Jump to ratings and reviews
Rate this book

Angels of Morning Star Club

Rate this book
Namaku Lim Hwi Chan. Seorang mantan narapidana yang sekarang menjadi penjaga toko yang menyedihkan. Umurku 27 tahun dan aku suka menonton film thriller berulang-ulang sampai 30 kali. Aku juga suka melampiaskan emosi dengan mengepel lantai yang kotor gara-gara keteledoran para siswi yang makan mi instan dan kimchi sembarangan di tokoku. Memang, aku tidak bisa disebut panutan, tapi juga tidak bisa disebut sebagai pecundang hanya karena pernah dipenjara.

Aku memang mantan narapidana, tapi aku muak selalu dicurigai. Aku hanya ingin melupakan semua kenangan itu. Tapi, sepertinya seluruh dunia sudah telanjur mengecapku sebagai seorang "Mantan Narapidana" dan mereka menolakku.

Sampai aku menemukan perkumpulan aneh bernama "Morning Star" yang malah mencari mantan narapidana sebagai anggota. Sebenarnya, perkumpulan apa ini?

370 pages, Paperback

First published February 10, 2015

12 people are currently reading
136 people want to read

About the author

Lim Se Hyuk

1 book1 follower

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
40 (25%)
4 stars
66 (42%)
3 stars
43 (27%)
2 stars
6 (3%)
1 star
1 (<1%)
Displaying 1 - 30 of 60 reviews
Profile Image for LiLa.
317 reviews12 followers
May 2, 2019
Buku ini sangat mengaduk emosi saya, di beberapa bagian saya bahkan merasa ikut marah dan tertindas dengan melihat apa yang dialami Lim Hwi-Chan serta para mantan narapidana di buku ini.
---=====---
Pernah ga mergokin ponakan atau adik menyelinap ke kamar dan ngembat barang tanpa izin beberapa kali? Lalu suatu ketika kita ga bisa menemukan boneka lucu, action figure atau barang kesayangan lainnya; coba tebak kemana kaki otomatis langsung melangkah? Yup! Ke kamar ponakan atau adik, wong dah beberapa kali ketangkep basah ngembat barang dari kamar kita toh? Padahal pelakunya orang lain; entah kita lupa dimana meletakan barang itu atau tanpa sengaja tersenggol Mama dan Beliau meletakan di tempat lain..
Buku ini menceritakan bagaimana label yang menempel pada seseorang berdampak buruk dalam kehidupan bermasyarakat. Lim Hwi-Chan adalah pemuda yang terjerat hukuman atas kejahatan yang tidak dia lakukan. Ketika dia keluar dari penjara, label mantan napi terlanjur melekat pada dirinya. Tidak ada satu pun lamaran kerjanya yang diterima; ketika Hwi-Chan akhirnya bekerja dia pun harus menyerah lagi karena label mantan napinya. Saat Hwi-Chan bergabung dengan klub yang anggotanya mantan napi, sekali lagi label mantan napi membuat Kakaknya meminta Hwi-Chan segera keluar dari perkumpulan itu.
Buku ini memperlihatkan perjuangan Hwi-Chan dan beberapa mantan napi lain untuk menunjukan pada masyarakat kalau mereka sudah insyaf. Mereka aktif mengikuti berbagai kegiatan sosial. Puncaknya ketika mereka bekerja sama dengan perkumpulan istri anggota kepolisian dan mengadakan acara amal; hilangnya donasi hasil pengumpulan kembali merugikan para mantan napi ini. Mereka yang jadi tertuduh utama.
Rasanya buku ini benar-benar menghangatkan saya di tengah-tengah novel Korea yang isinya sebagian besar berupa kisah pengumbar mimpi: seorang CEO tampan hidup serumah dengan gadis cantik dari keluarga biasa dan berakhir di pelaminan. Selain saeguk, rasanya buku sejenis Angels of Morning Star ini akan jadi buku incaran saya.
Semoga saja penerbit Haru bersedia menerbitkan judul-judul semacam ini (walau mungkin saja kurang peminatnya sich >.<)
Profile Image for Stefanie Sugia.
731 reviews178 followers
February 25, 2015
"Apakah mantan narapidana itu bukan manusia? Apa mantan narapidana itu sudah pasti orang yang jahat? Pantas saja orang-orang mantan narapidana seperti saya ini selalu ingin pergi menghilang dari dunia ini karena dianggap buruk oleh semua orang. Orang berpendidikan seperti Anda saja memperlakukan kami seperti ini."

Buku ini terlihat sangat menarik untukku karena desain sampulnya yang berwarna sendu dan ilustrasi yang apik. Dan aku memulai buku ini tanpa ekspektasi apapun, karena sewaktu aku mulai membaca belum ada banyak orang yang menuliskan review. Sejak bagian awal bukunya, aku tertarik dengan premis yang ditawarkan—yaitu karakter utama yang adalah seorang mantan narapidana. Buku ini ditulis dari sudut pandang pertama Lim Hwi Chan, sehingga pembaca bisa mengerti dengan baik apa yang dirasakan oleh karakternya. Alur ceritanya sendiri berjalan secara mengalir, tidak hanya fokus pada suatu konflik tertentu. Kisahnya membawa pembaca mengikuti Lim Hwi Chan melewati naik-turunnya kehidupan; terkadang ia mengalami kesialan, namun juga merasakan hal-hal yang menyenangkan. Dan menurutku hal ini menggambarkan dengan baik kehidupan nyata manusia pada umumnya—sehingga aku dapat bersimpati dengan karakter Hwi Chan. Aku turut sedih saat ia menderita akibat ketidakadilan, dan turut berbahagia untuknya saat kehidupannya mulai membaik. Ending-nya pun cukup memuaskan; semua konfliknya diselesaikan dengan baik dan membuatku turut bahagia untuk karakter utamanya :'))
"Aku hanya bisa mengelus dada dan menyurutkan semua sakit hati yang sudah kulalui. Rasa ketidakadilan yang tidak tertahankan, kerinduan, dan perasaan bersalah pada Kakak selama menjalani malam demi malam meringkuk di penjara. Secercah harapan setelah keluar dari penjara yang justru sirna begitu saja karena harus kembali mendekam dalam penjara yang bernama lingkungan sosial. Hari demi hari yang dilewati dalam kepedihan, kehancuran, dan luka."

