Jump to ratings and reviews
Rate this book

Jangan Ucapkan Cinta & Bukan Cinta Sesaat

Rate this book
Jangan Ucapkan Cinta mengungkapkan dua naluri dasar manusia, cinta dan benci, yang hidup berdampingan seperti dua sisi mata uang. Ketika cinta kilat yang lahir hanya dari daya tarik fisik menjelma menjadi pengkhianatan, cinta pun bermetamorfosis menjadi kebencian.

Depresi menyeretnya ke ruang kerja seorang psikiater. Tetapi psikoterapi tidak menyembuhkan depresinya. Justru mengubahnya menjadi pribadi yang sama sekali berbeda. Sosok kejam yang siap membalas dendam.

Namun tiga belas tahun kemudian, tatkala dia berhasil menghancurkan karier suaminya dan menyeret perempuan yang menggodanya ke rumah sakit jiwa, muncul orang keempat yang tidak disangka-sangka.

Ternyata kelainan jiwa bukan hanya milik pasien....

Bukan Cinta Sesaat mengisahkan dua anak manusia yang berasal dari dua kultur yang berbeda. Tetapi dilahirkan di bumi yang sama. Dibesarkan di tanah air yang satu.

Dua puluh tujuh tahun mereka menjalin cinta, menantang berbagai kendala yang merintangi.

Guru, orangtua, bahkan lingkungan menentang cinta mereka. Akhirnya maut pun ikut membayang-bayangi dalam dua kali percobaan pembunuhan yang misterius.

Masihkah cinta mereka abadi? Bukan hanya cinta sesaat?

560 pages, Paperback

First published September 17, 2015

5 people are currently reading
77 people want to read

About the author

Mira W.

107 books285 followers
Terlahir sebagai Mira Widjaja, seorang dokter lulusan FK Usakti (1979) dan penulis novel yang begitu aktif. Karyanya begitu banyak. Yang terlaris Di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi mencapai oplah 10.000, dan mengalami lima kali cetak ulang.

Sejumlah karyanya sudah difilmkan: Kemilau Kemuning Senja, Di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi, Ketika Cinta Harus Memilih, Permainan Bulan Desember, Tak Kupersembahkan Keranda Bagimu, dll. Pemfilman karyanya mungkin karena faktor ayahnya, Othiel Widjaja, yang dulunya produser Cendrawasih Film.

Mira mengakui karyanya tidak mendalam. Karya-karyanya dipengaruhi oleh karya- karya Nh Dini, Marga T., Y.B. Mangunwijaya, Agatha Christie, Pearl S. Buck, dan Harold Robbins. Karena berasal dari lingkungan yang sama, kedokteran, Mira yang bungsu dari lima bersaudara ini merasa karyanya dekat dengan karya Marga T.

Ia mengaku mulai menulis sejak kecil, dan karangan pertamanya, Benteng Kasih, dimuat di majalah Femina, 1975, dengan honor Rp 3.500. Pengarang yang populer di kalangan remaja ini memakai bahasa yang komunikatif, bahkan dalam dialognya banyak menggunakan bahasa prokem.

Mira sudah melanglang di lima benua, dengan honor tulisannya. Praktek dokter dibukanya petang hari, sedangkan pagi ia bertugas sebagai Ketua Balai Pengobatan Universitas Prof. Dr. Moestopo, Jakarta.

