Jump to ratings and reviews
Rate this book

Jodoh Untuk Naina

Rate this book
Jodoh untuk Naina, Abah yang pilih. Naina ikhlas.
Tapi, kenapa Abah pilih dia?
Dia yang punya masa lalu kelam.
Dia yang pernah diarak keliling kampung karena berzina.
Dia yang tidak sempurna.
Mengapa Abah begitu yakin dia mampu
menjadi imam Naina?
Bagaimana Naina harus menjalani kehidupan rumah
tangga bersama pria yang tidak dia sukai, bahkan
sebelum akad nikah?
Apakah dia adalah jodoh untuk Naina?

254 pages, Mass Market Paperback

First published April 27, 2015

33 people are currently reading
384 people want to read

About the author

Nima Mumtaz

4 books71 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
116 (24%)
4 stars
199 (42%)
3 stars
116 (24%)
2 stars
26 (5%)
1 star
8 (1%)
Displaying 1 - 30 of 118 reviews
Profile Image for Rizky.
1,067 reviews87 followers
May 10, 2016
"Tak ada waktu yang terlalu cepat atau terlalu lambat untuk masalah jodoh. Dia akan datang kapan pun dia mau. Karena Allah telah menuliskannya dalam garis takdirmu."

Novel ke-3 Nima Mumtaz yang kubaca setelah Cinta Masa Lalu dan Akulah Arjuna dan aku makin suka dengan tulisan Mba Nima. Namun, novel ini sangat berbeda dengan novel sebelumnya. Kalau di 2 novel sebelumnya, kamu akan larut dengan kisah romance yang cenderung "dewasa". Jodoh Untuk Naina hadir dengan sesuatu yang berbeda, novel ini sangat kental sekali dengan nuansa religius.

Apakah yang kamu bayangkan jika suatu hari kamu dijodohkan? Dijodohkan dengan seseorang yang punya kisah kelam di masa lalu? Kisah kelam yang membuatmu ragu untuk melangkah? Namun, rasanya terlalu sulit untuk menolak...Apalagi melibatkan orangtuamu, orangtua yang sangat kamu hormati dan sayangin, sanggupkah???

"Jodoh Untuk Naina" mencoba mengangkat tema perjodohan, premis yang sudah banyak sekali diangkat oleh novel-novel lainnya. Tetapi, kamu jangan khawatir walau premisnya sama, tetapi tetap eksekusi tentunya pun berbeda.

Novel ini mengisahkan tentang Naina. Naina sangat dekat sekali dengan Abah, apalagi Umi telah meninggal sepuluh tahun yang lalu. Kedua orang kakaknya pun telah menikah dan sudah punya keluarga masing-masing, sehingga Naina sebagai anak bungsu dan belum menikah yang tinggal bersama Abah.

Hingga suatu hari, Abah menanyakan kesediaan Naina untuk menikah. Ya, menikah dengan seseorang pria yang dikatakan Abah insya allah jodoh terbaik untuknya. Naina awalnya ragu, tetapi atas dasar baktinya kepada Abah, Naina tak kuasa menolak. Naina menerima dengan ikhlas siapapun pria pilihan Abah. Naina sampai lupa menanyakan siapa gerangan jodoh yang dipilihkan Abah?

Betapa kagetnya Naina, mengetahui bahwa Rizal lah yang dipilih Abah untuk menikahinya. Pria yang pernah menjadi gosip sekampung karena "perzinahan"nya. Tetapi, untuk membatalkan kesediaannya pun Naina tak kuasa, apalagi sampai membuat Abah kecewa karenanya. Naina yakin Abah tidak mungkin menjerumuskannya, Abah pasti punya pertimbangan sendiri mengapa memilih Rizal. Satu-satunya yang diinginkan Naina hanya kebahagiaan Abah, masalah perasaan dan hatinya biar waktu yang akan menjawab.

Akhirnya, tak membutuhkan waktu lama, Naina dan Rizal pun resmi menikah. Naina berusaha menjadi istri yang terbaik bagi Rizal begitupun sebaliknya. Mereka sama-sama belajar untuk menerima pasangan masing-masing. Walau masih saja ada janggalan di hati Naina, tetapi Naina terlalu ragu untuk bertanya langsung kepada Rizal.

Badai itu datang kembali. Pernikahan mereka diuji dengan hadirnya masa lalu Rizal. Masa lalu yang mengancam meruntuhkan mahligai pernikahan Naina dan Rizal. Sanggupkah Naina dan Rizal mempertahankan pernikahan mereka?

Membaca novel ini aku begitu larut dibuatnya, walau memang berbeda sekali dengan 2 novel sebelumnya, aku sangat menikmati kisah Naina-Rizal. Mereka yang sama-sama "belum saling mengenal", akhirnya perlahan-lahan bisa saling menerima tanggungjawab sebagai suami-istri. Interaksi keduanya memang awalnya sangat canggung tetapi lama kelamaan hubungan itu pun bisa mencair.

Aku salut dengan Rizal, yang begitu sabar menghadapi Naina. Rizal yang mau menunggu sampai saat yang tepat untuk mengambil haknya sebagai seorang suami. Ah, Rizal ini tipikal suami idaman banget dey.^^

Mba Nima pandai sekali membangun chemistry diantara Naina dan Rizal, kisah ini membuktikan bahwa cinta pun bisa hadir karena terbiasa, seperti yang dialami oleh Naina dan Rizal.

Konfliknya pun sederhana, walau mungkin aku seperti kebanyakan pembaca lainnya bisa menebak endingnya akan seperti apa. Aku tidak peduli. Aku begitu menikmati halaman demi halaman novel ini, dan rasanya tidak ingin cepat selesai.

Aku dibuat hanyut dengan kisahnya, nuansa religius sangat terasa sekali sepanjang membaca buku ini. Tetapi tidak terkesan menggurui, semua dalam porsi yang sangat pas sekali. Setelah membaca novel ini, aku makin yakin untuk menjadikan Nima Mumtaz sebagai salah satu penulis favoritku yang akan selalu kutunggu karya terbarunya.

"Namanya jodoh itu khan rahasia Allah, mau bagaimanapun cara datangnya. Kalau sudah waktunya, Insya allah itu sudah yang terbaik."
Profile Image for bakanekonomama.
573 reviews85 followers
November 16, 2016
Akhirnya saya tergoda juga ketika membuka iJak dan menemukan buku ini. Kebetulan di hari itu saya sedang pergi ke luar dan tidak membawa sebuah buku pun bersama saya. Jadilah saya mengunduh ini dari iJak untuk menemani saya makan malam, sambil merenung sendirian sementara di luar sedang hujan.

Saya suka cerita yang diangkat di buku ini. Tentang perjodohan Islami antara Naina dan Rizal. Saya membayangkan mereka berasal dari keturunan Arab, karena nama yang dipakai, panggilan untuk orang tua, dan adat yang digunakan ketika menikah membawa saya ke nuansa itu. Namun, saya merasa kebingungan ketika ingin menentukan di mana latar kisah ini terjadi. Hanya disebutkan kalau Rizal bekerja sebagai dosen di Universitas Ibnu Sina. Dari hasil Googling, saya menemukan ada beberapa tempat yang kira-kira sesuai, yang pertama di Jakarta yang kedua di Malang. Satu-satunya kota yang saya ingat disebutkan di sini hanyalah Surabaya, tempat tinggal keluarga Rizal sekarang setelah sebuah peristiwa memaksa mereka untuk pindah ke sana. Kalau dilihat dari sisi itu, maka Malang adalah pilihan yang lebih masuk akal. Tapi lalu saya teringat Rizal memerlukan waktu sekitar dua jam naik pesawat dari Surabaya ke kota tempat Naina dan keluarganya tinggal, lalu buyarlah itu semua. Maka pilihan yang tersisa adalah Jakarta. Meskipun saya tidak pernah naik pesawat dari Surabaya ke Jakarta, tapi karena Surabaya dekat dengan Bali dan Lombok, dan waktu tempuh dari kedua tempat itu ke Jakarta lebih dari dua jam, jadi ya mungkin saja latar tempat di novel ini adalah Jakarta. Namun kalau tinggal di Jakarta, maka saya bingung kenapa Naina memanggil kakak-kakaknya dengan Mas dan Mbak? Ah, mungkin orang tua Naina (meskipun di benak saya adalah keturunan Arab) adalah campuran, sama seperti banyak orang Indonesia lainnya.

