Jump to ratings and reviews
Rate this book
Rate this book
"Aku tahu sekarang, lebih banyak luka di hati bapakku dibanding di tubuhnya. Juga mamakku, lebih banyak tangis di hati Mamak dibanding di matanya."

Sebuah kisah tentang perjalanan pulang, melalui pertarungan demi pertarungan, untuk memeluk erat semua kebencian dan rasa sakit."

“Selalu ada hal baru yang bisa direnungi dan dipahami dari novel-novel Tere Liye.”
—Pulin Sri Lestari, ibu rumah tangga

“Saat ini kita cenderung tidak lagi peduli pada banyak hal, namun novel-novel Tere Liye membantu kita untuk melihat lebih dalam dan peduli.”
—Tiara, guru/dosen

“Kayak buku pelajaran, tapi seru. Mamah kamu nggak akan ngambek kalau kamu baca novel-novel Tere Liye.”
—Khoerun Nisa, siswi SMA

“Membaca novel-novel Tere Liye seperti pulang ke rumah. Berapa jauh pun kaki melangkah, selalu ingin kembali.”
—Evi, buruh migran Indonesia

404 pages, Paperback

First published October 1, 2015

921 people are currently reading
9598 people want to read

About the author

Tere Liye

70 books13.5k followers
Author from Indonesia.

"Jangan mau jadi kritikus buku, tapi TIDAK pernah menulis buku."

"1000 komentar yang kita buat di dunia maya, tidak akan membuat kita naik pangkat menjadi penulis buku. Mulailah menulis buku, jangan habiskan waktu jadi komentator, mulailah jadi pelaku."

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
5,918 (58%)
4 stars
3,203 (31%)
3 stars
790 (7%)
2 stars
164 (1%)
1 star
110 (1%)
Displaying 1 - 30 of 1,175 reviews
Profile Image for Syifa Luthfianingsih.
250 reviews95 followers
August 2, 2019
Hidup ini tidak pernah tentang mengalahkan siapa pun. Hidup ini hanya tentang kedamaian di hatimu. Saat kau mampu berdamai, maka saat itulah kau telah memenangkan seluruh pertempuran.
Profile Image for Renda Diennazola.
60 reviews9 followers
September 25, 2015
"Sungguh, sejauh apa pun kehidupan menyesatkan, segelap apa pun hitamnya jalan yang kutempuh, Tuhan selalu manggil kami untuk pulang."

Yang ngefans sama dwilogi Negeri Para Bedebah dan Negeri di Ujung Tanduk, pasti akan suka dengan buku ini. Sama 'gelap'nya, sama menegangkannya, tapi sama pula sarat maknanya.

Memang selalu ada sesuatu yang bisa direnungi dan dipelajari dan novel2 Tere Liye. Setiap selesai membaca setiap novelnya, yang terlintas hanya satu: kapan karya terbarunya keluar lagi :)
Profile Image for Nalia.
404 reviews44 followers
October 4, 2015
Selalu. Karya Tere Liye selalu membuatku terpukau. Selalu ada hal penting yang harus di ambil di setiap kisahnya. Kali ini bahkan lewat cerita dari seorang tukang pukul. Dalam terminologiku, status Bujang adalah seorang Yakuza. Mungkin Yakuza merupakan istilah yang lebih terkenal di Jepang, namun di buku ini, Tere Liye menggambarkannya sebagai tukang pukul dari sebuah keluarga besar yang bermain ekonomi dalam pasar gelap. Jujur saja, aku yang tidak memiliki landasan ilmu ekonomi tidak tahu tentang istilah Shadow Economy. Aku pernah diberi kabar bahwa Tere Liye seorang dosen ekonomi dan hal yang diterangkannya mengenal Shadow Economy benar-benar mengerikan. Pada awal-awal bab, aku memikirkan beberapa hal yang Tere Liye tuliskan. Dunia ini, tidak peduli betapa bersihnya pejabat atau sistem pemerintahannya tidak akan pernah lepas dengan namanya dunia gelap, Tere Liye secara gamblang membuka rahasia umum mengenai permainan hitam itu. Buku ini menyeramkan karena mengandung fakta kebenaran. Namun lihat apa yang Tere Liye sampaikan, bahkan dari seorang tukang pukul sekalipun kita bisa mengambil pelajaran hidup.

Pulang. Buku ini menceritakan bagaimana seyogyanya manusia untuk berjalan pulang. Apa yang kita pikirkan jika mendengar kata pulang, apakah orang tua, rumah yang nyaman, keluarga yang indah. Secara kasar, kita pasti akan memikirkan itu, namun Tere Liye menjelaskan definisi pulang dengan arti yang lain, arti yang bermakna untuk pulang ke dalam kodrat manusia untuk menerima semua hal yang terjadi, berdamai pada diri sendiri, menerima kebencian dan kebahagiaan dalam hidup. Dan kembali ke Tuhan yang Maha Esa. Kembali pada Sang Pencipta. Begitulah yang terjadi pada Bujang alias Si Babi Hutan –tentu bukan nama alias yang bagus namun semua orang menyeganinya. Ia yang digambarkan sebagai perantau dari negeri Sumatera, yang meninggalkan kedua orang tuanya di hutan belantara mengambil jalan hidup yang keras. Di didik bersama kepala Keluarga Tong yang menguasai ekonomi gelap lalu kemudian menjadi salah seorang tukang pukul yang kuat dan cerdas. Namun dibalik kekuatan serta keteguhan prinsip hidupnya, Bujang tetap menyimpan sebuah barier pertahanan di dalam dirinya dan setelah tidak ada lagi guru yang bisa mengajarkannya tentang hakikat menjadi manusia seutuhnya, Bujang harus mencari sendiri hakikat tersebut.

