Tahun 2014. Rangkaian internet dimomokkan dengan emel berantai tentang seorang gadis kecil bernama Clarissa yang didakwa telah membunuh semua ahli keluarganya dan staf hospital tempatnya dirawat akibat gangguan mental.
Dia kemudiannya dihapuskan demi mengelakkan orang lain menerima nasib yang sama. Dihapuskan dengan cara yang menggerunkan. Siapa sahaja yang tidak mengendahkan kandungan emel tersebut dikatakan akan menemui ajal di tangan Clarissa sendiri dengan cara yang menggerunkan.
Mixed feeling. Kukira kalau dilihat dari BLURB di belakang buku, lalu dari ratusan halaman pembukanya, buku ini bergenre horor supernatural (yeah, baru kali ini aku nemu cerita yang bab perkenalannya bisa sampai ratusan! Dua ratusan mungkin. Heu). Tapi soal genre itu sendiri jadi twist-nya. Genre aslinya action thriller gore-slasher, Buk!
Premis cerita ini mengisahkan tentang rumor hantu pembunuh yang akan mendatangi orang-orang yang mendapat email kisah hidup hantu itu dan menolak meneruskan email tersebut pada orang lain secara berantai. Sebenarnya menarik, sih.
"Oh, cerita hantu urban legend," nih. Begitu pikirku.
Ternyata? Dugaanku meleset drastis.
***
Bab pembukanya memang disajikan dengan sangat meyakinkan. Adegan ayah yang berusaha menidurkan anaknya yang ketakutan di kamar. Si anak mengatakan bahwa dia takut karena merasa ada sesuatu di dalam sebuah lemari antik di seberang tempat tidur. Sang ayah membuka lemari, meninggalkan anaknya mengamati di tempat tidur, dan mendapati bahwa isi lemari itu adalah... anaknya sendiri yang meringkuk ketakutan. Lho, jadi siapa anak yang ada di atas tempat tidur? Merinding, sumpah.
Tapi, nggak dinyana ternyata adegan pembukaan yang memikat ini malah jadi plot hole besar setelah kita tahu semua fakta tentang "Hantu Clarissa" ini #TepokJidat
***
Dan sebenarnya dari adegan pertama pembunuhan oleh Hantu Clarissa (dengan korban bernama "Farzan"), eksekusinya sudah aneh, sih. Hantu macam apa yang bisa menyerang dan memutilasi manusia secara fisik? Aneh. Kecuali kalau yang kaya di Lockwood, diceritakan hantunya memang bisa menimbulkan bahaya fisik pada korban, tapi dijelaskan juga hukum dan universe yang berlaku kok bisa sampai begitu.
Sudah begitu, dalam setiap aksinya, Hantu Clarissa ini dengan santainya bisa bergonta-ganti alat pembunuhan. Mulai dari pisau, kapak, sampai pedang katana (di sini disebutnya pedang SAMURAI, sih heeeh). Kupikir, canggih amat nih hantu? Equipmentnya gonta-ganti? Bahkan si hantu ini digambarkan bisa merebut senjata pistol milik korban dan menembakkannya. Ganjil sekali.
Plus, rangkaian pembunuhan itu awalnya diceritakan terjadi secara acak. Tak dirangkai oleh benang merah penghubung. Pada akhirnya memang ternyata semua kejadian pembunuhan dan semua korban yang terlihat acak ternyata sebenarnya punya hubungan kuat, tapi itu baru bisa diketahui setelah melewati dua ratus halaman cerita #PembacaHarapSabar #LagiPuasaRamadhan
***
Karena adegan-adegan awalnya hanya berisi pembunuhan yang kelihatannya acak (dan itu ratusan halaman!!!) kesannya novel ini jadi kayak "cuma jual sadisme". Sudah begitu ada banyak sekali adegan-adegan yang linimasanya berlompatan secara acak. Yaitu linimasa di tahun 2004, tentang seorang istri bandar narkoba bernama Karina yang sedang hamil, dan tentang pasangan suami-istri Razif-Zarina yang entah kenapa memutuskan tinggal di sebuah rumah yang terpencil dari peradaban dan sepertinya berhantu. Alasan pemilihan rumah ini nanti memang akan dijelaskan di akhir. Tebak di mana? Di bagian EPILOG! #MenahanLaparKarenaPuasaRamadhan
Lini masa berikutnya adalah serangkaian pembunuhan oleh Hantu Clarissa yang terjadi pada tahun 2014, dengan rentang bulan antara Juni-Agustus 2014. Pasangan Razif-Zarina ini juga diceritakan pada tahun 2014. Ceritanya mereka kini sudah bisa hidup lebih tenang di masa sekarang setelah dibantu ustaz yang merukyah rumah dan putri tunggal mereka yang sering diganggu hantu dulu, Qistina.
Karina dan suami bandar narkobanya, Carlos, pun juga dikisahkan tetap bertahan hidup hingga tahun 2014. Kini anak perempuan yang dulu dikandung Karina sudah menjadi anak perempuan berusia 10 tahun, namanya Clarissa (YHA, ini cerita tentang masa lalu Hantu Clarissa!). Clarissa ini digambarkan aneh. Dia nggak punya teman di sekolah, dan dibully karena dianggap nggak punya ayah (secara ayahnya kan harus sering "kerja" ke luar negeri demi bisnis haramnya). Lebih ngerinya lagi, dia punya teman khayalan yang kayaknya keberadaannya beneran nyata di dimensi lain.
Teman khayalan itu dia panggil sebagai "Cici". Mungkin semacam panggilan untuk wanita keturunan Tionghoa yang lebih tua. Si Cici ini terus membisikkan perintah-perintah mematikan pada Clarissa, termasuk membantai kedua orangtuanya sendiri.
***
Efek Cici pada Clarissa ini penggambarannya agak nggak konsisten. Cici bisa datang kapan saja dan membujuk Clarissa membantai banyak orang dengan alasan agar Clarissa bisa selamat dan bebas bermain bersamanya.
Cici bisa membuat Clarissa jadi punya semacam kemampuan super sebagai little asassin yang bisa mengacaukan sepasukan polisi dewasa bersenjata lengkap yang memburunya di rumah sakit. Adegan ini beneran nggak masuk akal, terutama bagaimana anak sekecil Clarissa tampak mahir sekali menembakkan senjata api. Setahuku menembakkan pistol itu bakal memberikan sentakan yang katanya bisa bikin engsel bahu lepas kalau penembaknya nggak terampil. Tapi Clarissa kan sedang " kesurupan Cici"? Yah mungkin dari situ kekuatan superhumannya berasal #PembacaBerusahaMelogikakanCeritaSecaraMandiri
Tapi kemudian dia akan langsung menghilang setelah Clarissa melakukan perintahnya, membiarkan gadis malang itu menerima segala konsekuensi perbuatannya sendiri. Kalau sudah begitu Clarissa bakal marah-marah pada Cici, dan karakter aslinya sebagai anak perempuan yang cengeng, naif, dan penakut muncul. Tapi nanti pada kesempatan lain Clarissa akan kembali minta bantuan pada Cici setiap dia tersudut, lalu menuruti perintah manipulatif Cici lagi. Naon???
Pada satu adegan, Cici bahkan membuat Clarissa bisa berperilaku seperti kanibal! Tapi adegan ini cuma one-liner, nggak ada kesinambungannya lagi. Dibuat secara ngasal hanya demi memperlihatkan efek horor dan gore. Pertanyaannya, jika Cici begitu jahat, kenapa dia akhirnya malah memerintahkan "hal baik" pada Clarissa menjelang ending??? Cici insaf? How come??? Cici bahkan nyuruh Clarissa ngebantai ayah dan ibunya sendiri, loh. Jadi kenapa yang terakhir dibiarkan lolos? (Baca sendiri sampai ending kalau penasaran).