Hehe, repot ya, ngomongin latar aja panjang banget XD. Soalnya, bagi saya latar tempat adalah hal yang penting dalam sebuah novel, yang membuat saya dapat berimajinasi secara saksama.

Di sini, saya tidak akan merangkum isi cerita, karena sudah banyak yang melakukannya. Saya hanya akan mengomentari bagian mana yang saya suka dan bagian mana yang menimbulkan ketidaksregan dalam diri saya.

Pertama soal perjodohan Naina. Saya suka dengan abahnya Naina yang proaktif mencarikan jodoh untuk anaknya. Dia sendiri yang menyeleksi dan tidak mudah dipengaruhi oleh rumor yang beredar tentang sifat calon menantunya yang dulu punya masa lalu kelam. Memang seperti itulah sepatutnya tugas seorang ayah di dalam Islam, mencarikan jodoh untuk anak perempuannya, dengan kriteria yang sesuai dengan apa yang telah ditetapkan agama. Dalam Islam, seorang anak perempuan memang tidak wajib mencari suami sendiri, karena kewajiban itu ada pada wali mereka, yaitu ayah, kakek, kakak atau adik laki-laki, atau paman dari pihak ayah. Namun, karena kewajiban itu ada pada para wali, bukan berarti seorang perempuan tidak boleh menolak ketika calon yang disodorkan kepadanya tidak berkenan di hatinya, atau kalau kata guru ngaji saya, kalau bikin ilfil ya sah-sah saja ditolak.

Jadi, sebenarnya sah-sah saja kalau Naina menolak karena hatinya belum condong untuk menikah atau belum condong kepada calon yang dipilihkan ayahnya. Akan tetapi, Naina memilih untuk mengikuti pilihan ayahnya karena ingin berbakti dan melihat ayahnya bahagia. Ini patut diapresiasi, karena Naina memilih untuk birrul walidain dan percaya sepenuhnya dengan pilihan ayahnya. Sayangnya, sikap Naina berikutnya membuat apresiasi saya kepada dia menurun, karena dia memilih untuk benar-benar percaya 100% kepada ayahnya dan tidak mau mengecek lagi siapa calonnya, bahkan ketika ia tahu bahwa yang dicalonkan untuknya adalah Rizal, pria yang dulu ketahuan berbuat zina dengan seorang perempuan bersuami, hingga diarak keliling kampung. Di sini saya melihat ketulusan Naina untuk berbakti kepada abahnya dikotori dengan mental victim-nya yang merasa ia tidak punya pilihan lain selain menerima Rizal sebagai suaminya dan bahkan tidak berusaha untuk melihat calon suaminya atau mengonfirmasi soal rumor itu kepada abahnya. Naina menikah dalam keraguan. Padahal keraguan adalah hal yang harus dihindari. Kita harus beriman secara yakin dan beribadah secara yakin, tanpa keraguan sedikit pun. Di sini saya ingat lagi kata guru ngaji saya, "Kebahagiaan kita (perempuan) itu tidak berada di bawah tangan laki-laki." Kita dapat menjadi perempuan yang bahagia, sekaligus anak berbakti yang bahagia, sekaligus istri yang bahagia. Kita tidak perlu merasa harus melalui kemalangan dan penderitaan untuk bisa merasakan kebahagiaan. Tentu saja hidup memang tidak mudah dan banyak cobaan, tapi itu tidak harus membuat kita merasa jadi yang paling menderita sedunia dan berlarut-larut di dalamnya.

Setelah menikah, ternyata Rizal adalah seorang lelaki dan imam yang sangat baik dan bertanggung jawab. Meskipun Naina belum bisa melaksanakan kewajibannya sebagai istri, Rizal telah memenuhi kewajibannya sebagai suami, dalam hal ini adalah nafkah. Rizal memberikan dua buah ATM, yang satu berisi gajinya (untuk kebutuhan sehari-hari) dan yang satunya untuk diberikan kepada ayah Naina. Ketika Rizal mengatakan bahwa tidak ada harta bersama dalam pernikahan, yang ada hanyalah harta suami dan istri (hal. 56) saya bersorak. Akhirnya ada juga novel yang memberikan konsep pemisahan harta yang benar menurut Islam di dalam rumah tangga. Tapi kemudian kening saya berkerut, karena ternyata Rizal memberikan semua gajinya untuk diatur oleh Naina. Yang saya tahu, harta suami dan istri di dalam rumah tangga memang terpisah. Harta suami ya milik suami, harta istri ya milik istri. Suami harus bertanggung jawab penuh terhadap hartanya, begitupun juga istri. Oleh karena itu, sebaiknya tidak memberikan seluruh gaji kepada istri. Bukan, ini bukannya pelit. Tapi karena kewajiban seorang laki-laki di dalam Islam bukan hanya kepada istri dan anak-anaknya saja. Seorang laki-laki juga bertanggung jawab kepada orang tuanya (bahkan ia tidak bertanggung jawab kepada orang tua istrinya), kepada saudara perempuan yang berada di bawah perwaliannya, juga kepada anak yatim yang berada di bawah tanggungannya. Akan menjadi repot jika seluruh gaji suami dipegang oleh istri, karena ketika orang-orang yang ada di bawah perwaliannya (selain istri dan anaknya) membutuhkan bantuannya, ia harus meminta izin dari istrinya. Padaal, kepala rumah tangga adalah suami dan itu adalah hartanya. Jadi, kata guru ngaji saya lagi, sejak awal memang sebaiknya harta suami dan istri dipisah saja. Suami cukup memberikan uang yang diperlukan setiap bulannya untuk kebutuhan sehari-hari dan juga untuk "gaji" sang istri.

Meskipun saya belum menikah, tapi saya melihat bahwa penggabungan harta ini memang menjadi masalah utama dalam setiap rumah tangga. Bagaimana seorang teman yang merasa tidak ikhlas karena melihat sang suami memberikan harta yang lebih kepada keluarganya sedangkan untuk keluarganya tidak. Atau bagaimana seorang istri yang merasa tidak rela harus mengeluarkan uang banyak untuk memperbaiki rumah, padahal uang yang dikeluarkan adalah uang suaminya dan tidak mengurangi sedikitpun nafkah untuk rumah tangga ataupun untuk dirinya. Rupanya, perempuan itu memang dari sononya suka mikir kebanyakan dan terlalu rinci, padahal apa yang dia pikirkan itu belum tentu adalah hal yang prinsip dan harus diprioritaskan. Dan sesungguhnya, ini juga untuk melindungi perempuan sendiri. Fitrah perempuan yang seperti itu membuat kita rentan terhadap stres, sehingga gampang ngambek-ngambek, marah-marah, sampai ngamuk-ngamuk. Makanya, saya bisa memaklumi ketika murid saya bercerita kalau ketika belanja dia nggak akan mikir banyak sambil ngebanding-bandingin harga yang kadang beda cuma seribu atau dua ribu perak, sementara perempuan akan bolak-balik membandingkan harga ketika membeli suatu barang.