Bibliografi:
+ Dari Jendela SMP,
+ Bukan Cinta Sesaat,
+ Segurat Bianglala di Pantai Senggigi,
+ Cinta Cuma Sepenggal Dusta,
+ Bilur - Bilur Penyesalan,
+ Di Bahumu Kubagi Dukaku,
+ Trauma Masa Lalu,
+ Seruni Berkubang Duka,
+ Sampai Maut Memisahkan Kita,
+ Tersuruk Dalam Lumpur Cinta,
+ Limbah Dosa,
+ Kuduslah Cintamu, Dokter,
+ Semburat Lembayung di Bombay,
+ Luruh Kuncup Sebelum Berbunga,
+ Di Ujung Jalan Sunyi,
+ Semesra Bayanganmu,
+ Merpati Tak Pernah Ingkar Janji,
+ Cinta Diawal Tiga Puluh,
+ Ketika Cinta Harus Memilih,
+ Delusi (Deviasi 2),
+ Deviasi,
+ Relung - Relung Gelap Hati Sisi,
+ Cinta Berkalang Noda,
+ Jangan Renggut Matahariku,
+ Nirwana Di Balik Petaka,
+ Perisai Kasih yang Terkoyak,
+ Mekar Menjelang Malam,
+ Jangan Pergi, Lara,
+ Jangan Ucapkan Cinta,
+ Tak Cukup Hanya Cinta,
+ Perempuan Kedua,
+ Firdaus Yang Hilang,
+ Permainan Bulan Desember,
+ Satu Cermin Dua Bayang-Bayang,
+ Galau Remaja di SMA,
+ Kemilau Kemuning Senja,
+ Sepolos Cinta Dini,
+ Cinta Menyapa Dalam Badai 2,
+ Cinta Menyapa dalam Badai 1,
+ Mahligai di Atas Pasir,
+ Masih Ada Kereta Yang Akan Lewat,
+ Titian Ke Pintu Hatimu,
+ Seandainya Aku Boleh Memilih,
+ Tatkala Mimpi Berakhir,
+ Cinta Tak Melantunkan Sesal,
+ Bila Hatimu Terluka,
+ Cinta Tak Pernah Berhutang,
+ Di Bibirnya Ada Dusta,
+ Bukan Istri Pengganti,
+ Biarkan Kereta Itu Lewat, Arini!,
+ Dikejar Masa Lalu,
+ Pintu Mulai Terbuka,
+ Di Sydney Cintaku Berlabuh - Sydney, Here I Come,
+ Solandra,
+ Tembang yang Tertunda,
+ Obsesi Sang Narsis,
+ Sentuhan Indah itu Bernama Cinta,
+ Di Tepi Jeram Kehancuran,
+ Sisi Merah Jambu,
+ Dakwaan Dari Alam Baka,
+ Kumpulan Cerpen: Benteng Kasih,
+ Seruni Berkubang Duka,
+ Di Bahumu Kubagi Dukaku,
+ Sematkan Rinduku di Dadamu,
+ Dunia Tanpa Warna

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
12 (27%)
4 stars
16 (36%)
3 stars
12 (27%)
2 stars
4 (9%)
1 star
0 (0%)
Displaying 1 - 11 of 11 reviews
Profile Image for Biondy.
Author 9 books234 followers
October 27, 2015
Satu buku yang terdiri atas dua novel karya Mira W.. Yang pertama adalah 'Jangan Ucapkan Cinta' (1998). Yang kedua adalah 'Bukan Cinta Sesaat' (1995).

'Jangan Ucapkan Cinta' bercerita tentang Niken, seorang suster yang bekerja pada Dokter Eko. Di tempat kerjanya itulah dia bertemu dengan Aldi, kakak Eko yang adalah seorang playboy dan penakluk hati wanita. Pertemuan itu membuat Niken membatalkan pertunangannya dan memilih menikahi pria itu, padahal Eko sudah memperingatkan sifat buruk kakaknya.

Pernikahan yang awalnya berjalan manis tiba-tiba berubah jadi bencana saat Aldi kawin lari dengan wanita lain. Niken terpaksa berjuang sendiri untuk menghidupi dirinya serta bayi dalam kandungannya.

'Bukan Cinta Sesaat' bercerita tentang Nina, seorang gadis keturunan Tionghoa; serta Rio, seorang anak laki-laki keturunan Batak. Pertemanan mereka sejak SD melalui perjalanan bertahun-tahun hingga mereka tumbuh menjadi remaja. Namun, saat mereka mulai sadar akan arti cinta, hubungan mereka justru ditentang oleh kedua pihak orang tua.

Puluhan tahun kemudian, kisah mereka berubah menjadi sesuatu yang lebih dalam dan kelam. Sebuah cinta yang dibayangi oleh pembunuhan dan rasa bersalah.

Saat bicara tentang novel percintaan, hal-hal apa yang akan muncul di kepala orang? Mungkin segala sesuatu yang manis, yang mampu membuat jantung berdebar-debar. Hal-hal yang mampu memesona dengan tokoh-tokoh yang memenuhi seluruh daftar keinginan si pembaca secara fisik dan mental.

