dari novel ini adalah sosok Aleeta yang mengandung banyak anomali. Anomali yang justru membuat saya jatuh cinta dengan tokoh ini. Sebaiknya kita rinci apa saja bentuk anomali tersebut:

1.Aleeta adalah gadis kaya, tidak seperti stereotype gadis kaya umumnya yang suka belagu, miskin empati dan apatis, ia justru mempunyai kebiasaan unik mendoakan orang asing yang tidak beruntung
2.Di kala wanita di Indonesia yang pada umumnya menyukai postur badan yang tinggi, rambut pirang dan mata biru, Aleeta justru merasa tidak percaya diri telah memilikinya bahkan membencinya
3.Di saat mahasiswa kaya pada umumnya memakan burger di kantin kampus, Aleeta justru senang memakan bubur encer

Anomali-anomali tersebut, ditambah dengan sifat kekeraskepalaan, humor, kepolosan dan keluguan yang khas, dan tentu saja keahlian menyetir yang luar biasa, membuat saya jatuh cinta semakin dalam dengan tokoh Aleeta. Berdasarkan hal inilah saya harus menyebutkan salah satu kekurangan besar pada novel ini yakni membuat judul yang terbalik, sebab seharusnya judul novel ini adalah A Ghost Who Loves A Girl, sebab saya yakin Yuto-lah yang pertama kali jatuh cinta kepada Aleeta.
Profile Image for Pringadi Abdi.
Author 21 books78 followers
December 10, 2014
http://catatanpringadi.com/hantu-hant...

Aku masih SD ketika Ghost disiarkan di televisi. Sam Wheat yang mati ditikam seorang preman ketika sedang berjalan-jalan bersama Molly jadi arwah penasaran dan selalu ingin menolong kekasihnya itu. Cintanya yang kuat membuat ia enggan meninggalkan dunia. Luntang-lantung dalam usahanya melindungi Molly, Sam bertemu dengan Oda Mae Brown, seorang cenayang.

Cerita hantu yang juga berkesan juga ada di film The Sixth Sense. Satu-satunya film yang sukses dari M. Night Shyamalan itu mengisahkan hubungan unik antara Dr. Malcolm Crowe dengan Cole Sear. Cole Sear adalah seorang anak dengan kemampuan cenayang. Ia bisa melihat hantu. Hantu-hantu tertarik mendatanginya karena auranya yang berbeda. Hantu-hantu tahu ia dapat melihat mereka dan mencoba meminta bantuan Cole untuk menyelesaikan urusan-urusan yang belum selesai.

Terbentuk pikiran, bahwa dalam sebuah cerita hantu, hantu-hantu tidak akan menarik jika tak diadoni dengan “urusan yang belum selesai” dan keunikan “cenayang”. Semakin menarik kedua hal tersebut, semakin baik pula cerita yang terjalin.

Itu juga yang dilakukan Alexia Chen di dalam bukunya “A Girl Who Loves A Ghost.”

A Gir Who Loves A Ghost bercerita tentang seorang perempuan blasteran Amerika-Indonesia bernama Aleeta Jones. Ia tinggal di Jakarta dengan adiknya, Chle. Suatu hari ia tak sengaja membaca sebuah berita di koran. Ada kabar kematian seorang pemuda keturunan Jepang keluarga Nakano akibat pembunuhan. Dengan tulus ia berdoa untuk pemuda itu.

Di hari yang sama, satu sosok lelaki muncul menarik perhatiannya. Lelaki itu putih, tinggi dan tampan. Dia Jepang. Namanya Yuto. Hingga Al kemudian menyadari, hanya dialah yang dapat melihat sosok itu. Al berpikir lelaki itu hanya khayalannya. Tetapi bukan, ia bukanlah imajinasinya semata. Ia hantu. Namanya Yuto. Ia lelaki yang terbunuh di koran itu.

