Jump to ratings and reviews
Rate this book

Misteri Patung Garam

Rate this book
Dia sangat sadis. Dan, dia masih berkeliaran.

Seorang pianis ditemukan mati,
terduduk di depan pianonya, dengan bibir terjahit.
Bola matanya dirusak, meninggalkan lubang hitam yang amat mengerikan.
Rambut palsu merah panjang menutupi kepalanya.
Sementara, otak dan organ-organ tubuhnya telah dikeluarkan secara paksa.

Kulitnya memucat seputih garam.
Bukan, bukan seputih garam.
Tapi, seluruh tubuh sang pianis itu benar-benar dilumuri adonan garam.

Kiri Lamari, penyidik kasus ini,
terus-menerus dihantui lubang hitam mata sang pianis.
Mata yang seakan meminta pertolongan sambil terus bertanya,
kenapa aku mati?
Mata yang mengingatkan Kiri Lamari akan mata ibunya.
Yang juga ia temukan tak bernyawa puluhan tahun lalu.

Garam? Kenapa garam?

Kiri Lamari belum menemukan jawabannya.
Sementara mayat tanpa organ yang dilumuri garam telah ditemukan kembali….

Dia sangat sadis. Dan, dia masih berkeliaran.

284 pages, Paperback

First published February 24, 2015

55 people are currently reading
1118 people want to read

About the author

Ruwi Meita

37 books204 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
364 (36%)
4 stars
476 (47%)
3 stars
135 (13%)
2 stars
15 (1%)
1 star
7 (<1%)
Displaying 1 - 30 of 309 reviews
Profile Image for Rido Arbain.
Author 6 books98 followers
February 5, 2016
Aku jarang sekali menamatkan buku dalam waktu sehari. Tapi, buku ini pengecualian.

Ini novel thriller karya penulis lokal terbaik yang pernah kubaca! Kalau boleh meminjam istilah tokoh Inspektur Saut, buku ini memang kampret rebus!

Ide ceritanya gila. Aku yakin penulis pasti melakukan riset mati-matian untuk memperkuat konflik yang benang merahnya menyempurnakan kasus "misteri patung garam" ini.

Kalau Katarsis pernah kupuji sekaligus mengkritisi pemecahan konfliknya yang agak payah, di novel ini aku kehabisan stok kritik. Plotnya keren ampun-ampunan.

Review-nya begini saja ya, nggak tega mau spoiler.

Mbak Ruwi junjunganku!
Profile Image for heril azwan.
524 reviews62 followers
August 29, 2016
membacanya, sedikit sebanyak mengingatkan saya kepada salah satu kes dalam komik Penyiasat Remaja Hajime Kindaichi, iaitu berkaitan patung lilin, dimana pembunuh menggayakan mangsa seperti patung lilin dan mangsa juga disaluti lilin. Namun, cerita ini nyata berbeza.

teknik pembunuhan yang kompleks, penyeksaan yang dahsyat & penuh dengan dendam, tapi disulami dengan seni yang begitu indah menurut pembunuhnya. setiap perkaitan garam diselongkar dan dikemukan setilitinya, sehinggan menerbitkan rasa kagum pembaca dengan perkaitan garam dalam kehidupan.

walau bagaimanapun, pembunuh seakan dapat diteka dipertengahan cerita. namun, tetap ada trwistnya, siapakah dalang sebenarnya?

memang tak sabar untuk menunggu sambungannya!!

ps- still tak terlepas untuk membandingkan dengan komik penyiasat remaja, di mana Hajime mempunyai musuh tradisi iaitu ahli boneka neraka, yang menjadi dalang dalam setiap kes pembunuhan & merancangnya, pembunuh hanya sekadar kambing hitam saja.
Profile Image for Asmar Shah.
Author 20 books136 followers
September 10, 2017
4.25* untuk Garam!

Buku ni buat aku berjaga sampai pukul empat pagi sebab nak habiskan sisa-sisa pembacaan. Tak pernah aku jadi gigih sampai macam tu sebab nak habiskan baca buku. Selalunya kalau dah baca separuh, aku akan biarkan dulu buku tu berehat sekejap dari tengok muka aku. Tahniah cik/puan penulis, karya awak ni hebat!

Bagi aku, buku yang seronok/bagus (pendapat peribadi) adalah buku yang mana bila aku dah habis baca, aku masih ingat dan terbayang-bayang dengan jalan cerita tu. Buat aku tersenyum dan hela nafas dalam. Buat aku berfikir kat mana lagi nak cari buku yang bagus macam ni.

Aku suka dengan Kiri Lamari. Sebab dia lelaki yang aneh, pelik dan unik. Dia boleh makan pisang goreng dengan nasi. Wowwwww! Kiri juga lelaki yang pandai masak, suka dengan tumbuhan dan paling penting, walaupun dia tak romantis, tapi dia bijak. Wujudnya watak Kenes dan Ireng dalam buku ni memang sangat membantu buat jalan cerita ni tambah seronok. Mereka adalah keluarga dan Kumpulan Bahaya. *senyum*

Fakta-fakta mengenai garam dan apa yang diselitkan dalam narasi dan dialog, sangat bagus. Tak nampak janggal dan memaksa kita untuk menerima fakta tu.

Tapi aku boleh tebak watak tu adalah antagonist yang akan buat semua pembunuhan tu apabila dia dimunculkan dan ada beberapa klu yang cuba disampaikan oleh penulis. Yalah, dah watak itu-itu je. Tapi ya, Ruwi Meita pasti yakin, 'kau dah tahu awal-awal pembunuhnya kan? Kau dah dapat tangkap sedikit klu nya kan? Nah, aku sajikan buat kau twist yang akan buat kau terngangah sebab kau takkan terfikir benda tu sama sekali'. Tahniah, itu sangat bijak~

Apa-apa pun siapa yang nak baca buku thriller penyiasatan yang seronok, korang boleh baca buku ni.

