Jump to ratings and reviews
Rate this book

Doki Doki Game #2

Doki Doki Game: Over?

Rate this book
Hoga Kuon, pemuda yang ditakuti berkat kemampuannya membaca detak jantung, menciptakan permainan kolosal mengerikan bernama doki doki game di sekolahnya, SMA Seishin Gakuen. Tak ada seorang pun yang berani melawannya.

Kecuali Yamane Runa.

Setelah berhasil mengalahkan Tomiya Rintaro dalam permainan tersebut, gadis itu mengambil keputusan seenaknya dalam doki doki show. Seakan semua itu belum cukup mengejutkan, Runa juga bersahabat dengan Iwate Maki, bukan malah menjaga jarak dengan siswa biasa seperti para master lainnya.

Namun, predikat master yang disandangnya otomatis membuat Runa semakin sering berinteraksi dengan Kuon. Rahasia yang menyelimuti mereka berdua pun perlahan terbuka selapis demi selapis. Tentang tabrak lari. Tentang kembang api. Tentang mimpi-mimpi. Tentang seseorang bernama Takeshi.

Hingga pada satu titik, Runa kembali mempertanyakan dirinya sendiri: apakah menyudahi doki doki game adalah pilihan terbaik?

260 pages, Paperback

First published July 6, 2015

27 people are currently reading
280 people want to read

About the author

Orihara Ran

7 books123 followers
Orihara Ran has another pseudonym: Aranindy

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
96 (44%)
4 stars
63 (28%)
3 stars
42 (19%)
2 stars
11 (5%)
1 star
6 (2%)
Displaying 1 - 30 of 40 reviews
Profile Image for Gus.
605 reviews62 followers
February 22, 2017
--- Doki Doki Game Over? ---
Plot: ...O...Ok.
Penokohan: Ok.
Gaya bercerita: Seperti sebelumnya, mengalir dengan baik^^.

Buku terakhir dari Doki Doki Game. Kali ini, format bukunya berlawanan dengan yang sebelumnya. Berhubung ini memang disengaja dari pihak pencetak, saya tidak akan mengomentari ini. Rasanya juga agak seru kan, membaca novel dengan arah seperti komik? fufu~ ^^
Lalu!! Saya suka cara penulis mengiklan di dalam novel sendiri. Jadi mirip Adachi sensei. Kadang saya juga melakukannya secara subtle... dan saya rasa ini sangat menyenangkan dan terkesan 'semuanya saling terkait'.

Nah kalau soal cerita... hmmmm... hmmm... hmmm... (´・_・`) //bingung.
Ceritanya masih seperti sebelumnya; mengalir dengan baik. Hanya saja arahnya agak... tidak saya sukai. Jujur saja saya kecewa.


Komentar saya selama membaca (part Over)::
1. Kouhei-- ( ˘ ³˘)♥
2. DUH INI ALASANNYA-- //jedokinkepalaketembok.
3. WAT DE HEL, AYAH RUNA, WAT DE HEL (repeat) Kamu itu orang tua atau iblis berkedok sherlock holmes? //jdeer.
3. DUH INI ALASANYAAAA (part 2)----!! //facepalm
4. Kapal saya tenggelam! Sa-sa- sayang sekali (meski tentu saja).
5. Kuon, you can go to the nearest hell. Together with Yuu and Ririka. Objective kalian serasa tempel-- ah tunggu. Saya ulangi: DUH INI ALASANNYAAAAAA (part 3)-----!!! -> digabung dengan alasan si ayah dan semua-semuanya.


Yah, jadi selama membaca-- kepala saya penuh dengan hal seperti ini:


Saya jujur saja tidak suka penjelasan mengenai alasan Doki Doki Game yang diproklamasikan Kuon. Alasannya terlalu... sok keren dan dibuat-buat. Saya makin tidak suka dengan penulis yang seakan mau mencari kebenaran dari perbuatannya. Seakan mau mengatakan kalau Kuon begitu suci, berwibawa dan baik hati di jalannya sendiri.

Bukan berarti saya menolak pola pikir dari sudut pandang itu. Saya agak fleksibel sekaligus kolot menyangkut sudut pandang-- dan tidak pantas berkomentar begini. Tapi sebaik-baiknya sosok Kuon yang seakan didewakan itu, tetap saja DDGame tidak pantas dipuji. Istilah yang saya anut itu seperti:: "sejelek-jeleknya perang, tetap saja ada manfaatnya--- tapi itu hanya sebagian kecil dari akibat yang dirasakan.". Jika diterapkan prinsip DokiDoki, jadinya seperti: "sejelek-dan-timpangnya DokiDokiGame, tetap saja ada manfaatnya-- dan itu HANYA SEBAGIAN KECIL dari kejelekannya".