Theme Song : Yiruma - Papillon
Profile Image for Stefanie Sugia.
731 reviews178 followers
October 22, 2015
"Akhirnya aku paham apa yang diserukan Bapak ketika berdebat dengan Mamak saat hari keberangkatanku ke kota. Darah tukang pukul memang mengalir deras dalam tubuhku. Itu seperti sudah menjadi takdir hidupku."
Aku sangat bersemangat saat tahu Tere Liye akan merilis buku ini. Selain karena ia adalah salah satu penulis lokal favoritku, sinopsisnya yang terdengar sarat emosi berhasil menarik perhatianku. Dari sinopsisnya, aku mengira bahwa ceritanya akan berkisar pada kisah keluarga—namun ternyata buku ini jauh lebih rumit daripada itu. Dengan alur cerita yang maju mundur dan diceritakan dari sudut pandang pertama Bujang, aku mungkin bisa menyebut buku ini sebagai sebuah kisah anti-hero—mengingat karakter utamanya yang abu-abu. Alurnya bergerak maju mundur dan banyak menyelipkan potongan masa lalu Bujang saat ia berusia 15 tahun hingga ia beranjak ke masa sekarang saat ia berusia 35 tahun. Dengan alur maju mundur seperti ini, pembaca dapat dengan jelas mengikuti perjalanan hidup Bujang serta perubahan karakter yang ia alami dalam tahun-tahun tersebut. Selama membaca buku ini, sebenarnya ada saat ketika aku bertanya-tanya apa sebenarnya konflik utama cerita ini. Namun setelah aku pikir lagi, aku rasa ceritanya berpusat pada karakter Bujang dan dunia seperti apa yang ia geluti sebagai tukang pukul Keluarga Tong. Tone ceritanya agak serupa dengan buku Tere Liye yang terdahulu, Negeri Para Bedebah dan Negeri di Ujung Tanduk; terutama dengan adanya beberapa adegan aksi yang cukup menegangkan. Aku juga sempat bingung dengan arah yang dituju oleh ceritanya, namun semakin lama semuanya menjadi jelas; bahwa selain tentang pekerjaan Bujang, kisah ini juga adalah tentang perjalanan emosi lelaki yang tidak punya rasa takut itu. Menjelang akhir ceritanya ada plot twist yang mengejutkan sekaligus tidak terduga, dan aku sangat suka itu. Meskipun eksekusi ending-nya cukup klise, aku masih menikmati keseluruhan ceritanya dengan baik. Dan tentunya ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari kisah hidup Bujang ini :)
"Itu perjalanan yang tidak mudah, Bujang. Kau harus mengalahkan banyak hal. Bukan musuh-musuhmu, tapi diri sendiri, menaklukkan monster yang ada di dirimu. Sejatinya, dalam hidup ini, kita tidak pernah berusaha mengalahkan orang lain, dan itu sama sekali tidak perlu. Kita cukup mengalahkan diri sendiri. Egoisme. Ketidakpedulian. Ambisi. Rasa takut. Pertanyaan. Keraguan. Sekali kau bisa menang dalam pertempuran itu, maka pertempuran lainnya akan mudah saja."
Seperti yang aku sebutkan sebelumnya, karakter utama cerita ini—Bujang—bisa jadi adalah seorang karakter anti-hero karena pekerjaan yang ia lakukan. Jika dilihat dari sudut pandang Bujang sendiri, tentu saja tidak ada yang salah dengan apa yang ia kerjakan. Tetapi dari sisi lain, Bujang seringkali harus membunuh ataupun mengancam demi mendapatkan apa yang dibutuhkan oleh Keluarga Tong. Meskipun Bujang dan anggota Keluarga Tong yang lain akan terlihat kejam di mata orang-orang awam, melihat kesetiaan dan perhatian yang ada di antara mereka benar-benar menghangatkan hatiku. Hal tersebut memberiku sebuah perspektif baru bahwa organisasi yang gelap sekalipun juga memiliki kisahnya sendiri.

Karakter favoritku dalam buku ini mungkin adalah Salonga, guru menembak Bujang. Salah satu adegan favoritku juga adalah momen mengharukan antara Bujang dan Salonga. Salonga adalah penembak yang luar biasa hebat dan aku sangat menyukai filosofi yang diajarkannya selama pelajaran menembak. Selain itu, ada beberapa momen mengharukan lain yang terjadi dalam ceritanya; salah satunya adalah saat Bujang berhasil membuktikan dirinya dengan melakukan tugas pertama yang ia dapatkan dari Tauke—momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh Bujang. Tentu saja aku tidak akan menuliskan semuanya di sini agar tidak memberikan terlalu banyak spoiler bagi yang belum membacanya :)
"Hidup ini adalah perjalanan panjang dan tidak selalu mulus. Pada hari ke berapa dan pada jam ke berapa kita tidak pernah tahu, rasa sakit apa yang harus kita lalui. Kita tidak tahu kapan hidup akan membanting kita dalam sekali, membuat terduduk, untuk kemudian memaksa kita mengambil keputusan. Satu-dua keputusan itu membuat kita bangga, sedangkan sisanya lebih banyak menghasilkan penyesalan."
Membaca buku ini membuatku seolah benar-benar mengenal sosok Bujang serta dunia yang ia geluti; dan lewat karakter ini aku juga diingatkan tentang banyak hal yang berkaitan dengan kehidupan. Secara keseluruhan, buku ini cukup menegangkan dari awal hingga akhir dan kisahnya yang sarat emosi berhasil membuatku bersimpati dengan karakternya. Sebenarnya aku ingin sekali memberi rating 5 untuk paruh pertama buku ini, namun sayangnya menurutku paruh kedua ceritanya berjalan agak sedikit lambat untukku. Oleh karena itu pada akhirnya aku memutuskan untuk memberi buku ini rating 4.5. Meski demikian, tentunya aku akan selalu menantikan karya terbaru Tere Liye yang selanjutnya. Dan semoga bisa terus menerbitkan buku yang akan menjadi inspirasi serta motivasi bagi pembaca :)
"Sepanjang kita mau melihatnya, maka kita selalu bisa menyaksikan masih ada hal indah di hari paling buruk sekalipun."
"Ketahuilan, Nak, hidup ini tidak pernah tentang mengalahkan siapa pun. Hidup ini hanya tentang kedamaian di hatimu. Saat kau mampu berdamai, maka saat itulah kau telah memenangkan seluruh pertempuran."