Peace!
Profile Image for Harumichi Mizuki.
2,430 reviews73 followers
April 24, 2022
Novel ini termasuk yang legendary, baik dalam dunia crime-fiction lokal, maupun dalam sejarah karir Mbak Ruwi Meita. Alhamdulillah akhirnya berhasil baca juga, dan sekarang aku tahu kenapa novel ini termasuk fenomenal. Dari kasusnya saja sudah unik sekaligus mengerikan. Para wanita yang kebanyakan seniman (pianis, pelukis, sampai chef) ditemukan sudah menjadi mumi patung garam di kediamannya masing-masing. Mata sudah dalam keadaan dicongkel, bibir terjahit, organ dalam dikeluarkan, dan seluruh tubuh dilapisi adonan garam pengawet mayat yang mengeras karena sudah dioven... Kurang psycho apa coba.

Saat membaca novel ini untuk kedua kalinya pun perutku tetap terasa kebas saat para polisi mendeskripsikan bagaimana organ-organ itu dikeluarkan untuk prosedur mumifikasi. Ya Tuhan, perut manusia itu empuk banget, yah.... Betapa lembeknya komponen fisik pembangun tubuh manusia. Betapa rapuhnya sebenarnya manusia.

Namun, penulis bisa meredam efek kengerian itu sehingga novel ini bisa tetap dinikmati dengan santai karena humor dan drama keluarga antara Kiri Lamari sang detektif; Kenes, fotografer pecinta bahaya yang merupakan kekasih Kiri Lamari; dan Ireng, bocah pencopet bermulut lancang yang akhirnya masuk dalam kehidupan mereka berdua. Ada juga Inspektur Saut Kresnadi, atasan Kiri Lamari yang suka curhat soal diet istrinya dan gemar mengumpat "kampret rebus" sebagai ciri khasnya. Semua disajikan secara imbang dan dalam kesatuan yang utuh. Ya elemen misterinya, elemen thriller-nya, dan elemen komedi serta dramanya.

Dalam satu bab kita akan dicekam dengan adegan sang pembunuh yang mengurung korbannya sebelum membunuh, memumi, dan mengoven mereka, di bab selanjutnya kita sudah dibuat terpingkal-pingkal dengan interaksi antara Kiri Lamari dan Ireng. Juga karena umpatan khas Inspektur Saut, "Kampret rebus!"

***

Penyelidikan itu akhirnya mengarah pada seorang seniman patung garam yang pamflet pamerannya mereka temukan di studio lukis tempat mayat kedua ditemukan, Rahardian. Ketertarikannya pada garam dan sosok Idis, istri Lot (nabi Luth) yang dalam Bible dikatakan diubah menjadi patung garam karena melanggar larangan Tuhan untuk menoleh ke arah kota Sodom dan Gomorah yang sedang diazab, pas dengan profil sang pembunuh. Tapi bukti yang benar-benar konkret untuk menjerat Rahardian sungguh minim.

"Yang ingin aku katakan, kadang mangsa itu merelakan dirinya untuk terperangkap. Seperti manusia yang rela tercebur dalam dosa sebab dosa itu nikmat." (Rahardian, hal 127)



Penyelidikan panjang itu membawa Kiri Lamari menyusuri latar belakang keluarga Rahardian di Yogya, mengetahui bahwa ibu sang pematung sudah bunuh diri di RSJ tempat ia dirawat, hingga sampai ke Bojonegoro, tempat pengasuh Rahardian menghabiskan hari tuanya. Ironisnya, Bojonegoro adalah kampung halaman Kiri Lamari. Tempat ayahnya menghabiskan hari-hari dengan membisu seperti patung sejak istrinya meninggal dan kakinya diamputasi akibat kecelakaan kerja di Korea. Ayahnya dirawat oleh budenya, Bude Marsih, yang merupakan sosok pengganti ibu bagi Kiri Lamari yang piatu.

Kiri Lamari sudah bertahun-tahun menolak bicara pada sang ayah karena suatu insiden di masa kecil yang melibatkan kematian ibunya. Sesuatu yang kemudian menjadi alasannya memilih profesi sebagai detektif. Baik Kenes maupun Bude Marsih sama-sama berusaha membujuk agar Kiri mau mengakhiri perang dinginnya dengan sang ayah.

Bude Marsih menjadi karakter sampingan terfavoritku. Nasihat-nasihat dan petuahnya menyejukkan, sekaligus mendorong Kiri Lamari untuk segera mengambil sikap demi resolusi untuk konfliknya dengan sang ayah, maupun untuk penantian Kenes. We all need characters like Bude Marsih in our lives

"... Tak selamanya diam itu emas. Ada kalanya diam, diam itu berarti sebuah pelarian dan kekalahan. Sebab kamu tak mau tahu atau memperbaikinya." (Bude Marsih to Kiri Lamari, hal. 177)

Apalagi setelah kemudian diketahui ayah Kiri menderita kanker paru-paru.

"Sebanyak 99 persen penyakit kanker berasal dari hati yang luka, kepahitan, rasa bersalah, dendam, dan segala hal yang belum selesai dalam diri manusia. Satu persen lainnya barulah dari gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat." (Kenes to Kiri Lamari, hal. 216)

Sementara itu sang pembunuh yang mulai merasa terganggu dengan aktivitas Kiri mengendus jejaknya, mulai mendekati Kenes untuk meneror Kiri. Tepat ketika Kenes sibuk mempersiapkan pameran tunggal pertamanya di Surabaya.

***

Menegangkan. Dan meskipun dari awal kecurigaan pembaca sudah diarahkan pada sosok tertentu, penulis tetap mempersiapkan twist yang menghentak soal identitas asli pembunuhnya. Sayangnya, sih, Kiri Lamari menyembunyikan petunjuk berupa detail yang sangat kecil itu dari pembaca, sehingga ketika petunjuk itu dibuka, rasanya agak dicurangi hahaha. Karena itu bintangnya empat, padahal dalam hal teknis penulisan, novel ini sudah sangat prima.

