What do you think?
Rate this book


560 pages, Paperback
First published September 17, 2015
"Saya mencintainya, Dok." Niken menunduk dengan paras memerah.
"Cinta!" cetus eko dengan suara melengking. "Kamu baru sebulan mengenalnya."
"Saya jatuh cinta sejak pertama kali melihatnya, Dok," desah Niken terus terang. "Setelah hari itu, saya terus-terusan memikirkannya."
[...]
"Kamu akan menyesal!" desisnya (Eko) seorang diri ketika Niken telah meninggalkan kamar praktiknya. "Air matamu akan runtuh sebanyak tetes-tetes cintamu! Suatu hari, akan kamu kutuki hari pertemuanmu dengan dia!" (hal. 48-49)
Jika masalah ini muncul sepuluh tahun yang lalu, pemecahannya pasti berbeda. Rio tidak akan sulit menentukan pilihannya.
Tetapi kini, dia tengah menuju proses kematangan. Dan seorang laki-laki dewasa yang matang, membutuhkan pertimbangan lain selain cinta yang membuta tuli. Dia membutuhkan pengakuan lingkungan untuk bereksistensi. (hal. 472)
"Cinta bukan TV yang bisa kamu matikan kalau kamu sedang tidak ingin menikmatinya, Rio!" (hal. 338)