What do you think?
Rate this book
Tuhan Pasti Ahli Matematika!
Matematika itu susah! Matematika itu membosankan! Matematika itu tidak dipakai dalam kehidupan sehari-hari!
Benarkah?
Anggapan umum yang negatif mengenai matematika itu bisa jadi terpatri dalam ingatan karena pengalaman buruk kita saat masih sekolah. Sudah susah-susah mengerjakan rumus matematika, kita juga tidak tahu kegunaannya nanti di masa depan. Padahal, setiap sudut di alam semesta ini memiliki hitungan matematikanya sendiri.
Hadi Susanto—putra daerah Lumajang yang kini menjadi Dosen Matematika di Universitas ternama di Inggris—membuka mata kita tentang serunya matematika dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari menghitung punahnya suatu bahasa, rumus meletakkan laptop ketika meja kerja penuh, zat alir pada rokok, hingga strategi memenangkan perang dengan hitungan matematis!
***
"Buku ini merupakan sumbangan besar Hadi Susanto menggambarkan keluasan jelajah matematika dalam tema-tema yang tak pernah terpikirkan pembaca umum sebelumnya. Mencerahkan."
—Akmal Nasery Basral, sastrawan
“Jika buku ini saya baca dulu saat saya masih di pesantren, mungkin, bisa jadi, saya lebih cinta matematika dibandingkan Alfiyyah Ibnu Malik.”
—Habiburrahman El Shirazy, sastrawan
Benarkah?
Anggapan umum yang negatif mengenai matematika itu bisa jadi terpatri dalam ingatan karena pengalaman buruk kita saat masih sekolah. Sudah susah-susah mengerjakan rumus matematika, kita juga tidak tahu kegunaannya nanti di masa depan. Padahal, setiap sudut di alam semesta ini memiliki hitungan matematikanya sendiri.
Hadi Susanto—putra daerah Lumajang yang kini menjadi Dosen Matematika di Universitas ternama di Inggris—membuka mata kita tentang serunya matematika dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari menghitung punahnya suatu bahasa, rumus meletakkan laptop ketika meja kerja penuh, zat alir pada rokok, hingga strategi memenangkan perang dengan hitungan matematis!
***
"Buku ini merupakan sumbangan besar Hadi Susanto menggambarkan keluasan jelajah matematika dalam tema-tema yang tak pernah terpikirkan pembaca umum sebelumnya. Mencerahkan."
—Akmal Nasery Basral, sastrawan
“Jika buku ini saya baca dulu saat saya masih di pesantren, mungkin, bisa jadi, saya lebih cinta matematika dibandingkan Alfiyyah Ibnu Malik.”
—Habiburrahman El Shirazy, sastrawan
- GenresMathematicsScience
184 pages, Paperback
First published August 1, 2015
16 people are currently reading
241 people want to read
Ratings & Reviews
Friends & Following
Create a free account to discover what your friends think of this book!
Community Reviews
Displaying 1 - 26 of 26 reviews
July 9, 2016
Sejujurnya, buku ini agak di luar ekspektasi. Saya menyangka isinya menggambarkan beberapa kekuasaan Tuhan dan menghubungkannya dengan Matematika, tentu dengan bahasa yang ringan. Akan tetapi, hanya sebagian yang menunjukkan hal itu.
Isinya memang tentang tulisan-tulisan ringan terkait Matematika, atau Matematika-nya sang penulis, Hadi Susanto. Sebagai alumnus Matematika, saya kagum dengan kesuksesan beliau hingga bisa merambah ke negeri kincir angin dan Patung Liberty. Jauh dalam hati, saya juga menginginkan demikian.
Buku ini nampaknya agak pas dengan para akademisi, khususnya Matematika dan Fisika. Mereka yang bergelut di bidang itu mungkin lebig paham banyak, karena beberapa isinya sedikit mengukir rumus - yang saya sendiri sebagai orang Matematika agak kurang paham. Hehehe...
Di luar dari itu, usaha sang penulis menghadirkan buku ini patut diacungi jempol. Meski disibukkan ilmu logika dan hitung-hitung, ia masih sempat menulis.
Isinya memang tentang tulisan-tulisan ringan terkait Matematika, atau Matematika-nya sang penulis, Hadi Susanto. Sebagai alumnus Matematika, saya kagum dengan kesuksesan beliau hingga bisa merambah ke negeri kincir angin dan Patung Liberty. Jauh dalam hati, saya juga menginginkan demikian.
Buku ini nampaknya agak pas dengan para akademisi, khususnya Matematika dan Fisika. Mereka yang bergelut di bidang itu mungkin lebig paham banyak, karena beberapa isinya sedikit mengukir rumus - yang saya sendiri sebagai orang Matematika agak kurang paham. Hehehe...
Di luar dari itu, usaha sang penulis menghadirkan buku ini patut diacungi jempol. Meski disibukkan ilmu logika dan hitung-hitung, ia masih sempat menulis.
December 20, 2018
Saya termasuk yang terjebak judul dan blurbnya. Kirain, buku ini berisi artikel2 tentang manfaat ilmu matematika secara praktis keseharian, atau seenggaknya peran matematika di alam semesta. Ternyata, judul keren ini hanya lah satu judul bab di dalamnya. Buku ini lebih mirip kumpulan artikel lepas yang ditulis seorang dosen matematik. Temanya beragam, tetapi kebanyakan berkaitan dengan matematika--walaupun ternyata nggak sedetail yang saya bayangkan. Tapi, penulis wajib diacungi jempol karena masih menyempatkan waktu dan tenaga untuk menulis di sela-sela kegiatan penelitian dan perkuliahan yang pasti sangat padat.
April 21, 2021
Apa pun itu, percayalah bahwa matematika tidak angker dan matematikawan adalah orang-orang yang manis dan baik hati. (hal. 16)
Di satu sisi, buku ini memang menunjukkan sisi lain dari matematika yang baru terutama bagi orang awam, sesuai dengan blurb. Tapi di sisi lain, pas ngomongin kehidupan si penulis rasanya malah melenceng dari ekspektasi... Ini tuh buku sains atau biografi sih? Lalu, beberapa judul subbab kaya ga nyambung sama apa yang dibahas.
Sekali lagi, yang alergi sama rumus lebih baik mundur perlahan kecuali kalau masih bisa ditahan. Hanya bagian 1 kok yang akan bikin "mual" 😂
October 24, 2015
Sejak melihat sampulnya, saya langsung merasa buku ini akan mengingatkan saya pada dosen-dosen saya terutama yang berjiwa muda. Matematika dan IPA saling berhubungan, bukan? Disamping nilai Math for Science saya yang jauh dari A, saya yakin masih bisa mengikuti cerita-cerita di buku ini.