***
Berkat buku ini aku jadi ingat kata-katanya Mas Adham T. Fusama (penulis Rahasia Hujan dan Surat Dari Kematian) waktu beliau mengisi kelas penulisan cerita bergenre horor dan thriller di WAG Kastil Fantasi. Mas Adham pernah bilang, sebagai penulis cerita horor/thriller, yang jadi tujuan utama yang harus dicapai adalah menyajikan cerita yang bagus. Itu dulu yang penting. Poin utama menulis cerita thriller dan horor bukan bagaimana sekadar menakut-nakuti pembaca. Walaupun memang kalau isi naskahnya nggak menakutkan ya berarti bukan naskah horor atau thriller.
Kenapa? Karena kita perlu menempatkan pembaca sebagai pembaca yang cerdas. Yang ingin mendapatkan cerita yang bagus secara utuh. Bukan sekadar ingin ditakut-takuti secara acak. Faktor yang membuat satu orang takut, berbeda dengan orang lain. Beliau mengatakan, ada pembacanya yang mengatakan bahwa buku thrillernya nggak seram, tapi ceritanya bagus sehingga tetap bisa menikmati.
Dan sekarang aku jadi paham makna pesan Mas Adham itu. Kalau penulis cerita horor/thriller hanya sekadar menulis demi menakut-nakuti pembaca ya jadinya seperti novel Bayangan Clarissa ini! Penuh darah, jumpscare, tapi plot ceritanya berantakan. Adegan jumpscare bisa muncul secara acak di mana-mana tanpa memperhitungkan apakah adegan itu memang perlu diperlihatkan demi keutuhan cerita #TepokJidat #HabisBerbukaJadiBebasNgeRant
***
Paling nggak banget buatku waktu penulis memasukkan unsur supernatural berupa hantu-hantu khas Melayu seperti Pontianak (konsepnya mirip Kuntilanak tapi di sini digambarkannya lebih ke kaya monster yang brutal) dan hantu Penanggal yang wujudnya seperti Leak (kepala manusia dengan tubuh berupa organ dalam yang melayanh-layang di udara). Kenapa bisa tiba-tiba ada Pontianak muncul dan mengincar Karina serta Qistina secara spesifik? Lalu siapa yang sudah mengirimkan sihir jahat dan Penanggal itu untuk mencelakakan Karina?
Nothing. Nggak ada penjelasannya. Seolah penulisnya mikir, "Aku mau bikin adegan jumpscares yang keren dan berdarah-darah ah. Hmmm, ah, masukin aja hantu-hantu lokal!"
Doeng!
Akhirnya ceritanya malah melebar ke mana-mana dan nggak fokus. Padahal twist dari misteri email berantai dan hantu Clarissa yang dikemas ala urban legend saja udah cukup kuat dan menarik. Alasan aku bisa berusaha menamatkan buku ini ya karena ingin tahu rahasia di balik misteri utama itu. Hantu nggak, sih? Kalau iya dulu matinya gimana kok sampai sebrutal itu pas gentayangan? Dst dst.
***
Cara penulis buat menuliskan adegan-adegan yang berlompatan secara sinematik ini sebenarnya berpotensi bikin cerita jadi lebih page-turning. Memang berhasil. Tapi di sisi lain, potongan-potongan fragmen ini tampaknya dibuat demi menutupi kelemahan dari banyaknya bolong logika yang ada. Karena dengan dipotongnya adegan-adegan itu, tampaknya penulis merasa nggak perlu menjelaskan kronologi plot yang lengkap.
Misal, gimana caranya ada laki-laki bisa masuk ke RS dan muncul begitu aja di dalam bangsal tempat Clarissa bersembunyi sambil bawa pump gun? Jatuh dari langit?
Atau, gimana caranya Clarissa bisa menipu Razif dengan bertukar tempat dengan Qistina. Kan mulut robeknya Clarissa obvious banget. Matanya Razif minus seberapa parah emangnya sampai nggak bisa membedakan keduanya dari dekat?
Juga, kok bisa orang sebanyak itu masuk ke Museum of Torture dan pake alat-alatnya sembarangan? Emang museumnya nggak dijaga pas jam kunjungan berakhir?
***
Satu lagi yang bikin frustrasi dari cara penulisan si penulis. Dan kulihat para pembaca lainnya udah membahas soal ini: narasi dan deskripsinya terlalu ilmiah!
Bayangin, air keluar dari keran aja ditulis panjang (molekul hidrogen yang diapit dua oksigen). Sampai ada catatan kakinya pula! Begitu juga dengan deskripsi anatomi tubuh manusianya. Kosa kata yang dipilih adalah kosa kata dari kamus kedokteran! Sampai proses cara kerja anatominya pun dijelaskan. Huah. Iya sih emang penulisnya staf ahli bedah tampaknya. Tapi Ya Allah, kau itu nulis buat dibaca orang awam, bukan dibaca para dosen pembimbing tesis kedokteran kau (nangis karena merasa instantly bego tiap nggak paham sama deskripsi anatomi yang dijelaskan).
Dan sekali lagi aku beneran nggak enak tiap kali harus mengetikkan kata-kata ini di review:
"Editornya kemana???"
Kenapa nggak ngarahin? Kena adegan-adegan borosnya dibiarin demi jumpscares? Kenapa bolong-bolong plot dan bagian-bagian yang nggak fokus dibiarin? Huhuhu.
***
Begitulah. Jadi dua bintang ini kuberikan sebenarnya sebagai apresiasi bagi penerjemah dan tim editor naskah terjemahan yang sudah berusaha keras membuat buku ini tetap enak dibaca sampai akhir dalam bahasa Indonesia. Selebihnya, penulis jelas punya potensi besar sebagai penulis bloody thriller. Tapi ya gitu, dia harus didampingi oleh editor yang bener-bener galak dan tegas biar cerita yang dia tulis nggak melebar ke mana-mana dan nggak semata mengandalkan rule of cool dalam penyajian adegan.
Meski nggak memuaskan, ini adalah pengalaman membaca novel terjemahan Malaysia yang menarik. Mungkin aku akan mencicipi novel terjemahan Malaysia yang lain terbitan penerbit Haru di lain kesempatan.
***
Anyway, selera pembaca beda-beda, ya. Buat pembaca yang menyukai adegan berdarah-darah nan detail dan bikin ngilu, mereka tampaknya bakal menyukai novel ini. Apalagi di adegan-adegan terakhir yang setingnya di Museum of Torture Italia. Beneran NIGHTMARE saking detailnya!
Sayangnya, aku tipe pembaca yang ingin menikmati cerita secara utuh, nggak cuma pingin dapat kesan "Hii serem, ah takuuut, whoa keren gila sadisnya!"
Mula-mula ingat cerita mistik…telahan saya tidak tepat.. rupanya cerita berunsurkan thriller. Di hujung cerita baru terungkai segala persoalan yang berlegar legar di minda. Tak sangka juga dengan plot twist di pengakhiran cerita.
Ide awal: pesan berantai yang kalo nggak kamu broadcast kamu bisa didatangi dan dibunuh Clarissa.
Alur maju-mundur. Banyak tokoh, tapi awalnya nggak tahu apa keterkaitannya.
