Sah, inilah salah satu buku terseru yang saya baca di tahun 2025 ini! Yah, walaupun saya kecele, karena mengira ini sebuah kisah misteri pembunuhan, ternyata horor supranatural... Tapi tidak masalah, karena membacanya bikin ‘nagih’. Saya yang tadinya ingin mencoba mengintip sedikit saja—karena ingin menyelesaikan The Thursday Murder Club terlebih dahulu—malah jadi menyelesaikan buku ini dalam kurang daripada 24 jam.
Penulis buku ini memperkenalkan dirinya dengan nama pena, 'Sesuji'. Ia mengatakan sedang mencari seorang kawannya yang hilang, dan buku ini adalah himpunan bahan-bahan penyelidikannya yang ia sajikan dengan harapan pembaca bisa membantu menemukan si kawan. Akan tetapi, narasi tidak bergulir dengan 'lurus' dengan tuturan pencarian si kawan oleh Sesuji langkah demi langkah. Yang akan kita baca benar-benar kumpulan berita, transkrip wawancara, obrolan forum internet, dan lain sebagainya, yang dikumpulkan Sesuji. Semuanya ada kaitannya dengan sebuah tempat di Kinki yang namanya selalu disensor, hanya dicantumkan sebagai ●●●●●. Bahan-bahan itu pun tidak diberikan secara kronologis, sehingga ‘PR’ kita adalah mencari-cari unsur-unsur yang menghubungkan cerita-cerita itu, termasuk dengan mempertimbangkan urutan kejadian.
Kekuatan Tentang Suatu Tempat di Wilayah Kinki (ngomong-ngomong, saya sangat suka karena Penerbit Phoenix memilih menggunakan judul berbahasa Indonesia!) adalah pada strukturnya, memang. Kejadian-kejadian yang secara individual terlihat seperti legenda urban atau kisah horor biasa dirangkai menjadi suatu skema raksasa tentang kengerian yang bercokol di ●●●●●. Dan ketika akhirnya buku ini mencapai ‘kesimpulan’-nya… silakan pembaca tentukan sendiri, apakah kesimpulan itu memuaskan, atau malah meresahkan. Bisa dibilang itulah hook terakhir buku ini sebagai sebuah novel horor. (Di bagian belakang buku ini, ada sejumlah foto ‘bahan liputan’ yang ujung-ujung halamannya masih tertutup rapat, harus kita robek sendiri. Kalau Anda gampang merasa ‘terusik’ oleh tampilan visual… berhati-hatilah saat ingin melihat foto-foto itu.)
Membaca buku ini tidak akan sememuaskan ini seandainya terjemahannya tidak bagus dan mulus. Terjemahan ini pun tahu kapan harus menggunakan ragam bahasa yang lebih resmi, kapan ragam bahasa percakapan atau obrolan di internet. Oleh karena itu, salut untuk sang penerjemah, Opi Ruhiana.
Dibandingkan novel terbitan Phoenix sebelumnya yang saya keluhkan karena banyak sekali catatan kaki yang tidak perlu dan malah mengganggu, Wilayah Kinki juga relatif bersih dari catatan kaki semacam itu. Catatan kaki yang ada masih cukup informatif dan tidak terlalu mendistraksi. Hanya dua yang saya ingat terasa mengganggu:
1. Ketika digambarkan sebuah mobil menggunakan lampu jauh, istilah yang digunakan adalah ‘lampu high beam’, mungkin karena aslinya dalam bahasa Jepang menggunakan istilah itu. High beam ini lalu diberi penjelasan panjang di catatan kaki, padahal kalau di teks utama langsung diganti ‘lampu jauh’ saja kan sudah cukup.
2. Halaman 162: ada catatan kaki yang menjelaskan kepanjangan ‘UMA’. Catatan ini SANGAT tidak perlu, karena di teks utama di halaman 163, sudah ada penjelasan tentang UMA! Penerjemah dan editor sungguh harus menahan diri agar ‘tidak kebelet’ menambahkan catatan kaki yang tidak diperlukan.
Terlepas dari itu, saya sangat senang Phoenix menerbitkan Wilayah Kinki, tidak begitu lama pula berselang terbit aslinya di Jepang. Bahkan edisi bahasa Indonesia ini terbit duluan daripada edisi bahasa Inggris. Untuk yang menggemari kisah horor dan supranatural, novel ini sangat direkomendasikan!
Tương tư như tác phẩm trước đó là 口に関するアンケート cùng tác giả mình đã đọc, cuốn sách này cũng được viết theo thể loại giả tài liệu. Theo chân một biên tập viên - người đang điều tra về sự biến mất của người cộng sự có cùng sở thích về những chủ đề kỳ bí, mọi thứ đưa người đọc đến với những hiện tượng và sự kiện kỳ quái liên tục diễn ra ở những nơi thuộc vùng Kinki.