Pokoknya saya tidak begitu menyukai alasan pembenaran atas tokoh utama pria maupun alasan mengenai kehebatan anteknya (yang (buset) mampu memanipulasi satu sekolah agar tidak ada yang berani komplen). Saya rasa saya kecewa berat di bagian ini. Ekspektasi saya dari awal tidak tinggi-tinggi amat, tapi eksekusinya malah lebih tidak cocok dengan selera saya.

Yah cuma masalah selera, sama seperti saya berharap Runa bersama tokoh Kouhei. Sebab paling tidak, tokoh Kouhei itu salah satu tokoh yang punya perkembangan sifat tersendiri dalam buku ini (bersama dengan Maki). Sayang, kemungkinannya memang sangat kecil untuk Runa x Kouhei. Kapal saya dengan sukses ditembak-meriam oleh penulis. Tapi saya tak begitu keberatan sih. TAPI-- *mendadak teringat bagian akhir-akhir* YA AMPUN ALASANNYA--- Alasan si ayah, alasan si ini, alasan si itu--- GAHH!!!

Doki Doki Game sendiri bahkan tidak begitu menyenangkan lagi dan bukan karena saya kali ini gak berhasil menebak yang mendekati ^^.
Oh ya. Saya sudah bilang soal... Kuon yang makin saya tidak sukai? Berkat dia, ayah Runa, penjelasan dari pemain lain dan kapal tenggelam saya... saya akan mengukuhkan dua bintang. Tapi saya rasa sebagian besar orang tidak akan berkomentar seperti saya; melainkan lebih seperti reviewer di Goodreads ini. Saya pribadi sangat subjektif, jadi... tulisan saya mungkin tidak begitu membantu.
[6.4/10]
Author 4 books21 followers
September 13, 2015
Yamane Runa berhasil mengalahkan Tomiya Rintaro. Yang mengejutkan, dia memilih dirinya sendiri untuk masuk ke nero-class, tempat hukuman bagi mereka yang kalah dalam Doki Doki Game. Hoga Kuon dan para master bingung dengan keputusan Runa yang aneh itu hingga akhirnya Kuon sadar kalau Runa serius ingin mengalahkannya. Tentu Kuon menanggapi tantangan itu. Runa dimasukkan ke dalam nero-class yang lebih berat dari yang pernah dirasakannya. Rasa takut menerornya hingga membangkitkan luka di masa lalu.

Namun, Runa bukan gadis yang mudah menyerah. Dia kembali ke sekolah seperti biasa dan bahkan menjalin pertemanan dengan Iwate Maki, seorang gadis biasa yang sering ditindas di sekolah. Runa bersikap tidak seperti master lainnya dan itu membuat para murid di SMA Seishin Gakuen bingung sekaligus kagum padanya.

Runa sendiri tidak peduli tentang pandangan orang terhadapnya. Tujuan utamanya adalah mengalahkan Hoga Kuon untuk menyelesaikan misi yang diberikan ayahnya.

Yang Runa dan Kuon tidak tahu, mereka ternyata punya masa lalu yang saling berkaitan. Tentang kembang api. Tentang kecelakaan. Juga mengapa Kuon tidak bisa mendengar detak jantung Runa.

Lalu, apa kali ini Runa benar-benar bisa mengalahkan Kuon dan membubarkan Doki Doki Game? Temukan jawabannya di Doki Doki Game: Over?.


Review:

Uwah…, aku senang sama novel ini. Sumpah, senang banget.

Semua pertanyaanku di Doki Doki Game: Start! terjawab sudah. ありがとうございます, Ran Orihara.

Dan sekarang aku jadi bingung mau review dari mana saking senangnya sama novel ini. Haha… xD

(untuk yang belum baca Doki Doki Game: Start! sila dibaca dulu novelnya biar nggak tersesat di reviewku ini)

Oke. Untuk beberapa hal, novel ini masih sama dengan novel sebelumnya.

Ceritanya Jepang banget. Aku bisa percaya kalau orang bilang ini novel terjemahan.

Covernya juga sama kerennya. Aku suka dengan format bukunya yang dibaca dari belakang seperti baca manga. Well, sedikit kagok sih di awal–manga nggak setebal itu jadi baca dari belakang atau dari depan nggak masalah, tapi lama-lama seru juga.