Tapi, ada sisi lain cinta yang tidak seindah itu. Ada sisi yang dipenuhi kebencian, pengkhianatan, sakit hati, cemburu, dan rasa kecewa. Sisi cinta inilah yang diperlihatkan oleh Mira W. dalam kedua novelnya.

Mira W. memperlihatkan bagaimana sesuatu yang dimulai atas nama cinta, justru bisa menjadi bumerang yang menyakiti diri sendiri.

"Saya mencintainya, Dok." Niken menunduk dengan paras memerah.

"Cinta!" cetus eko dengan suara melengking. "Kamu baru sebulan mengenalnya."

"Saya jatuh cinta sejak pertama kali melihatnya, Dok," desah Niken terus terang. "Setelah hari itu, saya terus-terusan memikirkannya."

[...]

"Kamu akan menyesal!" desisnya (Eko) seorang diri ketika Niken telah meninggalkan kamar praktiknya. "Air matamu akan runtuh sebanyak tetes-tetes cintamu! Suatu hari, akan kamu kutuki hari pertemuanmu dengan dia!" (hal. 48-49)


Atau bagaimana waktu dapat mengubah cinta yang sederhana dan polos menjadi rumit dengan berbagai motif latar belakang.

Jika masalah ini muncul sepuluh tahun yang lalu, pemecahannya pasti berbeda. Rio tidak akan sulit menentukan pilihannya.

Tetapi kini, dia tengah menuju proses kematangan. Dan seorang laki-laki dewasa yang matang, membutuhkan pertimbangan lain selain cinta yang membuta tuli. Dia membutuhkan pengakuan lingkungan untuk bereksistensi. (hal. 472)


Melihat penderitaan dan perjuangan panjang para tokoh di kedua novel ini, kadang saya berpikir, untuk apa mereka berjuang sejauh itu? Tidak bisakah mereka matikan saja rasa cinta itu? Mungkin memang tidak bisa.

"Cinta bukan TV yang bisa kamu matikan kalau kamu sedang tidak ingin menikmatinya, Rio!" (hal. 338)


Atau mungkin seperti yang sering Ti Pat Kay (Zhu Baije) katakan di film Kera Sakti, "Cinta, penderitaannya sungguh tiada akhir."

Secara keseluruhan, saya suka dengan buku ini. Kedua cerita yang Mira W. tampilkan mungkin terasa lebih gelap dan nyata dibandingkan novel roman pada umumnya, tapi tetap enak diikuti.

Buku ini untuk tantangan baca:
- 2015 Read Big Reading Challenge
Profile Image for Palinda.
180 reviews3 followers
December 20, 2015
Review Jangan Ucapkan Cinta

Dari awal udah ketebak siapa 'orang ke empat' yang dimaksud dari sinopsis cerita ini. Jujur saya sebel banget sama tokoh utama laki-lakinya karena merasa bersalah sama mantan istri (yang belum resmi jadi mantan) dan sebenernya dia mencintai mantan istrinya tapi di satu sisi dia nggak tega meninggalkan selingkuhannya. Setiap tokohnya, baik yang utama maupun pendukung, punya permasalahan dan saling berantai, saling menikam, tapi ada satu yang menjadi korban dari kebencian dan rasa dendam. Endingnya ya gitu, happy ending yang nanggung, tapi buat saya udah cukup karena kasian sama tokoh-tokohnya yang hidupnya rumit banget. Tapi saya suka sama ceritanya. Alurnya terkendali bikin saya yang baca nggak bosen dan pengen baca terus walaupun udah tau siapa pelakunya.

----------

Review Bukan Cinta Sesaat

Cerita ini terjadi pada tahun 60, 70, dan 80an. Lama ya tapi saya nggak bosen walaupun alur flash back-nya buanyak. Mungkin karena saya menikmati cerita masa kecil dan remaja Nina dan Rio walaupun mulai kesel sejak munculnya Sri tapi kalo Sri ngga muncul ngga ada bumbu MSGnya, jadi kurang sedap gitu.

Setting cerita dalam novel ini ngga cuma Jakarta tempoe doeloe, tapi juga di Paris dan di Bali walaupun nggak dijelasin detail tapi cerita mengenai Paris lebih detail dibandingkan Bali. Setting di Jakarta lebih detail, bikin saya ngebayangin kondisi Jakarta pada tahun-tahun itu seperti apa. Ngebayangin kencan ala Nina dan Rio pada tahun 70an, romantisme anak muda tempoe doeloe.

