Seorang ksatria yang dijanjikan telah lahir, MUHAMMAD AL-FATIH. Seorang pembantai nan keji pun telah lahir, VLAD DRACULA. Takdir mempertemukan mereka berdua untuk tumbuh bersama, namun menempuh jalan yang berbeda. Sementara kerajaan eropa gemetar menghadapi derap jihad para kesatria islam Turki Utsmani, para Ghazi.
Seri kedua ini mengisahkan tentang kelahiran dan pertumbuhan seorang kesatria muslim sejati, serta perseteruan antara salib dan sabit.
Di seri pertama saya berpikir kisah ini lebih cenderung ke sejarah yang difiksikan, tapi begitu membaca seri kedua, saya mulai beralih menggolongkan seri Ghazi ini sebagai fiksi yang berlatar sejarah. Mungkin karena sebelumnya banyak berkisah tentang perang Bayazid, sedangkan seri kedua ini cenderung membawa cerita pada perasaan pribadi tokoh-tokohnya.
Selain itu, seri kedua sudah memunculkan tokoh utama sejarah, yaitu Mehmed bin Murad dan Vlad Dracula dalam sosok remaja. Cukup seru terutama adegan-adegan pertarungannya yang diimajinasikan dengan baik. Bagian yang mengganggu adalah pengulangan kisah yang disampaikan masih dalam satu buku dan menurutku tidak terlalu dibutuhkan.
Buku seri kisah Mehmed Al Fatih yang kedua. Mengisahkan dari kelahiran tokoh pemimpin kaum Islam dan tokoh kaum Kristendon, Mehmed dan Vlad Dracula hingga masa remaja mereka. Walaupun buku ini kurang menampilkan ke heroikan Islam ( mungkin karena jarang adanya perang Islam vs Kristendonnya...hehehehe) namun kelanjutannya tetap dinanti.
“A leader must also cry with the tears of his people...”
This was a bit of a downgrade, I gotta be honest. I was expecting something more realistic and historically accurate. It wasn’t bad by any means. It’s just that this book was more on the fiction aspects instead of the historical ones. This is essentially a fiction novel with historical elements rather than a historical novel with some fiction elements in it. Also, while The Rise of Ottomans focuses more on the events at that time, this one is more centered around the characters.
We continue from when the Crusaders' army was defeated in the battle of Nicopolis. The Ottoman Empire comes out as the victor, but the main threats, Mircea, Vlad, and Alexandru, manage to escape. Sigismund, the King of Hungary, was also among those who escaped. Then, we skipped several decades, straight to when Mehmed and Vlad Dracula were born.
I have a few issues with this book. One of the major ones is that it skipped over Bayazid’s period of leadership. Personally, I don’t even mind that it skipped those; my problem is that it does that without ever mentioning what happened in that period of years. A simple chapter highlighting what happened would have been sufficient, but instead they just jump over to Sultan Murad II’s period. It’s a shame because Bayezid was one of the historical figures that really caught my eye.
One of my personal issues is also the fact that this book focuses more on the fiction part. One of my goals for this book is to learn more about this period of history, but I guess I should’ve gone in with a different kind of expectation. This is a subjective issue after all.
Overall, I’m a bit disappointed with how this book turns out. Maybe part of it was on me because I should’ve put my expectation elsewhere. But I will still continue until I finish this because I’m already committed by now.
Judul: The Chronicles of Ghazi - The clash of cross & crescent (seri kedua) Penulis: @sayfghazi & @felixsiauw Penerbit: Alfatih press Dimensi: 368 hlm, cetakan IV April 2019 ISBN: 9786021799772
Novel kedua ini mengisahkan peristiwa kelahiran Vlad III Dracula dan Muhammad Al Fatih. Serta intrik yang terjadi di kerajaan Wallachia yang menyebabkan pertemuan antara keduanya saat remaja. Di mana Dracula dan adiknya Radu menjadi jaminan selama 7 tahun atas kerjasama Kesultanan Turki dengan klan Draculesti terakhir. Diakhiri dengan peristiwa pembuka di novel pertama.