Buku ini berusaha memadukan beberapa unsur berbeda: mistis, gore/slasher, thriller, you name it lah bahkan ada ttg narkoba juga. Tapi sayangnya unsur mistis tidak mendapatkan spotlight saat dieksekusi untuk dijelaskan sebab musababnya, mengapa bisa begini dan bisa begitu. Padahal unsur ini cukup mendominasi juga, lewat "kehadiran" Pontianak dan setan-setan Malaysia lainnya.
Banyak detail dan deskripsi nggak penting, seperti tentang tempat. Ada part yang bener kayak buku panduan tur. Sampe merasa seakan lagi baca buku romans yang latarnya luar negeri, karena infonya nggak penting dan nggak relevan banget dengan alur cerita.
Ada dua twist lah menurutku. Yang pertama oke aku suka, yang kedua? Nggak. Ini bikin ending-nya jadi kurang nampol. Serius deh masih BANYAK pertanyaan yang ada di kepalaku terkait akhir dari novel ini yang luput dari penjelasan. Mungkin karena banyaknya unsur yang ingin dibawa penulis di novel ini, jadinya ia kelabakan dan nggak bisa benar-benar mendalam dalam menyelesaikan tiap konflik-konflik yang ada.
Baguan terbaik dari buku ini ada pada kengerian dan kesadisannya! Bagi yang suka horror dan gore, bisa banget jadiin buku ini sebagai bacaan. Karena kalian (mungkin) nggak akan kecewa kalau emang mengharapkan bagian seram dan sadisnya saja.
Cerita ni okey. Cuma ada part-part tertentu yang buat aku pening dan kena baca beberapa kali untuk kasi hadam part tu supaya lancar. Untuk genre berunsur thriller, I think novel ni menepati ciri-ciri tu. Meski ada part sukar dihadam, tapi ada jugak part yang buat aku rasa 'huishhh'.
Awal-awal aku rasa pace cerita ni bergerak slow, which hampir nak buat aku tutup buku. Tapi sampai aje separuh buku, barulah aku rasa excited sikit nak habiskan. Then gaya tulisan penulis ni, serius matang even ada lah juga ayatnya yang sesetengah tu macam boleh diperbaiki lagi kot.
Andai skala penilaian ini ada bentuk desimalnya, saya akan memberi rate novel ini 3,4.
Secara sampul, agak mengingatkan saya tentang IT-nya Stephen King (gambar anak kecil memegang balon). Entah terinspirasi atau memang hanya sebuah kebetulan, cover novel ini sekilas mirip seperti anak kecil yang membawa balon. Hanya saja, bukan balon yang dipegang si anak, tapi cermin bergagang.
Kemudian tentang ide cerita. Bisa dibilang, ide yang diangkat bukan merupakan sesuatu yang baru. Suguhan cerita bertabur adegan berdarah-darah dan mistik, lumayan membuat saya bertanya-tanya apakah cerita yang ada hanya bersandar pada sesuatu yang bersifat supernatural. Nyatanya tidak!
Penulis juga menuliskan kejadian berbeda tahun secara bergantian, membuat saya menduga bahwa cerita-cerita kematian yang berbeda tahun hanyalah kematian random akibat kutukan sebuah e-mail. Lalu apakah benar begitu? Perlu menahan diri dari rasa putus asa dan kebosanan ketika membaca kesadisan secara berturut-turut sampai sepertiga bagian terakhir buku. Yap, baru dibagian belakang itulah semua benang merah terlihat menyambung satu sama lain.
Terakhir, secara keseluruhan novel ini cukup menarik. Apalagi ada twistplot yang lumayan menggembirakan di penghujung cerita.
Hadeh. Kirain awalnya doang yg gak suka. Ternyata sampai epilog pun tetap masih ngerasa 'MEH' dan gabisa brenti rolling eyes.
Asli ya narasi di novel ini tuh, hmmm banyak istilah kedokterannya. Tapi alih-alih keren, aku malah ngerasa cringey abis ini 🙄🙄🙄 Masa mendeskripsikan air aja harus dijabarkan kalau itu adalah zat yg tersusun atas 2 atom hidrogen dan 1 atom oksigen. Apa sih susahnya nyebut air doang instead of harus bertele2 tp gak keren juga? :)))) Sama yg pas mau blg 'matanya melolot' eh malah dijabarin 'matanya membesar ibarat orang hipertiroid yang terkena Grave's disease.' JIAH:(( Penulisnya berusaha bgt membuat novel horror ini keliatan keren dan scientific tp jatohnyaa malah 'maksa'.
Intinya aku merinding bukan krn adegan2 horror thriller, gore, suspensenya tp krn CRINGEY nya itu lo yg dari narasinya!! 😩😡😡
Apakah ada tokoh yg aku suka? Tentu saja tidak ada!! Walaupun ada beberapa tokoh yg buat aku bersimpati.
2 bintang untuk novel ini. Sebintang krn deskripsi adegan gorenya yaa lumayanlah (WALAUPUN SERBA BERTELE2) dan sebintang lg untuk plot twistnya yang sebenarnya gak ketebak tapi aku gak yg sampai kagum dan merasa wow wow gitu.
Apakah aku akan mencoba novel Malaysia lainnya? Tentu saja! Aku bahkan udah beli novel 'Gantung' pas udah setengah baca novel Bayangan Clarissa ini. Karena beda penulis, kali aja bisa cocok.
Pernahkah kamu menerima pesan berantai yang disebut sebut berisi kutukan bagi mereka yang tidak menyebarkannya? Buku ini bercerita tentang hal semacam itu, bedanya bukan chat grup atau pesan sms melainkan email berantai yang bercerita tentang Clarissa. Konon jika kita mendapatkan email tersebut lalu membacanya, tetapi tidak menyebarkannya ke 10 orang lain, maka Clarissa akan datang dan membunuh kita.
Dengan kejam, tentunya.
Kisah Clarissa dimulai sepuluh tahun lalu ketika ia dilahirkan oleh Katrina. Kecewa karena istrinya melahirkan anak perempuan, sang suami kemudian malah sibuk mengurus bisnis narkobanya alih alih mengurus bayi barunya di rumah mereka. Clarissa tumbuh menjadi anak perempuan yang pendiam, ia tidak memiliki teman di sekolah, bahkan cenderung diejek karena dianggap anak yatim. Masalah mulai muncul ketika Cica muncul di kehidupan mereka. Teman Clarissa yang tak kasatmata ini membuat Katrina khawatir akan anaknya. Bagaimana cara Katrina mengusir "teman imajinasi" Clarissa tersebut? Benarkah itu hanya imajinasi Clarissa saja atau jangan-jangan sesosok hantu? Lalu apa hubungan Clarissa dengan email berantai yang telah membawa kematian bagi banyak orang? Sebenarnya saya sudah lama penasaran dengan Bayangan Clarissa ini, jadi merasa beruntung banget bisa ikutan jadi host blogtournya. Kenapa penasaran? Well, dari judulnya dan cover bukunya aja udah bikin senyam-senyum sendiri lihatnya. Saya ngebayangin bakal masuk ke dunia Clarissa yang unik, seram tapi bikin penasaran. Ngapain dia bawa bawa cermin? Terus pisau yang ia sembunyikan serta dress merah yang ia kenakan makin bikin saya penasaran.
Alur ceritanya cepat, meski bab -babnya kadang membawa kita mundur ke beberapa tahun silam atau maju ke saat sekarang. Tapi tak perlu khawatir, karena di awal bab disematkan tanggal kejadian berlangsung. Jadi lama kelamaan pembaca akan menemukan hubungan atau alasan-alasan di tiap kejadian yang berlangsung.