Yang aku suka adalah bagaimana penulis benar-benar menjalin setingan dan plot device ceritanya dengan rapi dan teliti. Segala detail properti yang ada dalam novelnya tak sia-sia. Kesenangan Kiri Lamari pada kegiatan masak dan berkebun, semua ada gunanya bagi penyelidikan yang ia lakukan. Karung garam di ruang bawah tanah, bunga morning glory, tato bunga lotus di belakang leher, semua tak sekadar hiasan pelengkap deskripsi.

Meskipun begitu, setelah membacanya berulang kali aku baru menyadari kalau cara Rahadian memilih korbannya di sini terlalu acak. Motifnya lemah. Wina dibunuh hanya karena dia berhubungan dengan "Sergio" via Facebook? Tapi mereka kan belum berzina beneran. Cuma ngechat. Nggak konsisten langsung di korban pertama ih.

Lalu kemunculan Saut dan para anak buahnya di malam penggerebekan juga mengherankan. Katanya surat izin penggeledahan baru bisa keluar besok siang? Berarti dia melanggar prosedur, dong? Emang nggak papa?

Dua hal ini terlewat olehku karena aku begitu terpukau dengan teknik menulisnya. Hmn....

***

Novel thriller yang baik tak hanya menjual rasa ngeri dan adegan sadis. Ia juga menyampaikan pesan-pesan penting pada pembaca. Dalam kisah ini, penulis menampilkan akibat fatal dari pola pendidikan anak dari orangtua yang toxic. Hal ini disajikan secara paralel dengan masa kecil Kiri Lamari dan Rahardian yang polanya mirip. Keduanya sama-sama memiliki ibu yang perfeksionis, selalu menuntut kesempurnaan dari anaknya, tapi pelit dalam mengekspresikan rasa cinta dan kasih sayang. Ibu Kiri dan Rahardian digambarkan seperti robot, yang menjalankan program dan tugas sebagai ibu, tapi tak sanggup menyampaikan rasa cinta yang justru dirindukan oleh kedua anaknya.

Kiri "beruntung" karena ibunya meninggal sejak kecil, sehingga akhirnya ia bisa merasakan kasih sayang yang utuh dan wajar dari Bude Marsih. Jika tidak, bisa jadi Kiri akan berakhir sama dengan sang pembunuh. Hal ini juga mengajarkan bahwa seringkali kesehatan mental yang terganggu itu disebabkan oleh pola didik orangtua dan trauma masa kecil. Bisa jadi orangtua sang anak juga mengidap semacam gangguan kejiwaan, tapi sayangnya tak terdeteksi atau terlambat ditangani.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Rezza Dwi.
Author 1 book277 followers
December 11, 2019
4⭐ untuk buku ini! 😆

kaaampreeet reeebuuusss 😂😂

sempat menduga buku ini akan full thriller dan menegangkan sejak awal, ternyata ngga.

bukan tipe semacam itu.

misteri? yaaa.
pembunuhan keji, sadis, kejam? yaaa.
pencarian pelaku? yaaa.

sepanjang cerita, aku bertanya-tanya faktor Who, How, dan Why.

oh, tidak semudah itu, pemirsaaa.

daaan ngga nyangka, pembawaan ceritanya akan menyenangkan diselingi humor ringan beberapa dialog tokohnya.

favoritku bagian ending!

ending is the best part 😆 suka sekali. dan memang ending itulah yang menjadikan konklusi keseluruhan ceritanya bagusss.
Profile Image for Ai Ar.
19 reviews5 followers
August 25, 2016
Tamat !!
12:45 am

Karya ini berasal dari Indonesia. Tajuk asal karya ini adalah Misteri Patung Garam yg ditulis oleh Ruwi Meita dan telah diterjemahkan oleh Rumah Penerbitan FIXI.

Sebuah karya thriller yg mengisahkan seorg Inspektor yang telah ditugaskan untuk menyelesaikan misteri pembunuhan 3 wanita. 3 mangsa tersebut telah dibunuh dengan kejam. Semua organ dalaman telah dikeluarkan dan disumbat dengan garam. Mata dan mulut dijahit. Pembunuh meninggalkan mayat2 mangsa dgn cara meletakkan posisi mereka mengikut apakah 'kerjaya' setiap mangsa. Dan pembunuh akan menaburkan garam disekeling mayat2 mangsa agar mayat mangsa tidak mereput sepertimana dosa2 yang telah mereka lakukan. Baik atau jahat pembunuh ini??

Buku ini bisa buat aku jadi gila!!
Ya! Ini semua kerja gila kerana 3 pembunuhan berlaku disebabkan oleh seorang pembunuh kejam yang terlalu obses dengan garam!! dan percayalah, segalanya berpunca dari seorg manusia yang bergelar 'IBU'!!.
Petunjuknya mungkin mudah, ramai yg akan dpt agak atau simpulkan, tetapi persoalan 'KENAPA' pembunuhan itu berlaku, turut bisa buat aku gila kali kedua!! Ahhh!!! aku dah letih, kamu semua beli dan baca aja.. Kalo semuanya aku ceritain, lebih baik aku sahaja jadi Heronya. Dan kamu semua perlu ingat, Kamu semua pasti akan dibayangi Krempet Rebus!!

5 bintang ☆☆☆☆☆!!!
Profile Image for Nay.
Author 4 books86 followers
March 17, 2015
4,5 bintang.
Aku salut dengan ide dan pengetahuan penulis tentang garam yang menjadi inti cerita. Pastinya butuh riset yang mendalam untuk membuat novel seperti ini. Dan Mbak Ruwi berhasil membuat aku penasaran untuk terus membaca. Bukan penasaran untuk menebak pelaku karena sepertinya pembaca manapun bakal bisa menebak, tapi penasaran dengan motif dan aksi pembunuhan selanjutnya. Aku juga puas dengan ending yang dipilih penulis, serta menyukai ketiga tokoh utama yang tergabung dalam Klub Bahaya.