Review lengkap: https://girlwithwritingproblems.wordp...
Profile Image for Gabriella Pratini.
65 reviews5 followers
September 3, 2015
Karena aku sudah membaca novel-novel Ran Orihara sebelumnya, aku punya ekspektasi tinggi terhadap novel ini dan novel ini jelas melebihi apa yang aku harapkan. Cerita yang alurnya gak pasaran, deskripsi karakter yang dibuat menarik, dan terutama ide pembuatan doki doki game adalah hal yang menjadi magnet dari novel ini. Berlanjut dari novel sebelumnya, kali ini cerita masih seputar Runa dan Kuon tetapi dibahas lebih mendalah: bagaimana asal mula doki doki game, apa hubungan antara Runa dan Kuon di masa lalu, awal perkenalan Yuu dan Ririka, serta masalah-masalah yang dihadapi Runa setelah menjadi master. Ran berhasil menjaga alur cerita tetap menarik dari awal sampai akhir dan ending yang dibuat menurut aku juga logis dan tidak terkesan dipaksakan. Sebenarnya sih pengen novel ini dibuat lanjutannya tapi takutnya malah merusak inti cerita yang udah bagus banget sampai sekarang. Recommended banget lah pokoknya. Ditunggu karya-karya selanjutnya Ran!
Profile Image for NailaKL.
11 reviews
October 16, 2015
Ah, akhirnya saya bisa membaca seri kedua dari Doki Doki Game: Start! Dan seperti yang saya harapkan, Ran hadir dengan cerita yang menurut saya benar-benar oke. Saking sukanya, saya bingung mau review apa. Yang jelas, saya sangat menikmati alur cerita yang Ran bawa. Ceritanya semakin kompleks dan pertanyaan yang ada di buku seri satu akhirnya terjawab. Setelah menutup buku, saya baru sadar, saya menahan napas berkali-kali saat membaca buku ini. Kalau ditanya siapa karakter favorit saya, tentu saja Hoga Kuon (tapi omong-omong, Arima Kouhei juga menarik!) dan jujur, sih, saya tidak terlalu suka dengan Yamane Runa (maafkan saya, Ran). Yang jelas, novel ini rekomen banget buat yang suka cerita yang nggak pasaran--dan ini karya penulis lokal.

Jadi, tetap berkarya, Ran. Ditunggu karya selanjutnya.
Profile Image for Mithaza Monica.
126 reviews9 followers
December 3, 2023
Suka banget sama Doki-Doki Game : Over? ini. Ceritanya nggak kalah seru dari yang pertama. Justru, lebih menarik karena semuanya terkuak satu-persatu.

Di sini juga ada alasan mengapa hanya Runa yang detak jantungnya tidak bisa di dengar oleh Kuon. Musibah yang menimpa mereka bersamaan seakan-akan menajadi benang merah untuk mereka berdua.

Relasi antar tokoh juga sangat menarik. Semuanya! Bukan hanya Kuon dan Runa saja. Percakapan juga mengalir. Benar-benar melukiskan perasaan tokoh yang sedang berbicara.

Lebih suka lagi waktu sedang berlangsungnya doki-doki game. Teka-tekinya amat sangat keren. Terutama untuk teka-teki L IS HERE. Bener2 nggak nyangka.

Penyelesaiannya juga tersusun rapi. Akhirnya semua masalah yang telah mereka hadapi bertahun-tahun selesai juga :D
Profile Image for Cia.
3 reviews
August 19, 2015
totally love it so much! plotnya menarik banget! ada beberapa hal yg tidak terduga & itu yg menjadi poin + dari novel ini (jujur, banyak novel indonesia lain yg alur cerita dan endingnya sudah bisa ditebak dari awal cerita dimulai)

cuma klimaksnya aja kurang greget, saat game penentuan absolute master, rasanya tidak semenarik doki2 game yg sebelum2nya. walaupun sebenarnya bisa dimengerti maksud dari doki2 game terakhir itu. tapi masih kurang mengena banget.

kalau masalah endingnya, hmm.. apa benar akan ada doki2 restart? hehe, i hope Eren will be the next main character for Ran's next novel. i kinda like her personality, dark and mysterious, she's interesting. :)

overall, i love this 2nd series so much!
Profile Image for Rain.
106 reviews18 followers
July 13, 2015
aku mau Maki & Kuohei dibikinin novel khususnyaaa, oh i love 'em both!
Profile Image for ima.
102 reviews3 followers
February 11, 2017
Review :
“Jika ada kata start yang memulainya, pasti nanti akan ada kata over yang mengakhirinya. Itulah game.” (hal. 28)

Setelah berhasil mengalahkan Tomiya Rintaro pada permainan Doki Doki Game, maka Yamane Runa berhak merebut pin bintang dan menjadi master. Pada Doki Doki Show, secara mengejutkan Runa memilih dirinya sendiri untuk masuk ke kelas hukuman, nero-class. Tentu saja hal tersebut membuat semua siswa SMA Seishin Gakuen terkejut, terlebih Hoga Kuon dan para master. Ternyata, Runa benar-benar serius dengan ucapannya untuk mengalahkan Kuon.