Seperti yang sudah aku sebutkan sebelumnya, aku sangat suka dengan karakter utamanya yang adalah seorang mantan narapidana. Lewat karakter ini, pembaca akan melihat kenyataan lingkungan sosial; bagaimana masyarakat secara otomatis memiliki prasangka tertentu pada mantan narapidana—bahkan menghakimi orang tersebut hanya berdasarkan masa lalunya. Lim Hwi Chan harus mengalami penolakan berkali-kali saat melamar kerja di perusahaan, ia juga tidak mempunyai teman, tidak dipercaya orang, dan lain sebagainya. Karakternya ini menggambarkan bagaimana seseorang diasingkan dari komunitas sosial secara umum karena latar belakangnya. Hal lain yang sangat aku suka dari buku ini adalah perkembangan karakter Lim Hwi Chan sepanjang ceritanya. Sosoknya yang penuh dengan emosi dan kemarahan pada awal cerita perlahan-lahan memudar, dan pada akhirnya ia bisa melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang baru. Aku sangat terharu saat Hwi Chan berterima kasih pada orang yang telah membuatnya menderita selama ini, dan saat itu entah mengapa aku merasa sangat bangga atas keputusan yang ia ambil. Dan adegan favoritku yang lain adalah saat Hwi Chan dihadapkan dengan orang yang juga mengalami ketidakadilan sepertinya—adegan itu juga cukup menghangatkan hati :'))
"Meski rintangan datang mengadang, akan kuterjang. Masa sekarang tidak seperti masa yang lalu. Aku memiliki banyak hal yang harus diperjuangkan dan dijaga. Aku mengepalkan kedua tangan dengan keras. Ini adalah permulaan."
....

Baca review selengkapnya di:
http://www.thebookielooker.com/2015/0...
Profile Image for Tifany.
676 reviews15 followers
July 5, 2020
2

please be aware that :
• this review was written in 2015 by my 17-year-old self



Awalnya, buku ini membuatku tertarik karena tema yang digunakan cukup unik. Dan jujur saja, cover nya benar-benar keren, dua jempol untuk cover nya. Judulnya juga bikin aku penasaran. Tapi, sayangnya, isi bukunya ternyata tidak sebagus yang aku pikirkan.

Cerita dimulai dengan Lim Hwi Chan yang bekerja pada toko 24 jam milik kakaknya. Ia bekerja sembari menonton film thriller favoritnya dimana sang pemeran utama yang terkena tuduhan palsu nantinya akan menangkap pelaku sebenarnya dan menyelamatkan dunia. Film itu juga mengingatkannya pada saat dimana dia dituduh atas kejahatan yang tidak dilakukannya dan harus menebus kesalahan pelaku aslinya di penjara.

Suatu saat, ada seorang pelanggan yang meletakkan sebuah koran begitu saja di meja kasir. Penasaran, dia membaca koran tersebut dan mendapati sebuah iklan tentang Morning Star Club, klub yang beranggotakan mantan-mantan narapidana seperti dirinya. Merasa tertarik, ia pun menghubungi pemilik klub dan bergabung dengan klub tersebut.

Jujur, aku sama sekali tidak suka dengan ceritanya. Menurutku, buku ini lebih bisa dibilang memoir tentang Lim Hwi Chan daripada novel. Kenapa? Karena setelah Lim Hwi Chan bergabung dengan klub tersebut, tidak ada hal mengejutkan lainnya yang terjadi. Dia hanya menceritakan pengalamannya sebagai bagian dalam klub Morning Star dan itu benar-benar membuatku kecewa.

Aku berharap banyak pada buku ini karena tema yang diangkat bisa dibilang merupakan salah satu topik yang sangat penting untuk dibahas di komunitas pembaca ini. Tapi, entah kenapa aku tidak bisa menikmati buku ini sama sekali.

Aku tidak menyukai gaya penulisan author dan penerjemahnya. Aku tidak mengerti apa inti dari cerita ini dan apa yang harus aku rasakan saat membacanya. Hal yang aku suka dari buku ini hanyalah ilustrasi yang terdapat pada cover dan bab-bab didalamnya.

Overall, aku kecewa. Aku berusaha untuk menyukai buku ini tapi sayangnya tidak bisa. Akhirnya, aku cuman kasih buku ini 2 bintang dan jujur, aku tidak merekomendasikan buku ini untuk kalian baca, tetapi kalau kalian penasaran, baca saja!
31 reviews
January 19, 2016
Kisah aku membeli buku ini adalah suatu hari aku jalan-jalan ke sebuah Departement Store dan menuju area yang menjual buku dan alat tulis. Ada banyak novel yang dipajang di sana, salah satunya Angels of Morning Star Club ini.

Awalnya aku nggak begitu tertarik sama novel ini. Entah karena cover atau apa. Pas baca sinopsisnya juga kurang tertarik. Tapi temenku bilang novel ini bagus. Kemudian aku buka Goodreads dan baca beberapa review. Hmmm, lumayan juga. Akhirnya jadi juga membeli novel ini :D

Kukira ini kisah tentang seseorang yang menjalani kehidupannya di penjara. Ternyata bukan :v

Jadi, kisah Lim Hwi Chan ini benar-benar menarik. Penulis menggambarkan Lim Hwi Chan adalah seorang pemuda berhati lembut. Aku bisa menilai dari tindakan, perkataan, dan dialog antartokoh. Bagaimana Lim Hwi Chan saat menyatakan dirinya tidak bersalah di hadapan polisi, bagaimana ia di depan kakak dan teman-temannya, bagaimana ia memperlakukan Oh Su Jeong, kekasihnya. Semuanya terlihat begitu lembut dan menguras emosi.

