Jump to ratings and reviews
Rate this book

When The Star Falls

Rate this book
Tahu tidak, bintang itu cahaya masa lalu?
Bintang itu, adalah orang yang mati yang meninggalkan seseorang yang ia cintai di bumi.

Lynn, boleh kan aku mengingatkanmu sekali lagi tentang kita?
Tentang bagaimana kita bertemu.
Juga tentang bagaimana kita bertengkar dan berbaikan.
Lalu tentang ciuman pertama kita, dan juga tentang perjalanan kita selama ini.

Aku hanya berharap, besok kau tidak melupakannya lagi.
Karena itu, aku tulis semuanya di buku ini.
Agar saat kau lupa, kau bisa membukanya lagi dan membacanya.
Tentang kita.

Sampai salah satu dari kita menjadi bintang.
Sampai bintang itu jatuh dan menjemput salah satunya.

Bintang terjatuh karena ia mengejar orang yang dicintainya, yang sudah menyusul dirinya.

204 pages, Paperback

First published October 1, 2015

8 people are currently reading
87 people want to read

About the author

Andry Setiawan

31 books144 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
12 (12%)
4 stars
38 (38%)
3 stars
40 (40%)
2 stars
5 (5%)
1 star
4 (4%)
Displaying 1 - 30 of 38 reviews
Profile Image for Orinthia Lee.
Author 12 books123 followers
October 3, 2015
Sebelumnya terima kasih kepada penulisnya yang sudah memberikan ARC novel ini untuk saya baca lebih dulu sebelum terbit di bulan Oktober nanti.

Cerita dimulai ketika Lynn tersadar setelah operasi pengangkatan tumor. Lynn amnesia, dan dia melupakan banyak hal penting dalam hidupnya, terutama Sam—pacarnya. Sesuai janji yang diucapkan Sam sebelum Lynn menjalani operasi, Sam pun setiap hari menceritakan kisah pertemuan mereka, sejak masih SD sampai mereka jadian. Kesabaran Sam membuat saya terharu, tapi karakter Sam yang pengecut membuat saya kesal sebagai seorang perempuan. Astaga, cowok kok begitu amat? Pikirannya jelek-jelek terus. Gampang banget diintimidasi sama orang lain. Minder dan perlu dilindungi sama Lynn sejak kecil. Tapi sebagai pembaca, aku suka keunikan ini. Biasanya tokoh cowok dalam buku itu ganteng, bisa diandalkan, pokoknya bikin deg-degan. Sam berbeda. Sam bikin pembaca mau tabokin dia gitu. Dan karakter dia memang cocok dengan Lynn yang dominan dan kuat. Makanya Lynn bilang, dia mencintai Sam karena merasa dibutuhkan—meski buat melindungi.

Satu hal yang paling saya suka dari buku ini adalah karakter-karakternya. Plus minusnya mereka menurut saya terasa pas. Penulis cukup kuat membangun karakternya. Ini poin plus menurut saya.

Karakter yang paling tidak saya suka adalah Leon. Suka ikut campur masalah orang, kata-kata yang keluar dari mulutnya tidak disaring lebih dulu sehingga sering membuat orang sakit hati. Tapi lagi-lagi, dalam kehidupan nyata memang ada saja orang yang seperti Leon. Sisi positifnya adalah Leon setia kawan sekali dengan Billy.

Lalu, aku juga agak kesal dengan ayah Lynn. Oke, aku paham kegalauan orangtua melihat anaknya sakit parah. Tapi apa yang dilakukan ayah Lynn benar-benar... ergh... bikin saya mau remes-remes buku (eh saya bacanya soft copy jadi nggak bisa ngeremes). Ya, yang benar saja om nggak pernah ngejenguk anaknya? Pas udah pulang ke rumah juga nggak pernah menemui anaknya dan ngajak ngobrol? Aduh... saya ngerti om kayak gitu karena sayang banget sama Lynn. Tapi ya bijaksana dikitlah... masa nggak mikirin perasaan Lynn gitu?

Terus twistnya pas mau ke ending...

Maaf ya, tapi saya nggak bisa suka sama twistnya. Menurut saya penyajiannya kurang smooth. Ini selera pribadi saja, sih, karena sepertinya reviewer lain justru suka sama twist ini. Sepanjang perjalanan menuju ke ending, saya akhirnya jadi misuh-misuh sendiri. Walau begitu puisi yang dibuat Lynn pada akhirnya sedikit mengobati kekecewaan saya.

Overall, ceritanya bagus. Deskripsinya enak, cenderung tenang dan lambat. Kalau suka cerita yang bisa bikin galau, buku ini saya rekomendasikan.

Sekali lagi, terima kasih sudah memberi saya kesempatan jadi pembaca pertama. :D
Profile Image for Alvina.
732 reviews122 followers
August 27, 2015
Konon laki-laki lebih lemah daripada perempuan. Toh laki-laki hanya terbuat dari debu dan perempuan terbuat dari tulang rusuk. Jelas sudah kenapa kalian perempuan lebih tegar dan kuat.


Ketika Lynn terbangun pasca operasi pengangkatan tumornya, ia mengalami amnesia. Banyak hal-hal berarti yang ia lupakan, salah satunya tentang Sam, kekasihnya. Sejak saat itu, Sam sering menceritakan kisahnya yang dulu bersama Lynn agar gadis itu dapat mengingat masa lalunya kembali. Meski sulit bagi Lynn untuk mengingatnya, ia merasa beruntung memiliki kekasih seperti Sam. Namun tidak demikian dengan Sam, lelaki ini malah merasa kehadirannya makin membebani Lynn. Ia seakan terlalu memaksa Lynn untuk mengingat masa lalunya, memaksa Lynn untuk jatuh cinta lagi kepadanya.

Sementara itu, Sam menduga bahwa teman lelakinya yang lain akan jauh lebih pantas menjadi kekasih Lynn. Maka perlahan, Sam mundur dan mencoba meninggalkan Lynn. Tapi apakah semudah itu bagi Lynn maupun Sam untuk berpisah satu sama lain? Apakah hidup bahagia selama lamanya bisa terjadi pada kisah cinta mereka berdua?

Membaca kisah Sam ini, sejujurnya membuat saya sebal bukan main. Bagaimana tidak? Karakter Sam di cerita ini sangat menyebalkan, dia selalu berpikiran negatif, keras kepala, egois dan cara pandangnya sempit banget, udah gitu sering menyalahkan dirinya sendiri. Herannya Si Lynn masih mau aja gitu sama Sam. Yah, cinta emang buta sih ya. Jadi sedari kecil malah Lynn yang terus terusan menjaga Sam, melindungi Sam. Sebenarnya saya capek juga mengikuti tingkah laku Sam, tapi saya tergoda juga oleh kalimat kalimat manis yang sering Sam ungkapkan dalam ceritanya.

Hal lain yang membuat saya suka buku ini adalah ketika penulis menyodorkan twist yang membuat saya deg degan menunggu akhir ceritanya. Begitu tiba tiba, sampai-sampai saya sesak saat menamatkan kisah Sam dan Lynn ini.

Oh iya, latarnya juga ngga biasa, karena menyoroti kehidupan kota kecil yang masih terdiri dari desa-desa serta sawah ladang yang menghampar luas. Gaya bahasa penulis juga agak terasa seperti membaca novel terjemahan. Sedikit typo juga masih terlihat. Lalu Dialog-dialog antartokoh maupun dialog dalam hati di cerita ini sebenarnya kurang tergali dengan baik. Saya masih merasa datar aja gitu mbayangin emosinya si Sam. Atau emang si penulis sengaja ya? Kalau beneran sengaja, yaaak dia berhasil lah. Saya aja sampe kepengen banget nempeleng pipinya Sam biar dia sadar untuk merawat cinta yang ia punya.

Yang unik dari buku ini adalah karena diceritakan dari sudut pandang laki laki yang minder. Pada umumnya, novel romance yang saya baca menampilkan lelaki yang tegas, yang slengean, atau yang pedenya berlebihan. Nah, saya jarang nemuin ada cerita tentang lelaki yang mundur dalam hal percintaan hanya demi "membahagiakan kekasihnya". Well, saya sih termasuk orang yang keras kepala kalau masalah cinta, etapi saya kan wanita yak. Jadi kalau saya ada di posisi Lynn, saya juga akan sebal setengah mati sama Sam. Orang mah kalau suka ya bilang aja. Kalau cinta mah ya udah nyatain aja, kalau udah jadian.. ya pertahanin doonk. Hih situ kan laki. **malah sewot**

Aku rasa, kau tidak akan pernah bisa berhenti bertindak bodoh. Karena kau laki-laki. Laki-laki memang bodoh, kan?


