Jump to ratings and reviews
Rate this book

Di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi & Masih Ada Kereta yang Akan Lewat

Rate this book
Dua novel bestseller Mira W yang menjadi film box office ketika diangkat ke layar lebar, berbicara tentang dua topik yang berbeda.

Di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi mengulas topik remaja yang berjuang mencari jati dirinya setelah terbuang dari keluarga dan sekolahnya.

“Sejak lahir tak pernah ada wanita dalam hidupku. Ketika aku menemukanmu, aku tidak ingin ada perempuan lain dalam hidupku. Salahkah aku?”

“Cinta tak pernah salah. Tetapi nafsu adalah dosa. Jangan kotori lagi cinta kita. Jika kita harus berpisah, biarlah kita berpisah dengan membawa cinta yang semurni ketika pertama kali bersemi.”

Masih Ada Kereta Yang Akan Lewat berbicara tentang seorang wanita yang karena takut ketinggalan kereta, telah menumpang kereta yang salah. Kereta yang menjerumuskannya ke jurang penderitaan. Dia mengira tidak ada lagi kereta yang akan melintasi hidupnya. Tetapi dalam kereta api terakhir menuju Stuttgart, dia bertemu dengan seorang pemuda yang lima belas tahun lebih muda. Dan dia sadar, masih ada kereta yang akan lewat.

456 pages, Paperback

First published September 17, 2015

6 people are currently reading
153 people want to read

About the author

Mira W.

107 books285 followers
Terlahir sebagai Mira Widjaja, seorang dokter lulusan FK Usakti (1979) dan penulis novel yang begitu aktif. Karyanya begitu banyak. Yang terlaris Di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi mencapai oplah 10.000, dan mengalami lima kali cetak ulang.

Sejumlah karyanya sudah difilmkan: Kemilau Kemuning Senja, Di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi, Ketika Cinta Harus Memilih, Permainan Bulan Desember, Tak Kupersembahkan Keranda Bagimu, dll. Pemfilman karyanya mungkin karena faktor ayahnya, Othiel Widjaja, yang dulunya produser Cendrawasih Film.

Mira mengakui karyanya tidak mendalam. Karya-karyanya dipengaruhi oleh karya- karya Nh Dini, Marga T., Y.B. Mangunwijaya, Agatha Christie, Pearl S. Buck, dan Harold Robbins. Karena berasal dari lingkungan yang sama, kedokteran, Mira yang bungsu dari lima bersaudara ini merasa karyanya dekat dengan karya Marga T.

Ia mengaku mulai menulis sejak kecil, dan karangan pertamanya, Benteng Kasih, dimuat di majalah Femina, 1975, dengan honor Rp 3.500. Pengarang yang populer di kalangan remaja ini memakai bahasa yang komunikatif, bahkan dalam dialognya banyak menggunakan bahasa prokem.

Mira sudah melanglang di lima benua, dengan honor tulisannya. Praktek dokter dibukanya petang hari, sedangkan pagi ia bertugas sebagai Ketua Balai Pengobatan Universitas Prof. Dr. Moestopo, Jakarta.

Bibliografi:
+ Dari Jendela SMP,
+ Bukan Cinta Sesaat,
+ Segurat Bianglala di Pantai Senggigi,
+ Cinta Cuma Sepenggal Dusta,
+ Bilur - Bilur Penyesalan,
+ Di Bahumu Kubagi Dukaku,
+ Trauma Masa Lalu,
+ Seruni Berkubang Duka,
+ Sampai Maut Memisahkan Kita,
+ Tersuruk Dalam Lumpur Cinta,
+ Limbah Dosa,
+ Kuduslah Cintamu, Dokter,
+ Semburat Lembayung di Bombay,
+ Luruh Kuncup Sebelum Berbunga,
+ Di Ujung Jalan Sunyi,
+ Semesra Bayanganmu,
+ Merpati Tak Pernah Ingkar Janji,
+ Cinta Diawal Tiga Puluh,
+ Ketika Cinta Harus Memilih,
+ Delusi (Deviasi 2),
+ Deviasi,
+ Relung - Relung Gelap Hati Sisi,
+ Cinta Berkalang Noda,
+ Jangan Renggut Matahariku,
+ Nirwana Di Balik Petaka,
+ Perisai Kasih yang Terkoyak,
+ Mekar Menjelang Malam,
+ Jangan Pergi, Lara,
+ Jangan Ucapkan Cinta,
+ Tak Cukup Hanya Cinta,
+ Perempuan Kedua,
+ Firdaus Yang Hilang,
+ Permainan Bulan Desember,
+ Satu Cermin Dua Bayang-Bayang,
+ Galau Remaja di SMA,
+ Kemilau Kemuning Senja,
+ Sepolos Cinta Dini,
+ Cinta Menyapa Dalam Badai 2,
+ Cinta Menyapa dalam Badai 1,
+ Mahligai di Atas Pasir,
+ Masih Ada Kereta Yang Akan Lewat,
+ Titian Ke Pintu Hatimu,
+ Seandainya Aku Boleh Memilih,
+ Tatkala Mimpi Berakhir,
+ Cinta Tak Melantunkan Sesal,
+ Bila Hatimu Terluka,
+ Cinta Tak Pernah Berhutang,
+ Di Bibirnya Ada Dusta,
+ Bukan Istri Pengganti,
+ Biarkan Kereta Itu Lewat, Arini!,
+ Dikejar Masa Lalu,
+ Pintu Mulai Terbuka,
+ Di Sydney Cintaku Berlabuh - Sydney, Here I Come,
+ Solandra,
+ Tembang yang Tertunda,
+ Obsesi Sang Narsis,
+ Sentuhan Indah itu Bernama Cinta,
+ Di Tepi Jeram Kehancuran,
+ Sisi Merah Jambu,
+ Dakwaan Dari Alam Baka,
+ Kumpulan Cerpen: Benteng Kasih,
+ Seruni Berkubang Duka,
+ Di Bahumu Kubagi Dukaku,
+ Sematkan Rinduku di Dadamu,
+ Dunia Tanpa Warna

