Jump to ratings and reviews
Rate this book

Last Partner

Rate this book
Menjadi manajer marketing termuda di kantornya membuat Freya dijuluki kereta api ekspres, lady boss, bahkan monster lantaran kecepatan bekerjanya yang superkilat. Masalahnya Freya menuntut kecepatan bekerja yang sama dari para asistennya. Semua asisten Freya kabur karena tidak tahan dengan cara kerja Freya yang bagaikan tiran. Mereka tidak mengerti kenapa Freya harus selalu cepat. Mereka tidak mengerti Freya tidak bisa santai karena dia sudah terlambat.

Setelah berganti-ganti asisten, akhirnya Nuno terpilih menjadi asisten Freya yang keempat. Dengan perangainya yang nyaris seperti robot tanpa emosi, dia mampu mengimbangi kecepatan kerja Freya dan menoleransi sifatnya yang tak masuk akal. Bagi Nuno, hatinya sudah mati rasa sehingga tidak ada perlakuan Freya yang bisa menyakitinya.

Awalnya mereka mengira telah menemukan partner yang saling memahami. Namun, makin mereka berinteraksi, makin mereka harus mengorek luka masa lalu yang membentuk pribadi mereka sekarang. Apakah dengan saling membantu mereka bisa melanjutkan hidup tanpa membawa beban luka masa lalu?

304 pages, Paperback

Published September 24, 2025

1 person is currently reading
5 people want to read

About the author

Resia Rose

1 book

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
0 (0%)
4 stars
3 (50%)
3 stars
3 (50%)
2 stars
0 (0%)
1 star
0 (0%)
Displaying 1 - 4 of 4 reviews
Profile Image for aynsrtn.
487 reviews13 followers
October 31, 2025
Some people aren't meant to stay in your office. The one who stays meant to be your last partner (Freya, lady boss).
Work made us coworkers. But surviving monster boss made us last partner (Nuno, last partner).

Freya sudah berganti asisten sebanyak 3 kali. Tidak ada yang betah kerja bersamanya. Hingga hadirlah Nuno. Asisten—partner terakhir—yang dingin, lempeng, dan tanpa emosi yang secara mengejutkan bisa mengimbangi betapa “cepat”-nya Freya dalam bekerja.

Perlu ku garisbawahi dulu bahwa meskipun ini tag-nya Metropop, jangan mengharapkan ada adegan mesam-mesem, blushing, from coworkers to be lovers, or office romance something else. Karena hampir dipastikan—nyaris—tidak ada hal tersebut.

"Apa ini semacam kencan?"
"Tidak,"
"Ini bukan kencan. Aku hanya mau menunjukkan padamu apa itu makanan yang sebenarnya."
(p.135)

Hanya kalimat ini saja, itu pun segera dibantah (huhu, sangat hopeless romantic diriku sebagai pembaca).

#

Lalu, apakah buku ini tidak aku rekomendasikan? Tidak. This book should be on fire—hanya saja tidak ditaruh dalam tag metropop. Okay, let me breakdown one by one, mengapa aku tetap merekomendasikan buku ini.

Karakterisasi.

Dua tokoh utamanya yaitu Freya dan Nuno semacam kuncian dalam enzim. Match. Freya yang semua harus serba cepat. Kereta whoosh aja kalah sama kecepatan Freya dalam bekerja. Freya yang tak suka lambat, ambis, high achiever, bahkan dijuluki psikopat karena di pikirannya hanya ada: kerja, kerja, kerja. Cocok sekali dengan etos kerja negara ini, eh. Tetapi, semua ada alasannya.

Seharusnya aku lebih rajin belajar, lebih cepat bangun pagi, lebih cepat mandi, lebih cepat membahagiakan orangtuaku. Tapi aku menyia-nyiakan sedikit waktu yang dimiliki Mama. Aku sama sekali belum pernah memberikan kebanggaan apa pun kepadanya. Itu semua salahku yang pernah menjadi pribadi yang sedemikian lamban. Seandainya saja aku menyadari bahwa Mama tidak bisa menunggu terlalu lama. (p.57)

Kehilangan yang membuat Freya menjadi Freya yang seperti ini. Bahkan sahabatnya—yang juga psikolog dan HR di kantornya—meminta Freya untuk lebih menikmati hidupnya.