Sebuah novel yang asyik dibaca, kamu cuma perlu bersabar sampai kelak ketemu twistnya lalu ... ya gitu deh ;p

Profile Image for Niratisaya.
Author 3 books45 followers
October 24, 2015
I really hate rating a book. Let's just say, I like the idea. I like how the author put details in his story, so he could create this fictional world that I could easily imagine.

And I REALLY LOVE the twist!

Andry Setiawan reminds me to Nicholas Spark story, but with that Asian zing in the detail that makes it mellow.

Was there something in When The Star Falls that made me had to taste it once again, sipped and swirled every words in my mind before I could swallow it?

The complete answer is here.
Profile Image for Rizky.
1,067 reviews87 followers
November 30, 2015
Endingnya sungguh menyesakkan, walau sejak awal sudah tahu bakal berakhir seperti ini, ternyata oh ternyata....
Profile Image for Stefanie Sugia.
731 reviews178 followers
September 22, 2015
"Dari sekian banyak hal yang bisa kau lupakan, otakmu memilih melupakanku."
Membaca buku ini rasanya seperti sedang menonton sebuah film melodrama yang memberikan kesan sendu dan melankolis. Buku ini ditulis dengan menggabungkan sudut pandang pertama dan kedua yang menempatkan pembaca sebagai karakter Lynn; dan hal tersebut berhasil membuatku seolah terlibat dengan apa yang sedang terjadi pada karakter yang ada di dalamnya. Ceritanya dinarasikan oleh karakter utamanya, Sam, yang berusaha membuat Lynn mengingat dirinya dengan mengisahkan kembali masa lalu mereka. Ada banyak flashback yang memperdalam hubungan antara keduanya yang terlupakan oleh Lynn. Konflik antara Sam dan Lynn mulai muncul dengan kehadiran karakter Billy dan Leon yang berhasil mengintimdasi Sam serta membuatnya meragukan banyak hal. Selain itu, ada juga konflik sampingan yang menyangkut problem dalam keluarga Sam dan juga Ayah Lynn yang kesulitan menghadapi keadaan yang ada. Meskipun konflik yang ada dalam buku ini sebenarnya tidak terlalu rumit, aku rasa ceritanya lebih banyak mengeksplorasi perasaan setiap karakter terhadap apa yang sedang mereka hadapi. Menjelang ending, terjadi sesuatu yang sama sekali tidak aku duga dan agak membuatku menganga. Tentu saja aku tidak akan memberikan spoiler dan membahasnya secara detail, yang jelas ending-nya lumayan menyayat hati :'(( Entah aku harus menyebutnya sebagai happy atau sad ending; karena menurutku ceritanya berakhir dengan bittersweet
"Kadang aku berharap, aku punya kemampuan untuk membuang perasaanku. Karena hati yang terluka terasa lebih sakit dibandingkan dengan kulit yang tersayat pisau baru."
description

Salah satu hal yang paling aku suka dari buku ini adalah karakter-karakrternya; dengan segala kelebihan, kekurangan, dan kelemahan mereka masing-masing. Sam adalah karakter yang sangat mencintai Lynn, namun ia selalu merasa ragu dan takut ia akan menjadi beban bagi orang yang ia cintai. Sikap Sam terhadap Ayahnya juga menunjukkan betapa rapuh dirinya akibat apa yang terjadi di masa lalu. Demikian juga karakter Billy yang memiliki pergumulan batinnya sendiri tentang perasaannya. Namun karakter yang paling berkesan untukku adalah Ayah Lynn. Mungkin reaksi Ayah Lynn terhadap kondisi anaknya bukan sesuatu yang biasa, bahkan mungkin sulit untuk dimengerti. Tetapi saat membaca kutipan di bawah ini (yang merupakan favoritku), aku berusaha memandang situasinya dari sudut pandang Ayah Lynn dan merasa bahwa setiap orang berhak untuk memiliki perasaan mereka masing-masing—walaupun mungkin hal tersebut tidak selalu menjadi hal yang paling benar untuk dilakukan.

↓↓↓↓↓↓
"Aku tidak bisa mengatakan apa-apa. Semua orang, tanpa kecuali, memiliki perasaan dan pikiran mereka sendiri saat mengambil sebuah keputusan. Ketakutan mereka, rasa cemas, bahkan rasa sayang bisa menjadi alasan itu. Apa hakku untuk mengabaikan perasaan itu dan menyuruh mereka mengambil keputusan yang bertolak belakang dengan perasaan mereka?"
Overall, buku ini telah berhasil membuatku tenggelam dalam kisahnya yang sendu dan sarat emosi. Meskipun jalannya cerita terkadang terasa lambat, aku menikmati setiap perkembangan yang terjadi pada karakter-karakternya. Yang jelas selama membaca buku ini mood-ku seketika jadi mellow karena pergolakan emosi yang terjadi dalam ceritanya. Dan sebagai penutup, aku sangat berterimakasih pada penulisnya, Andry Setiawan, yang menawarkan naskah pre-release ini untuk aku baca. Semoga saat bukunya terbit, kisah Sam dan Lynn bisa dinikmati oleh lebih banyak pembaca :))
Profile Image for Biondy.
Author 9 books234 followers
September 8, 2015
"When the Star Falls" bercerita tentang Sam, seorang pemuda 21 tahun yang tinggal di sebuah kota kecil di Jawa Timur. Pacar Sam, Lynn, terbangun dalam kondisi selective amnesia, yang membuatnya melupakan tentang Sam, setelah melakukan operasi pengangkatan tumor di otaknya. Cerita kemudian berfokus pada usaha Sam untuk membuat Lynn kembali mengingat dirinya, serta menemani gadis itu dalam usaha penyembuhannya.

Pernah baca Doraemon terjemahan lama yang mengalami nasionalisasi? Itu loh, yang ada Ani, bibi di Surabaya, serta Aling Darma-nya. Itulah perasaan saya saat membaca buku ini. Walau dikatakan kalau mereka tinggal di sebuah kota kecil di Jawa Timur, saya justru merasa kalau tokoh-tokohnya ini lebih cocok kalau tinggal di kota kecil di Amerika.

Saya tidak tahu apakah novel ini awalnya memang berlatar di luar negeri, lalu ada seseorang yang bilang (editor?), "Eh, latarnya dibuat di Indonesia aja.", lalu penulisnya mengubahnya ke Jawa Timur. Yang jelas, usaha pen-Jawa Timur-an buku ini kurang berhasil untuk saya. Kesannya malah menjadi canggung dan aneh.

Ceritanya sendiri terasa sedih dalam kadar yang tidak berlebih. Selipan POV 2 dalam ceritanya berhasil menambah rasa melankolis ke dalam cerita.

Tokoh-tokohnya lumayan menarik. Sam di sini justru digambarkan sebagai cowok yang atipikal untuk novel romans YA. Sam punya karakteristik yang mungkin cenderung dipandang negatif. Dia sering merasa ragu dan insecure dengan dirinya sendiri. Hal ini membuatnya terkadang tidak tegas dalam mengambil keputusan. Walau begitu, saya merasa Sam ini adalah sebuah eksplorasi yang segar untuk tokoh pria dalam novel YA. Perjuangannya yang jatuh-bangun dalam mengambil (kembali) cinta Lynn juga menarik untuk diikuti.

"When the Star Falls" ini punya twist yang menarik dalam ceritanya. Mungkin terasa kurang menyatu lembut dengan ceritanya, tapi tetap menarik.

Secara keseluruhan, saya suka dengan novel ini. Karakter utamanya segar dan ceritanya enak untuk diikuti. Pemilihan latar tempatnya terasa kurang pas. Mungkin lebih baik kalau dibuat berlatar Amerika sekalian.

Terima kasih untuk penulisnya yang telah memberikan buku ini untuk direview. "When the Star Falls" akan terbit dan mulai beredar pada 1 Oktober 2015. Dapatkan di toko buku online maupun offline :D.

Buku ini untuk tantangan baca:
- 2015 Young Adult Reading Challenge
- 2015 Lucky No. 15 Reading Challenge
Profile Image for Marina.
2,035 reviews359 followers
January 29, 2018
** Books 20 - 2018 **

3,2 dari 5 bintang!