Pak Hadi Susanto membagi kisahnya yang beririsan dengan dunia angka-angka dalam kemasan beragam, mulai dari masa kecil, keliling daerah, kolega, mimpi-mimpi, sampai pertanyaan yang terjawab bertahun kemudian. Fields Medal. Ig Nobel Prize. Referensi jurnal yang dibawakan ngepop. Dosen banget pokoknya, tapi dosen gaul yang penyampaiannya menyenangkan. Beliau menuturkan bahwa tak ada yang mustahil jika kita berusaha, ilmu pasti ada manfaatnya, dan 'jangan menilai buku hanya dari sampulnya' (meski sampul buku ini memang menarik). Serasa mengobrol langsung atau mendengar dongeng seusai perkuliahan.
Sebagai pribadi yang salah jurusan, saya bersyukur bisa melihat buku ini dari dua kacamata. Pertama, kacamata akademisi dan 'orang math'. Saya mengerti rasanya ketika Pak Hadi bicara soal stereotipe orang berotak kiri. "Kami bisa juga senang-senang, kok!" dan itu betul. Pengeluaran teman-teman saya di bidang hedon setara dengan kerja lemburnya membuat paper. Kadang membuat lelucon sains yang kami sebut 'gombal sains'. Kalau di konferensi mengobrol tak hanya soal materi juga benar. Pasti kami bertanya soal anime dan dorama ke orang Jepang ahli Lesson Study.
Tapi saya juga punya pendapat lain yang asalnya dari diri saya yang senang Bahasa dan Seni. Jokes-nya orang-orang bertipe begitu biasanya inside jokes dan butuh apersepsi yang kuat untuk mengerti (seperti lelucon insinyur a la 9gag). Lalu soal 'orang math' yang mahir menulis fiksi, menurut saya malah wajar. Bahasa dan Matematika menempati lahan yang sama di otak. Masalah itu berperasaan atau tidak tergantung orangnya, menurut saya. Kalau orangnya romantis apa-apa jadi baper. Dan berarti Pak Hadi orangnya romantis, hehe.
Pak Hadi memang banyak mengangkat soal teori matematika yang dibawa filosofis. Ini juga bisa saya relate. Di IPSE saya belajar bahwa jodoh juga masalah fisika, dilihat dari frekuensi kita yang sama mulai dari ayunan langkah ketika berjalan. Lalu bagaimana total usaha (work/W) kita selalu 0 ketika naik mobil, yang berarti kita bisa jadi menghabiskan 30 menit hidup kita sia-sia dan makanya kita harus berusaha sebaik-baiknya di dunia. Semacam itu. Fenomena yang tergambar dalam rumus-rumus rumit nan cantik. Kalau matematika? Silakan baca bukunya.
Sayangnya, buku ini begitu 'matematika'. Seolah #duniaharustahu (iya, pakai tagar biar trending) kalau matematika dekat dengan kita dan pasti berguna di kehidupan siapa pun. Ah, baca buku ini bikin saya memandang dari multiple PoV. Berhubung Pak Hadi dosen dan saya pun sedang bekerja di bidang pendidikan, saya mengerti rasanya. Tiap guru pasti ingin mapelnya dimengerti siswa dan dirasakan manfaatnya kemudian. Kalau yang ekstrem malah sampai membangga-banggakan (Fisika intinya ilmu! Matematika induknya ilmu! Tanpa English kamu nggak bisa bersaing!). Tapi... saya sendiri kurang kena maknanya. Mungkin karena di akhir cerita beliau tidak memberikan solusi apa-apa. Hanya menulis 'intinya', 'jadi', tapi kurang meyakinkan pembaca kalau itu benar.
Tapi bukan berarti saya tidak setuju. Justru saya saksi hidup pembenaran kata-kata itu. Saya, seeneg apa pun belajar fisika waktu SMA, mencoba percaya kalau nanti itu akan berguna entah kapan. Benar saja, saya malah masuk jurusan Pendidikan IPA. Saya jadi memakai rumus itu lagi plus mendapat koreksi dari miskonsepsi yang terjadi di SMA dulu karena penerjemahan istilah. Setidaknya 'pertanyaan tanpa jawaban' saya dulu terjawab sudah. Pak Hadi juga katanya mengalami itu di buku ini.
Intinya (jadi ikutan Pak Hadi. Tapi semoga ulasan saya tidak menggantung ya, hehe) kamu akan dapat wawasan baru tentang matematika di sini, bahwa rumus bukan melulu soal mainan profesor botak. Meskipun di dunia nyata kita tidak menghitung berapa kali roda bus berputar Jakarta-Bandung dengan radius 30 cm, atau harga permen ketika Budi membeli 5 seharga Rp 3000 dan Wati membeli 10 seharga 7500 (ini ngasal) setidaknya kita tahu kalau makhluk hidup memiliki simetri, bagaimana terjadinya blasteran, dan betapa Old Shatterhand menginspirasi seorang anak Lumajang menjadi profesor Matematika di negeri Sherlock Holmes.
Pak Hadi Susanto membagi kisahnya yang beririsan dengan dunia angka-angka dalam kemasan beragam, mulai dari masa kecil, keliling daerah, kolega, mimpi-mimpi, sampai pertanyaan yang terjawab bertahun kemudian. Fields Medal. Ig Nobel Prize. Referensi jurnal yang dibawakan ngepop. Dosen banget pokoknya, tapi dosen gaul yang penyampaiannya menyenangkan. Beliau menuturkan bahwa tak ada yang mustahil jika kita berusaha, ilmu pasti ada manfaatnya, dan 'jangan menilai buku hanya dari sampulnya' (meski sampul buku ini memang menarik). Serasa mengobrol langsung atau mendengar dongeng seusai perkuliahan.
Sebagai pribadi yang salah jurusan, saya bersyukur bisa melihat buku ini dari dua kacamata. Pertama, kacamata akademisi dan 'orang math'. Saya mengerti rasanya ketika Pak Hadi bicara soal stereotipe orang berotak kiri. "Kami bisa juga senang-senang, kok!" dan itu betul. Pengeluaran teman-teman saya di bidang hedon setara dengan kerja lemburnya membuat paper. Kadang membuat lelucon sains yang kami sebut 'gombal sains'. Kalau di konferensi mengobrol tak hanya soal materi juga benar. Pasti kami bertanya soal anime dan dorama ke orang Jepang ahli Lesson Study.
Tapi saya juga punya pendapat lain yang asalnya dari diri saya yang senang Bahasa dan Seni. Jokes-nya orang-orang bertipe begitu biasanya inside jokes dan butuh apersepsi yang kuat untuk mengerti (seperti lelucon insinyur a la 9gag). Lalu soal 'orang math' yang mahir menulis fiksi, menurut saya malah wajar. Bahasa dan Matematika menempati lahan yang sama di otak. Masalah itu berperasaan atau tidak tergantung orangnya, menurut saya. Kalau orangnya romantis apa-apa jadi baper. Dan berarti Pak Hadi orangnya romantis, hehe.
Pak Hadi memang banyak mengangkat soal teori matematika yang dibawa filosofis. Ini juga bisa saya relate. Di IPSE saya belajar bahwa jodoh juga masalah fisika, dilihat dari frekuensi kita yang sama mulai dari ayunan langkah ketika berjalan. Lalu bagaimana total usaha (work/W) kita selalu 0 ketika naik mobil, yang berarti kita bisa jadi menghabiskan 30 menit hidup kita sia-sia dan makanya kita harus berusaha sebaik-baiknya di dunia. Semacam itu. Fenomena yang tergambar dalam rumus-rumus rumit nan cantik. Kalau matematika? Silakan baca bukunya.