"Kamu tidak harus selalu cepat dan tanpa henti, Frey. Sesekali kita juga perlu bergerak lambat agar bisa menikmati hidup dan segala prosesnya. Hidup bukan permainan sulap kan, Frey?" (p.27)

Sampai datanglah Nuno, asisten baru yang bisa mengimbangi ritmenya sang kereta cepat, Freya. Tetapi, Nuno nyaris tanpa emosi. Perasaannya telah mati rasa. Yang ia lakukan hanya menjalani hidup. Kerja, pulang. Benar-benar sangat membosankan. Freya masih punya temen di kantor. Kalau Nuno hampir nggak punya. Rutinitasnya cuma kerja-pulang-kerja. Namun, semua itu ada background story-nya. Nuno dan kompleksitas keluarganya. Bagaimana relasi Nuno dengan ibu dan papanya.

Sebuah kontradiksi ketika ibunya memiliki wedding organizer yang sukses, tetapi gagal pada pernikahannya sendiri. Hal itu yang membuat Nuno menganggap bahwa pekerjaan ibunya itu sia-sia. Sejak kecil, Nuno tinggal dengan ibunya. Ayahnya pergi dengan wanita lain. Dan ibu Nuno menjadi single parent yang bekerja demi menghidupi keluarga. Keterlibatan ibunya pada kehidupan Nuno pun hanya sedikit. Dilema seorang ibu pekerja. Mrebes mili aku saat bagian Nuno “berdamai” dengan ibunya.

"Izinkan Ibu menjadi ibumu seperti dulu lagi. Yang selalu memasak enak. Yang sering main ramalan ampas teh yang konyol itu. Yang sering menemanimu. Meskipun Ibu tahu, barangkali itu sudah sangat terlambat, Ibu berharap suatu saat kamu bisa memahaminya, kamu bisa memaafkan dan menerima ibumu ini kembali." (p.250)

Perspektif “lain” tentang Bos Gila.

Kalian yang sudah bekerja atau jadi pegawai pasti setidaknya pernah (kalau belum, jangan sampai) dihadapkan dengan Bos yang “Gila”. Salah satunya gila kerja seperti Freya. Yang bikin pegawai ketar-ketir berasa lagi ikutan marathon padahal nggak pernah daftar. Nah, di sini karena menggunakan sudut pandang orang pertama, sehingga ku menjadi tahu bagaimana sudut pandang seorang bos gila itu. Apa yang dia pikirkan atas kegilaannya itu? Mengapa dia seperti itu? Bukan sebagai ajang justifikasi, hanya sebagai referensi oh ternyata gini alasannya.

#

Yang 'menarik' perhatian:

1. Tag Metropop
Tentu saja sebagai pembaca metropop, ku membayangkan, wah … akan ada adegan office romance nih. Tetapi, ekspektasiku ketinggian, haha. Di akhir ada sedikit percikan, tetapi aku merasa itu tiba-tiba. Nggak ada build up soal romance-nya. Freya dengan masalah keluarganya, dia selesaikan sendiri. Nuno pun sama. Mereka menyelesaikan masing-masing. Lalu, bertemu saat hampir selesai. Bukan tipe yang “aku temani dan aku kuatkan.” Jadi, chemistry Freya-Nuno ya as bos-pekerja, that’s it. Bukan fallin’ in love in the office semacamnya.

Aku pernah membaca metropop dengan romance tipis-tipis. Banyak di sisi perkantoran dan dunia kerjanya, tetapi setidaknya ada gitu satu-dua adegan yang bikin blushing. Kalau ini (in my personal reason) nggak ada. Padahal banyak potensi untuk mengarah ke sana. Atau bisa jadi bukan itu intensi dari sang penulis. Mungkin lebih cocok jika masuk genre slice of life atau family-with office environment.

2. Suara Freya dan Nuno yang hampir sama
Cerita di buku ini menggunakan sudut pandang orang pertama. Dan tidak ada judul di awal chapter itu “suara” siapa. Jadi, harus bisa benar-benar menangkap ini merupakan sudut pandang Freya, oh ini Nuno. Karena cara mereka berpikir dan bersuara itu sejenis. Nonchalant-nya pun sama persis. Beneran jodoh kayaknya (harapan pembaca).