Langkah Hwi Chan menuju club bernama Morning Star benar-benar tepat. Awalnya aku berpikir ketiga paman yang bernaung di sana adalah orang-orang jahat. Tapi ternyata tidak. Bahkan sosok Ketua mampu membuatku kagum lewat tindakan dan perkataannya.

Tokoh kakak perempuan dan kakak ipar Lim Hwi Chan juga turut mewarnai cerita ini. Kakak perempuan yang begitu penyayang dan lembut. Keliatan banget kalo dia melakonis. Gimana enggak, dikit-dikit nangis. Yaampun, lembut banget, mbak :p Hubungannya yang sudah terjalin lama dengan sang kekasih-kakak ipar Hwi Chan-juga sempat buat aku iri (?) Apa ya rahasianya bisa awet gitu XD Oke ini hanya skenario penulis.

Kemudian Oh Su Jeong. Gadis yang dilukiskan cantik rupa namun memiliki cacat fisik inilah yang mampu membuat Lim Hwi Chan jatuh cinta. Su Jeong membuat Hwi Chan bahagia karena akhirnya ada juga gadis yang mau menerima mantan narapidana seperti dia. Aku suka karakter Su Jeong yang polos.

Alur dari kisah ini juga bagus. Pertama pembaca dibawa ke air yang tenang, kemudian datang ombak yang besar, lalu tenang lagi seakan penuh cinta di sana, dan di ending pun penulis sempat memberikan sentuhan menarik agar alurnya tidak berjalan datar walau ceritanya hampir selesai. Karena banyak tokoh narapidananya, setiap adegan jadi terasa menegangkan. Aku berpikir, jangan-jangan ini begini, itu begitu, dan banyak prasangka buruk yang memenuhi otakku :v Pokoknya semua lika-liku yang dihadapi tokoh benar-benar menguras energi ketika membacanya. Greget! :3

Kemudian untuk bahasa terjemahan, aku selalu suka buku-buk yang diterjemahkan oleh Penerbit Haru. Bahasanya selalu enak untuk dibaca sehingga mudah dimengerti, walau pun sebenarnya aku lebih suka bahasa yang 'agak berat'. Tapi yang ini it's okay, aku suka. Lebih nyaman dibaca ketimbang terjemahannya Single Ville :D Hehehe.

Ada beberapa kutipan yang aku suka di novel ini, tapi sayang lupa di halaman berapa XD Novel ini nggak cuma sekedar fiksi, namun juga ada pelajaran yang bisa diambil di dalamnya. Contohnya quote ini, 'Di mana ada kemauan, di situ ada jalan.' Seenggaknya itu yang aku dapet setelah membaca novel ini.

Recomended buat yang suka bacaan ringan (menurutku). This is a good story from good author!


Review ini juga dapat dilihat di blog saya: hyeeunkim13.wordpress.com
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Siti Robiah A'dawiyah.
174 reviews23 followers
February 23, 2015
Ide cerita yang disuguhkan pada Angels of Morning Star Club adalah kesempatan kedua untuk seseorang yang pernah sengaja/tidak sengaja bersinggungan dengan dunia penjara. Uniknya buku ini dikemas dengan kisah para mantan narapidana yang bergabung dalam sebuah perkumpulan kegiatan sosial. Anggapan masyarakat bahwa narapidana adalah orang-orang yang bersalah dan patut dijauhi tetap menempel pada mereka meskipun narapidana ini telah jadi mantan narapidana. Karena nila settitik rusak susu sebelanga. Kesalahan satu kali yang terus diungkit-ungkit seumur hidup. Tentunya label mantan narapidana ini seringkali membuat mereka kesulitan dalam hidup, sering jadi bahan cemoohannya, sering dijauhi, padahal mereka sendiri ada niatan untuk berubah dan berbaur dalam masyarakat. Melalui Angels of Star Morning Club, penulis mengisahkan suka duka menjadi mantan narapidana dari sudut pandang Lim Hwi Chan sebagai "Aku".
Tentu dengan pengambilan sudut pandang orang pertama, akan sulit mengenali bagian lain cerita dengan objektif. Tapi dengan "Aku" akan lebih memudahkan pembaca larut dalam cerita menjadi sosok mantan narapidana Lim Hwi Chan. Rasa sedih, frustasi, gelisah, dan segala kegembiraan yang ditemukan Lim Hwi Chan akan lebih terasa dengan sudut pandang ini. Lim Hwi Chan adalah laki-laki yang memiliki sifat gampang marah pada awalnya, penyayang terhadap kakak perempuan satu-satunya, dan sosok yang bertanggungjawab. Seiring berjalannya cerita, sosok Lim Hwi Chan akan berubah menjadi dewasa dan mengerti akan kesalahan orang lain. Banyak tokoh lain yang berperan dalam novel ini, seperti para anggota pertama klub Morning Star Club. Ada Park Sun Cheol, Kang Chil Su, dan Ketua, Sun Heyok. Tokoh lainnya adalah Su Jeong. Sun Heyok sebagai ketua adalah tokoh yang paling disegani oleh Hwi Chan. Ibaratnya Sun Hyeok ini seperti induk semang dan motivator bagi Hwi Chan. Sedangkan Su Jeong, adalah gadis yang memikat Hwi Chan dengan kebaikan hatinya meski tidak sempurna. Hubungan Hwi Chan-Su Jeong jadi bumbu romance dari buku ini.
Cerita beralur maju, tapi ada bagian saat masa lalu Lim Hwi Chan kembali diceritakan. Membaca kisah Lim Hwi Chan rasanya menyelami kisah inspiratif dari orang yang telah mengalami banyak hambatan hidup. Pembaca akan menemukan berbagai suka-duka hidup Lim Hwi Chan sebagai mantan narapidana.
Segi penerjemahan, tidak kaku dan cukup luwes. Namun, ada sedikit footnote yang membingungkan. Entah saya yang salah menafsirkan atau memang ada makna kata lain. Jadi di halaman 164, tokoh Su Jeong mengatakan bahwa orang-orang akan datang ke panti asuhan tempat Su Jeong tinggal terutama pada hari raya Sollall dan Chu Seok. Dalam footnote ditulis bahwa, Sollal adalah tahun baru sedangkan Chu Seok adalah hari peringatan kematian atau penghormatan dari para leluhur. Saya baru mendengar istilah Sollal itu merupakan peringatan tahun baru di Korea. Nah, untuk Chu Seok setahu saya ini adalah peringatan Thanksgiving di Korea. Pada hari Chu Seok orang Korea memberikan penghormatan pada para leluhur dan berterimakasih atas hasil panen tahun itu. Jika memakai arti Chu Seok dalam footnote, hal ini akan bersaru dengan peringatan kematian. Bila pernah menonton film/drama Korea, seringkali ada upacara peringatan kematian yang ditampilkan dengan para keluarga berkumpul, lalu ada foto keluarga yang telah meninggal di atas meja, di depannya disediakan bermacam-macan makanan. Hasil mencari di google, upacara ini disebut Jesa. Jesa biasanya diadakan juga pada saat Chu Seok. Hanya saja jika memakai Chu Seok sebagai hari peringatan kematian agak jauh maknanya.full review
Profile Image for Jasmina.
50 reviews2 followers
September 29, 2017
Oke, aku baca buku ini sampe sebulan lebih /haduh, parah/

