Dimas tenggelam dalam luka cinta pertama yang membuatnya mencari penyembuh di mana-mana. Sementara Alana justru berusaha percaya bahwa luka cinta pertama tidak akan menghalanginya menemukan cinta yang lain.
Luka membawa mereka bertemu sebagai President dan Producer di Pelita Jaya Radio. Dari ruang siaran itu, dua orang yang terluka berusaha menemukan bahagia dari pertemuan mereka. Namun, ada yang hanya coba-coba dan ada yang benar-benar jatuh cinta.
Jika kamu merasa hidupmu kurang adrenalin, merasa hidupmu membosankan, atau kamu mengalami tekanan darah rendah, bacalah buku ini. Niscaya, jantung berpacu dalam melodi dan tekanan darah akan meningkat karena dibuat kesal dengan semua tokoh yang ada di buku ini.
[Disclaimer: ulasan ini lebih ke yapping session dengan esai yang panjang + sangat amat subjektif.]
Meskipun buku ini memiliki sampul yang menampilkan 2 orang, tapi ada 3 arc untuk 3 orang di dalamnya yang porsi nyebelinnya sama besarnya, tapi lebih banyak ke karakter no. 1 dan 3. Jadi, stop senyum-senyum because shit(s) about to go down!
1. Alana Alana ini pernah dirundung, mantan [calon pacarnya] pergi begitu saja, dimanipulasi temannya di masa lampau, membuat Alana jadi pribadi agak tertutup dan memiliki misi di masa kuliahnya untuk mencari teman. Tetapi, bukannya dapat teman sejati malah kepincut buaya tukang ngalus nasional.
Jujur deh, aku baru kali ini nemu karakter yang punya alasan "logis" kenapa dia jatuh kepada cowok bendera merah padahal ada cowok sehijau hutan amazon yang suka sama dia.
"Aku tuh selalu ditinggalin sama orang-orang yang awalnya baik sama aku, dan semuanya nggak pernah nunjukin kalo mereka tuh salah. Nggak pernah minta maaf. Setiap kali Raska baik sama aku, aku pasti inget mereka ninggalin aku. Sedangkan, Masdim tuh beda … dan aku cuman mau berusaha lebih baik aja, barangkali akhirnya beda. Barangkali Masdim bisa minta maaf karena ninggalin aku buat Mbak RL. Barangkali aja—“ (p.191)
Antara logis, lugu, dan bodoh beda tipis. Segala tingkah dan sikap Alana yang "mempertahankan" dan keep positive thinking padahal segalanya tuh udah red zone banget cuma dia color blind, sungguh membuatku banyak mengelus dada. Mau dikasih tahu juga, sakarep manehna. Jadi, pas dia kena batunya, duh ku langsung berteriak, "kan ... ceuk aing ge naon!"
2. Revina Lana This girl is on FIREEEEEE!!! Burn, RL!! Burn!!! Sesungguhnya aku heran mengapa dia bukan pemeran utama. Penulisnya mengatakan bahwa peran dia adalah katalis, tapi this girl ... WOW! More than that! Arc Revina Lana atau mbak RL ini paling panjang. Paling kompleks. Paling wadidaw yang di balik tetap wadidaw.
RL ini pas kemunculan kayak wahhh ini roman-romannya jadi antagonis. Pas belum tahu, mbak RL laksana kakak tingkat yang mengayomi adik tingkat. Pas udah tahu, gilsss ... semua dibabat habis. Semua dibakar. Dan keselnya tuh nggak cover both side. Tapi, disitulah sisi humanis mbak RL. Kebayang kalau mbak RL bisa keep sane setelah mengetahui hal bombastis sepeninggalnya, menurutku nggak masuk akal sih. Emang kudu dikasih nyaho Alana dan Dimas itu.
“Cantik jepitnya. Selera kita sama, ya.” Sumpah pas RL bilang gini ke Alana, aku adalah Kunto yang ikut-ikutan keselek.
Kalau disuruh milih MVP di buku ini, jelas aku pilih mbak RL. Dia itu punya karakterisasi yang kompleks, pengembangan karakter yang bagus, dan yang paling keren adalah she stood up for herself.