Buku ini memperlihatkan bagaimana terbentuknya kepribadian Dracula dan Al Fatih lewat peristiwa hidup yang mereka alami. Ada banyak tanda yang kian menegaskan bahwa takdir keduanya akan selamanya bertentangan: haq dan bathil. Juga kehebatan guru Al Fatih (Syaikj Ahmad al Qurani dan Syaikh Aaq Syamsuddin), yang tidak peduli anak sultan atau anak budak, dalam mendidik muridnya.
Masih saja ada beberapa typo, namun tidak mengusik jalan cerita. Saya apresiasi 5 dari 5 bintang.
"Jangan meremehkan sesuatu, nanti kau akan kehilangan orang-orang yang kau sayangi, atau mungkin kau akan kehilangan dirimu sendiri." (H.100)
"Kau harus memimpin kami semua meraih kemenangan. Satu-satunya cara untuk mendapatkam semua itu adalah dengan belajar, dan terus belajar." (H.158)
"Pemimpin harus dekat dengan rakyatnya dan menciptakan kondisi terbaik agar rakyatnya mampu meraih kesejahteraan selayak-layaknya." (H.187)
Setelah membaca seri pertama yang berisikan sangat jelas tentang Sultan bayazid sebagai Sultan turki ustmani jelas membuat tokoh ini sangat sangat di harapkan ceritanya di seri seri selanjutnya... Tapi... entah kenapa pada seri ini tidak di ceritakan bagaimana akhir dari sultan ini dan kesultanan telah berubah ke sultan murad.. :(( padahal aku sampe baca lagi di seri sebelumnya/riset di internet wkwkw "mungkin" menurut ku sultan bayazid tewas setelah pemberontakan timur lenk ke kesultanan turki ustmani dan tidak diceritakan dalam buku ini...
Meskipun spt itu.. ada pelipur laranya ehehe Kedua tokoh utama dalam seri ini telah lahir.. Mehmed dan juga vlad dracula.. musibah dan juga anugerah dunia menceritakan tentang lahirnya kedua tokoh ini sampai mereka tumbuh dewasa dan akhirnya mereka dipertemukan untuk pertama kalinya.. Serius.. seri ini keren!!
Penulis memang tau bagaimana memainkan emosi pembacanya :D
Menceritakan perjalanan pemimpin pasukan terbaik Utsmani: Mehmed Al-Fatih. Merupakan seri kedua dari serial The Chronicles of Ghazi.
Kekuasaan Utsmani sudah berlangsung selama beberapa generasi. Sultan Bayazid di buku pertama, Sultan Murad II di buku kedua. Mehmed sudah muncul lebih sering, bersama Dracula dan Radu.
Karena dulu aku baca dari serial ketiga, seri kedua ini sangat membantu untuk menjelaskan kenapa Dracula dan Radu bisa ada di Turki. Villain favoritku, Barbara Celje, udah muncul juga.
Kekurangannya mungkin ada di beberapa nama yang nggak diawali kapital. Saltik, sepertinya. Tapi overall ini oke. Layoutnya juara. Pembaca yang biasa nggak suka baca pun bakal nyaman-nyaman aja karena spasinya cenderung lebar. Disertai ilustrasi, pula.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Gue ngasih bintang 4 bukan karna ceritanya yg gak bagus, bukan. Ceritanya mah bintang 5 deh cuman yg gue bingung, kok sultan bayazid nya gak diceritain ya meninggal atau gimana gitu (eh apa gue lupa ya). Gue jadi mikir ini sultan bayazidnya kemana hehe. Udah siih itu doang. Pengen ngasih bintang 4,5 gabisa ya?
Kelebihan buku ini yg gue suka banget itu ada ilustrasinya. Jadi gak monoton2 amat gitu. Dan pas baca buku kedua ini gue kayak yg 'akhirnya Dracula ama Mehmed ketemu'.