Saya berteriak kegirangan ketika akhirnya buku-buku penerbit haru masuk di dalam Gramedia Digital alias Scoop Today kalau dulu namanya. Sudah lama saya penasaran dengan karyanya Mas Andry Setiawan dan juga Orizuka namun tidak menemukan pinjaman yang akhirnya pucuk dicinta ulampun tiba semuanya ada di Gramedia Digital :p

Kalau ceritanya sebenarnya sudah ketebak diawal endingnya akan seperti apa namun saya dibuat lumayan terkejut dengan sedikit plot twist di akhir yang disuguhkan didalam buku ini

Sekilas cerita di buku ini mengingatkan saya akan Film Korea A Moment to Remember dan Remember Me gak sih tapi itu versinya penyakit Alzheimer dan kecelakaan sih beda perkara juga

Saya kepengen memberikan bintang lebih untuk karakter Lynn yang kuat dan tangguh tapi disatu sisi saya sebal dengan karakter Sam yang kurang optimis di hidupnya dan belum apa-apa sudah menyerah. Bisa dipahami sih karena Sam tumbuh tanpa asuhan kasih sayang sang Ayah sehingga di tumbuh menjadi keras

Terimakasih Scoop Premium eh Gramedia Digital Premium! :p
Profile Image for Carolina Tedjapranata.
70 reviews
July 17, 2017
"Tahu tidak, bintang terjatuh karena dia mengejar kekasihnya yang menyusul dirinya. Meninggal maksudku, untuk hidup bahagia selamanya sebagai bintang."


Oke, pertama-tama aku mau bilang gak nyangka banget sama endingnya. Aku sempet udah nebak sih endingnya kayak gimana pas baca blurbnya. Tapi, nyatanya pas aku baca, aku lebih kaget lagi. Unexpected. Ini bukan berarti aku gak suka loh sama endingnya. Cuma gak nyangka aja. Jadi pas baca aku baru tau maksud dari judul yang digunakan kenapa When the Star Falls. Kenapa ada bintang jatuh juga. Semuanya terjawab di buku ini. Di ending sih lebih tepatnya.

Jujur, awalnya aku sempat mau stop bacanya karena aku merasa genrenya bukan bacaanku😂. Aku tipe2 orang yang suka romance dengan kisah yang manis. Makanya agak susah lanjut bacanya. Soalnya buku ini agak berat ngangkat ceritanya karena mengangkat tumor yang menjalar di lobus-lobus. Well, aku gak ingat persis karena pas bacanya kayak anggap angin lalu because i really hate biology. Jadi gak gitu ingat istilah2 kedokterannya. Cuma tau apa akibatnya aja hehe. Diriku tidak pandai menghafal dan karena itu menyerah untuk mengambil bidang kedokteran😂 (selain biayanya yang mahal pastinya, diriku emang tidak mampu😅 oke gak penting🙀). Lalu, faktor lainnya adalah pikiranku kebelah karena baca dua buku sekaligus😂. Belom pernah sih kayak gini. Biasanya fokus ke satu bacaan baru lanjut lagi.

Tapi ternyata aku berhasil menyelesaikan buku ini lebih cepat dari Kavinsky😆. Selain lebih tipis tentunya, karena aku juga penasaran sama ending kisah Sam dan Lynn. Buku yang awalnya agak susah aku selesaikan ternyata malah bikin nagih untuk baca tulisan Koh Andry lainnya. Jadi pengen baca Sayap-Sayap Kecil juga😂.
Terima kasih sudah menceritakan kisah Sam dan Lynn dengan begitu indah. Buku ini sukses membuatku menitikkan air mata😳.
Profile Image for Maggie Chen.
145 reviews85 followers
September 26, 2017
Hmmm... Rasanya sedikit sulit mereview buku ini.
Bukunya tipis, jumlah halamannya bahkan tidak mencapai 200. Tapi entah mengapa, rasanya sulit sekali untuk menyelesaikannya.
Mungkin karena ceritanya yang begitu sendu, dan membuatku sebagai pembaca merasa ikut "terbebani".
Mungkin juga karena aku tidak menemukan hal yang membuatku penasaran dan ingin terus membaca sampai akhir.
Atau mungkin, karena aku membenci sang tokoh utama.
Satu hal yang pasti, ceritanya sedih. Sangat sedih. (haha)
Jadi kalau kalian sedang ingin membaca cerita sendu yang (mungkin) bisa membuat baper, aku rasa buku ini cocok untuk kalian.
Karena sekalipun aku membenci sang tokoh utama, toh aku juga tetap merasa baper ketika membaca halaman terakhir dari buku ini.

description

P.S. But I still HATE you, Sam. *sigh* *tonjok tembok*
Profile Image for Sulis Peri Hutan.
1,056 reviews295 followers
December 19, 2015
Bisa dibaca di: http://www.kubikelromance.com/2015/12...


Salah satu hal yang paling menyakitkan di dunia ini adalah ketika kita mulai dilupakan oleh orang yang kita cintai. Sama seperti Sammy atau Sam, ketika kekasihnya sadar dari operasi pengangkatan tumor, Lynn sama sekali lupa akan keberadaan Sam, dari semua ingatannya yang sedikit mengalami amnesia, Sam yang dipilih. Sam lantas tak menyerah, sejak kecil dia sudah mengenal Lynn yang juga tetangganya, mereka lebih dari sekadar pasangan kekasih, mereka sepasang sahabat, sudah seperti keluarga sendiri. Setiap hari Sam menceritakan kisah mereka, mulai dari SD ketika Sam sering diganggu Billy yang kemudian selalu dibela Lynn, sampai mereka menjadi sepasang kekasih waktu kuliah. Tanpa lelah Sam kembali membangun ingatan tentang mereka berdua, menghadirkan keberadaan Sam di memori Lynn.

Namun bagi Leon, teman kerja sekaligus teman mereka semasa kecil, usaha Sam hanya memperberat proses penyembuhan Lynn, Sam terlalu memaksakan dan tidak jarang membuat Lynn kelelahan. Leon meminta Sam untuk menjauhi Lynn, demi kebaikannya. Merasa terlalu muluk, Sam menyetujui pendapat Leon, secara perlahan dia mulai menjauhi Lynn, mencoba melupakannya, tidak mudah memang, seumur hidup hari-hari Sam selalu diwarnai Lynn. Billy sangat marah dengan sikap lemah dan plin plan Sam, dia membuat Lynn bersedih karena selalu menunggu kedatangannya, membuatnya kebingungan, bahkan di pesta kepualangannya dari rumah sakit Sam juga absen.

"Kau baik sekali, tapi aku sama sekali tidak ingat kita pernah bersama. Aku tidak ingat pernah menyukaimu, dan itu pasti sangat menyakitkan buatmu. Dilupakan tidak pernah menjadi sesuatu yang menyenangkan."

"Pernah kau dengar hal seperti itu dari seorang gadis? Aku dengar, jika seorang gadis rela menjadi repot demi seorang pemuda, maka gadis itu bukan lagi mencintainya, melainkan menganggap pemuda itu sebagai dirinya sendiri, nyawanya, hatinya. Sam, dia menyukaimu dan aku mundur karena melihat dia lebih bahagia bersamamu."

Kali kedua membaca tulisan Andry Setiawan, sejauh ini tidak mengecewakan, tapi kalau disuruh memilih daripada Sayap-Sayap Kecil, maka saya akan memilih buku ini. Selain lebih tebal, plotnya rapi dan jelas, masih mengandung twist di bagian akhir. Saya belum membaca semua karyanya, namun dari dua buku yang pernah saya baca, teknik menulisnya sama, menggunakan sudut pandang orang pertama dan seperti diary atau menulis surat, sangat minim dialog, lebih menekankan penyampaian lewat narasi panjang. Menurut saya, tantangan dari teknik ini adalah bagaimana penulis sanggup membuat pembaca tidak bosan, karena rentan sekali, penulis harus pintar mendiskripkan segala sesuatu agar ceritanya jelas, berbeda dengan dialog yang bisa menunjukkan karakter para tokohnya.

