Pada saatnya nanti, kita akan sampai di titik-titik kejenuhan, merasa lelah akan segalanya, merasa kecewa atas perlakuan buruk manusia, bersedih atas ketidakmampuan diri.
Hidup yang seperti tak hidup lagi. Kita ingin pulang, tapi tak tahu hendak ke mana. Benar-benar merindukan rumah yang bersedia menerima diri kita apa adanya, rumah yang menyajikan kenangan sebenarnya, rumah yang tanpa penghakiman di dalamnya.
"Ya Allah, Aku Pulang" akan membawamu menuju penuntasan rindu, menghilangkan kepenatan, dan mengakhiri kepayahan.
Untukmu jiwa-jiwa kecil yang sedang mencari jalan pulang, kepulangan yang sebenarnya.
aku memutuskan baca buku ini karena tertarik sama judulnya, dan saat ini aku ngerasa kosong, gelisah, dan … kehilangan manisnya iman. futur banget lah intinya, astaghfirullah bgt ga tu :”)
sebenernya aku udah tau sebabnya , aku juga udah tau gimana cara mengatasi nya.. cuman gimana ya.. kayak butuh booster gitu.
alhamdulillah buku ini pas dan tepat sasaran sama kondisi aku 🥲👍🏻
jadi menurut aku, buku ini emang ditujukan buat yang lagi futur, masih sadar diri, ga tenang kalau buat dosa, tapi masih aja dilakuin karena hati makin keras.. tapi masih mau nerima nasihat dan mau nyari jalan untuk ‘pulang’. nah buku ini cocok. apalagi kita remaja.. yang iman nya gampang bgt goyah :”)
dibuku ini ada 3 poin besar :
• Riuh ini bahas tentang kegalauan2 duniawi yang ga ada abisnya. ujian-ujian yang di hadapin oleh sebagian besar orang.. tentang pekerjaan, ekspetasi yang ga terpenuhi, broken home(satu bab aja), trus pusing tuju keliling galau karna kehilangan nikmat ibadah, dan disini lah saya berada🙂bagian pertama ini nasihatnya dalam fase memvalidasi kalo sepengertian aku ya..
• Redam Nah bagian kedua ini mulai lebih sadar, nasihat2 nya mulai yang kalo aku bahasa in ya.. “kamu itu udah tau kan.. begini,begini, ayo bertahan jangan sampe kamu menenggelamkan diri lebih jauh lagi.. kamu tau, ga ada pelarian yang lebih menenangkan selain pelarian kepada Allah.” gitu kurleb.
• Pulang ini udah fokus … “ayooo di inget tujuannya kamu itu diciptakan untuk apa? jalan yang harus kamu tempuh tu yang mana? kamu beneran ngejar akhirat apa cuman pura2? secinta apa sama Allah? iman turun sesekali tu wajar, tapi setelah itu kamu lanjut kemana? lanjut futur atau lanjut bertaubat lalu beramal lagi?”
gimana? kalian ada di posisi mana?
untuk penyampaiannya enak bgt, cuman ada beberapa bagian menurut aku intinya sama aja tapi di ulang2 dalam bab yang berbeda gitu.
kalo remaja yang baca, full relate insyaaAllah! kalo orang dewasa, ada bagian yang mungkin udah lewat fase nya, tapi tetep worth it kok!
Apakah puncak tertinggi dari rasa mengikhlaskan? Saat kita tersadar bahwa surga sedang dijauhkan dari kita. Itu adalah sebaik-baiknya hidayah dan pengingat diri. Apakah hal yang paling menakutkan di dunia ini? Saat kita kehilangan hidayah dan nikmat beribadah. Pemikiran yang terlintas setelah membaca buku ini.
“Wahai manusia, sesungguhnya kalian hanyalah kumpulan hari. Tatkala satu hari itu hilang, maka akan hilang pula sebagian darimu (hlm. 115).” Manfaatkan waktu yang kita miliki dengan sebaik mungkin. Akan tetapi, terkadang kita akan sampai pada titik kejenuhan, lelah dengan segala hal, kecewa dan bersedih atas perlakukan buruk manusia atau bahkan kita sendiri.
Kehilangan arah dan kita ingin pulang, walau tidak tau hendak pulang kemana. “Aku merindukan rumah, aku ingin ketenangan, aku ingin bahagia yang selamanya, aku ingin pulang hanya itu saja (hlm. 4).” Kalimat yang seringkali kita lantunkan.
Buku Ya Allah, Aku Pulang yang terdiri dari tiga bagian yaitu riuh, rendam dan pulang, akan membawamu menuju penuntasan rindu, menghilangkan kepenatan dan mengakhiri kepayahan.
Semoga kita senantiasa di jalan kepulangan yang sebenarnya. Sebaik-baiknya kembali dan pulang adalah ketika kita sudah berada di surga-Nya.
Aku bukan tipe yang baca buku model gini tapi aku nyoba baca karena aku merasa lagi di titik yang butuh reminder, aku lagi merasakan panggilan untuk lebih dekat dengan Allah yang entah kenapa terdorong untuk baca buku ini.. dan bener aja, alhamdulillah banyak banget reminder yang aku dapetin dan aku merasa momentum baca buku ini tuh pas bgtt gitu.. aku merasa paling tersentuh di bagian “setiap peran harus dinikmati” dan “pura-pura mengejar akhirat” keknya ini masalah yang belakangan ini aku rasakan.. aku sangat terbantu merefleksikan diriku sendiri.. makasih ya kak udah nulis ini, semoga pahala jariyah mengalir terus buat kakak
A very good self healing book... Ayat-ayat dalam buku ini begitu cantik ditulis dan mempunyai maksud yang sangat mendalam... My favorite part probably "Saat Teman Mulai Menjauh". Mungkin kerana bahagian tersebut adalah yang paling relatable with me at the moment... Terdapat juga petikan-petikan ayat daripada kitab Quran... Buku ni pendek je... Boleh baca ulang-ulang bila reader sedang berasa down... InsyaAllah dapat bantu kita bangkit selain berterusan berdoa 🙌🙌🙌.
This entire review has been hidden because of spoilers.
"Dan diantara kebahagiaan hidup, kita lebih memilih untuk menyakiti diri sendiri, berharap kepada yang tak mau memenuhi, mencintai kepada yang tak mau menghargai" (salah satu kutipan favorit saya dalam buku ini). Kamu sudah terlalu, maka pulanglah. Buku ini cocok dibaca dikala kita sudah terlalu mengejar dunia dan lupa akan penguasa dibalik hidup. Maka kembalilah, kepada Sang Pencipta segalanya.
Buku yang aku pinjam dari perpustakaan yang dibuat sama temenku dan sekelompok remaja mesjid lainnya, buku ini bagus ngga full tulisan aja, ada kutipan ayat Al-Qur'an nya juga yang sesuai sama tema di bab yang dibawakan, aku merekomendasikan kalian untuk baca ini juga kalau lagi pengen bacaan yang ngga berat banget dan tetap sesuai kaidah islam
Cara penulisan yang santai tapi mesejnya sampai. Buku yang bagus dibaca saat hati serasa lemah dengan kesibukan dunia. Buku ini mengajak pembaca refleksi diri menerobos ke dalam hati. Apakah kita ini sudah siap untuk pulang kepada Yang Maha Berkuasa Pencipta kita.
This book is healing. I got some brilliant conclusions. لن تجد احن من الله عليك "You will not find more tender than Allah for you" "The best things in life are never planned, so rely on Allah."