Yang bikin saya kesel baca novel ini karena tokoh utama laki-lakinya (lagi-lagi harus ketemu yang begini), Rio, nggak bisa memilih Nina atau Sri. Dia mencintai Nina tetapi tidak tega meninggalkan Sri yang sangat baik. Bah, kau macam remaja labil saja bang. Umur memang ngga bisa memastikan seseorang bisa memilih diantara dua pilihan yang sulit.

Saya merasa novel ini komplit karena ada bidang sejarah juga dimana diceritakan peristiwa yang pernah terjadi di Indonesia seperti kerusuhan rasial di Bandung pada tanggal 10 Mei 1963, G30S, aksi demonstrasi KAMI-KAPPI dan Tritura. Bidang forensik yang penjelasannya detail, buat saya loh ya, walaupun saya ga begitu mudeng apalagi bayanginnya. Bidang medis yang istilah-istilahnya ngga saya pahami (lagi) tapi itu ciri khas novel-novel Bu Mira.

----------

Karena saya suka sama dua cerita dalam novel ini (walaupun saya kesel banget sm karakter tokoh utama laki-lakinya, tokoh utama wanita dan pendukung juga sih tapi ga kesel ama) saya kasih 5 bintang. Alasannya, setiap baca novel Bu Mira ada pesan yang saya dapat, jangan jadi pendendam, berdamailah dengan masa lalu, belajar memaafkan diri sendiri dan orang lain, dan jangan dibutakan dan terbuai oleh cinta terlarang kalau sudah tau risiko ke depannya. Khusus untuk judul Bukan Cinta Sesaat, ceritanya rumit bikin mikir penasaran tapi hebatnya ngga bikin bosen.
Profile Image for Ainu Athifah.
193 reviews
December 11, 2020
Karya Mira W. kedua yang saya baca. Jika ditanya mana cerita yang saya suka, jujur bingung sekali karena keduanya memiliki celahnya masing-masing.

Jangan Ucapkan Cinta
Cerita ini lebih singkat dibanding cerita lainnya di buku yang sama. Secara bahasa, masih khas Mira W. yaitu mudah dimengerti, penokohannya juga digambarkan dengan baik, dan untuk yang kali ini latarnya bisa dirasakan dengan lebih jelas. Cerita ini mungkin agak sedikit dark, tetapi cukup menarik. Awalnya saya merasa senang karena tokoh utama perempuannya digambarkan tangguh dan mampu berdiri kembali setelah apa yang dilaluinya. Namun, melihat caranya dan bagaimana dia (dengan cukup mudah) kembali ke suaminya, membuat saya jadi bingung hahaha.

Bukan Cinta Sesaat
Tema yang diangkat di cerita ini cukup menarik, yaitu kisah cinta berbeda ras. Alur yang disajikan berjenis maju mundur, tetapi masih mudah untuk diikuti. Gaya bahasa mudah dimengerti dan penokohannya digambarkan dengan jelas.

Secara umum, kedua cerita di novel ini masih seperti cerita-cerita karya Mira W. yang lainnya, berpusat pada kisah rumah tangga - balas dendam - perselingkuhan. Entah mengapa, bagi saya, hampir semua cerita memiliki kesamaan yaitu tokoh perempuan yang gampang jatuh cinta pada seorang laki-laki, tokoh laki-laki yang memiliki personality "jelek", serta tokoh perempuan yang gampang memaafkan laki-laki yang telah menyakitinya. Jujur, penokohan seperti ini agak sedikit mengganggu saya hahaha, tapi yah cerita hanyalah cerita (walau bagi saya, cerita karya-karya Mira W. sangat mungkin terjadi di dunia nyata).

Overall, cukup bagus untuk mengisi waktu senggang hehe.
Profile Image for lexi.
155 reviews38 followers
August 10, 2020
this book drains the energy out of me GOD i didnt know i’d be this tired
Profile Image for Bunga Mawar.
1,355 reviews43 followers
September 25, 2017
Udah selesai bacaaa.
Sepertinya rumus novel Mira W sebagian sama, ya: cowok bengal + cewek lugu = kisah cinta penuh derita. Masukkan latar kehidupan mahasiswa kedokteran atau dokter/perawat dan dunia rumah sakit, kondisi sosial Indonesia tahun 70an-80an, dan di tengah cerita ada pihak ketiga yg dekat dgn si cowok dan cewek tokoh utama dgn potensi merusak asmara yg terjalin.