Baca review selengkapnya di:
http://www.thebookielooker.com/2015/1...
Profile Image for Rizky.
1,067 reviews87 followers
December 22, 2015
Salah 1 buku terbaik yang kubaca tahun ini, seru dan menegangkan!!!!
Profile Image for Ummi .
43 reviews20 followers
January 28, 2016
Seru BANGET !!!!
Udah selesai baca dari beberapa hari yang lalu. Rasanya susaaaahhh banget buat meletakkan buku ini sebelum selesai dibaca. Hemmm Bang Tere..bang Tere.. keren betul (y)

Di balik keseluruhan ceritanya, buku ini teramat sangat emosional.
Akhirnya saya skrg mengerti maksud tagline dari "aku tahu sekarang, lebih banyak luka di hati bapakku dibanding di tubuhnya. Juga mamakku, lebih bnyak tangis di hati mamak dibanding di matanya." Ada kisah yg menyentuh hati dibaliknya.
Profile Image for Bare Kingkin Kinamu.
Author 2 books1 follower
October 20, 2015
Pulang. Banyak sekali definisi pulang. Namun, hakikat pulang yang sejati adalah pulang ke rahmat Allah S.W.T. Manusia memulai perjalanan hidupnya dari titik nol. Dilahirkan dalam keadaan suci. Tumbuh memaknai perjalanan hidupnya sendiri yang penuh dengan pilihan. Ada bahagia, ada susah. Ada rasa benci, iri, kagum, dan semua itu adalah mekanisme perasaan yang biasanya dialami manusia, sesuai dengan perjalanan hidupnya yang menempanya menjadi manusia seperti sekarang. Orang baik kemudian memilih menjadi orang yang pesimis terhadap hidup, pasti di titik tertentu hidupnya ada kejadian yang membuatnya demikian. Merasa didzolimi.

Saya kira novel ini akan berisi tentang romance 100% yang memiliki nilai makna kehidupan seperti ciri khas lainnya dalam novel Tere Liye. Saya keliru. Selama tiga hari menyelesaikannya, saya menemukan perjalanan hidup seseorang yang getir. Sangat berkaitan dengan sosial dan ekonomi. Apa yang diharapkan dari cerita ekonomi yang memiliki alur campuran ini? Sungguh, saya tidak bisa berhenti membaca ketika memulai membuka halaman pertama. Kalimat nasihat yang bijak tentang kehidupan membuat saya tertarik ke dalam cerita.

Saya banyak belajar lagi dari novel-novel Tere Liye. Bagian yang mencerahkan mulai saya tandai dengan stabilo berwarna kuning. Terdengar agak aneh. Tapi ini salah satu cara untuk belajar.

Saya flashback sebentar ke masa lalu, tahun 2013, ketika saya berhadapan langsung dengen Tere Liye di Yogyakarta dalam acara “Memaknai Kehidupan dengan Sastra” membuat saya mawas diri dengan hidup. Tere memang memiliki hobi menulis, ketika orang sudah memiliki judgement bahwa dia adalah seorang penulis fiksi khususnya romance itu kurang benar, sebenarnya ia hobi menulis apa saja. Fiksi romance, action, budaya, science fiction atau perpaduan antara semua genre. Belakangan tahun ini dibuktikan lewat karya-karyanya yang mengemas science fiction: Tetralogi Bumi. Dan saya terkejut ketika membaca Pulang hingga tuntas: Sosial ekonomi sebagian besar menjadi headline dalam cerita. Di dalamnya juga memasukkan pesan moral. Meskipun bahasa yang digunakan Tere tidak condong ke dalam penulisan sastra, namun, Pulang memiliki nasihat yang arif tentang hidup. Perkataan Tere di tahun 2013 memang benar, teruslah menulis apapun, genre apapun.

Beberapa tanda saya bubuhkan dalam berikut:

“Kau boleh melupakan Mamak, kau boleh melupakan seluruh kampung ini. Melupakan seluruh didikan yang Mamak berikan. Melupakan agama yang Mamak ajarkan diam-diam jika bapak kau tidak ada di rumah…..” Mamak diam sejenak, menyeka hidung, “Mamak tahu kau akan jadi apa di kota sana…Mamak tahu… Tapi, tapi apa pun yang akan kau lakukan di sana, berjanjilah Bujang, kau tidak akan makan daging babi dan daging anjing. Kau akan menjaga perutmu dari makanan haram dan kotor. Kau juga tidak akan menyentuh tuak dan segala minuman haram.” [Halaman 24]

versi lengkap https://kingkinkinamu.wordpress.com/2...
Profile Image for nur'aini  tri wahyuni.
893 reviews30 followers
October 30, 2015
haaaa~~~~~~h. gue harus bilang apa lagi untuk yang satu ini? ini kaya baca Rembulan Tenggelam di WajahMu digabung sama Negeri Para Bedebah. selalu suka idenya pekerjaan tokoh utama yang kadang nyeleneh, kaya Borno-pengemudi sepit, nah yang ini Bujang-tukang jagal.

sepertinya bang Tere memaksimalkan kemampuan analisis ekonominya kali ini, beliau kan lulusan FE UI, toh? dan yah, as always untuk novel Tere Liye, ini bagus banget #biased
Profile Image for Pringadi Abdi.
Author 21 books78 followers
January 3, 2016
Ini buku Tere Liye kedua yang kubaca, dan aku bergumam, seandainya Tere Liye melakukan riset yang mendalam atas tema yang ada di novel ini, novel ini bakalan sangat dahsyat. Sayangnya, ia hanya menempelkan beberapa pengetahuan, menyampirkan tendensinya pada beberapa bagian, sehingga mengurangi kebaikan novel ini.

Menarik ada yang hendak mengangkat kelompok 8 naga (ada yang bilang 7 naga, 9 naga) di Indonesia yang menjadi penguasa bayangan di Indonesia. Dosen saya pernah iseng meneliti muara laporan keuangan perusahaan di Indonesia. Menurutnya, 80% setidaknya devisa negara ini dikuasi oleh kelompok 7 naga itu. Sehingga mau tidak mau, siapapun presidennya, nomor 1 maupun 2, harus mengikuti kepentingan mereka. Kalau tidak, ketika seketika mereka menarik dananya dari Indonesia, negeri ini bangkrut.

Terlepas dari kemenarikan alur dan jalannya cerita, keekstriman karakternya adalah hiperbol yang hiperbol, keterlaluan nggak masuk akalnya.

Oh ya, fiksi yang baik itu adalah fiksi yang didasarkan pada logika dan aksioma lho ya. Bagian mana yang aneh?
1. Judul skripsi yang dibuat Agam, Bukti Empiris bla bla bla. Ini jenis skripsinya apa ya? Terus pengujinya profesor? Seorang?
2. Balap lari dengan pemenang medali emas. Tidak ditulis catatan waktunya.
3. Suara azan terus-menerus yang lantang di komplek Tauke Besar. Kalau ada tembok tinggi, mana mungkin lantang suara azannya. Kecuali itu masjidnya di dalam markas.
4. Tiba-tiba mau tobat. Klasik bin klise banget.