Untuk tema Sick Lit-nya sendiri, sebenarnya mudah ditebak, memang seringnya berujung sad ending, tapi biasanya penulis menekankan pada perjalanan para kedua tokoh utamanya, tentang harapan mereka, tentang kisah mereka. Saya rasa Andry Setiawan cukup hati-hati perihal riset yang dilakukan, dia tidak banyak pamer pengetahuan, seperlunya saja, penulis lebih menekankan bagaimana usaha Sam agar Lynn mengingat dia kembali, mengingat kenangan-kenangan yang pernah mereka lakukan bersama, dari sana perasaan Sam kepada Lynn sangat terasa, betapa dia tulus mencintai Lynn. Sedangkan Lynn sendiri, dia juga berperan amat baik, dia tidak dapat merasakan kembali rasa cinta-nya pada Sam, namun keberadaan Sam yang setiap hari tanpa lelah berada di sisinya sedikit demi sedikit menumbuhkan ingatan baru tentang mereka berdua, Lynn mulai mencintai sosok Sam di ingatan barunya, ditunjukkan ketika Sam mulai menjauh, Lynn kebingungan dan merindukannya.

Karakter Sam memang anti hero, sangat lemah, tidak seperti kebanyakan tokoh utama yang tampan rupawan dan sanggup menaklukan dunia. Dia pengalah, bahkan karakter Lynn lebih kuat daripada Sam. Sejak kecil Sam selalu dilindungi Lynn, sampai-sampai dia belajar karate. Sedangkan tokoh lainnya mempunyai peran yang cukup penting dan pas. Tidak ada tokoh yang benar-benar saya benci, mungkin ayah Lynn yang sepertinya pengecut, tapi perilakunya bisa dipahami kok. Buku ini tidak hanya membahas tentang Sam dan Lynn saja, ada bagian ketika Sam berhadapan dengan ayahnya yang bertahun-tahun meninggalkannya dan ibunya, serta perasaan ayah Lynn yang berubah semenjak dia sakit, sekalipun dia tidak pernah menengok Lynn di rumah sakit.

Bagian paling favorit adalah ketika Sam mulai bercerita tentang masa lalunya bersama Lynn, cukup menyentuh, ketika Lynn diam-diam menemui Billy untuk tidak mengganggu Sam dan menceramahi tentang perbuatan tercelanya, ketika Sam bercerita sewaktu dia dan Lynn bertengkar, ketika mereka berdua sama-sama meributkan siapa yang pertama kali jatuh cinta, manis sekali. Untuk kekurangannya sendiri, terletak pada bagian sudut pandang pencerita yang awalnya dari Sam berganti menjadi Billy, saya sampai perlu membaca dua kali untuk memahaminya, pergantiannya kurang mulus. Selebihnya tidak terlalu masalah buat saya.

Buku ini bercerita tentang harapan, tentang kesempatan kedua, recommended bagi yang ingin membaca kisah cinta yang cukup sendu, yang tokoh utamanya anti hero.

3.5 sayap untuk Lynn yang pemberani dan kuat.
Profile Image for Fikriah Azhari.
362 reviews142 followers
June 13, 2016
Samuel―akrab disapa Sam harus menerima kenyataan pahit saat kekasihnya―Lynn terbangun setelah menjalani operasi pengangkatan tumor pada otaknya dengan keadaan mengalami Selective Amnesia yang mengakibatkan Lynn tak mengingat Sam. Kata pertama yang keluar dari mulut Lynn saat melihat Sam adalah, "Siapa kau?" yang berhasil membuat lidah Sam menjadi keluh. Semua memori yang mereka berdua ukir selama ini, tak ada yang Lynn ingat. Namun, Sam sudah berjanji pada Lynn sebelum operasi itu dilakukan, Sam berjanji jika Lynn kehilangan ingatannya, maka ia akan dengan senang hati menceritakan kembali kisah yang telah mereka ukir pada Lynn. Dan sekarang, saat hal itu memang terjadi, Sam sudah siap bercerita kepada Lynn, berusaha mengingatkan gadis itu tentang kisah mereka.

"Dari sekian banyak hal yang bisa kau lupakan, otakmu memilih melupakanku." - halaman 21

Bukan hal mudah bagi Sam untuk kembali mengingatkan Lynn tentang kisah mereka. Lynn selalu bersemangat dan penasaran untuk mendengarkan cerita Sam, namun Sam sendiri sering kali merasa khawatir pada Lynn. Apalagi saat beberapa teman dari masalalu datang untuk melihat Lynn, antaralain adalah Billy dan Leon. Kedua pria itu membuat Sam sering kali merasa bahwa ia hanya membebani Lynn dengan terus menerus berusaha membuat gadis itu ingat pada dirinya. Kadang juga Sam merasa bahwa Lynn akan lebih baik jika bersama salah satu dari Billy atau Leon. Sikap egois dan berbagai pikiran negatif ada pada Sam, yang tanpa ia sadari telah menjadi penyakit bagi dirinya sendiri.

Jadi, apakah Sam akan memutuskan untuk mundur? Apakah jika Sam mundur, itu akan membuat Lynn jauh lebih baik?

"Kalau kebahagiaannya ada bersamamu, aku ingin dia berada bersamamu." - halaman 99

Saya sudah sering membaca J-Lit yang diterjemahkan oleh Andry Setiawan, namun untuk membaca buku yang ditulis olehnya, ini baru pertama kali. Membaca buku ini serasa membaca terjemahan. Kesan pertama dalam buku ini jatuh pada sosok Sam yang menurut saya cukup menyebalkan, bagaimana tidak? Ia seperti anak labil yang mudah terpengaruh dengan omongan orang, tidak bisakah sebelum bertindak, ia memikirkan berbagai kemungkinan yang terjadi dari apa yang nanti ia perbuat?

Cover yang simpel dan berhasil menarik hati. Saya suka dengan covernya! Seperti beberapa cover dari buku Penerbit Haru yang seperti mempunyai magnet tersendiri untuk menarik pembaca, itu juga terjadi pada buku ini. Saya memang selalu suka dengan cover yang dibuat oleh Bambang 'Bambi' Gunawan yang rasanya punya citarasanya tersendiri. Sosok Sam terlihat di cover dan sedang memancing sebuah bintang, sebuah bintang cantik berwarna kuning.

Cerita yang dibawakan pun cukup menarik, dengan menggunakan sudut pandang orang pertama yang tak lain adalah Sam, si 'Aku' menceritakan kisahnya dan juga Lynn, tak lupa beberapa masalah pribadi yang ia alami. Saya jarang membaca cerita dengan sudut pandang seorang cowok, dengan sudut pandang Sam ini, saya tahu seberapa besar ia mencintai Lynn. Twistnya hhmmm, saya tak menyangka bahwa endingnya akan seperti itu, memberikan kejutan di akhir adalah salah satu hal yang saya suka dari sebuah novel, dan itu terjadi pada novel ini, maka saya menyukainya.

Para tokoh dengan karaktrer yang kuat. Andry Setiawan sukses membangun penokohan dalam buku ini, saya suka dengan karakter mereka masing-masing, berbagai kekurangan dan kelebihan dijabarkan, menghidupkan cerita ini dan membuatnya tak begitu-begitu saja.

Nama para tokoh dan latar. Setelah membaca cerita ini, saya jadi kepikiran kalau sebenarnya nama para tokoh dan latarnya kurang cocok. Cerita ini berlatarkan sebuah kota kecil di Jawa Timur, namun sang penulis kurang mengembangkan latarnya, ini terasa masih samar-samar, padahal menurut saya latar itu adalah sesuatu yang sangat penting. Belum lagi dengan nama para tokoh, Sam, Lynn, Daniel, Sylvia, Alex, Billy, Leon, dan beberapa tokoh lain di buku ini rasanya tak cocok dengan latar yang digunakan. Saya pribadi merasa bahwa nama para tokoh tersebut lebih cocok untuk latar luar negeri dan semakin tidak menguatkan latar cerita ini yang awalnya memang sudah samar-samar.