Tokoh favorit saya, uhm.. Saya tidak bisa bilang Clarissa meski dia adalah tokoh utama. Meski dia telah menghantui dan membunuh orang orang yang tak menyebarkab pesannya. Saya pribadi lebih suka sosok Katrina, well, meski dia seorang pecandu sih tadinya. Secara keseluruhan, saya suka sama ceritanya. Meski detailnya kadang agak kebanyakan, terutama di bagian penanganan medis atau perihal senyawa kimia. Bagi saya itu termaafkan dengan keterkaitan antara satu hal dengan hal yang lain, serta twist di akhir cerita yang bikin saya cengar cengir kaget tapi bahagia.
Well, ngga bisa cerita lebih banyak lagi, ntar malah spoiler. Ngahahhaha. Kalau kamu penasaran, gih coba baca deh. Novel terjemahan dari Malaysia ini beneran bikin deg-degan antara serem dan penasaran.
Ada masih banyak pertanyaan setelah habis baca buku ini. Diceritakan tentang seorang anak usia 10 tahun yang meneror banyak orang dengan mengirimkam email berantai. Siapa saja yg mengabaikan email itu maka nyawa taruhannya.
Aku suka dengan alur dan ide ceritanya, menurutku unik, tp masih membekas beberapa pertanyaan di benakku. Ada masa lalu yang cukup kelam kenapa Clarissa membunuh banyak orang, mau di bilang plot twist, ya gak juga. Tapi buku ini bisa buat aku shock dan terkejut sejadi2nya.
Terror ini bermula dari sebuah email yang mengancam penerimanya untuk membacanya sampai tuntas dan menyebarkannya. Kalau tidak, nyawa mereka melayang. Jika dilihat email itu terasa seperti email iseng biasa. ‘Abaikan saja atau langsung hapus saja, beres kan’ begitulah yang banyak dilakukan mereka yang menerima email tersebut. Hingga mereka tahu kebenarannya. Dia muncul dari balik kegelapan, seorang gadis kecil bernama Clarissa yang sudah siap membunuh mereka yang mengabaikan emailnya dengan sadis dan dengan sebuah senyuman mengerikan di wajah nya.
***
Ini pertama kalinya aku baca buku dari penulis Malaysia. Aku tahu kalau bukunya diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh penerbit, tapi… aku merasa ada beberapa yang masih belum diterjemahkan. Bukan, bukan istilah-istilah, kalau itu sih nggak masalah ya karena penerbit sudah sangat perhatian dengan memberikan catatan kaki sebagai penjelasannya. Untungnya, dikarenakan Bahasa kita yang tidak terlalu berbeda jauh jadi sedikit pahamlah apa maksudnya. Ya… hasil kursus sama Ipin dan Upin juga setiap hari di channel kesayangan (promo dong wkwkwk). Anyway, hal itu bukan masalah besar yang menghambat aku untuk membaca ceritanya.
Sekarang kita bicarakan tentang ceritanya. Buku ini sukses membuat aku merinding ketakutan dan paranoid dengan unsur supernaturalnya. Apalagi dengan hadirnya cameo dari urban legend nusantara yang sudah familiar sekali. Itu loh yang rambutnya panjang dan nggak punya tubuh alis cuman kepala dan jeroan aja. Kebayangkan seremnya, hantu anak kecil dan hantu ibu-ibu tadi. Ok, hands up. Belum lagi adegan-adegan sadisnya yang bikin ngilu. Ampun deh.. bacanya aja aku sambil lirik kanan-kiri trus sempet aku skip bagian yang ada ‘ibu-ibu’ itu (udah nggak mampu ngebayangin nya, imajinasinya terlalu jelas). Meskipun begitu, buku ini terlalu memberikan banyak unsur kepada para pembacanya (horror, action dan gore – adegan-adegan sadis gitu) tapi sayangnya penulis kurang bisa mengemasnya dengan baik. Too much stuffs. Jadi bingung mau fokus kemana dan akhirnya malah jadi mengecewakan karena ada beberapa yang menurutku tidak ada hubungannya dengan cerita tersebut.
Belum lagi cara penulisan author yang terlalu deskriptif. Aku tahu kalau penulisnya itu seorang dokter, jadi wajarlah ya kalau beliau ini menyumbangkan sedikit ilmunya di dalam buku. Seperti detailnya ketika orang dipelintir kepalanya sampai patah itu seperti apa, apa yang menyebabkan dia bisa mati, saraf mana yang putus dsb. Fine. Itu suatu pengetahuan baru juga buatku. Tapi… kalau sampai dia jelasin si karakter A mau mandi pakai cairan yang berkomposisi dua hydrogen dan satu oksigen yang mana adalah H2O atau senyawa kimia untuk air, itu jadi risih bacanya. Kok ribet? Ada beberapa lagi contoh tapi kalau aku bicarakan semua di sini jadi too much spoiler. Baca dan buktikan aja sendiri.
Lanjut kita bicarakan mengenai karakternya. Di buku ini menurutku karakter utamanya adalah Clarissa, si hantu gadis itu karena yang lain hanya selingan aja. Well, kan akhirnya mereka mati ya jadi.. nggak ada satu pun karakternya yang berkesan kecuali cara mereka mati. Dia sebagai karakter utama digambarkan sangat kejam terhadap para korbannya, that’s all. Itu saja kesannya buat aku. Walaupun memang di balik semua kekejamannya ada alasan-alasannya tersendiri yang pastinya nggak akan aku obrolin di sini karena itu adalah inti dari buku nya.
Kesimpulannya, elemen horror dan pembunugan yang ada di buku ini aku jamin bisa bikin merinding dan ketakutan tapi untuk ceritanya jangan berharap terlalu tinggi kalau tidak mau kecewa. Jelas aku rekomendasikan buat para penyuka horror, silakah dibaca bukunya.
Pelajaran yang bisa diambil : Email itu dibaca yang bener bukan cuman dilihat subjek dan pengirimnya aja siapa. Siapa tahu kamu akan bernasib sama seperti korban-korban Clarissa.
Kali ini aku mau review salah satu buku bergenre horor-thriller, yang lumayan sadis dan bikin ngeri. Ini juga pertama kalinya aku baca buku terjemahan Malaysia. . FYI, #BayanganClarissa menceritakan tentang teror sebuah email berantai, di mana email itu berisi sebuah kisah tentang gadis berumur 10 tahun yang masuk rumah sakit jiwa karena telah membunuh ayah dan juga ibunya. Bukan hanya itu, dia juga membunuh para staf rumah sakit sebelum akhirnya mati. Diperintahkan bagi siapapun yang menerima email tersebut harus mengirim ulang email itu ke-10 orang lain, jika tidak ia akan mati terbunuh oleh hantu Clarissa. . Dari awal bab sampai setengah halaman buku itu aku ngerasa nggak nyaman banget bacanya, walaupun pembaca langsung disuguhkan dengan kengerian di bab awal, tetapi aku kaya mikir, "𝙈𝙖𝙨𝙖 𝙞𝙮𝙖, 𝙨𝙞? 𝙆𝙤𝙠, 𝙠𝙖𝙮𝙖 𝙖𝙙𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙟𝙖𝙣𝙜𝙜𝙖𝙡, 𝙮𝙖?" Sempat mau berhenti baca juga karena nggak tau cerita ini itu sebenarnya mau dibawa ke mana? Tapi saat di pertengahan hingga akhir cerita, barulah aku menemukan keseruan di buku ini. . Berbagai pertanyan dan kejanggalan di bab-bab awal satu persatu mulai terjelaskan, mengenai benang merah dalam ceritanya, hubungan antar tokohnya, di sinilah keinginan aku untuk menamatkan baca muncul lagi. . #BayanganClarissa menggunakan alur maju mundur dengan sudut pandang orang ketiga. Narasinya sebenarnya enak dibaca, tetapi banyak banget istilah medis dan ilmiah yang nggak dijelaskan oleh penulis, jadi membuat pembaca malah bingung. Buku ini juga masih ada beberapa plot hole, walaupun begitu pembaca masih bisa menemukan plot twist di ending nanti. . Aku nggak nyangka banget si ceritanya bakal sesadis itu. Pembunuhan di sini dijelaskan dengan detail banget, jadi pembaca bisa merasakan kengeriannya. Buku ini disarankan dibaca untuk umur 15+, tapi kalo kalian takut sama adegan sadis dan berdarah-darah gitu, jangan baca ini, ya, soalnya lumayan ngeri juga. . Aku kasih rate 3🌟 untuk ending yang tak terduga.👍🏻
Setelah sekian lama buku ini cuma jadi penghuni lemari, akhirnya selesai dibaca hari ini. Well, jujur ini salah satu buku yang pernah aku pengenin banget. Karena ngeliat cover dan blurb-nya tuh menarik banget.