Sepertinya aku akan membaca novel Mbak Ruwi Meita yang lain karena suka banget dengan novel ini. Sukses terus untuk penulis. Ditunggu karya-karya selanjutnya
Profile Image for Regina Ibrahim.
Author 22 books111 followers
November 1, 2017
GARAM (Penerbit Fixi Malaysia)
Penulis Ruwi Meita
Terjemahan: Julie Ann
MISTERI PATUNG GARAM

Sebaik sahaja memulakan naskah ini, nafas dihela lega. Kenapa? Kerana ini barulah dikatakan dikatakan cerita. Setiap halaman buku tidak dileweh lewehkan. (Saya sebenarnya berpindah ke Garam setelah gagal menyelami satu lagi novel yang rewang rewang gagal memikat meski sudah ke halaman 70). Garam seawal prolog sudah tampil bagaikan naskah dari Eropah gayanya.
Membahagikan naskah ke 4 bahagian, penulis bijak bercerita dengan niat tidak mahu pembaca jadi keliru dengan watak watak mangsa, watak watak kecil terdekat yang bakalan jadi penggerak cerita. Kiri Lamari diperkenalkan dengan cara yang tidak mendesak, butirannya disisip pelan-pelan begitu santai sekali sebaik ditemukan pembaca dengan Ireng (pencopet bocah), Kenes dan Inspektor Saut. Konflik yang dipaparkan begitu tersusun. Setiap bahagian dimulakan dengan latar personal si mangsa yang seringnya flamboyant, mereka bakal ditukar jadi patung garam.
Ruwi menggalas tugas menghuraikan tema dengan bijak sekali. Tidak menjengkelkan langsung difiksyenkan secara terus terang tanpa putar belit. Falsafah tetang garam, teknik awetan, minda fikir penyiasat, gerak tubuh dan hubung kait resah jiwa Kiri Lamari dengan ayahnya, suntuk waktu buat kekasihnya Kenes dan Ireng yang tiba-tiba masuk mewarnai kisah. Lokasi lokasi dan mode pengangkutan di Surabaya, Jogja serta lokasi fiksi terpencil sangat realisitik. Sesuai arus zaman meskipun teknik penceritaan agak klasik, hal hal moden seperti sosial media disuntik untuk menjadikan kisah relavan waktu.
Tanpa menggelirukan Ruwi menjalin kisah antara Kiri Lamari dan zaman kecilnya yang suram, Kenes cinta hati yang masuk untuk mengimbang kegawatan situasi serta Ireng si filsuf bocah jalanan sebagai pelengkap cerita, namum masih berada dalam genre thriller yang santai menawan.
“Dunia ngga mungkin kiamat kiranya aku ngga mampu membaca,” ungkapan selamba Ireng
Diana yang membahagikan hidupnya bagai siang dan malam, meskipun kisah yang sudah pernah ditemui, namun penulis mampu menjadikannya enak dibaca.
Ruwi Meita punya stail tersendiri bercerita (sudah tentu akan dicari buku bukunya yang lain). Ini antara naskah yang mantap fixi setelah Amsterdam, Sunyi dan Gantung2.
Profile Image for Haq Raihah.
300 reviews55 followers
April 16, 2020
[ Hari ke-31 pelaksanaan Perintah Kawalan Pergerakan, 17042020 ]

Lamanya ambil masa nak boleh ke habis sebuah buku ni. Bukan sebab tak best, tapi busy dengan online class, hmm.🍂

Okeyyy, GARAM terbahagi pada 4 bahagian.

Bahagian I : Pemain piano
Bahagian II : Pelukis
Bahagian III : Tukang masak
Bahagian IV : Siapa seterusnya?

Sebenarnya salah satu faktor aku lambat habiskan buku ni pasal aku 'tersekat' kat bahagian I tu. Kat part tu memang slow sangat pembacaan aku. Mood membaca cuma sekadar 10 helai muka surat sehari jer, then aku tutup buku sambung esok pulak 10 helai lagi. Hahaha.

Part I tu aku rasa macam bosan sikit. Lebih tepat, mendatar. Mungkin sebab hanya tertumpu pada watak Kiri, Ireng dan pembunuhan pertama semata-mata. Kat bahagian I, watak villain memang tak difokuskan lagi.

Masuk part II, haaaa barulah best. Mendadak naik mood membaca kat sini. Sebab part II dah masuk scene pembunuhan kedua dan dah ada hint watak villain. Watak penjahat dah mula difokuskan, jadi jalan ceritanya dah makin menarik dan suspens. Hilang terus bosan aku, hahaha.

Masuk part III, pembunuhan ketiga, tapi kali ni kaedah pembunuhan sedikit berbeza. Oh, aku tak cakap kat atas tadi, kan. Yang cara semua mangsa dibunuh memang 'unik' gila. Kejam lagi ngeri laa maksud aku. Dilumur garam, dibakar dalam oven, semua organ dikeluarkan, tapi part paling aku rasa ngeri sekali bila forensic pathologist tu cakap kat Kiri yang otak mangsa pun dikeluarkan dengan cara...

"Cara yang sama digunakan dalam pembuatan mumia. Satu batang besi yang di hujungnya ada pengait dan tabung logam kecil dimasukkan ke dalam hidung. Pengait itu akan masuk sampai ke bahagian otak. Kemudian otak akan dihancurkan dan dikacau seperti mengaduk sup. Beberapa minit selepas itu, cecair otak itu akan keluar dari hidung dan telinga."

Arghhh gila! Rasa ngeri bila bayangkan...

Tapi untuk pembunuhan ketiga, si penjahat tu tak keluarkan organ-organ mangsa ketiga. Cuma kulit tubuh mangsa dilumur garam.

Dan macam part II jugak, part III jadi lagi menarik.

Part IV, kemuncak ke pengakhiran laa ni. Lebih tertumpu pada watak Kenes dan Ireng jugak. Dan watak penjahat laa paling difokuskan kat sini.

Untuk part ni, paling menarik babak-babak pergelutan terakhir Kiri dengan si psycho tu. Paling best masa Kiri buka cerita tentang hakikat sebenar hidup dan identiti si penjahat selama ini. Tak gunalah, tak sangka aku dan memang rasa tertipu. Tapi dalam masa yang sama rasa simpati kat nasib lelaki lavender tu masa dia kecil. Disebabkan kegilaan orang lain, akhirnya dengan dia sekali jadi gila bila dah besar.