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
18 (28%)
4 stars
19 (30%)
3 stars
18 (28%)
2 stars
5 (7%)
1 star
3 (4%)
Displaying 1 - 11 of 11 reviews
Profile Image for Riz.
1,262 reviews139 followers
March 13, 2018
Berhubung gua cuma baca yang judulnya "Masih Ada Kereta Yang Lewat" jadi gua cuma ngomentarin judul ini aja.

Berhubung gua udah lamaaaaaa pake banget terakhir kali baca buku beliau (jadi ini termasuk ingatan yg samar-samar 😂), menurut gua konflik di judul ini termasuk yg paling ringan buat ukuran novelnya Oma Mira W. Gua jg lumayan enjoy bacanya. Cuma sayang aja sih kelewat singkat. Jadi ada beberapa bagian yg terkesan terlalu terburu-buru sampe kurang kerasa feel-nya. Tapi ya emang buku-buku beliau emang tipis plus singkat padat sih, jadi ya.. begitulah.
Profile Image for Ashila.
4 reviews88 followers
November 22, 2015
It's my first stime reading a atory from legendary author. Hmm. Too old story-line, for me, maybe bacuse it once released at 1979. Sooo long long time before I was born. I also don't really like how she puts a conversation part, sometimes it's too long. But afterall, it can get myself back to my JHS life in the beginning of the first story.
13 reviews
October 9, 2020
Di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi -- suka banget sama ceritanya meskipun banyak banget konfilk yang disuguhkan, tapi endingnya memuaskan. kayak udh banyak banget pengorbanan yang dilalui, akhirnya teraih juga yg diimpikan. bacanya puas dan suka dengan alurnya. ngalir aja kek nonton film.

Masih Ada Kereta Yang Akan Lewat -- jujur aja sih, gw bukan penggemar kisah percintaan cewek yg lebih tua dari cowoknya apalagi sampai belasan tahun. gak bisa ngebayangin aja kisah cintanya kek gimana. tapi Mira W emang jago bikin cerita ya. meskipun ceritanya gak sesuai harapan, tapi cara menceritakannya bikin gw bisa menikmati bukunya dg baik. keknya novel ini ngajarin gw utk punya perspektif lain ttg sebuah karya tulis. gak melulu lihat endingnya, tp cara menceritakannya jg harus dinilai dan dinikmati. thumbs up deh buat penulis
Profile Image for Tiffany Adelina.
3 reviews
April 29, 2020
Pilihan kata, cara deskripsi sampai isi percakapannya sederhana. Konflik yang diangkat juga "too drama to be true". This isn't my favorite, but I heard it was popular at its time for a reason (that I can't yet figure it out).
11 reviews
January 17, 2018
Not a wow, but okay. Ceritanya dramaaaaa abis bikin geregetan. Pilihan kata yang sederhana bikin kita gampang banget mencerna buku ini.
Profile Image for Mandewi.
570 reviews10 followers
April 20, 2018
Cuma baca bagian dua; Masih Ada kereta yang Akan Lewat. Begitulah.
Profile Image for d.
304 reviews3 followers
Read
June 22, 2022
GREGET ANJIR. 😠
Profile Image for Ardina Alth Mora.
485 reviews16 followers
January 6, 2025
Actually 2.8 ⭐️
Lumayan bgus, tp cara penyembutan orgnya dgn nama t buat g nyaman g enak sma ku. Tp plot twistnya di ending🫡 wow kaget sihh
Profile Image for Yuan Astika Millafanti.
314 reviews7 followers
February 13, 2025
TW: KDRT