“I know the love is still there, but I can’t live with someone who doesn’t respect my feelings. Punya trauma dan nggak ngehargain orang lain adalah dua hal yang berbeda. Gue bisa nerima proses healing-nya yang panjang, tapi gue nggak bisa nerima the disrespect he gave when he chose to break his promise.” (p.211)
Alana, contohlah kakak tingkatmu ini. Bucin boleh, tapi tetap hargai diri sendiri. Lo bukanlah rawat jalan sakitnya pacar lo. GIRLLL, RL!!
3. Dimas Nah, ini adalah biang kerok segala bumi gonjang-ganjing. Cowok yang dilabeli Tukang Ngalus Nasional. Punya seribu luka dan trauma, tapi nyari obatnya di orang lain. Berasa dirinya yang paling terluka sedunia. Tantrum ditinggal cuma 4 bulan ke Belanda. Lalu, baperin anak orang sampe pingsan. Luar biasa, Dimas.
“Sayang, please hear me out. Gue cuman kesepian. Gue cuman pengen sembuhin luka sialan ini.” (p.202)
"Terus luka gue tuh jadi tanggung jawab siapa? Siapa yang bisa sembuhin gue, kalo orang yang nyakitin gue aja bisa hidup bahagia?" (p.221)
GWS. GWS untuk kita semua. Si Dimas yang sakit, ku sebagai pembaca yang ikutan stress.
"Percayalah, Dimas nggak sebrengsek itu. Dia cuma butuh waktu, dan mungkin kita terlalu sibuk nyalahin, bukan bantuin dia." Giani, (p.299)
Thanks for Giani. Salah satu orang yang netral di cerita ini yang membuatku sedikit berbaik sangka kepada Dimas. Tapi, meskipun Dimas se-asshole itu, dia tetap menjalankan tugasnya sebagai presiden klub radio. Inilah sisi humanis di setiap karakter pada buku ini.
#
Mengambil setting di kampus dengan club radio, membuatku jadi nostalgia tentang dunia radio. Tempat orang kirim-kirim salam. Dengerin playlist pilihan penyiar dan rekuesan orang-orang.
Penjelasan dan teknis radionya pun disampaikan dengan lugas. Berasa jadi part of Pelita Jaya Radio aja selama baca buku ini, hehe.
#
Okay, ternyata beneran esai yang panjang, haha. Well, aku mau mengucapkan terima kasih kepada penulisnya yang begitu ciamik membangun plot dan karakterisasi tokoh yang ngeselinnya minta ampun, tapi tetap ada justifikasinya. Mereka rasanya begitu dekat dan nyata, meskipun tokoh-tokoh fiksi.
Dan selamat juga kepada penulis yang telah menerbitkan karyanya di penerbit mayor. You deserved it. Ps. Ini karya penulis pertama yang aku baca dan langsung jatuh hati. Aku akan membaca karya-karya penulis lainnya.
Akhir kata, bagi kamu penyuka cerita young-adult-romance dengan latar kampus di club radio dan butuh guncangan adrenalin, baca buku ini!
Ada yang pernah ngalamin atau lagi menjalani situasionship? Kalian bakalan relate sama novel ini! Dan buat yang masih menjalaninya, mungkin baca novel ini bisa menyadarkan kamu buat keluar dari hubungan itu. 👉🏻👈🏻
Dimas dan Alana sama-sama terluka oleh cinta pertamanya. Pengalaman ini membuat hubungan yang mereka jalani setelahnya menjadi rumit dan menyakitkan.
Dimas mencoba menyembuhkan lukanya dengan siapapun, asalkan orang itu tidak akan meninggalkannya. Alana masih percaya akan cinta, tapi menurutnya cinta bukan hal yang mudah, sehingga ketika dia harus memilih, dia memilih hal yang menyulitkannya.
Dimas dan Alana bertemu sebagai President dan Producer di Pelita Jaya Radio. Apa yang terjadi ketika dua orang ini bertemu? Apakah mereka bisa bahagia bersama dan menjalin cinta? Terlebih ketika seseorang dari masa lalu Dimas hadir.
