Honobu Yonezawa (米澤穂信), Yonezawa Honobu, born 1978) loved making up stories even as a child and began writing fiction at the age of 14. By the time he got to university he was posting stories on his own website. After graduation he continued writing while working in a bookstore, and first got into print in 2001 when Hyoka (Ice Cream), a YA mystery novel he submitted for the Kadokawa School Novel Prize competition, earned an honorable mention. Sayonara yosei (Farewell, Sprite), a critically acclaimed story of the relationship between Japanese high-school boys and a girl from war-torn Yugoslavia, helped cement his reputation when it was published in 2004. Since then he has been a regular presence on lists of the year's best mysteries. Oreta ryukotsu (Broken Keel) won the Mystery Writers of Japan Award for Novels in 2011. Though known especially for his distinctive and fresh blending of the tale of youth with the whodunit, Yonezawa has also made forays into science fiction, as with 2006’s Botorunekku (Bottleneck) and 2007’s Inshitemiru (Try Indulging), a sinister "murder game" story. In 2013 he published the novel Rikashiburu (Recursible). He is a leading figure among Japan's younger generation of mystery writers.
Beda dengan seri-seri sebelumnya yang punya satu arc besar cerita, seri keempat ini murni kumpulan cerpen. Garis waktunya terpisah-pisah mulai dari habis perkenalan Oreki-Chitanda hingga setahun berlalu. Kalau di animenya sih dibuat lebih urut kronologisnya, jadi biasanya setelah satu arc besar, disela satu kisah pendek dulu baru arc berikutnya. Ohiya, memang ketujuh cerpen di sini semua ada di adaptasi anime Hyouka, jadi misteri2nya gak terlalu bikin penasaran buatku, meskipun bagaimanapun mau apapun, seri Hyouka ini tetap selalu menyenangkan kurasa. Baca kumcer ini sekaligus jadi alasan untuk sambil mengulang lagi menonton animenya.
Sedikit kesan2 perbandingan dengan anime: 1. Kisah klub Laba-laba misterius, cerpennya lebih mudah diikuti karena lebih detail. *dasar Oreki, hemat energimu itu loh* ;)
2. Kisah Chitanda ngamuk, bagusan penggambaran di anime, rujukan huruf sambil ngemil biskuit itu lebih mudah diikuti.
3. Misteri penampakan di penginapan, aku lebih suka ending di anime, pas Rie menggendong Kayo yang sandalnya putus itu. Sisters will be sisters.
4. Kasus pengumuman aneh yang dideduksi Oreki, hmmm... cerpen dan anime sama-sama bagus, dan aneh.
5. Kasus terkunci di gudang kuil, di cerpen lebih detail dan mudah diikuti, di anime lebih cerah ceria penggambarannya.
6. Cerita coklat valentine-nya Mayaka yang dicuri, di anime lebin berkesan misterius dan ala2 detektif, sedangkan di cerpennya lebih fokus pada detail rumitnya hubungan Satoshi -Mayaka. Waktu nonton animenya, aku gak terlalu suka, kasusnya terasa maksa banget sih, tapi pas baca cerpennya, ternyata si Satoshi ini punya banyak sisi serius yang tak terlalu sering ditampilkan pada publik.
7. Kisah jembatan yang ditutup pada perayaan Hinamatsuri, kalau di animenya, ini juga jadi kisah penutup S1 (dan belum ada tanda2 akan dilanjutkan ke S2). Sekali lagi menurutku lebih detail di versi cerpen, lebih indah di versi anime.
Notes: heyak, seri ini kok banyak typonya... beberapa kali di kalimat yang sama pula (Selamat Tahun Bau!!!!) sengaja po piye? wakakaka....
Duhhhh di sini keliatan mulai muncul perasaan oreki ke tuan putri, jadinya sepanjang baca, di beberapa bagian aku tuh heboh bilang 'cieee oreki, ciee orekiii' AHAHAHAHHA
Ku jadi pengen rewatch animenya..
This entire review has been hidden because of spoilers.
Habis baca ini bawaannya pengen manggil Oreki "Mas Hotaro".