Oh, actually takde teka-teki sangat siapa sebenarnya pembunuh tu. Dari part I lagi boleh teka. Just 'identiti sebenar' yang di-twist-kan.

GARAM ni kisahnya agak unik bagi aku. Mungkin sebab garam. Hahaha. Yalah kan, garam kot. Bahan masakan biasa, alih-alih macam-macam fakta menarik pasal garam diceritakan dalam buku ni. Dah pembunuhnya terlalu obses dengan garam, mestilah ada kisah di sebaliknya, kan.

Akhir kata, aku masih jugak teringat-ingat dengan dialog yang satu ni...

"Dasar kampret rebus!" — Inspektor Saut. 🤣
Profile Image for ωαη  ïzzαz.
56 reviews12 followers
April 5, 2019
Bestt nyaa! Aku ambil lebih kurang 4 jam je nk habiskan buku ni.Rasa macam tgh tengok cerita detective conan plak😂.Kisah penyiasatan dn thriller yg x membosankan.Watak2 pom xde yg menyakitkan hati.Tiba2 terbayangkan yg Kiri ni Shinichi dan Kenes pula Ran😂
Profile Image for Dion Yulianto.
Author 24 books196 followers
April 9, 2015
Buku detektif-thriller karya penulis lokal paling bagus yang saya baca selama ini!
Profile Image for Utha.
824 reviews399 followers
April 2, 2018
3.8

Jadi salah satu novel thriller lokal favorit. Jadi pengin baca novel-novel Mbak Ruwi Meita yang lain... :)

Duh, si Ireng...!
Profile Image for Putri Hatmi Sari.
53 reviews1 follower
November 13, 2020
karena gak nemu buku fisiknya. susah banget 😭 aku jd baca di gramedia digital. tapi bener2 worth it😍😍💚💚 buku ini menceritakan kasus pembunuhan sadis terjadi di daerah Surabaya. Korban nya adalah seorang Pianis handal. Pianis itu ditemukan tak bernyawa dengan posisi duduk dengan bibir dijahit, seluruh organ dalam ditubuh korban dikeluarkan dan... dengan rapi, Seluruh tubuh korban dilapisi adonan garam. Polisi Kiri Lamari dan Rekan nya Pak Saut menyelidiki kasus pembunuhan ini. mereka bertanya tanya kenapa garam yang dipakai pelaku untuk melapisi tubuh korban? sebelum menemukan pelaku, ternyata korban baru pun muncul dengan cara yang sama... seluruh tubuhnya dilapisi garam. novel ini gila sih keren banget. setiap adegan di deskripsikan dengan detail dan epic. detailnya, bikin ngilu ketika sudah mba ruwi menulis soal korban dan gimana dia tewas. pelaku nya sadis dan bikin merinding. aku sakut banget sama riset mba ruwi soal garam yang bikin nambah ilmu. risetnya ga main main. dan ternyata juga ada scene masakan yang bikin ngiler 🤣petunjuk demi petunjuk mba ruwi sematkan disetiap langkah novelnya. diselingi dengan drama romance antara Kiri dan Kenes yang manis tapi tidak berlebihan malah terkesan realistis.😍😍 dan untuk meringankan ketegangan dan ngilu, mba ruwi buat karakter Pak Saut dan Ireng yang bikin aku ngakak. memang kampret rebus berdua ini 😂 aku suka banget chemistry para tokoh disini. Kenes dan Kiri yg cute. chemistry kerjasama antar Pak Saut sama Kiri yang bikin takjub. bahkan chemistry antara Kenes, Kiri dan Ireng. keluarga bahagia beud ya 😂🤧😍😍yang bikin terenyuh, interaksi Kiri dan Bapaknya bikin baper😭 karakternya kuat banget. dan tentunya plot twistnya di akhir2 novel. kece beud sih. bikin melonggo. SUKA BANGET💚💚 salah satu novel misteri crime kesukaan kuh 💚💚 #ruwimeita #misteripatunggaram #novelkeren
334 reviews37 followers
April 6, 2018
Lumayan buat penyegaran setelah sekian lama ngga baca novel, novel Indonesia pula.
Untuk sebuah thriller, not bad sih. Really deserved to be appreciated.
Keep writing, mba Ruwi.
Profile Image for Alvina.
732 reviews122 followers
May 1, 2015
Sebuah pembunuhan misterius terjadi di Surabaya. Korbannya telah meninggal beberapa hari dan dimumifikasi menggunakan adonan garam. Tak hanya itu, sang pembunuh meninggalkan pesan untuk dipecahkan serta sebuah pola yang terbuat dari garam di sekitar mayat itu berada.
Karena pengalaman memecahkan kasus pembunuhan misterius sebelumnya, Kiri Lamari ditugaskan menyelidiki kasus ini. Bersama atasannya, Pak Saut, Kiri sulit menemukan petunjuk yang berkaitan dengan pembunuhnya.

Sialnya, ternyata seorang korban jatuh lagi. Tapi kali ini mereka berhasil menemukan petunjuk yang mengarah ke pelaku, meski belum cukup untuk menjadikannya tersangka. Sementara itu, sang pelaku siap siap membunuh mangsa berikutnya. Yang lebih parah, ia juga mulai meneror Kiri agar berhenti menyelidiki kasus tersebut. Tentu saja Kiri tak akan berhenti begitu saja, lagipula ia harus menemukan tersangka sebelum jatuh korban lagi.

Tapi tunggu dulu, ternyata Sang Pembunuh tak mengincar Kiri, melainkan mengincar orang terdekat Kiri.
Lalu bagaimana akhir kisahnya? Apakah Kiri berhasil menangkap pelakunya sebelum jatuh korban lagi? Benarkah tersangka yang diduga Kiri?