Bukan karena buku ini jelek, malahan aku suka banget sama buku ini, tapi masalahnya, aku mulai membaca buku ini ketika lagi reading slump. Dan alhasil, yah:")

/oke, skip, malah curhat, wkwk/

Aku memberi buku ini rating 4.3! Aku sukaaaa sekali dengan buku ini. Plotnya, perubahan karakter, semuanya aku suka. Dan yang paling aku sukai adalah romancenya tidak menguasai isi buku, dan dibiarkan mengalir begitu saja.

Awalnya aku memang menaruh ekspektasi tinggi terhadap buku ini, dan aku tidak kecewa karena hasilnya memuaskan! Haha. Banyak hal penting yang bisa diambil dari buku ini, seperti; mantan narapidana yang dikucilkan di lingkungan sosial. Terkadang aku jadi merasa sedih juga. Padahal mereka hanya ingin berbaur dengan lingkungan asalnya, tapi semua orang malah menjauhinya. Huh.

Tokoh favoriteku tentunya adalah Lim Hwi Chan! Oh, aku sangat menyukainyaaa, haha. Perubahan karakternya sangat terasa. Dari awal, sampai akhir, aku bisa merasakan karakternya yang semakin ke sini semakin berubah menjadi lebih baik. Aku menyukainya.

Morning Star Club, mengajarkan berbagai pelajaran dalam hidup Lim Hwi Chan, yang sebelumnya belum pernah ia temukan. Kegiatan sosial, adalah alasan mengapa perkumpulan ini dibentuk. Berbagai permasalahan yang menerpa, dapat Lim Hwi Chan atasi dengan baik. Aku suka, karena setelah masuk ke dalam perkumpulan Morning Star, sosok tokoh utama kita ini menjadi lebih dewasa.

Oke, hentikan membahas tentang betapa aku menyukai sosok Lim Hwi Chan, haha.

Mengapa aku memberi rating 4,3? Karena pada bab awal aku merasa terjemahannya sedikit kaku? Entahlah. Haha. Tapi yang terpenting, aku menyukai buku ini:D

Oh ya, jangan menaruh ekspektasi tinggi karena aku memberi rating tinggi dan review yang... Aneh? Haha. Karena mungkin saja novel ini bukan cangkir teh kalian?:)

Selera orang itu berbeda-beda, dan seleraku jatuh pada buku ini:D
Profile Image for Nia F. S. Kartadilaga.
168 reviews37 followers
January 5, 2017
Ini K-Iyagi pertama yang membuat saya terkesan dengan ceritanya; Angels of Morning Star Club karya Lim Se-hyuk, diterbitkan oleh Penerbit Haru bulan Maret 2015 dan saya baca di tahun 2015 juga. Saat membaca blurb-nya, saya pikir ini akan lebih ke cerita melodrama karena teringat dengan drakor Secret (2013) yang salah satu karakter utamanya merupakan ex-con di usia muda-- seperti Lim Hwi-chan di buku ini. Tapi ternyata vibe Angels of Morning Star Club lebih mendekati weekend drakor Legendary Witch (2014); sama-sama berkisah tentang mantan narapidana yang berusaha kembali membenahi hidup lewat cara positif dan ada empat orang karakter utama yang menjadi support system satu sama lain. Alur novel ini persis pakemnya alur drakor, jadi berasa sedang membaca drakor yang diterjemahkan ke dalam bentuk novel-- literally.

Karakter Hwi-chan juga mengingatkan saya ke karakter beberapa anak didik di LPAP/LPAW Tangerang yang saya temui selama menjadi fasilitator di sana (2006-2009) serta narapidana yang saya temui di Lapas/Rutan lainnya hingga beberapa bulan lalu. Benang merah karakter mereka antara lain adanya demotivasi untuk menjalani hidup, merasa hopeless, takut berhadapan dengan dunia luar, dan merasa tidak mampu akan bisa survive ketika bebas. Hwi-chan pra pertemuan dengan anggota Morning Star Club juga seperti itu.