Kalau sudah pernah nonton serial animenya, bakal susah baca buku Hyouka ini tanpa membayangkan Hotaro yang berwajah malas dan bersuara layaknya beruang yang lagi hibernasi. Jadi saat membaca buku ini aku membayangkan Nakamura Yuuichi yang membacakannya untukku.
Cerpen kesukaanku di buku ini 3 cerpen terakhir. Karena sama urutannya dengan versi anime, jadi aku bisa baca sambil nonton. Hasilnya mbrebes mili, meskipun cerita Hyouka ini terbilang dingin. Dialog, background music, sama sinematografinya sih yang bikin merinding kagum. Mereka nggak pernah bilang "aku cinta kamu" ke satu sama lain, tapi setrumnya dahsyat banget. Cocok buat pelajaran membuat scene romantis tanpa interaksi fisik maupun kalimat gombal receh.
Đúng là chuyện lửa gần rơm lâu ngày cũng bén mà. Các cô cậu cứ đi với nhau qua nhiều vụ việc, bên nhau như hình với bóng thế, thì kiểu gì mà chẳng nảy sinh những câu chuyện tình gà bông :3
Tập này khá dễ thương, không có nhiều chất trinh thám sôi nổi như tập trước, mà khi đọc mình cảm thấy nhẹ nhàng như được đứng dưới nắng xuân vậy.
Sau cùng thì, hình ảnh đẹp nhất trong tập 4 này đã được đưa lên bìa sách rồi, thật khiến người ta bồi hồi nhìn ngắm chiếc bìa khi trang cuối cuốn sách được khép lại 😁 ----- Btw, bạn nào muốn mua sách đẹp với giá hợp lý thì ghé page mình xem nha :") facebook.com/hieusachcuaGaby ❤
a collection of short stories and mini mysteries orkei manages to solve, but the highlight of this volume is defnitely the budding romance between orkei and chitanda and him realizing that!! <3
I have always loved the anime adaptation of "Hyouka" by Kyoto Animation, and this is the first book I have read from this series.
Trust to be told, I was a bit disappointed when I found out that I already knew pretty much all the content from this book from watching the anime; When I bought this book, I expected the storyline in this book would be the continuation of where the anime ended.
But that can't be counted as a flaw of the book, so don't worry, this personal bit of disappointment will not influence my rating for this book.
Aside from everything a fan of the anime has already greatly enjoyed from this book series - the very likable cast of main characters, the mystery/detective elements in the plotline, and the sprinkle of young love here and there - I think there is one aspect that the book did better than the anime in a sufficient amount, it is how the book always make very clear that, with every case closed, Oreki and Chitanda had grown to understand each other a bit more.
As a hard-core OrekixChitanda shipper, I love those moments so much.
I suppose the only thing that I truly don't like very much about the book is how the conversation between characters is too often interrupted by Oreki's thoughts. In the anime, these in-between-conversations thoughts were inserted into the story in a much more pleasant way for the viewers, IMO.
This is a good book, I enjoy it as a fan of the anime, but it definitely can not be more than that. This book gets a solid 3🌟 from me.
Por fin le llegó a Oreki ese mundo color rosa del que le hablaba Satoshi. Hablando de este último, que gran personaje! Con unos matices y una profundidad inusual, mi favorito sin duda. Ese ultimo diálogo que tienen con Oreki en la sexta historia mientras cruzan el río es cremita pura. Mi libro favorito de la saga hasta ahora
Oh, wow. Lumayan melebihi ekspektasi saya. Pilihan penulis untuk menyajikan sepotong-sepotong cerita dengan melompati garis waktu secara bertahap agaknya bakal saya lakukan juga kalau disuruh nulis seri keempat sebuah buku. Eksekusinya bisa dibilang bagus banget. Beberapa bagian juga bikin saya ketawa kenceng. Cuman kadang kepikiran kenapa anak-anak kelas 1 SMA ini bisa lebih pinter dari saya, ya. Sekali lagi, saya mau highlight penggambaran tiap tokoh dalam cerita, yang makin lama makin tersingkap namun justru menimbulkan tanda tanya baru. Kompleksnya prinsip Satoshi, kesadaran diri Chitanda, kibishii-nya Ibara, sampai Oreki yang dapat epiphany-aduh, epic banget endingnya saya mau nangis:"( Penasaran sama seri selanjutnya! Semoga terjemahannya segera terbit.