Hal terakhir yang menarik perhatian saya untuk dibahas di sini adalah soal poligami. Poligami memang sudah lama menjadi momok bagi banyak perempuan Muslim di Indonesia, karena contoh yang sampai ke telinga atau ke jari kita selalu yang buruk-buruk saja. Syariat Islam yang satu ini belum bisa kita terima dan yakini dengan hati dan akal karena kurangnya ilmu yang kita miliki. Ketika prahara menimpa rumah tangga Naina dan Rizal, yang sudah menemukan keharmonisannya sendiri, Naina langsung meminta cerai kepada Rizal. Ah, saya jadi ingat lagi. Dalam Islam, sesungguhnya perempuan tidak perlu menunggu dijatuhkan talak oleh suaminya untuk bisa bercerai. Perempuan bisa mengajukan khulu', yang ditandai dengan mengembalikan mahar ketika akad nikah. Begitu perempuan mengajukan khulu', maka seharusnya dia bisa langsung berpisah dengan suaminya. Hukum khulu' ini berbeda dengan hukum talak, untuk lengkapnya silakan tanya pada ustadz atau ustadzah terdekat. Hehehe

Nah, balik lagi ke poligami. Sebelum akad, Naina mensyaratkan bahwa ia tidak mau dipoligami. Namun, kemudian sebuah prahara muncul yang menyebabkan isu itu menguak ke permukaan. Sebenarnya sih, sebagian besar malah justru diperkeruh oleh sifat Naina sendiri, yang bermental victim itu. Kayaknya Naina ini orangnya melow, jadi kalau lagi down suka lebay gitu dan nyebelin. Wkwkwk. Naina berdialog dalam hati, yang kira-kira "Perempuan manakah yang rela dimadu dan rela membagi suami yang dicintainya?" Pertanyaan retoris ini memang sering sekali dipertanyakan, tapi kalau kita melihat sejarah, banyak sekali perempuan-perempuan terbaik Muslim yang dipoligami. Bukan hanya istri-istri Rasulullah saja, tapi juga istri sahabat, tabiin, tabiut tabiin, dan ulama-ulama yang saleh. Saat ini kita sulit menerima poligami dengan hati dan akal kita, karena kita sudah termakan budaya Disney yaitu "Happily ever after" atau budaya Hollywood yang "Cinta sehidup semati". Hati kita terlalu dipenuhi nilai tentang cinta kepada makhluk, sehingga lupa bahwa cinta kepada Allah dan Rasulnya bisa menutupi kekosongan cinta itu. Hal lain tentang poligami, di sini ada kata-kata dari kakaknya Naina yang menyatakan kalau memang mau poligami, harusnya sama janda dan nenek-nenek aja, karena itu lebih "nyunnah". Padahal kan sebenernya nggak harus begitu juga. Karena dalam pernikahan, kecocokan dan ketertarikan itu penting. Kalau seorang suami mau dan merasa sudah siap untuk poligami, maka bukan salahnya jika ia memilih calon yang disukainya. Soalnya, kata guru saya lagi, kalau niatnya buat nolong janda-janda tua, ya sedekah aja, nggak usah dinikahin segala. Salah satu konsekuensi logis pernikahan yang disepakati para ulama kan sahnya terjadi hubungan suami istri. Jadi, kalau si suami nggak merasa tertarik dengan si istri, ya buat apa nikah? Karena kalau tujuan pernikahan yang sakinah mawaddah dan rahmah tidak tercapai, maka hanya akan jadi tragedi saja nantinya. Hehehe, tapi saya juga belum bisa praktiknya kok. Nggak papalah, nuntut ilmunya dulu sekarang.

Sepertinya itu saja yang mau saya komentari. Tadinya saya mau memberi dua bintang, karena saya nggak suka sama sifatnya Naina yang drama queen itu. Tapi saya suka dengan diksi Mbak Nima, juga penggambarannya soal pernikahan dan hubungan antara dua insan yang tadinya orang lain lalu menjadi suami istri. Menurut saya, Mbak Nima mampu membawa nuansa Islami ke dalam novel tanpa perlu mengembel-embeli novel ini dengan Novel Islam, karena sesungguhnya memang begitulah aturan Islam bagi seorang Muslim. Ia adalah gaya hidup yang sudah mendarah daging dan tidak bisa dipisahkan.

Lalu, dari tadi saya membawa-bawa "kata guru saya" terus ketika mengomentari novel ini. Ya, mau gimana lagi. Beliau memang berperan penting dalam mengubah cara pikir saya sebagai seorang Muslimah, juga mengajarkan saya untuk memahami dan menempatkan hak dan kewajiban saya sebagai seorang Muslimah, supaya saya bisa bahagia dunia akhirat dan bebas dari stres! Kalau mau tahu apa pandangan beliau, bisa baca buku beliau yang judulnya "Muslimah Sukses Tanpa Stres".

Ini adalah karya Mbak Nima pertama yang saya baca dan Le Mariage kedua yang saya baca. Alhamdulillah saya cukup suka sama bukunya, karena diksinya kaya (udah saya sebutin, ya), pemilihan katanya apik, dan bikin saya senyum-senyum sendiri waktu membaca keromantisan Rizal. Meskipun keduanya digambarkan cantik dan tampan, tapi tidak lebay dan terlalu dibedakgincui. Saya jadi bisa memahami bahwa cantik dan tampan itu adalah pendapat mereka berdua, yang mungkin bagi orang lain tidak. Karena, cantik dan tampan itu seringkali juga subjektif, toh? Yang jelas, saya jadi agak penasaran dengan karya-karya Mbak Nima lainnya dan kalau ada yang mau ngasih saya, saya akan terima dengan tangan terbuka. Ha. Ha. Ha...
Profile Image for Padma.
174 reviews33 followers
October 3, 2015
Bagus.

Novel ini pertama saya baca di Wattpad, setelah saya mendengar bahwa aslinya novelnya dirilis di situs itu. Disana hanya tersedia chapter 1 dan 2, sisanya sudah dihapus lantaran ceritanya sudah diterbitkan Elex. Tidak seperti cerita-cerita lainnya di Wattpad yang bikin saya mengernyit, Jodoh Untuk Naina sukses menarik perhatian saya sejak chapter pertama. Jadilah saya segera berburu novelnya di toko buku.

Tidak sia-sia. Saya suka dengan ceritanya yang sederhana dan seputar kehidupan rumah tangga ini. Tidak seperti kebanyakan novel jaman sekarang yang marak dengan hingar bingar kehidupan kota dan segala gaya hidupnya, novel ini jauh dari hal tersebut.

Ceritanya lebih berpusat akan perkembangan hubungan dan kehidupan rumah tangga antara Naina dan Rizal. Bagaimana Naina yang awalnya memiliki prasangka tidak baik terhadap Rizal memulai pernikahannya dengan enggan, bagaimana kehidupan awal pernikahan mereka yang penuh kecanggungan, bagaimana cara Rizal berperan sebagai suami yang bijaksana dan penuh kasih dan sabar terhadap istrinya, bagaimana Naina mulai menerima Rizal perlahan-lahan dan jatug cinta pada Rizal, bagaimana kehidupan pernikahan mereka terancam saat badai di masa lalu kembali menghantui. Selain itu bakti Naina kepada abahnya sukses membuat saya terharu dan membuat saya introspeksi terhadap diri sendiri.

Meskipun saya tidak beragama Islam, saya suka nilai-nilai religius yang terkandung dan tidak terkesan menggurui. Gaya penulisan penulis juga indah, teduh dan saya sebagai pembaca ikut terhanyut dengan kebingungan, kekalutan, kebahagiaan dan segala emosi yang dirasakan Naina si tokoh utama.

Untuk masalah karakter, saya bisa maklum dengan karakter Naina yang terkadang kekanakan, mengingat usianya masih belia. (22 tahun masih belia kan? Sama kayak saya *ehem*) Banyak novel lain dengan tokoh utama wanita berusia tiga puluhan namun berperilaku lebih kekanakan daripada Naina. Sedangkan Rizal... Saya yakin semua pembaca pasti setuju kalau Rizal adalah tipe suami idaman. Wanita mana yang tidak mau mendapat suami yang baik hati, tampan, setia, bijaksana, sabar dan sayang kepada istri.

