Andai dia tahu akhirnya akan jadi begini, tentunya dia tidak mau terlibat dalam perkawinan maut ini. Apalagi sesungguhnya dia mencintai laki-laki lain. Inikah karma balasannya karena telah merebut Rudolf Lusong dari istrinya yang gemuk, bodoh, dan tidak menarik? Tapi Hamidah Bakar tidak percaya pada hukum karma. Anehnya, sejak dia menikah nasibnya malah memburuk. Perhatian dan cinta Rudolf Lusong baginya, luntur, bahkan suaminya itu sudah bermaksud menceraikannya. Hidup mewah yang dulu dibayangkan akan dinikmatinya, masih belum terjangkau. Belum lagi dia mendapat problem baru, menjadi sumber pemerasan keluarganya sendiri. Sungguh sial! Nasib sialnya memuncak ketika siang itu dia ditemukan dengan kepala remuk di lantai dan suaminya berjongkok di sisinya. Sekarang bukan saja perkawinannya yang telah berakhir, tapi hidupnya juga.
Berawal dari menerjemahkan novel-novel Agatha Christie, S. Mara Gd mulai menulis novel pertamanya, Misteri Dian yang Padam pada tahun 1984 (diterbitkan tahun 1985). Tokoh yang diciptakannya adalah seorang kapten polisi bernama Kosasih dan sahabatnya yang punya latar belakang hitam, Gozali. Sejak itu novel-novel tentang petualangan dua serangkai, Kosasih dan Gozali, dalam melacak para kriminal mengalir terus. S. Mara Gd memadukan logika dan humor dalam bahasa sehari-hari yang menarik, di sana-sini diwarnai oleh dialog Suroboyo-an. Lokasi ceritanya umumnya mengambil tempat di Surabaya dan sekitarnya.
Pertamanya sih seru, sempat tegang juga nungguin siapa yg bakal jadi pembunuhnya. Tapi semakin lama Membaca, bingung jg kok yg mati semakin banyak. Saat itu mulai deh agak bimbang... Ternyata benar juga, pembunuhnya memang tidak disangka-sangka, namun motifnya menurut saya agak mengada-ngada. Terus terang kecewa, soalnya biasanya penulis sangat detail dalam menggambarkan karakter tokoh2nya. Yang bikin kecewa juga, jumlah halamannya sampai 500 halaman, ternyata terlalu bnyk cerita latar belakang yg menurut saya terlalu bertele-tele. Tapi memang beliau ini belum ada tandingannya di indo, meskipun menurut saya yg ini definitely not one of her best works...
Ini buku ketiga S. Mara Gd yang aku baca setelah seri ke-29 dan seri ke-14, so I might be biased, but... I do enjoy the book??? 😆🙈🤣
Seri ke-28 ini lebih gampang dicerna dari seri ke-29, dan lebih panjang dan padat dari seri ke-14. Ada banyak tokoh yang terlibat (terutama karena selingkuh dan prahara rumah tangga), dan perkara ini buntutnya panjang. Mulai dari dilema dan kepolosan si tokoh utama Gabrielle, plinplan-nya Rudolf, manipulatifnya Endi Komara, sampe ke urusan Hamidah yang bercabang-cabang nggak keruan.
At some point, aku merasa buku ini harus dibaca sendiri biar ngerasain gregetnya masalah rumah tangga dan cecintaan mereka. Memang kesannya kayak sinetron, tapi seru. Stake cerita dan suspens-nya terbangun dengan baik. Aku jadi waswas, deg-degan, takut Gabrielle kenapa-napa. Takut ini korban selingkuh bakal ditipu daya lagi dan nggak bisa mikir buat diri sendiri. That's the worst kind of threat in fiction, I guess :")
Romance mereka yang njelimet ini bertahan selama 270-an halaman, dan di sekitar hlm. 250, aku mulai bosen. Aku bertanya-tanya ada apa lagi yang bakal terjadi sebelum adegan pembunuhan, tapi karena kasusnya nggak segera dieksekusi, rasa penasaran itu mulai hilang. Aku jadi cari-cari kapan Kosasih muncul, kapan ada penyelidikan dan cari petunjuk, kapan bisa wawancara saksi, dll. Yah, menurutku romansnya bagus, cuman butuh dipercepat aja di pertengahan, wkwkwk.
Aku juga suka gimana cara penulis menggiring pembaca buat menebak-nebak pelaku. Polanya sama di tiap buku yang aku baca, dengan tipe kejutan yang sama di akhir. Kesannya agak monoton, but I don't mind karena yang aku cari dari novel S. Mara Gd adalah perjalanan bacanya. Aku suka ngikutin kehidupan tokoh yang penuh intrik, berasa baca majalah gosip dibumbui kasus kejahatan. Aku suka cara Kosasih melakukan deduksi yang serba sat set dan bikin aku paham. Aku jadi termotivasi buat cepet selesai.
Ending-nya menurutku agak... errrr gimana gitu ya. Pas bagian menemukan pelaku sih fine-fine aja, begitu masuk epilog... boom! What kind of conclusion is this?? 🥲🤕😟
Yaa masih bisa dipahami sih, tapi kenapa harus gitu huhuhu, aku gamau spoiler tapi intinya aku ngira kalo udah ada character development ya mengarahnya nggak ke situ. Padahal aku tim Gabrielle garis keras lho *ytta 🥺🥲⚔️
So yeah, aku sangat enjoy baca novel ini. Ada beberapa kekurangan yang masih bisa aku maklumi, jadi tetep kukasih default bintang 4, hehehe.
Masih nggak kapok (karena memang bagus! >w<) dan mau baca seri misteri S. Mara Gd yang lain lagi 😙
Hasil pinjam koleksi kantor. Dibandingkan dengan cerita lain, kisah ini agak berbeda. Terutama karena si penjahat ternyata sosok yang tak terduga sama sekali. Bagian ini nyaris membuat saya memberikan bintang empat. Sayangnya motif yang ia sampaikan, rasanya kurang pas. Sehingga bintang jadi turun.
Banyak sekali tokoh yang muncul dan berakhir dengan kematian. Jangan2 novel dimana banyak tokoh yang meninggal (GoT) terinspirasi dari buku ini.
Lebih berasa kisah roman daripada kisah misteri pembunuhan. Udah ada feeling pelakunya tokoh tersebut, tetapi masih mikir "Ah, masa sih? Ini kan maksa banget!"
Novel dengan plot twist berlapis. Benar-benar tidak terduga. Sayangnya porsi dramanya terkesan bertele-tele. Namun porsi aksi dan penyelidikannya mantap sekali.
Bagi Rudolf yang chauvinistis, kalau laki-laki berselingkuh itu bisa dimaklumi. Tapi kalau seorang istri, wah, itu sudah keterlaluan! Dalam suatu hubungan seks, laki-laki adalah seorang pelepas, seorang pembuang, sedangkan wanitanya adalah seorang penerima, seorang penampung. .... Jadi laki-laki yang membuang tidak menjadi kotor, tapi perempuan yang menerima, tubuhnya menjadi kotor. Begitu teori Rudolf.--p.160
Buku ini lebih menonjolkan kehidupan perkawinan daripada kasus pembunuhan....