Karly Astaseni sangat mencintai buku, dan belum pernah bertualang ke mana pun selain lewat tulisan dalam buku-bukunya. Iago Dalin, seorang pelancong seumur hidup, lalu datang dan menyela di antara hubungan Karly dengan tunangannya. Bagi Karly, Iago muncul bersama harapan tentang hidup berpindah-pindah yang jadi fantasinya. Aruna, si kasir toko buku, banyak membantu dalam hubungan rahasia mereka yang mencekam.
Rangkaian usaha menuju kematian menjadikan desain kehidupan mereka sempurna. Seorang desainer interior, si gadis keong, dan aku, pun memegang andil di dalamnya. Bersama satu orang lagi yang lengannya dibatik sang ibu dengan lilin panas. Mereka terlibat dalam perayaan fantasi besar-besaran, dan berakhir terjebak dalam permainan psikologis yang membuat gila.
Aku baca subuh dan langsung beres juga hari ini. Jujur aja, ini page turning, sih. Twist nya nggak yang mengejutkan karena dari awal juga udah super duper jelas, sih.
Back story nya buat Aruna nya oke punya dan gimana build up character nya okee banget. Buat Karly, duh sorry deh dia ini menurutku kurang kuat juga sih. Iago juga B aja sbnernya. Aku emng cuman simpati sama Aruna aja. 😂
Sejak awal kisah disajikan, suasana mencekamnya mulai sedikit terasa, terutama saat ada adegan bullying. Dan seiring cerita berjalan lalu karakternya mulai terungkap semua, kisah thriller-nya pun semakin terasa. Mencekam dan seru!
Ini novel Kak Vinca Callista yang pertama aku baca. Aku jadi ketagihan sama tulisannya. Dan aku pun jadi ketagihan dengan novel bergenre psychothriller ini.
Review lengkapnya akan aku post di blog, dan link-nya akan aku share di sini.
Dari segala kelebihannya yang paling saya suka dari buku ini adalah judulnya, singkat, padat, dan memang nyambung sama isi bukunya sendiri *by the way saya baru ngeh hubungannya pas cari arti kata “kilah” di KBBI daring x))*. Dan yang paling bikin nggak sreg, di ending malah nggak diceritakan tentang gimana “si itu” nongol lagi. Kalau disinggung sedikit pasti endingnya akan lebih sempurna.
Kelebihan novel ini: pageturner banget. Dengan bab-bab pendek, deskripsi minim, semua kalimatnya seolah aksi. Bahkan apa yang dikatakan pikiran tokoh-tokohmua pun terasa sinematik. Ide dasar pengarang sangat menarik: betapa kita yang sering melarikan diri dari penatnya dunia ke alam imajinasi bisa tersesat ketika terlalu jauh masuk dan mendapati kehidupan nyata memang tidak selalu seturut dengan apa yang dibayangkan (atau diinginkan). Dua latar kesukaan muncul di kisahnya: toko buku dan alam. Thrillernya lumayan bikin degdegan, andai endingnya tidak terjun bebas dengan plot hole munculnya kembali si anu yang tanpa penjelasan.
Menurut saya, inilah buku terbaik penulis dari tiga yang sudah saya baca. Saya sempat mencoba Seruak tapi menyerah di tengah jalan karena tokohnya yang kebanyakan dan cara merangkai katanya yang belibet bak kabel kusut. Mau membaca Dunsa, melihat resensi sebelah yang kurang meyakinkan, akhirnya urung.
Tapi di sini, wah, beda sekali. Terlihat sangat perkembangan menulisnya, mulai dari tokoh-tokohnya yang menyenangkan dan tak lagi Mary-Sue (YAYYY!), gaya bahasa yang simpel dan mudah dimengerti dan bermakna, jalinan alur yang makin menarik, juga pemilihan judul yang cetar banget! Saya tidak bisa berhenti membacanya sejak kata pertama, dan habis dalam kisaran dua jam saja. Sampai Teteh saya bertanya, 'Kok tipis banget ceritanya? Udah selesai aja.' Karena cerita-cerita psychothriller beliau sebelumnya berdurasi lumayan panjang.