Tidak hanya itu saja, Runa juga mendobrak kebiasaan para master lainnya. Kalau Kouhei dan Isamu lebih memilih untuk menyendiri, Runa malah membuat ikatan pertemanan dengan siswi biasa, Iwate Maki. Sontak hal tersebut menjadi tanda tanya bagi siswa lainnya. Ada yang kagum, ada pula yang jengah atas tindakan gadis tersebut.

Tujuan awal Runa memang untuk mengalahkan Kuon demi mendapat jawaban dari teka-teki yang diberikan sang ayah. Tapi, lambat laun gadis itu bertekad untuk menghentikan permainan Doki Doki Game.

Seiring berjalannya waktu, terkuaklah alasan dibalik pembentukan Doki Doki Game, juga alasan mengapa hanya detak jantung Runa yang tidak bisa didengar oleh Kuon.

Semuanya tertuang jelas di Doki Doki Game: Over?

^*^*^*^*^*^*^*^*^*^

Setelah kemarin berhasil menamatkan buku pertamanya, aku langsung membaca lanjutannya. Ada untungnya juga aku beli baru-baru ini. Aku tidak perlu menunggu lama untuk membaca misteri-misteri yang ada dalam Doki Doki Game, hahaha.

Satu yang kusuka dengan buku ini, cara membaca yang tidak biasa. Iya, kita dibuat baca buku ini dari belakang, kayak komik. Disanalah letak serunya, walaupun awal-awal masih agak kagok.

Masih dengan nuansa Jepang yang kental hingga membuat kalian-kalian merasa kalau ini novel terjemahan, ceritanya tambah seru. Tentu saja, karena semua misteri akhirnya terkuak.
“Namun, jangan lupa, terkadang tindakan yang kamu anggap paling tepat nyatanya bisa membuat orang lain terluka.” (hal. 11)

Pendirian Yamane Runa patut diacungi jempol. Keren banget gadis itu! Dia menjadi satu-satunya orang yang mengambil jalan berbeda, yang pada akhirnya membuka mata seluruh siswa di Seishin.Tapi, tetap yah, momen Runa dan Kuon itu favorit. Hampir semua momen mereka aku suka. Dan Kuon ini kalau enggak lagi jadi Ousama, dia bisa manis banget. Sebel ih!

Ahh, di buku ini Arima Kouhei menjadi semakin menarik. Waktu Kuon ngobrol berdua sama Kouhei di ace-class itu bikin ngakak, deh. Sebenarnya adegan itu enggak lucu sih, cuma cara penyampaian Kuon yang blak-blakan bikin ketawa. Mungkin harus aku tambahkan, kalau adegan Kouhei-Runa-Kuon jadi adegan favoritku juga. Oke, memang kebanyakan adegan favoritku enggak ada hubungannya sama permaian Doki Doki Game-nya sih. Habis, pesona sang raja terlalu kuat sih, haha.

Penyelesaiannya benar-benar menarik. Aku sedikit menebak sih kalau Runa dan Kuon terlibat dalam satu kejadian, tapi ketika benar-benar dipaparkan alasan mengapa Kuon tidak bisa mendengar detak jantung Runa aku terkesiap. Keren! Lalu alasan dibuatnya Doki Doki Game juga sedikit rumit dibanding bayanganku. Kuon yang baru lulus SD punya pemikiran kayak gitu, aku takjub lho. Benar-benar akhir yang sempurna!
“Jika dunia ini terbagi menjadi kebaikan dan kejahatan, maka Ousama berada di luar kedua golongan itu.” (hal. 42)

“Memperlakukannya seperti raja yang menakutkan dan tak bisa dijangkau hanya akan membuatnya semakin kesepian.” (hal. 162)

Favorite Scene

Sudah kubilang kan kalau adegan favoritku di buku ini ada banyak? Rata-rata momennya Runa-Kuon, sih. Mereka di buku ini banyak adegan skinship, sih!!
Baiklah, adegan favoirtku aku ambil dari halaman 213-214. Ya Tuhan, skinshipnya banyak sekali. Kuon kenapa tiba-tiba berani begitu sih? Eh, tapi aku sebal deh, setelah adegan manis itu, kenapa lagu Salut D’Amour harus berkumandang, sih? Kan jadi bubar adegan manisnya.

Buku ini layak mendapatkan lima bintang dariku. Selain karena ceritanya yang baru untukku, penokohannya kuat, alurnya menarik dan berjalan dengan pas juga cara bercerita yang membuatku tidak mau menutup buku sebelum ceritanya tamat.