Buku ini semakin memperjelas bagaimana lingkungan, pendidikan, dan pengalaman hidup seseorang membentuk karakter serta jalan hidupnya. Apakah seseorang akan tumbuh menjadi seorang pemimpin bijaksana seperti Mehmed II, atau menjadi sosok kejam seperti Dracula? Semua bermula dari apa yang ia lihat, dengar, dan alami sejak kecil.
Dan pada akhirnya, pertanyaannya adalah: kita ingin membangun generasi seperti apa? Generasi yang membawa kebaikan dan kemuliaan, atau sebaliknya
Tahun lalu aku memprotes subjudul buku pertama (atau seri pertama, kalau meminjam istilah penerbitnya, yang malah bikin rancu ya) dari serial The Chronicles of Ghazi, yaitu Perseteruan Hidup-Mati Dracula & Muhammad Al-Fatih. Protes itu jelas karena subjudul itu sangat misleading, karena isi bukunya sama sekali tidak menceritakan hal dimaksud, benar-benar tagline yang menipu dan menyesatkan.
Tapi bagaimanapun, aku tetap menunggu jilid 2-nya terbit, apalagi cerita yang disuguhkan dalam serial ini sejatinya meng-counter versi Hollywood di film Dracula: Untold yang menceritakan bagaimana Dracula (yang diperankan Luke Evans) berseteru hidup-mati dengan Mehmed II (yang diperankan oleh Howard Stark, eh, Dominic Cooper).
Setelah ditunggu-tunggu, eh, ternyata serial ini tidak lagi diterbitkan oleh penerbit lama, melainkan diambil alih oleh Alfatih Press. Buku pertamanya juga diterbitkan ulang dengan subjudul yang lebih pas: The Rise of Ottomans. Hm... mungkin ada yang memperhatikan protesku (ini geer banget, deh). Atau memang dari awalnya penulisnya juga tidak sependapat dengan subjudul yang dipajang oleh penerbit sebelumnya? Who knows?
Secara garis besar, buku ini bercerita tentang: 1. Kelahiran Dracula, dan kematian ibunya yang mengalami komplikasi saat melahirkan. 2. Kelahiran Radu, adik Dracula dari ibu yang berbeda. 3. Tanda-tanda perkembangan Dracula sebagai psikopat. Di buku ini, konon kehadirannya sebagai bencana di muka bumi sudah diramalkan bahkan sebelum ibunya menikah dengan Vlad II. 4. Pengkhianatan Raja Hungaria terhadap klan Draculesti, yang menyebabkan Vlad II terpaksa meminta bantuan Turki Utsmani untuk merebut tanah kekuasaannya kembali dan merelakan kedua anaknya, Dracula dan Radu, menjadi sandera di Turki Utsmani. 5. Pembunuhan terhadap anak-anak Sultan Utsmani yang dilakukan oleh dinas rahasia yang dipimpin permaisuri Raja Hungaria. Well, terlepas dari benar tidaknya ada dinas rahasia musuh yang ikut campur membunuhi para pangeran, sudah umum bahwa para pangeran Turki yang jumlahnya banyak saling bunuh sendiri dalam intrik-intrik internal perebutan kekuasaan. 6. Pembunuhan atas kedua kakaknya, Ahmed dan Ali, membuat Mehmed malah semakin bersemangat dalam cita-citanya untuk menaklukkan Konstantinopel.
Selain itu, buku ini juga membuatku jadi mengetahui bagaimana cara menyula orang. Selama ini kukira tiang kayunya dipancangkan dulu di tanah baru orang ditancapkan ke tiang. Tapi ternyata prosedurnya melibatkan seekor kuda untuk melakukan eksekusinya.
Dan ada satu hal yang cukup menarik untuk dicatat: para pendendam fanatik dalam buku ini tidak berpikir sesempit para pendendam di cerita silat.
Dalam buku silat, pada umumnya para pendendam membalas dendam pada para pelaku yang berkaitan langsung. You killed my father/teacher/brother, I'll kill you. A membunuh ayah B. Maka B akan membunuh A untuk membalas dendam. Begitu pakem ceritanya.