Kavernya juga cantik banget, salut salut salut!
Mungkin ya, mungkin saja, karena sudah pernah membaca Nyawa dan Semburat Senyum Sore sebelumnya, saya jadi bisa menebak pelakunya (dan pasti karena pengaruh teteh saya juga yang pecinta psychothriller). Petunjuk ditebarkan dengan apik, kadang terkesan mengecoh, tapi percayalah pada tebakan pertamamu. Kalau ada hal yang mengganggu, itu ending-nya. Lalu kurangnya faktor yang bikin ceritanya lebih greget (kurang panjang, sepertinya!) membuat saya belum bisa menyematkan 4 bintang.
Semburat Senyum Sore 2.5 bintang dibulatkan ke atas, Nyawa 3 bintang pas, dan buku ini 3.5 bintang disimpan 0.5 bintangnya untuk karya Teh Vinca selanjutnya.
Saking serunya sampe betah bacanya sekali duduk😆 Bukunya dari awal udah bikin mikir keras, hah heh hoh aja terus soalnya setiap ada spekulasi di otak langsung tersanggah sama kejadian selanjutnya
"Fantasi adalah ekspresi. Situasi khayali yang diciptakan sang pelaku untuk mewujudkan keinginannya. Namun,itu secara psikologis, karena ia tidak mau menciptakannya dalam dunia fisik. Aktivitas mental yang diulang ulang,dan berakhir lebih dipercayainya daripada kenyataan." Hal. 194 . . . Novel yang menceritakan tentang Karly dengan tunangan yang baik dan kecintaannya terhadap buku, lalu Diago si lelaki petualang sebagai pihak ketiga diantara hubungan Karly yang nampak baik-baik saja. Namun siapa sangka justru tokoh Aruna dengan beban hidup yang menghimpitnya adalah pihak 'ketiga' yang turut andil dalam kisah cinta yang menghadapkan mereka dengan risiko besar : kehilangan nyawa.
❤ Sejak awal mulai membaca novel Kilah, saya memiliki harapan bahwa kisah di dalamnya merupakan cerita roman dengan bumbu konflik yang berdasar pada kecemburuan. Namun, saya justru mendapatkan lebih dari itu ketika sampai pada beberapa lembar akhir terutama mengenai perkembangan para tokoh
❤Saya berharap pembaca tidak begitu saja terhanyut dengan kisah romantis dalam novel Kilah ini karena kejutan dan petualangan yang mempertaruhkan nyawa para tokoh justru dimulai ketika novel ini mendekati beberapa halaman terakhir.
❤ Penulis begitu detail mengungkapkan permasalahan dan keresahan para tokoh sampai bagian ini membuat saya tercekat. Bahkan untuk kisah yang terdengar begitu manusiawi dan masuk akal,emosi saya tetap saja seperti diaduk.
❤ Rasanya tidak mudah memahami bahkan menerima bahwa para tokoh melakukan kesalahan yang diceritakan dalam novel Kilah. Namun bagi saya, bagian bagian ini adalah sebab dan juga akibat dari sesuatu yang bersifat manusiawi dan naluriah. Pun dengan fantasi yang dicipta pikiran merupakan mekanisme dalam diri manusia untuk mengurangi luka, menghalau kenyataan yang mampu mengganggu psikologis.
❤ Novel Kilah disajikan dengan alur yang menarik dan sempat menjebak saya dalam penggalan fantasi dan penggalan kisah nyata sehingga jika tidak mencermati rasanya akan dibuat kebingungan dengan nama-nama tokoh yang disebutkan dan keterkaitannya.
mengakhiri tahun 2020 ini dengan bacaan psychological thriller, yang tidak match dengan suasana liburan natal & tahun baru, sepertinya tidak ada salahnya.
buku ini merupakan buku pertama dari vinca callista pertama yang kubaca yang membuat aku gemar dengan tulisannya. buku ini bener-bener wow banget. di luar ekspektasi-ku, bahkan aku gak berharap banyak dengan buku ini namun buku ini cukup membuatku bungkam.