Yes, aku sukak genre thriller 😚
Aku nggak tahu sih harus bilang apa untuk buku ini. Aku juga gak tahu sukak atau enggak sama bukunya. Karena aku sempet berekspektasi banyak sama novel Bayangan Clarrisa ini.
Di halaman-halaman awal aku cukup menikmati, tapi rada pusing dengan tokoh yang semakin banyak dan super bikin bingung 😂 Emang dasarnya aku rada dodol kalo baca novel yang banyak tokohnya wkwk. Aku bingungnya karena, apa sangkut pautnya sama Clarrisa.
Well lama-lama semuanya kebongkar satu persatu. Dan aku cuma bisa manggut-manggut wkwk ... Tapi ada satu kejutan yang bikin aku kaget beneran, dan aku sukak yang itu. Tapi untuk kejutan lain yang terkesan agak gimana ya (?) gitu lah pokoknya, aku agak kurang suka ehehe
Dan aku pribadi agak kurang suka karena penjabarannya terlalu detail. Kadang aku suka lewatin beberapa kalimat karena merasa "aduh panjang banget, pusing"
BUT, diluar hal yang aku kurang suka, aku tetep suka sama adegan-adegan sadisnya itu haha... Sukses bikin ngilu-ngilu ngeri gitu deh. Sukak sama idenya.
Sewaktu melihat banyak istilah medis yang bertebaran dalam cerita, aku menebak penulisnya mungkin dokter atau praktisi kesehatan (dan pas baca bio di bagian akhir buku, ternyata memang benar). Istilah-istilah medis ini mengurangi kenyamanan membaca.
Lebih dari sekali, aku bertanya-tanya, ini beneran sudah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia? Kok pilihan kata dan frasanya masih aneh, tidak familier. Beberapa pepatah/kata mutiara memang dibiarkan dalam Bahasa Malaysia dan diberi penjelasan di catatan kaki sih ... Kata dan frasa yang tidak familier ini mengurangi kenyamanan membaca.
Banyak plot hole. Tidak terasa atmosfer horor, mencekam ... yang ada cuma jijik karena sadis dan berdarah-darah tanpa alasan kuat. 'Hantunya' ujug-ujug datang dan jebrad-jebred ngebunuh korbannya gitu aja. Alur cerita maju mundur lumayan bikin bingung, meskipun menjelang akhir jadi ngerti juga maksudnya gimana.
Untung ini buku pinjaman ... kalau engga, mungkin udah kubanting ... Baca buku ini bikin aku merasa kesal dan bodoh, tapi aku tidak sesadis itu sampai hanya memberi satu bintang :p Ada lah secuil bagian okenya.
untuk buku ini saya kasih nilai 4/5⭐, untuk ceritanya sih hampir menarik, cuma kek agak kacau balau aja gara-gara alur yg maju mundur antara tahun 2004 dan 2014. Sempat bingung juga, apa hubungannya dengan keluarga Razif. Kek hal yg tidak perlu di selipkan sih walaupun cm beberapa bab, tapi kek mikir, nh keluarga hubungannya apa. Baca pun ampe mengerutkan kening kalo sudah membahas keluarga Razif.
Tapi ya untuk endingnya sih boleh lha, semua terpecahkan dan terdapat plot twist. tadinya sih sudah mau tak kasih 5 bintang, ceritanya menarik, tapi kek kacau gitu urutan alurnya. sempat dibuat bingung juga. hahaha. so far so good.
Well, this "Read Malay Books Every Month" challenge isn't going so great. I've read four books and this is the second DNF. I think I'm sticking with the challenge from sheer stubbornness at this point. I bought this book at PBAKL in 2015 because a) I want to support local authors b) the cover is pretty cute. According to the back cover, this book is a horror story about a supernatural child who keeps killing people when they fail to forward a chain letter. I know. This plot is completely overdone, hacky and I should've known better. But I haven't been reading a lot of Malay novels at the time and I figured a simple but possibly entertaining story is a good way to get into that. What I didn't expect is two different timelines, about four different plotlines ongoing at the same time and every freaking monster in the Malay horror lore. What do you want, pontianak, penanggal? This book got it! Halfway through, I actually thought, "Hmmm, I'm reading Mastika".
Reading this book made me realise how important an editor is for Malaysian publishing. Somebody who can just point out when the characters don't make sense, that the plot is going nowhere and just trim the fat. One thing that's bugging me is that the author can actually write. Prose-wise, he is actually one of the better writers that I have read from the indie scene. However, even this one upside is flawed. Akmal is a doctor by profession and he wouldn't stop reminding you that. Almost ever other paragraph, there is some medical reference, analogy or imagery casually inserted, apropos of nothing. Once or twice, sure, but almost every chapter? Overkill.
It's frustrating to read a book where you know the work could be improved by simply having another person have a go at it with a round of editing. I'm at a loss in trying to review this book because there are problems at every part of the novel. One thing that I noticed among Malaysian writers is the need to make everything dramatic. Almost every interaction leads to a fight, the characters are incredibly prone to freak out for no reason and there is almost zero backstory or worldbuilding at all! There are so many characters and none of them are fleshed out beyond one or two details. Like Karina is a druglord's girlfriend and she has a brother and a child. That's it. Beyond that, there's nothing more. It's easier to believe that a pontianak is haunting them rather than believing these characters are actual real people. And that's a problem because if your novel is going to have multiple vague plotlines, the characters have to carry the story along. If not, the reader won't be interested to find out, which is what happened to me.
Also, some of the plotlines are so silly that they are unbelievable. For example, Karina is dating a druglord but he's not just controlling the KL market. Nope, he's the drugpin FOR THE ENTIRE OF EUROPE. How is this possible? Don't know, there is hardly any details. Also, Karina is addicted to drugs but stopped when she got pregnant because her druglord boyfriend wanted a son. What does she do? Never visit a doctor to find out whether she is having a son or just having a healthy pregnancy. She's not poor, by the way, just resentful, I suppose? Somehow, after giving birth, she became the best mother of all because ... hormones? Also, when Carlos, the druglord, found out that his kid is a daughter, he and his henchmen drew guns in the freaking hospital room, threatening to kill Karina and her kid right then. WHY? Does this sound like a mastermind controlling the entire of Europe? Just knock somebody else up if having a son is that important to you.
