Jump to ratings and reviews
Rate this book

Rudy: Kisah Masa Muda Sang Visioner

Rate this book
Ini adalah perjalanan Rudy menjadi B.J Habibie.

Rudy adalah kisah yang disusun dari cerita-cerita B.J. Habibie yang belum diceritakan sebelumnya. Ini adalah kisah tentang perjalanan tumbuh dewasa seorang anak laki-laki dan Indonesia yang masih belia.

Tak banyak yang tahu bahwa cita-cita membangun industri pesawat terbang untuk Indonesia justru diawali oleh ketakutan Rudy akan burung besi pada masa Perang Dunia Kedua. Tak banyak juga yang tahu kisah cinta tersembunyi Rudy sebelum akhirnya ia bertemu Ainun, cinta sejatinya, dan fakta bahwa Rudy tak terlalu suka kata “mimpi” sebagai kata ganti hal yang sangat diinginkannya. Baginya, “cita-cita” adalah kata yang lebih menjejak dan nyata.

Dalam buku ini kita akan temukan alasan kenapa Rudy jengah bila dipanggil gebius, tapi lebih senang bila disebut sebagai pekerja keras yang setia. Setia pada cita-citanya. Setia pada cintanya.

Kita akan mengikuti perjalanan bagaimana B.J. Habibie yang kita kenal datang dari visi besar orangtuanya, pengorbanan keluarganya, dukungan para sahabatnya, dan inspirasi terbesarnya: Indonesia.

280 pages, Paperback

First published October 12, 2015

123 people are currently reading
1384 people want to read

About the author

Gina S. Noer

5 books30 followers
Gina S. Noer selama ini lebih dikenal sebagai penulis skenario untuk film layar lebar. Beberapa karyanya antara lain film Perempuan Berkalung Sorban, Ayat-Ayat Cinta, Hari untuk Amanda, dan Habibie & Ainun. Dia adalah salah satu pendiri dari Wahana Cerita Indonesia. Sebuah perusahaan cerita yang terdiri dari Wahana Penulis (sindikasi penulis skenario dan pengembang cerita) serta PlotPoint.co (workshop kreatif dan penerbit buku). Bersama suaminya, Salman Aristo, serta kedua anaknya mereka mencipta dan menikmati cerita di Bintaro

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
373 (55%)
4 stars
205 (30%)
3 stars
56 (8%)
2 stars
22 (3%)
1 star
13 (1%)
Displaying 1 - 30 of 101 reviews
Profile Image for Najibah Bakar.
Author 9 books348 followers
June 16, 2023
1. Sebagai orang Malaysia yang membaca sejarah pemimpin Indonesia, pembaca tidak tercengkam oleh persepsi awal, jadi dapat bermula dari warna putih sahaja mengenai tokoh bernama BJ Habibie. Berbeza sekali apabila membaca biografi tokoh-tokoh tanah air sendiri, sebelum terjun ke dalam naratif biografi, pelbagai warna persepsi sudah mencalar kaca mata peribadi.

2. Namun dalam hal membicarakan manusia, apalah gunanya kita menekankan yang buruk kerana di situ kita kerugian untuk mengambil aspek-aspek baik pada seseorang. Jadi, apa yang dihidangkan oleh sebuah biografi, rasanya tidak perlu dipertanyakan mengapa sisi buruk seseorang itu ditiadakan.

3. Kalau ada yang mengatakan keluarga dan asal-usul tidak penting, peranannya sungguh sangat besar dalam pembentukan manusia. Terutama dari segi budaya kekeluargaan, sebuah keluarga yang berbudaya pendidikan dan mementingkan ilmu, pastilah berpengaruh melahirkan insan yang dicetak oleh budaya ilmu. Malah dalam sejarah pendidikan Islam, pernah seorang ayah yang berhasrat melahirkan ahli ilmu dari keluarganya yang sebelum itu belum mempunyai kebesaran keilmuan, memberi khidmat yang sungguh-sungguh kepada ahli ilmu dengan harapan ada anaknya akan menjadi ilmuwan (Instruction of the Student: The Method of Learning). Ayah ini mencari sekelumit anugerah daripada Allah, anugerah agar anaknya diangkat menjadi sang ilmuwan.

4. Keluarga BJ Habibie adalah keluarga yang berbudaya ilmu. Bapanya Ali Alwi Habibie, berasal dari Gorontalo, Sulawesi telah diberi pendidikan yang baik oleh keluarganya. Begitu juga ibunya Tuti Marini Puspowardojo, seorang perempuan Jawa yang mendapat pendidikan Belanda (disifatkan terbaik pada zaman penjajahan Indonesia). Tuti, ketika suaminya meninggal dunia, tidak menangisi nasibnya dan anak yang dalam kandungan pertama sekali, tetapi melafazkan sumpah untuk menyekolahkan anak-anak dengan kudratnya sendiri. Berapa orang ibu di dunia ini yang sempat berfikir tentang pendidikan anak-anak ketika hakikat kematian suami mula-mula menerpa di hadapan mata?

5. Disiplin adalah kunci penting dalam pendidikan dan kehidupan. Begitu juga kesungguhan menghadapi tantangan hidup kala menuju matlamat yang dicita-citakan. Sejak kecil berani bermimpi menjadi jurutera pembina kapal terbang, sehingga beberapa kali hampir tersungkur di bumi Jerman sebagai pelajar, BJ Habibie tetap keras hati menggapai impiannya.

6. Kecintaan besar terhadap tanah air, juga boleh menjadi pemangkin kerasnya semangat selain impian sendiri. Biasanya cita-cita yang bukan terkepung oleh impian peribadi, akan lebih besar hasilnya dan jauh jangkauannya ke dalam masyarakat. Di sinilah kelebihan BJ Habibie semasa menjadi ketua pertubuhan pelajar atau PPI di Jerman.

7. Dalam banyak keadaan, terutama dalam suasana kegawatan politik, adakala diperlukan peribadi yang mampu berada di luar lingkungan dan mempunyai corak fikir yang tidak berpihak. Dalam pertikaian politik, sebenarnya negara mengalami kerugian - satu mekanisme politik yang mampu meminimalkan kerugian masyarakat ketika pergeseran bodoh sesama parti politik memuncak perlu ada dalam sistem demokrasi.

8. Seorang lelaki yang keras hati dan bercita-cita tinggi perlu ada pendamping yang sesuai dan mampu menjadi penimbang dan pengembang idea. Ainunlah sosok wanita itu, seorang doktor muda, cerdas dan cantik. Mungkin wajar ditonton nanti filem Ainun dan Habibie.

9. Sungguh belajar banyak daripada biografi ini - terima kasih buat pengarangnya Gina S. Noer.
Profile Image for ana.
244 reviews41 followers
October 26, 2015
Pada saat menceritakan sebagian kisah yang saya baca di buku ini, seorang kawan berkata, "Keluarga Habibie kaya ya.."

Yang saya sadari dalam nada suara itu adalah adanya faktor kekayaan dalam menentukan hidup seorang Habibie menjadi seorang yang pintar, pandai, visioner, dan idealis.

Saya bisa saja bilang "Ya", tapi tidak. Bukan hanya karena itu seorang anak yang lahir dari sebuah rahim perempuan bisa sukses.

Saya kenal dengan beberapa orang yang lahir dari keluarga kaya tapi hidupnya hanya untuk bersenang-senang. Saya kenal dengan beberapa orang yang lahir dari keluarga kaya tapi hanya bisa membicarakan mimpi-mimpi besar dan politik dunia di kafe, tanpa pernah menduduki bangku kayu panjang di lapak pecel lele pinggir jalan.

Lebih dari sekadar memasukkan seorang anak ke sekolah terbaik, Rudi selalu digembleng orangtuanya. Rasa penasarannya tak pernah disepelekan. Papinya selalu menjawab pertanyaannya--mulai dari hal yang serius sampai hal yang terlihat remeh--dengan sungguh-sungguh.