Sepertinya, K-Iyagi ini memang pola-polanya seperti drakor ya. Phil-movies beberapa tahun belakangan (setidaknya yang saya tonton) itu ceritanya mengikuti pola Wattpad -- hal yang memudahkan saya untuk lebih tune in ketika membaca Secretly Married (Phil-Pic; Haru, 2016). Alah bisa karena biasa. Halah. Hahaha. Terbiasa dengan pola drakor inilah yang membuat saya mudah tune in dengan alur K-Iyagi.
Profile Image for Ade Putri.
216 reviews
February 24, 2015
Bintang empat untuk novel ini. Banyak pelajaran yang bisa kita ambil khususnya saya sendiri. Masa lalu tetaplah masa lalu. Ia hanya menjadi bagian dari kehidupan. Dengan sudut pandang pertama, kita akan dibawa untuk merasakan apa yang dirasakan Lim Hwi Chan. Bagaimana rasanya dituduh atas kesalahan yang sama sekali tak pernah dilakukan? Lalu dipandang sebelah mata oleh orang-orang hanya karena seorang mantan narapidana? Seperti kutipan di atas. Apakah mantan narapidana itu bukan manusia? Setiap manusia pasti melakukan kesalahan bukan?

Banyak orang yang menjadi penjahat hanya karena kekeliruan kecil saja. (hlm. 32)

Cover novel ini juga didesain unik dan tidak seperti soft cover pada umumnya. Hmm mungkin inilah novel Haru yang paling saya suka. Jika Korean Novel biasa mengangkat tema cinta, namun kali ini sang penulis Lim Se Hyuk mencoba menghadirkan tema seorang loser. Seperti diketahui, Lim Hwi Chan tokoh utama dalam novel ini nyaris putus asa ketika orang-orang di sekitarnya selalu menatap curiga padanya hanya karena ia mantan narapidana.

Review selengkapnya bisa dibaca di sini
Profile Image for Amanda Bahraini.
70 reviews11 followers
February 24, 2015
Hal pertama yang harus gue puji adalah penerjemahnya (Dimitri Dairi). Translasi ke bahasa Indonesianya enak banget, mudah dimengerti :D. Penting nih untuk novel2 terjemahan. Plotnya sendiri agak mengingatkan akan drama korea Misaeng, karena banyak bercerita tentang kesabaran dan ketekunan Hwi Chan dalam mengatasi kekurangan yang dia miliki. Kalau Jang Geu Rae di Misaeng kan terbentur dengan kualifikasi pendidikannya yang membuat karirnya di dunia korporat mentok, kalau Hwi Chan itu terhambat oleh status mantan narapidananya dan mind-set bahwa dia adalah korban ketidakadilan hukum.

Novel ini bukan bergenre romantic comedy, tokoh utamanya pun laki2, jadi kayaknya cocok sih untuk pembaca cowok yang ga demen menye2. Sarat akan moral dan pesannya bagus, memberitahu kita bahwa bahagia itu pada akhirnya pilihan. Apapun bisa dijadikan sebagai kelebihan kalau kita mau, tapi kalau enggak ya sampai kapanpun kita akan selalu merasa kurang.

Sayangnya, alur ceritanya sedikit datar, kurang klimaks. Untuk sebuah novel fiksi, rasanya kayak lagi baca biografi tokoh inspiratif aja, kurang nampol gitu.

Selamat membaca!

Mandhut.

(lebih lengkap : mandhut.wordpress.com)
Profile Image for Alfy.
62 reviews1 follower
April 5, 2016
Aku dapat buku ini hasil dari quiz penerbit haru. Sayangnya, aku kecewa dg cara penerjemahnya. Pada dasarnya novel ini menyajikan cerita dg pesan moral yg tinggi. Mengajarkan bahwa selalu ada kesempatan untuk bahagia jika mau berusaha. Tapi... plot-nya cukup bikin aku terkantuk-kantuk. Aku ampe stop berbulan-bulan. lol. Kuharap penerjemah lebih efektif dan pas dalam memilah kata.
Profile Image for Pattrycia.
351 reviews
April 8, 2015
3.5 stars for the inspring story of Hwi Chan's life. Although the writing almost bored me to death. Bacanya sambil merem melek nahan ngantuk. But it was worth the few hours of sleep I have to sacrifice. 2 thumbs up!
Profile Image for Amaya.
742 reviews57 followers
January 14, 2021
Akhirnya setelah setahun berhenti membaca buku ini (waktu itu lagi nggak ada mood baca novel latar Korea, haha) bisa selesai dalam waktu dua hari.

Sesuai yang tertera dalam blurb, buku ini menceritakan kehidupan seorang mantan narapidana Lim Hwi Chan yang tertolak dari masyarakat. Kisahnya dikemas secara sederhana namun memikat. Bahasanya ringan, sangat ringan malah, dan karakter dari tokoh-tokoh yang ada dalam Morning Star Club mengingatkanku pada kumpulan preman "tobat" yang sering muncul di drama-drama Korea.

Ceritanya memang mengandung banyak konflik, tp bukan tipe konflik berat, terlebih melihat karakter dan sifat Hwi Chan yang cenderung kelewat positif ini membuatku di ambang percaya atau tidak percaya jika masih ada orang se-naif dia. Tapi, pemikiran dan cara dia mengambil inisiatif dari keputusan (dengan mendengarkan kisah-kisah orang lain) membuatku sadar, bahwa kita sendiri masih berlaku tidak adil pada orang-orang di lingkungan, bahwa kita sendiri terkadang lupa akan sifat memaafkan.

Bintang 3.6 buat buku ini, cocok dibaca untuk kalian yang ingin membaca novel terjemahan korea dengan isi super ringan sekaligus mengandung banyak nasihat serta pembelajaran hidup (yg kadang bisa kita lupakan).
Profile Image for Fira.
79 reviews1 follower
April 15, 2022
Buku ini kudapatkan sebagai hadiah ulang tahun kala itu, dan karena merasa sedikit bersalah sudah menimbunnya cukup lama, akhirnya kuputuskan untuk membacanya. Tidak ada ekspektasi apa pun ketika mulai membaca buku ini. Tapi ternyata alur cerita yang dihadirkan dalam buku ini menarik juga.