Secara keseluruhan, saya suka buku ini, 4 bintang untuk Lynn dan Sam :)

Catatan : Review ini juga diposting di http://fikriah-bookaddict.blogspot.co...
Profile Image for Nana Petronika.
Author 1 book6 followers
December 31, 2015
Kayaknya Kak Andry Setiawan akan menjadi salah satu penulis Indonesia kesukaanku nih :) Aku baru baca dua karyanya, "Then I Hate You So" dan "When the Star Falls". "Then I Hate You So" menjadi satu-satunya novel berunsur Korea (walau sebenernya, kedua tokoh utamanya orang Jepang) yang aku punya. Aku suka pemilihan tiap judul novel Kak Andry. Enak didenger dan gak terlalu cheesy :)
Kalau disuruh memilih di antara "Then I Hate You So" dan "When the Star Falls", aku akan pilih "When The Star Falls". "Rasa" tulisan Kak Andry gak jauh beda dari novel pertamanya, meskipun kedua novel itu beda POV. Bahasa yang dipakai ringan, tapi berbobot, tapi gak sok pamer, tapi tetap cantik, tapi bisa dibilang mirip novel terjemahan juga (Kebanyakan "tapi", Na -,- ) Kayaknya masih ada beberapa typo dan penggunaan EYD yang meragukan. Seperti "kecapekan". Mestinya "kecapaian", kan?
Walaupun aku suka dengan ceritanya, ada bagian yang sedikit membuatku bingung, tapi sebenernya gak penting-penting amat. Di bagian deskripsi pakaian Eva saat kali pertama menjenguk Lynn, keningku sedikit berkerut karena disebutkan Eva memakai jins dan kemeja (?). Padahal, dia hamil lumayan besar. Apa masih bisa pakai jins?
Nah, langsung ke bagian yang paling aku suka dari "When the Star Falls". Karakter! Mungkin berbeda dengan pembaca lain, aku justru suka dengan keberadaan Sam. Kalau boleh kujelaskan dengan cara sedikit lebay, Sam itu adalah nyawa dari cerita ini. Sam mengingatkan aku pada tokoh-tokoh anime kekinian yang entah kenapa kebanyakan "gak bisa diandalkan" seperti Sam. Biasanya aku sebel dengan tokoh utama anime begitu, tapi untuk Sam, aku jatuhnya justru suka. Mungkin karena Kak Andry berhasil menghidupkan tokoh Sam.
Selain Sam, tokoh lainnya juga kuat. Semua memiliki plus-minus yang pas. Gak ada karakter yang gak aku sukai. Yah, mungkin aku sedikit gak suka dengan para orang tuanya karena...yah, begitulah.
Kak Andry juga jago banget menyuguhkan adegan-adegan romantis, tapi gak membuat mual. Serius, aku bisa ngebayangin banget adegan di ladang jagung itu. Ah, ngomong-ngomong soal ladang jagung, aku jadi teringat. Selama membaca When the Star Falls, aku selalu terbayang-bayang salah satu film Jepang yang aku suka, yang judulnya "Ima, Ai Ni Yukimasu". Ceritanya sama-sama tentang tokoh utama perempuan yang karena suatu penyebab (tentu aja penyebabnya berbeda), kehilangan ingatannya. Lalu, tokoh utama perempuan meminta pasangannya untuk kembali menceritakan kisah-kisah mereka dulu, sampai akhirnya sang tokoh utama perempuan bisa kembali jatuh cinta pada tokoh utama laki-laki. Sifat tokoh utama laki-lakinya juga kurang bisa diandalkan seperti Sam. Lalu, ada adegan mereka bertemu di ladang bunga matahari yang menurutku lumayan membantu otakku untuk membayangkan adegan di ladang jagung antara Sam dan Lynn. Keduanya sama-sama memiliki twist nonjok, tapi berbeda. Kalau sempat nih "When the Star Falls" dijadikan film, mungkin bisa menjadi "Ima, Ai Ni Yukimasu" rasa Indonesia. Ayolah, cerita-cerita begini bagiku lebih ok untuk diadaptasi menjadi film dibandingkan cerita-cerita lain yang cenderung pasaran.
Ya kan? Ya kan? Ya kan?
Profile Image for Tri Ciduk.
20 reviews3 followers
October 25, 2015
When The Star Falls adalah buku pertama bang Andry yang ku baca sampai habis, walaupun sebenarnya ada punya buku Alone In Other Land juga karyanya bang Andy, kak Lia dan kak Fei. Tapi karena buku itu lebih membahas tentang bagaimana hidup di kota-kota besar yang banyak jadi incaran remaja untuk jadi tempat wisata liburan, Korea, China dan Jepang. Dan di buku itu bang Andry memegang andil kota Jepang. Secara detail aku belum membaca buku itu. Karena lagi fokus baca novel, nanti kalau sudah kubaca akan ku buat resensinya secara detail.

Kembali ke buku WtSF, yang dengan cukup apik ditulis oleh bang Andry dengan segala keunikan yang membuat buku ini beda dengan buku romance terbitan haru lainnya yang kebanyakan hasil dari terjemahan Negara besar asia lainnya. Kenapa aku bilang unik?karena biasanya ketika aku membaca buku dengan unsur romancenya biasanya akan menghadirkan tokoh utamanya wanita yang begitu mencinta kekasihnya yang mempunyai wujud begitu sempurna, tampan, baik, kaya raya dan nilai plus lainnya. Berbeda dengan buku ini, yang diceritakan melalui tokoh utama Sam yang sudah kugambarakan bagiamana sosoknya di awal resensi ini, dan cukup andil menurutku untuk mengimbangi sosok Sam, penulis memberikan tokoh pendamping yang diisi oleh Lynn, yang lebih membantu untuk mendalami makna dari buku ini.

Dan secara keseluruhan aku sangat suka buku ini, benar-benar membuatku hanyut dalam perasaan yang menenggelamku dalam kesedihan, emosiku begitu terasa dipermainkan, twistnya yang menarik, bahkan sampai pada akhir cerita sukses membuatku speechless. Sedikit kekurangan dibuku ini, jalan ceritanya yang menurutku sedikit lambat dan setting tempatnya yang kupikir kurang begitu meyakinkan, mengingat nama para tokoh yang begitu kece sangat diragukan jika latarnya merepukan kota kecil di Jawa Timur. Sisanya adalah nilai lebih dari untuk buku ini, karakter para tokoh yang mengalami peningkatan cukup baik, konfliknya yang aku yakinkan bisa membuat para readers jadi terbawa suasana, bisa ikut merasakan betapa besarnya perasaan cinta mereka satu sama lain. Perjuangan mereka dalam mempertahakan hubungan.

Baca review sengkapnya dihttp://utsukijurnal.blogspot.co.id/20...
Profile Image for Siti Robiah A'dawiyah.
174 reviews23 followers
September 13, 2015

"Maaf, ya."
"Untuk apa?" tanyaku setengah tertawa. Kau tidak memiliki kesalahan apa pun sampai harus meminta maaf seperti itu.
"Karena sudah melupakanmu." Kau mendesah. "Kau baik sekali, tapi aku sama sekali tidak ingat kita pernah bersama. Aku tidak ingat pernah menyukaimu, dan itu pasti sangat menyakitkan buatmu. Dilupakan tidaqk pernah menjadi sesuatu yang menyenangkan


Adalah Sam si "aku" dalam When the Star Falls memiliki sahabat sekaligus pacar bernama Lynn. Kisah dimulai saat Lynn telah berhasil melalui operasi pengangkatan tumor di bagian otak. Akibat dari operasi, Lynn mengalami amnesia dan melupakan beberapa kenangan sebelumnya. Termasuk melupakan Sam. Sam adalah cowok yang merasa insecure dan merasa dirinya tak pantas untuk Lynn. Oleh sebabnya, sedikit demi sedikit Sam mundur teratur dari kehidupan Lynn. Kisah ini juga menceritakan masa awal Lynn dan Sam. Membaca Sicklit selalu berkesan melankolis. Karakter Sam di buku ini diceritakan sebagai pemuda pintar berkacamata yang sering merasa rendah diri, Tapi ada sosok Lynn yang berperan sebagai pelindung dan penyeimbang Sam di sini. Lynn adalah gadis cerita, tomboy, dan berjiwa pelindung. Ada karakter sebagai cowok ketiga juga yaitu Billy. Ada Ibu dan ayah Lynn, Ibu dan ayah Sam, serta Dani dan Evi. Agaknya nama-nama tokohnya kurang umum untuk setting buku yang bertempat Jawa Timur.
Alur berjalan maju mundur, saat seperti berkisah di awal pertemuan anatara Lynn dan Sam. Si aku akan berkisah mundur ke masa lalu mereka.
Penulis bisa menggambarkan tokoh pria insecure ini dengan baik, hanya di beberapa bagian interaksi antar tokoh berasa canggung. Secara keseluruhan terasa melankolis khas novel sicklit.
Banyak pembelajaran tentang kisah keluarga dan teman di novel ini. Sejauh ini saya menikmati membaca novel ini, sejujurnya sicklit bukan novel favorit saya. Tapi di novel ini banyak kisah yang dapat dipetik.