Singkat cerita, Yuto meminta bantuan kepada Aleeta Jones untuk menemukan pembunuhnya, juga menemukan adik kembarnya Hiro. Dalam perjalanannya, lika-liku konfliknya, Aleeta dan Yuto saling menyukai. Ternyata tema cinta tidak cuma abadi di dalam sajak, tema cinta juga wajib ada di dalam cerita hantu.

Aku percaya kita selalu membutuhkan sebuah aksioma untuk sebuah plot. Aksioma itu yang membuat segala cerita menjadi masuk akal. Ia adalah pondasi yang menyebabkan sebuah bangunan dapat terbangun. Pertanyaan kenapa Yuto dapat muncul di hadapan Aleeta dilandasi dari aksioma Aleeta memiliki bakat cenayang dari nenek buyutnya dan Aleeta mendoakan Yuto di hari kematiannya.

Aku jadi teringat hal yang membedakan sebuah cerita digolongkan cerita horor fantasi dengan realisme magis. Seorang teman bertanya padaku tentang itu dan aku menjawab realisme magis lebih merupakan sebuah bentuk sastra yang dikarakterisasi oleh 2 perspektif yang saling bertentangan, yaitu di satu sisi berbasis pada sebuah cara pandang rasional atas realitas, dan di sisi lain berbasis pada penerimaan pada hal-hal yang bersifat supranatural sebagai sebuah realitas yang prosaik. Meskipun demikian, realisme magis berbeda dari fantasi murni. Hal ini dikarenakan realisme magis ditata dalam bentuknya yang normal, sebuah dunia modern dengan deskripsi otentik atas manusia dan masyarakat.

Ciri realisme magis ada dalam The Sixth Sense. Selain anggapan bahwa hantu-hantu akan gentayangan bila ada urusan di dunia yang belum selesai, The Sixth Sense juga menyajikan mitos keindigoan. Orang-orang yang punya kemampuan melihat hantu dikatakan punya aura yang khusus, aura yang disukai hantu-hantu sehingga mereka suka sekali mendekat. Seorang teman yang punya kemampuan serupa juga mengamini hal itu, betapa dia sering diikuti oleh hantu-hantu dan harus bersusah payah untuk memintanya pergi.

Sementara Alexia Chen juga terlihat berusaha menampilkan kerealisme-magisan cerita dengan mengunggah aksioma itu. Sebuah arwah yang baru meninggal konon akan mendatangi orang-orang yang tengah mendoakannya dan yang dicintainya selama 40 hari bakda ia meninggal sebelum arwahnya naik ke nirwana. Alexia, sengaja atau tidak, memperhatikan setting waktu di dalam ceritanya itu untuk menciptakan dasar pikiran yang baik bagi ceritanya.

Namun, sayangnya penggarapan kematian dan filsafat kematian di dalam cerita belum digarap terlalu dalam dan serius. Alexia punya kecenderungan menulis cerita fantasi ketimbang realisme magis. Tapi, itu bukan berarti cerita Alexia buruk. Itu hanya soal pilihan. Toh, Alexia telah berhasil menerapkan konsep keekstriman dalam tokoh-tokohnya. Ia tidak mengambil tokoh-tokoh yang moderat. Ini terjewantahkan pula dalam dialog-dialog yang cair dan lancar, yang secara signifikan membangun karakter-karakter di dalamnya dengan begitu kuat.

Sebenarnya aku menantikan plot yang membuahkan kejutan lebih. Tidak adanya twist yang memutar leherku sudah terlihat dari cara membuka cerita. Cerita-cerita yang potensial menimbulkan kejutan biasanya akan dibuka dengan teknik in-medias res, memulainya dari tengah cerita. Misal, bagaimana bila ternyata yang membunuh Yuto adalah Rin atau Hiro. ternyata Rin bukan kakak kandung Yuto, atau ternyata keberadaan Hiro tengah disekap oleh pembunuh Yuto juga. Tegangan dalam konflik inilah yang kurang divariasikan oleh Alexia Chen.