Keingintahuan Rudi terus dipupuk hingga tumbuh, berkembang, dan mekar di atas fondasi disiplin dan agama yang dibangun keluarganya.

Untungnya, keingintahuannya tidak membunuh kucing, melainkan hanya membuatnya meniup sebuah kondom bekas pakai yang ditemukannya di pelabuhan karena mengira karet itu bisa menjadi model balon udara.
Profile Image for Wahyu Awaludin.
358 reviews10 followers
July 2, 2016
Isaac Newton berkata, “Kalau aku bisa melihat lebih jauh, itu karena aku berdiri di atas pundak para raksasa”. Artinya, “Jika aku hebat, sebenarnya itu karena aku dibantu oleh banyak orang”

Siapa orang-orang yang membantu Rudy kecil hingga dia bisa menjadi seorang Rudy remaja yang hebat?

Jawabannya, tebak saya, adalah keluarganya.

Rudy Habibie
Rudy Habibie
Untuk mengkonfirmasi ini, saya segera menuju lantai 2 rumah dan mengambil buku Rudy: Kisah Masa Muda Sang Visioner by Gina S. Noer. Ternyata, buku ini telah saya beli sebulan yang lalu.

Di sinilah saya mendapatkan banyak fakta yang mengagetkan. Dan saya ingin berbagi dengan teman-teman semua.

Yah, mungkin supaya tidak membosankan, saya akan mencoba untuk meringkasnya.

Profil Keluarga Rudy Habibie

Keluarga Habibie adalah keluarga yang luar biasa. Ini daftar kekerenannya:

Papi

Alwi Abdul Jalil Habibie. Rudy memanggilnya “Papi”. Seorang yang jenius, anak (berarti kakek Habibie) dari pengusaha kopi besar Gorontalo. Berasal dari keluaga yang konservatif dan penganut Islam yang kuat. Bekerja sebagai pengawas pertanian di wilayah timur Indonesia.

Sangat dihormati di lingkungannya. Punya hubungan darah (keponakan dan paman) dengan Subarjo, seorang teman Sutan Takdir Alisjahbana dan pendiri majalah Pujangga Baru.

Mami

R. A. Tuti Marini Puspowardojo. Rudy memanggilnya “Mami” dan saudara-saudaranya memanggilnya “Mami Besar” karena beliau adalah orang yang memiliki jaringan luas di kalangan orang Jawa di Bandung. Seorang raden ajeng / keluarga bangsawan dan pemikir modern.

Namun, walaupun begitu, ia juga masih menjunjung tinggi adat Jawa. Tegas dan cenderung galak. Keturunan dari seorang dokter pribumi yang lulus dari Sekolah Kedokteran di umur 19. Wow. Mami Rudy sendiri adalah lulusan HBS (sekarang setingkat SMA. Pada masa itu, lulusan HBS sudah luar biasa.

Rudy Kecil

Rudy malas bermain di luar rumah. Permainannya adalah memecahkan masalah, bukan bermain bola atau petak umpet. Misalnya, Rudy suka bermain catur dengan dirinya sendiri. Bagi Rudy kecil, tak ada yang lebih sulit dikalahkannya selain dirinya sendiri.

Rudy selalu mendapat nilai 10 di ilmu alam, tapi cuma mendapat nilai rata-rata 6 di pelajaran yang lainnya.

Kondisi Keluarga

Kondisi rumahnya ramai sekali. Saat di Pare-Pare, saudara-saudara dan tetangga-tetangga Rudy banyak menitipkan anak-anaknya untuk mengikuti pola asuh dan pola didik Papi dan Mami.

Sebab, mereka berpikir pola didik Papi dan Mami begitu unik dan baik. Buktinya, anak-anak Papi dan Mami sangat cerdas dan memiliki karakter unggul dibanding anak-anak lainnya.

Ada 3 bahasa yang dikuasai anggota rumah, yakni bahasa Belanda, Jawa, dan Gorontalo.

Namun, mereka memilih bahasa Belanda sebagai bahasa resmi di rumah. Mungkin, sekarang bisa disejajarkan dengan keluarga yang memakai bahasa Inggris di rumah.

Keluarga mereka adalah keluarga terpandang di kampung, dihormati oleh pemerintah RI dan mendapat banyak fasilitas dibanding teman-temannya yang lain. Sebabnya, pekerjaan Papi memang penting, yakni pemimpin sektor pertanian Indonesia bagian timur.

Keluarga Habibie cukup kaya sehingga ketika mereka pindah ke desa, ayahnya melarang Habibie untuk memakai pakaian bagus saat berangkat sekolah. Tentu saja ini dilakukan untuk menghindari kesan jurang kaya-miskin.

Ayah Habibie adalah orang yang sibuk, tapi dia terus mau meladeni pertanyaan-pertanyaan Rudi jika ia mulai bertanya seperti mitraliur. Sepulang kerja, papi akan memangku Rudy kecil dan menjawab pertanyaannya satu demi satu, terus menerus hingga Rudy kelelahan sendiri.

Dari sini saya bisa menyimpulkan pola didik Papi adalah diskusi dan menggali rasa ingin tahu dari Rudy kecil. Tidak heran Rudy kecil memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar.

Namun, ketika papi kelelahan menjawab pertanyaan Rudy, dia akan memberikan Rudy buku dan membiarkannya membaca. Jika sudah begini, Rudy akan senang sekali dan mencari jawabannya sendiri di buku.

Rudy kecil terbiasa membaca buku berbahasa Belanda, ensiklopedia, kamus, buku-buku filsafat, dan dongeng-dongeng dari penulis dunia (Misalnya Anderson dan banyak yang lainnya).

Papi memasukkan anak-anaknya ke sekolah yang terbaik, yaitu sekolah Kristen yang ada di kotanya waktu itu atau sekolah internasional. Sejak kecil, Rudy terbiasa berbicara dengan bahasa asing, memiliki teman-teman internasional, dan wawasan yang luas.

Coba pikir. Saat itu tahun 1950-an di Indonesia. Di tengah politik dan ekonomi negeri yang belum stabil, seorang Rudy Habibie sudah mendapat metode pendidikan terbaik di rumahnya, memiliki papi dan mami yang cerdas luar biasa, sudah terbiasa memiliki kawan dari penjuru dunia, dan sudah terbiasa membaca buku-buku berkualitas global.

Jelas sekali, seperti kata Isaac Newton, Rudy Habibie sejak kecil berdiri di atas pundak para raksasa.

http://wahyuawaludin.com/freestyle/re...
Profile Image for Faris Abdala.
110 reviews8 followers
August 23, 2020
Aku baca buku ini untuk dapat inspirasi. Well, I got a lot of it. Sekarang jadi ga sabar masuk kantor besok dan langsung kerja buat bikin N245. Aku beruntung bisa jadi salah satu engineering decision maker di program ini. I will make Indonesia proud.

Terima kasih Pak Habibie yang dulu udah membangun industri dirgantara sehingga anak muda Indonesia sekarang punya kesempatan buat merancang dan produksi pesawat sendiri. Selamat beristirahat. Kami akan melanjutkan perjuanganmu.
Profile Image for Harumichi Mizuki.
2,414 reviews74 followers
April 15, 2023
Pain and suffering are always inevitable for a large intelligence and a deep heart. The really great men must, I think, have great sadness on earth.

(Fyodor Dostoevsky)

Kutipan di atas kurasa sangat pas untuk mantan presiden B.J. Habibie. Sebagian besar orang Indonesia mengenalnya sebagai sosok besar yang inspiratif. Mantan presiden sekaligus ilmuwan genius, lulusan Jerman, pionir PT. Dirgantara dan pembuatan pesawat pertama di Indonesia, bukunya difilmkan sampai jadi trilogi yang laris ditonton banyak orang. Sebelum membaca buku ini, aku mengira B.J. Habibie adalah sosok yang penuh privilege, dan memang latar belakang keluarganya membuatnya sanggup menempuh pendidikan jauh lebih tinggi dari orang-orang Indonesia kebanyakan pada masanya. Namun, di luar itu, rupanya ia telah mengalami begitu banyak kepahitan untuk mencapai semua yang ia raih.