Pink's Review - https://pinksreview.wordpress.com/
Profile Image for Mpur Chan.
Author 1 book39 followers
May 16, 2016
More Review: Reading Wonderland

Ada beberapa alasan yang membuat aku tertarik untuk membaca buku ini. Salah satunya adalah pada saat itu aku sedang keranjingan buku-buku terjemahan Jepang atau buku-buku yang ditulis penulis Asia. Kupikir, Ran Orihara adalah orang Jepang. Membaca sinopsisnya saja sudah membawa ‘Japanese vibe’. Tak banyak deskripsi tentang penulis buku ini. Namun, ketika membaca bagian ucapan terima kasih di buku tersebut, kupikir Ran Orihara adalah orang Indonesia. Dan aku salut dengan gaya penceritaannya yang berhasil menyajikan elemen budaya Jepang.
Profile Image for Ariatami.
19 reviews
September 4, 2015
udah lama beli tapi baru sempat baca sekarang. Kesannya cuma satu : KEREN! dan yang nambah nilainya itu karna novel ini berasa kayak komik jepang kece yang dinovelkan. Sugoi deh!

coba ada animenya, bakalan lebih epic lagi nih :p
Profile Image for Nandia.
59 reviews1 follower
March 12, 2023
Apa yang kamu pikirkan ketika sebuah game menakutkan dan memiliki kekuatan untuk mempengaruhi kehidupanmu, khususnya di sekolah, muncul? Ikut dalam permainan ata menolaknya? Bagaimana jika kamu tidak bisa menolak dan menghindarinya?

Doki Doki Game bukanlah semuah permainan biasa. Game ini mempunyai aturan dan keadilan mutlak yang tidak bisa dibantah oleh siapapun penghuni SMA Seishin Gakuen, bahkan para guru dan kepala sekolah. Dan pembuat game ini pun sama, Hoga Kuon. Sosoknya benar-benar tak terbantahkan.

“Ousama adalah penegak hukum. Polisi sekaligus pemimpin di sekolah ini. Dia tak mengizinkan kecurangan/pelanggaran apapun.” – page 41


“Jika dunia ini terbagi menjadi kebaikan dan kejahatan. Ousama berada di luar golongan itu.” – page 42

Oke, aku beneran suka sama novel ini. Alurnya beneran nggak ketebak. Selama membaca kita bakal diajak mengumpulkan kepingan puzzle yang nantinya akan menguak semua misteri yang ada dalam cerita novel ini. Dan ini menarik banget.

Review lengkapnya bisa dibaca di sini--->

https://littlemushroomjourney.blogspo...
Profile Image for Araaaa ➹.
133 reviews12 followers
November 10, 2022
Ngebut baca buku selanjutnya krn kepalang penasaran, meskipun sebenernya bisa ditebak hasilnya gimana. Tetep aja aku pengen cepet2 tau kelanjutannya wkwkwk well, penutup yg hangat. Aku suka ada sentuhan sisi romantis di cerita ini, khas anak remaja jepang gitu lah ya. Untuk alasan di balik kemampuan Kuon sebenernya kurang memuaskan buatku tp apa boleh buat.
Profile Image for Laven.
340 reviews14 followers
October 19, 2022
"Saat kau merasa ragu akan sesuatu, mungkin itu karena kau melihatnya terlalu dekat. Cobalah beralan ke belakang dan perhatikan dari jauh."

Rasanya kaya plong gitu, ceritanya seru dan bikin senyum-senyum sendiri. Bikin ketawa juga, dan cerita yang disajikan terasa mengalir. Pertanyaan yang masih ada dalam buku Doki Doki Game: Start! dijawab dalam buku ini. Pada akhir cerita sedikit membuat kaget dan bertanya-tanya karena ada tokoh dengan nama baru... Kamu siapa? Kita pernah kenal? Ah tapi kemudian aku sadar, mungkin tokoh itu akan muncul dalam buku Eren's Play.
Profile Image for tïmmyrèvuo.
203 reviews2 followers
July 30, 2023
The second book in the "Doki - Doki Game" series is still just as enchanting, making readers chuckle with its complex ideas but beautiful writing describing its story. Reading these two series is like watching a teen Japanese film; who would have thought this was a local author's book. Even the way the story is told is also very similar to the readers of Japanese authors.

In this second book, Yamane Runa has managed to beat Tomiya Rintaro, who is one of the masters in the game. Usually, the master will choose who will enter the Nero class; in contrast, Runa actually decides herself and makes her face her childhood trauma. As if all of that wasn't surprising enough, Runa is also friendly with Iwate Maki instead of keeping her distance from ordinary students like the other masters. However, the title of the master he bears automatically makes Runa interact more and more with Kuon. The secret that enveloped the two of them slowly opened layer by layer. About the hit and run. About fireworks. About dreams. About a person named Takeshi. At one point, Runa again questioned herself: Was ending the doki doki game the best choice, especially when she started to see various points of view that she had so far ignored.