Berkisah tentang seorang pemuda yang menjalani kehidupannya sebagai mantan narapidana dan harus mengalami berbagai macam penolakan dari lingkungan sosial karena label yang diterimanya itu. Sangat menarik ketika melihat perkembangan karakter yang dialami oleh tokoh. Dari perkembangan itu juga, banyak nilai-nilai kehidupan yang bisa dipetik.

Hal menarik lainnya selain cerita yang disuguhkan adalah ucapan terima kasih dari penulis. Bagian ucapan terima kasih pada buku kadang kulewatkan begitu saja. Tapi aku sangat bersyukur karena tidak melewatkan lembaran itu ketika membaca buku ini. Lim Se Hyuk, penulis buku ini, menyisipkan harapan yang semoga bisa sampai kepada pembaca. "Tak peduli langit runtuh, dunia seakan tidak peduli dan jalan hidup sesulit apa pun, harus bisa berpegang erat dan menjalani hidup dengan sebaik-baiknya dan percaya bahwa semuanya dapat diatasi." Kata-kata itu menghangatkan hatiku. Semoga pembaca lain juga merasakan kehangatan yang sama ketika membaca buku ini.
Profile Image for Eunice Silvi.
3 reviews8 followers
May 26, 2025
Mungkin review nya akan sedikit ngalor ngidul karena ga terbiasa menulis hehehe

but i'm learning to write a review about the book that i had to read.

Novel ini udh lama banget aku beli, mungkin sekitar 2 atau 3 tahun yang lalu. Tapi belum kunjung dibaca (karena lg males) hehe

Akhirnya keinginan ku utk baca pulih kembali, dan memutuskan utk coba baca novel ini. Ini merupakan novel pertama dari penulis korea yang pernah ku baca. Ternyata novel sama drama dari korea sama2 bagus yaa (menurut ku..)

Jujur pas baca novel ini tuh aku bisa ngerasain hangat dan bener2 bisa merasakan setiap emosi dari masing2 karakter yang ada di novel ini. Menurut ku penulis cukup detail saat mendeskripsikan tiap emosi dan tiap keadaan yang sedang terjadi. Aku benar2 terjun dalan setiap kejadian yang ada di dalamnya dan sangat bisa merasakan perasaan bahagia, sedih, putus asa, tertuduh, dan yang lainnya.

Hidup ini memang mengajarkan keikhlasan. Untuk semua hal buruk yang terjadi pasti ada hal baik.

Aku bisa merasakan perasaan Lim Hwi Chan saat dia tidak terima karena dituduh melakukan pencurian, sampai dia tidak diterima di lingkungan pekerjaan baru nya hanya karena dia mantan narapidana, hingga dia menemukan suatu perkumpulan yang berisi mantan narapidana, yang membuat dia bisa mengikhlaskan segala yang terjadi dalam hidup nya.

Jujur, aku agak bosen pas bagian kegiatan sosial mereka. Detailnya terlalu banyak dan jadi terasa bertele—rasanya bisa disingkat tanpa mengurangi inti cerita.

Salut untuk penerjemahnya karena tetap mempertahankan beberapa frasa dalam bahasa Korea, sehingga nuansa dan entitas aslinya tetap terjaga. Contohnya adalah penggunaan kata "nuna" yang tetap dipertahankan sebagai panggilan adik laki-laki kepada kakak perempuannya, alih-alih diterjemahkan menjadi "kakak". Jadi, meskipun pembaca belum pernah belajar bahasa Korea, mereka tetap bisa memahami konteksnya.

So.. overall i loved this book! Lagi kepikiran kenapa ga dijadiin series drama aja yaa, kayaknya seru deh hehe

Profile Image for Ingrid Leonard.
112 reviews
August 27, 2018
Well, I don't know which one that become a problem for me, is it because this not a thriller or mistery novel or is it because the translation.
As I used to say, translation always being a big problem for me.
I'm too lazy to read the English version & at the same time I wish to read a story that have a language that is "good" for my brain.
Good which is unrelated with curse for me (I don't have problem with curse), but at least it make me enjoy the whole story.
And this book isn't.
But the story wasn't bad, at all.
Similar as the Korean dramas, the story is very... based on daily base.
You can imagine seeing people from this book in real life.
Where human is colorful, not only black and white, good or bad.
But they also has their own story, their own reason to become a character in this book.
That's what this book showed me.
I'm glad I finish it but I'm not sure I'll read another Korean's novel shortly.
Profile Image for Zharifah Mahrusah.
28 reviews2 followers
March 4, 2022
Buku ini bercerita tentang seorang narapidana yang bernama Lim Hwi Chan yang masuk penjara akibat tuduhan yang tidak benar. Tidak hanya didalam jeruji saja, saat keluar dari tempat itu pun Lim Hwi Chan mengalami masa-masa sulit sehingga ia tidak diterima dimasyarakat.

Pada waktu yang tak disengaja, ia menemukan sebuah koran yang terdapat iklan sebuah komunitas narapidana yang bernama "morning star". Tanpa pikir panjang ia pun segera bergabung pada komunitas itu. Hal tersebut lah yang menjadi hal awal yg memberikan cahaya bagi Lim Hwi Chan

Menurut saya, buku ini sangat layak untuk dibaca. Banyak amanat yang disampaikan secara halus kepada pembaca. Salah satunya adalah tetap berbuat baik apapun masalahnya, karena Tuhan itu ada. Kebaikan sekecil apapun pasti bakalan dibalas oleh-Nya dan suatu masalah yang kita alami sekarang itu tanda Tuhan masih peduli sama kita, makanya diberikan ujian. Yang penting yakin aja kalau abis badai pasti ada pelangi 👍
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Ripeh.
50 reviews3 followers
September 25, 2020
Kisahnya menarik, tentang seorang mantan narapidana yang mengalami kesulitan hidup karena memiliki status 'mantan narapidana' itu dan akhirnya menemukan tempatnya di dunia ini lewat sebuah perkumpulan bernama Morning Star Club yang awalnya hanya beranggotakan tiga orang Paman yang juga mantan narapidana.