*

Ketika ia masih kecil, kota kelahiran dan tempat tinggalnya, Parepare, di Sulawesi Selatan menjadi sasaran pengeboman Jepang karena kota itu adalah salah satu kota yang penting bagi Belanda. Gara-gara itu tiap hari Habibie harus membawa sepotong karet (stief) yang dikalungkan di leher jika berangkat ke sekolah. Jika terjadi pengeboman, mereka harus masuk ke lubang perlindungan sambil menggigit karet. Karet itu untuk melindungi telinga. Dengan begitu, tekanan udara akibat suara ledakan bom takkan merobek gendang telinga.

Setelah Jepang menduduki Indonesia, pejabat-pejabat pilihan pemerintah Hindia Belanda diawasi, dicopot dari jabatan, bahkan ada yang dibunuh oleh Jepang karena dianggap hanya menambah beban. Paman Habibie yang merupakan kakak ayahnya ditembak Jepang. Beruntung ayah Habibie selamat karena berurusan langsung dengan ketersediaan pangan. Ayah Habibie menjabat sebagai Landbouwconsulent atau setingkat Kepala Dinas Pertanian di Parepare. Dia memastikan semua tanaman warga tumbuh dengan baik dan bebas hama, juga memastikan agar semua orang dapat bibit yang berkualitas. Dia suka bereksperimen dengan tanaman untuk menciptakan bibit unggul dan mendidik para Mantri Pertanian untuk melakukan percobaan. Saat itu Jepang mewajibkan setiap rumah tangga untuk menyetor beras sebanyak 500 liter untuk pasokan perang pasukan Jepang.

Demi keselamatan keluarganya, ayah Habibie mengajak keluarganya mengungsi ke desa kecil Lanrae yang terletak di tepi hutan. Hampir dua tahun keluarga itu mengungsi, tahun 1944-1945. Habibie terpaksa berpisah dengan surga dunianya, sekolah dan perpustakaan rumahnya di Parepare. Habibie yang hanya bisa menguasai bahasa Belanda terkucil dari anak-anak lain yang berbahasa Bugis. Orangtuanya sampai harus memaksanya bergaul dengan teman-teman seumurannya agar Habibie tak hanya membaca buku di kamar. Akhirnya ia mencoba berenang, main gasing, dan kelereng bersama anak-anak di sana. Namun, setiap main gasing dan kelereng ia sering kalah sehingga diejek. Habibie sendiri tak ambil pusing, tapi adiknya, Fanny, sering berkelahi dengan anak-anak yang mengejek kakaknya.

Di tempat pengungsian ini ayahnya mengajak Habibie menyusuri hutan hingga tiba di sebuah mata air yang jernih.

Menurut kamu, kenapa semua tanaman di sini bisa tumbuh subur?"

"Karena dekat dengan air."

"Benar, karena itu kamu harus jadi mata air. Kalau kamu baik, semua yang di sekelilingmu juga akan baik. Kalau kamu kotor, semua yang ada di sekitarmu akan mati. Coba lihat, tanaman di sini tidak cuma sejenis, kan? Itu artinya mata air memberi kebaikan tanpa pilih-pilih."


Perkataan Papi Habibie itu akan terus membekas hingga ia dewasa. Memberinya motivasi kuat untuk terus berjuang demi kesejahteraan Indonesia.

*

Suatu ketika Habibie sakit terkena wabah. Ada tetangganya yang sampai meninggal karena sakit itu. Peralatan kedokteran dan obat-obatan di tempat pengungsian tak memadai. Ketika sakit Habibie makin memburuk, orang-orang malah bergosip tentang wajah Habibie yang sangat mirip dengan ayahnya. Dalam tradisi Bugis-Makassar, anak lelaki yang berwajah mirip ayahnya akan membawa musibah untuk sang ayah. Sebaliknya jika yang mirip ayah itu adalah anak perempuan, malah dianggap akan membawa keberuntungan.

Meski keluarganya memiliki tradisi islami yang kuat, mereka tetap mencoba membawa Habibie pada seorang dukun bernama Raja Bau Djonjo Kalimullah Karaengta Lembang Parang Arung Barru atau Raja Barru. Oleh Raja Barru, Habibie diberi air jampi dan dibayar dengan sebilah keris yang diletakkan di bawah bantal ketika sakit. Entah karena kebetulan atau apa, setelah menjalani ritual itu, Habibie sembuh.

Setelah Indonesia merdeka, karier Papi Habibie makin naik. Ia diamanahi jabatan Kepala Pertanian Indonesia Timur. Kabar gembira itu disusul oleh kabar gembira yang lain. Pernikahan Papi dan Maminya yang dulu tak direstui kini disetujui. Kakek Habibie dari Gorontalo mengirim kabar bahwa ia akan menerima keluarga Habibie di Gorontalo. Bersatunya dua keluarga ini disimbolkan dengan acara khitanan Habibie di sana.

Keluarga Papi Habibie adalah keluarga Islam dan pemilik perkebunan yang konservatif. Sering terjadi pernikahan antarsepupu untuk melindungi tanah mereka. Papi dan adiknya dikirim ke Bogor untuk belajar ilmu pertanian juga demi perkebunan yang luasnya sampai berhektar-hektar itu. Namun, Papi akhirnya malah tertarik dengan perempuan Jawa, sedangkan adiknya tertarik dengan perempuan Sumatera. Padahal, ayahnya sudah dijodohkan dengan gadis dari keluarga besarnya. Papi yang paham Hukum Mendel tahu risiko kerusakan kromosom akibat pernikahan dari jalur keturunan yang dekat.

Setelah Papi menikah dengan Mami, dia tak lagi menghubungi keluarga besarnya di Gorontalo dan lebih memilih tinggal di Parepare, membangun keluarga baru. Papi bekerja di Dinas Pertanian Rakyat (Landbouw Voorlichting). Di sana dia memiliki pusat tanaman percobaan untuk mengembangkan tanaman-tanaman dan bibit unggul. Dia bertugas membimbing para Mantri Pertanian untuk melakukan eksperimen menciptakan bibit unggul. Salah satu jasa Papinya adalah memperkenalkan cengkeh sampai menjadi produk unggulan di Barru, kabupaten yang bersebelahan dengan Parapare.

Meskipun sibuk, dia selalu menyempatkan diri untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Habibie. Namun, karena ia tak bisa selalu mendampingi anaknya, akhirnya dia mengajarinya membaca. Usia empat tahun, Habibie sudah pandai membaca. Dia membaca apa saja, mulai dari ensiklopedia hingga buku cerita. Buku-buku favoritnya saat kecil adalah kumpulan karya Leonardo Da Vinci dan fiksi ilmiah karya Jules Verne. Semua buku itu dalam bahasa Belanda. Habibie sering menanyakan arti kata sulit itu pada orangtuanya. Akhirnya agar tak mengganggu, ia dibelikan kamus agar bisa belajar sendiri. Karena suka membaca, ia jadi mengurung diri di kamar dan jadi gagap karena tak terbiasa bicara dengan banyak orang.

Perjalanan dari Parepare ke Gorontalo memakan waktu yang sangat lama jika naik kapal laut. Papi juga mengatakan bahwa Mami Habibie adakalanya merindukan tempat kelahirannya di Jawa. Jarak Jawa-Sulawesi lebih jauh lagi. Percakapan itu dimanfaatkan Papi Habibie untuk berbicara pada anaknya tentang pesawat terbang yang bisa memangkas semua jarak itu. Tapi, karena dihantui oleh pengalaman pesawat-pesawat Jepang yang mengebom Parepare, tanggapan Habibie saat itu adalah:

Pesawat jahat. Mereka hanya bisa untuk mengebom."