Seri keempat Hyouka yang berisi sekumpulan cerita antara Houtaro, Chitanda, Ibara, dan Satoshi. Tidak seseru buku sebelumnya dalam hal misterinya, tapi masih tergolong enak untuk dibaca. Yang menarik justru latar belakang tempat dan waktu di novel ini yang tidak melulu di sekolah (di kuil, di pedesaan, saat festival Hinamatsuri) bikin saya berimajinasi haha. Keseluruhan masih menarik untuk diikuti kalau kamu sudah baca seri-seri sebelumnya. Tambahan: warna covernya paling cantik volume ini menurut saya :) Rate: 3,5/5
This book was slightly different from the rest of the series as it consisted of short stories about our lovely characters. Each character got its own story and it was very interesting to see the main character who is Oreki try out different things that he wouldn't have done unless he met Chitanda. Just like in the previous books from the same series i enjoyed reading this, it also somehow gives me a feeling of nostalgia in a way which makes it even better.
Buku keempat ini agak sedikit berbeda karna nggak cuman fokus di satu kasus dari awal sampai akhir, tapi beberapa kasus sekaligus yang dibagi per part.
Aku sangat enjoy kasus-kasusnya dan suka dengan penyelesaian dan cara berpikir mereka yang out of the box, meanwhile karna ada beberapa kasus dalam satu buku, ada kasus-kasus yang penyelesaian tidak tuntas bahkan aku pertanyakan saking tiba-tiba selesai.
But, overall i love this whole series and their adventure
In this short story collections Yonezawa began to experiment with creative cases after we finish with the Festival Arc (book 1-3), and the slice of life theme is getting stronger here. I welcome those aspects, but in each chapter it feels like he keeps reintroducing the characters, so the transition seems not as seamless as it could be.
Berbeda dari tiga buku sebelumnya, The Doll That Took A Detour berisi tujuh cerita pendek yang menceritakan keseharian anggota klub Sastra Klasik selama satu tahun. Selain kasus Hyouka, Maharani dan Juumonji, klub Sastra Klasik juga mengalami berbagai pengalaman yang tidak kalah seru dari tiga kasus tersebut. Kasus-kasus kecil itu membuka mataku mengenai sisi lain dari para anggota klub Sastra Klasik.
Sejak buku pertama, kita tahu Oreki Hotaro adalah orang yang sangat hemat energi. Dia melakukan segala sesuatu dengan cara yang praktis. Di cerita pertama, kita akan melihat bagaimana Oreki menggunakan prinsip nya dalam menyelesaikan masalah. Saat membacanya, aku sudah curiga ada sesuatu yang disembunyikan Oreki. Seorang Oreki Hotaro setuju menyelidiki misteri di sekolah tanpa paksaan Chitanda? Itu terlalu aneh. Saat mendekati akhir cerita, ternyata dugaanku benar. Aku senang sekali bisa menebak dengan benar. Aku juga suka dengan ending nya. Yonezawa-sensei sepertinya ingin pembacanya menebak sendiri apa yang terjadi setelahnya.
Di cerita kedua, aku sempat mengerutkan dahi. Seorang Chitanda Eru marah? Sepertinya sulit membayangkan gadis selembut Chitanda marah-marah, apalagi marahnya ke guru yang terkenal galak! Topik tentang marah ini ternyata bisa menjadi misteri tersendiri bagi klub Sastra Klasik. Tampaknya karena aku terlalu banyak membaca serial detektif seperti Hercule Poirot dan Detective Conan, aku jadi bingung saat membaca The Doll That Took A Detour. Aku baru sadar betapa ringannya kasus misteri yang dihadapi klub Sastra Klasik. Tidak ada salahnya sih membaca misteri yang ringan. Mungkin aku terkena shock karena terlalu sering membaca buku yang membuatku berpikir keras.