Sayangnya, buku ini begitu 'matematika'. Seolah #duniaharustahu (iya, pakai tagar biar trending) kalau matematika dekat dengan kita dan pasti berguna di kehidupan siapa pun. Ah, baca buku ini bikin saya memandang dari multiple PoV. Berhubung Pak Hadi dosen dan saya pun sedang bekerja di bidang pendidikan, saya mengerti rasanya. Tiap guru pasti ingin mapelnya dimengerti siswa dan dirasakan manfaatnya kemudian. Kalau yang ekstrem malah sampai membangga-banggakan (Fisika intinya ilmu! Matematika induknya ilmu! Tanpa English kamu nggak bisa bersaing!). Tapi... saya sendiri kurang kena maknanya. Mungkin karena di akhir cerita beliau tidak memberikan solusi apa-apa. Hanya menulis 'intinya', 'jadi', tapi kurang meyakinkan pembaca kalau itu benar.
Tapi bukan berarti saya tidak setuju. Justru saya saksi hidup pembenaran kata-kata itu. Saya, seeneg apa pun belajar fisika waktu SMA, mencoba percaya kalau nanti itu akan berguna entah kapan. Benar saja, saya malah masuk jurusan Pendidikan IPA. Saya jadi memakai rumus itu lagi plus mendapat koreksi dari miskonsepsi yang terjadi di SMA dulu karena penerjemahan istilah. Setidaknya 'pertanyaan tanpa jawaban' saya dulu terjawab sudah. Pak Hadi juga katanya mengalami itu di buku ini.
Intinya (jadi ikutan Pak Hadi. Tapi semoga ulasan saya tidak menggantung ya, hehe) kamu akan dapat wawasan baru tentang matematika di sini, bahwa rumus bukan melulu soal mainan profesor botak. Meskipun di dunia nyata kita tidak menghitung berapa kali roda bus berputar Jakarta-Bandung dengan radius 30 cm, atau harga permen ketika Budi membeli 5 seharga Rp 3000 dan Wati membeli 10 seharga 7500 (ini ngasal) setidaknya kita tahu kalau makhluk hidup memiliki simetri, bagaimana terjadinya blasteran, dan betapa Old Shatterhand menginspirasi seorang anak Lumajang menjadi profesor Matematika di negeri Sherlock Holmes.
October 22, 2015
Tuhan Pasti Ahli Matematika! merupakan refleksi akan kecintaan penulis terhadap Tuhan, kehidupan, dan ilmu yang dimilikinya. Ditulis dengan ringkas dan mengena, setiap bab memiliki nilai atau esensi yang dengan mudah dapat diterima pembaca.
Hadi Susanto, Associate Professor in Aplied Mathematics di University of Essex, UK menuliskan berbagai hal dengan sebuah tema besar "Matematika adalah titik sentral dari kehidupan". Ilmu ini digambarkan dengan sangat menarik. Oleh tulisannya yang menghanyutkan, saya merasakan matematika adalah hal yang mengasyikan.
Ulasan selengkapnya bisa dibaca disini http://www.h23bc.com/2015/10/ulasan-b...
Hadi Susanto, Associate Professor in Aplied Mathematics di University of Essex, UK menuliskan berbagai hal dengan sebuah tema besar "Matematika adalah titik sentral dari kehidupan". Ilmu ini digambarkan dengan sangat menarik. Oleh tulisannya yang menghanyutkan, saya merasakan matematika adalah hal yang mengasyikan.
Ulasan selengkapnya bisa dibaca disini http://www.h23bc.com/2015/10/ulasan-b...
June 6, 2020
"Menyadari kerendahan diri adalah salah satu tujuan belajar sains"
"Matematika adalah puisi logika"
Percaya atau enggak sebenernya saya gak suka Matematika (belum sampai tahap benci, tapi kalau bisa dihindari saya lebih memilih menghindari). Kontras memang, karena saya begitu mencintai Fisika dan beberapa teman menganggap saya jago Matematika karena saya jago Fisika (gak jago2 amat sih, wkwkwk), padahal yaampun tolong itu matakuliah kalkulus jaman kuliah bisa dapet B- setelah perjuangan berdarah-darah. ahahaha
Saya sudah penasaran baca buku ini sejak pertama awal terbit di 2015, saya beli bukunya (dan kemudian lupa menyimpannya dimana, kebiasaan). Lalu melanjutkan beli ebook di Google Playbook, karena covid19 ini entah kenapa saya tergerak pengen baca buku ini. Awalnya saya mengiri ini adalah memoar, tapi ternyata ini kumpulan tulisan pendek dan yang membuat saya melanjutnya membaca isinya karena pengantar dari Habiburrahman El Shirazy yang bilang kalau baca buku ini lebih awal mungkin akan mencintai matematika. Sebagai orang yang lemah matematika pun saya siap mempelajari filosofi tentang matematika. Saya akui tulisannya menarik dan beberapa cerita mencoba menghubungkan makna hidup dengan formula matematika. Selain itu gaya tulisnya juga sangat humoris ala orang jadul, kenapa jadul, karena mirip-mirip gaya bahasa Lupus atau Warkop DKI dan yaampun Prof, saya gak yakin kalau ini buku dibaca gen Z mereka bakal paham dan ikutan ketawa atau enggak, karena emang humornya memang segitu jadulnya (menggunakan referensi era 80 & 90an).
Ini coba sebagai contoh:
Hasilnya kita bertambah ilmu, bertambah kenalan, bertambah jaringan. Jadi, meminjam iklan sampo: KKN? Siapa takut?
Kalau gak tau berarti kalian yang ketinggalan zaman.
Ps. gw pun kagak ngerti Bokiir!tapi gw ketawa aja pas baca bagian ini.
May 30, 2017
TUHAN PASTI AHLI MATEMATIKA!
Buku tulisan Dr. Hadi Susanto ini mengajar saya banyak perkara, antaranya adalah untuk menghargai matapelajaran matematik yang dituntut sejak sekolah rendah hingga ke bangku universiti. Nukilan-nukilan pendek beliau ini menyentuh pelbagai topik terutamanya subjek kesukaannya; matematik, suka duka zaman belajar, juga beberapa refleksi beliau. Rasanya buku ini bergenre yang lebih kurang sama dengan Fizik-Lah (terbitan Thukul Chetak).
Dr. Hadi mengelaskan bahawa pelajaran matematik itu mempunyai 2 cabang ;matematik tulen(pure maths) dan matematik gunaan (applied maths). Yang pertama akan terus diteroka dari semasa ke semasa seperti formula Inverse Matrix dan akan terus berkembang, meskipun ada kalanya kita masih belum dapat mengenalpasti apakah kegunaan teorem tersebut. Yang kedua adalah aplikasi ilmu matematik itu dalam bidang lain, seperti biological mathematics, engineering mathematics dan mathematics of war. Menarik bukan!