Siapa sangka anak yang takut pada pesawat itu nantinya justru akan menjadi sosok yang sangat berpengaruh dalam industri pembuatan pesawat?

*

Tahun 1946, adik Habibie, Ali Buntarman meninggal karena sakit. Sebelumnya ia bermain bersama Habibie, kemudian terjatuh. Setelahnya ia sakit panas hingga akhirnya meninggal. Tahun 1950, giliran Papi Habibie yang meninggal ketika sedang memimpin salat keluarganya. Sang Papi meninggal dalam keadaan sujud. Waktu itu Habibie masih berusia 14 tahun. Saat itu keluarga Habibie sudah pindah ke Makassar. Rumahnya sering menampung para kerabat dekat dan anak-anak kaum bangsawan yang ingin belajar dari keluarga itu. Wafatnya Papi Habibie sebagai sumber keuangan keluarga membuat anak-anak itu terpaksa dipulangkan ke keluarganya masing-masing.

Mami yang sedang dalam kondisi hamil besar bersumpah, "Demi Allah, seluruh anak-anak akan kusekolahkan setinggi-tingginya dengan biaya dari keringatku sendiri."

Sebelum meninggal Papi Habibie seperti mendapat firasat sehingga beberapa hari sebelum kematiannya, ia memanggil Titi, kakak Habibie, dan calon suaminya, Subono. Kata Papi pada mereka, "Kalau ada apa-apa, Ibu dan adik-adik dibawa ke Tanah Jawa, ya?"

Akhirnya sesuai janjinya pada ayahnya, setelah menikah, Titi dan suaminya kembali ke Yogyakarta sambil membawa Fanny dan adik-adiknya yang lain. Yang tidak ikut hanya Habibie dan Wenny yang saat itu masih harus ujian, dan Toto yang saat itu sudah masuk Sekolah Pelayaran. Habibie saat itu masih kelas dua di Concordante HBS, dengan begitu jika ia ingin melanjutkan studi ke Eropa, ia tak perlu lagi ikut ujian. Tahun 1950, pemberontakan Andi Aziz berkobar. Andi Aziz adalah mantan perwira KNIL yang menolak kembali ke NKRI, tapi memilih mempertahankan keberadaan Negara Indonesia Timur yang menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat. Akibat pemberontakan ini, Letkol Soeharto memimpin Brigade Mataram ke Makassar.

Akibat pemberontakan ini banyak orang Eropa termasuk guru-guru di Concordante HBS pergi. Akibatnya sekolah ditutup. Akhirnya Mami mengirim Habibie ke sekolah internasional yang ada di Jakarta. Habibie sampai menangis di Pelabuhan Makassar, memohon agar dia tak dikirim ke Jawa. Tapi ibunya tetap teguh. Di jakarta, Habibie tinggal di rumah pamannya, Paman Subarjo. Seperti rumah keluarganya dulu, rumah Paman Subarjo pun penuh dengan anak-anak yang ngenger, dititipkan padanya. Karena terlalu ramai, Habibie sering harus mengalah dan tidur di ruang tamu. Dia belajar di ruang makan. Paman Subarjo adalah rekan dari Sutan Takdir Alisjahbana. Berdua mereka mendirikan majalah Pujangga Baru.

Akhirnya karena tak tahan dengan cuaca Jakarta yang panas, Habibie ke Bandung. Di sana ia tinggal di rumah kawan ayahnya, Syamsyudin. Namun, sekolah internasional di Bandung akhirnya ditutup. Akhirnya Habibie terpaksa beralih ke SMA peralihan yang bernama SMA Kristen. Sayangnya, Rudy tidak menguasai bahasa Indonesia. Dia sampai dijuluki teman-temannya sebagai "londo ireng". Akhirnya Habibie diturunkan ke kelas SMP. Selama dua bulan dia mati-matian belajar bahasa Indonesia hingga bisa kembali ke SMA.

Namun, di SMA dia sering ditindas, diolok-olok dengan sebutan "banci". Itu karena badan Rudy khas perenang dengan badan lebar dan dada berisi. Julukan itu semakin dikuatkan oleh fakta bibir dan pipinya yang merah. Agar lebih mudah bergaul, Habibie jadi anak yang sedikit nakal. Dia sering menjaili guru-guru yang sedang mengajar. Contoh, ketika pelajaran berlangsung, dia malah berbisik pada guru, "Juffrouw, watbent U zomooi! (Ibu, alangkah cantiknya dirimu!)". Adakalanya Habibie juga menceritakan jokes yang agak berbau porno kepada teman-temannya di tengah pelajaran. Mami tak bisa terima anaknya sekolah di SMA peralihan karena ia ingin Habibie sekolah di sekolah terbaik. Akhirnya Mami dan keluarganya menyusul Habibie dan secara permanen tinggal di Bandung.

Ketika puber, nilai-nilai pelajaran Habibie yang mendapat angka sempurna hanya pada Ilmu Alam dan Ilmu Pasti. Ilmu lainnya tak ia pelajari karena tak tertarik. Akibatnya ia jadi sering diomeli maminya. Ia terus menekuni hobinya sejak kecil, merakit Meccano. Ini adalah mainan berbahan baja yang punya elemen gigi penggerak dan elemen mesin sehingga bisa dirakit menjadi robot atau mesin lainnya. Habibie sering merakit Meccanonya jadi pesawat terbang. Selain itu dia juga jago bermain sepatu roda dan gemar ikut kegiatan kesenian seperti menyanyi.

Di masa SMA itu, ia dijodoh-jodohkan oleh Go He Kong, gurunya, dengan Hasri Ainun Besari. Itu karena keduanya sama-sama pintar dalam pelajaran ilmu eksakta dan selalu bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan sulit darinya. Habibie dekat dengan kakak Ainun, Sahari Besari, kawannya yang pintar. Ainun dan Hari adalah anak dari Mohammad Besari, dosen di Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Karena sering dijodoh-jodohkan dan diejek oleh kawan-kawannya, Habibie jadi malu dan gondok sendiri. Dia bersikeras dirinya tak menyukai Ainun yang berkulit gelap dan bukan seleranya. Untuk membuktikan omongannya, ketika dia ditantang teman-temannya untuk bilang Ainun jelek langsung di depan gadis itu, Habibie mau saja.

"Ainun, kamu jelek! Sudah hitam, gendut lagi!"

Adegan inilah yang menjadi adegan legendaris dalam film Habibie dan Ainun.

Aku sampai mengakak saat baca adegan ini. Terutama karena di sini reaksi Ainun digambarkan tetap kalem. Hanya tersenyum, sampai Habibie malu sendiri dan kabur.
Profile Image for Rayya Tasanee.
Author 3 books23 followers
September 25, 2019
Pak Habibie (di sini panggilannya Rudy) sejak kecil sangat kritis. Gemar membaca, memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Ayahnyalah yang menjawab banyak pertanyaan Rudy. Pesan ayahnya bahwa dia harus menjadi 'mata air' ini mengakar kuat di dalam diri Rudy hingga bisa mewujudkan apa yang dicita-citakannya.

Perjuangan untuk meraih cita-cita tinggi di negara yang serba mengalami kesulitan ekonomi dan politik tidaklah mudah. Ketika ayah Rudy meninggal, Rudy merasa kehilangan. Selanjutnya sang ibulah yang berjuang untuk membiayai pendidikan Rudy di Jerman.

Sebenarnya orang-orang Indonesia banyak yang cerdas dan mau bekerja keras. Tapi banyak faktor eksternal yang menghambat mereka meraih cita-cita. Di dalam biografi ini, faktor politik (Indonesia yang tidak menjadi bagian dari NATO) sempat hampir menggagalkan cita-cita Rudy. Ken (sahabat Rudy) yang turut mendirikan Fakultas Teknik Penerbangan ITB pun harus bermigrasi ke AS karena kondisi Indonesia yang tidak aman.