Cerita ketiga terasa lebih santai, mungkin karena cerita nya berlokasi di pemandian air panas. Aku belum pernah menonton anime nya, tapi aku bisa membayangkan bagaimana Oreki dan teman-temannya menikmati onsen. Di cerita ketiga ini, aku jadi lebih paham dengan cara Chitanda melihat dunia di sekitarnya. Aku tidak menyangka Chitanda bisa merasa iri pada orang-orang yang memiliki saudara. Aku tahu Chitanda memiliki kecenderungan berpikir naif, tapi aku tidak menyangka dia akan senaif ini, mengira semua yang bersaudara bisa saling akur. Tampaknya misteri bayangan pria gantung diri itu membuka mata Chitanda tentang hubungan saudara.
Sementara itu di cerita keempat, Chitanda menantang Oreki untuk membuktikan bahwa hipotesis Oreki tidak selalu benar. Bukannya tersinggung, Oreki malah senang dan menggunakan pengumuman sekolah sebagai bahan tantangan. Dibandingkan tiga cerpen lainnya, aku lebih suka cerita keempat ini. Permainan kanji nya mirip dengan yang sering muncul di film Detective Conan. Selain itu, aku suka dengan logika Oreki tentang pengumuman sekolah yang terkesan biasa saja. Padahal kalau didengar baik-baik, memang sangat aneh. Dilihat dari tanggalnya, sepertinya cerita keempat ini terjadi setelah Festival Budaya.
Di cerita kelima, aku baru menyadari perbedaan sudut pandang Oreki dan Chitanda. Sebenarnya di buku ketiga, perbedaan itu sudah sedikit terlihat, namun aku baru memperhatikannya di cerita kelima ini. Oreki dan Chitanda terjebak di dalam gudang. Hal pertama yang ingin dilakukan Oreki adalah berteriak meminta tolong, sementara Chitanda tidak ingin ada yang salah paham jika nantinya mereka ditemukan. Sepintas, Chitanda terkesan seperti seorang overthinker. Tapi saat menyadari latar belakang Chitanda sebagai anggota keluarga yang terhormat, pemikiran Chitanda menjadi masuk akal.
Berbeda dengan empat cerita sebelumnya, cerita kelima menggunakan dua sudut pandang, Oreki dan Fukube. Awalnya aku bingung kenapa ada tulisan ‘Side B’ di halaman 228. Aku baru sadar ternyata naratornya sudah berganti menjadi Fukube saat membaca halaman berikutnya. Side A dan Side B hanyalah pembatas POV.
Satu-satunya yang menggangguku saat membaca cerita keempat hanyalah kesalahan ketik pada terjemahan ‘Selamat Tahun Baru’. Kalau hanya satu-dua kali tidak masalah, tapi kesalahan ketik ini terjadi di dalam satu cerita. Sepertinya baik editor maupun penerjemahnya sama-sama kelelahan saat mengerjakan cerita kelima ini.
Cerita keenam mengambil tema Valentine, yang menurutku, sangat cocok untuk mengeksplor hubungan antara Fukube Satoshi dan Ibara Mayaka. Aku sudah banyak membaca cerita Valentine yang berlatar Jepang, jadi aku sulit menahan tawa saat membaca dialog Chitanda tentang kebiasaan keluarganya yang tidak memberikan hadiah di hari Valentine, Festival Obon atau perayaan akhir tahun. Kalau ada yang mendengar, si pendengar pasti akan mengira Oreki sedang ditolak secara halus.
Saat aku membaca bagian pengakuan tersangka, aku tidak terkejut sama sekali. Aku sudah menduganya. Tapi aku penasaran apa alasannya. Terkadang, saat membaca cerita detektif, bukan siapa yang membuatku penasaran, melainkan mengapa dia melakukannya. Dan alasan tersangka dalam cerita keenam ini membuatku berpikir, “Ah, ternyata dia memiliki sisi yang seperti itu.”
Di cerita ketujuh, Oreki diminta Chitanda untuk menjadi pembawa payung saat arak-arakan. Tapi terjadi masalah yang menyebabkan perubahan rute secara mendadak. Ternyata menyenangkan juga membaca cerita di mana Oreki menjadi "orang luar". Apalagi Oreki menunjukkan banyak reaksi baru di cerita ini.