Ternyata saya tidak membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan keseluruhan cerita. Alur cerita yang cepat dan cara penyampaian yang asyik dinikmati membuat saya penasaran bagaimana kisah ini diakhiri. Penulis pandai dalam menciptakan ketegangan dalam twist twist yang disisipkan di cerita. Konfliknya juga merambat dengan jelas, membuat pembacanya ikut menebak nebak siapa dalang peristiwa mengerikan ini. Meski humornya agak garing, tapi saya suka buku ini. Setelah lama saya jarang menikmati novel thriller lokal, kali ini harus saya akui, penulisnya telah mengeksekusi idenya menjadi petualangan yang menegangkan.

Membahas tentang pengawetan menggunakan garam, metode ini memang biasa digunakan dalam mumifikasi. Logikanya sih, garam berfungsi untuk menyerap cairan dalam tubuh sehingga tidak keburu busuk. Di dalam novel ini, mayat yang telah dibaluri adonan garam kemudian dioven. Yang menarik adalah ketika penulis menghubungkan filosofi garam dengan hal-hal bersejarah yang berhubungan dengan garam.



Saat di SMA, ada pelajaran yang menjelaskan bahwa garam tak hanya berupa garam dapur yang biasa kita gunakan untuk memasak. Tapi tentu saja tak ada natron dibahas di sana. Garam ini biasa digunakan orang Mesir kuno untuk mengeringkan organ selama proses mumifikasi atau membuat mumi. Natron adalah campuran antara natrium karbonat dekahidrat dengan Natrium bikarbonat (baking soda), sedikit Natrium klorida dan Natrium Sulfat. Pada jaman dahulu, natron yang dicampur dengan minyak bisa digunakan sebagai sabun, pasta gigi bahkan obat kumur.
Loh malah jadi mbahas garam. Hahahh.
Kembali ke novel ini..

Tokoh favorit saya, sebenarnya Pak Saut dan makiannya yang unik. Kampret rebus. Sekarang setiap mendengar kata kampret, saya pasti langsung terbayang Bapak yang satu ini, dengan kekonyolannya serta petuah-petuahnya yang sederhana namun benar-benar bermanfaat.

Karier dan perempuan itu seperti dua besi melintang pada rel kereta api. Sejajar tetapi tak pernah bertemu. – 65

Nah, mau kenalan sama Pak Saut? Baca aja buku ini :D
Profile Image for Mandewi.
570 reviews10 followers
February 7, 2018
Suka banget sama desain sampulnya. Favorit! Sederhananya dapat, elegannya dapat, misteriusnya pun dapat. Keren!

Judul Misteri Patung Garam solid dengan ceritanya. Garam di sini tidak sekadar tempelan, melainkan yang benar-benar menggerakkan cerita. Ya mestinya memang begitu, sih. Ceritanya dibangun dengan rapi dan runut. Tensi di bagian-bagian tertentu bagus, pas. Apalagi menjelang ending. Tokoh-tokohnya juga oke, tidak ada yang sia-sia. Masing-masing punya ciri khas. Saut dengan kampret rebus-nya, Kenes dengan kecintaannya pada Kiri, Kiri dengan rasa penasarannya (barangkali memecahkan kasus pembunuhan bisa dianggap sebagai passion baginya), dan Ireng dengan kecerdasannya. Ireng ini favorit, deh!

Jalinan kalimatnya sederhana sehingga sangat mudah dimengerti dan terasa ringan ketika dibaca. Ruwi Meita tergolong pandai menebar petunjuk demi petunjuk di setiap bagian sehingga pembaca akan terus menerus membalik halaman novel karena penasaran.

Saya bukanlah tipe pembaca cerita detektif yang merasa harus menebak dengan benar siapa penjahatnya. Menebak, sih, pastinya. Otomatis. Tetapi bukan itu yang utama. Saya lebih cenderung menikmati ceritanya dan menilai bagaimana pembaca dihadapkan pada bukti-bukti yang mendukung investigasi dan memengaruhi kesimpulan awal. Sejak awal, kecurigaan diarahkan pada beberapa tokoh. Tetapi namanya juga cerita detektif, pasti ada kejutan-kejutan yang membuat pembaca berteriak dalam hati, “Ah, kok nggak sadar dengan informasi itu, ya.”

Bagi yang suka novel terbitan Gagasmedia, tentu saja Misteri Patung Garam adalah salah satu yang wajib dibaca.

Oiya, nama tokoh Kiri Lamari itu keren banget. Tapi apakah nama Kiri Lamari termasuk nama yang ‘normal’ untuk orang Jawa Timur?
Profile Image for owlshell.
63 reviews10 followers
June 26, 2020
"Cara yang sama yang digunakan dalam mumifikasi. Pelaku memasukkan sejenis kait dengan tabung logam kecil pada ujungnya ke dalam hidung. Kait itu akan masuk sampai bagian otak. Setelah sampai di sana, dia mendaduk otak itu seperti mengaduk sup, dan dalam beberapa menit kemudian, cairan otak akan keluar dari hidung dan telinga." -hal 59

Salah satu kalimat yang lumayan bikin merinding..

Mirip cerita detektif. Plot-nya agak mudah ditebak. Tapi teralihkan dengan detail pembahasan tentang garam yang digunakan sebagai media 'karya seni' si pembunuh beraroma lavendel ini.

Karena masa lalu Kiri terlihat begitu mempengaruhi hidupnya, jadinya agak sedikit kecewa dengan fakta mengenai kematian Ibu Kiri yang diungkapkan penulis di akhir cerita. Ternyata hanya begitu.