Secara keseluruhan, saya puas dengan ceritanya. Meskipun saya tidak yakin akan membaca karya-karya Nima Mumtaz sebelumnya yang saya ragu memiliki kualitas sebagus ini, saya akan nantikan buku Nima Mumtaz berikutnya.
Profile Image for Riany Moessa.
136 reviews2 followers
May 7, 2015
Naina

Ya Rabb,

Maaf jika aku mencintai makhluk_Mu terlalu sungguh. Maaf jika aku merindu makhluk_Mu dengan segenap rindu yang kupunya. Tapi aku tak sanggup menahan ini, Ya Allah. Aku terlalu mencintai, aku amat sangat merindu.

Allahku, tolong jaga dia dalam lindungan_Mu. Jaga dia dalam kasih sayang_Mu. Jaga hatinya agar selalu dalam lingkup rahmat_Mu.


Rizal

"Yang itu".

Mataku terpaku pada gambar itu, tak bisa berpaling walau sedikit. Mencoba mencubit diri sendiri agar yakin ini bukan halusinasi. Maha besar Allah dengan semua skenario hidup yang Kau tulis. Di sana, pada pigura besar berbingkai keemasan, foto keluarga itu memuat satu-satunya wajah yang tak bisa aku berpaling darinya. Senyum lembut itu akan selalu kuingat dimana pun aku berada. Wajah cantik itu tak akan mungkin bisa kulupa.

Dia, si gadis berkerudung biru.
Profile Image for Just_denok.
366 reviews6 followers
June 3, 2015
Emm...Agak terkejut dengan novel mb Nima yang ini. Lebih Islami dan lebih halus dalam penjabaran adegan mesranya.

Novel ini menceritakan tentang Naina yang dijodohkan dengan Rizal oleh abahnya. Rizal adalah anak bungsu dari Bapak Haji Ghazali, yang dulu menjadi tetangga Abahnya. Karena suatu hal di masa lalu, keluarga Haji Ghazali meninggalkan Kampungnya dan pindah ke Surabaya. Walaupun awalnya berat untuk menerima perjodohan itu, pada akhirnya Naina pun menerimanya demi baktinya kepada Abah. Menjelang pernikahan dilangsungkan, Naina baru menyadari bahwa sosok pria yang dijodohkannya adalah Rizal. Seseorang dengan masa lalu yang menurut Naina tidak baik. Akan tetapi, Naina pun tidak berani untuk mengungkit atau menanyakan masa lalu itu pada abahnya. Dia hanya heran, mengapa Abahnya malah menjodohkannya dengan Rizal, padahal Naina yakin Abahnya tau akan masa lalu Rizal di kampungnya. Well, apakah pada akhirnya masa lalu Rizal itu akan menjadi Bom Waktu di biduk rumah tangga Naina dan Rizal? Silahkan menikmati karya mb Nima yang ketiga ini.

Novel ini kental dengan nuansa Islami. Interaksi antar tokohnya pun konsisten dengan nuansa Islaminya. Aku suka dengan cara Rizal memperlakukan Naina sebelum, saat dan setelah ijab kabul. Duh, manis banget. Bikin aku senyum saat membaca bahkan saat menulis review ini. Adegan2 simple seperti saling menggenggam tangan, mencium kening dijabarkan dengan kalimat yang halus dan penuh perasaan, sehingga menimbulkan kesan manis saat dibaca. Seperti novel mb Nima yang lain, sosok heroine di novel ini (Naina), masih cenderung polos dan kekanakan. Sedangkan Rizal, bisa dinilang sosok tegas, bertanggung jawab dan pastinya tampan. And by the way, aku lebih condong mereview interaksi Rizal dan Naina, daripada tokoh lainnya karena interaksi yang lain tidak terlalu berbekas untukku.

Finally, aku nggak bakal ragu untuk membaca karya mbak Nima yang lain. Karena tulisan beliau enak banget pas dibaca :)). Ditunggu karya2 Selanjutnya.
Profile Image for Pauline Destinugrainy.
Author 1 book265 followers
May 31, 2016
Le Mariage ke-5 yang saya baca, dan (lagi-lagi) soal perjodohan :))

Tapi ada nuansa berbeda dalam novel ini. Kali ini bisa dibilang menceritakan sebuah keluarga islami. Naina dijodohkan oleh orang tuanya dengan seorang pria yang berusia 10 tahun lebih tua darinya. Bukan hanya itu, Rizal, calon suaminya juga punya skandal memalukan di masa lalu. Rizal pernah digrebeg masyarakat kampung selingkuh dengan istri orang. Namun, demi menyenangkan hati Abah-nya, Naina menerima perjodohan itu dengan syarat tidak ingin dimadu.

Saya menyukai bagaimana Rizal dan Naina memulai rumah tangga mereka. Naina yang malu-malu manja berusaha beradaptasi dengan lingkungan barunya. Kemesraan mereka tidak menggebu-gebu, tapi terasa manis. Rizal yang lebih dewasa sangat melindungi Naina dan menjaga perasaannya. Sebenarnya Naina ingin menanyakan tentang masa lalunya pada suaminya, tapi dia tidak tahu mulai dari mana (selain takut tentunya).

Konfliknya muncul belakangan. Latifah, wanita yang dulu pernah digrebeg bersama Rizal, datang lagi dan mengatakan akan menerima lamaran Rizal meski menjadi istri kedua. Alangkah terkejutnya Naina mengetahui suaminya sudah melamar wanita lain. Naina tidak terima, dia ingin diceraikan.

Novel ini sarat dengan ajaran islami. Saya mendapatkan pengetahuan baru saat membacanya. Ada isu poligami yang diangkat, dan saya setuju dengan cara penulis menyelesaikan konfliknya.
Profile Image for Alvina.
732 reviews122 followers
December 17, 2015
Lambat di awal, lumayan di akhir. Jadi keingetan sama teman teman yang nikahnya by proposal. Salah satu novel pernikahan yang cukup detil penjabarannya, tapi konfliknya kurang greng. masih terlalu manis. *eaaa *senengnya yg pait *dan setajam silet
Profile Image for Riz.
1,262 reviews139 followers
February 6, 2016
3.5 Bintang

Numpang baca kilat di gramed hehehe *uups* (gak penting jg sih ini info hahah)

Yg pasti menurut gua pribadi karya yg ini jauh lebih bagus dari 2 karya terdahulunya. Penulisannya lebih smooth.. lebih ngalir.. editing-nya jg lebih bagus dr karya sebelumnya. Kebetulan ini novelnya berbau rohani ya (btw, udah lama bgt gak baca novel bernuansa islami hehheehee) jd emang agak kental nuansa keagamaannya, tapi gak terlalu kental jg sih, pas lah. Oya, terus romantis bgt. hahahay. Setting-nya jg terkesan down to earth, bagus! jadinya terkesan lebih riil aja.
Yaah and I read it in one sitting eeh karena bacanya sambil berdiri jdnya bukan sitting tp standing kalik ya *ngelantur*
Intinya pas baca ini jd penasaran aja pengen ngelanjutin ke halaman selanjutnya sampai ending. Cuma ya kenapa ngasih ratingnya nanggung, gak dibulatkan jadi 4 aja, yaa karena... kurang sreg sama konfliknya. Emang kalo novelnya bernuansa islami dan tentang pernikahan konfliknya harus kayak gitu ya? Agak tipikal deh.
Yah karena ini based on my personal preference jadinya ya rada-rada kurang sreg aja sama konfliknya. Tapi ya bisa jadi bagi yg lain oke-oke aja, gak masalah.
Overall, in my opinion, this book is much better than the author's prior books.