Anyway, yes, editors are extremely important assets.
Awalnya saat baca blurb-nya saya terkesan. Kenyataannya? Tidak seperti yang diharapkan.
Alurnya lompat-lompat di awal sampai pertengahan dan tokoh tiap babnya berbeda-beda. Tokoh yang pasti adalah tentang ibunya Clarissa. Lalu tokoh-tokoh lainnya. Lalu ada keluarga Zarina. Membuat bingung. Yang pasti, saat tokoh selain ibunya Clarissa dan keluarga Zarina yang muncul, semuanya tentang Clarissa si ‘hantu’ menakutkan yang membunuh orang yang menerima e-mail darinya. Karena sudah pasti tokoh yang menerima e-mail itu akan mati, saya sampai melewatkan bagian tersebut. Ngapain baca kalau sudah tahu endingnya?
Awalnya terasa seram karena ceritanya tentang hantu yang muncul lalu membunuh. Apalagi di bab cerita tentang ibu Clarissa dan keluarga Zarina. Ada hantu seram muncul. Makin membuat merinding. Tapi… setelah melewati bagian pertengahan buku…. semua hantu yang seram-seram itu terasa tak berguna. Terkesan hanya untuk menambah ketebalan buku saja. Lha, ceritanya bukan horor eh ternyata? Plot twist sih iya. Namun, banyak hal lainnya yang membuat endingnya menyisakan banyak tanda tanya.
Kalau ceritanya tentang NNNN, kenapa harus bawa-bawa hantu menyeramkan itu? Itu fungsinya apa sebenarnya? Lalu, siapa si Cici itu? Tidak ada penjelasan. Tokoh tak kasat mata ini hanya menyuruh membunuh, membunuh, dan membunuh. Dia dapat datang dan pergi sesuka hatinya. Datang tanpa diundang dan pergi tanpa disuruh. Nggak ada penjelasan tentang siapa dia. Lalu selesai aja novelnya.
Novelnya lumayan bikin merinding dan seru terlepas dari semua itu. Nggak menyangka kalau ternyata ceritanya tentang NNNN. Hanya saja…. Agak menjijikkan dan bikin mual pas di cerita bunuh-bunuhan. Pengarangnya menggambarkan peristiwa bunuh-bunuhan itu dengan sangat mendetail. Usus yang terburai mengeluarkan darah, leher yang ditebas, mengeluarkan bunyi ini-itu, tulang patah, dan seterusnya. Lalu ada penggunaan senjata api jenis ini-itu, merek ini-itu, dan penggunaan obat-obatan terlarang (narkotika). Jelas banget digambarkannya! Yaikss bener!!
Dan satu hal yang saya nggak suka dari novel ini adalah bahasan tentang agama. Menurut saya, novel ya novel aja. Cerita ya cerita ya. Mbok yo ndak usah bawa-bawa ayat-ayat suci atau hal-hal berbau agama gitu, kecuali ada tulisan “Ini novel bergenre agama A”.
Kategori novel ini adalah U 15+. Menurut saya, lebih pantas jika kategorinya U 21+. Tentang bunuh-bunuhannya, penggunaan narkotika, dan senjata-senjatanya itu, lho yang harus dipertimbangkan!
Buku ni dikategorikan sbg buku seram/ thriller oleh sbahagian pembaca. tp, aku lebih suka klasifikasikan buku dlm ketgori "parenting". sebab, seorang individu itu dicorakkan oleh ibu bapa mereka.
watak clarissa ni, pd awal bacaan aku sangka mmg hantu. tp semuanya terjawab di pertengahan novel.
memandangkan penulisnya seorang doktor, jd ilmu yg dikongsikan dlm novel ni sgt menarik dan informatif. ada jugak part aksi2 gangster. mmg genius gak la watak gangster ni nk psiko musuh2 dia.
paling best dlm novel ni part ending dia. agak x sangka jugakla ending dia cmtu. hehe yg x bestnya, penerangan psl tempat2 di italy tu... bg aku yg malas sikit nk membaca satu2 ayat, penerangan tu bagus cuma agak panjang.
yg plg penting pembaca kena peka dgn tarikh2 dlm storyline novel ni. kipidap tuan dokter sbb berjaya menulis novel sebagus ni.
1 kata yang mewakili pengalaman membaca buku ini: bosan! Novel ini habis dalam sehari, just because I want to finish it as fast as possible so I can have nothing else to do with it for the rest of my life. (Minor spoilers ahead.)
Sebenarnya premisnya menarik karena siapapun yang pernah berada di internet di pertengahan tahun 2010-an pasti familiar dengan pesan berantai di media sosial. Tapi ekspektasiku adalah kisah misteri/horor yang bertitik utama pada pesan berantai tersebut. Siapa dalangnya, apa motifnya, dll. Yang kudapat malahan, pesan berantai itu cuma sebagai plot device yang kemudian dikesampingkan setelah menunaikan tugasnya, dan fokus utamanya malah di berbagai tindah tanduk pembunuhan yang perlu banget ya dijelaskan sampai ke titik-titik darahnya. Untuk bagian ini aku tepuk tangan deh, gorenya memang mantap dan pembaca buku ini butuh trigger warning sebelumnya.
Terlalu banyak karakter yang diperkenalkan dan sebenarnya cuma sedikit yang penting. Jadinya, banyak chapter yang terkesan redundant karena berfokus pada karakter sampingan yang toh akan mati dalam 2 bab ke depan. Setidaknya dua kali aku merasa ada bagian yang dipanjang-panjangkan hanya untuk memenuhi word count saja, menceritakan kehidupan karakter sampingan yang bukannya membangkitkan simpati, tapi hanya membuat bosan.
Dari segi plot, set up cerita ini aduhai lama sekali. Ada sekitar 150-an halaman lebih dipakai untuk membangun cerita, and it didn:t pay off well. Adegan yang harusnya klimaks tidak terasa begitu. Resolusinya juga kurang kuat, bagian terakhir pacingnya lama minta ampun, dan ending buku membuatku merasa, "Udah? Gitu doang?" Belum lagi dan berbagai pertanyaan yang masih tidak terjawab sampai akhir novel. Plot hole bejibun woi.
Which brings me to the genre. Awalnya kupikir novel ini genre horror supranatural yang melibatkan hantu, setan, makhluk gaib. Dan awalnya memang seperti itu. Tapi lalu cerita banting stir menjadi horror thriller penuh gore. It gave me a whiplash karena semua kejadian horror yang menyangkut email Clarissa itu tidak ada kesan hantu-hantunya sama sekali. Seakan-akan penulis mau berfokus ke horror thriller sejak awal. Padahal tidak bisa dipungkiri, novel ini penuh makhluk astral di bagian awal buku (tanpa penjelasan pula!) Focus on one genre or the other.
Dari segi writing sebenarnya oke (which is where the 1 extra star came from). Tidak ada quote yang membuatku berpikir novel ini cocok dipost di bookstagram dengan caption aesthetic, tapi okelah. Banyak istilah medis dan biologis yang dibubuhkan setiap kali penulis punya kesempatan. Kadang aku merasa si penulis pengen pamer pengetahuan saja, but I'll accept it. Deskripsi daerah dan negara juga lumayan.