Yah, bagi yang mau cari perbandingannya, coba baca Tanjung Luka karya Benny Arnas. Benny juga penulis dari Sumsel, dan aku pikir karya Benny lebih mendalam secara riset.
Profile Image for Mareta Andriani.
2 reviews
December 12, 2015
Kembali PULANG – Tere Liye
Judul : Pulang
Penulis : Tere Liye
Editor : Triana Rahmawati
Penerbit : Republika
Tebal buku : iv + 400hal ; 13,5x20,5cm
Kota terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2015
Harga : Rp. 59.000
Sebuah kisah tentang perjalanan pulang, melalui pertarungan demi pertarungan, untuk memeluk erat semua kebencian dan rasa sakit
***
Perjalanan pulang panjang diawali oleh seorang remaja pedalaman sumatera bernama Bujang yang direkrut oleh seorang bernama Tauke Muda keturunan keluarga Tong pemilik shadow economy di kota provinsi. Bujang direkrut setelah berhasil menyelamatkan Tauke Muda dari terkaman raja babi hutan di hutan pedalaman Sumatera. Tauke Muda sendiri adalah kawan lama bapak Bujang, Samad. Dahulu Samad bekerja di keluarga Tong dan menjadi orang kepercayaan Tauke Besar ( ayah Tauke Muda ). Bujang dibawa ke rumah besar dengan halaman luas bersama ratusan tukang pukul yang telah direkrut dari jalanan, ia meninggalkan Ibunya, Midah dan Bapaknya di kampung demi sebuah masa depan. Di rumah Tauke Muda Bujang tidak dijadikan tukang pukul biasa, ia disekolahkan hingga mendapat gelar Master Ekonomi di luar negeri selama menuntut ilmu pula Bujang juga di latih bela diri oleh orang-orang yang ahli dalam bidangnya.
Jadilah Bujang seorang tukang pukul dengan intelektual tinggi, ia biasa menyelesaikan masalah-masalah tingkat tinggi hingga membawa shadow economy Tauke Muda menjadi perusahaan raksasa di Jakarta. Pertarungan demi pertarungan dapat diselesaikan dengan baik oleh Bujang hingga datanglah seorang pengkhianat dan memicu peperangan. Sanggupkah Bujang menghadapi pengkhianatan tersebut?
Apa maksud pulang dari novel ini?
Silahkan baca novelnya bisa beli ataupun meminjam.
***
Novel terbaru Tere Liye ini memiliki cover berwarna tosca dengan ilustrasi bagaikan tersobek dengan gambar matahari terbit. Tentunya Tere Liye memiliki maksud tersendiri dari pemilihan gambar cover yaitu matahari terbit karena latar belakang waktu matahari terbit erat kaitannya dengan cerita. Alur yang digunakan dalam novel ini adalah maju mundur. Sensasinya sama ketika Anda membaca novel Tere Liye yang berjudul Rembulan Tenggelam Di Wajahmu.
Pulang memiliki makna kembali dan dalam novel ini Tere Liye mengemasnya menjadi beberapa definisi. Bagi Anda yang suka cerita action bacalah buku ini, sensasi tegang dan penasaran disetiap bab membuat Anda sayang untuk menghentikan membacanya. Percayalah setelah membaca buku ini ada pelajaran yang terpetik. Sejauh apapun kita pergi, kita akan tetap pulang.
Sejatinya, dalam hidup ini kita tidak pernah berusaha mengalahkan orang lain, dan itu sama sekali tidak perlu. Kita cukup mengalahkan diri sendiri. Egoisme. Ketidakpedulian. Ambisi. Rasa takut. Pertanyaan. Keraguan. Sekali kau bisa menang dalam pertempuran itu , maka pertempuran lainnya akan mudah saja. ( hal. 387 )
Pulang pada hakikat kehidupan. Pulang. Memeluk erat semua kesedihan dan kegembiraan. ( hal. 388 )
Profile Image for Mila Sartika.
4 reviews8 followers
September 23, 2015
karya tere liye selalu menakjubkan. Buku ini membuat saya seakan" menonton film action, seru sekali. selalu suka dengan alur penceritaan bang tere. setiap membaca halaman demi halaman kita seakan-akan mengumpulkan puzzle satu demi satu, sehingga ketika berda di kata terakhir lengkap sudah potongan puzzle tersebut.
Profile Image for Lady_rain.
14 reviews1 follower
October 8, 2015
Buku yang luar biasa...
Sukses membuat aku merenungkan banyak hal setelah membacanya...

Kalau kau sudah membaca sederet buku Tere Liye yang lain... Kau akan paham betapa kerennya buku ini...

Saat aku membacanya... Satu persatu... Cerita pada novel tl Tere Liye sebelumnya berkelebat di dalam benak ku...

Ini karya yang luar biasa... Segar sekali cerita yang ditawarkan... Perjalanan panjang Bujang menemukan jalan pulang...

Dalam buku ini... Selagi Bujang sibuk membereskan pekerjaannya... Kau akan sibuk membandigkan dia dengan Thomas... Tokoh lain dalam novel Tere Liye... Sungguh... Aku membandigkan siapa di antara mereka yg lebih keren...

Dalam frame lain... Kisah cinta mamak dan bapak Bujang... Akan membawa ingatanmu pada kisah cinta... Borno, Bujang berhati paling lurus sepanjang tepian kapuas... Dan satu lagi laki-laki hebat bernama Ambo Uleng beserta cerita cintanya yg dramatis...

Di lain pihak... Ketika Bujang berjuang di hutan... Kau akan mengingat juga... Petualangan Burlian, Pukat, Eliana, dan Amelia... Anak2 mamak...

Buku ini menyajikan semuanya secara lengkap... Keluarga, bisnis, petualangan, cinta, agama, apapun yg kau ingin... Asal kau mau sedikit saja berpikir dan lebih rendah hati...

Aku sangat menikmati buku ini dan tidak sabar mengirimnya untuk mamak ku di rumah... Mamak pasti akan suka...
Profile Image for Fathurohmah Amin.
30 reviews1 follower
October 19, 2015
Ini novel ketiga Tere Liye yg ada adegan fightingnya,setelah Negeri Para Bedebah dan Negeri di Ujung Tanduk. Kali ini "Pulang" menceritakan tentang shadow economy. Seorang anak desa terpencil yg bertransformasi menjadi pemuda pintar dan andalan keluarga angkatnya dalam membangun dinasti kekuasaan pasar gelap,hidupnya bersinggungan dengan dunia hitam.Ia menafikan agama,tapi satu hal yg selalu dipegang adalah pesan ibunya untuk tidak makan dan minum yg diharamkan ajaran agama ibunya. Sehitam apapun dunianya,ia selalu ingat pesan ibunya. Proses perjalanan hidup,segala kejadian yg perlahan merenggut orang-orang yg dicintainya tiap kali azdan subuh berkumandang, membawanya kembali untuk pulang pada panggilan Tuhan. Membaca novel ini amat seru,seperti menonton film action. Banyak adegan fighting yg bikin ngilu. Tapi ada satu bab di bagian awal yg saya pikir bakal ada kesinambungannya sampai akhir cerita. Ternyata tidak (atau belum). Endingnya jg nggantung. Tebakan saya novel ini bakal ada serial keduanya. Yang saya suka dari novel-novel Tere Liye,setiap novel yg ditulisnya selalu mengandung falsafah hidup.