Profile Image for Naomi Chen.
227 reviews14 followers
October 21, 2015
Untuk ukuran novel dengan jumlah halaman ngga banyak, menurut saya ceritanya sangat berisi dan bagus.

Cerita ini mengangkat tema sicklit dengan twist yang cukup mengejutkan dan juga membuat saya sempet bingung sebenernya karena sengaja ngga dikasitau (biar rame kayaknya), tapi sudut pandangnya tetep dibuat sama. Sebenernya ngga twist-twist amat seandainya kamu teliti bacanya sih, karena clue-nya udah sangat jelas... hahaha.

Mungkin karena jumlah halamannya yang ga terlalu banyak juga, saya jadi lebih telaten membacanya. Penulis bisa mengungkapkannya dengan gaya bahasa sederhana, menyenangkan, tapi juga terkesan berbobot dan berpacu pada intinya. Yah, mungkin karena yang nulisnya cowok... jadi lebih ga suka bertele-tele.. hehe. Tapi it's okay, saya justru lebih senang dengan gaya tsb (karena sebenernya saya jg paling ga suka neko-neko kalo baca novel dan segala penjelasannya)

Gaya penceritaannya yang alur maju-mundur juga menyenangkan. Saya bisa mengerti perjuangan penulis menyusun crt ini, mulai dari riset ttg penyakit, dan makna yang mau disampein. Keliatan cerita ini pny makna yg 'dalam' meskipun cuma 204 halaman. Namun sayang, penggambaran setting-nya diblur... cuma dijabarkan 'kota kecil di Jawa Timur'. Gatau karena ngerasa ngejabarin nama kotanya ga penting atau gmn, tapi menurut saya, sayang aja. Pembaca jd kurang bs membayangkan letak daerah dan budaya sekitarnya dgn lebih detil... jadi membuat setting crt ini kabur... sebenernya ini tuh crt setting Indonesia.. atau setting luar, secara nama tokohnya Barat abis, tapi settingnya di kota kecil. Entah sy yg kurang wawasan mgkn, tp rasanya sulit membayangkan ada nama Samuel, Lynn (apalagi ini, barat banget), Billy, Leon di sebuah kota yang katanya kota kecil di Jawa Timur... hehe. (Kebayang namanya model2 Mpok Ijah kali ya #justkidding)

Kira-kira segitu aj sih pendapatnya. But overall, this is a good novel. Saya jadi belajar banyak ttg sudut pandang cowo...
Profile Image for Poetess.
9 reviews1 follower
June 15, 2020
"Aku rasa, aku bisa bertahan untuk mendengarkan kelanjutan kisahku." Hal. 48

Blurb

Tahu tidak, bintang itu cahaya masa lalu?
Bintang itu, adalah orang yang mati yang meninggalkan seseorang yang ia cintai di bumi.

Lynn, boleh kan aku mengingatkanmu sekali lagi tentang kita?
Tentang bagaimana kita bertemu.
Juga tentang bagaimana kita bertengkar dan berbaikan.
Lalu tentang ciuman pertama kita, dan juga tentang perjalanan kita selama ini.

Aku hanya berharap, besok kau tidak melupakannya lagi.
Karena itu, aku tulis semuanya di buku ini.
Agar saat kau lupa, kau bisa membukanya lagi dan membacanya.
Tentang kita.

Sampai salah satu dari kita menjadi bintang.
Sampai bintang itu jatuh dan menjemput salah satunya.

Bintang terjatuh karena ia mengejar orang yang dicintainya, yang sudah menyusul dirinya.


Sinopsis

Novel ini menceritakan tentang Sam, laki-laki berumur 21 tahun yang tinggal di Jawa Timur. Sam diceritakan sebagai pemuda yang selalu mengasihani diri sendiri dan senang berada dalam keraguan. Selain itu Sam juga mempunyai pacar bernama Lynn yang menderita tumor otak. Setelah menjalani operasi, Lynn terbangun dalam kondisi lupa ingatan sebagian atau selective amnesia. Dan salah satu yang dilupakan oleh Lynn adalah Sam dan kenangan bersamanya. Namun meskipun begitu Sam tidak menyerah untuk membantu Lynn dalam mengingat semuanya. Sam menceritakan semua yang terjadi selama ini kepada Lynn dengan suka rela. Semua usaha Sam berhasil, karena Lynn jatuh cinta kembali kepada Sam.


Review

Sebelumnya aku mau teriak dulu : Aaaaaakk!

Lalu memperingatkan kalian bahwa : Novel ini mengandung bombay!!!

Sedikit cerita, awalnya aku tidak tahu novel ini sama sekali dan sekalinya tahu pun tidak dari siapa-siapa. Aku murni menemukannya sendiri di toko buku online penerbit Haru. Dan aku beruntung.

Aku menulis review ini dengan cepat. Serius, aku tidak ingin rasa ini terlanjur hilang. Rasanya... melekat erat. Aku suka novel ini, dan sebelumnya aku sudah bilang di postingan menuju tuntas alasannya.

Aku tertarik beli karena kata-kata di bagian blurb-nya manis dan soft, sekaligus sedih. Banyak sekali harapan disetiap kalimat-kalimat manis yang ditulis. Seperti paradoks. Bagaimana mengemas ungkapan-ungkapan menyedihkan menjadi untaian kata yang indah adalah salah satu keunggulan novel ini.

Novel ini ringan, mudah dipahami oleh siapa saja dan tentunya romantis disini cukup aman.

Aman?

Iya, aman. Novel ini memperlihatkan bahwa berbagi kasih sayang tidak melulu dengan menunjukkan kemesraan. Jadi, buat kalian yang mungkin belum boleh cinta-cintaan bisa membaca buku ini dengan tenang. Tapi tolong sediakan tissue.

Novel ini mengambil sudut pandang pertama, yaitu Sam. Sejauh aku membaca novel ini, jujur aku kurang suka dengan sikap Sam. Hem... bukan karena membencinya atau dia yang punya peran antogonis, bukan! Melainkan karena sikapnya yang selalu mengasihani diri sendiri.

Kalau menonton film dengan tokoh pria seperti ini sih aku pernah, tapi kalau untuk membaca, ini yang pertama kali. Dan yah, membaca lebih gereget tentunya. Semakin aku masuk ke dalam ceritanya, aku semakin gemas dan ingin menyadarkan Sam bahwa yang selama ini dirinya pikirkan itu terlalu berlebihan. Sebenarnya kamu yang membuat semua kesedihan kamu sendiri, karena pada nyatanya Lynn baik-baik saja. Kurang lebih itu yang akan aku katakan jika bertemu dengan Sam.

Oke, aku mulai merasa seperti Billy sekarang.

Oh iya, Lynn. Semangat dan sikapnya yang ceria ternyata bisa membuat aku senyum-senyum sendiri saat membaca tingkahnya. Dan aku merasa semua ini tidak adil karena kamu harus mengalami semua ini.

Untuk Leon, tolong berhenti membuat Sam menjadi menyalahkan dirinya. Kamu tidak akan menjadi keren dengan cara seperti itu :P

Argh banyak yang ingin aku proteskan, kenapa semua harus terjadi pada Lynn? Kenapa Sam harus begitu? Nanti kalau Lynn diambil Billy gimana?

Sedih.

Tapi tolong jangan berpikiran negatif dulu. Protesku itu karena aku terlanjur menyukai mereka dan ingin mereka bahagia. Hahaha!

Secara menyeluruh, novel ini bagus karena soft dan menyentuh, maka dari itu aku rekomendasikan novel ini buat kalian yang suka dengan novel sick-lit yang ringan. Gaya penulis dalam buku ini pun tidak buat alisku mengerut aneh apalagi sampai membuat tidak jadi untuk baca sampai akhir, aku suka gaya penulisannya. Apalagi dengan gaya menulis yang seakan-akan menjadikan pembaca itu Lynn, berhasil membuat karakternya terasa begitu hidup.

Tidak ada konflik yang dahsyat apalagi membuat gereget sampai mau gigit novelnya di sini, hanya ada konflik ringan antara Sam dan teman-temannya dan tentu saja konflik batin Sam dengan dirinya sendiri.

