Jump to ratings and reviews
Rate this book

Keroncong Motinggo

Rate this book

126 pages, Unknown Binding

First published January 1, 1975

32 people want to read

About the author

Subagio Sastrowardoyo

18 books37 followers
Subagio Sastrowardoyo dilahirkan di Madiun (Jawa Timur) tanggal 1 Februari 1924. Dalam sastra Indonesia Subagio Sastrowardoyo lebih dikenal sebagai penyair meskipun tulisannya tidak terbatas pada puisi.

Nama Subagio Sastrowardoyo dicatat pertama kali dalam peta perpuisian
Indonesia ketika kumpulan puisinya Simphoni terbit tahun 1957 di Yogyakarta.Ia ditulis oleh seorang yang tidak memberi aksentuasi pada gerak, pada suara keras, atau kesibukan di luar dirinya.

Ia justru suatu perlawanan terhadap gerak, suara keras, serta kesibukan
di luar sebab Subagio Sastrowardoyo memilih diam dan memenangkan diam.

Subagio tidak saja dikenal sebagai penyair, tetapi sekaligus sebagai esais, kritikus sastra, dan cerpenis.
Ajip Rosidi yang menggolongkannya ke dalam pengarang periode 1953—1961
menyatakan bahwa selain sebagai penyair, Subagio juga penting dengan
prosa dan esai-esainya. Ia meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 18 Juli 1996 dalam usia 72 tahun.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
10 (32%)
4 stars
9 (29%)
3 stars
10 (32%)
2 stars
2 (6%)
1 star
0 (0%)
Displaying 1 - 9 of 9 reviews
Profile Image for dvl_rn.
11 reviews3 followers
December 3, 2016
Dibuat terpukau oleh sajak-sajak Subagio sejak membaca Simfoni Dua. Sudah lama ingin baca Keroncong Motinggo, tapi baru dapat bukunya kemarin, di sebuah toko buku bekas di daerah Pondok Cabe.

Buku ini sukses menyembuhkan rasa rindu saya terhadap sajak-sajak Subagio. Perenungan Subagio yang mendalam tentang kesepian dan perjalanan hidup sehari-hari, yang dituliskan dengan bangunan imaji tak-biasa dan tak-tertebak, saya rasa selalu relevan dengan pengalaman-pengalaman subtil setiap manusia, dari zaman dan tempat manapun ia berasal.
Profile Image for Willy Akhdes.
Author 1 book15 followers
May 4, 2017
Jika Hari Rembang Petang

Jika hari rembang petang
tidak berarti permainan bakal selesai
dan boleh tinggalkan gelanggang

hanya peranan bertukar
dari pemain di dalam
menjadi penonton di luar

kita lantas memasuki ruang penuh cahaya
dan melihat bayang
terlempar di layar

kita bisa jaga dan menatap semalam suntuk

hari sudah tinggi
kau tak berbenah?

di bawah bayang senja
setiap barang nampak indah

muka-muka yang lelah
berbinar di redup sinar

di antara kita berdua, kekasih
siapa dulu akan terkapar?
Profile Image for Rido Arbain.
Author 6 books95 followers
August 2, 2024
di bukit siguntang
—di puncaknya pernah kuciptakan bulan—bintang berburuan

angin yang kucinta
mengucup pelupuk mata
—dinginnya menusuk, tajam
seperti duri embun—

apa tidak baik
mendirikan dinding
dari puing mega
dan menjaga
supaya api menyala

sebab aku suka kepada cahaya
yang mekar sebagai bunga
dan membakar seluruh kota

api, bikin aku muda

sebentar lagi bakal pagi
terasa pada selera lidah
dan gelitik kaki

segera ke lembah aku lari

(Ilham - Subagio Sastrowardoyo)
Profile Image for Ariel Seraphino.
Author 1 book52 followers
Read
December 23, 2015
Menemukan buku ini secara tidak sengaja di rak buku ayah saya. Bukunya cetakan pertama tahun 1975, harganya masih 500 perak. Selalu menyenangkan menemukan harta karun yang dari koleksi buku ayah sendiri. Buku ini adalah salah satu buku puisi karangan Soebagio Sastrowardoyo yang menarik. Bagaimana saya harus menceritakannnya? Dalam sebuah esai panjang tentang buku puisi ini, beliau sudah menyebutkan betapa pekerjaan menulis puisi adalah sebuah perjalanan-perjalanan batin bagi setiap orang. Dan sejatinya setiap orang bisa menangkap moment berharga dalam hidupnya dalam banyak bentuk karya. Seperti dilakukan penulis dalam buku ini di mana beliau mencoba bermusik, melukis hingga akhirnya memilih puisi sebagai sarana untuk melampiaskan hasrat perjalanan batin dirinya sendiri ini. Sebuah esai panjang tentang bagaimana kemudian beliau menulis puisi ini saya rasa sudah cukup untuk menjelaskan bahwa puisi memang milik semua, tergantung bagaimana kita menyikapinya.
Profile Image for Lani M.
345 reviews42 followers
October 16, 2014
Adalah hasrat akan kelanggengan yang mendorong Subagio menulis sajak. Keinginan untuk menorehkan sesuatu yang kekal dari buah pemikirannya tentang kesepian, cinta, dan nasib yang tak menentu. Dan buku ini adalah bukti bahwa Subagio telah berhasil mengkristalkan berbagai tema tersebut dalam kata-kata.
Profile Image for Mikael.
Author 8 books84 followers
January 21, 2008
get it for his essay tacked at the end the double title mengapa saya harus menulis sajak then mengapa saya menulis sajak
Profile Image for Puri Kencana Putri.
351 reviews43 followers
February 17, 2014
Buku langka dan penuh dengan memori nostalgia. Puisi-puisi di dalamnya akan selalu mengingatkan saya bahwa pengalaman estetik juga akan selalu terkait dengan kehidupan manusia sehari-hari.
Profile Image for Wawan Kurn.
Author 20 books36 followers
March 25, 2017
Sebab ada beberapa puisi dalam buku ini yang membuat saya selalu ingin kembali membaca dan menyelami kata lebih dalam.
Displaying 1 - 9 of 9 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.