Untungnya, plot pengungkapan pembunuh Yuto bisa dianggap sebagai subplot. Plot sesungguhnya adalah percintaan antara Aleeta dan Yuto. Ya, kita dapat memandangnya dari sudut pandang film Ghost. Dari sisi itu, novel ini tampak begitu filmis dan layak difilmkan, meski tipe-tipe percintaan seperti itu kerap kita temui pula dalam Chinese Ghost Story. Yang membedakan adalah sekali lagi, karakter. Alexia pandai betul menumpahkan cat-cat karakternya di dalam kanvas sehingga cerita novel ini dapat kubilang “mahal”.

Apapun itu, A Girl Who Loves A Ghost adalah kabar baik bagi dunia perbukuan kita, menawarkan sebuah penggarapan yang cukup baik cerita hantu dan romantismenya. Ia jauh lebih baik dari kebanyakan buku serupa.

(2014)
Profile Image for Sari Widiarti.
68 reviews3 followers
August 20, 2020
Kehidupan Aleeta jones – gadis blesteran Indonesia dan Amerika – mendadak berubah karena kehadiran Nakano Yuto, seorang pria dengan wajah tampan layaknya actor Jepang lainnya. Mereka berdua tidak saling kenal, namun pertemuan yang tak terduga, memiliki sebuah alasan, bahkan misi penting. Yuto meminta kepada Aleeta untuk membantunya, mencari adiknya yang pergi tanpa pamit, menyelamatkan perusahaan keluarganya, dan menangkap para gerommbolan penjahat yang telah membunuhnya. Iya, Yuto telah dibunuh! Yuto seorang hantu! tepatnya arwah penasaran. Keputusan yang diambil Aleeta untuk membantu Yuto yang sama sekali tidak dikenalnya memang terasa berat, dan tentunya sedikit paksaan dari Yuto. Karena hanya Aleeta yang dapat berkomunikasi, melihat bahkan menyentuh Yuto! Perjalanan yang diambil Aleeta untuk membantu Yuto memang tidak gampang, bertemu dan masuk ke dalam keluarga Yuto, menemukan adik Yuto yang pergi meninggalkan rumah karena konflik percintaan dengan Yuto sendiri, bahkan gerombolan penjahat berbalik mengejar dan merencanakan untuk membunuh Aleeta karena Aleeta berusaha mengungkapkan siapa dalang di balik semua ini. Semakin Aleeta masuk ke dalam kehidupan Yuto, semakin besar rasa cintanya, pun dengan perasaan Yuto kepada Aleeta meskipun mereka berdua menepisnya karena tak mungkin bersama.


selengkapnya :

http://resensibukublog.blogspot.com/2...
Profile Image for Ratnani El Ratna Mida).
Author 11 books14 followers
December 18, 2015
Aku cukup tertarik dengan cerita-cerita yang berhubungan dengan mistis dan horor. Dan ini Horor romance juga ada kesan misteri dan aksinya. Oh ..., penjabarannya tentang tokoh Nakano Yuto. Memang tidak mungkin membuat orang tidak suka padanya. Dia digambarkan dengan sangat sempurna. Kecuali satu dia telah meninggal.

Tapi ketika cinta telah menyapa apakah logikan masih bisa didepankan? Kecuali hanya emosi dan keegoisan yang menjaja. Itulah yang dialami oleh Aleeta Jones. Dia dilema.

Suka sama buku ini. Masalahnya misterinya memang menurutku masih mudah ditebak. Yang jadi bikin penasaran itu nabis anatara Aleeta dan Yoto. Apakah mmereka akan menentang takdir?

Dan yang masih kurang dijelaskan dengan detail masa Hiro. Masih berasa kurang aja tentang dia yang menghilang dan mendadak ditemukan ketika masalah selasai. Padahal kupikikir dia nanti akan membantu. But overal bagus. Penceritaannya detail sekali.