Terakhir, saya sangat tersentuh dengan tulisan beliau yang bertajuk 'Salah Jurusan' yang dikonklusikan dengan Teori Bubur Ayam Aa Gym (sila lihat post sebelum ini). Penulis juga mengingatkan bahawa dalam proses menuntut ilmu, tidak semestinya semua mesti dilakukan di kelas, dampingilah guru-guru atau para pensyarah kerana pengalaman mereka itu juga sangat berharga dan sebagai pelajar, itulah hak kita.
Semoga lebih banyak buku-buku begini di pasaran, yang membenarkan pembaca meneroka bidang-bidang ilmu lain dengan bahasa yang mudah difahami. Terasa seperti berada dalam kelas Cikgu Halim (guru Additional Mathematics) kerana disebalik latihan-latihan yang beliau berikan, diberi juga lontaran soalan berkenaan kuasa Tuhan dan penciptaan yang penuh dengan algorithma & equation Matematik, supaya kami berfikir. Sungguh memberi insipirasi!
Buku tulisan Dr. Hadi Susanto ini mengajar saya banyak perkara, antaranya adalah untuk menghargai matapelajaran matematik yang dituntut sejak sekolah rendah hingga ke bangku universiti. Nukilan-nukilan pendek beliau ini menyentuh pelbagai topik terutamanya subjek kesukaannya; matematik, suka duka zaman belajar, juga beberapa refleksi beliau. Rasanya buku ini bergenre yang lebih kurang sama dengan Fizik-Lah (terbitan Thukul Chetak).
Dr. Hadi mengelaskan bahawa pelajaran matematik itu mempunyai 2 cabang ;matematik tulen(pure maths) dan matematik gunaan (applied maths). Yang pertama akan terus diteroka dari semasa ke semasa seperti formula Inverse Matrix dan akan terus berkembang, meskipun ada kalanya kita masih belum dapat mengenalpasti apakah kegunaan teorem tersebut. Yang kedua adalah aplikasi ilmu matematik itu dalam bidang lain, seperti biological mathematics, engineering mathematics dan mathematics of war. Menarik bukan!
Terakhir, saya sangat tersentuh dengan tulisan beliau yang bertajuk 'Salah Jurusan' yang dikonklusikan dengan Teori Bubur Ayam Aa Gym (sila lihat post sebelum ini). Penulis juga mengingatkan bahawa dalam proses menuntut ilmu, tidak semestinya semua mesti dilakukan di kelas, dampingilah guru-guru atau para pensyarah kerana pengalaman mereka itu juga sangat berharga dan sebagai pelajar, itulah hak kita.
Semoga lebih banyak buku-buku begini di pasaran, yang membenarkan pembaca meneroka bidang-bidang ilmu lain dengan bahasa yang mudah difahami. Terasa seperti berada dalam kelas Cikgu Halim (guru Additional Mathematics) kerana disebalik latihan-latihan yang beliau berikan, diberi juga lontaran soalan berkenaan kuasa Tuhan dan penciptaan yang penuh dengan algorithma & equation Matematik, supaya kami berfikir. Sungguh memberi insipirasi!
March 24, 2023
"Dengan merasa tidak bisa, bisa jadi kita malah terpacu untuk belajar yang lebih banyak, dan atau justru untuk menghindari sombong itu." -hlm. 156
Aku sudah tahu cukup lama buku yang satu ini, dan alasan aku tertarik tentu saja judulnya yang cukup menggelitik. Dan akhirnya punya kesempatan untuk baca bulan ini di Google Play Books.
Buku ini berkisah banyak mengenai pengalaman pribadi penulis dan juga beberapa motivasi-motivasi yang berkaitan dengan bidang pendidikan, khususnya bidang matematika, sesuai dengan judulnya. Aku kira buku ini akan menjabarkan secara rumit mengenai teori matematika yang entah kuadrat-kuadrat atau sejenisnya, tapi buku ini benar-benar jauh dari kesan itu.
Sedikit banyak memang mengedepankan permodelan matematika namun nggak yang sampai mendominasi bukunya. Lebih banyak berkisah pengalaman hidup penulis yang bisa kita jadikan renungan dan apresiasi terhadap hidup ini, bahwa hidup kita sudah lebih dari cukup.
Buku ini emang cocok banget jadi reminder kita di bulan ramadan ini.
4,2 stars.
Aku sudah tahu cukup lama buku yang satu ini, dan alasan aku tertarik tentu saja judulnya yang cukup menggelitik. Dan akhirnya punya kesempatan untuk baca bulan ini di Google Play Books.
Buku ini berkisah banyak mengenai pengalaman pribadi penulis dan juga beberapa motivasi-motivasi yang berkaitan dengan bidang pendidikan, khususnya bidang matematika, sesuai dengan judulnya. Aku kira buku ini akan menjabarkan secara rumit mengenai teori matematika yang entah kuadrat-kuadrat atau sejenisnya, tapi buku ini benar-benar jauh dari kesan itu.
Sedikit banyak memang mengedepankan permodelan matematika namun nggak yang sampai mendominasi bukunya. Lebih banyak berkisah pengalaman hidup penulis yang bisa kita jadikan renungan dan apresiasi terhadap hidup ini, bahwa hidup kita sudah lebih dari cukup.
Buku ini emang cocok banget jadi reminder kita di bulan ramadan ini.
4,2 stars.
November 15, 2018
Bagus penulis yg ahli matematika namun dapat menceritakan matematika dengan sederhana dan mengungkap kegunaan matematika yg tidak hanya rumus yg rumit. Bacaan yg ringan dalam beberapa jam mungkin bisa selesai dgn bahasa yg menarik dan mengalir.
contohnya waktu sekolah kita diajarain segala macem teknik berhitung macem2 tanpa tahu sebenrnay buat appan sih ini rumus2nya
contohnya belajar matriks buat apaan sih ini ada invers matrik, terus eigen value, terus ngitung matriks kok macem2 caranya pdhl cara substitusi/eliminasi persmaan linier biasa udah cukup gampang menyelesaikanya :) trnyt ngitung matriks bnyk manfaatnya dan diselesaikan dgn algoritma komputer
contohnya waktu sekolah kita diajarain segala macem teknik berhitung macem2 tanpa tahu sebenrnay buat appan sih ini rumus2nya
contohnya belajar matriks buat apaan sih ini ada invers matrik, terus eigen value, terus ngitung matriks kok macem2 caranya pdhl cara substitusi/eliminasi persmaan linier biasa udah cukup gampang menyelesaikanya :) trnyt ngitung matriks bnyk manfaatnya dan diselesaikan dgn algoritma komputer
January 21, 2024
Hadi Susanto adalah salah satu mutiara Indonesia. Ia putra daerah Lumajang yang sekarang mengajar Applied Mathematics di University of Essex, Inggris. Kebayang ga sih seencer apa otak beliau? 😭
Buku ini cukup sesuai ekspektasiku. Disini dijabarkan riset2 unik di dunia matematika seperti pemodelan pergerakan kuncir rambut yg menjelaskan knp rambut goyang ke kanan-kiri bukan depan-belakang saat jogging.. Ada riset tentang kenapa tetesan kopi yg mengering di meja akan membentuk lingkaran hitam, hingga persamaan Lanchester-Osipov Chase Combat Model - riset pertama dalam dunia militer yg memperkirakan siapa yg pasukannya habis duluan dalam baku tembak menembak, dll
Buku ini cukup sesuai ekspektasiku. Disini dijabarkan riset2 unik di dunia matematika seperti pemodelan pergerakan kuncir rambut yg menjelaskan knp rambut goyang ke kanan-kiri bukan depan-belakang saat jogging.. Ada riset tentang kenapa tetesan kopi yg mengering di meja akan membentuk lingkaran hitam, hingga persamaan Lanchester-Osipov Chase Combat Model - riset pertama dalam dunia militer yg memperkirakan siapa yg pasukannya habis duluan dalam baku tembak menembak, dll
This entire review has been hidden because of spoilers.