Overall, 1 star would be too harsh because this novel isn't thaaaat bad, although at first I did consider it. But I wouldn't recommend this to others either. Such a shame, because I liked the premise of a chain message.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Pertama kali aku tahu novel Bayangan Clarissa itu lewat instagram katalogharu. Dari situ juga pertama kalinya aku baca blurb novel ini. Blurbnya membuatku tertarik akan novel ini. Gimana nggak tertarik, misterius dan bikin penasaran banget, ya kan? Singkat cerita, aku ditawarkan untuk mereview novel ini oleh pihak penerbit. Ya langsung aku terima deh tawarannya, hehe :D
And the story goes on… Tentang sebuah E-mail berantai yang menceritakan sosok Clarissa, gadis kecil bermulut sobek dari pipi ke pipi. Sosok Clarissa yang berhasil membuat netizen menjadi gempar.
Kisah dimulai dengan prolog cerita yang bisa membuat pembaca seketika menahan nafas dan merinding. Kemudian cerita mengalirkan sejarah kehidupan Clarissa sejak pertama kali ia dilahirkan oleh sang ibu, Karina. Clarissa merupakan putri dari pasangan Karina dengan Carlos. Namun, Carlos sangat tidak peduli dengan proses kehamilan Karina. Carlos malah sibuk mengurusi ‘bisnis hitam’nya. Bahkan, ketika Karina akan melahirkan Clarissa, Carlos tidak ada di sisinya. Malah Hawk—adik laki-laki Karina sekaligus paman Clarissa—yang mengantar Karina ke rumah sakit.
Novel Bayangan Clarissa menggunakan alur campuran, yakni maju dan mundur. Plot twist PARAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHH. KU INGIN MARAAAAAAAH, MELAMPIASKAAAAAAN, TAPI KU HANYALAH PEMBACAAAAA AMATIRRRRRR…. *lho, jadi nyanyi?! hihi* Ya kirain ya, horror doang gitu, eh tau-taunya sadis juga. Konfliknya juga cukup kompleks dan menurutku nggak cheesy. Bahasa terjemahan yang apik juga membuat novel ini menjadi salah satu novel horror-thriller favoritku. Kalau ditanya bikin bosan nggak? Aku merasa bosan di akhir-akhir ceritanya aja. Karena terlalu kompleks dan kurangnya ya paling itu… beberapa bagian terasa berlubang. Plot holenya. Beberapa hal seperti luput dijelaskan oleh penulis dan menjadi tanda tanya. Tapi, overall sangat page turner!
oke, sembari menunggu makanan dingin yang baru ditiriskan di saringan, tulis review duluㅡmalah curhat, hahaha.
buku ini bercerita tentang anak kecil bernama clarissa yang akan mendatangi siapapun yang menerima e-mail "kutukan" yang jika e-mail tersebut hanya diabaikan atau tidak diteruskan.
buku ini dibuka dengan prolog yang sukses membuatku tertarik dengan ceritanya. aku suka bagaimana penulis menggunakan prolog yang catchy seperti itu.
bab-bab selanjutnya yang menghampiri sudah mulai menceritakan kejadian nahas yang dialami para tokoh di sini. berbagai kematian dengan cara yang tragis cukup mampu membuat bungkam. novel ini selain menceritakan kejadian kematian berdarah-darah, juga menceritakan kejadian dari perspektif orang lain.
aku cukup suka dengan bagaimana penulis memasukkan beberapa unsur mistis yang cukup lah sebagai bumbu di dalam novel ini. penulis juga mampu untuk membangun suasana seram yang sedikit demi sedikit menanjak. namun beberapa agak janggal untuk dicerna.
sementara untuk hal yang aku gak suka terletak pada gaya penulisannya. penulis banyak memasukan perumpamaan atau metafora yang kalau dipikir-pikir indah, tapi sepertinya overused yang menyebabkan menjadi terkesan "menebal-nebalkan" novel ini. awalnya aku beransumsi bahwa ini adalah novel debut penulisㅡkarena dilihat dari gaya menulis yang lumayan agak kaku untuk menuliskan sebuah narasi, dan gaya penulisannya cukup mengingatkanku bagaimana gaya penulisanku ketika aku nulis di wattpad, yahaha.
selain itu juga ada dimasukkan beberapa part yang sebenarnya itu gak penting dan sangat gak nyambung dengan tema utama, yang lagi-lagi membuatku berpikir bahwa itu bisa menjadi alasan untuk "menebal-nebalkan" novel ini.
mungkin juga buat beberapa orang agak sedikit terganggu dengan dimasukkannya beberapa kalimat atau kata tentang dunia kedokteran atau medis. tapi aku pribadi cukup menikmatinya.
Review: Okay, the writer suka tulis sentences berbunga² kiasnya 🌸 Nasib baik la aku paham sket bahasa sastera ni..huhu😚 Banyak juga istilah baru especially medic yang aku blaja..yelah the writer kan doctor 👍🏻 info² pasal ibu baru bersalin pon ada. Like it 🤓 so informative book.👏🏻
Okay this novel is really amazing😆 pengakhiran yang tak disangka 👏🏻 clarissa ada kembar rupanya😯 I need to list down all plots mengikut tarikh yang tunggang- langgang tu untuk pahamkan kaitan plot² tu, itupon ada yang salah tarikh hari & tahun 💁🏻
Dan misteri yang still tidak dirungkai, siapa sebenarnya Cici 👻? Memula aku ingat penanggal time dia baby tu, terselamat. Bab² akhir, Clarissa ni manusia, bukan hantu. Dijadikan mesin pembunuh untuk balas dendam oleh uncle dia. Emel tu sebagai motif untuk takutkan je.🔪 Yang tak puas hati tu, dia ikut je semua cakap Cici. Tak kan tak de nilai kemanusiaan dalam diri dia. Semuanya dibunuh.😠
Scene seram ada jugak. Memang ada hantunya. Time Karina mimpi pontianak dengan anak batu nisan kat hospital. Typical scene 💁🏻 Then, kisah penanggal menarik sikit. Ex bidan berlawan ngan penanggal 😳. This time semangat sket nak baca. Cam tengok movie🤣. Cam biasa rasuk part confirm ada 👍🏻 Langsuir & hantu x de muka pon ada.
Yang cannot brain, ada scene pembunuhan yang sama dalam movie 2 Fast 2 Furious, 2003 ngan film seram Sinister 2, 2015 😱. Bab mati sebab tikus gigit perut nak keluar dari bekas yang panas yang diletak atas perut. Novel ni pon 2015. So, hmm idea dicuri mungkin 😈.
This entire review has been hidden because of spoilers.
It's my first Malaysian lit and I really enjoyed it.
Asli, buku ini punya prolog yang oke banget. Atmosphere nya dapet banget. Siapa yg setuju? Gue sampe ngeri sendiri. Misterinya dapet juga sih, pas awal-awal apalagi, pas bagian teror email itu. Dan ini jelas banget ya adegan-adegan gorenya. Ganangung-nanggung ini sadisnya. Mungkin gak cocok untuk yang gak terlalu suka konten kekerasan.
Tapi karakternya tuh kebanyakan, gue jadi bingung sendiri, bener-bener harus teliti banget karena tiap orang punya konflik yang beda-beda.
Untuk ceritanya sendiri, gue awalnya udah mulai agak curiga ya mengenai misteri Clarissa dan gengnya si Carlos. Entah mungkin karena gue suka banget misteri jd suka menduga-duga apa gimana huhu jadi banyak banget tebakan di kepala. Awalnya gue mau menangkal pemikiran ini, tapi ternyata...bener dong tebakan gue :) agak kecewa sih. Karena apa? ternyata ceritanya berubah genre cok 😭 padahal udah oke banget horror misterinya.