Semoga lebih dan lebih baik lg di karya-karya selanjutnya!
Profile Image for Yessyka Widy.
221 reviews19 followers
August 29, 2015
Ya Tuhan, saya mencintai suami orang!!! Rizal Ayyashi... :D

Mainstream, saya akui banyak cerita berlatarbelakang pernikahan (tepatnya perjodohan), tapi tak banyak bukan dengan pondasi religi yang kuat? Inspiring!!

Tapi dengan mudahnya saya ikut hanyut dengan alur yang dituliskan Mbak Nima... Ini indah. Masya Allah, pria yang dulunya memiliki kisahnya sendiri menjadi imam hidupnya.

Sesak memang jika membayangkan suami dulu pernah berpredikat buruk. Tapi tak menutup kemungkinan akan ada perubahan bukan? Dan berprasangka bukanlah jalan yang patut dilakukah. Duh...
Bahkan Allah SWT selalu memaafkan makhluk-Nya. Membuka lebar pintu taubat. Dan sekiranya lebih apik berubah menjadi baik daripada berubah menjadi buruk kan?
Noted, Mbak Nima!
Banyak pembelajaran tentang hubungan kedua insan yang sesuai syari'at yang dapat diambil dari cerita ini...

Berharap Mbak Nima menuliskan cerita religi lagi ya!!
Mupeng saya dengan Naina & Rizal!!!
Profile Image for Rossa Imaniar.
220 reviews5 followers
February 3, 2020
“Tak ada waktu yang terlalu cepat atau terlalu lambat untuk masalah jodoh. Dia akan datang kapan pun dia mau. Karena Allah telah menuliskan dalam garis takdirmu.”
.
Blurb:
Jodoh untuk Naina, Abah yang pilih. Naina ikhlas. Tapi, kenapa Abah pilih dia? Dia yang punya masa lalu kelam. Dia yang pernah diarak keliling kampung karena berzina. Dia yang tidak sempurna. Mengapa Abah begitu yakin dia mampu menjadi imam Naina? Bagaimana Naina harus menjalani kehidupan rumah tangga bersama pria yang tidak dia sukai, bahkan sebelum akad nikah? Apakah dia jodoh untuk Naina?
.
.
Nah loh...! Gimana coba kalo kalian yang jadi Naina? Kalian bakalan menolak, atau menurut.. patuh pada pilihan orang tua? Secara dong ya, orang yang akan dijodohkan itu, orang yang mempunyai sisi buruk, di mana dia pernah ketahuan berzinah?

Bingung kan? Gimana tuh kalo kalian beneran dihadapkan dalam situasi seperti itu. Di sisi lain tak ingin mengecewakan orang tua satu-satunya, tapi di sisi lain juga ingin menolak..

Adalah Naina Humairah, gadis berusia 22 tahun, yang di jodohkan Abahnya dengan seorang pria yang usianya terpaut jauh dengannya. Jarak usia mereka mencapai 10 tahun.

Naina dijodohkan dengan Rizal Ayyashi, anak dari orang terpandang di kampung tempat Naina, yang notabene adalah anak dari kawan Abahnya.

Karena tidak ingin mengecewakan Abahnya, Naina akhirnya setuju untuk dinikahkan dengan Rizal. Dalam waktu yang singkat, setelah Orang tua Rizal menyatakan maksudnya untuk melamar Naina, pernikahan itu pun terjadi.

Mau tidak mau, dengan berat hati, Naina mencoba menerima Rizal sebagai suaminya. Mau tidak mau mereka berdua harus beradaptasi. Dan mencoba mengenal lebih jauh satu sama lain.

Usaha Rizal membuahkan hasil. Tumbuh perasaan pada diri Naina kepada Rizal. Naina memasrahkan diri sepenuhnya kepada Rizal. Hingga, badai itu datang. Kisah masa lalu Rizal yang kelam kembali terungkit. Perempuan dalam masa lalu Rizal kembali datang.

Akankah Nania mampu menghadapi cobaan itu? Dan, apakah Rizal, juga mampu mempertahankan keutuhan rumah tangganya yang baru seumur jagung itu? Temukan jawabannya di novel ini.. 😁
.

Taraaaa... Akhirnya aku bisa menyelesaikan novel ini dalam sekali duduk..😊 Ini kedua kalinya aku baca karya Mbak Nima Mumtaz. Sebelumnya aku pernah baca novelnya yang berjudul ‘Akulah Arjuna’.

Berbeda dengan novel yang kubaca sebelumnya. Di novel kali ini, nuansa religius terasa sekali sepanjang aku membaca. Tapi tidak terkesan berlebihan dan menggurui. Porsinya pas. Jadi kupikir, novel ini cocok dibaca oleh pembaca non muslim.

Di novel ini, Mbak Nima mengambil tema perjodohan. Temanya sangat umum, banyak penulis yang juga mengambil tema seperti ini. Tapi tentunya, setiap penulis mempunyai cara tersendiri dalam mengeksekusi cerita yang mereka tulis. Selalu ada warna yang membedakannya, walau tema yang diambil sama.

Untuk soal karakter, karakter Tokoh cukup kuat. Aku suka karakter para Tokoh dalam novel ini. Rizal yang dewasa, bijak, dan juga sweet, tapi tidak berlebihan. Lalu Naina, yang manja, tapi tidak lebay. Dia bisa bersikap pada tempatnya.

Ada Abah yang bijaksana dalam mendidik anak-anaknya. Kemudian, ada saudara-saudara Naina yang baik dan saling peduli satu sama lain. Semua karakter memiliki porsi yang pas.

Hubungan kekeluargaan di novel ini pun sangat kental, baik dari pihak Naina mau pun dari pihak Rizal. Aku suka dengan hubungan kedekatan kedua keluarga dalam novel ini.

Lalu untuk konfliknya sendiri, tidak terlalu rumit. Sederhana, tapi mampu membawa pembaca masuk dalam pusaran konflik. Dan, tentunya, bikin pembaca menangis.

Iyaa, ada beberapa bagian di novel ini yang tentunya akan membuat pembaca baper. Ada kalanya pembaca di buat tersenyum-senyum sendiri. Dan, ada saatnya juga, pembaca dibikin nangis. Pokoknya pas lah.. Nggak berlebihan dan juga nggak garing. Sehingga pembaca tak merasa bosan.

So, buat kalian yang penasaran seperti apa kisah Naina dan Rizal.... Kuy aaaah..!! Tunggu apalagi.. Segera baca novel ‘Jodoh Untuk Naina’ karya Mbak Nima Mumtaz ini... 😉
Happy reading.. 🤗
Profile Image for Andi Lintang.
177 reviews17 followers
February 15, 2023
Perjodohan memang bukan hal yang jarang terjadi dalam menyatukan dua insan dalam pernikahan. Tak jarang juga ada penolakan dari salah satu maupun dari kedua pihak. Di buku ini, Naina tidak kuasa menolak permintaan Abah, orangtua satu2nya yang ia miliki, untuk menikah dengan laki-laki yang kalau bisa, menjadi pilihan terakhir di muka bumi untuk ia nikahi.