March 18, 2021
Bercerita tentang Matematika.
Yang menjadi sendi kehidupan. Mulai dari materi kuliah sampai hitungan ekonomi dunia. Dari Fisika sampai ilmu agama. Bahkan hal seremeh pergerakan kuncir rambut saat joging! Semua dibahas rumus matematika!!
Balik ke buku. Tak hanya matematika, buku ini juga banyak bercerita ttg kehidupan. Sangat menarik dan menyenangkan untuk dibaca.
Satu hal yg saya yakini dari dulu hingga sekarang, Tuhan pasti menciptakan alam semesta dg rumus matematika dan dalil fisika!
Yang menjadi sendi kehidupan. Mulai dari materi kuliah sampai hitungan ekonomi dunia. Dari Fisika sampai ilmu agama. Bahkan hal seremeh pergerakan kuncir rambut saat joging! Semua dibahas rumus matematika!!
Balik ke buku. Tak hanya matematika, buku ini juga banyak bercerita ttg kehidupan. Sangat menarik dan menyenangkan untuk dibaca.
Satu hal yg saya yakini dari dulu hingga sekarang, Tuhan pasti menciptakan alam semesta dg rumus matematika dan dalil fisika!
May 18, 2021
Jauh dari ekspektasi saya. Saya pikir bakal menemukan banyak fakta mengenai matematika di alam semesta. Ternyata isinya sebagian besar cerita pengalaman hidup penulis.
Sebagai orang yang suka matematika sejak kecil dan juga sempat mendalami matematika di teknik informatika, saya hanya menemukan sedikit fakta menarik mengenai matematika. Selebihnya hanya berasa seperti membaca postingan blog dalam format buku.
Sebagai orang yang suka matematika sejak kecil dan juga sempat mendalami matematika di teknik informatika, saya hanya menemukan sedikit fakta menarik mengenai matematika. Selebihnya hanya berasa seperti membaca postingan blog dalam format buku.
January 12, 2018
Sebenarnya saya suka Matematika, tapi kayaknya Matematika nggak suka sama saya. Nggak tahu kenapa, mungkin karena saya terlalu banyak menuntut, sehingga si Matematika memilih orang lain untuk dia sukai, salah satunya Hadi Susanto, hehehe.
Kecintaan Hadi pada Matematika memang dalam. Membuatnya berkelana ke berbagai negeri. Dua tahun mengajar di University of Massachusetts, USA. Lima tahun mengajar di University of Nottingham, UK. Dan kini dia mengajar dan menjabat sebagai Associate Professor dalam bidang Applied Mathematics di University of Essex, UK.
Tentu, telah menggunung ilmu dan wawasannya tentang Matematika. Namun ada hal yang dirasa kurang oleh alumnus ITB tahun 2001 ini. Masih banyak mitos yang melanda—terutama pelajar—bahwa Mitamitik (ini kata Pippi Longstocking :D) susah dipelajari. Maka buku ini adalah ikhtiar Hadi untuk menyebar "paham" bahwa Matematika itu tidak susah, tidak membosankan, dan banyak kegunaannya dalam kehidupan.
Bisa dibilang buku ini adalah semi-memoar. Kita tidak akan menemui teori-teori Matematika yang bikin kening berkerut-mata mendelik-dada berdebar-kuping mendenging (silakan ke dokter :P), tapi tulisan-tulisan ringan dan renyah yang berhubungan dengan Matematika. Dalam berbagai tulisan terselip juga motivasi-motivasi dan renungan dari penulis yang sempat mengalami roller coaster kehidupan.
Kecintaan Hadi pada Matematika memang dalam. Membuatnya berkelana ke berbagai negeri. Dua tahun mengajar di University of Massachusetts, USA. Lima tahun mengajar di University of Nottingham, UK. Dan kini dia mengajar dan menjabat sebagai Associate Professor dalam bidang Applied Mathematics di University of Essex, UK.
Tentu, telah menggunung ilmu dan wawasannya tentang Matematika. Namun ada hal yang dirasa kurang oleh alumnus ITB tahun 2001 ini. Masih banyak mitos yang melanda—terutama pelajar—bahwa Mitamitik (ini kata Pippi Longstocking :D) susah dipelajari. Maka buku ini adalah ikhtiar Hadi untuk menyebar "paham" bahwa Matematika itu tidak susah, tidak membosankan, dan banyak kegunaannya dalam kehidupan.
Bisa dibilang buku ini adalah semi-memoar. Kita tidak akan menemui teori-teori Matematika yang bikin kening berkerut-mata mendelik-dada berdebar-kuping mendenging (silakan ke dokter :P), tapi tulisan-tulisan ringan dan renyah yang berhubungan dengan Matematika. Dalam berbagai tulisan terselip juga motivasi-motivasi dan renungan dari penulis yang sempat mengalami roller coaster kehidupan.
August 3, 2019
Buku bagus, walaupun agak sedikit kecele karena saya kira buku ini membahas hal2 berbau teknis matematika dalam bingkaian sastra, tapi ternyata isinya lebih kepada pelajaran-pelajaran hidup penulis yg seorang profesor matematika.
January 18, 2016
Kali pertama mendengar "Tuhan Pasti Ahli Matematika!" adalah dari status Facebook ustadz Salim A. Fillah dalam safari dakwahnya ke negeri-negeri Eropa. Dalam statusnya, ia memperkenalkan profil singkat Hadi Susanto, penulis buku ini.
Jujur, buku ini menggambarkan perasaan pecinta Matematika kebanyakan, bahwa "Matematika tidaklah sesulit yang orang kebanyakan kira." Faktanya, meski mayoritas bilang matematika sulit, banyak siswa/pelajar yang meraih nilai sempurna untuk Matematika. Coba bandingkan dengan, misalnya, dengan Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, maupun mata pelajaran yang lain.