Sebenarnya, entah kenapa saat aku membaca novel ini, aku malah merasa sedang menonton anime Shigatsu wa kimi no uso. Apalagi Sam yang menurutku mirip dengan Arima Kousei hahaha. Tapi Sam tetaplah Sam. Itu hanya ungkapanku tentang apa yang aku bayangkan untuk cast Sam.

Oh iya, untuk ending, terima kasih karena sudah menusuk hatiku dengan begitu dalamnya. Aku sampai harus membuka halaman-halaman sebelumnya untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi. Yah meski aku sedikit curiga di bab satu sebelum tamat, tapi aku tidak menyangka bahwa endingnya dibuat tidak biasa. Dan aku rasa buku ini bukan tentang sudut pandang Sam saja, melainkan juga sudut pandang Billy.

Namun ada kekurangan yang ingin aku sampaikan di sini. Tentang aku yang tidak bisa masuk ke dalam dunia mereka. Maksudku, aku tidak mendapat penjabaran detail tentang tempat dan beberapa teman Sam. Contoh, Sam hanya menceritakan tentang tempat ini, tempat itu, tanpa memberi tahu kondisinya seperti apa. Dan meskipun ada itu sangat sedikit menurutku. Jadi aku sedikit kesulitan untuk masuk ke dalam tempat yang sedang di ceritakan dan aku merasa seperti diposisikan sebagai pembaca saja.

Aku harap kalian tahu maksudku.

Untuk tokoh, aku merasa Dani dan Evi hanya sebagai perantara untuk berjalannya kisah Sam dan Lynn saja. Mereka tidak punya porsi mereka sendiri di novel ini. Bahkan, di cerita masa kecilnya pun mereka tidak banyak diceritakan. Keberadaanya seperti sedikit dipaksakan menurutku.

Tapi secara menyeluruh novel ini bagus. Aku paling suka dengan kata-kata yang sudah membahas bintang, dan juga kata-kata yang ada disetiap awal bab.

4/5 untuk novel ini.

Semangat terus untuk penulis, semangat juga untuk penerbit Haru.
Profile Image for April Silalahi.
227 reviews213 followers
June 17, 2016
Review lengkap di: http://duniakecilprili.blogspot.co.id...

Jujur saja novel ini sempat terabaikan karena banyaknya novel bagus bermunculan secara bersamaan. Dan aku cukup menyesal baru membacanya sekarang.
Novel ini ditulis dengan gaya yang unik oleh penulisnya. Kisah haru biru benar-benar dapat aku terima dengan baik.
Kondisi Lynn yang semakin lama semakin lemah menambah perasaan kelam saat aku membacanya.
Dan ya, penulis menyelipkan twist yang luput dari perkiraanku di ending cerita.

Membaca kisah ini membuat aku sadar, terkadang yang kita butuhkan jika berada di posisi Lynn hanyalah ikhlas menjalani hari demi hari, proses demi proses yang harus dijalani. Jika akhirnya titik finish yang kita temukan hanyalah harus pasrah dengan berhenti, ya setidaknya kita pernah berjuang sebelumnya.
Profile Image for Heryani.
120 reviews22 followers
December 27, 2015
Baca novel ini rasanya begitu sendu, tapi aku cukup menikmati membacanya. Kadang Sam, si tokoh utama bikin sebal setengah mati. Dia terlalu gampang menyalahkan diri sendiri dan terpengaruh omongan negatif orang lain huh. Dan plot twist di akhir cerita sempat bikin aku tercengang padahal aku juga udah menduga seperti itu. Dan menurutku, cerita ini diakhiri dengan sangat baik dan indah :)
Profile Image for Nurul.
83 reviews2 followers
April 30, 2017
Ini pertama kalinya baca novel karya Andry Setiawan. Waktu belanja bulanan novel bulan ini di toko buku, gatau kenapa sampulnya bagi aku menarik. Dan
setelah dibaca, aku juga suka cara nulisnya :D aku jadi penasaran pengen baca karyanya yang lain.
Profile Image for sifa fauziah.
52 reviews
Read
June 8, 2016
Sepertinya gak jadi baca, waktu itu sempet stuck di gramed dan ada buku ini yang kebuka, naluri akhirnya milih untuk buka dan baca sampai beberapa halaman selagi nunggu teman cari buku lain, entahlah, kau tahu cerita The Notebook karya Nicholas Sparks? Begitulah, sangat mirip.
Profile Image for Bookish Dungeon.
105 reviews
October 18, 2020
Seperti biasa, kover dulu. Kalau dilihat dari kover, menggambarkan penuh kesedihan. Hanya ada sosok cowok yang tengah memancing seorang diri seakan dirinya sedang berada ditempat pemancingan. Namun yang dipancing bukanlah ikan, melainkan sebuah bintang. Kalau kalian sudah membaca kisah didalamnnya, pasti kalian akan tahu kenapa kovernya memiliki gambar bintang.

Kita masuk pada alur ceritanya, yang mengisahkan tentang sosok anak cewek yang sedang berjuang keras melawan penyakitnya. dalam melawan penyakit tersebut, cewek itu tidak sendiri selalu ditemani oleh seorang cowok. Nama cowok itu adalah Sam dan Lyn adalah ceweknya. Mereka sudah mengenal sejak SD berlanjut hingga SMA. Namun ada beberapa hal yang membuat Sam tidak bisa bersama-sama dengan Lyn sampai Perguruan Tinggi.

Penulisan alurnya menggunakan POV dari Sam dan karakter lainnya, yaitu Billy. Sebagian besar menggunakan POV Sam, namun akhir cerita penulis menggunakan POV Billy. Kenapa penulis mengganti POV? Itu yang kalian harus cari tahu di dalam novel ‘When the Star Falls’ berkaitan dengan hubungan antara Sam, Lyn, dan Billy diakhir cerita ini.

Novel ini tidak hanya menceritakan mengenai hubungan Lyn dan Sam saja. Ada juga cerita sampingannya, yaitu kisah tentang masing-masing keluarga dan hubungan dengan teman keduanya semasa SD yang cukup mengaduk perasaanku lagi.

Aku kasih rate tinggi, gimana enggak tinggi. Novel ini sudah berhasil menguras perasaanku bahkan sampai menitikkan air mata. Kalau kalian suka yang novel berbau sad ending, ini sangat rekomendasi banget. Persaan sedih kalian pasti akan terluapkan semuanya. Tidak hanya alurnya saja yang berhasil memporak porandakan hatiku, tapi ada pesan moral juga yang bisa kalian dapatkan setelah membacanya.

Profile Image for Achame.
178 reviews1 follower
November 20, 2017
Aku suka keseluruhan konsep, ide cerita, konflik, dan pasti nya cover bukunya.
Cerita yang disajikan anti mainstream. Jarang banget aku baca novel Indonesia yang menyajikan topik seperti ini. Persahabatan, cinta, kasih sayang, rindu, dan keluarga dicampur dengan takaran yang pas disini. Ditambah gaya bahasa yang digunakan sangat manis. Saat baca novel ini tuh berasa kayak baca novel terjemahan rasa Indo haha.. Sudut pandang yang dipakai Kak Andry Setiawan juga beda kayak di novel lainnya. Ini beda. Kak Andry Setiawan pakaih sudut pandang orang pertama. Pertama-tama aku pikir cerita bakal fokus dengan Lynn tapi aku salah, cerita lebih fokus dengan Sammy. And, i love the plot twist😍. Ending yang disajikan bener-bener bikin air mata meluncur. Jadi, siapin banyak tisu kalo baca novel ini ya.

Tapi disamping itu, aku merasa kurang dapet feeling nya Lynn, karena cerita terlalu berfokus dengan Sammy, jadi bagaimana kehidupan sehari-hari sebelum dan sesudah sakit sama perasaannya itu aku kurang dapet.
Secara keseluruhan, i love this book😘, especially you Lynn😇.
"Kalau aku, jika saat ini aku meninggal, aku pasti akan menjadi bintang."
Profile Image for Laven.
340 reviews14 followers
January 12, 2022
Sejak membaca kisah Sam dan Lynn dari halaman pertama aku sudah merasakan hawa sendu dalam kisah mereka. Membaca buku ini membuatku merasa tidak karuan, frustasi, marah, patah hati, semuanya dicampur adukkan dalam satu waktu. Tetang Lynn yang harus melupakan Sam karena penyakitnya, tentang Sam yang terlalu sering menyalahkan dirinya sendiri, tentang Billy yang masih ingin berjuang, juga Leon yang menurutku terlalu sok tahu dan ikut campur dalam segala hal.