Atau bisa resensinya di sini. http://tulisanelratnakazuhana.blogspo...
2 reviews
March 1, 2015
pertama kali nemu buku kak alexia chen, buku ini ada di rak buku-buku terjemahan. akhirnya habis baca sinopsis, aku langsung bawa pulang yang ternyata harganya.. naujubileh.

sampe rumah, baca-baca.. eh kok jakarta? ternyata agak mengecewakan ternyata bukan novel terjemahan kaya deretan di rak buku itu. awalnya kaya males-malesan bacanya. eh ternyata keren banget!

keliatannya, bukan cuma Aleeta aja yang cinta sama Yuto. tapi semua pembaca pasti juga ikutan cinta banget sama dia, cute bgt:(

Senin baru beli, saking semangatnya itu buku hari rabu udah abis. Ada sequel nya kan?

Pesan satu: Yuto.

satu lagi deh: Hiro.
Profile Image for Irma Garnesia.
7 reviews
May 12, 2015
A Girl Who Loves A Ghost, Alexia Chen



Apakah Anda pernah membayangkan seperti apa kehidupan setelah mati? Apakah roh benar-benar ada? Jika iya, apakah mereka menyeramkan? Apa benar manusia bisa berkomunikasi dengan roh, atau bahkan jatuh cinta dengan hantu? Lewat a Girl Who Loves A Ghost, Alexia Chen menawarkan jawabannya.

Bercerita tentang Aleeta Jones, seorang blasteran Indonesia Amerika yang bisa melihat hantu. Ia terlibat dalam pembalasan dendam korban pembunuhan yang bernama Nakano Yuto yang baru mati dua hari lalu. Awalnya gadis ini enggan untuk membantu, namun ia terlibat terlalu jauh hingga jatuh cinta pada Yuto, hantu tampan yang keras kepala itu.

Jika Anda pikir akan selalu ada aura mistis saat membaca novel ini, itu tidak benar. Alexia berusaha memanusiakan hantunya. Membuat seolah mereka juga makhluk yang bisa diajak berinteraksi, bekerjasama, melindungi, bahkan dicintai. Nakano Yuto memang tidak menimbulkan efek seram bagi Aleeta, ia tidak menunjukkan wajah kematiannya. Di novel ini Alexia memberi pengetahuan seputar dunia roh pada kita. Bahwa Nakano Yuto adalah roh nyata. Roh nyata adalah roh yang belum menuju kemanapun. Mereka memiliki waktu terbatas untuk kembali ke alamnya. Jika sudah habis waktu yang diberikan dan roh belum memutuskan, jiwa mereka akan berubah secara perlahan. Mereka mulai menikmati energi negatif manusia, seperti perasaan takut, sedih, marah, kecewa, dll. Roh nyata tidak menerima kematiannya dan terus berkabung akan itu. Pada taraf tertentu, mereka bersifat merusak dan membenci manusia.

Jadi memang tidak seluruh roh bisa dicintai. Terlepas dari benar tidaknya hal tersebut, novel ini cukup logis untuk dibaca. Penulis mampu membuat pembaca tidak bertanya-tanya karena penasaran.

Kemampuan Alexia bercerita dengan bahasa yang mengalir sangat penting dalam novel ini. Seba, jika tidak, ia akan mendorong pembaca jatuh dalam kebingungan dan dunia fantasi yang sulit dimengerti. Cerita fantasi harus disampaikan dengan bahasa yang mudah dan jelas, karena kisahnya sudah aneh, dan penulis hanya akan menambah kebingungan pembaca dengan frasa aneh yang dimasukkannya.