Pun, buku ini ditulis oleh ahlinya, dosen Matematika asli Indonesia yang mengajar di kampus ternama Inggris. Buku ini berkisah bahwa Matematika ternyata sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun perkembangan terkini Matematika. Misalnya, saya jadi tahu bahwa ada ahli Matematika yang membuat formula atau model persamaan untuk menempatkan laptop pada tempat atau meja yang berantakan dan hampir penuh. Atau, ada 7 soal matematika di dunia yang setiap soalnya bernilai 1,000,000 dollar Amerika, dan sampai hari ini belum ada yang bisa menyelesaikan.
Selain berkisah tentang Matematika yang tampaknya rumit, buku ini juga membahas soal yang lebih humanis, seperti kenangan penulisnya dengan nasehat guru-gurunya atau "kekonyolan" yang dialami penulis saat menjadi mahasiswa ITB hingga sekarang tinggal di Inggris. Saya berani katakan bahwa membaca buku ini akan mengubah mindset Anda tentang Matematika.
(Direview oleh seorang Cost Accountant yang cinta Matematika. Ianya pernah mendapat nilai 4 untuk Matematika sewaktu Ebtanas SD, lalu menggandakannya hingga nyaris sempurna di Ujian Nasional SMA--sekadar bukti bahwa Matematika Itu (Tidak) Sulit)
Jujur, buku ini menggambarkan perasaan pecinta Matematika kebanyakan, bahwa "Matematika tidaklah sesulit yang orang kebanyakan kira." Faktanya, meski mayoritas bilang matematika sulit, banyak siswa/pelajar yang meraih nilai sempurna untuk Matematika. Coba bandingkan dengan, misalnya, dengan Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, maupun mata pelajaran yang lain.
Pun, buku ini ditulis oleh ahlinya, dosen Matematika asli Indonesia yang mengajar di kampus ternama Inggris. Buku ini berkisah bahwa Matematika ternyata sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun perkembangan terkini Matematika. Misalnya, saya jadi tahu bahwa ada ahli Matematika yang membuat formula atau model persamaan untuk menempatkan laptop pada tempat atau meja yang berantakan dan hampir penuh. Atau, ada 7 soal matematika di dunia yang setiap soalnya bernilai 1,000,000 dollar Amerika, dan sampai hari ini belum ada yang bisa menyelesaikan.
Selain berkisah tentang Matematika yang tampaknya rumit, buku ini juga membahas soal yang lebih humanis, seperti kenangan penulisnya dengan nasehat guru-gurunya atau "kekonyolan" yang dialami penulis saat menjadi mahasiswa ITB hingga sekarang tinggal di Inggris. Saya berani katakan bahwa membaca buku ini akan mengubah mindset Anda tentang Matematika.
(Direview oleh seorang Cost Accountant yang cinta Matematika. Ianya pernah mendapat nilai 4 untuk Matematika sewaktu Ebtanas SD, lalu menggandakannya hingga nyaris sempurna di Ujian Nasional SMA--sekadar bukti bahwa Matematika Itu (Tidak) Sulit)
December 19, 2015
Berapa banyak orang saat masih menjadi pelajar dulu yang menyukai matematika? Sebagian besar orang pasti mengeluh, "Matematika itu susah! Matematika itu membosankan! Matematika itu tidak dipakai dalam kehidupan sehari-hari!"
Bahkan muncul guyonan, "Matematika itu gak bakal jadi pertanyaan kubur. Gak penting!"
Buku ini menyadarkan bahwa matematika juga tak terpisahkan dari ilmu-ilmu syariat yang termaktub dalam Alquran dan Hadis. Menghitung harta waris (Ilmu Faraidh) itu pakai matematika, ilmu falak untuk mengetahui kalender hijriah yang terkait dengan ibadah salat dan puasa juga menggunakan matematika, pembagian zakat juga menggunakan matematika. Bahkan, salah satu faktor kemenangan Rasulullah SAW dalam Perang Badar juga karena ketepatan beliau dalam menggunakan ilmu matematika.
Albert Einstein pernah bilang, "Matematika adalah puisi logika". Dan saya percaya bahwa seluruh jagat raya dan isinya adalah "Puisi-puisi-Nya" yang bisa diwakilkan dan dituliskan dalam persamaan-persamaan bahasa matematika; salah satu ilmu-Nya yang disampaikan ke dalam pemikiran manusia agar kita memahami ciptaan-Nya.
Dan saya juga percaya, "Dari bukti-bukti intrinsik ciptaan-Nya, Sang Maha Arsitek dari alam semesta ini adalah Sang Matematikawan Murni".
Buku yang recommended untuk dibaca bahkan oleh para ahli yang paling alegro matematika sekali pun!
Bahkan muncul guyonan, "Matematika itu gak bakal jadi pertanyaan kubur. Gak penting!"
Buku ini menyadarkan bahwa matematika juga tak terpisahkan dari ilmu-ilmu syariat yang termaktub dalam Alquran dan Hadis. Menghitung harta waris (Ilmu Faraidh) itu pakai matematika, ilmu falak untuk mengetahui kalender hijriah yang terkait dengan ibadah salat dan puasa juga menggunakan matematika, pembagian zakat juga menggunakan matematika. Bahkan, salah satu faktor kemenangan Rasulullah SAW dalam Perang Badar juga karena ketepatan beliau dalam menggunakan ilmu matematika.
Albert Einstein pernah bilang, "Matematika adalah puisi logika". Dan saya percaya bahwa seluruh jagat raya dan isinya adalah "Puisi-puisi-Nya" yang bisa diwakilkan dan dituliskan dalam persamaan-persamaan bahasa matematika; salah satu ilmu-Nya yang disampaikan ke dalam pemikiran manusia agar kita memahami ciptaan-Nya.
Dan saya juga percaya, "Dari bukti-bukti intrinsik ciptaan-Nya, Sang Maha Arsitek dari alam semesta ini adalah Sang Matematikawan Murni".
Buku yang recommended untuk dibaca bahkan oleh para ahli yang paling alegro matematika sekali pun!
February 5, 2017
bagi seorang mhs matematika abal abal sprt saya. buku ini benar benar memberi pencerahan. banyak hal menarik ttg matematika yg saya tak tahu (krn tak pernah mncari tahu). dari buku ini saya lgs mpy daftar film yang kudu ditonton. juga saya jd penasaran dn ingin coba baca jurnal matematika.
saya ini mahasiswa matematika yg tak kenal matematika. jd butuh hal hal sprti buku ini utk menjaga kesadaran saya.
penulis adl mhs S1 matematika itb, dimana saya pernah menimba ilmu selama 5 th di sana tanpa mendapat gelar krn menyerah didetik detik terakhir.
kisah kisah beliau yg berkaitan dg masa kuliah nya di kampus ganesha. membuat saya bertanya-tanya ttg kebermatematikaan saya ktk di sana. hehehe
dosen wali beliau yg diceritakan di buku ini jg mrp dosen kesukaan saya. jd semakin 'gembira'lah saya membaca buku ini. (yah walopun saya pernah 2 kali mengambil MK beliau yg sama dn selalu gagal. tp beliau ttp mjd dosen kesukaan kkkkk).