Tapi kedua cerita yg disatukan dalam buku ini, buat saya kadar menghibur pembacanya cukup jauh. Mari kita tengok satu per satu.

Kisah #1, Jangan Ucapkan Cinta.
Bukan kisah cinta segitiga biasa, tapi segibanyak. Aldi dan Eko kakak beradik. Si abang playboy kelas kakap, adiknya dokter cupu. Ada Niken, perawat yg bekerja pada Eko dan sudah dilamar Bambang, tapi tergoda oleh Aldi. Sementara Aldi juga masih terobsesi dgn Indah, cinta pertamanya yg sudah menikah dgn Roni.

Ada tema girl power di sini saat Niken yg dikhianati Aldi bangkit dan jadi sosok kejam dgn kekuasaan yg didapatnya. Ada kekuatan juga yg diam2 dimiliki Eko atas nasib Aldi dan Indah, walau dia tak bisa menguasai Niken. Bumbu lain di sini adalah dunia seni peran dan sebuah pembunuhan yg membuka kedok semua yg terlibat.

Saya nggak suka karena Aldi si bejat di mana2 itu pada akhir cerita masih kebagian peran sbg tokoh yg menerima hidup bahagia (ups... spoiler). Enak banget dia pindah2 antara Indah dan Niken sambil membuat jejak berduri di antara keduanya. Tapi bukan Aldi aja yg bikin saya cuma kasih cerita ini bintang 2, tapi karena secara keseluruhan memang kisah ini sinetron banget.

Kisah #2 Bukan Cinta Sesaat.
Nah, saya suka banget alur dan plot kisah ini. Cinta segitiga lagi nih, antara Rio-Nina-Sri. Mereka bertiga sudah bersama sejak SMP, dgn ikatan naik turun di antara ketiganya.

Hal menarik, membaca cerita ini kita tahu persis latar cerita yang nggak ngarangdan gak bisa diganti lagi utk edisi cetak ulang, kalau nggak mau keseluruhan cerita rusak. Alur cerita berjalan maju mundur namun dgn deskripsi yg jelas. Awalnya adalah "masa kini" di mana Nina menderita amnesia akibat diserang seseorang dgn pukulan di kepala, sementara Rio terus menjaganya dgn cemas. Cerita mundur ke tahun 1960an, saat Rio dan Nina masih bersekolah di SD yg sama di Bandung. Pelan2 kisah terjalin antara masa kini di mana polisi menyelidiki peristiwa penganiayaan atas Nina serta pria yg terbunuh di rumahnya, dgn kilasan memori masa lalu yg melibatkan Nina, Rio, dan Sri.

Apa yg disajikan dlm lompatan waktu membawa kita pada penggalan sejarah sosial di negeri ini. Keluarga Nina adalah keturunan Tionghoa yg mengalami berbagai trauma sejak keluarnya PP 10 Tahun 1959. Ada kerusuhan rasial tahun 1963 di Bandung yg membuat keluarga ini pindah ke Jakarta. Berikutnya pecah peristiwa 30 September 1965, dan ketiga tokoh kita sudah berkuliah saat pecah kejadian 15 Januari 1974.

Bukan hanya Nina dan keluarganya yg dijatuhi prasangka rasial, namun juga keluarga Rio yg Batak. Sbg pejabat bank, ayah Rio menganggap pengusaha Cina seperti ayah Nina mau melanggar aturan dgn berusaha menyogoknya. Sri yg asli Solo juga bilang pada Rio tidak akan memilih pria nonpribumi sbg suami karena tak ingin kelak anaknya "dicina-cinakan". Kita juga bisa merasakan beratnya kehidupan warga keturunan Cina saat itu, yg tiap kali harus mengurus berbagai surat keterangan kewarganegaraan utk tetap bisa tinggal di negeri ini.