Meski tidak dijelaskan secara gamblang, perasaan Oreki terhadap Chitanda tampaknya sudah berubah, tidak seperti saat mereka pertama kali bertemu. Tidak seperti biasanya, Oreki mendengarkan percakapan orang-orang sekitar meski Chitanda belum memintanya untuk menyelidikinya. Hanya dengan ini saja, aku sudah bisa menebak. Terkadang, justru yang seperti ini yang membuatku tertawa girang dan berteriak-teriak. Tidak perlu momen yang ekstrim, cukup yang subtle namun manisnya terasa kuat.
The Doll That Took A Detour menjadi penutup tahun pertama Klub Sastra Klasik di SMA Kamiyama. Tidak hanya itu, The Doll That Took A Detour juga merupakan pelengkap yang sempurna dalam kisah Kotenbu. Dari buku ini, kita bisa melihat perkembangan hubungan para anggota Klub Sastra Klasik.
Jika diurutkan, maka kronologis ceritanya menjadi seperti ini: Hyouka chapter 1-2 -> Cerita I -> Hyouka chapter 3-8 -> Cerita II -> Cerita III -> Credit Roll Of The Fool -> The Kudrayvka Sequence -> Cerita IV -> Cerita V -> Cerita VI -> Cerita VII.
Karena itu, aku berpikir buku ini wajib dibaca para pecinta serial Kotenbu. Tanpa buku ini, kisah Klub Sastra Klasik akan terasa tidak lengkap. Lalu, aku penasaran, apa yang akan terjadi selanjutnya di tahun kedua?
Perjalanan si Manusia Irit sudah sampai di buku seri keempat yang dimana buku ini menceritakan side story dari main story mereka. Dalam side story ada tujuh cerita pendek mengenai perjalanan Klub Sastra Klasik yang di masing-masing cerita masih seperti biasa menganduk misteri dan teka-teki yang Hotaro pecahan nantinya.
Aku tidak akan membahas cerita pendeknya, itu akan menimbulkan spoiler dan mungkin bagi kalian pecinta anime pasti sudah menonton di serial animeya. Diserial animenya, cerita sampingan ini biasanya diletakan di sela-sela pergantian misteri Klub Sastra Klasik.
Di novel serial empat ini, lagi-lagi ada yang membuatku harus membaca dua kali dimana penulis membua gaya penulisan yang amazing. Dalam buku keempat ini, penulisan novelnya menggunakan mayoritas POV karakter Oreki Hotaro namun ada salah satu cerita yang menggunakan penggabungan POV Satosi Fukube dan Oreki Hotaro, yaitu menggunakan istilah Side A dan Side B.
Side A itu melambangkan Oreki Hotaro dan Side B Satoshi Fukube. Kalau kalian mengikuti serial Hyouka yang pertama, pasti kalian enggak akan bingung menganalisa pemilik POV tersebut.
Di serial animenya, buku keempat ini diceritakan pada episode 6,7 dan 18-22. Hanya yang membedakan dinovel tidak terlalu dijelaskan secara mendetil seperti pada dinovelnya.
Yang pertama adalah『Orang yang Mengetahui Sesuatu』 Oreki menerima tantangan dari Chitanda untuk mengungkap misteri dibalik sebaris pengumuman dari radio sekolah. Benar-benar dari sebaris kalimat, Oreki mengungkap kriminalitas yang dilakukan murid SMA!
Yang kedua adalah『Selamat Pintu Sudah Terbuka』 yang sudah nonton animenya, ingatkah arc ketika Oreki dan Chitanda terkunci di gudang terpencil? Sebenarnya ini bukan kasus yang sulit. Bukan juga kasus penuh 'misteri'. Di arc ini, aku suka kerja sama antara Oreki dan Satoshi 💕
Ada juga arc『Kasus Coklat Buatan Sendiri』 waktu di anime, aku kesal setengah mati sama Satoshi. Tapi begitu baca buku ini, malah rasanya pengen peluk sambil puk-puk Satoshiii 😭
Kalau aku bilang buku ke-3, The Kudryavka Sequence, ada part dimana Oreki terlibat dalam kasus. Nah, di buku ini, Satoshi yang terlibat dalam kasus! Tertarik untuk baca?
This book consists of a collection of short stories involving members of the Classics Club.
Although each story is only loosely connected with one another, the fourth volume in this series is just as enjoyable as the others.