Kita ini generasi pembangun! Tetapi, apa jadinya sebuah generasi tanpa visi?(Hlm. 167)

Karena bila hati sudah memilih, apa pun akan diperjuangkan. (Hlm. 218)

Jangan sebut cita-cita itu mimpi. Cita-cita besar itu harus menjadi bagian dari jiwa. (Hlm. 214)

Ada haru, gemas dengan kekeraskepalaan Rudy, kagum, juga tawa ketika membaca Rudy. Ditulis dengan bahasa yang lugas, membuat buku ini mudah dibaca. Karena adanya humor Rudy yang jenaka, saya sebagai pembaca bisa menikmati buku ini tanpa rasa bosan yang berarti. Untuk ukuran buku biografi, sepertinya kurang tebal, ya. Hehe, yang jelas tak setebal biografi Enstein karya Walter Isaacson. Buku ini benar-benar berisi kisah yang menginspirasi. Kegigihan Bpk. Bacharuddin Jusuf Habibie sangat patut diteladani kaum muda Indonesia. Barangkali tak berlebihan kalau saya menyebut Pak Habibie sebagai Einstein-nya Indonesia. :)
Profile Image for Dewi.
46 reviews2 followers
June 23, 2016
Apa yang membuat orang tertarik membaca sebuah biografi? Pertama yang pasti adalah tokohnya, kedua mungkin prestasi, dedikasi, atau karya-karya tokoh tersebut, yang ketiga dan seterusnya barulah mungkin tentang penulis, penerbit dan lain sebagainya. Dan apa yang dicari seorang pembaca dari sebuah biografi? Pertama mungkin perjalanan hidup tokoh, kedua mungkin pencapaian-pencapaian dalam hidup si tokoh, atau malah kegagalan-kegagalan yang selama ini tidak diketahui, dan selanjutnya yang secara alami akan diperoleh adalah inspirasi.

Untuk tokoh sebesar BJ. Habibie saya rasa banyak orang sudah terinspirasi tanpa perlu membaca biografinya, tanpa tahu kisah masa kecilnya, bahkan tanpa perlu mengenal lebih dekat meski hanya sekedar membaca kisahnya. Sebegitu besarnya sosok Habibie sampai saya sendiri pun merasa bangga meski hanya dengan modal kewarganegaraan Indonesia.

Review selengkapnya https://dewikustati.blogspot.co.id/20...
Profile Image for Jundi Alwan.
8 reviews4 followers
June 13, 2017
Sebuah inspirasi dan penggugah hati bagi anak muda untuk terus berkarya, berusaha dan tidak putus asa pada cita-cita. Juga sebagai pengingat bahwa jalan menjadi sukses masih panjang dan perlu melalui sakit dan duka.

Melalui buku ini penulis dapat dengan lihai menceritakan perjuangan B. J. "Rudy" Habibie yang penuh dengan jatuh bangun dan kesulitan disana-sini. Menurut saya, buku ini sangat cocok untuk mengingatkan dan menginspirasi anak muda yang membacanya untuk terus berusaha meraih cita-cita hingga mendapatkannya dengan contoh seorang sosok B. J. Habibie.

Walaupun usia beliau sudah tidak lagi muda namun semangat, kegigihan dan cita-cita beliau ada, bergelora, tercermin dan hidup melalui buku ini.
Profile Image for Al Muaishim.
18 reviews
January 26, 2020
Rudy: Kisah Masa Muda Sang Visioner adalah sebuah buku biografi mantan presiden Indonesia, B.J. Habibie. Rudy adalah nama panggilan B.J. Habibie di lingkungan keluarga dan kawan, sebelum ia lantas populer sebagai Habibie saat mulai merantau ke Jerman. Ada tiga babak dalam buku ini, yang membagi bagian-bagian penting dalam hidup Rudy: babak pertama berkisah saat Rudy cilik hingga remaja, babak kedua saat Rudy di akhir usia 19 hingga ia mulai aktif dalam kegiatan mahasiswa, dan babak terakhir saat Rudy menemukan seseorang yang diajaknya berbagi dan mewujudkan mimpi.

Babak pertama bercerita tentang latar belakang ekonomi keluarga Rudy, nilai agama dan budaya yang dianut, sifat dan hobi Rudy, pemahaman akan kehilangan orang terkasih untuk selamanya, serta kondisi politis yang terjadi saat itu yang mengubah perspektif Rudy akan kenyamanan dan keamanan.

Keberangkatan Rudy ke Jerman menjadi pembuka babak kedua. Bagaimana kepercayaan mami dan pesan papi menjadi penyemangat Rudy dalam menghadapi tantangan saat merantau di usia muda. Kemasyuran akan kecerdasan dan keras kepala Rudy menjadikan ia dikenal tokoh politik, termasuk Sukarno dan Suharto.

Babak ketiga menggambarkan bagaimana Rudy berproses untuk menjadi individu yang semakin matang, dengan banyak berbagi visi dan misi hidupnya dengan orang lain. Semangatnya untuk menjadi mata air yang jernih semakin melambung saat ia bertemu dokter muda yang bercita-cita menyelamatkan nyawa anak-anak Indonesia.

Banyak foto Rudy bersama keluarga dan kawan yang diselipkan dalam halaman-halaman buku ini,
sedang foto saat ia dikenal sebagai Habibie terkumpul dalam halaman epilog. Melalui foto yang dilengkapi deskripsi siapa tokoh dalam foto, pembaca dapat mengenal anggota keluarga Rudy.

Pada babak pertama, alur yang digunakan Gina adalah maju mundur. Saat bercerita soal lokasi di masa lalu, Gina lantas menuliskan deskripsi lokasi saat ini. Sebagai pembaca saya beberapa kali harus mengulang paragraf karena perpindahan alurnya tidak dilakukan secara jelas. Namun, perbandingan deskripsi lokasi ini tidak lagi ditulis saat Rudy mulai pindah ke Jerman. Gina hanya menuliskan deskripsi tempat saat Rudy masih di sana.

Saya rasa, Gina ingin memberi batasan yang kuat bahwa buku ini bercerita tentang Rudy, bukan Habibie. Sehingga pada sub bab yang bercerita soal ketertarikan Rudy bergabung sebagai ketua PPI, yang kemudian melandasi bagaimana keputusan Rudy dianggap melawan tokoh politik hanya diberi porsi yang kecil. Ini adalah keputusan yang tepat, karena ekspektasi saya sebagai pembaca adalah untuk mengenal Habibie muda yang sungguh-sungguh dan jujur.

Buku ini saya baca saat saya sedang gamang apakah ini saat yang tepat untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Ada beberapa deskripsi yang membuat saya merasa ada persamaan dengan Rudy: sejak kecil gemar membaca, suka ketenangan dan menyendiri di kamar, memiliki kecerdasan sosial yang buruk saat sekolah, berpendapat bahwa pendidikan formal adalah cara yang tepat untuk mengembangkan diri dalam menjadi individu yang berguna.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Makarim Muhammad.
16 reviews
November 17, 2020
Buku ini bercerita tentang perjalanan hidup eyang Habibie, menceritakan kisahnya dari masa kanak-kanak di Sulawesi sana sampai bisa melanglang buana ke negeri Jerman. Satu hal yang ku dapat dari membaca buku ini adalah bagaimana kita harus mempunyai prinsip dalam hidup. Pak Habibie misalnya, sejak remaja memiliki prinsip yang teguh yang berbeda dengan orang kebanyakan. Misalnya prinsip untuk tidak mencampurkan politik dalam simposium mahasiswa ketika itu.
Aku rasa prinsip seorang Habibie tidaklah ada dengan sendirinya, tetapi dibentuk melalui didikan orang tua. Ya, Rudy -Habibie- memiliki sosok orang tua yang luar biasa. Prinsip mata air yang diajarkan ayahnya terus dipegang teguh olehnya hingga akhir hayatnya. Belum lagi mami, sosok yang begitu perhatian dan mandiri. Ainun kekasihnya pun tidak luput diceritakan dalam buku ini, dari mulai kisah pertemuan hingga akhirnya menikah.
Buku ini cukup menggambarkan kisah Rudy Habibie dengan detail.
Profile Image for Nimas Dyanfitria.
6 reviews
August 29, 2019
Buku ini menceritakan tentang masa kecil eyang B.J Habibie, yang mana adalah presiden Republik Indonesia ke-3, perjalanan sekolah beliau, hingga menjadi seorang presiden RI. Beberapa hal yang menarik dari buku ini adalah bagaimana Rudy (panggilan kecil eyang) selalu berusaha untuk mencari tahu akan kehausannya terhadap ilmu pengetahuan, sampai apa yang ia cari benar-benar ia dapatkan. Tidak hanya itu cerita menarik lain adalah bagaimana sang ibu berusaha dengan sangat keras untuk dapat memenuhi kebutuhan akan pengetahuan anaknya,