Leo remaja nyaris tidak lepas dari hukuman tiap harinya. Ada saja kelakuannya sampai-sampai guru menghukumnya. Namun, lelaki badung itu mulai rajin ibadah gara-gara Melia, gadis yang ia sukai. Melia tidak suka berkawan dengan anak pembuat onar. Begitu katanya. Semangat bersekolah Melia kendur lantaran Leo dikeluarkan dari sekolah setelah ketahuan mengajak Melia kabur dari asrama. Beberapa tahun berselang, keduanya bertemu kembali. Binar cinta keduanya masih terpancar. Akankah kali ini Tuhan berbaik hati menyatukan keduanya?

Usia belasan adalah masa ketika remaja mulai mengekspresikan perasaannya pada lawan jenis. Inilah yang dibahas di sini. Namun, masalah tokoh utama tak sekadar urusan cinta. Leo sendiri sering menerima hukuman di rumah dari ayahnya tiap kali melakukan kenakalan. Katanya ia mewarisi sifat ayahnya yang seorang pelaku kejahatan.

Tidak seperti karya Mira W yang sudah kubaca, yang kental dengan dunia medis, kali ini penyakit diidap oleh tokoh sampingan sehingga cerita tak berpusat pada penyakit dan proses penyembuhannya. Di sisi lain, aku menemukan ciri khas Mira W yang membuat salah satu tokoh utamanya "nakal", sementara yang lainnya alim dan rajin beribadah. Selain itu, narasinya pun menggambarkan situasi 80-90-an.

Aku suka penggambaran cinta Leo ke Melia, dan sebaliknya. Namun, di lain sisi, aku tidak suka bagaimana Leo menyembuhkan lukanya setelah pernikahan Melia dan cara Leo memandang Melia serupa objek. Bisa jadi Leo digambarkan serupa itu karena masa itu budaya patriarki memang terasa kental.

Seperti halnya buku karyanya yang lain perkembangan karakter tokohnya sangat kuat. Bagiku, ini menjadi salah satu daya pikat karya Mira W. Apakah kamu juga pencinta karya Mira W?

Di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi • Mira W • GPU • 2017

--

Masa lalu yang pahit membuat Arini menutup diri dan menjaga jarak dengan orang lain. Menyadari permainan dan pengkhianatan yang dilakukan suami serta sahabatnya saat ia berjuang melahirkan, membuatnya depresi. Ibu Arini terpaksa membuat Arini berfokus menyembuhkan diri, tanpa anak, selepas perceraian. Namun, bertahun-tahun kemudian, seorang lelaki muda berhasil membuatnya tersenyum kembali. Akankah perbedaan usia yang terlampau jauh bakal menjadi penghalang mengingat bagaimana pandangan masyarakat soal status janda dan hubungan berbeda usia?

Setelah bertahun-tahun membaca karya penulis, aku tetap menemukan ciri khas. Ini bisa terbaca lewat gaya bercerita, karakter tokoh dan perkembangannya, atau bahkan selipan cerita soal penyakit. Membaca buku ini membuatku ingin memaki Ira dan Helmi. Kalau memungkinkan, tak cuma memaki, ingin kugampar saja mereka, ha-ha-ha .... Ya, buku ini berhasil membuat emosiku memanas. Begitulah Mira W. pandai memengaruhi emosi pembacanya.

Kalau kamu ingin membaca cerita romansa yang diselipkan dendam, cobalah baca buku ini. Dedikasi penulis yang lebih dari 4 dekade bukankah sudah membuktikan kalau karyanya layak untuk dipertimbangkan?

Masih Ada Kereta yang Akan Lewat • Mira W. • GPU • 2017 • 223 hlm.

--
Profile Image for Detta.
26 reviews1 follower
November 8, 2015
This is my first Mira W novel. I didn't grew up reading her but she's releasing her 40 years edition so I got the whole set. The cover was beautiful too..

I can imagine how her novel became bestsellers during the 80's because it was ahead of her time. Some of the plots are unorthodox, yet it spans for 20-30 years life of her characters.

I like the nostalgia of the first story, started as puppy love. As for the second story, I remember Widyawati and Rano Karno played the movie when i was a child.

The only setback was because it was rewritten to adjust to recent technology. Emails and cellphone didn't exist in the 70s or 80s. I'm a sole believer that it should remain classic.
Displaying 1 - 11 of 11 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.