Although the first volume was probably the best in the series, Yonezawa doesn't suffer the same fate as other LN authors with his series dropping in quality and devolving further into tropes. Each member of the Classics club develops with each volume, and their closeness as a group is a pleasure to witness.
This book is a special one in the series as it is, on the contrary to the first three, a collection of short stories. The obvious outcome of this format is the fact that it the story in itself doesn't leave as strong an impression as the previous tomes ; this however is because the book is not this time centered around the mystery, but around the characters.
Secondly, this tome is special to me as it is the last one that got adapted in anime, the format in which I first got to know the Classic Literature Club.
As the fourth installment in the Kotenbu series, I've prepared for the decline in the quality, because it's something that always happen in a long series. They started with a bam but turned a little bit lackluster in the middle. But that's not the case with this series
The fourth installment is not a full story like the other three books since it's a collection of several short stories that's loosely connected together. It's like we're seeing the progress of how Oreki started to becoming more and more like a normal young boy of his age with the influence of Chitanda
As a romantist myself, I'm very interested in the development of the relationship between Oreki and Chitanda, who are both lovely and slightly strange in different ways, but they completed each other perfectly. In this book we could see that Oreki started on feeling something that he might not be able to understand yet, but because he's a smart guy he saw the reason behind his action by the end of the book and it made me curious, to borrow Chitanda's vocabulary, on how their relationship will unfold in the next book
In this book, there are two stories that particularly stuck in my mind. First is the case of handmade chocolate and the second is the Dool that took the detour, which become the title of the book itself. I personally think that Dool that took the detour is beautifully written, and Yonezawa-sensei is able to portray the feeling of a young boy who's gradually changing day by day through a play of words that's simply so smart and engaging for the readers. I couldn't seem to stop while reading this one so I just follow it through until the end and was so satisfied with how it ended
The fourth volume was a very impressive one and I'm going to start and read the next volume so that I could learn more about the characters in the Classics Club that I begin to love earnestly with all my heart
Với một đứa ship Ibara-Satoshi, Oreki-Chitanda như mình thì tập này phải nói là xuất sắc luôn, nhìn đâu cũng thấy hint, yếu tố lãng mạn nhiều hơn hẳn và gây ấn tượng mạnh. Đến tập này mình cảm giác như cả 4 đã trưởng thành thật sự rồi, có lẽ là do tg cho nhân vật giãi bày tâm tư nhiều hơn. Satoshi trước giờ cứ tưởng là bốc đồng thiếu chín chắn nhưng thực chất lại luôn đau đáu về tình yêu và quan điểm sống. Chitanda thì vẫn luôn tò mò, thích tìm hiểu nhưng không trẻ con hiếu động mà luôn có hướng đi cho tương lai, yêu quê hương, yêu mọi người (tr ơi thích Chi chan quá đi !!!) Đến cả Oreki bình thường không có gì đáng làm anh chàng phải dồn nhiều tâm sức, mà nay đã gặp phải một trở ngại thiệt hóc búa: Chitanda. Mình rất thích cách miêu tả tình yêu của tác giả, nó nhẹ nhàng, úp mở nhưng lại không khiến mình khó chịu, mặc dù với tâm lý của một đứa ship couple, mình muốn cả hai bày tỏ thẳng thắn với nhau chết đi được 💀 Đọc đến đoạn đấy mình thật sự khá tò mò không biết tập tiếp theo bác sẽ xử lý ra sao với một Oreki-tương-tư ? Liệu mâu thuẫn giữa quan điểm sống của anh ta và niềm yêu thích Chitanda sẽ được xử lý ntn ? Liệu tác giả có chọn cách kết lửng lơ để hai người không đến với nhau, độc giả tự suy luận như trong mấy bộ sách tương tự không? 1001 câu hỏi nảy ra ngay trong đầu mình. Thật là hồi hộp được đọc tập tiếp theo.
Một điểm cộng siêu lớn nữa là bối cảnh: siêu đẹp. Gió xuân, không khí xuân, hoa anh đào, kimono, đền chùa Nhật Bản… Trời ơi bối cảnh này viết truyện tình thì phải biết !!!!!