Cerita yang di latarbelakangi masa penjajahan kala itu, tidak membuat keluarga Rudy mengesampingkan pendidikan akademik, termasuk kebutuhan akan pendidikan agama. Sempat terpuruk karena ditinggal sang ayah di usia yang sangat belia, namun Rudy tetap berusaha untuk mengejar cita-citanya. Hingga akhirnya memutuskan untuk terbang ke Jerman untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, bahkan dengan biaya sendiri, bukan dari beasiswa yang diberikan oleh pemerintah.

Kegigihan Rudy dalam menggapai cita-citanya, membuat pembaca seolah-olah tertantang untuk berusaha sekeras mungkin layaknya Rudy dalam menggapai cita-cita. Usaha keras yang benar-benar diacungi jempol bahkan disaat tidak berdaya dalam menghadapi sakit diakrenakan tubuh yang sering ditempa dengan sangat keras.

Keteladan lain yang dapat diambil dari sosok Rudy adalah, bagaimana cita-citanya yang ia dedikasikan untuk negaranya, bahkan sampai titik darah penghabisan, adalah suri tauladan yang dapat diambl oleh para pembaca. Buku yang bagus untuk dibaca, apalagi untuk kalian yang ingin tahu bagaimana salah satu bapak bangsa yang cerdas ini dibesarkan, dan menggapai cita-citanya.
Profile Image for Nur Khamdah.
52 reviews
October 24, 2015
The story flows quite well tho I found some strange events such as when the plane took off, Rudy saw a man pulling his bags into cabin. As far as I'm concerned at take off position, all passengers must b seated.
The rest is ok with some funny events when Rudy was still a kid.
I really admire his 'stubborn' in pursuing his dreams. He is also not afraid of confronting people, he made his point, to save the people, not certain people who were involved in power war.
This book is quite inspiring tho there r some bombastic words.
Looking forward to the sequel, if any. It must b about his life after returning to German with his lovely wife.
Profile Image for Farah Rizki.
43 reviews4 followers
February 26, 2016
Selalu menyenangkan setiap membaca kisah-kisah masa kecil dan kebiasaan-kebiasaan tokoh besar yang jarang diberitakan. Belum lama mengenal lebih dekat Gus Dur, lewat Rudy saya pun tahu bagaimana kehidupan Bapak Habibie semasa muda. Diceritakan dengan apik oleh salah satu penulis skenario idola saya, buku ini bikin saya nangis kejer membaca perjuangan mami, ketawa geli dengan cerita kepolosan Rudy, sampai tersipu malu sata melewati kisah Rudy dan Ainun. Banyak kisah yang membekas di buku ini. Sosok papi membuat saya berpikir, terutama bagaimana seharusnya mendidik anak-anak. Buku ini bukan buku yang cocok untuk dibaca saat menghabiskan waktu di toilet, anyway. :)
Profile Image for Rizky Ayu Nabila.
242 reviews30 followers
February 6, 2019
Buku ini menceritakan tentang kisah perjalanan hidup Pak Habibie dari kecil hingga ia menjadi presiden RI. Tidak semuanya diceritakan. Cerita yang paling spesifik adalah mengenai perjuangan beliau ketika menempuh pendidikan.

Mata air. Itulah kalimat yang selalu saya ingat ketika membaca buku ini. Setelah membaca buku ini pun, saya selalu terngiang pesan dari almahum ayahnya Pak Habibie;

"Jadilah mata air bagi orang orang di sekelilingmu. Jika kamu baik, maka lingkunganmu pun akan baik. Begitu juga sebaliknya."
Profile Image for Ayu Safitry.
1 review
January 24, 2016
Dengan jumlah halaman yang terbilang sedikit untuk sebuah buku biografi, buku ini sukses membuat saya bisa masuk ke dalam cerita seolah seperti jadi teman masa mudanya Pak Habibie. Bahasa yang penulis gunakan sangat mengalir (secara alur cerita ataupun emosi tokoh), nyentrik, dan tertata rapi sehingga mudah bagi saya untuk memahami kisah perjalanan Pak Habibie, sembari sesekali ketawa ketiwi ala komedi. Tentunya yang paling utama, kisah sang visioner ini menginspirasi sekali..
Profile Image for Teguh.
Author 10 books335 followers
November 4, 2015
Saya sangat suka kisah-kisah kecil Rudy kecil ini. Mungkin menurut orang sepele. tapi kita bisa belajar bagaimana Rudy bisa menjadi sehebat Habibie sekarang. Mulai dari gemar membaca buku, gemar mengajukan pertanyaan. Peran kelaurga dan kawan sangat penting -dalam buku ini- dalam puzzle hidup Habibie. Terima kasih sudah menghadirkan tulisan bagus untuk tokoh jenius Habibie.
Profile Image for Nurina Widiani.
Author 2 books15 followers
August 25, 2016
Banyak kisah yang bikin terharu dan banyak lagi kisah yang bikin tertawa. Jalinan kisahnya dibuat runtut, meski pada awalnya agak kesulitan mencari penggambaran waktu karena nggak ada keterangan tahun kejadian.
Profile Image for The Reader of the Wind.
75 reviews1 follower
April 19, 2017
Berkisah tentang masa muda Presiden ketiga RI, B.J. Habibie. Sangat menginspirasi kita sebagai generasi muda Indonesia bahwa tak ada yang mustahil digapai dengan tekad, kerja keras, semangat, dan iman untuk melangkah lebih jauh.
Profile Image for Po Hin.
1 review
November 17, 2015
pesan menjadi 'mata air' sangat menginspirasi. semoga bisa terjaga dan tidak menjadi air mata.
Profile Image for Yusuf Ks.
425 reviews53 followers
August 6, 2018
Memuaskan sekali setelah membaca buku ini, saya jadi lebih banyak mengetahui kehidupan BJ Habibie sejak kecil sampai akhirnya menjadi tokoh besar Indonesia yang terkenal seantero dunia. Sejak kecil BJ Habibie memang sudah terlihat kejeniusannya, dan orangtua beliau mengetahui ini dan membimbing Habibie supaya dapat mengoptimalkan kecerdasannya, termasuk dalam memilih tempat untuk belajar untuk Habibie yang dinilai terbaik oleh orangtua beliau. Hebatnya orangtua Habibie, walaupun fokus mengoptimalkan kecerdasan Habibie, mereka tidak lupa untuk meningkatkan kemampuan Habibie untuk dapat bersosialisasi, meskipun Habibie termasuk orang yang kurang suka bersosialisasi dan cenderung introvert, tapi orangtua tetap berusaha supaya dapat bersosialisasi, misalnya dengan harus bermain bersama teman-teman Habibie. Dan sebagai keluarga yang religius, Habibie juga dididik secara religius sebagai asas iman dan akhlak beliau.