Bayangin aja sih, laki-laki yang akan menjadi suaminya itu 10 tahun lalu adalah pelaku mesum yang digerebek oleh warga karena berduaan dalam rumah dengan wanita bersuami (!!) greget ga tuh?😂
Tapi apa memang begitu kenyataannya? Jadi bagaimana Naina menjalani rumah tangga bersama laki-laki bernama Rizal itu?
——
💍 Kisah perjodohan
Entah mengapa aku suka baca tema novel kayak gini wkwkk mungkin karena relate kali yaa🤣 memang tema perjodohan sudah mainstream dalam dunia novel romansa. Tapi yakin deh, kisah Naina ini bakal beda dari perjodohan2 lainnya😆

💍 Heart-warming yet wreching
Diceritakan menggunakan POV orang pertama yaitu Naina, penulis begitu lihai membingkai kalimat narasi yang menghangatkan hati di suatu babak, dan menyayat hati di babak selanjutnya. Selama membaca, kalau ada bagian yang bikin senyum, aku ga berhenti nyengir lho🤣 tapi setelah itu, hati moengil ini dijatuhkan lagi dengan emosi yang ga karuan😭

💍 Sarat nuansa religius
Salah satu yang paling kusuka dari novel ini adalah disisipkannya ajaran Islam, entah itu dalam narasi maupun dialognya. Tentang penerimaan takdir, taubat, menjalin biduk rumah tangga, hingga poligami.

💍 Pengantin baru yang manis-manis kecut
Hahaha apaan tuh manis-manis kecut🤣 ya namanya juga pengantin baru kan.. walaupun dijodohin, pasti adalah manis-manisnya dikit😆 usaha Rizal dalam memdapatkan hati Naina, memberi ruang untuknya, dan tidak terburu-buru, kuacungkan dua jempol👍🏻👍🏻

💍 Komunikasi adalah koenji
Sepanjang aku membaca novel ini, yang selalu aku ucapkan, “komunikasi donggg!!!”. Betul-betul ya dalam hubungan, komunikasi itu penting. Diam dibalas diam rasanya ga akan menyelesaikan masalah.

💍 18+
Aku ngasih rate 18+ karena menurutku banyak pembahasan dan percakapan intim suami istri. Bukan yang eksplisit sih.. tapi kalau dibaca ama yang di bawah umur, wah bahaya juga xixii😆😆

💍 Klimaks dan ending
Aku mengharapkan lebih banyak aksi dalam klimaksnya, bukan hanya pergolakan batin si Naina, hehee😁 endingnya juga cukup smooth dan cepat, dan paling tidak semua masalah teratasi.

💍 Personal Rating 3,8/5
Profile Image for Nina.
570 reviews53 followers
May 28, 2018
Suka dgn cerita yg masuk wishlist dari dulu ini. Rizal manis dan sweet. Agak gimana juga sih dgn munculnya third party, tp masih tetep suka.
Profile Image for VaaRida.
133 reviews6 followers
April 7, 2019
diincer dari lama akhirnya bisa kebeli juga novel ini.
.
.
ceritanya manis, dan aku baper dengan perlakuan RIza ke Nina atau sebaliknya.
.
penulisnya kejam banget, si Riza brengseknya gak ketulungan yaa...padahal Naina kan imut dan bersajaha
.
cerita pacaran setelah menikah, memang lebih ngena di hati
.
orang baik bakalan berjodoh dengan orang baik, lalu kenapa Naina di Jodohkan dengan Riza....

Review Lengkap ada di blog : vaaridapunya.blogspot.co.id
Profile Image for Runadei.
109 reviews2 followers
March 28, 2017
3 bintang

Ceritanya serupa dengan novel tema pernikahan yang lain. Namun yang ini dibalut dengan nuansa islami yang cukup seimbang. Kisah bagaimana Naia yang meskipun tidak sreg, menerima dijodohkan dengan Bang Ijal yang punya masa lalu memalukan.

Selanjutnya cerita bergulir dalam konsep pacaran setelah menikah. Betapa Naia masih sangat tidak nyaman dan malu hidup berdua dengan Bang Ijal. Sementara Bang Ijal yang memang sudah usia matang, mencoba sabar mendekati Naia pelan-pelan.

Aduh, nama Rizal ini tidak bisa tidak mengingatkan saya sama ketua OSIS masa SMA yang walaupun bentuknya kayak tiang bendera, tetapi bikin saya kepincut hahaha. Eh, kalau yang di cerita ini tinggi besar, kan ya?

Saya menikmati ceritanya yang manis, tapi nyaris bosan dengan narasi yang terlalu panjang, banyak tellingnya. Selebihnya saya banyak belajar tentang pernikahan islami. Masa lalu Rizal juga mengajarkan banyak hal, kalau kita banyak bersyukur dan bertaubat dengan sungguh-sungguh, Tuhan akan memberikan yang terbaik.

Cerita tambahan di akhir itu menyentuh hati. Jodoh itu nggak akan ke mana. Akan dipertemukan saat kita sudah siap dan sudah pantas.
Profile Image for Alexandra.
261 reviews12 followers
December 7, 2016
Ceritanya lucu. Selesai hanya dalam beberapa jam. Good job.
Profile Image for Vinca.
219 reviews5 followers
July 3, 2015
Ya Rabb,

Maaf jika aku mencinta makhluk-Mu terlalu sungguh. Maaf jika aku merindu makhluk-Mu dengan segenap rindu yang kupunya. Tapi aku tak sanggup menahan ini ya Allah. Aku terlalu mencinta, aku amat sangat merindu.

Allahku, tolong jaga dia dalam lindungan-Mu. Jaga dia dalam kasih sayang-Mu. Jaga hatinya agar selalu dalam lingkup rahmat-Mu.

---

Abah menjodohkanku.. Naina, putri bungsunya ini dengan putra bungsu dari sahabat lamanya. Si putra yang bertahun-tahun lalu pernah terlibat skandal dituduh berzinah dengan wanita yang sudah bersuami, si putra yang saat itu juga dihajar dan diarak keliling kampung karena kelakuannya tersebut. Namun mengapa Abah tampak bahagia menjodohkan Naina dengannya? Lupakah Abah dengan peristiwa tersebut?

Naina tak tahu apa yang ada di pikirannya dan di hatinya saat Abah mengatakan lamaran tersebut. Tapi Naina punya cukup alasan untuk akhirnya menerimanya, senyum dan kebahagiaan Abah berada di atas semua perasaannya. Dan laki-laki itu, yang akhirnya kuketahui bernama Rizal, kini telah resmi menjadi suamiku.

Akan bagaimana rumah tanggaku selanjutnya dengan Rizal, aku sudah pasrah. Namun.. tak disangka2, saat malam pertama.. Rizal malah memberikan ku tawaran yang tak mungkin kutolak.....

***

Sudah sejak lama, aku tidak membaca novel model begini. Begini itu maksudnya novel Islami. Mungkin memang novel ini blm bs masuk dalam novel Islami selevel novel2nya Helvy atau Asma Nadia, namun cukup membangkitkan memory ke masa2 smu, dimana aku masih akrab dengan novel model begini.

Komentarku cukup satu kalimat.. Aku suka bukumu ini mbak Nima. Yah walaupun aku sempat gregetan setengah mati dengan karakter Naina.

Sudah lama aku tak pernah membaca novel sederhana seperti ini, novel tanpa taburan merk2 tas, sepatu atau outfit ternama, novel sederhana yang tak ada jenis pergaulan2 ibukota.. yang mana hal2 tersebut sudah sangat lazim ada di novel2 romance karya penulis Indonesia saat ini. Novel ini tidak memberikan hal itu. Novel ini lebih menyuguhkan suatu kehangatan hubungan antara keluarga dan suami istri, dengan diksi indah yang sederhana. Novel ini tak berlebihan, namun karena tak berlebihan itulah novel ini terasa indah. :)
Profile Image for Jessica.
1,219 reviews40 followers
December 2, 2016
Saya udah selesai baca ini dari kemaren malam beli sampe jam 2 pagi lanjut ga berhenti. Mengorbankan waktu tidurku yang biasanya jam 11 malem udah tepar, tapi buku ini sanggup membuatku tersenyum seperti orang bego dan kemudian berderai air mata. It's a very beautiful story with the Islamic touch. Biasanya kita membaca novel romance tuh jarang ada yg memasukkan unsur agama, tapi di novel ini, saya mendapatkan pengetahuan mengenai pernikahan islami, sangat indah dan menurut saya, saya suka sama ide pernikahan sebelum pacaran, apalagi untuk generasi anak muda sekarang, duh baru SMP, udah main pacaran yg ngga2. Bikin risih dan merasa kasihan kalau sampe melihat hal begitu di berita TV. Kalo mau berbuat "hubungan suami istri" memang baiknya jadi suami istri dlu. Memang ini rada conservative, tapi bisa mencegah MBA. Duh jadi OOT nih ngomongin social problem begini.