#

Rekomendasi.
Akhir kata, buku ini tetap meninggalkan kesan mendalam buatku. Tentang bagaimana berdamai dengan duka dan mencintai serta membahagiakan diri sendiri—despite romance-nya alakadarnya (tetep kesana, haha). Buku ini cocok bagi kamu yang sedang “berjuang” menghadapi bos gila kerja, bisa dapet protips-nya dari Nuno. Dan cocok bagi kamu yang high achiever banget, bisa dapet insight dari Freya.

⚘️ 4 bintang untuk pantai dan pohon jambu.
Profile Image for ileftmybookshere.
216 reviews83 followers
November 9, 2025
Last Partner by @theresiadiamerika
Pages: 304
Genre: metropop, family, a lil bit of romance
Rate: 4/5⭐️

Menjadi manajer marketing termudah di kantornya membuat Freya dijuluki kereta api ekspress, lady boss bahkan monster lantaran kecepatan bekerjanya super kilat. Masalahnya Freya menuntut kecepatan bekerja yang sama dari para asistennya sehingga semua asisten saya kabur karena tidak tahan hingga akhirnya Nuno terpilih menjadi asisten saya yang ke 4. Dengan perangainya yang nyarisseperti robot tanpa emosi, Nuno mampu mengimbangi kecepatan kerja dan menoleransi sifat Freya yang tak masuk akal. Awalnya mereka mengira telah menemukan partner yang saling memahami. Namun semakin mereka berinteraksi, semakin harus mengorek luka masa lalu yang membentuk pribadi mereka sekarang.

˖°𓇼🌊⋆🐚🫧

Buatku, Last Partner ini cocok jadi bacaan buat bersantai karena 𝗽𝗹𝗼𝘁nya ringan walau topik pembahasannya berat! Aku kagum sama setiap konflik yang dimunculin di buku ini bahkan eksekusinya termasuk okay menurutku walau penyelesaian masalahnya terlalu tergesa-gesa menurutku bahkan belum sempat dicerna eh udah selesai aja kayak gitulah kesannya😅 Terus bisa dibilang buku ini lebih menitikberatkan pada kehidupan perkantoran (metropop) dan trauma di masa lalu karena ditinggal oleh orangtua jadi untuk 𝗿𝗼𝗺𝗮𝗻𝗰𝗲-nya malahan kurang digali atau memang gak difokusin di sana jadi interaksi Freya dan Nuno hanya terlihat sebagai partner aja jadi gak ada interaksi seperti orang pdkt gitu menurutku hehe tapi balik lagi, mungkin fokus ceritanya adalah pemulihan diri dari luka di masa lalu jadi lebih ke perkembangan karakter dua tokoh utama kita yang mana mereka jadi belajar banyak dari pengalaman mereka dan mereka menemukan jawaban atau semacam obat dari luka mereka, ini juga alasan kenapa aku sangat mengapresiasi penokohan mereka! Kagum aja liat proses mereka yang diceritakan dengan baik sama kak Resia lewat penokohannya!✨

Btw soal 𝗽𝗲𝗻𝗼𝗸𝗼𝗵𝗮𝗻nya, awalnya aku kesel banget sama sosok Freya kayak ngebayangin dia serese itu sama asistennya kayak menggebu-gebu dan gak bisa slow. Aku yang cuma baca doang aja udah gregetan, jadi gak kebayang ketemu modelan Freya di dunia nyata ini wkwkwk😭☝🏻 and then si Nuno, tokoh yang menarik menurutku dia kayak digambarin flat aja gitu kayak mati rasa karena luka masa kecilnya dan aku suka sih melihat prosesnya Nuno bahkan melebihi prosesnya Freya soalnya menurutku jauh lebih dapet feel di parts-nya Nuno dibandingin Freya ehehe tapi intinya, plot dan penokohannya cakep!🥰

𝗔𝗹𝘂𝗿nya gunain alur maju-mundur yang menurutku cukup okay untuk perpindahan timeline cerita yang gunain font berbeda untuk membagi timelinenya🫶🏻 cuma yang aku sayangkan adalah switching POV yang digunain di sini tuh kadang buat bingung karena di awal tuh ngeraba ini Nunokah? Atau ini si Freya, mungkin kalo ditaruhin nama lebih pas ya harusnya🙏🏻 Untuk flow alurnya menurutku okay dari awal sampai akhir cuma memang masih ada perpindahan scene yang jumpy dan juga perpindahan timeline di cerita ini cepat juga menurutku dari satu momen ke momen yang lain jadi terlalu tergesa-gesa pace-nya di aku tapi aku masih bisa enjoy sih!😌