Usai baca novel ini saya langsung bayangin,kalau novel ini diadaptasi ke film pasti bakal keren
Profile Image for Rezza Dwi.
Author 1 book276 followers
June 11, 2018
"Kesetiaan terbaik ada pada prinsip, bukan yang lain."

Pernah baca buku ini versi kover lama sekitar Juni 2016, lalu sekarang baca versi kover baru di Juni 2018. Dua tahun dan pendapatku tentang buku ini belum berubah.

Sebagai penggemar cerita action, aku jarang menemukan genre itu selain di fantasi atau fiksi ilmiah. Pulang ini fiksi general dengan banyak adegan aksi, tanpa bumbu romance.

Cerita berfokus pada perjalanan Bujang from nothing to be something. Lewat Bujang itulah aku banyak belajar tentang kerja keras, keuletan, kesetiaan, dan prinsip hidup.

Perjalanan yang seruuuu. Nggak sabar buat baca Pergi.
Profile Image for Nadira Aliya.
80 reviews5 followers
September 30, 2015
"Tapi sungguh, jangan dilawan semua hari-hari menyakitkan itu, Nak. Jangan pernah kau lawan. Karena kau pasti kalah. Mau semuak apa pun kau dengan hari-hari itu, matahari akan tetap terbit indah seperti yang kau lihat sekarang. Kau keliru sekali jika berusaha melawannya, membencinya, itu tidak pernah menyelesaikan masalah."

"Peluklah semuanya, Agam. Peluk erat-erat. Dekap seluruh kebencian itu. Hanya itu cara agar hatimu damai, Nak. Semua pertanyaan, semua keraguan, semua kecemasan, semua kenangan masa lalu, peluklah mereka erat-erat. Tidak perlu disesali, tidak perlu membenci, buat apa? Bukankah kita selalu bisa melhat hari yang indah meski di hari terburuk sekalipun?"

"Ketahuilah, Nak, hidup ini tidak pernah tentang mengalahkan siapapu. Hidup ini hanya tentang kedamaian di hatimu. Saat kau mampu berdamai, maka saat itulah kau telah memenangkan seluruh pertempuran."

Adalah Bujang, yang dalam dirinya mengalir unik kombinasi darah seorang tukang pukul dari garis keturunan ayahnya dan darah kyai dari garis ibunya. Bujang yang semenjak kecil hidup jauh di pedalaman Sumatera kemudian dibawa oleh Tauke ke Ibu Kota untuk kemudian diberikan kesempatan-kesempatan pencapaian hidup yang lebih baik. Belajar banyak hal dari mulai ilmu teori hingga pelajaran bela diri yang bermacam pula jenisnya, dari tangan kosong hingga menjadi samurai. Bujang sengaja dipersiapkan menjadi penerus Tauke, pemimpin keluarga penggerak shadow economy.

Masih dengan khas karya-karya Tere Liye yang hampir selalu menampilkan kehidupan pada dua latar tempat yang jauh berbeda. Daerah nun jauh di pedesaan dengan kesederhanaannys dan hutan beton di tengah Ibu Kota dengan kegemerlapannya. Masih dengan gaya bahasa khas, nasihat yang selalu meghibur dan dekat dengan realita sehari-hari. A book worth to read, at least for me.

Profile Image for Rezza Dwi.
Author 1 book276 followers
June 24, 2016
Novel Pulang mengusung tema dunia hitam, gelap, kelam. Menurutku, ceritanya masuk general fiction, action, adventure(?), dan sedikit spiritual. Ada banyak pertarungan dan darah di cerita ini. Tangan kosong, samurai, pedang, pistol, granat, bom, macam-macam. Pertarungan melawan babi hutan sampai pada manusia pengkhianat.

Sebut saja Bujang, anak talang tidak sekolah dengan darah jagal mahsyur mengalir dalam tubuhnya. Bujang diangkat anak oleh seorang Tauke Besar, pimpinan keluarga Tong--pelaku shadow economy kelas kakap yang memiliki kekuasaan satu provinsi, bahkan meluas hingga kota dan bekerja sama dengan berbagai negara. "Keluarga" kriminal besar, tukang pukul hebat yang bergeraknya di belakang layar.

Novel ini menceritakan perjalanan Bujang dari awal masuk keluarga Tong hingga menjadi orang yang sangat hebat.

Overall, keren banget. Aku dapet banyak pelajaran lewat tulisan Tere Liye, seperti biasa. Kesetiaan, perjuangan, kegigihan, ambisi, kekuatan, kekerasan, pengkhianatan, penusukan dari belakang. CAKEP.

Temanya terasa fresh--bagi aku. Alurnya maju-mundur cantik, cantik. Bujang remaja dan Bujang dewasa yang gantian bercerita bisa dibedakan khasnya. Bujang remaja lebih cepat alurnya. Plotnya apik meski ada satu bagian yang kurasa kecepetan. Karakternya haduh kuat(aku paling suka sama Kopong si Pelatih tinju dan Salonga si Penembak Bayaran)

Kekurangannya, hmm ... ini sudut pandang orang pertama Bujang, tapi beberapa kali keselip seolah sudut pandang orang ketiga. POV-nya nggak seapik alur dan plot. Lalu ada bagian yang rasanya, "Eh? Kok tiba-tiba dapet hidayah aja? Kok cepet?"

Ah tapi teteeep. Ini keren banget!
Profile Image for Yasfin.
119 reviews
August 1, 2016
Woah, membutuhkan waktu yang lama juga yah menghabiskan novel ini.
Bukan gak bagus, cuman kebablasan aja pas dibalikin ke rak buku, jadinya gak pernah nyentuh lagi
Barusan aja nyentuh lagi, dan agak menyesal aja kenapa gak langsung diabisin begitu tau endingnya seru bangets?!

