Sedalam itu persahabatan antara Raina dan Gwenny, yang bermula dari diangkatnya Raina menjadi anak Tante Flora, Ibu Gwenny. Sepuluh tahun, Gwenny menjadi bagian hidup Raina, belahan jiwanya, hingga muncul Dimas dalam hidupnya. Dimas yang seharusnya dijodohkan dengan Gwenny, malah berbalik mencintai Raina. Celakanya, sedalam itu Dimas mencintai Raina. Raina pun merasakan hal yang sama. Sementara Toby, sahabat Raina dari kecil, juga memendam cinta yang sama pada gadis pecinta hujan itu.
Raina bimbang. Dari Dimas ia belajar mengenai cinta sejati. Kedatangan Dimas dihidupnya, bagaikan magic hour, momen penuh keajaiban yang membuat Raina melupakan semua kesedihannya. Hingga sebuah rahasia terkuak, dimana Raina menemui kenyataan kalau Dimas adalah penyebab kecelakaan yang terjadi pada dirinya. Kecelakaan yang merenggut hal terpenting yang ia miliki, yaitu penglihatannya. Akankah Raina memaafkan Dimas? Apakah Persahabatannya dengan Gwenny bisa diselamatkan? Lalu, apa yang terjadi saat Raina buta dan tidak bisa menikmati keindahan magic hour untuk selamanya? Apakah Dimas akan menjadi satu cinta untuk selamanya bagi Raina?
Sepanjang baca saya kok ketawa-ketawa terus karena novelnya bener-bener konyol!
Openingnya aja udah ala-ala FTV. Gadis penyuka hujan. Amat sangat mencintai hujan, kalau hujan-hujanan bisa sambil nari-nari bahagia. Ceilahhh...
Belum lagi adegan nganterin bunga pake sepeda. What? 2015 masih nganter bunga segaban pake sepeda? Abis itu keserempet mobil. Helehhh lagu D'Bagindas - Suka Sama Kamu langsung keputer tuhhh "Jantungku berdetak saat kau menatapku" Hahaha. Kalian pasti kebayang kan adegan khas FTVnya wkwk.
Mau yang lebih cheesy lagi? Si cowok pemeran utama jatuh cinta sama suara perkenalan si cewe dari tap recorder! “Namaku Raina. Tapi, aku lebih suka dipanggil Rain. Kenapa? Karena aku suka hujan…" Entah kenapa, ada rasa gairah dan kenyamanan yang bergejolak. Cinta atau apalah namanya, tapi Dimas yakini, suara itu membuat gairahnya hidup kembali bangkit. Lo denger suara cewek terus gairah hidup lo kembali bangkit?? Jangan-jangan lo emang cowok sange'an Dim!!
Atau saat Toby merasa bersalah karena Raina kecelakaan dan LUKA KECIL. Sampai nangis-nangis, menyesal dan memukuli kepalanya sendiri. Ini luka ringan woy!! Yang entah gimana keserempetnya, kepalanya yang di babat perban! Anjay emang ini cerita. Kok novel garing begini bisa dibikin film, nggak habis fikir... Oh iya, Mariposa aja difilmkan OPSS!
Oke back to review, Magic Hours bercerita tentang Raina, gadis asal panti asuhan yang diangkat anak oleh Tante Flora. Ia menjadi adik Gweny. Mereka berdua bagai saudara yang saling menyayangi. Suatu Hari Gweny dijodohkan oleh Maminya dengan seorang pria. Karena tak mau, Gwenypun menyuruh Raina untuk bertemu dengan pria yang bernama Dimas itu. Namun ternyata mereka berdua justru jatuh cinta. Saat akhirnya Gweny bertemu dengan Dimas. Gweny juga jatuh cinta dengan Dimas. Lalu bagaimana nasib hubungan Raina dan Dimas? Haruskah ia melepas cowok itu begitu saja dan menerima pernyataan cinta Toby, sahabatnya?