Suka dengan Ireng!! Tidak lupa juga dengan Inspektur Saut, "Kampret rebus...".
Profile Image for ijul (yuliyono).
811 reviews970 followers
October 3, 2020
actual rating: 3,5 bintang

judulnya ngeri, saya pikir masuk genre horor, ternyata lebih ke misteri-thriller-detektif begitu, ya. saya sudah nyiapin diri buat baca yang agak gory, creepy, sadis-vulgar, ternyata tindakan kriminal yang dilakukan serial killer di sini di-skip, ya. entah memang nggak ditulis, atau disensor? dunno.

mungkin karena nungguin gory-nya itu lalu nggak ada, saya jadi biasa saja bacanya. bahkan selipan unsur romance untuk tokoh utama kadang bikin semua hal tegang jadi agak cool off. benar bahwa selipan itu nantinya penting buat menuntaskan ending-nya, entahlah... buat saya jadi: ugh! semacam klise di cerita-film superhero gitu, ya. penjahatnya menculik orang terdekat sang jagoan, terus ending-nya... yah, ketebak kan? bahkan, epilognya pun mirip-mirip cerita-film superhero yang direncanakan mau ada sekuelnya, hehehe.

september kemarin baca dekut burung kukuk dan terpesona dengan jalinan plot yang dibuat robert galbraith aka jk rowling. kandidat tersangka pelaku pembunuhan ada di depan mata, tapi saya sibuk mencari-cari siapa sebenarnya pembunuhnya. sedangkan di sini, ada hint mencolok dari 3/4 atau 1/2 bukunya ya... yang sudah mengarahkan saya untuk "oh... ini pembunuhnya, nih". well, meskipun ada plot twist di ending, tetap saja kurang bikin penasaran. mungkin benar yang bilang, buku ini kurang tebal untuk bisa menghadirkan subplot lain agar lebih nambah penasaran.

btw, suka banget sama gaya nulisnya, karakterisasinya, nama-nama tokohnya yang indonesia-jawa banget, kedalaman risetnya, dan terutama: ireng. suka sama karakter bocah jail itu (meski sempat agak kuatir bernada rasis, ketika penggambaran pemikiran kiri yang menstereotipkan ireng dengan orang dari wilayah tertentu waktu kali pertama ketemu--mungkin cuma saya saja).

oh, dan karena dangkalnya wawasan saya, sempet mengerut: Lot? Lot? sodom dan gomora? who? ohh... Nabi Luth, maksudnya?
Profile Image for Yusda Annie.
221 reviews32 followers
May 26, 2024
Setelah disajikan 2 deskripsi gmn cara pelaku pembunuhan mengakhiri kehidupan korban sampai menjadikan mrk patung garam melalui laporan hasil autopsi yg cukup bikin aku sedih krn itu kejam sekali, membedah korban dlm keadaan masih hidup 💔, tp tdk ada adegan psikopat tsb melakukan aksinya spt yg pernah dilakukan Anson Bishop, yg kuharapkan dlm cerita di Misteri Patung Garam ini adl penyelidikan pihak kepolisian yg cerdas.
Sayangnya, aku harus setuju dg pendapat si pelaku bahwa mrk ( polisi² itu ) bodoh.. 😔😐
Tak hanya kebodohan yg ditertawakan penjahatnya tp ( mhn maaf ) kebodohan² lain yg kutemukan & bikin aku 👉🤦🏻‍♀️

Sungguh, aku suka gaya nulis Ruwi Meita. Bahkan aku sampai merasa agak² tdk aman krn jd membayangkan gmn kalau di sekitarku ada psikopat macam si laki² lavendel ini.. 😐😟 dan itulah sebabnya aku tdk bs menjadikan genre ini & horor jd genre utamaku. Krn aku mudah merasa dihantui & was².. 🤒😅

Utk plot twistnya oke meski aku sdh menduga kemungkinan pelakunya sejak melihat patung garam si penari & si pemahat. Plot twist di endingnya jg oke. Sisipan kisah Lot yg memiliki istri tdk patuh yg dijadikan perumpamaan (?) serta pembenaran bahwa dirinya berhak berlagak mjd Tuhan jg termasuk oke.

Utk karakternya aku plg tdk suka bapaknya Kiri.
Aku jg tdk suka Kenes, kekasihnya Kiri. Selain nyebelin, dia mungkin merasa dirinya bijaksana. Gmn sih dia ini apa nggak ngerti konsep orang yg memiliki luka hati akibat perlakuan ortunya itu tdk bisa disuruh² apalagi dipaksa utk berdamai? 😑

Serius, aku tdk suka org yg berpikir bahwa seorang anak bertanggung jawab utk memperbaiki kerusakan sebuah klg pdhl jelas² awal mula ketidakharmonisan itu perbuatan ortu. Bilang 'dia kan bapakmu/ ibumu. Kamu mestinya bla bla..' ketika anak mulai menarik diri & mulai menjauhi ortunya.
Knp why tdk blg 'dia itu anakmu, seharusnya kalian menjaga perasaan dia.'
Sad.. 😐😐

Rate 3⭐ buku ini mayan page turner utk ukuranku. Baca dlm 4 hari itu termasuk cepet wkwkwk.. 🤭
Profile Image for Afi  (WhatAfiReads).
606 reviews428 followers
November 30, 2023
Well.. that was something haha.

Garam. Penghapus dosa.

Quite an interesting concept and one that I enjoyed in one seating.
Penulisan Ruwi Meita mengingatkan aku sedikit sebanyak dengan buku-buku japanese crime thrillers aku dan secara jujurnya, secara kesuluruhan, aku berpuas hati dengan cerita ini. Halfway thru, I kind of guessed what the ending would be, but it still definitely kind of took me by surprise.

Apa yang aku suka tentang buku ini adalah cara penulis membawa isu-isu sosial dan semasa ke dalam cerita dan latar belakang overall plot dengan cara yang subtle tetapi maksudnya sampai. Pacing-wise untuk sebuah cerita detektif, aku rasakan ia cukup menarik perhatian dan banyak elemen yang agak mengerikan kerana kesnya sangat unik. Cuma ada satu perkara yang aku rasa ada sikit melewah adalah kisah percintaan Kiri dan Kanes. Mungkin sebab preference aku lebih kepada kisah cinta yang subtle kalau dalam genre sebegini, tetapi pada pengakhirnya aku faham kenapa ia penting dalam plot. Cuma aku lebih akan suka untuk nampak cara kerja Kiri dan dilemanya dari hanya memberi konklusi overall pada pengakhiran cerita.

Secara kesuluruhannya? Not bad. Would definitely recommend it to someone to read.