buku in trdiri dr 4 bab. bagian fav saya adl bab 1 krena bercerita segala ttg matematika.
berharap, semoga ada lagi matematikawan yg bersedia menuliskan dn menerbitkan kebermatematikaannya dlm sebuah buku yg ringan tp oke sprti buku ini.
saya ini mahasiswa matematika yg tak kenal matematika. jd butuh hal hal sprti buku ini utk menjaga kesadaran saya.
penulis adl mhs S1 matematika itb, dimana saya pernah menimba ilmu selama 5 th di sana tanpa mendapat gelar krn menyerah didetik detik terakhir.
kisah kisah beliau yg berkaitan dg masa kuliah nya di kampus ganesha. membuat saya bertanya-tanya ttg kebermatematikaan saya ktk di sana. hehehe
dosen wali beliau yg diceritakan di buku ini jg mrp dosen kesukaan saya. jd semakin 'gembira'lah saya membaca buku ini. (yah walopun saya pernah 2 kali mengambil MK beliau yg sama dn selalu gagal. tp beliau ttp mjd dosen kesukaan kkkkk).
buku in trdiri dr 4 bab. bagian fav saya adl bab 1 krena bercerita segala ttg matematika.
berharap, semoga ada lagi matematikawan yg bersedia menuliskan dn menerbitkan kebermatematikaannya dlm sebuah buku yg ringan tp oke sprti buku ini.
November 30, 2015
Buku ini menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana yang pernah saya pikirkan di masa kecil, menghanyutkan saya pada masa kanak-kanak yang selalu ingin tahu banyak hal. Bacalah buku ini saat kalian mulai jenuh pada sains ataupun matematika, bacalah buku ini saat kalian merasa menjadi orang paling memprihatinkan di dunia, bacalah buku ini agar kita sama-sama tahu bahwa kesusahan hidup tidak bisa menghentikan mimpi orang-orang yang pantang menyerah. Tapi, sayang sekali buku ini begitu tipis dan sangat to the point, ditebalin lagi ya Prof bukunya biar anak muda ini bisa belajar banyak dari orang hebat seperti Prof Hadi :'D
Btw, saya sepakat dengan testimoninya Pak Akmal Nasery Basral "Tuhan Pasti Ahli Matematika! adalah buku yang patut dibaca, bahkan oleh mereka yang paling alegro matematika sekalipun."
Btw, saya sepakat dengan testimoninya Pak Akmal Nasery Basral "Tuhan Pasti Ahli Matematika! adalah buku yang patut dibaca, bahkan oleh mereka yang paling alegro matematika sekalipun."
July 17, 2016
Saya membaca buku ini dengan alasan ingin mencari kenangan belajar matematika. Saya punya seorang guru matematika yang baik saat masih duduk di sekolah dasar. Selain matematika, saya rasa dia juga sudah mengenalkan saya dengan psikologi saat itu. Beberapa tulisan dalam buku ini menarik untuk membuat kita mengenal tentang Matematika. Salah satu yang saya temukan adalah buku The Calculus of Friendship: What a Teacher and a Student Learned about Life while Corresponding about Math 2009, saya berencana untuk membacanya. Bagaimana seorang guru matematika dan muridnya menulis surat tentang matematika.
February 14, 2016
Begitu saya baca buku ini, langsung teringat dosen pembimbing saya semasa kuliah. Sepanjang saya kuliah, beliau merupakan satu diantara sedikit dosen yang menurut saya punya gaya mengajar yang 'advanced'. Tidak hanya mentransfer apa yang tertulis di buku teks, tapi juga berusaha menyampaikan penerapan metode-metode tersebut dalam aplikasi yang ada di sekitar kita sehingga kita bisa memahami bahwa metode/rumus/konsep tersebut sangat berguna bagi hidup sehari-hari. Untung saya dulu belum menemukan buku ini, bisa-bisa saya malah 'tersesat' masuk jurusan matematika.
September 28, 2015
awalnya sedikit banyak skeptis sama judul bukunya, yah, biasalah karena orang Indonesia yang nulis. *syndrom Inferioritas* ahaha..
nyatanya, gilak ini keren banget nget! emang ga salah deh yang ngasih pengantarnya sampe Kang Abik sendiri, awesome. beneran menjabarkan dan menjelaskan dengan lugas beberapa hal yang gue (sempat) rasain sebagai orang yang mempelajari Matematika.
bacaan yang harus dibaca semua Mahasiswa Matematika, orang yang suka Matematika, dan orang yang benci Matematika.
bacaaa
nyatanya, gilak ini keren banget nget! emang ga salah deh yang ngasih pengantarnya sampe Kang Abik sendiri, awesome. beneran menjabarkan dan menjelaskan dengan lugas beberapa hal yang gue (sempat) rasain sebagai orang yang mempelajari Matematika.
bacaan yang harus dibaca semua Mahasiswa Matematika, orang yang suka Matematika, dan orang yang benci Matematika.
bacaaa
January 13, 2016
this book told many more application of mathematics, and also the story of his author must be appreciate. The struggle to study in university such as he choose to pick the hard class (to get the high score is very hard) because he can come to seminar for get food beside get the mathematics knowledge. And also he got the highest score in that class, he got B not A. It is motivate me to make more new achievement this year.
October 7, 2016
saya kira buku ini menjelaskan tentang bagaimana atau alasan mengapa Tuhan begitu sangat Ahli Matematika, meski saya yakin memang tuhan ahli matematika sudah jelas tanpa perlu adanya alasan, namun penulis sangat handal bagaimana dia menulis judul buku sehingga terkesan menarik, yang ternyata buku ini hanya Autobiografi dari sang penulis saja.
November 13, 2015
Buku ini ini menarik...tapi sedikit di bawah ekpektasi saya... Saya berharap lebih banyak bukti kebesaran Sang Pencipta yang dibuktikan dengan ilmu matematika.
Terlepas dari itu semua Bapak Hadi Susanto memberi saya banyak inspirasi dari kehidupannya... Terima kasih
Terlepas dari itu semua Bapak Hadi Susanto memberi saya banyak inspirasi dari kehidupannya... Terima kasih
October 16, 2016
Keren cara pandangnya. Wajib dibaca untuk semua mahasiswa dan pelajar di Indonesia :))
April 21, 2017
Buku ini menceritakan tentang pengalaman penulis terlibat dengan matematika. Mulai dari ulasan seperti apa riset matematika itu, sampai dengan hal-hal berkaitan dengan terapan matematika dalam kehidupan kita sehari-hari. Tidak jarang dari pengalaman hidup yang penulis peroleh, mampu memperkaya beliau dalam memandang kehidupan. Meskipun tentu saja pandangan-pandangan pribadinya belum tentu bernilai benar bagi para pembaca buku ini.