𝗡𝗮𝗿𝗮𝘀𝗶nya menurutku okay, gaya bahasanya lugas terus simple juga jadi mudah buat pahamin apa maksudnya! Narasinya juga bagus dalam mendeskripsikan apa yang ada dalam buku ini baik itu latar tempat maupun suasananya jadi aku sebagai pembaca bisa membayangkan isi buku ini dan ngerasain perasaan tokoh-tokohnya!🤗

Dan terakhir, aku ambil suatu 𝗽𝗲𝗹𝗮𝗷𝗮𝗿𝗮𝗻 soal pentingnya kita berdamai dengan luka di masa lalu karena masa lalu gak bisa diubah terus kalo kita terus bawa luka dari masa lalu, hidup kita di masa sekarang akan terpengaruhi 🥹 kita melepaskan supaya kita lega ya ges!

Overall, it’s a nice metropop book dan aku rekomendasiin buat yang suka cerita metropop dengan sentuhan drama keluarga yang pas porsinya!✨
Profile Image for Nona Ana.
122 reviews11 followers
November 7, 2025
Last Partner adalah novel romansa berlatar dunia kerja modern yang penuh tekanan dan ambisi. Bercerita tentang Freya, seorang manajer marketing muda yang terkenal karena kecepatannya dalam bekerja. Semua hal harus efisien, tepat waktu, dan sesuai standar yang ia tetapkan sendiri. Reputasinya keras, bahkan sebagian rekan menyebutnya “lady boss” atau “monster.” Semua asistennya menyerah satu per satu, sampai datang Nuno, asisten baru yang tidak bereaksi berlebihan terhadap tuntutan Freya.

Nuno tidak banyak bicara, tapi pekerjaannya rapi dan konsisten. Ia tidak terseret dalam ritme Freya yang serba cepat, justru menyeimbangkannya dengan ketenangan. Dari situ, interaksi mereka mulai berubah. Di balik percakapan singkat, tumbuh rasa ingin tahu satu sama lain. Mereka mulai melihat bahwa di balik performa dan profesionalitas, ada luka masa lalu yang belum selesai disembuhkan. Masa lalu yang menuntut dihadapi, bukan dihindari.

Resia Rose menulis dengan bahasa yang ringan dan ritme yang lincah. Ia tidak membebani pembaca dengan deskripsi berlebihan, melainkan menggunakan percakapan dan dinamika kerja untuk memperlihatkan hubungan antar tokohnya. Dunia kantor terasa realistis, dengan segala tekanan target, konflik tim, dan ambisi yang berbenturan. Cerita ini berbicara tentang orang-orang yang terlihat kuat, tapi sebenarnya rapuh dalam cara yang tidak mereka sadari.

Kekuatan novel ini ada pada pertentangan karakter utamanya. Freya dan Nuno tampak berseberangan, tapi justru saling melengkapi. Satu terbiasa memimpin, satu terbiasa diam. Dari situ muncul perubahan perlahan, tanpa adegan berlebihan. Namun, beberapa bagian terasa tergesa, terutama saat konflik emosional seharusnya bisa digali lebih dalam.

Sebagai bacaan ringan, Last Partner cukup solid. Ia tidak mencoba menjadi novel berat, tapi juga tidak sepenuhnya dangkal. Resia Rose berhasil menempatkan kisah cinta di tengah hiruk pikuk dunia kerja tanpa kehilangan sisi manusiawi karakternya. Overall, cerita ini bukan hanya tentang menemukan pasangan hidup, tapi juga bagaimana Freya dan Nuno berdamai dengan luka masa lalu
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for k.
40 reviews2 followers
October 17, 2025
jujur berharap ceritanya klise dengan tarik ulur dari karakter utama, ternyata engga ada ya🤧

bingung sebenernya ini novel romance apa bukan? karena hampir nihil interaksi Freya sama Nuno yg bikin pembaca ikutan senyam-senyum eh ujug-ujug Nuno bilang kalo dia nyimpen perasaan.

pergantian sudut pandang di tiap bab awalnya bikin mengerutkan dahi, jadi harus baca bbrp kalimat dulu baru paham, "oh ini POV nya si...."
This entire review has been hidden because of spoilers.
Displaying 1 - 4 of 4 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.