Di awal bab ceritanya seru tapi semakin ketengah nggak tau kenapa rasanya flat, kejutan-kejutannya juga cenderung predictable. Tapi novel ini punya banyak pesan dan nilai kebaikan di dalamnya. Sebagai orang yang juga sedang mencari tempatnya di dunia ini, aku merasa buku ini lumayan buat memberi sedikit suntikan semangat, terutama untuk terus berbuat baik, kalaupun orang lain masih menganggap kita belum baik, bukan berarti kita nggak perlu berbuat baik.
Profile Image for najwa.
17 reviews
December 12, 2024
awal awal kesel bgt sama hidup anak ayam yang ga adil🥺🥺🥺🥺 jujur aku kalo jadi dia, aku juga bakal nangis... orang orang tuh suudzon Mulu sama dia, kayak di mata orang orang, hwi Chan itu orang yang buruk, yang ga ada manfaatnya. jadi hwi Chan kayak dianggap sampah....tapi Alhamdulillah di akhir akhir cerita, hwi Chan udah dapet keadilan. dia udah bisa bikin kakaknya bahagia, bisa dapetin su Jeong, dia bahkan jadi ketua club itu, dan akhirnya club itu udah berubah jadi yayasann. proud of you hwi Chan🔥🔥🔥
Profile Image for Ade Aprilia.
Author 1 book
March 25, 2017
cerita yang ringan sekali bawainnyaaaa >< harus nyante mah ini, dibaca sambil ngeteh sore, tapi saya ga suka ngeteh hehe. Polemiknya bagus sebenernya, Seorang mantan Napi yang kesulitan mencari pekerjaan dan kahirnya menemukan kelompok Morning Star Club, boleh dibaca ini mah, seperti quote penulisnya. "terlalu banyak berita buruk dan kriminal hingga kita lupa rasanya menerima kabar baik". Jangan terus nebar berita buruk, gak baik buat bangsa kita gais
Profile Image for peachberryss.
58 reviews
March 1, 2021
Udah penasaran dari awal tentang buku ini, setelah di baca memang menarik sekali. Baru kali ini baca buku cerita dari sudut pandang seorang ‘mantan narapidana’. Jadi tau lika liku kehidupan seorang mantan narapidana gimana, gimana perlakuan dunia terhadap dia, gimana orang-orang menganggap dia. Konflik juga menarik dan bikin gregetan. Kasihan, sedih, seneng, lucu, semuanya ada. Apalagi kalau cerita tentang kakaknya, ikutan sedih juga. Pokoknya banyak pelajaran yang bisa diambil di buku ini!
Profile Image for Rizka Amalia.
18 reviews1 follower
August 30, 2021
4.5 dari 5⭐

Pertama kalinya baca novel K-iyagi dan aku suka banget sama novel ini!!!!
Aku sempat terbawa perasaan ketika lim hwi chan mencari pekerjaan yg tidak ada satupun perusahaan yg nerima, menurutku narasinya enak, ceritanya bikin emosi kita campur aduk, antara sedih, marah, dan terkadang ada lucunya jg sewaktu bagian adu debat antara paman park dan kang wkwkwk.
Profile Image for Arief Mulyanto.
Author 8 books1 follower
August 3, 2019
Ceritanya menarik dan ada sesuatu yang bisa diambil. Pelajaran tentang hidup.
Profile Image for Dian LW.
33 reviews
January 12, 2022
Buku pembuka di awal 2022 yang sangat melebihi ekspektasi, sukaaa
8 reviews
January 27, 2022
Jarang banget nemu buku yang menceritakan tentang kehidupan mantan narapidana. Alurnya tidak mudah ketebak, banyak pelajaran hidup di dalamnya, keren.
Profile Image for Elvira.
128 reviews1 follower
October 21, 2023
Bagus banget. Sangat mengaduk perasaan saya.
Profile Image for Inge.
150 reviews3 followers
February 27, 2015
Ketika seseorang melakukan tuduhan bahkan sampai menghakimi kita atas apa yang tidak kita lakukan, pasti rasanya sakit sekali. Terlebih lagi sampai harus menerima hukuman. Mungkin membela diri merupakan satu-satunya jalan yang bisa kita lakukan, namun jika ternyata tidak ada bukti bahkan saksi mata yang mendukung kita maka semua akan sia-sia.

Kemudian ketika akhirnya selesai menjalani hukuman yang tak seharusnya dijalani, namun ternyata hukuman yang terbesar adalah hilangnya kepercayaan orang lain. Juga anggapan buruk yang seolah selalu melekat, saya rasa itu adalah hukuman yang paling berat.

Dalam novel ini mencoba menggelitik kita, mungkin kita salah satu dari mereka... mereka yang selalu menaruh curiga pada orang yang memiliki masa lalu buruk tanpa berusaha mengenal mereka lebih dulu.

Membaca cerita Lim Hwi Chan ini awalnya sedikit terasa aneh. Tentang ia yang bekerja di sebuah toko dan sifatnya yang tampak sangat temperemantal. Namun masih di bab awal, kita langsung diajak flash back untuk lebih mengenali Lim Hwi Chan. Menilik pada masa lalunya yang mungkin walau tidak bisa dijadikan pembenaran adalah apa yang menyebabkan ia menjadi seperti sekarang.