Quá high. Ngoại trừ cách dịch trúc trắc làm mình phải đọc một câu ba lần thì không có gì để chê cả
BÚP BÊ ĐI ĐƯỜNG VÒNG (KEM ĐÁ tập 4) - YONEZAWA HONOBU . «Quẻ Hung rất hiếm. Lấy được một cái gì hiếm là điều may mắn. Như vậy, rút phải quẻ Hung thực tế có khi là một điềm may. Nhờ tính chất bắc cầu ấy, chúng ta có thể coi đây chính là điềm lành đầu xuân.» . Một cuốn sách rất hợp cho không khí Tết này.
Tập thứ 4 trong bộ Kem Đá gồm các mẩu truyện ngắn, vẫn tiếp tục xoay quanh 4 thành viên của CLB Cổ Điển. Thế nhưng nó không hẳn là về các "vụ án" mà họ vô tình gặp phải nữa, mà về những cảm xúc của mỗi người.
Vẫn lối suy nghĩ lười biếng nhưng thông minh và có phần hài hước của Oreki Hotaro, đã khiến mình không muốn dừng đọc cuốn sách lại luôn, một phần đọc nó quá là vui, một phần cũng tò mò không biết cậu chàng sẽ "phá án" như thế nào đây. Và cứ mỗi "vụ án" cậu đều đưa ra lời giải đáp thông minh và vô cùng hợp lý.
Nói chung, series này rất đáng đọc. Nếu đã đọc các cuốn đầu: Kem Đá, Thằng Khờ, Trình Tự Kudryavka, thì không thể bỏ qua tập thứ 4 này được.
Ngoài ra, ngoài ra. Tập thứ 4 - BBDDV - có một điểm mà theo mình nó thực sự đặc biệt, mà nếu bắt đầu đọc thì chẳng thể nhận ra. Đó chính là bìa sách. Bìa sách này quả thực là đỉnh cao khi mà nó tái hiện lại hệt như chương cuối cùng đầy ý nghĩa của cuốn sách. Là khoảnh khắc mà Chitanda trong y phục hoàng hậu, bước đi dưới tán hoa anh đào, khiến cả Oreki chỉ nhìn cô từ phía sau cũng thấy động lòng.
Mình không biết còn tập thứ 5 hay không, vì trong anime thì đến đây là đã hết rồi🤔 Dù vậy mình cũng rất thích series này. Nghe trinh thám vậy thôi chứ hài lắm
"Saya mencintai kamu bukan karena kamu istimewa. Saya mencintai kamu karena kamu mengerti saya."
Ew!
Saya bukan tipe romantis yang juga senang mengutip kalimat begitu, tapi, yah, kalau kalimat serupa bisa ditujukan untuk buku, saya akan dengan senang hati mengatakannya di hadapan serial Hyouka. Rasanya ada koneksi. Tokoh-tokoh buatan Pak Yonezawa Honobu bisa menjelaskan perasaan yang saya rasakan, tapi nggak bisa jelaskan.
Seri 4 ini, hmm, paling kentara dengan romantisme terhalang genre. Saya geregetan. Senang. Patah hati. Bingung. Nggak tahu deh.
Mayaka nggak terlalu sering muncul, yang mana buat saya agak menyedihkan karena dia juga favorit saya. Tapi, secara keseluruhan, semua tokoh mendapatkan peran memorable masing-masing.
Kekurangan paling jelas adalah, saltik! Sebenarnya cuma beberapa sih, tapi lumayan mengganggu. Masa, di tengah-tengah hatsumode yang khidmat, ada kesalahan penulisan "baru" menjadi "bau", sehingga ucapannya jadi, "Selamat tahun bau." 😭
Sebagai penutup, kumpulan cerpen ini oke banget. Mungkin pembaca harus membaca beberapa kali pada adegan penuntasan misteri, tapi tetap bagus. Worth to read⛩️
Soooo hype. This book, different from its prequels, is a collection of short stories. Also, this is the last book that's being adapted into anime.
Kualitas translasi sebagus pendahulu-pendahulunya lah. Salut buat Penerbit Haru. Love them for the good quality they keep bringing to the table. Cuman di chapter yang tahun baruan di kuil… kayaknya ada typo deh. Dan typonya beberapa kali. Mungkin korban find -> replace all? Entahlah… Aaaa jadi pengen nonton ulang animenya. I've watched the anime, like, a million times!