Ketika ayah Habibie wafat (dalam keadaan shalat berjamaah bersama keluarganya), usia Habibie masih anak berumur 14 tahun. Kondisi sepeninggalan ayah Habibie, kondisi ekonomi keluarga Habibie berubah dari yang relatif lebih kaya menjadi lebih susah, apalagi situasi di Makassar saat itu juga sedang kritis. Ibunda Habibie berpikir keras untuk dapat mengatasi ini, akhirnya mempunyai ide untuk menitipkan beberapa anaknya di Jogja bersama Titi Habibie. Keuangan yang terbatas membuat Ibunda Habibie harus memilih satu dari di antara Habibie dan Winny, siapa yang harus fokus lebih dahulu untuk meneruskan pendidikan yang terbaik, dan akhirnya Habibie yang dipilih dan dikirim ke Jakarta lalu pindah ke Bandung. Segala cara yang halal digunakan ibunda Habibie untuk dapat membiayai pendidikan Habibie.

Usaha Ibunda ini terus dilakukan hingga dapat mengirim Habibie ke Jerman untuk meneruskan pendidikannya, semua biaya ditanggung oleh Ibunda Habibie dan bukan berasal dari beasiswa. Meskipun kuliah di luar negeri atas biaya sendiri, namun Habibie tidak cuek dengan situasi bangsa Indonesia, beliau tetap peduli, memikirkan cara, dan berusaha untuk dapat memajukan Indonesia. Sikap beliau ini menunjukkan beliau sangat peduli tentang nasib rakyat bangsa Indonesia, dan merasa bertanggung jawab untuk dapat memajukan rakyat Indonesia. Sungguh sikap yang sangat patut diacungi jempol, karena banyak orang yang belajar ke luar negeri atas biaya sendiri yang akhirnya memutuskan untuk tinggal di luar negeri tersebut karena dianggap lebih baik.

Hal yang menarik lainnya adalah ternyata saat berkuliah di Jerman, Habibie naksir dan dekat dengan gadis Jerman berdarah Polandia bernama Ilona. Pada saat itu tidak ada nama Ainun, Ainun masih ada di kenangan waktu kecil Habibie yang dianggap hitam dan jelek. Hubungan Habibie dan Ilona sangat dekat, mereka sering berkumpul bareng teman-teman yang lain, atau hanya pergi berdua untuk menonton bioskop, jalan-jalan, dan sebagainya. Namun hubungan ini ditentang oleh teman-teman Habibie yang tidak suka Habibie memilih perempuan Londo, hubungan ini dilaporkan teman-teman Habibie kepada Ibunda Habibie, lalu Ibunda Habibie memikirkan cara supaya dapat memisahkan mereka berdua.

Masih banyak kisah menarik dan inspiratif lainnya di sini, apalagi ditambah dengan disajikannya foto-foto jadul Habibie dari masa kecil, sekolah, kuliah, dewasa, hingga menjadi sosok tokoh besar Indonesia, kenangan masa lalu yang indah, Habibie ternyata saat kecil sangat imut dan lucu, dan ketika beranjak remaja dewasa juga masih tetap imut ^^.

Akhir kalimat, salut dengan Gina S. Noer yang berhasil menulis kisah hidup Habibie ini dengan bahasa yang mengalir dan mudah dicerna. Semoga dapat mengilhami banyak orang, sebagaimana yang diharapkan BJ Habibie.









Profile Image for Haryadi Yansyah.
Author 14 books62 followers
October 14, 2024
Pasca baca buku Habibie & Ainun yang ditulis langsung oleh Pak Habibie, saya terinformasi kalau ada lagi buku tentang beliau yang ditulis oleh Gina S.Noer, penulis sekaligus sutradara yang film-filmnya banyak saya tonton. Dan, alhamdulillah bukunya tersedia di Ipusnas dan dapat saya baca tanpa harus beli.

Kalau Habibie & Ainun banyak bercerita tentang masa saat Habibie kuliah di Jerman, hingga kemudian menikah dan bekerja di sana sebelum pulang ke Indonesia dan menjadi menteri, di buku Rudy ini, fokusnya ke masa kecil dan remaja walaupun di bagian akhir, juga dibahas ketika ia bertemu dengan Ainun.

Walaupun kisahnya sama, tapi buku ini berhasil mengungkapkan lebih detail, misalnya saja ternyata Mami -ibunda Rudy, adalah pihak yang paling berjasa sebab rupanya pertemuan Habibie & Ainun itu sudah "direkayasa" karena Mami memang mau mencarikan jodoh untuk Habibie.

Oh sebelum bahas banyak tentang itu, beberapa hal yang saya ketahui dari kisah masa kecil, Habibie kehilangan ayahnya dan ayahnya meninggal dalam posisi bersujud ketika sedang salat. Walaupun kehidupan digambarkan sulit, tapi banyak privilege yang didapat keluarga ini. Mami, walau sempat kelimpungan secara ekonomi, tapi ayahnya Habibie meninggalkan aset.

Habibie kecil rupanya lebih pandai berbahasa Belanda ketimbang Indonesia, makanya dia dijuluki Londo Ireng. Dan, karena pintar, Habibie rupanya sempat berada di fase sering meremehkan orang lain. Ya, simpelnya dia sombong dan tak jarang mengungkapkan pendapatnya tanpa filter misalnya saja menyebut orang bodoh/tolol langsung di hadapan orang tersebut sehingga satu kali Habibie sempat dihajar.

Soal privilege, ya gak salah sih. Habibie adalah contoh orang yang memanfaatkan privilege dengan baik. Sebab banyak juga yang punya privilege tapi malah bikin ulah dan merusak diri sendiri, kan.

Lalu, kisah asmara Habibie dengan beberapa perempuan lain sebelum Ainun juga dibahas di buku ini. Campur tangan Mami lumayan juga sih, sebab satu kali Mami pernah mendatangi perempuan Jerman yang sedang dekat dengan Habibie lalu secara gak langsung bilang kalau dia gak cocok menjadi istri anaknya. Ya sih, beda agama dan budaya.

Banyak sih hal menarik dan menjadi pelengkap dari buku Habibie & Ainun sebelumnya yang saya baca. Habibie memang salah satu sosok yang kehidupannya menarik untuk diketahui dan diambil pelajaran dari sana.

Skor 8,4/10
Profile Image for Miranti Banyuning Bumi.
29 reviews24 followers
February 5, 2022
Kalau kamu merasa muda dan cinta Indonesia, harus banget baca buku tentang Eyang Habibie!

Eyang Habibie itu Eyang-nya semua anak-anak muda Indonesia, yang bukan hanya punya "mimpi" membuat pesawat terbang tapi ada hal yang lebih besar dari itu. Cita-cita untuk menjadi "mata air" kebaikan dan rasa cinta yang tulus untuk Indonesia.🥺🥰

Bagiku, pidato Rudy saat mengadakan Seminar Pembangunan di tahun 1959 masih relevan hingga saat ini. Saat itu karena terlalu sibuk di fase persiapan, Rudy sakit bahkan kritis, jadi tidak bisa hadir dan pidatonya dibacakan oleh temannya. Beliau menulis:
"Musuh utama perjuangan pembangunan adalah musuh yang bersarang di dalam jiwa kita: penyakit ingin lekas kaya, tidak suka bekerja, tidak ada perasaan tanggung jawab, penyakit ingin kekuasaan, dan penyakit suka boros." #jleb

Buku ini membuatku tersadar betapa Allah sudah "mendesain" Rudy (Eyang Habibie kecil) sejak masih bayi untuk kelak menjadi penggerak generasi awal pengisi kemerdekaan negeri ini. Sejak bayi, Rudy hanya bisa tidur 4 jam sehari sehingga ketika ia begitu sibuk dengan kuliah, riset, dan kegiatan PPI kebiasaan itu sangat mendukungnya.

Rudy juga sangat mencintai buku sejak kecil, lebih suka tenggelam di perpustakaan daripada bermain di luar yang menurutnya membosankan. Rudy kecil juga sangat kritis, suka bertanya dan memecahkan masalah, bahkan ia bisa terjaga menunggu ayahnya datang hingga larut malam demi mendapatkan jawaban yang tidak ia temukan dari buku.