_____________________ Sumpah gak expect bakalan baca cerita cinta situashionship! Ada gila-gilanya sih pas baca! 🤯🙄😡
Dimas dari luar keliatan sempurna, tapi dari awal kemunculannya aku udah ngerasa nih cowok red flag parahhhhh. Flirting sana-sini gak peduli itu cewek punya pacar! Nyampe banyak banget cewek yang jadi korbannya, karena dibikin baper sama dia! Tiap dia ngomong bawaannya emosi mulu, it’s all about me, me, me, me! 🙄
Disisi lain ada Alana, karakternya tuh polos bangeeeet! Saking polosnya aku sampe kesel sama dia. Dan ya akhirnya jatuh kepelukan Dimas yang red flag itu. Mereka udah deket segala macam, pokoknya kaya pacaran tapi pas cewek dari masa lalu Dimas muncul, udah tuh Alana langsung ditinggalin!
Padahal ada Raska cowok green flag di novel ini yang suka sama Alana. Tapi Alana lebih suka cowok red flag, walaupun udah banyak yang ngingetin, emang mesti kena batunya dulu sih. 😩
Dimas akhirnya balikan kan sama ceweknya, namanya Revina. Sebenernya mereka tuh LDR gitu lah. Tapi Dimas nih malah main-main sama cewek lain pas mereka LDR. Soalnya Dimas gak suka ditinggalin dan gak mau sendirian.
Nah.. semuanya jadi makin kacau pas Revina tau Dimas sempet deket sama Alana. Lebih gongnya lagi meski Dimas dan Revina udah bersama selama beberapa tahun, Dimas gak mengakui hubungan mereka sebagai pacaran.
Ya begitulah. Dimas, Revina dan Alana ketiganya menjalani hubungan situasionship. Gak ada label pacaran tapi kaya orang pacaran. Tipe hubungan yang rumit dan penuh ketidakpastian.
Jujurly, aku deg2an banget bakalan gimana ini endingya. Untungnya endingnya sangat memuaskan dan sesuai harapan aku. 🥹
Lewat cerita ini kita bisa belajar betapa pentingnya mencintai diri sendiri, selesai dengan masa lalu dan segala trauma yang ada sebelum menjalin sebuah hubungan. Karena gimana kita mau mencintai orang lain kalau kita sendiri gak cinta sama diri sendiri?
Pasangan kita gak bertanggungjawab sama trauma yang kita punya dan gak bisa dijadikan alasan ketika kita menyakiti pasangan.
Aku sangat merekomendasikan novel ini! Beneran fresh banget ceritanya, baru pertama kali aku baca novel yang ngangkat isu situashionship. 😆
Membaca novel ini tentunya bikin gregetan. Kelakuan Dimas yang enggan terikat pada seseorang bikin dia seringkali menempatkan cewek-cewek yang dia deketin dalam label 'situationship' yang bikin cewek tersebut bingung. Ya gimana gak bingung, mau cemburu tapi gak ada kejelasan status, mau minta kejelasan, eh, si Dimas malah menghindar. Hal yang bikin aku kesel adalah Dimas selalu blaming si 'cinta pertama'nya ini yang udah ninggalin dia dan membuat dia jadi sulit berkomitmen karena takut ditinggalkan lagi. Kekanakan banget gaksih? Namun aku diingatkan sama penulisnya bahwa he's just turned 21 jadi yahh.. begitulah (aku langsung menghitung umur😅)
Lebih gregetan lagi setelah melihat Alana yang getol pengen memperjuangkan Dimas. Meskipun sebenernya ada cowok (sangat) baik yang lagi deketin dia. Meskipun saat itu sosok dari masa lalu si Dimas udah balik dan Dimas kembali bersama si cewek itu. Iya sih Dimas cakep dan tau banget apa yang disenengin cewek (ya of course there's a reason why he's called 'tukang ngalus') tapi yaah sebagai pembaca, aku gregetan ajah wkwk sampai-sampai aku khawatir sama ending-nya.
Untungnya, ending-nya memuaskan! Aku suka ending novel ini yang terasa tepat buat semua pihak. Ada yang mesti belajar lagi, ada yang butuh waktu, ada yang memprioritaskan diri sendiri terlebih dahulu. Yah pokoknya bagiku ending-nya gak mengecewakan. Chapter-chapter mendekati ending pun juga semakin seru dengan terkuaknya si 'cinta pertama' Dimas, turning point yang bikin Alana tersadar, serta turning point buat seorang Dimas Aidan.