Rating keseluruhan : 4🌟
Profile Image for Melati Tegugur.
76 reviews4 followers
June 19, 2016
jangan lewatkan setiap bagian dari novel ini saat kalian sudah memutuskan untuk memulai membaca dan terjun ke dalam kasus-kasus di novel ini.
setiap bagian menjadi sangat penting, bahkan untuk hal cetek seperti tatto.

alur novel ini begitu santai, terkadang kita dibawa ke masa lalu si tokoh utama, Kiri Lamari. alur yang santai tidak menghilangkan pesona novel ini, patutlah teman-teman saya di Novel Addict merekomendasikan novel ini yang sudah bertenggar lama di wishlist mereka.

dimulai dengan kasus seorang pianis bernawa Wina, kemudian seorang pelukis bernama Leyla, seorang chef bernama Diana, Kiri Lamari terus mencari pelaku pembunuhan yang diduga dilakukan oleh seorang psikopat. pola pembunuhan yang terjadi hampir sama. korban diculik, kemudian disiksa dan di bedah bagian perutnya lalu dikosongkan isi di dalam perut tersebut kemudian...

banyak hal yang sebenarnya sudah saya duga seperti "jangan-jangan memang dia pelaku utamanya. semua bukti mengarah kepadanya tapi apa alibinya?" kita diminta untuk menebak-nebak tetapi penulis tidak lantas membuat kita bisa menjawab pertanyaan kita secara langsung.

dan epilognya. tidak terduga sama sekali.
Profile Image for Dyh Usen.
Author 7 books49 followers
January 3, 2018
Selepas baca GARAM saya jadi ketagih dengan cerita penyiasatan begini. Mana nak cari lagi?

"Hai, Inspektor Kiri. Saya Kanan, partner Inspektor di unit ini." Izinkan saya berangan menjadi pegawai penyiasat sebentar. LOL.
Ruwi Meita sangat pandai mencipta misteri. Twistnya sangat wow.
Dan, romantis Kiri Lamari terasa seperti satu camca kecil gula untuk secawan teh, sudah cukup manisnya.
Kebetulan pula hari tu ada trip ke Surabaya-Jogja, terasa seperti mengulangi perjalanan tersebut. Menggamit segenggam memori manis.
Profile Image for Sella   (claudieslibrary).
125 reviews10 followers
September 20, 2020
Untuk thriller dari penulis lokal, aku cukup suka bagaimana Ruwi Meita meramu tulisannya. Ringkas, cepat, sampai pada intinya, tidak berbelit belit. Suka dengan bukunya yang baru pertama kali kubaca ini, namun kedepannya aku berharap penulis menghadirkan lagi kisah klub bahaya dengan kasus yang berbeda dan penyelidikan yang lebih dalam, juga misteri lainnya yang lebih lagi buat orang penasaran.
Profile Image for A.A. Muizz.
224 reviews21 followers
November 6, 2015
Benar kata istriku, kisahnya asyik dan seru banget. Chemistry tokohnya juga kuat dan menyenangkan. Di samping kisahnya yang memang menegangkan, bikin geregetan karena minimnya clue yang membuat pembaca menebak-nebak siapa pelakunya. :)
Profile Image for Yunica.
9 reviews
September 26, 2024
Buku ini tuh seru ! Ceritanya tentang Kiri Lamari, seorang polisi yang harus nyelidikin kasus pembunuhan sadis. Bayangin aja, ada pianis yang mati dengan bibir terjahit dan tubuhnya dilumuri garam. Serem banget, kan? 😱
Plotnya nggak cuma bikin merinding,tapi karakter-karakternya juga keren, terutama Kiri yang unik banget. Ada juga bumbu romansa yang pas, nggak lebay tapi tetep bikin baper. Kekurangannya ada beberapa hal yang kurang greget. Misalnya, beberapa karakter sampingan kurang dapet spotlight, jadi kayak kurang hidup gitu. Terus, ada bagian yang agak lambat, bikin pembaca jadi sedikit bosen. Plot twist-nya agak ketebak kl dari pertama baca teliti,jadi nggak terlalu bikin kaget. Buku ini wajib banget dibaca buat yang suka cerita misteri yang beda dari yang lain. 👍
Gimana, tertarik buat baca? 😉
Profile Image for Melati.
70 reviews
May 20, 2020
Dari sore tadi ngga lepas dari buku ini, bener-bener page turner bangett!!😭

Pembawaan tulisannya itu enak, terus tiap deskripsi yg dibuat juga elok gitu. Ngga bisa berhenti baca sekali aku memulainya.

Tokoh-tokohnya juga menyenangkan, apalagi anggota Klub Bahaya, kocak!😂

Waktu baca summary, aku kira isi ceritanya bakal penuh ketegangan gitu. Ternyata tidak terlalu menyeramkan seperti summary-nya🙈.

Iya cara pembunuhannya memang sadis, pembunuhnya gesit juga. Ini kayaknya baru pertama kali aku baca novel lokal tentang thriller-mystery gini, dan ternyata sangat menyenangkan.

Ada plot twist di dalam plotnya, tapi masih kurang mencengangkan buatku bisa tertebak. Kayaknya bagian epilog itu bakal ada plot twist lagi, tapi gantung bgt, sebal😭😭.
Profile Image for Zahro.
162 reviews2 followers
August 18, 2025
Bagus! Gak terlalu meleset dari dugaan awalku terkait pola penentuan pelaku, walaupun bukan sesuai dugaan siapa sebenernya pelakunya.

Salah satu kisah yang hanya cocok jika dijadikan buku, karena jika dibuat film rasanya bakal sulit dan esensi plot twist nya bakal hilang.

Pelajaran dari kisah ini:
1. Komunikasi itu penting. Jaga terus dan lebih baik jujur daripada menerka-nerka.
2. Orang tua harus berlaku adil terhadap semua anaknya. Jangan sampai ada yg iri bahkan harus berkorban demi saudaranya. Hidup itu diri sendiri yg menjalani. Punya hak penuh terhadap hidupnya.
Displaying 1 - 30 of 309 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.