Dalam cerita ini, dendam tidak dibuat sesederhana itu.
Kakak Barbara Celje sang permaisuri Hungaria, Josephine, mati bunuh diri setelah diperkosa oleh dua orang pastur yang sudah lama tergiur pada kecantikannya. Barbara Celje tidak menaruh dendam pada para pastur hidung belang itu. Ia mendendam pada kaum Turki. Kalau Turki tidak menyerang, pasti kakak iparnya tidak pergi berperang dan Josephine akan selamat. Begitu logikanya.
Dracula kecil juga memiliki pola pikir yang sama. Meskipun tanah kekuasaan keluarganya direbut oleh klan Danesti dengan dukungan penuh Raja Hungaria, ia tidak mendendam pada mereka. Ia lebih murka pada ayahnya yang malah meminta bantuan Turki untuk merebut kembali tanah kekuasaannya. Baginya, ayahnya telah berkhianat pada Ordo Naga dan Raja Hungaria, tanpa memandang bahwa Ordo dan sang Raja telah berkhianat lebih dulu dan berusaha menghancurkan keluarganya. Musuh di atas segala-galanya, Iblis kepada siapa ayahnya menjual jiwanya, adalah kaum Turki.
Oh ya, buku ini diakhiri dengan melanjutkan teaser dari buku pertama, perseteruan Dracula-Mehmed atas penyulaan kucing Radu. Adegan inilah yang rupanya dianggap pas banget untuk cover depan buku.
"Jangan kau sebut namaku. Sekarang akulah Dracula."
Dan tanpa sempat ada adegan action sama sekali, bersambung lagi...
Saya baru saja menyelesaikan buku ini, walau saya sudah mulai membacanya sejak lama. Saya merasa sedikit kecewa dengan buku pertamanya karena beberapa hal, jadi mungkin itulah yang membuat minat saya membaca buku ini sedikit berkurang.
Secara umum, buku ini tidak jauh lebih menarik daripada buku pertamanya, walaupun buku ini sudah sesuai dengan promosinya selama ini: menunjukkan hubungan antara Mehmed Al-Fatih dan Vlad Dracula. Saya rasa buku inilah yang lebih cocok menjadi buku pertama, sementara buku pertamanya lebih cocok menjadi prequel. Bahkan, jika peperangan antara Al-Fatih dan Dracula-lah yang sebenarnya menjadi topik utamanya, mungkin justru kedua-duanya cocok menjadi prequel.
Saya sudah berkomentar soal keakuratan dan objektivitas serial ini di review saya untuk buku pertama, jadi saya rasa tidak perlu mengulangnya di sini, walau dua hal itu tetap menjadi fokus saya selama membaca buku ini, misalnya tentang Barbara Celje yang diceritakan sebagai Ratu Bertopeng.
Alur cerita di buku ini sudah cukup mengalir, mengizinkan pembacanya untuk turut bergabung dalam petualangan yang diceritakan di dalamnya. Ada beberapa bagian dari cerita di buku ini yang sedikit terlalu cepat, contohnya tentang pembunuhan kakak-kakak Mehmed, tetapi di luar itu, alurnya sudah cukup tertata. Di samping itu, penceritaan dan karakteristik tokoh di buku ini juga sudah lebih baik daripada buku sebelumnya. Saya bisa merasakan hidupnya para tokoh, walau masih ada sedikit hal yang mengganjal dalam sikap dan tutur kata mereka.
Bisa dibilang, saya tidak merasakan penyesalan apa pun selama membaca kedua buku dalam serial ini. Kekecewaan yang saya rasakan di buku pertama dapat sedikit tertutupi oleh buku kedua ini.
Sekali lagi, saya menghargai upaya penulis menghadirkan fiksi sejarah ini di dalam dunia literatur Indonesia. Saya harap buku ini menjadi buku yang memberikan manfaat alih-alih membawa sugesti buruk. Terima kasih kepada Sayf Muhammad Isa dan Felix Y. Siauw selaku penulis dan penggagas cerita ini.