Oke. Ini genre kesukaan saya banget. Kalo novel science fiction, itu adalah genre yang paling saya minati. Bakal dapet kata-kata baru kalo dari novel genre itu, dan juga pengalaman baru lah melihat kalimat yang agak aneh.
Di novel Pulang ini juga dapet banyak banget informasi. Kayak belajar Ekonomi masa' haha
Di sini bakalan dijelasin nanti Keluarga Tong itu bisnisnya apa aja, dan Bujang (tokoh utama) jadi apa.

Sebenarnya, agak miris sih ketika Bujang ditinggal oleh orang-orang yang disayanginya. Apalagi si 'itu' harus menghembuskan nafas karena memang kondisinya tidak bagus lagi. Semua kata-kata yang dirangkai emang khasa Tere Liye banget. Dan aku pengin nangis ketika Bujang disadarin sama salah satu anggota keluarganya. Damn it, kalimatnya nampar banget buat aku. Dan as always, saya harus dihadapi dengan ending yang gantung *yaelah*

But, its okay. Saya menyukai semuanya yang ada di sini. Untuk yang mengharapkan ada kisah cintanya, so sorry, gak ada. Ada sih, tapi kisah cinta orang tuanya, dan itu pun pas diceritakan juga sebagai flashback.

Rate 5/5
Profile Image for Nur Khamdah.
52 reviews
December 24, 2015
A personal record that I finished this book in a 6 hours. Overall 5stars, Highly recommended.
The term 'home' used by the author isn't merely a home. The story of Bujang told us wherever we have been to, whatever we have done, we will go 'home', to the 'real home'.
The story is a combination of stories have been told by the author in his previous book.
Touching part is when Bujang lost one by one of his loved ones because they were 'going home'.
The best part I learned from this book is that the best way to live this life is to live it, past is past, love ur self, n let go all the hatred in heart. The best moment in life is when we can conquer ourself because the most dangerous n powerful enemy isn't from outside, it's ourself. #tereliye
Profile Image for Elyza.
61 reviews
January 21, 2016
Tadinya aku pikir cerita cengeng. Ternyata action. Aku cuma pernah baca beberapa karya Tere Liye dan dari beberapa yang aku baca semua ceritanya 'manis-manis jambu'. Tapi Pulang ini terlihat beda sekali. Bikin terkejut, seperti bukan Tere Liye tapi memang Tere Liye :D Di bab awal ketika penulis mendeskripsikan rumah keluarga Tong, aku langsung teringat dengan The Godfather - Mario Puzo. Mungkin ini bisa dibilang The Godfather dengan cita rasa lokal. Hahaha.. Ada review dari pembaca goodreads yang berkata bahwa jika novel ini lebih dikaji lagi dengan riset mendalam mengenai shadow economy pasti hasilnya lebih sempurna. Tapi rasanya Tere Liye tak akan seberani itu. Overall, Pulang ini seru sekali.
Profile Image for Khatijah.
119 reviews3 followers
December 28, 2019
Selalu sahaja karya tere liye membuat aku berfikir dua tiga seratus kali akan kritik sosial masyarakat Indonesia bahkan boleh jadi dunia yang diketengahkan.

Buku ini. Argh. Karakter si Bujang, karakter mamak dan ayahnya Bujang, Tauke Besar, Basyir, Kepong dan sekian manusia dalam penceritaan buku ini dekat sekali dengan kita semua. Kita adalah Bujang di waktu waktu berani dan tanpa gentar, kita adalah Tauke Besar yang penuh ambisi, kita adalah Basyir di saat dendam membara dalam jiwa.

Shadow economy, ilmu baru yang aku belajar dari buku ini. Ya, realitinya sistem ekonomi dunia kita dikuasai mereka yang tidak diduga. White collar crime, bisa aja berada di mana mana. Bahkan di Malaysia sekali pun!

5 bintang, untuk setiap ilmu dan sentuhan yang diketengahkan tere liye.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Rikarie.
31 reviews1 follower
December 7, 2015
Mungkin ini salah satu buku Bang Tere Liye yang paling saya suka. genre-nya mirip2 sama Negeri di Ujung Tanduk sama Negeri para Bedebah, seru, menegangkan, dan hidup.
sepanjang penjelasan tentang shadow economy pun menurut saya dijelaskan dengan cara yang mudah dipahami dan tidak membosankan padahal soal economy selalu cepat membuat saya bosan duluan.
Bujang merupakan tokoh yang kokoh, pun penggambaran hubungan antar Bujang dengan Ayah-nya, Ibu-nya, Tauke Besar, Kopong, dan tokoh2 lainnya. buku ini juga ada pesannya, walaupun tersesat, manusia selalu bisa kembali pulang ke jalan Tuhan.
saya sampai berpikir bagaimana kalau buku ini diadaptasi dalam filem, pasti seru sekali...
1 review
May 22, 2016
"Maka saat suara panggilan shalat itu terdengar, suaranya amat lantang, bagai menusuk telinga, menenuhi langit-langit kamar. Aku memeluk lutut, mendesis benci. Seluruh momen kesedihan milikkubhadir saat adzan ini terdengar. Aku membencinya. Bagaimana mungkin suara itu akan memanggil orang-orang untuk menghadap Tuhan, jika terdengar berisik dan mengganggu?"

Itu quotes yang membuat saya penasaran untuk akhirnya memutuskan membeli dan membaca buku ini setelah Bang Tere post quotes tsb di Facebook. Awalnya saya lebih minat untuk Hujan ketimbang Pulang, tapi setelah quotes tersebut di post di akun Facebook Bang Tere, akhirnya saya putuskan untuk membelinya.

saya kira buku ini adalah tentang buku seseorang yg jauh dari orang tua dan rumah yg tidak pernah diajarkan agama. saya kira buku ini murni bercerita tentang hubungan antar keluarga. memang benar buku ini bercerita tentang keluarga, memang benar buku ini bercerita tentang anak yang jauh dari rumah, tapi tak pernah muncul dalam benak saya ternyata buku ini juga menceritakan tentang tukang pukul, shadow economy, dan semacamnya yang membuat saya berpikir apakah keadaan ekonomi yang sedang tidak beres di negeri ini karena shadow economy? entahlah

i'm a big fan of Tere Liye's works. seperti biasa Bang Tere selalu pintar mencampur adukan emosi di setiap bukunya dan dibuku ini jujur saya dibuat tegang dan serius di setiap bab, tertawa pun hanya sedikit dan mulai tegang lagi di halaman selanjutnya. Dan selanjutnya as usual all Bang Tere's works selalu membuat kita terenyuh dengan kata-kata indahnya yg selalu memberikan kita pelajaran di akhir cerita.