Saya akui, pria2 di novel mbak Nima (karena saya hanya membaca penggalan2 cerita pendek dari Wattpad mbak Nima, jadi tahu sedikit banyak beberapa karakter prianya), mereka semua kelewat manis dan romantis, terlalu romantis malah. Ngga yakin ada pria idaman seperti mereka di dunia nyata ini. Jodoh Untuk Naina ini pacenya pas meskipun kisah pernikahan baru dan berasa ga terlalu panjang juga.

I'm touched by how Rizal and Naina found their way again in this marriage. And how the side story is sooo freaking cuteeee. Yess! I love it so much! Ternyata... oke, aku ga mau spoiler. Baca sendiri aja ya novel ini. Worth it kok menurutku. Kayak roller coaster, kamu ga tau kapan kamu bakal jatuh dan terombang-ambing dengan liukan2nya :)

Well done, mbak Nimamumtaz! Aku bakalan beli Akulah Arjuna sama Cinta Masa Lalu. Berharap kalo Serenade Rindu bakalan diterbitin juga, karena mereka pasangan gila yg aku (juga) suka banget!

Profile Image for Nana.
405 reviews27 followers
May 27, 2015
Bisa dibilang novel Le Mariage terbagus yg gue baca so far. Menceritakan kehidupan rumah tangga dengan sederhana, tapi detail menggambarkan nilai2 yang dianut oleh orang2 pelakunya dan juga cara mereka menghadapi problema yang ada. Kalo mau ngebandingin sama nilai yg gue anut, tentu ada kesan "ni cerita kolot bener" atau "gile deh masalah gitu doang dibikin ribet". Tapi balik lagi, gue nggak harus setuju dengan apa yg dilakukan tokoh2nya untuk bisa suka suatu cerita dan bilang tuh cerita bagus apa gak. Apa yg berbeda gue anggap memperkaya pengetahuan aja. Menurut gue novel ini bagus karena konsisten menggambarkan sifat para tokohnya dan juga detail menggambarkan suasana lingkungan tempat hidup para tokohnya. Dan penulisannya rapi banget. Such a nice book about marriage!
Profile Image for Kurnia.
175 reviews10 followers
August 31, 2015
5 Bintang! Oke, walau ceritanya sederhana, dan banyak yang setipe dengan cerita ini (pasaran maksudnya), tapi saya akui, novel ini worth untuk itu (saya emang hebring dengan novel bertema pernikahan, apalagi religi :D)!

Ah, Naina, kamu hanya belum tahu jika Rizal Ayashi itu lebih dari sekadar lelaki biasa yang hanya memiliki masa lalu kelam. Dan Naina itu pemikir, baperan, gemes banget sama narasinya. Tapi ya, itu sih yang bikin nggak bisa beranjak sebelum menyelesaikan seluruh cerita di buku ini.

Dan saya akui, strategi mbak Nima Mumtaz memposting dua bab awal dari novel ini nyatanya sangat sukses membuat penasaran. Jadi, ditunggu karya selanjutnya ya mbak, yang menginspirasi juga tentunya :)
Profile Image for Marie.
391 reviews9 followers
July 31, 2016
Jodoh Untuk Naina

Bintang 3.

Alhamdulillah buku JUN ini selesai dibaca juga, walau sempat tertunda lama sekali.

Dan ceritanya tidak mengecewakan aku, walaupun cerita buku ini bisa dikatakan sederhana dan pasaran karena mamakai tema pernikahan yang dijodohkan dan konfliknya tidak terlalu banyak.

Keinginanku membaca buku JUN ini hanya berawal dari sifat ke-kepo-anku terhadap sinopsisnya. Ada beberapa pertanyaan yang sempat muncul dalam pikiraku. Terutama, kenapa seorang Naina harus dijodohkan dengan seseorang yang "katanya" memiliki masa lalu yang cukup menghebohkan (ala-ala HR, sang jodoh punya skandal yang memalukan).

Gaya bercerita author sederhana dan mudah dimengerti. Serasa membaca sebuah diary seorang Naina.
Profile Image for Utha.
824 reviews398 followers
December 18, 2015
Baca sambil lalu lewat iJak. Lumayan... cuma awalnya lambat banget, selanjutnya pas! :)
Profile Image for Suarcani Suarcani.
Author 9 books35 followers
June 14, 2016
cerita yang menghanyutkan. suer, abis baca buku ini langsung kangen sama seseorang di seberang sana. aihh....
Profile Image for Desti Rachmadyah.
125 reviews4 followers
July 12, 2020
Jodoh untuk Naina menceritakan tentang kisah pernikahan Naina. Naina, putra bungsu Abah yang baru saja lulus kuliah dan mendapat pekerjaan, dijodohkan dengan anak teman Abah yang berusia sepuluh tahun lebih tua darinya, Rizal.

Awalnya, Naina ragu dengan perjodohan ini. Pertama, bagaimana bisa ia menikah dengan pria yang seumuran dengan abangnya itu? Kedua, ia tidak begitu mengenal Rizal. Ketiga, dan yang paling utama, Naina ragu karena dari bisik-bisik tetangga yang beredar di kampung, Rizal pernah melakukan hal yang tidak pantas; Rizal pernah dituduh berzina, dengan seorang perempuan yang masih bersuami.

Walau pada akhirnya, dengan alasan bakti pada orang tua, dan rasa sayang yang timbul karena melihat senyum bahagia Abah, Naina mau menerima perjodohan itu dengan segala ragu di hati. Ragu yang terus bercokol dan membuatnya bertanya-tanya, apakah benar laki-laki yang dinikahkan dengannya ini adalah jodoh terbaiknya? *tsaaah

----------

Seperti kebanyakan novel klise lainnya, cerita ini punya ending yang gampang ditebak. Yang membuat novel ini berbeda dengan novel lainnya di tema Le Marriage, latar belakang si tokoh. Bukan kalangan "wah" yang biasa disajikan di novel-novel metropop. Naina dan Rizal digambarkan sebagai dua orang dengan latar agama yang baik, yang mereka buktikan dengan tindak yang baik. Walau disini si penulis juga menunjukkan dengan kuat sisi manusiawi mereka—terutama sisi Naina yang kekanakan dan plinplan, khas remaja dewasa. Di sisi lain, dengan pemahaman yang baik, Naina bisa mengerti bahwa seterpaksa apapun dia menerima perjodohan itu, dia tetap harus menjadi istri yang baik untuk Rizal. Dan Rizal, seperti yang seharusnya, bersikap sebagai suami, kakak, teman, dan partner yang baik untuk Naina. Bahkan dia nggak ragu buat bantuin nyapu, ngepel, nyuci baju.

*spoiler:

Satu scene kesukaan saya di novel ini adalah saat di malam lamaran. Saat Naina duduk disamping Ibu Rizal di ruang tengah sementara para laki-laki duduk di ruang tamu. Saat kakak Rizal tanya ke Naina apakah Naina pernah lihat Rizal atau belum dan Naina menggeleng, bilang kalau ia sudah lupa wajah Rizal karena lama tak bertemu. Saat si kakak nunjuk satu cowok dan berkata kalau itu yang namanya Rizal, Naina spontang bilang dalam hati, "Ya Tuhan, dia tampan!" 🤣
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Farina.
2 reviews1 follower
August 16, 2023
“Tetap ada toleransi dalam segala hal, namun ada batasan-batasan yang harus dihormati”.