Serial ini membuat saya semakin ingin tahu tentang sejarah para penguasa islam pada masa kejayaan islam dulu. Seri kedua ini semakin menarik dengan kisah romansa dari kerajaan kafir. Namun sayang, seri kedua ini terlalu banyak membahas tentang kerajaan musuh Turki Usmani walaupun sangat menarik kisahnya.
Pada beberapa bagian banyak yang menggambarkan bahwa kerajaan Turki Usmani atau Islam terlalu terobsesi oleh peperangan. Apabila dibaca oleh mereka yang kurang memahami makna berjihad akan fatal, terlebih kalau itu dari kelangan non muslim.
Secara keseluruhan buku ini membawa saya ke zaman Turki Usmani berjaya. Ada satu hal yang paling saya sayangkan dari serial ini, yaitu tidak pernah membahas bagaimana peran wanita atau seorang ibu dari Mehmed dalam mendidiknya. Bahkan tak pernah disebutkan nama ibunda dari Mehmed itu sendiri. Padahal hal tersebut sangat perlu disampaikan agar dapat sekaligus memberi pesan kepada wanita-wanita muslimah bagaimana mendidik seorang anak dengan baik sehingga dapat mengjadikan ia seorang Ghazi seperti Medmed.
Seri kedua buku The Cronicles of Ghazi ini mengisahkan tentang lahirnya dracula dan mehmed, perseteruan danesti dan draculesti,perjalanan hidup dracula dan mehmed pada masa anak2 yang tentunya sangat menegangkan dan mampu membuat pembaca berimajinasi akan ketegangan yg selanjutnya akan terjadi dalam perseteruan mehmed dan dracula.
well, tetep saja harus sabar menunggu buku berikutnya utk menghilangkan rasa penasaran dari alur kisah kelanjutan The Cronicles of Ghazi ini. Bagaimana kisah perseteruan antara dracula dan mehmed, kemisteriusan barbara celje, penaklukan konstantinopel, dan banyak pertanyaan lain yang akan segera terjawab di buku berikutnya. can't wait for the next book.
Di seri dua ini, dikisahkan bagaimana dua rival besar itu tumbuh, Mahmed Celebi dan Vlad Dracula. Apa yang membentuk karakter mereka dikemudian hari tergambar lewat peristiwa-peristiwa yang mereka alami di masa pertumbuhan mereka.
Berbagai penghianatan di pihak Kristendon makin nyata diceritakan sehingga memecah persatuan di pihak mereka. Karena penghianatan itu pula, Vlad rela menyerahakan diri pada Turki Usmani, demi kekuasaan, dan meninitpakan anaknya, Vlad Dracula pada Sultan Turki Usmani. Dari sinilah Mahmed Celebi mulai berhadapan dengan Vlad Dracula.
Cerita makin seru dan membuat penasaran, di seri ketiga nanti ada peristiwa bear apa yang diceritakan?
huhuhu, aku suka Vlad Dracula. penulispenulis itu seharusnya berhenti bikin karakter Villain yang menggoda #apeu
saya masig membayangkan ini adalah kisah nyata, sampai teman saya bilang, "gue ga percaya ini nyata. fiktif nih." jahat, yaa. padahal udah menyelami sedalm mungkin :(
saya nunggu lanjutannya. nunggu Mahmed berantem sama Dracula :))
I really regret because i was about to late reading this recommended book. There's no words to say but please please reading this book and share to the other readers who like fiction telling the virtually truth about Islamic history.
Keren! Kalau di seri sebelumnya, pilihan diksinya kadang membuat imajinasinya numpuk2 gak jelas, tapi diksi di novel ini bisa bikin film dalam otak berjalan secara lancar tanpa jeda.
So good!!!!! This book made me read for pleasure as well to read to enrich my knowledge about islamic history. Good choice of words ; it flows just smoothly and I really enjoyy it!