"Ketahuilah, Nak, hidup ini tidak pernah tentang mengalahkan siapa pun. Ini hanya tentang kedamaian di hatimu. Saat kau mampu berdamai, maka saat itulah kau telah memenangkan seluruh pertempuran."

and the last one, i love Bujang's squad so much. Yuki and Kiko are the best.

congratulation, Bang Tere yang sudah membuat saya tegang membaca bukunya dari awal sampai akhir.
Profile Image for Hanum Rais.
13 reviews65 followers
May 19, 2016
Cerita Bujang/Si Babi Hutan awalnya membangkitkan gairah di awal awal halaman. Kayaknya bakal beda nih dengan tema cerita Thomas di NPB dan NDUT. FYI saya kasih NPB 5 star I really like it meski pas baca sempet kepikiran NPB kayanya terinspirasi dr 3 film holywood (Fight Club, 21, dan satu lagi lupa judulnya). Tapi NDUT karena temanya sama dan action yang disuguhkan sedikit tertebak (honestly saya juga suka cerita action Mandarin yang sering diputar di sinema Asia tv kabel-dan saya merasa Mas Tere terinspirasi banyak dr sini hehe CMIIW ).Pun saya merasa kejenuhan terjadi di Pulang di halaman halaman selanjutnya. Dari awal sempet kepikiran si itu pasti jadi pengkhianat hehe,dan bener.
Lalu dari sisi penulisan sudut pandang pertama, sempet agak absurd juga sih ketika si 'aku' bisa menjelaskan begitu detil sesuatu yang tidak terlihat atau terasa. Biasanya ketika sudut pandang pertama, maka segala adegan yang terjadi di luar pengamatan 'aku' akan menjadi sudut pandang ketiga atau no point of view juga bisa sperti penceritaan beberapa adegan punchline awal difilm-film, misalnya. Tapi kayaknya buat pembaca awam, gak akan terganggu sih.:)
Anyway, saya teteap suka dengan muatan agama dan dakwah yang menyelip di akhir cerita. Dan cukup salut di buku ini tak ada romance sama sekali dari tokoh utamanya, toh buku ini tetap best seller. Sesuatu yang susah untuk dilakukan untuk buku buku mainstream best seller.
Salut untuk Mas Tere Liye. Nunggu banget film NPB dan Rindu.
Profile Image for Yazlina Saduri.
1,545 reviews41 followers
July 19, 2025
Hebat ... awesome...amazing read. Sangat puas hati dapat baca juga walaupun speed reading dalam masa 2 jam. Kisah Bujang si Babi Hutan ini kelihatannya remeh dan tidak penting tapi hakikatnya watak beliau sungguh teguh membawa obor kehidupan dunia gelap yang akhirnya menemui cahaya putih seiring naluri seorang manusia.

Funny I feel that part of this book semacam dibawakan watak Ryu Watanabe dalam cerita Hatiku di Harajuku by RAM. Sebahagian lagi berunsur watak Long / Jebat cerita Bukan Kerana Aku Tak Cinta by e-man Sufi. Senario Bujang bunuh Tuan Lin dengan name card bersalut titanum di Grand Lisbon macam pernah aku tengok dalam satu movie mat salih, rasanya Denzel Washington heronya. Situasi Bujang menghadapi babi hutan gergasi itu pula mengingatkan aku kepada kisah dalam cerita Tombiruo. Cuma dalam cerita Pulang tidak ada kisah percintaan seorang lelaki dan wanita, hanya ada kisah perjuangan seorang lelaki kuat yang genius. Suka sangat piliran logik beliau, "kalau pihak bank tidak mau meminjamkan uwang dan kita tidak bisa merampoknya, maka ada cara lain. Kita dirikan saja bank sendiri".

Watakx2 lucu dan menghiburkan tetapi berjiwa serikandi modern tentulah dibawa oleh Yuki dan Kiko anaknya guru Bushi. Dengan pakaian tourist, gila online shopping, pakai hiasan Helo Kitty, suka selfie ... Wowww Bujang berjaya akhirnya menguasai jurus tertinggi tuan guru Bushi semasa melawan si pengkhianat Basyir. Amazing Agam. Oh wait, Tuanku Imam itu siapa sebenarnya ya?

Profile Image for Annisa Rahman.
62 reviews
December 7, 2015
Mungkin saya sudah bosan dg gaya penulisan atau gaya nasihat a la tere liye.. Ini novel yg ketiga tere liye yg malas2an saya selesaikan. Ide ceritanya sebenarnya asik,genre action spt Negeri Para Bedebah, novel tere liye pertama yg saya baca dan langsung menarik perhatian saya. Tapi di novel kali ini,terlalu banyak adegan yg absurd. Misal,di hal 351.
'Aku memutus sambungan telepon. White meletakkan gagang telepon,dia berteriak memanggil koki dan pelayan restorannya,bilang dia harus pergi . . . ' *sambungan telepon udah putus loh ya..gimana cerita,dia bisa tau apa yg dikerjakan White kemudian? Hebat banget si Bujang bisa tau ap yg terjadi di negara seberang ckckckkk..
Trus,pas bagian Kopong yang cerita ke Bujang ttg kisah Emak Bapaknya Bujang. ini cerita nya kan si Kopong lagi sekarat ya. Gile bener orang sekarat mampu cerita panjang ampe 5 lembar. langsung selesai kan hidupnya Kopong jadinya..ngos2an cerita sih soalnya

But,the advice a la tere liye,tetep yaa mengena ke hati *bagi yang merasa lah yaa*
Profile Image for Dion Yulianto.
Author 24 books196 followers
August 26, 2018
Di balik judul dan sampulnya (edisi kedua) yang agak melankolis, buku ini ternyata menyuguhkan kisah yang sangat ramai dan berdarah-darah. Kata "pulang" selalu bertaut dengan rumah, dengan tempat kita kembali, dengan tempat di mana kita bisa melepaskan segala penat setelah bekerja atau segala kerinduan setelah beberapa lama tidak bersua. Tetapi tidak untuk Bujang, tokoh utama dari seri novel Si Babi Hutan karya Tere Liye ini. Dalam Pulang, kita akan disuguhi dengan berbagai adegan laga yang berdarah-darah. Lenyap sudah harapan saya untuk menemukan satu kisah yang mengharu biru sebagaimana dalam Bidadari-Bidadari Surga. Alih-alih, saya mendapatkan sebuah kisah kolosal tentang gangster, mafia ekonomi, dan pertarungan antar tukang pukul. Struktur besar cerita Pulang ternyata lebih dekat dengan Negeri Para Bedebah--novel Tereliye pertama yang membuat saya yakin bahwa harapan Indonesia untuk memiliki penulis berkualitas sekaligus sangat produktif itu masih ada.