Alexia mampu membuat novelnya menjadi seru dan tak bisa ditinggalkan. Namun hal pertama yang terlintas di benak saya saat melihat novel ini adalah “tebal sekali.” Menurut saya, alur A Girl Who Loves A Ghost cukup menarik dan tidak meluber kemana-mana. Novel ini sangat tebal karena Alexia mendeskripsikan ceritanya dengan sangat jelas. Baik tokoh-tokohnya, perasaan tokoh, situasi, dll. Saya rasa tidak seluruhnya efektif, mengingat beberapa kali saya melakukan teknik skimming saat membaca. Paragraf-paragraf dalam A Girl Who Loves A Ghost cukup panjang. Saya rasa tidak perlu Alexia mendeskripsikan sesuatu dengan panjang lebar berulang-ulang. Misalnya pada halaman 228;

“Aku merasakan Yuto? Mataku melebar dengan panik. Tanpa sadar aku menahan napas. Bagaimana mungkin aku bisa merasakan Yuto? Bukankah seharusnya aku tidak bisa menyentuhnya? Tenanglah! perintahku pada diri sendiri. Aku harus berpikir jernih! Aku menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Aku harus tenang―aku bahkan bisa merasakan hembusan napasnya yang, alih-alih panas, terasa dingin menusuk, di puncak kepalaku. Atau barangkali itu bukan napasnya, karena bukankah dia tidak perlu bernapas lagi?”

Pendeskripsian tersebut tidak efektif, saya rasa. Terlalu membuang-buang kalimat. Lagipula penulis mengulang-ulang hal sama pada bagian berikutnya. Apa yang terjadi pada sentuhan kedua, ketiga, dan seterusnya. Barangkali memang kecenderungan penulis untuk membuat pembacanya paham. Penulis sering merasa tidak yakin apakah pembaca sudah menangkap apa yang ingin digambarkan, sehingga ia memberikan deskripsi lebih detail. Namun seringkali deskripsi panjang lebar membuat pembaca menjadi bosan.

Efektivitas dalam bercerita harus ditingkatkan oleh Alexia. Tidak saya pungkiri bahwa ia merupakan penulis dengan cara bertutur yang mengalir. Namun sangat disayangkan jika pembacanya berhenti ditengah-tengah dan menutup buku karena bosan. Lebih disayangkan lagi ketika pembaca tidak kunjung menamatkan bacaannya dengan alasan tidak punya waktu.

Tidak hanya bercerita mengenai hantu yang bisa jatuh cinta, Alexia juga memaparkan hal absurd lainnya, yakni hantu juga tidak ketinggalan zaman. Qi Yue, nenek buyut Aleeta, adalah hantu yang tahu soal doraemon dan pintu ajaib meskipun telah meninggal enam generasi sebelumnya.

Ah iya, satu hal lagi yang menarik dalam novel ini adalah Alexia menuliskannya dalam dua sudut pandang. Sudut pandang orang pertama untuk Aleeta Jones, dan sudut pandang orang kedua untuk Yuto. Seperti yang tadi kukatakan, Alexia adalah penulis dengan penceritaan yang baik. Ia tidak membiarkan pembacanya kebingungan akan sosok hantu Yuto. Ia juga memberikan porsi penceritaan dari sudut pandang Yuto. Sekedar menjawab pertanyaan yang ditimbulkan jika membaca sudut pandang Aleeta.

Mengenai ending, ah kita patut memberi tepuk tangan karena penulis tidak mengakhiri novelnya dengan klise: membiarkan Aleeta Jones jatuh cinta pada adik kembar Nakano Yuto yang masih hidup. Saya sempat mengira hal demikian akan terjadi. Namun penulis membawa kita ke fakta baru: Aleeta adalah seorang penyihir, bakat yang diwarisi dari nenek buyutnya. Saya tidak melihat kaitan antara fakta tersebut dengan jalan cerita sebelumnya. Seperti menonton film, setelah twist ending disajikan, film berakhir begitu saja.

Over all, A Girl Who Loves A Ghost patut direkomendasikan. Ceritanya ringan dan sangat remaja. Jika suatu hari Anda butuh bacaan dalam perjalanan yang panjang, saya tahu Anda harus membaca novel apa dan karya siapa. (*)


A Girl Who Loves A Ghost

Penulis: Alexia Chen, Penerbit: Exchange, Tebal: 551 halaman.
Profile Image for Dhieta Rain.
6 reviews3 followers
July 15, 2015
Udah selesai baca dari beberapa hari yang lalu, tp karna baru sempet buka akun GR jadi baru sekarang bisa bikin review...satu kata "KEREN"
bahkan sampai sekarang aku belum bisa move on dari buku, mba alexia harus tanggung jawab dengan segera menerbitkan buku keduanyaaa...