Trus yang masih gue pikirin sampe sekarang nih…si Cici ini siapa, apa pentingnya dan apa gunanya dia di cerita ini? terus hantu kuyang *sebut aja gitu* KE MANA YA? Seriusan nanya..kenapa dia menghilang tiba-tiba tolong komen yg bisa jelasin. Am I missed something? ☹️
Endingnya jelas tapi kurang menurut gue sih, beberapa cerita masih gantung dan gak dijelasin.. gue kasih bintang 3.4. I'm looking forward to read another Malaysian lit tho.
First of all, i tot buku ni kinda underrated??! Buku ni dah lama beli, and baru terasa nak baca pastu belek belek goodreads, ehhh kenapa banyak reviewer banyak dari Indonesia eh cuak aku silap beli buku ke pastu terus bukak wrap nasib baik buku Bahasa kalau tak cuak gue 🤣
Rants and thoughts 🖊💬
📌 Lepas baca sinopsis, apa yang dalam otak time tu memang the whole story pasal psycho charachter rupanya ada horror jugak and this one sangat unexpected 👻
📌Dari sinopsis jugak kena ready dengan banyak scene berdarah darah here and there memang ada vibes chainsaw + final destination + sinister
📌Dalam cerita ni jugak banyak reference dari movie movie thriller, horror yang lain and obviousss sangat referencenya like auhtor baru mention sikit pastu terus plupp 💡dapat bayangkan movie tu
📌Character development dia bagi aku tak cukup laaa sebab main character ada ‘two-sided’ and memang rasa tak puas 🫠
📌PLOT TWIST DIA TAK RILEK WEH MEMANG TAK TERFIKIR LANGSUNG AUTHOR NAK BUAT MACAMTU LEPAS BACA HUJUNG HUJUNG TU TERUS RASA NAK JERIT SEBAB MEMANG TAK TERFIKIRR AAAARRH
Overall from my personal opinion buku ni i would say underrated la (taktau la orang lain) sebab aku sendiri sebelum baca pun hampir marah diri sendiri buku apa lahhh aku beli ni yihh last last ha padan muka itu la omputeh cakap don’t judge a book by its cover 🤓
Dari sinopsis buku ini terlihat sekali kalau genrenya horror yaa, padahal bisa dibilang aku ini anti dengan genre horror (tapi suka dengan thriller) tapiii, karna diberi gratis karna memenangkan Giveaway, jadi aku beranikan diri untuk membaca tanpa sekalipun melihat review orang-orang. Ternyata diluar dugaan, dihadirkan juga plot twist yang awalnya membuatmu merinding setengah mati menjadi kesal tak karuan. Hah(?) pun dengan tanggal yang tersedia disetiap babnya, yang mengharuskan aku membolak balik halaman untuk melihat tanggal yang ada. Lagi, disitu kamu akan dibuat bingung dan bimbang, merasa kesal dengan Clarissa atau malah kasihan. Seorang anak kecil yang terlahir dari keluarga "jahat" yang melarangnya untuk melakukan ini dan itu, sehingga membuat Clarissa memiliki teman tak kasat mata. Di novel ini, diceritakan dalam alur maju mundur dengan setting tahun 2004 dan 2014, serta ada dua kisah didalamnya yang membuatmu sedikit bingung dan menunggu apa yang sebenarnya terjadi di akhir. Apa hubungan antar cerita satu dengan yang lain. Kalau mau tau jawabannya kamu harus menyelesaikan buku ini.
Ada dua keping cerita dalam novel ini (yang tadinya terlihat seperti tak berhubungan sama sekali). Keping pertama adalah tentang Karina yang baru saja melahirkan. Karina yang berasal dari keluarga gembong mafia ini mengalami banyak masalah pasca kelahiran putrinya, Clarissa. Mulai dari diteror mahluk halus sampai masalah dengan manusia dari dunianya. . Keping ke dua bersetting 10 tahun setelah keping pertama, yaitu tahun 2014. Menceritakan orang-orang yang mendapatkan pesan berantai di emailnya. Jika tidak disebarkan ia akan terbunuh. . Aku salut bagaimana penulis mampu menyusun plot dan alir ceritanya. Bagi pecinta slayer haris bersorak untuk buku ini, karena akan ada banyak darah dan adegan disturbing sepanjang cerita 😁. . Hanya saja, karena begitu padatnya. Pembaca seolah gak mendapat jeda sama sekali. Belum lagi dengan banyaknya isu yang ingin disampaikan, kamu harus bersabar dulu di bab-bab awalnya.
Sebenarnya saking sedang sibuknya beberapa hari ini, aku asal saja secara random mengambil buku ini dari rak TBRku dan BAM!!!! I can't stop reading until it finished!
Terlihat sekali kalau penulis sudah melakukan riset yang cukup dalam sebelum akhirnya melahirkan buku ini. Awalnya aura horor terasa kental dan mencekam, namun setelah 3/4 halaman buku, barulah sisi thriller dan misteri makin mengambil alih...
Meskipun ada beberapa bagian yang terkesan "dipaksakan", namun sungguh membaca kisah Clarissa ini mengaduk-aduk perasaan. Sebentar aku dibuat kesal, sebentar kemudian menjadi merasa iba dan kasihan.
Di beberapa bagian kisah ini kurasa bisa memicu sesuatu yang kurang nyaman bagi beberapa orang, terkhusus jika mereka punya masa lalu yang kurang lebih sama dengan sang tokoh utama... so please... baca buku ini jangan saat kamu sedang banyak masalah or else...
Dan ya, buku ini cocok sekali dibaca dalam bulan Oktober yang memang cenderung mengusung tema horor....
entahlah baca buku ini gak sesuai dengan yg aku harapkan. terlalu banyak unsur yg ingin dimunculkan yg akhirnya terkesan terlalu berlebihan, banyak plot hole yg membuatku bolak balik membaca buku ini untuk bisa lebih memahami ceritanya. alur cerita yg maju-mundur dan ada beberapa kisah yg terkesan terpisah ingin disampaikan dibuku ini terasa melelahkan untuk dibaca. awalnya author seperti terinspirasi dengan kisah kuchisake onna,oke berarti mungkin ingin mengangkat cerita thriller horor, tapi kok ada cerita tentang sepak terjang bandar narkoba, lalu lanjut cerita tentang pontianak, rumah berhantu, dkk, belum pembunuhan berantai yg lumayan gore, lama kelamaan cerita berubah jadi thriller slasher, rasanya terlalu riweh, campur aduk jadi satu. biasanya aku suka dengan genre2 yg kusebutkan tadi tapi entahlah untuk aku buku ini mungkin bukan buku bacaan yg tepat
Awalnya, semua watak yang dibunuh oleh Clarissa nampak cam random, so awalnya kita percayalah yang emel tu berhantu. Tapi! Haha plot twist pertama kat situ. Ada lagi plot twist yang lain. Plot twist after plot twist, semua tu mula jadi "make sense" kenapa watak² tu semua mati. Ada sebabnya.
Tapi memang takkan nampak dari awal, awal buku ni saya cam "aik ni cerita hantu ke cerita kartel mafia?"
Dengan nama Carlos, Amantino, Argentino, Riko, Hawks...
Buku ni timeline dia kejap depan kejap belakang banyak kali. Ada tarikh, tapi kita ingat tahun jer sebab taknak pening haha. Tapi okaylah, tetap boleh catch up.
Secara keseluruhan, buku ni agak baguslah. Cuma past ngan current timeline tak kemas susunannya.