"Saat kau merasa ragu akan sesuatu mungkin itu karena kau melihatnya terlalu dekat. Cobalah berjalan ke belakang dan perhatikan dari jauh."

"Semakin dalam kau terlihat, semakin banyak pula kenyataan tak terduga yang dapat kau temukan, dan saat itulah keyakinamu akan diuji."

"Tetap mempertahankan apa yang kau percaya atau malah terseret arus."

This second book shows more of the interactions between Runa and Kuon, which makes the seeds of romance thinly illustrated, and even though it's simple, I can feel the butterflies in my stomach. "Seperti sebuah magner, walau berasal dari dua kutub yang berbeda, mereka akan tetap saling mencari."

Even though the puzzles in this game tend to be more understandable, the tension can still be felt. Suppose the previous book focused mainly on problem identification and introduction between characters in this second book. In that case, the emphasis is more on the depth of each character, their interrelationships, and the background behind them.

This book amazed me, with sheets that are just a little thick but can concoct stories to be this interesting. This book teaches that not everything that looks good is good; vice versa, the bad is certainly not that bad. Doki - Doki games that are judged to have the wrong way actually have a positive side behind them. Kuon, Yuu, and Ririka considered selfish and psycho, also have reasons behind it. In addition, the perspective of a parent who does not always know best but directs is an apt description of the close and trusting father-son relationship. Runa and Kuon's attitudes, which seem to be opposites but always complement each other, also add flavor to this book. After all, this book is perfect in my eyes.

Since there are a lot of quotes that are my favorite, I want to portray them. Here is the list.

The Kuon's Weapon to become "Ousama" is maximizing one's ignorance "Cara yang sederhana, tapi sangat ampuh. Seseorang akan merasa gugup, resah, dan panik, bahkan ketakutan ketika menghadapi lawan yang kekuatannya tidak bisa diprediksi."

When Runa doesnt give any chance for Kuon to comfort her "Dalam keadaan sesulit dan sesakit apapun, kau tidak pernah mengekuh. Kau selalu menghadapinya serang diri, bahkan tak memberi kesempatan kepada seorangpun untuk mengetahui rasa sakit itu."

When Kouhei need some validations and Maki was there to comfort him "Dibandingkan memberikan kata hiburan atas solusi kosong untuk secepat mungkin menghilangkan rasa sakitnya, Maki justru mengajarkannya cara menerima dengan lapang dada"

"Meski orang dewasa ikut campur, terkadang mereka tetap tak bisa memahami anak 0 anak, dan pada akhirnya orang dewasa hanya bisa mengawasi mereka dari jauh"
Profile Image for Repeatasari.
65 reviews3 followers
April 18, 2025
3.5/4

Seri kedua ini bayanganku: doki-doki game berjalan lebih intens, menegangkan, perebutan gelar absolute master, duel Runa vs Kuon, rahasia Tuan Yamane terkuak, hubungan Runa dan Kuon jelas ada benang merah, dan alasan dibalik doki-doki game.

Kenyataan:
Akhirnya diceritakan masa lalu Runa dan Kuon yang ternyata berhubungan. Itu alasan Tuan Yamane dan Kaze sudah mengenal Kuon sebelum bertemu langsung. Soal detak jantung Runa nggak bisa didengar Kuon juga terkuak.

Alasan doki-doki game dibuat juga diceritakan di seri ini. Setelah tahu alasannya dan bagaimana ini berakhir, kayak...gini doang, Kuon?

Sebenarnya udah ketebak sih endingnya bakal gimana. Hubungan Kuon dan Runa bakal berlayar. Kouhei suka sama Runa tapi mundur gara-gara saingannya Kuon. Ada sih gemesnya interaksi Kuon dan Runa. Yang satu nahan buat nggak kelepasan, yang satu nggak peka sama sekali. wkwk

Yang di luar ekspektasi adalah gimana doki-doki game berlangsung di seri kedua ini. Tidak lebih intens dan menegangkan. Antiklimaks banget saat tahu game overnya dengan cara begitu.

Ini Kuon kecintaan alias bucin banget sama Runa! Iya, sih, Runa itu berarti buat dia. Tapi, nggak seru karena nggak ada duel Kuon vs Runa. Mengingat selama ini harta karun dan clue yang bikin Kuon, ya berarti nggak akan mungkin DDC turun main game, sih.

Runa being Runa. Masih tetap cuek, eh, kurang peka soal perasaan 'suka'. Tambah berani dan nekat membuat gebrakan yang bikin banyak orang kagum. Memang layak sih!

Runa akhirnya memilih menghapuskan DDC. Dia masih percaya ada orang-orang yang tulus peduli. Entah soal bullying bakal enyah juga atau nggak. Kalau menurutku mungkin tetap ada. Saat doki-doki game masih ongoing, mereka pura-pura baik, tapi setelah kena fortune roullate juga berantem dan menindas. Setelah DDC resmi dihapus, mereka bakal leluasa melepas topeng kali ya.