Seru, berasa nonton film aksi laga. Mengingatkan saya pada saat baca 'Negeri Para Bedebah' yang WOW itu. Ditulis rapi, runtut, tapi saya agak bosan karena formula Negeri Para Bedebah yang digunakan ulang. Ulasan lebih panjang di https://dionyulianto.blogspot.com/201...

Profile Image for Imanirrahma Salsabil.
10 reviews
December 27, 2015
I'm done read that and.................
Amazing.
Kayak buku-buku Tere Liye yang lain, dan yaa meskipun, for the record, aku nggak terlalu suka Rindu..
Bagus banget huhuhuhu habis baca langsung pengen nangis saking bagusnya. Pengen baca lagi.
Pulang ini satu genre sama novel Tere Liye yang Negeri Para Bedebah dan Negeri di Ujung Tanduk. Dah, reviewnya gitu aja terus ini selanjutnya ke bawah isinya spoilers. Maafin. Intinya bagus. Banget.

-spoiler alert-

Uhmm...
Bujang. Dia jadi anak angkat salah satu tauke di Sumatera, yang mana tauke itu dulu teman dekat ayahnya. Ergh, engga. Jadi novelnya ini cerita tentang shadow economy dan gimana Bujang akhirnya jadi pengendali perusahaan-perusahaan dari shadow economy itu, menggantikan tauke besar, setelah ada pengkhianatan dari teman dekatnya sendiri. Nama keluarga shadow economy tadi Keluarga Tong.
"Shadow economy adalah ekonomi yang berjalan di ruang hitam, di bawah meja. Oleh karena itu, orang-orang juga menyebutnya black market, underground economy."
Bujang jadi anak angkat tauke, dilatih jadi tukang pukul sekaligus diajari sama orang Amerika, Frans. Dia juga punya guru samurai, samurai asli dari Jepang, namanya Guru Bushi. Ada juga guru menembak dari Filipina, Salonga.
Dari guru-guru itu, Bujang jadi penyelesai konflik tingkat tinggi di Keluarga Tong. Sampai tau-tau waktu dia dari Hong Kong, ada pertemuan keluarga shadow economy se Asia Pasifik, sekembalinya dia di Indonesia, Keluarga Tong mau diambil alih sama Basyir, sahabatnya sendiri.

Dah. Spoilernya selesai.

BAGUS KOK, BENERAN. Maafin reviewnya pas-pasan.
Profile Image for Frida.
201 reviews16 followers
December 22, 2015
Sungguh tak saya duga, novel Tere Liye dengan judul dan kover melankolis ini ternyata menyimpan kisah penuh aksi a la keluarga mafia. Dulu, saya sempat menggandrungi film-film mafia, jadi membaca ini serasa pulang kembali ke kenangan itu. Tema yang diangkat oleh Tere Liye sebenarnya mirip dengan Bidadari-bidadari Surga dan Rindu, yaitu di bagian tentang cinta sejati dan kesetiaan (mungkin juga mirip dengan karyanya yang lain, tapi saya baru membaca 3 novel Tere Liye). Selesai menutup halaman terakhir buku ini, saya langsung menobatkannya menjadi salah satu buku favorit.

Saya mengagumi kemampuan Tere Liye dalam menulis novel-novel lintas-genre, bahkan memadu-padankan satu sama lain. Di dalam novel ini, pembaca mungkin akan mendapati perpaduan antara Negeri Para Bedebah dan Bidadari-bidadari Surga, misalnya. Itulah yang menyebabkan novel ini seolah sepasang sandal jepit nyaman yang saling pas satu sama lain. Sebelah kanan adalah sisi gelap perpolitikan dan shadow economy, yang diceritakan dari sudut pandang keluarga mafia, sehingga diwarnai penyerbuan demi penyerbuan penuh kekerasan sebagai bagian dari strategi perebutan kekuasaan. Sementara itu, sebelah kiri adalah sisi melankolis seorang Bujang akibat memorabilia dari masa lalu, yang berdampak pada kepribadian dan keputusan-keputusan yang ia ambil di masa kini.

Selalu merupakan kenikmatan tersendiri ketika membedah sebuah buku bagus. Ada enam elemen yang saya soroti satu per satu.

Selanjutnya, baca di sini http://kimfricung.blogspot.co.id/2015...
Profile Image for Kurdiyan.
5 reviews1 follower
March 17, 2016
Saya membeli buku ini waktu IBF di Istora Senayan krmarin. Alasannya, agar mendapat tanda tangan Bang Tere Liye langsung yang kebetulan juga ada di sana waktu itu. Tanpa baca sinopsis, tanpa mikir panjang. Saya langsung ambil saja buku itu dan bayar di kasir. Saya pikir ceritanya akan sedikit sama dengan novel "Rindu".
Pas perjalanan pulang, saya baca satu bab pertama. Saya pikir awalnya akan bercerita tentang kehidupan manusia seperti biasa, merantau, rindu orang tua, diselingi beberapa kisah drama kemudian pulang dan tamat. Hingga seminggu kemudian saya lanjutkan membaca dan yang saya dapatkan adalah diluar apa yang saya bayangkan. Saya baru kali ini membaca cerita tentang yakuza ala Indonesia. Ya keren, ya mikir, ya sadis, ya seru ya pokoknya saya suka dengan ceritanya yang membuat saya terpaksa harus menyelesaikannya dalam 2 malam karena saking penasarannya.

Apresiasi buat Bang Tere Liye yang berhasil menggiring pembacanya untuk melihat sesuatu dari sudut kehidupan yang lain yang sebenarnya di dunia nyata sering kita abaikan. Karena semua peristiwa selalu membawa pelajaran.
Saya suka dengan alur ceritanya yang zig-zag (entahlah apa namanya) yang membuat saya tidak bosan mengikuti perjalanan kisahnya "Bujang". Dan saya berterima kasih akhirnya saya bisa tertarik membaca cerita Yakuza ala Indonesia. Walaupun tidak disengaja
Displaying 1 - 30 of 1,175 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.