Kisah cinta sweet yang membuat kita berkata "oohhh" atau "aaahh" dengan celetukan-celetukan dan kekonyolan di antara kedua pemeran utamanya yang bikin tertawa sampai terpingkal-pingkal.
Aku sangat jarang memberi review di GR tentang buku yg kubaca, biasanya aku cuma ngasih bintang, tapi untuk buku yg satu ini aku memberi pengecualian karena aku ingin mengatakan ke dunia kalau buku ini adalah buku terkeren karya penulis Indo yang sejauh ini kubaca
Tidak ada hal klise yang membuat aku mengerutkan kening saat membacanya, di pertengahan menuju akhir karakter Leeta memang sedikit membuat sebal dan mengingatkan akan Bella nya Twilight, tapi untungnya dia tidak memutuskan hal yang salah
Yuto... hmm gimana aku harus mendeskripsikan dia? Dia itu sok tuan muda, sombong, lucu, kekanakan, tapi juga dewasa dan lembut. Rasanya aku udah jatuh cinta sama Yuto. Berkali-kali...
Aku sangat suka dengan semua keluarga Nakano; Rin, Hiro, bahkan Ryuichi, ekspektasi awalku adalah mereka karakter orang kaya sombong yang menyebalkan yg suka menentang hubungan salah satu kerabatnya dengan orang biasa (seperti yg biasa ada di drama-drama korea XD), tapi mereka sama sekali gak seperti itu, Rin yang dingin tapi punya batas juga, Ryuichi seorang pemimpin yang juga seorang ayah yang rapuh, Hiro si saudara kembar misterius yg hangat... Mereka benar-benar di luar ekspektasiku.
Banyak kelebihan di buku ini tapi juga ada beberapa kekurangan; salah satunya setting tempat yg tidak terlalu disebutkan secara detail (kecuali ciwalk) kalau buatku sih ga terlalu menjadi masalah meskipun agak sedikit mengganggu mungkin ada baiknya kalau ditambahkan sedikit detail mengenai Bandung, Jakarta dan Semarang, untuk menambah kesan real saja. Yang kedua adalah kedua karakter utama yang seorang blasteran atau bule, sebenarnya ga masalah kalau Yuto orang Jepang yang lahir dan besar di Indonesia, tapi untuk Aleeta aku sedikit kurang sreg aja, mungkin karna aku jadi gak bisa membayangkan diriku sendiri sebagai Aleeta karena perbedaan ciri-ciri fisik hahaha (jadi curhat). Btw, meskipun begitu aku masih menikmati buku ini. Sangat.
Oh ya, satu lagi yang disayangkan sebenarnya, mungkin pengungkapan pembunuh Yuto yang sedikit anti-klimaks, dan penemuan Hiro yang begitu mudahnya, tapi selain itu, gak ada masalah, karena toh aku nggak mengharapkan adanya petualangan ataupun twist yang bisa membuat syok. Ada untungnya juga dari awal aku hanya berfokus pada kisah cinta Yuto dan Leeta.
Kisah ini memang udah bisa ditebak endingnya bakal gimana, dan aku udah mempersiapkan diri dari jauh hari untuk menghadapi ending yang sad, tapi sekali lagi, aku ga gampang menangis saat membaca sebuah kisah. Dua buku yg kubaca yg membuatku menangis adalah If I Stay dan Harpot 7. Dengan semua persiapan mental yang udah kusiapin, ternyata aku ga bisa menahan mataku yg tiba-tiba buram dan meneteskan beberapa air mata
Dengan ending yang seperti itu dan hint mengenai "Hiro", aku sangat berharap di buku keduanya (yang infonya akan terbit tahun depan) keluarga Nakano masih ada terlibat dalam kisah Aleeta, terutama Hiro.
Secara keseluruhan, aku sangat cinta dengan buku ini dan begitu merekomendasikannya untuk siapa saja yang menyukai kisah cinta terlarang yang dibalut fantasi. I want more of Yuto, well, nothing is impossible, right?
*Lalu mengerling ke mba Alexia Chen*
Profile Image for Biondy.
Author 9 books234 followers
May 9, 2015
Judul: A Girl Who Loves a Ghost
Penulis: Alexia Chen
Penerbit: Javanica
Halaman: 552 halaman
Terbitan: November 2014