Ban đầu tác giả khiến mình rất mong chờ, bởi không chỉ được viết dài hơn tác phẩm trước mà 發生在近畿某處的那些事 mở đầu với những bài phỏng vấn, các đoạn trích từ sách báo về những hiện tượng kỳ quái ở những nơi thuộc vùng Kinki, càng đọc những thông tin càng chồng chéo và mình càng mong chờ tác giả sẽ giải quyết một cách thỏa đáng nhất. Nhưng thực sự là quá đáng tiếc... Việc viết theo phong cách giả tài liệu này khiến mình cảm thấy không hiệu quả khi viết sách, bởi cách trình bày của tác giả quá dài dòng, có những chi tiết phù hợp để làm kịch bản phim hơn là sách.
Ngoài những phần tác giả nói về quan điểm về các chủ đề về sinh vật, sự kiện và hiện tượng kỳ bí, bóc tách và phân tích trong cuộc điều tra của nhân vật thì toàn bộ cuốn sách quá bình thường. Càng đọc thì cái cảm giác hứng thú của mình bị mất đi nhanh chóng vì các đoạn phỏng vấn, thông tin chỉ càng thêm rối. Từng vụ việc được bày ra nhiều vào cũng chỉ cố tỏ ra kinh dị, rồi lại giải quyết quá bình thường, không đủ thuyết phục. Khi cảm giác nhàm chán gần tới đỉnh điểm tác giả tung ra một cú twist nhỏ mà chẳng thấm vào đâu =D Đến cái kết mình thấy nó tầm thường khiếp. Vưa cứ cảm giác tác giả đang cố viết theo Uketsu, vừa tỏ lòng kính trọng cho hiện tượng kinh dị Ring, mà còn cố làm theo phim Incantation (2022) nên đâm ra chả đâu vào đâu.
Surprisingly good read! I thought that the format of internet articles and community threads was really interesting. Though I feel like some of the stories could've been shortened.
Buku ini awalnya nakutin banget, tapi lama kelamaan kok lucu ya? Atau mungkin ini cara aku aja biar gak terlalu takut? Menurutku buku ini kreatif, penulisnya kayak ngajak pembaca untuk ikut serta dalam pencarian temannya yang hilang. Jadi ada banyak banget riset yang dilakuin si penulis di buku ini. Mulai dari artikel, surat pembaca, sampe ke penelusuran di internet. Ini mungkin kompleks tapi bagi orang yang suka ngulik, cocok banget deh baca buku ini. Nanti cuplikan-cuplikan cerita kecil itu bakalan saling berhubungan menuju ending. Endingnya sendiri gimana ya? Kocak sih. Plot twistnya gak terlalu yang dar der dor, malahan bisa ketebak kalau pembaca jeli. Cuman agak kurang puas aja. Di versi Indonesia ada bagian yang disegel di halaman paling akhir. Gong sih. Itu serem banget! Berasa nonton film dokumenter kalik ah wkwkkw.
📚 Review Buku: Tentang Suatu Tempat di Wilayah Kinki
✍️ Penulis: Sesuji 🌐 Penerjemah: Opi Ruhliana 📅 Terbit: 1 September 2025 (Cetakan pertama, Bahasa Indonesia)
🧭 Genre & Kesan Awal Tema horror mockumentary yang fresh. Aku nggak punya ekspektasi khusus karena ini format yang belum pernah kubaca sebelumnya — lebih ke excited untuk melihat gimana penulis menjalankannya.
🧠 Insight Utama Buku ini awalnya terasa berantakan dan nggak nyambung, dan memang sengaja dibuat seperti itu. Setelah semua fragmen disatukan, aku melihatnya sebagai *eksperimen terhadap rasa kepedulian dan rasa ingin tahu manusia* : sejauh mana kita mau melangkah untuk menolong orang lain, dan sejauh mana kita terdorong oleh obsesi tanpa kita sadar?
Format mockumentary seperti ini juga mampu mengaburkan batas antara fiksi dan realita. Sangat membantu dalam menciptakan atmosfer yang creepy dan unsettling.
👁️ Bagian yang Paling Berkesan Adegan *wanita bermantel merah* yang terus melompat-lompat di depan kamar apartemen. Adegan itu mengingatkanku pada legenda urban "Serbian Dancing Lady", dan tetap nempel di kepala setelah selesai baca.
🧩 Analisis Pribadi Strukturnya yang fragmenter memang membuat awal baca terasa ruwet, tapi itu bagian dari desain naratifnya. Bila kamu menikmati membaca sebagai bentuk penyelidikan, mengumpulkan potongan, menghubungkan titik, model ini akan terasa memuaskan. Kalau bukan, mungkin kamu bakal merasa banyak hal dibiarkan menggantung.