I especially love the chapter about the valentine chocolate, even though it was the chapter that I spent the most time reading because it was a bit boring… but there are a lot more information here, a lot more detail, than in the anime, so I felt that was a bit refreshing. Yang cerita ryokan (?) berhantu juga menarik, relationship si tuan rumah kakak-adik tergambar dengan jelas sejak awal.
All in all, really enjoyable. The only downside about it, imo, is that it's a collection of short stories. I'm more a novel type than oneshots type.
Thực ra tập truyện cũng dễ thương, mình cũng biết thêm được một vài nét văn hóa Nhật như: đi lễ đền Thần đạo đầu năm, các loại trang phục truyền thống và lễ rước búp bê trừ tà. Tuy nhiên do ấn tượng với tập 3 quá mạnh, nên mình thấy tập này quả là một nỗi thất vọng.
Cảm giác như tập này chỉ là bước đệm cho các tập tiếp theo thôi. Thay vì một vụ điều tra xuyên suốt và nhiều ẩn tầng, thì tập này là những vụ lẻ tẻ và không mấy kịch tính. Các tình tiết phá án chủ yếu làm nền cho sự chuyển biến quan hệ giữa các nhân vật - từ bạn bè thông thường sang rung động nam nữ. Đến cái bìa sách cũng hường phấn quá thể :))
Tập truyện này cứ như đi chệch sang dòng tình cảm rồi chứ chẳng phải trinh thám nữa :D Tâm sự tuổi hồng của hai chàng trai nhận ra mình thích hai cô bạn gái độc đáo. Nhưng phải đấu tranh nội tâm để không thể hiện ra với hai cô vì sợ phải thay đổi phong cách sống mà mình đang lựa chọn. Nghe lí do của hai cậu trai nó cứ hơi bị nghiêm trọng thái đà.
Hi vọng rằng hai tập sau tác sẽ sẽ khôi phục lại phong độ viết truyện trinh thám :V
Xét về mặt trinh thám hay suy luận thì tập này không có vụ án nào quá đặc sắc, so với các tập trước thì mình thấy khá mờ nhạt. Nhưng cũng dễ hiểu vì cuốn này là chỉ là tập hợp các mẩu truyện ngắn thôi, nên kèm theo đó đương nhiên chỉ là những mánh lới hết sức đơn giản và không quá bất ngờ.
Nhưng có một điểm sáng là cuối cùng cu cậu Hotaro nhà chúng ta đã nhận ra tình cảm của mình với Chitanda rồi :))) Tập này mình còn được thấy Satoshi thẳng thắn bày tỏ suy nghĩ nữa, về chuyện tình cảm với Mayaka và cách sống cậu theo đuổi, cậu ấy trưởng thành thật rồi aww...
Và giọng văn của tác giả Honobu Yonezawa vẫn không làm mình thất vọng, cảm giác có gì đó rất nhẹ nhàng, đoạn miêu tả đoàn búp bê sống đi qua cây anh đào nở hoa nghe mê mẩn thật sự.
Mình xem anime thì chuyển thể đến tập 4 này là hết rồi, nên hóng tập 5 6 cực mạnh :)) tại chưa biết tí gì về nội dung các tập sau nên tò mò lắm luôn.
Story wise, i like it. Jalan cerita yang mudah, kisah penyiasatan yang menarik. Tapi yang buat tak sedap baca, gaya penceritaan yang sedikit mengelirukan. Saya tak pasti sama ada nak geram dengan penulis atau penterjemah - saya belum baca versi asal lagi.
Saya faham, nak terjemah ni payah. Lagi-lagi bila sampai ke ayat yang ada "nuance" atau bila tak jumpa perkataan yang betul-betul terangkan bahasa asal tu. mungkin cadangan saya, peterjemah kena terjemahkan ikut fahaman sendiri dan jangan terikat dengan teks asal sangat? Tapi kekalkan maksud tersirat?
Buku menarik, tapi bila penceritaan dia mengelirukan, terus pening. Kena baca ulang-ulang nak faham. Mood baca pun terus mati.
Tapi tahniah. Hebat 👏
---
Curious bout their relationship! Should i get the next one 😭