“Kenyataan bahwa aku bukan lagi menjadi bagian dari dunia ini nyaris menghancurkanku. Jiwaku perlahan rusak oleh dendam dan amarah, hingga gadis itu muncul dan menemukanku.”

“Apa yang akan kau lakukan jika kau ternyata melihat sesuatu yang sebenarnya tidak nyata? Seperti misalnya, sesosok hantu berparas tampan? Bagaimana reaksimu seandainya kau terlambat menyadari bahwa kau telah jatuh terlalu dalam untuk bisa menemukan jalan kembali? Manakah yang lebih bijaksana, mengarungi neraka demi sebuah akhir bahagia ataukah menyerah dengan melepaskan? Apa yang akan kau lakukan jika kau jadi aku?"

Review

SPOILER ALERT!


"A Girl Who Loves a Ghost" bercerita tentang Aleeta Jones, seorang gadis berdarah Indonesia-Amerika-Tionghoa yang tinggal di Jakarta. Suatu hari dia mendoakan agar roh salah satu korban pembunuhan di koran dapat meninggal dengan tenang. Yang tidak dia ketahui, hal ini membuat roh orang itu datang padanya.

Nakano Yuto, nama roh itu, meninggal karena dibunuh. Dia meminta bantuan Aleeta untuk menyelesaikan urusannya semasa masih hidup, serta mencari adiknya, Hiro, yang kabur dari rumah.

Dari judul novelnya saja, rasanya sudah jelas apa yang kemudian akan terjadi. Spoiler alert... or not, Aleeta jatuh cinta pada Yuto yang cakep, dingin, dan bossy walau sudah meninggal. Apakah ini tipe cowok idaman masa kini?

Ceritanya sendiri mengandung unsur thriller. Ada plot tentang Aleeta yang mencari Hiro, saudara kembar Yuto, sambil membantu Yuto mencegah penipuan yang akan dialami ayahnya. Saya suka dengan bagian ini karena memang seru.

Unsur ceritanya yang saya kurang suka adalah: roman instan. Rasanya gimana gitu, kalau baru bertemu beberapa hari, terus mereka sudah saling suka sampai pada level 'aku rela mati agar dapat bersamamu'. Mereka bahkan sudah menyerempet ke pembicaraan tentang pernikahan seminggu setelah bertemu.

Adegan favorit? Waktu adegan yang menjurus panas antara Yuto dan Aleeta. Saya... penasaran bagaimana mereka akan melakukannya. Serius. Saya pengin tahu bagaimana mereka akan melakukannya, apakah Aleeta bisa merasakan sesuatu, apakah Yuto (yang adalah hantu) bisa mengalami ereksi? Ada begitu banyak pertanyaan hanya dalam satu adegan.

Dua bintang untuk novel ini, tapi ini murni masalah selera. Romannya tipe yang saya nggak suka soalnya. Penulisan dan gaya narasinya sudah enak untuk saya.

Secara keseluruhan, saya menyarankan novel ini untuk orang yang suka dengan kisah paranormal romance, atau kisah asmara berbumbu aksi.

Buku ini untuk tantangan baca:
- 2015 Read Big Reading Challenge
- 2015 Young Adult Reading Challenge
- 2015 New Authors Reading Challenge
- 2015 Lucky No. 15 Reading Challenge
- 2015 100 Days of Reading Asian
Displaying 1 - 30 of 52 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.