Liku hidup Lim Hwi Chan dimulai ketika ia menerima tuduhan palsu yang menyebabkannya harus mendekam di penjara. Ia yang berniat untuk menolong tetangganya, justru menjadi tersangka atas kasus perampokan. Perampokan yang bahkan tidak pernah terbersit dibenaknya.

Walau mungkin sedikit disinggung tentang kehidupan Lim Hwi Chan di dalam penjara, tetapi cerita lebih berkembang tentang tantangan yang harus diterimanya setelah keluar dari penjara. Ia yang selalu mengalami penolakan demi penolakan saat melamar pekerjaan, bahkan dalam cerita juga ditunjukkan bahwa kakaknya sendiri masih juga menaruh curiga padanya.

Sampai ia akhirnya bertemu dengan tiga orang Paman yang mendirikan sebuah klub yang beranggotakan dan mencari anggota mantan narapidana. Klub yang cukup aneh mungkin, karena beranggotakan hanya 3 orang (sebelum Lim Hwi Chan bergabung) dan semua anggotanya adalah mantan narapidana.

Awalnya saya mengira klub ini mungkin hanya sekedar tempat berkumpul mereka saling berkeluh kesah tentang bagaimana susahnya mereka dalam mendapatkan pengakuan sosial. Walau klub ini awalnya terlihat sangat absurd, tapi ternyata apa yang mereka lakukan sebenarnya lebih tampak nyata dan membanggakan.

Tanpa mengharapkan balasan atau bahkan pengakuan, anggota klub ini melakukan kerja sosial, dan mereka melakukannya secara terus menerus. Mengunjungi tempat-tempat yang benar-benar membutuhkan tenaga mereka dan melakukan semua bantuan dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan, bahkan merekapun memberikan donasinya dari uang mereka sendiri yang mereka sisihkan.

Ceritanya cukup menarik dan menyentil. Bagaimana tak jarang orang akan menilai orang lain dari masa lalunya. Bahkan tanpa mau tahu bahwa orang tersebut sudah berubah, sudah menyesali apa yang dilakukannya di masa lalu. Bahwa tidak mungkin orang mengubah masa lalu, yang ada adalah bagaimana orang tersebut berusaha untuk mengubah dirinya menjadi lebih baik.

Saya menyukai bagian dari cerita Lim Hwi Chan dengan Su Jeong, seorang gadis dari salah satu panti asuhan yang dikunjungi oleh anggota Morning Star Club untuk melakukan kerja sosial. Bagaimana Lim Hwi Chan tertarik dan akhirnya menyatakan rasa sukanya yang kemudian membuat Su Jeong menunjukkan kekurangannya. Saya suka ketika ternyata Lim Hwi Chan yang awalnya tidak menyadari kekurangan itu akhirnya tau tetapi tetap dengan pendiriannya.

Saya kira cerita akan menjadi datar ketika akhirnya Morning Star Club berkembang berkat bantuan media dan menjadi sebuah yayasan. Namun ada satu hal lain yang ingin dibagikan penulis sebelum cerita berakhir. Bahwa walau mungkin Morning Star Club sudah cukup dikenal bahkan berubah menjadi yayasan, tetapi tetap saja stigma buruk sedikit banyak masih melekat.

Kisah tentang Lim Hwi Chan yang menggunakan sudut pandang orang pertama ini sangat menarik, terlebih dengan begitu banyaknya perkembangan karakter yang ditunjukkan, salah satunya ditunjukkan dengan bagaimana sifat temperamental itu sedikit demi sedikit tergerus.

"Secercah harapan setelah keluar dari penjara yang justru sirna begitu saja karena harus kembali mendekam dalam penjara yang bernama lingkungan sosial. Hari demi hari yang dilewati dalam kepedihan, kehancuran, dan luka."
"Meski rintangan datang mengadang, akan kuterjang. Masa sekarang tidak seperti masa yang lalu. Aku memiliki banyak hal yang harus diperjuangkan dan dijaga. Aku mengepalkan kedua tangan dengan keras. Ini adalah permulaan."

4/5 Bintang untuk kisah Lim Hwi Chan dalam menjalani masa-masa menjadi mantan narapidana.
Profile Image for Dini Maulidya.
18 reviews1 follower
February 22, 2017
Membaca kisah penulisnya, latar belakang mengapa dia menulis novel seperti ini menurutku mulia sekali. Aku justru lebih penasaran dengan kisah hidupnya. Mungkin dengan ini aku akan membaca karyanya lagi.

Untuk ceritanya memang menyentuh. Happy ending. Cerita mengenai lika-liku kehidupan seorang narapidana memang ide yang bagus. Tetapi cara penulis membawakan ceritanya menurutku terlalu cengeng dan terlalu banyak memuji tokoh yang berkaitan, sehingga pada momen yang seharusnya aku tersentuh dan terharu tetapi malah menghilang karna merasa sedikit geli dengan tulisannya. The lack of translated novel? Maybe.

Pada awal cerita sangat menyebalkan. Menurutku ada salah satu plot di mana Hwi Chan ditangkap karna tuduhan menyakiti seorang remaja berandalan terkesan memaksa. Seperti masalah yang dibuat-buat dan dibesar-besarkan. Tetapi seiring perjalanan cerita, alurnya menjadi lebih teratur dan logis tetapi membosankan. Di benang merah, saat Yayasan Morning Star berada pada puncak kesuksesannya dan mengadakan Bazar Amal bersama Persatuan Istri Polisi kemudian mendapat masalah besar berhasil mendapatkan perhatianku. Di sana menjadi jelas mengapa Lim Hwi Chan dijadikan protagonis. Dia memiliki peran penting sebagai ketua karna pengalamannya menjadi narapidana karna tuduhan palsu. Mengharukan sekali walaupun aku telah menebak dari awal siapa pelaku sebenarnya. Halaman terakhir yang tidak mengecewakan.
Displaying 1 - 30 of 60 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.