Bumbu lain yg saya suka adalah tebak2an ttg siapa yg memukul Nina serta membunuh pria di rumah Nina pada kejadian yg sama. Rio menjadi tersangka. Tapi apakah memang Rio sang pembunuh? Inilah titik yg bikin saya suka dan penasaran membaca sampai akhir.

Oke, sejak awal sampai belakang saya nggak bisa suka pada Rio walau karakternya yg bandel, berani, dan kaku memang khas badass yg bikin cewek2 penasaran dan banyak yg mau diapain aja olehnya (dan bikin saya kangen seseorang bernama Rio #eh). Saya nggak bisa suka pd Rio karena seiring dgn pertambahan umur dan pengalaman hidup, kok dia nggak makin dewasa. Tindakan yg diambilnya saat harus memilih antara Nina dan Sri, kok... begitu aja ternyata. Dan begitu deh, kisah kedua ini saya kasih 4 bintang.

Total untuk buku ini: 2.5 + 4 = 6.5. Kalau dirata-rata jadinya 3,25, saya bulatkan jadi 3 bintang.
Profile Image for inas.
387 reviews37 followers
May 16, 2023
Awalnya aku pikir bakal seneng baca ini, bakal seseru pas baca Di Bibirnya Ada Dusta. Ternyata enggak.

Tokoh-tokohnya agak insufferable, terutama di Bukan Cinta Sesaat. Terlalu meromantisasi “mereka ditakdirkan bersama sejak lama”, trus akhirnya mau selingkuh tinggal main terabas aja 😐

Padahal pas Rio nikah sama Sri, dia memutuskan itu secara sadar tanpa paksaan. Berkali-kali bilang Sri baik, Sri perhatian, dia pasti ngerti. Ya tapi tetep aja sakit hati—*sebagian umpatan hilang* 🙃

Intinya sebel sama Rio yang plinplan. Ujung-ujungnya cuma bisa janji ke Nina, tapi ga jadi-jadi nikah 😒🤨

Selain penokohan, sebenernya plotnya sih yang bikin agak gimana gitu. Kurang menantang aja dan ga bikin waswas kayak Di Bibirnya Ada Dusta. 😅

Review lebih lengkap menyusul 🤌🏼
Profile Image for Ade Pratiwi.
15 reviews
August 13, 2018
novel yang terdiri atas dua novel yang digabungkan. isinya sama, memberikan kita pemahaman atas apa yang dinamakan cinta. ceritanya dalem. jujur aja, aku sampe nangis bacanya. cuma memang dibagian-bagian akhir ada beberapa hal yang ketebak
Profile Image for Sabila Akhlidi.
45 reviews5 followers
July 22, 2018
Ceritanya terlalu drama, dengan background yang sama, dokter-pernikahan-orang ketiga...cinta lama tak sampai lalu bersemi kembali jadi tragedi...yaah i think i will not read mira w.'s anymore...
Profile Image for Yuan Astika Millafanti.
314 reviews7 followers
February 25, 2024
--⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣14.02.21
Judul buku: Jangan Ucapkan Cinta⁣⁣
Penulis: Mira W⁣⁣
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama⁣⁣
Jumlah halaman: 197⁣⁣

Niken yang sekarang berbeda dengan Niken tiga belas tahun yang lalu. Niken yang dulu adalah seorang perawat lugu dan polos, namun cekatan membantu merawat pasiennya. Niken yang sekarang adalah seorang direktris sukses yang mengepalai lima perusahaan. Dia seorang wanita bisnis yang sibuk, dan dikenal tegas serta keras di mata bawahannya. Namun, dibalik statusnya yang kini adalah sebagai istri Eko--dokter sebuah rumah sakit jiwa, Niken masih menyimpan gelora cintanya pada lelaki pemilik aroma tembakau dan lotion rempah yang menguar dari tubuhnya.⁣⁣
⁣⁣
Tidak cukup dengan kehilangan Aldi, (mantan) suaminya yang kabur dengan Indah--seorang artis sekaligus kekasih Aldi semasa remaja, Niken merasakan kehilangan berikutnya. Kepergian Dimas anak semata wayang peninggalan Aldi--yang kehadirannya belum sempat diketahui Aldi, karena dirinya tidak mampu menebus obat kala Dimas mengidap meningitis, membuat Niken depresi dan mencoba bunuh diri untuk menyusul Dimas. Niken berhasil terlepas dari depresinya berkat bantuan dan perawatan dokter Eko--dokter klinik tempatnya dulu bekerja, sekaligus adik Aldi.⁣⁣
⁣⁣
Masa lalu yang kelam mampu menyisakan semangat bertahan hidup Niken untuk melunasi utangnya pada Aldi dan juga Indah.⁣⁣
⁣⁣
Mampukah Niken membalasdendamkan kepedihannya di masa lalu ketika kembali bertemu Aldi? ⁣Ataukah gejolak rindu dan gairahnya yang memenangkan pertarungan saat bertemu dengan Aldi yang masih tampak gagah dan ganteng?⁣