Lynn berkata, "Bintang itu adalah orang mati yang meninggalkan orang yang dicintainya dibumi. Katanya, bintang itu melindungi orang yang dia kasihi itu, mengawasi, dan menjaganya dari atas"

Rasanya sulit untuk menulis lebih banyak mengenai mereka, terlalu banyak rasa yang bingung untuk kugambarkan. Akhir cerita mereka mungkin sudah terbesit dalam otakku, hanya sekelebat dan kemudian kutinggalkan. Namun nyatanya akhir kisah mereka tetap saja berhasil mematahkan hatiku.
Profile Image for Fumyrain.
64 reviews6 followers
December 25, 2020
Mungkin ini ketiga kalinya aku baca ulang When the Star Falls. Beli novel inipun tak sengaja, tapi langsung jatuh cinta. Diantara tiga novel yang pernah aku baca, novel ini yang paling membawa perasaan.

Diksinya itu loh, sangat luar biasa. Aku sampai sadar kalau aku itu alay banget karna buku ini (terlalu) banyak coretan gambar dari pulpen dan stabilo warna-warni. Karna aku sangat suka!

Novel ini mengingatkanku tentang satu hal. Kenapa banyak yang berpikir orang sakit harus lebih melakukan hal yang disukainya, padahal tak ada satupun yang menjamin orang sehat akan hidup lebih lama.

Sebuah novel yang mengajariku tentang hidup ini sederhana tapi begitu indah dan berharga. Jadi, nikmatilah.
Profile Image for kelamnyamalam.
53 reviews1 follower
September 26, 2024
Sebenarnya dari awal udah tahu kalau endingnya bakal sad, karena buku ini mengangkat tema sicklit. Bagian Sam yang ternyata ikutan menyusul ke pangkuan Tuhan benar-benar diluar prediksi, nggak nyangka banget endingnya dua-duanya juga ikutan menyusul 😭
Profile Image for Joie.
8 reviews
March 17, 2025
the mc makes my blood boil (not in a good way) its just messy overall
Profile Image for Ardelia Phandy.
8 reviews1 follower
April 27, 2016
Sebelum review,ada intro singkat yang sebenarnya mungkin tidak begitu penting,tapi layak menjadi wacana:

When the Star Falls adalah karya pertama Kak Andry yang saya baca.Jujur saja,cover buku ini yang awalnya menarik minat saya untuk membelinya.Cover yang 'mengena' sekali.Sesuai judul dan unik.Begitu membaca sinopsisnya pun saya tahu ceritanya bukanlah genre yang biasanya saya nikmati.Tapi keputusan untuk membeli pun sudah bulat.Entah mengapa,saya bertekad untuk harus memiliki buku ini.Mungkin karena saya juga menyukai hal-hal yang berkaitan dengan bintang.Bintang itu gugusan yang indah.Bintang banyak bercerita.Banyak hal yang bisa kita peroleh dari bintang.Bintang bukan hanya penghias langit.Tapi bintang juga sebuah nama.Semua orang kenal dengannya.

Lalu begitu dibeli,rupanya saya terlalu asik dengan hal-hal lain hingga melupakan When the Star Falls.Bukunya masih rapi terbungkus plastik dan terselip di lemari.Begitu menyadari hal tersebut,saya bahkan sempat dilanda kegundahan.Sudah siapkah saya membaca buku ini?

Lalu akhirnya saya pun membuka bungkusnya dan siap menjelajahi dunia baru.Dunianya Sam.

Ini baru benar-benar review:

"Mencintai seseorang bukan berarti kita tidak bisa berbuat salah." (Hal. 145)

Bagian pertama hingga setengah cukup membuat saya sedikit jengah.Mungkin karena terlalu banyak disuguhi tentang pola pikir Sam yang masih asing.Tapi When the Star Falls memang menggunakan sudut pandang orang pertama,yaitu Sam.Jadi,saya pun tetap berusaha mendalami cerita hingga akhirnya dari setengah ke belakang barulah saya mulai bisa menikmati jalan pikir seorang pemuda unik bernama Sam.

Plot twist cukup membuat saya kehilangan kata-kata.Sesuatu yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya,tapi mungkin twist itu malah membuat saya menjadi lega.

When the Star Falls adalah novel sad story kedua yang berhasil membuat mata saya berkaca-kaca menjelang halaman-halaman terakhir.When the Star Falls juga bukan hanya sekedar sad story.Persahabatan,keluarga,dan juga cinta terlibat di dalamnya.Cinta yang begitu besar antara sepasang pria dan wanita.Saya memang belum begitu banyak mengerti tentang cinta.Tapi melalui Sam,saya belajar tentang cintanya yang begitu besar dan tulus kepada Lynn.

Sam jelas saja menjadi tokoh favorit saya.Karakternya entah mengapa membuat saya mengaguminya.Mungkin karena kami memiliki sedikit kesamaan?Hehehe.

Skor 5 dari 5 saya berikan untuk When the Star Falls-sad story yang sebenarnya berakhir bahagia *spoiler alert!* Sangat puas membaca When the Star Falls disaat saya kebetulan sedang butuh asupan cerita mellow^^.

Mungkin asik ya kalau When the Star Falls diangkat ke layar lebar?Hehe.Sekedar saran.Tetap menulis ya,Kak Andry! Ga rugi sudah beli buku ini.Ditunggu karya selanjutnya!
Profile Image for Laven review.
15 reviews
March 3, 2016
Aku suka sekali dengan karakter Lynn di dalam buku ini. Ia sangat tegar dan bukan merupakan wanita yang lemah dan tidak mudah menyerah ketika melupakan seseorang yang dicintainya. Ia berusaha mengingat kembali siapa Sam walaupun sulit. Sebaliknya aku malah kurang suka dengan sikap Sam yang menurutku sosok lelaki yang lemah. Aku tau dia tidak ingin Lynn terbebani dengan dirinya yang sudah dilupakan. Namun begitu, seharusnya dia tetap berada di sisi perempuan itu. Menurutku Sam adalah sosok laki-laki yang tidak percaya diri dan mudah terpengaruh. Sayang sekali padahal dialah yang seharusnya menjadi kekuatan Lynn. Tetapi mungkin sifat Sam yang was-was seperti itu karena ia sangat mencintai gadisnya. Lynn

“Meskipun dia merepotkanku. Mencintai seseorang bukan berarti tidak akan merepotkan, mencintai seseorang bukan berarti kita tidak bisa berbuat salah. Tidakkah kau mengerti?” – Hlm 130

Buku ini menggunakan sudut pandang pertama dan kedua. Menempatkan pembaca sebagai Lynn. Saat membaca buku ini aku merasa Sam seperti berbicara denganku. Aku bisa memposisikan diriku sebagai Lynn dan masuk kedalam cerita-cerita Sam. Konflik yang disuguhkan juga merupakan konflik yang sering kita temui, baik di novel maupun di film. Membahas tentang perasaan tokoh atas apa yang sedang mereka alami. Di dalam novel ini, kita juga akan diberikan pengetahuan baru tentang tumor otak. Meskipun aku merasa awal-awal bab terasa datar. Tetapi di pertengahan bab aku mulai menikmati novel ini dan tanpa ragu menghabiskannya dalam sekali duduk. Mungkin karena novel ini bergenre Sicklit. Genre yang menjadi favoriteku.

Covernya yang simple tetapi menggambarkan isi cerita. Covernya sangat indah warna biru dipadukan putih. Salut memang sama cover-cover buku terbitan penerbit haru. Sekarang aku mengerti mengapa di cover ada laki-laki seperti sedang memancing. :D

Aku menyukai Twist ending dari novel ini. Haruskah aku menyebutnya happy ending ataukah sad ending? Daripada spoiler mending kalian temukan sendiri bagaimana endingnya. Tapi yang jelas aku sangat menyukainya :)

Ini kali pertama aku membaca karya kak Andry Setiawan. Jujur aku suka dengan gayanya bercerita. Sepertinya aku menjadikannya penulis indonesia favoriteku. Semoga aku bisa membaca karya-karyanya yang lain. Novel ini sangat aku Recomendasikan bagi kalian yang suka Sicklit. Karena ada kejutan-kejutan diakhir yang tidak terbayangkan sebelumnya.

Baca review aku selengkapnya disini ya >> https://milaarndreams.wordpress.com/2...



STAR
Displaying 1 - 30 of 38 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.