Gaya narasinya nggak enak. Jadi pemotongan tiap adeganya itu persis kaya FTV. Apalagi tektokan para tokohnya aduhh, pusing deh saya bacanya.
Plot hole dimana-mana, instant love, para tokohnya dewasa tapi karakternya kekanak-kanakan. Novel ini kayaknya mencangkup semua hal yang nggak saya suka deh.
Baru beberapa kali ketemu udah ciuman. Mana kemistri tokohnya nggak nyampe. Hubungan Raina, Dimas dan Toby melempem banget. Dan Raina juga gadis yang biasa aja gitu loh, maksudnya nggak ada sesuatu yang spesial atau menonjol yang membuat dia bisa disukai banyak cowok.
Raina : gadis penyuka hujan dan anak senja wkwk Dimas : cowok yang suka main ayunan dan berpenyakitan Toby : cowok yang suka bikin lagu dan pengagum rahasia (yang nggak rahasia-rahasia amat sebenernya) -nya Raina. Gweny : si cantik dan suka berdialog repetitif. Siapa yang paling sayang sama lo? Siapa yang paling sayang sama gue? Diulang mulu kaya kaset rusak T.T
Jujur ya, saya sedikit geli baca novel ini. Karena gimana ya, mereka itu tokohnya dewasa kan tapi kakarkernya childish banget. Serasa baca novel teenlit!
Secara keseluruhan, saya nggak suka sama novel ini (maaf). Konfliknya terlalu drama dan karakternya menye-menye semua..
Overall ceritanya kayak genre komedi menurutku daripada romance. Cerita ini bisa dibaca sekali duduk saking santainya ketawa-ketawa. Bahkan, gaya narasinya sesantai itu. Awal-awal baca. Pembukaannya seperti novel teenlit. Jadi, sesantai itu.
Cerita dibuka dengan tokoh utama Raina. Yang lebih suka dipanggil Rain karena dia suka hujan entah apa alasannya sampai dia dewasa masih suka hujan-hujanan. Dia juga sangat suka magic hour. Entah apa relevansi antara hujan, magic hour, Raina, dan definisi cinta sejatinya.
Chemistry antar tokohnya nggak begitu kuat ya. Contohnya hubungan Raina sama Gwenny yang jadi saudara angkat dan menganggap satu sama lain sebagai belahan jiwa padahal narasinya gak ada merujuk pada kebersamaan keduanya sampai bisa selengket itu. Yang bikin unik tuh gaya bahasa Tante Flora, ibunya Gwenny yang mengangkat Raina sebagai anak karena mukanya yang gemesin dan cantik. Hanya sebatas itu penceritaannya.
Lalu ada Toby, sahabat Raina yang chemistry sahabatnya juga kurang. Entah bagaimana mereka bisa berteman, Raina, si tukang bunga dan Tobi, si barista keduanya seolah dipaksa menjadi sepasang sahabat padahal jarang terlihat bersama. Dialog antar tokoh pun kayak yang nyampah dan berujung jadi humor. Tiba di part pentingnya. Raina kecelakaan ditabrak si Dimas. Si Raina sampai melayang ke atas mobil, tapi cuman dapat luka kecil doang dan suster bilang gak apa-apa padahal berujung ya gitulah.
Lanjut, Dimas yang menemukan tap recorder Rania dan memutarnya. Ia kemudian jatuh cinta. Narasinya menggambarkan si Dimas seolah baru jatuh cinta lagi dan hatinya sebeku itu. Gue kira ada bayang-bayang masa lalu Dimas, ternyata gak ada. Dia nyatanya mengidap penyakit yang entah apa. Kondisi Dimas sakit pun tidak begitu dijelaskan. Penjelasan dokternya lebih mengarah ke psikis si Dimas yang butuh semangat untuk terus melanjutkan hidup.