“Riset matematika? Apa ada yang baru dari matematika? Bukankah 1+1=2 selamanya? “ (hal.2)
Pada buku ini hanya beberapa saja yang beliau jabarkan untuk membahas pertanyaan di atas. Saya puas sekali dengan penjelasan jenis riset dalam matematika ini. Ada riset yang berkaitan dengan matematika murni dan ada riset yang berkaitan dengan bidang lain atau biasa dikenal dengan terapan seperti dalam hal ekonomi, teknik, kesehatan, astronomi, penerbangan, dll. Hal ini mengingatkan saya bahwa awal berkuliah di jurusan ini menganggap bahwa utak-atik angka hanyalah nyawa jurusan ini. Ternyata tidak. Seperti meraba sebuah gajah dengan mata tertutup, ketika saya meraba telinganya saya merasa oh gajah itu lebar, dan ketika teman saya meraba belalainya tentu akan menganggap matematika itu panjang. Jadi kami yang matanya tertutup ini belum paham bahwa jurusan matematika tidak hanya berkaitan dengan menghitung angka. Hal yang diartikan oleh masyarakat luas bahwa orang matematika itu pintar dan cepat berhitung. Padahal.. itu tidak benar.
Ketika ditanya apa yang baru dari matematika?
Setahu saya, cabang dari matematika itu sendiri cukup banyak. Ada perhitungan yang melibatkan
angka, deret dan operasi bilangan di dalamnya yang disebut aritmatika. Lalu bila perhitungan tersebut melibatkan huruf atau variable, sebutannya menjadi aljabar. Bangun datar, ruang, jaring-jaring dan segala yang meliputi volume dan permukaan disebut geometri. Kemudian ada hitungan-hitungan yang melibatkan unsur limit di dalamnya, maka kalkulus adalah sebutannya. Oiya, ada lagi dasar yang lain yang disebut logika matematika. Serta beberapa materi lain tingkat lanjut seperti aljabar abstrak, analisis real, matematika diskrit, dan masih banyak lagi. Seperti halnya penelitian di bidang lain, matematika juga mengalami perkembangan. Hal Ini juga disinggung dalam buku ini, yakni akan ada bidang-bidang lain yang memerlukan pemodelan matematika untuk menyelesaian permasalahan yang ada. Tentu saja kerja sama dengan para ahli di bidang selain matematika juga diperlukan. Nah disinilah riset-riset berkaitan dengan matematika diperlukan.
Lalu pertanyaan 1+1=2 tidak disinggung oleh beliau. Padahal saya ingin sekali mendapatkan jawaban yang lebih sederhana dari apa yang saya pahami sebelumnya. Mungkin dikarenakan ini adalah buku yang ditujukan untuk segala lapisan masyarakat, jadi beliau tidak menyinggung topik ini ke permukaan. Tentu saja 1+1 tidak selalu menghasilkan dua, tergantung semesta pembicaraan yang digunakan. Sepertinya bukan perkara sederhana bila dijabarkan dalam buku ini, karena kita perlu memahami macam-macam sistem bilangan serta atribut-atribut yang menyertai operasi bilangan di dalamnya.
Secara keseluruhan buku ini menarik bagi saya. Teruntuk para pengajar yang ingin memancing minat dan motivasi belajar matematika siswa, buku ini bisa digunakan sebagai tambahan info dalam menunjukkan kemanfaatan matematika yang terkenal abstrak dalam kehidupan sehari-hari. Hingga akhirnya, kita tidak sekedar berujar demikian bila ada yang mempertanyakan kegunaan matematika di kelas: "Yang penting sekarang dipelajari saja dulu. Nanti kamu akan tahu sendiri jawabannya."- (hal.45)
“Riset matematika? Apa ada yang baru dari matematika? Bukankah 1+1=2 selamanya? “ (hal.2)
Pada buku ini hanya beberapa saja yang beliau jabarkan untuk membahas pertanyaan di atas. Saya puas sekali dengan penjelasan jenis riset dalam matematika ini. Ada riset yang berkaitan dengan matematika murni dan ada riset yang berkaitan dengan bidang lain atau biasa dikenal dengan terapan seperti dalam hal ekonomi, teknik, kesehatan, astronomi, penerbangan, dll. Hal ini mengingatkan saya bahwa awal berkuliah di jurusan ini menganggap bahwa utak-atik angka hanyalah nyawa jurusan ini. Ternyata tidak. Seperti meraba sebuah gajah dengan mata tertutup, ketika saya meraba telinganya saya merasa oh gajah itu lebar, dan ketika teman saya meraba belalainya tentu akan menganggap matematika itu panjang. Jadi kami yang matanya tertutup ini belum paham bahwa jurusan matematika tidak hanya berkaitan dengan menghitung angka. Hal yang diartikan oleh masyarakat luas bahwa orang matematika itu pintar dan cepat berhitung. Padahal.. itu tidak benar.
Ketika ditanya apa yang baru dari matematika?
Setahu saya, cabang dari matematika itu sendiri cukup banyak. Ada perhitungan yang melibatkan
angka, deret dan operasi bilangan di dalamnya yang disebut aritmatika. Lalu bila perhitungan tersebut melibatkan huruf atau variable, sebutannya menjadi aljabar. Bangun datar, ruang, jaring-jaring dan segala yang meliputi volume dan permukaan disebut geometri. Kemudian ada hitungan-hitungan yang melibatkan unsur limit di dalamnya, maka kalkulus adalah sebutannya. Oiya, ada lagi dasar yang lain yang disebut logika matematika. Serta beberapa materi lain tingkat lanjut seperti aljabar abstrak, analisis real, matematika diskrit, dan masih banyak lagi. Seperti halnya penelitian di bidang lain, matematika juga mengalami perkembangan. Hal Ini juga disinggung dalam buku ini, yakni akan ada bidang-bidang lain yang memerlukan pemodelan matematika untuk menyelesaian permasalahan yang ada. Tentu saja kerja sama dengan para ahli di bidang selain matematika juga diperlukan. Nah disinilah riset-riset berkaitan dengan matematika diperlukan.
Lalu pertanyaan 1+1=2 tidak disinggung oleh beliau. Padahal saya ingin sekali mendapatkan jawaban yang lebih sederhana dari apa yang saya pahami sebelumnya. Mungkin dikarenakan ini adalah buku yang ditujukan untuk segala lapisan masyarakat, jadi beliau tidak menyinggung topik ini ke permukaan. Tentu saja 1+1 tidak selalu menghasilkan dua, tergantung semesta pembicaraan yang digunakan. Sepertinya bukan perkara sederhana bila dijabarkan dalam buku ini, karena kita perlu memahami macam-macam sistem bilangan serta atribut-atribut yang menyertai operasi bilangan di dalamnya.
Secara keseluruhan buku ini menarik bagi saya. Teruntuk para pengajar yang ingin memancing minat dan motivasi belajar matematika siswa, buku ini bisa digunakan sebagai tambahan info dalam menunjukkan kemanfaatan matematika yang terkenal abstrak dalam kehidupan sehari-hari. Hingga akhirnya, kita tidak sekedar berujar demikian bila ada yang mempertanyakan kegunaan matematika di kelas: "Yang penting sekarang dipelajari saja dulu. Nanti kamu akan tahu sendiri jawabannya."- (hal.45)
Displaying 1 - 26 of 26 reviews