💭 Setelah Halaman Terakhir The creepiness, the unsettling feeling tetap bertahan beberapa hari setelah selesai membaca. Rasa penasaran terasa sengaja dibuat oleh penulis dan terkait dengan plot twist di akhir cerita. Beberapa misteri mendorongmu untuk mengejarnya lebih jauh — tapi pertanyaannya: apakah kamu siap menerima konsekuensinya?
🪶 Catatan Tambahan ⚠️ Not for the faint of heart.
⭐ Penilaian Pribadi 🌟 4.5 / 5 — pengalaman baru yang menarik, efektif memancing rasa ingin tahu, tapi tidak untuk semua pembaca.
🧷 Tag / Kategori Horror psikologis / Mockumentary / Jepang kontemporer
Saya benar-benar minta maaf kepada kalian semua. Lalu .... Terima kasih telah menemukan saya. (p.364)
Membaca ini seperti kisah nyata dalam balutan fiksi atau fiksi yang dibalut dalam kisah nyata. Dengan format mockumentary, kita diajak untuk menelusuri jejak-jejak misteri tentang apa yang sebenarnya yang terjadi di wilayah Kinki? Tak lupa beberapa foto dan ilustrasi yang semakin menambah seram, rasa tak nyaman, terganggu, dan “nyata” kejadian itu.
Bab di buku ini pendek-pendek dan sangat page turner. Awalnya akan mengira bahwa ini semacam kumpulan cerita pendek atau artikel, tapi semakin dibaca, semakin menyadari bahwa semua ini saling berkelindan dan memiliki kesamaan: gunung, perempuan bermantel merah, laki-laki aneh, mulut yang terbuka lebar, dan kesemek.
Sajian horor yang kuat tidak hanya pada elemen “hantu”, tetapi ada okultisme di dalamnya. Bagaimana Jepang terutama di masyarakat rural yang masih percaya dan menganut sekte menyesatkan yang berbahaya dan mengancam nyawa.
Semakin kuat keterikatan seseorang dengan hal-hal gaib, semakin besar pula kutukan yang akan diterima. Karena itulah, saya berkali-kali mencoba menyelesaikan cerita ini di tengah jalan. Agar kalian tidak perlu terus-menerus terkena kutukan ini. (p.361)
Makhluk-makhluk gaib itu tidak memiliki hati. Mereka hanya mengikuti naluri untuk mencari mangsa. (p.363)
Rekomendasi bagi kamu yang menyukai horror-thriller-mystery dengan nuansa yang “berbeda”.
Selamat datang di Kinki. Selamat menemukannya dan mungkin bisa saja kamu sudah terkena kutukan.
⚘️ 5 bintang karena sudah membuat bulu kudukku merinding dan sering melihat ke belakang saat membaca buku ini—seperti seolah ada yang mengawasiku.
Sesusji, the author of the book, narrates the horror cases and incidents based on articles, interviews, and magazines, focusing on "a certain place" in the Kinki region. The book's documentary-like writing style slowly gives details as we follow the narrator's attempt to search for the case.
The book starts with the narrator explaining about her friend who has gone missing after deciding to search for the abnormal cases happening related to "a certain place" in the Kinki region. The book sets off with Sesuji deciding to research the place by puzzling over different interviews and clues she finds. As the book continues, the clues build up a mysterious atmosphere, leading to the truth about the place.
I also liked how the book includes a feature, having pictures of the clues mentioned in the story, organized near the back of the book, to get readers more focused on the book. I would like to recommend this book to readers who are into atmospheric horror connected to old myths and folktales with high detail.
formatnya unik dan bagus bangett buat orang yang suka cerita dengan banyak pov, rasanya seperti baca kliping seseorang dan memang itu intensinya. di pertengahan mungkin akan rawan bosan dan stagnan namun makin akhir akan makin ketemu benang merah dan penjelasan akhirnya.
cocok untuk dibaca dengan cepat atau at least berturut-turut karena di akhir banyak callback tentang cerita cerita di bagian awal.
suka banget dengan bagian bahan liputan yang dikunci di akhir dan harus disobek untuk dilihat (jangan penasaran, selesaikan dulu aja bukunya).
Ceritanya lompat ke segala arah jadi bikin pusing, entah kenapa aku merasa writingnya kaga konsisten, ya disamping itu ceritanya emg ngasih kesan weird strange feelings dan formatnya yg unik jadi bagus bagus aja. endingnya "hah udah gitu doang?". Terus karena ini kan cerita hantu jadi ga berekspektasi tinggi semua hal bakal terjawab, tapi pas sisa 60 halaman terakhir aku kek biasa aja cuma bagus build up nya doang, tapi overall worth it sih mesti dibaca soalnya bikin merinding gimanaa gitu.