At the end, seri Doki-Doki Game tetap menarik buat diikuti. Ceritanya mengalir ringan. Karena latarnya SMA, jadi throwback masa-masa sekolah juga deh.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Nora Apriyani.
151 reviews
March 19, 2017
Setelah berhasil menjadi salah satu dari tiga Master, Yamane Runa kembali melanjutkan misinya untuk menjadi Absolute Master dan menggulingkan kekuasaan DDC yang dipimpin oleh Hoga Kuon.

Bersama sahabat barunya yang bernama Iwate Maki, Runa melalui hari-hari di SMA Seishin Gakuen dan terus berusaha untuk memenangkan setiap game di Doki-Doki Game.

Hubungannya dengan Kuon pun menjadi semakin rumit, antara berteman atau bersaing. Kerumitan tidak berhenti sampai di situ, cinta segitiga antara Runa, Kuon dan Kouhei (master kesayangan Kuon) pun tak dapat dihindari.

Lalu perlahan rahasia tentang hubungan Runa dan Kuon di masa lalupun mulai terkuak satu-persatu.

*** *** *** *** ***

Akhirnya selesai juga membaca buku Doki Doki Game Over? ini. IMHO, buku ini jauh lebih baik dari buku yang pertama. Isinya lebih menarik, mungkin karena di buku ini banyak kisah flashback, yang menjelaskan banyak kejadian hingga semua cerita menjadi lengkap. Di buku ini karakter tokoh-tokohnya pun berasa lebih kuat dibandingkan dengan buku yang pertama.

Untuk ide cerita, di buku kedua inipun saya merasa eksekusinya jauuuhh lebih baik dibanding dengan buku yang pertama. Ran juga menambahkan sedikit romansa di buku ini yang membuat saya lumayan menikmati dengan isi cerita buku ini dan menjadi tidak cepat bosan yang ujungnya bikin saya betah membalik setiap halamannya, hingga buku ini berhasil saya selesaikan membacanya.

Pendeskripsian yang dilakukan Ran di buku ini sungguh rapi, hingga saya bisa membayangkan setiap adegan di buku ini, seperti sedang melihat film atau drama berjudul Doki Doki Game :D.

Di buku ini pula, beberapa kebingungan saya seputar Doki Doki Game terjawab sudah.

Sebenarnya apa yang diincar Kuon? Seluruh tindakannya memiliki kontradiksi satu sama lain. Dia menakuti sekaligus menyelamatkan. Menghancurkan sekaligus memperbaiki. (hal. 42)

Di buku ini pula, banyak pesan-pesan moral yang disisipkan oleh Ran Orihara. Tapi namanya juga disisipkan, kadang tersirat penyampaiannya hingga kita harus jeli dan mikir dalam memaknai beberapa hal dalam buku ini.

Kalau kita terus membiarkan dan menganggap sesuatu yang salah sebagai hal yang wajar, cepat atau lambat, kebaikan justru akan menjadi sesuatu yang akhirnya dinilai salah. (hal. 202)

Dan di bagian akhir (semoga ini bukan termasuk spoiler), memang ada disinggung mengenai Doki Doki Game Restart? Apakah itu artinya akan ada bukunya yang ketiga dengan judul yang sama? Entahlah kita tunggu saja sama-sama.

Buku ini lumayan unik karena bacanya dari kanan ke kiri. 3,5 bintang untuk buku ini.
Profile Image for Autmn Reader.
881 reviews91 followers
September 7, 2020
Sebenernya aku bingung harus kasih rating berapa. Tapi mungkin 3,5 🌟 cukuplah ya. Walaupun aku lebih suka buku ini ketimbang buku pertamanya. Sayangnya oh sayanganya.

Here's the good things of the book:

1. Enggak cuman fokus ke games. Fokus juga ke pertemanannya, hubungan antar tokohnya, dan rahasia-rahasi yang akhirnya terungkap di sini tuh aku suka.

2. Hubungan Yuu sama Ririka nya imut banget rasanga. Terus adeknya Ririka juga nyuri perhatianku. Mereka kocak sih aslinya, hahaha.

3. Okelah, aku juga suka sama dinamika hubungannya Runa-Kuon. Sebab akibat hubungan mereka juga—walaupun gak aneh—aku suka pengemasannya.

I dislike the book because:

1. Eh sumpah deh aku gak suka sama orang naif, wkwk. Dan Runa ini naifnya kebangetan. Bukan berarti juga aku setuju sama sistem Doki-doki Game, tapi semua ini rasanya terlalu mudah aja buat dia. Belum lagi dia yang mengumbar tentang kebaikan bakalan menang. Ah di dunia nyata mah enggak gitu. Maksudku realistis ajalah, pasti aja tetep bakalan ada perisakan tersembunyi.