Bercerita tentang perjodohan yang melibatkan tokoh Naina dengan seorang laki-laki bernama Rizal; seseorang yang sudah sangat “terkenal” di mata masyarakat kampung. Hingga tiba saat tawaran perjodohan itu dilemparkan oleh ayahnya Naina tak lantas bersuka cita.

Seperti pada cerita-cerita yg telah lalu, perjodohan memang bukanlah hal yang gampang untuk menyatukan dua orang yang sebelumnya sangat asing apalagi dengan jarak usia yang terbilang cukup jauh, begitulah yang dirasakan Naina, Rizal begitu asing baginya apalagi dengan segala rahasia masa lalu yang ada pada diri laki-laki itu membuat Naina takut menerimanya sebagai imam dalam rumah tangga yang ia impikan sekali seumur hidupnya.

Segala hal semakin terasa buram tatkala Naina tidak memiliki pilihan lain selain menerima perjodohan itu untuk membahagiakan ayahnya yang sangat ingin melihat Naina menyempurnakan sebagian agama.

Cerita Naina dan Rizal berhasil membuat air mata tidak berhenti mengalir ketika membaca ceritanya. Perjodohan bukanlah hal yang bisa diterima oleh semua orang, karena sejatinya pernikahan bukanlah panggung untuk bermain pentas dengan berbagai karakter dengan wajah yang berbeda, namun jauh lebih dari itu pernikahan adalah suatu ibadah yang sakral dan suci untuk menyempurnakan sebagian agama. Oleh karena nya, memilih pasangan hidup yang memiliki visi misi ibadah dan hidup bersama sampai surga adalah hal yang sangat tak ternilai harganya.

Namun perjodohan juga bukanlah hal yang setiap bagian darinya perlu ditakuti dan dijauhi, selama kita selalu berbaik sangka atas segala takdir yang telah Dia gariskan, segalanya tidak akan pernah terasa sulit namun bukan berarti jalannya pasti akan mudah karena setiap hamba pasti diuji sesuai dengan kemampuannya.

Kisah Naina dan Rizal membuatku sadar akan satu hal, bahwa Allah Azza Wajalla tidak akan pernah membiarkan seorang hamba pulang dengan membawa tangan kosong tatkala ia bersungguh-sunguh dalam bertaubat.

“takut akan kecewa, itu karena kamu hanya berharap pada
manusia. Ingat, serahkan segala sesuatunya hanya pada Allah. Percayailah segala ketentuan-Nya. Kalau kamu melakukan semuanya karena Tuhanmu, pasti tidak akan ada kekecewaan nantinya”. - Naina
Profile Image for Senli Marliana.
648 reviews3 followers
July 14, 2019
Buat saya ini bagus, walaupun tema buku ini jujur saya hindari. (Baca : novel religi)
.
.
Yang saya suka disini unsur religi-nya banyak, tapi tidak berkesan menggurui & meng-agungkan kelebihan-kelebihan perjodohan secara islami.
Saya bisa belajar dari sudut pandang lain dan bisa bilang kepada diri saya sendiri 'nah sen, mbak Author-nya jago menggambarkan bagaimana cinta pada pandangan pertama itu begitu manis disini sehingga membuatmu hampir percaya itu ada' (apalaah 😂😂)
.
.
Kenapa bintang 3 tidak lebih?
Saya konyol sama karakter Rizal pas hampir terakhir, enak aja galau sampai memikirkan yes poligami. Awal-awalnya yang yakin banget pada Naina adalah jodoh dunia akhirat kemudian datang masa lalu yang buuum menjadi badai.
Euuuuh, semua itu karena Rizal baik & bertanggung jawab? Di mata saya sih cuman Rizalnya yang ga teges. (Karepmuu syen,, karepmu 😂)
Dan cara meyakinkan istrinya yang NOPE banget, sampai dibantu keluarga-keluarganya juga membuat saya kurang suka. ✌✌
.
Dan saya lumayan suka karakter Naina disini, tegas broo, pilih talak cerai daripada dipoligami.
Nah, itu baru sikap masuk akal (sekali lagi buat saya yaa ✌✌)
Walaupun sering nangis bombay juga sih.
.
.
Alasan terakhir bintang 3 karena akhirnya bahagia. Wakakakakakaka ujung-ujungnya juga tetap 'love wins' sih yaa. ✌😁
.
Random yak, maapkeun. Sekali lagi selera ya 🙏✌
Profile Image for Nola Andriyani.
180 reviews
November 25, 2017
"Tak ada waktu yang terlalu cepat atau terlalu lambat untuk masalah jodoh. Dia akan datang kapanpun dia mau."

"Birrulwaliddain. Bakti pada orangtua. Itulah yang menjadi keputusanku saat ini."
.
Buku ini bercerita tentang pernikahan yang berawal dari perjodohan antara Naina dan Rizal. Naina yang meragu akan Rizal karena cerita masa lalu Rizal yang simpang siur. Namun tetap saja Naina menerima perjodohan ini karena tidak ingin mengecewakan Abah, yang penting Abah bahagia
.
Baca cerita ini dari POV 1 buat aku ngerasa jadi Naina. Gimana dia harus berbuat setelah menerima perjodohan ini. Menikah dengan Rizal (yang sumpah pengan dapet suami yang begini yaAllah😭), dan gimana cara Naina menghadapi badai rumah tangga nya. Walau sedikit gemes sama sifat Naina yang suka ambil keputusan sendiri tapi dia nggak malu buat mengakui kesalahannya. Buat Rizal, uugghh buat mupeng😩
.
Buku romance ini juga mengaduk perasaan. Ada haru, rasa hangat saat Abah memberi nasihat, manis, gemes. Pokoknya gado-gado deh. Walau tema cerita cukup mainstream tentang perjodohan, tapi harus aku akui kalau jalan ceritanya beda banget. Banyak pelajaran islam tentang pernikahan yang diberikan penulis pada buku ini. Aku rekomendasikan buku ini buat yang ingin menikah karena cukup banyak pelajaran tentang pernikahan yang bisa dipetik
Profile Image for Septi RA Hayuu.
54 reviews
December 31, 2019
Sebenernya saya udah lama mau baca ini, tapi nggak nemu-nemu bukunya. Akhirnya nyarilah di iJak, dan tadaaaa ternyata ada. Seperti biasa, setiap kali nemu tokoh perempuan yang pemalu kayak Naina gini, saya kan jadi kayak bercermin. Wkwkwk.

Oke, marilah mengulas ceritanya.

Jodoh Untuk Naina, bercerita tentang gadis 22 tahun bernama Naina yang dijodohkan dengan seorang laki-laki. Saat pertama kali dengar nama orang yang melamarnya, dia punya niatan buat nolak. Karena nama itu mengingatkannya pada seorang pemuda yang sepuluh tahun lalu pernah tersandung kasus asusila di kampung. Namanya Rizal, lengkapnya Rizal Ayyashi.

Cerita bergulir ke bagian selanjutnya di mana mereka dipertemukan, sehari sebelum ijab kabul. Tahulah si Naina kalau si Rizal ini tampan. Biarpun usia mereka terpaut 10 tahun mah nggak apa-apa, kalau kaya gitu, dong. Cuma, si Naina masih terganjal pertanyaan seputar masa lalu Rizal. Jadilah saat keesokan harinya mereka melangsungkan ijab kabul, Naina tetap belum rela. Saat diboyong ke rumah Rizal di kota kecamatan, juga belum rela.

Untuk selanjutnya, silakan baca sendiri :p

Membaca cerita ini menyenangkan. Saya nggak bolak-balik lihat halaman buku. Ada beberapa typo, tapi nggak berpengaruh banyak bagi jalan cerita.

Yah, mungkin itu dulu.
Displaying 1 - 30 of 118 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.