Cinta yang terlalu terburu-buru antara Rain dan Dimas gara-gara si Gwenny nyuruh Rain gantiin dia untuk menemui Dimas, yang dijodohkan dengannya untuk mengetahui cowok itu kayak gimana. Maksud gue kenapa nggak lo sendiri yang pastiin? Biar jelas gitu yang mau nikahkan elo. Karakter tokoh-tokohnya naif dan childish abis. Apalagi pas bagian tiba-tiba ciuman padah posisinya masih saling mengenal? Hadeh....
Gue nggak nangkep maksud cinta sejati yang dibicarakan keduanya dan menurut gue itu kurang banget padahal intinya di sana. Di bawa magic hour....
Tiba-tiba si Gwenny love at first sight ke si Dimas yang selama ini gak dia peduliin. Maka terbitlah drama picisan yang betul-betul bisa ditebak. Terus menjelang ending si Gwenny sama si Toby dengan narasi singkat itu. Gwenny yang kayak pemilih banget, tiba-tiba milih si Toby dan akan mempersiapkan pernikahan? Dibanding Raina dan Dimas yang jelas katanya cinta sejati. Endingnya bener-bener nggak memuaskan banget. Kurang deh endingnya.
Kelebihannya kalian akan lebih mudah membayangkan kejadian dalam novelnya dengan visual yang dimunculkan dalam buku.
Novel ini cocok untuk yang lagi cari bacaan ringan, seringan tisu. Oke segitu dulu.
Awalnya ceritanya bagus, baca di wattpad oke banget sampe penasaran, dan akhirnya memutuskan beli versi ebook di playstore. Akhirnya minta refund tuh pembelian ebook setelah bikin review ini.
Sayangnya awal yang udah oke itu seperti diteruskan dengan terburu-buru dan tidak sigap, jadi ide-ide penulisnya yang menurut gw bagus jadi kurang pas penulisannya di novel ini, berceceran sepanjang jalan penulisan dan engga kepake. Padahal, menurut gw pribadi, cara penulis ini menulis baris demi baris kalimatnya enak banget, nagih, ga bikin bosen.
"Magic Hour" menceritakan kisah cinta 4 orang insan manusia yaitu Dimas (Dimas Anggara), Raina (Michelle Zudith), Toby (Rizky Nazar) serta Gweny (Nadya A. Pramudita). Pertemuannya dengan Dimas membikin Raina mencicipi peristiwa penuh keajaiban yang sanggup melepas rasa sedih. serta seiring berjalannya waktu mereka saling mencintai. Sayangnya rasa cinta yang dirasakan Raina kepada Dimas, justru membuatnya bimbang, bahkan panik. Karena ada cinta lain yang menantinya semenjak kecil, yaitu cinta sahabatnya, Toby. Raina tak mau kehilangan Toby, tapi dirinya sadar telah menyakitinya. Sementara Dimas sendiri bukanlah pria yang cocok untuk Raina, sebab Dimas telah dijodohkan oleh ibunya dengan sahabatnya, Gweny. Lagi-lagi cinta Raina wajib dibenturkan pada opsi antara cinta alias persahabatan. Namun cinta bukanlah cinta apabila tak melewati suatu ujian. Begitu juga cinta Raina serta Dimas. Semakin mereka berjuang menyatukan cinta, terus tak sedikit tragedi yang memisahkan. Dapatkah Raina serta Dimas memperjuangkan cinta sejati untuk selamanya.
Covernya eye catching banget ya...penggemar kedua artis tersebut, pasti langsung membeli deh :) ini sangat Marketable...Dan sudah bisa ditebak, ceritanya tentang cinta dan pasti sediih gitu..cos lihat model covernya so close and so sad... Lihat review lengkapnya di https://jendeladuniaku2015.wordpress....
Aku nggak tahu mau nulis review apa :( baru di halaman 50-an, aku udah bisa nebak bagaimana cerita akan berlangsung, dan ternyata memang tebakanku benar. Hhmmm...