2. Lagi-lagi soal Runa. Apa yang dilakuin Kuon buat Runa di permainan doki-doki game terakhir itu bikin aku kecewa. Literally kecewa karena kentang banget. Gak asyik ah dibikin kayak gitu. Then again, aku rada bete juga sama trope "i changed because of you." di buku ini. Jadi rasanya tuh udah kek anti klimaks (atau deux machina?) ya itulah pokoknya.

Over all, aku punya mix feelings aja sih sama novel ini, wkwk. Not my fav sih, tapi setelah baca seperempat aku enjoy beut bacanya, enggak bosen. Heuheu.
Profile Image for Bila.
315 reviews21 followers
October 12, 2024
2.75 - ingat, ini penilaian subjektif dariku.

Emm, gimana ya...

Jadi gini. Kukira konsep game yang di buku 1 (dan game-game awal buku ini) akan terus berkembang menjadi semakin seru, tapi kok game terakhirnya kek antiklimaks? Belum lagi masalah perasaan Kuon dan Runa (dan Kouhei) yang, aduh, aku ga bisa merasakan apapun!

Tadinya mau kukasih 3 bintang tok, sampai terkuak alasan adanya doki doki game beserta kenapa Runa harus ikut...ya kalo partisipasi Runa masih bisa kuterima dikit, lah ini alasan ada game...ternyata DIBUAT DEMI RUNA? APAAN SIH? Malah ga jelas 😤 and sorry, aku ga suka kapal Kuon-Runa berlayar, Kuon ga cocok buat Runa kita yang gigih dan berani!

Tau ah aku pusing, bukannya terjawab dengan puas pertanyaan di benak, malah ga puas begini jawabannya?
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Harumichi Mizuki.
2,430 reviews73 followers
November 25, 2023
Sebenarnya ceritanya asyik kayak novel pendahulunya. Tapi motivasi Kuon bikin doki-doki game itu aneh. Mengatasi kekerasan di sekolah dengan teror? Hmm. Tak jelas juga apa latar belakang dan pekerjaan orangtuanya sampai Kuon bisa dihormati seperti layaknya seorang raja. Dan sayang sekali Runa nggak dibenturkan dengan Ririka maupun Yuu dalam doki-doki game. Lalu Eren di epilog itu Enomoto Eren dari Eren's Play kah?

But overall, terlepas dari lebih kurangnya, aku sangat menikmati membaca dwilogi Doki-Doki Game ini.
Profile Image for cel.
91 reviews5 followers
January 21, 2022
wow... aku benar-benar terpukau dengan keseluruhan alur, character improvement, dan para tokoh yang terlibat. juga dengan Doki Doki Game yang ada di dalamnya, benar-benar mind blowing banget. seperti quote yang dibilang Runa, "kemarin adalah kemarin, besok adalah besok, dan hari ini adalah perjuangan!" apapun yang terjadi kemarin dan besok, selama kita masih menjalani hari ini, gak usah dipikirin yang berlebihan. cukup fokus dengan apa yang ada pada kita saat ini.
Profile Image for Selvia.
6 reviews
May 25, 2025
"Tidak ada kebetulan. Kalau bukan disengaja, itu adalah takdir.” (hal.192)

Membaca novel ini, membuatku teringat masa sekolah. Aku membaca doki doki game start saat masih sekolah, baru sekarang aku bisa membaca doki doki game overnya (sebentar lagi lulus kuliah). Sudah lama aku mencari novel ini, akhirnya terbayar sudah rasa penasaranku. Sayangnya aku hanya bisa membacanya melalui e-book, ingin sekali aku memiliki bukunya, tapi aku tidak menemukannya.
Profile Image for Indira.
44 reviews1 follower
December 4, 2023
Buku kedua lebih fokus unveiling all the mysteries that haven't been revealed, sih. Soal kelebihan Kuon denger detak jantung, Runa-Kuon-Doki-Doki Game, dan misteri lainnya yang baru aku tahu di buku ini. Saya juga merasa lebih manusiawi memandang Runa-Kuon soalnya kalau inget mereka kayak misterius gitu, hahaha. So far cukup puas dengan ending, tentang Runa dengan ambisi dan teka-tekinya serta Kuon dengan alasannya membuat Doki-Doki Game.
Profile Image for Abovetheclouds.
205 reviews
January 11, 2024
Finallyyy selesai baca yg keduanyaaa huhuuu gatau kenapaa part kuon sama runa tuh heartwarminggg bangettt, menurutku yg pertama lebih ke menegangkan dan yg kedua ini lebih ke heartwarming
Displaying 1 - 30 of 40 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.