"'Jika cinta berarti kebodohan, saya tetap akan memilihnya, Dok. Daripada hidup dalam kegersangan tanpa cinta.'" (Hlm. 49)
⁣⁣⁣
--⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣

Judul buku: Bukan Cinta Sesaat
Penulis: Mira W
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2015
Halaman: 361
⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
Perbedaan ras dan suku tidak menghalangi persahabatan tiga anak remaja usia belasan tahun: Nina yang berdarah Tionghoa, si Batak Rio, dan Sri yang bersuku Jawa. Konflik mulai muncul ketika persahabatan berubah menjadi kisah cinta segitiga. Sri yang diam-diam memuja Rio terpaksa menjadi perantara kedua sahabatnya tiap kali mereka sedang bertengkar di tengah hubungan percintaan mereka.

Sayangnya, hubungan cinta Nina dan Rio tidak bisa maju ke pelaminan. Hubungan mereka ditentang oleh kedua keluarga. Ayah Rio tidak sudi anaknya menikah dengan orang Cina, terlebih lagi ayah Nina bermain kotor karena pernah berusaha menyogoknya demi mendapatkan kredit dari banknya. Sedangkan ayah Nina hanya mengharapkan bermenantukan lelaki Tionghoa, bukan lelaki Batak seperti Rio.

Nina terpaksa melanjutkan sekolahnya di Belgia setelah menolak untuk dinikahkan dengan lelaki pilihan ayahnya. Sri berjanji akan menjaga Rio untuknya hingga Nina pulang setelah berhasil menjadi dokter.

"'Cinta bukan TV yang bisa kamu matikan kalau kamu sedang tidak ingin menikmatinya, Rio!'⁣
'Tapi cinta juga bukan matematika yang bisa diterangkan dengan logika, Sri!'" (Hlm. 338)

Nina nyaris tewas dengan luka bekas benda tumpul di kepalanya. Dia ditemukan di ruang tengah rumahnya bersamaan dengan ditemukannya jenazah Widianto, pengacara yang menjadi lawan Rio pada kasus sengketa tanah yang melibatkan ayah Nina. Rio menjadi tersangka setelah polisi menemukan sidik jarinya pada pisau buah yang diduga sebagai alat pembunuhan. Sedangkan Nina amnesia.

Katakanlah Rio memiliki motif untuk membunuh Widianto karena ancaman membeberkan hubungan gelapnya, tapi atas dasar apa Rio tega melukai--bahkan nyaris membunuh--Nina, kekasihnya sejak usia belasan tahun, cintanya yang melebih seperempat abad? ⁣⁣

Alur maju mundur ini berhasil membuat saya penasaran akan misteri usaha pembunuhan, gemas kisah remaja sekaligus konflik cinta dewasa para tokohnya.
⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Suryati.
104 reviews9 followers
November 5, 2015
Setelah sekian lama akhirnya bisa juga menyelesaikan lebih dari 500 halaman dalam 2 hari, dengan meninggalkan keharusan revisi yang mesti dilakukan karena benar-benar ingin suasana yang membuatku kembali ke duniaku...

review isi menunggu...
Profile Image for Zelie.
Author 2 books13 followers
July 27, 2016
Seneng banget pas dapet buku ini sebagai hadiah #ResensiPilihan.

Terdiri dari dua novel yang dijadikan satu buku, tiap novelnya saya selesaikan dalam sekali duduk.

Dua-duanya cerita yang 'sinetron abis', apalagi "Bukan Cinta Sesaat".

Still like it. Review lengkap menyusul
Displaying 1 - 11 of 11 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.