Dan bagian favorit, selalu sih kisah Rudy bertemu dengan Ainun. Padahal dulu saat SMA pernah bilang gak suka sama Ainun, saat di Jerman ogah-ogahan meski Maminya sudah berusaha menjodohkan. Tapi pas ketemu lagi saat pulang ke Indonesia, langsung klik dan mau bertemu terus. Emang jodoh tuh rahasia nan penuh kejutan ya.

Eyang Ainun itu oase banget buat Eyang Habibie. Teman yang mengimbangi dan berani mengambil risiko untuk mendampingi Sang Visioner.

Intinya di buku ini kita bisa belajar banyak dari Eyang Habibie. Tentang perjuangan yang sejati. Kemandirian. Berpegang teguh pada prinsip.

Semoga apa yang Eyang telah lakukan untuk Indonesia menjadi amal sholeh, diterima di sisi Allah, dan dibalas berkali-kali lipat di jannah-Nya🤲
Profile Image for Mira Widyawati.
68 reviews4 followers
June 1, 2020
Buku pertama yang dihabiskan selama masa di rumah aja. Bosan dengan rutinitas Work From Home yang sejujurnya gak tahu waktu. Akhirnya cari pelarian agar tetap terjaga kewarasannya salah satunya dengan membaca buku.

Yang ada dibenak aku ketika baca buku biografi B.J Habibie ini “bener ya orang jenius dari kecilnya udah kelihatan”. Aku betul-betul menikmati cerita saat Rudy kecil. Lucu dan penyampaian cerita di buku ini mengalir jadinya gak gampang bosan. Diselipi foto-foto juga yang membuat kita jadi ikut berimajinasi, membayangkan apa yang terjadi pada masa itu.

Rasa ingin tahu Rudy saat masih kanak-kanak sangat tinggi, apapun ia tanya kepada ayahnya.kelihatan sekali kalau dari kecil sangat kritis. Dan yang saya suka adalah ayahnya menjawab semua pertanyaan Rudy, dengan sabar menjelaskan dan mendengarkan semua rasa penasaran anaknya. Pesan ayahnya untuk menjadi mata air ditanamkan betul-betul oleh Rudy.

Rudy juga gemar membaca buku. Akan tetapi saking asiknya membaca buku, ia jarang bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya. Orang tuanya peka dengan hal seperti ini, sehingga Rudy dipaksa bagaimanapun caranya harus bisa bersosialisasi dengan teman-temannya. Lalu cerita ketika ayahnya meninggal dan semuanya terpaksa harus berpencar. Kemudian Rudy harus bersekolah di Jakarta hingga ia pindah ke Bandung. Kemudian Mami dan anggota keluarga lainnya memutuskan pindah ke Bandung. Suka dengan sosok Mami. Mami adalah sosok perempuan hebat dan cerdas. Patut dicontoh. Kostan Mami juga sepertinya asik.

Lalu kisah-kisahnya berlanjut selama berkuliah di Jerman sampai akhirnya menikah. Menarik dan sangat inspiratif.


Profile Image for Aardbewoners.
49 reviews
December 17, 2022
Rudy is a story compiled from the stories of B.J. Habibie which has not been told before. This is a story about the growing up journey of a boy and young Indonesia.

In this book we will discover the reasons why Rudy is embarrassed when he is called a genius, but prefers to be called a loyal hard worker. Faithful to his ideals. Faithful to his love. We will follow the journey of how B.J. The Habibie we know came from the formation of the great vision of his parents, the sacrifices of his family, the support of his friends, and his greatest inspiration: Indonesia.

This book consists of a prologue, 3 acts and an epilogue. In addition there are photographs that are very "talking" in this book. The photos are not only complementary but also reveal more. I feel the selection of photos is really appropriate.

Reading this book gave me many valuable experiences. That every parent has never intentionally been partial but good parents know how to set priorities, which one should take precedence. And the family is a support, should not be jealous of each other, all stand the same height with their respective capacities.

This book opened my eyes that parents are the main teachers. What we instill will always be carried by children to adulthood. That children are hope. That dreams aah~ no, that their ideals are forbidden are called impossible. Dreams will always succeed with sacrifice, hard work, stubbornness, support from family, friends and loved ones and inspiration that is firmly rooted in the chest. Which of course is... love for Indonesia.
Profile Image for Anne Novita Nova Riyanty.
154 reviews15 followers
September 24, 2019
Buku ini sangat enak dibaca, penceritaannya mengalir dan bahasanya enak dicerna serasa membaca novel. Membaca buku ini kita jadi bisa lebih mengenal seperti apa sih pak Habibie di masa kecil dan masa mudanya. Banyak hal yang bikin tertawa geli dengan kepolosan masa kecilnya. Rudy, panggilan sayang untuk beliau, sejak kecil memang anak yang sangat kritis, rasa ingin tahunya tinggi sekali yang menunjukkan kecerdasaannya. Itu semua dipupuk dengan baik oleh kedua orang tuanya. Sang Papi berperan sebagai sumber jawaban dari semua pertanyaan Rudy yang kadang bikin kewalahan. Kebiasaan membaca juga sudah dipupuk sejak kecil, Rudy sudah lancar membaca buku berbahasa Belanda sejak umur 4 tahun, yang menimbulkan makin banyak pertanyaan yang gencar ditujukan ke papi dan maminya yang kadang menimbulkan kelucuan tersendiri seperti pertanyaan tentang balon yang ditemukan teman-temannya di pelabuhan, kenapa balonnya berbentuk panjang dan tidak bulat seperti yang diceritakan papi tentang balon udara yang bisa terbang? Hahahaa ternyata yang ditemukan itu kondom bekas😂😂😂

Selain kegeniusan otaknya, menurutku Rudy juga sangat beruntung mempunyai orang tua seperti Papi dan Maminya yang tak hanya bersungguh-sungguh memberikan pendidikan formal terbaik setinggi mungkin, tapi juga menggembleng menjadi pribadi yang baik, kuat, disiplin dan taat agama yang selalu bisa menjadi mata air bagi sekitarnya.

Banyak hal yang bisa dipetik sebagai ianpirasi dan teladan dalam kisah hidup beliau dalam buku ini. Saking asyiknya dibaca rasanya nggak mau berhenti sebelum selesai sampai halaman terakhir. Rasanya bukunya kurang tebal untuk sebuah biografi.
Profile Image for Kanianingsih.
25 reviews2 followers
December 11, 2017
Saya suka mengambil hikmah dari sebuah buku. Menurut saya, kisah BJ Habibie memberikan motivasi untuk:

Mendidik anak

Mendidik anak itu adalah tugas orangtua, ayah dan ibu. Papi dan mami terbiasa disiplin dan mereka percaya bahwa kesuksesan adalah buah dari pendidikan.

Mencapai cita-cita

Mami melihat Rudy berpotensi menjadi orang ‘besar’. Oleh karena itu, ia berupaya agar Rudy menempuh pendidikan terbaik untuk mencapai cita-citanya. Rudy sendiri orang yang teguh pendirian dalam mencapai cita-citanya. Walaupun ia sempat dicemooh karena ingin Indonesia memiliki pesawat sendiri.

Menjalin persahabatan

Rudy tidak pernah membedakan orang. Semuanya setara, manusia adalah manusia. Jabatan, bangsa, suku, agama, ras, kelamin, hanya bungkus belaka. Di Jerman, Rudy sering menerima bantuan dari mahasiswa Indonesia bernama Keng Kie sehingga mereka semakin dekat sebagai sahabat. Berkat persahabatan ini, Rudy tidak pernah punya masalah dengan isu pribumi-nonpribumi maupun masalah perbedaan agama.

Mengejar cinta

Sebenarnya banyak lelaki yang menyukai Ainun, tetapi Rudy tidak menyerah untuk mengejar cinta Ainun sampai takdir Allah SWT mempertemukan mereka dalam pernikahan.

review selengkapnya di http://kaniadanbuku.blogspot.co.id/20...
Displaying 1 - 30 of 101 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.