novel psychological thriller ini bener-bener menyentuh psikologi. aku suka bagaimana penulis sudah memasukan kesuraman yang kental di awal cerita. sepanjang cerita ini yang aku rasakan hanyalah suram, kelam, dan gelap. aku juga suka bagaimana penulis mempertahankan unsur-unsur tersebut sampai bukunya selesai.
lewat buku ini disodorkan berbagai macam seluk-beluk kehidupan manusia yang tak jarang membuat kita bertanya-tanya apa sebenarnya tujuan hidup kita. lewat narasi yang disampaikan penulis, aku jadi tahu bahwa sesuatu yang menjadi pemikat dari masing-masing individu ternyata berpengaruh besar terhadap psikologis seseorang.
untuk narasinya aku tidak mengalami kesulitan untuk mencernanyaㅡkarena sebagian besar dari review yang kubaca, beberapa orang menganggap narasi di dalam sini cukup membuat mikir keras. tapi aku pribadi cukup enjoy dengan narasi dan deskripsi yang dijabarkan dengan detail oleh penulis, terutama di salah satu tempat yang membuatku sempat bertanya-tanya, sebenarnya tempat ini ada gak sih?
daya tarik novel ini yang selanjutnya adalah dengan adanya beberapa sisa puluhan halaman yang menjadi penjelas atas semua pertanyaan yang mengambang di kepalaku yang sudah terjawab. menurutku plot twist di dalam sini bukan yang sampai mengagetkan.
another 5 stars in this year after katarsis by anastasia aemilia.
🍂 Di sini ada beberapa tokoh, Aruna si penjaga kasir toko buku, Karly si pemilik toko buku, Iago--pengunjung baru toko buku Karly.
Bagi Karly Iago memberi angin segar tentang khayalannya yang ingin travelling keliling dunia. Bagi Iago, Karly adalah sosok pengisi harinya yang kesepian. Sayangnya, Karly udah punya tunangan.
Aruna juga sibuk dengan dunianya. Dia sibuk dengan Brodie yang menjadi obsesinya, hingga datang Nala yang menjadi penghalang bagi Aruna untuk memiliki Brodie.
🍂 Awal aku baca, rada terkecoh. Aku kira ini antologi cerpen bukan di novel. Aku bolak balik sampulnya, tapi emang bener ini novel 😅 Mungkin karena menceritakan kehidupan masing-masing tokoh yang bikin aku rada bingung.
Di awal perutku udah dibuat mual karena Aruna. Aku akui dia cewek savage, sih. Dia ngelakuin balas dendam yang bikin teman sekolahnya darting tingkat dewa 🤣
Di sini Aruna punya trauma masa kecil yang bikin aku sedih. Iago juga, dia anak yatim. Beda sama Karly yang dibesarin di keluarga lengkap dan nyaman.
🍂 Waktu baca setengah buku, aku udah bisa nebak alurnya ini ke mana, walau di awal sempet kekecoh dengan beberapa tokoh. Keren, sih, novel ini. Bener-bener gambarin psikopat itu kayak apa. Mulai dari latar belakang yang jadiin dia psiko sampai khayalan imajinatif yang dia bikin sendiri. Lumayan bikin aku kesel bukan cuma ama si psikopatnya tapi hampir semua tokoh 🤣
Dari awal baca, aku udah merasakan aura "sakit jiwa" yang besar. Biasanya buku semacam ini bukan seleraku, tapi berhubung Kak Vinc yang nulis (aku jatuh cinta sama Scandalicious Siblings soalnya) dan memang gaya nulisnya "captivating" jadi aku rampungkan novel ini dalam satu hari.
Aku suka idenya juga banyak kutipannya, tapi aku lost interest begitu masuk klimaks. I was like... this is it? Cuma begini? Wkwkwk maafkan aku, dari awal udah kebaca banget si twist ini. Untungnya, ending menyelamatkan. Aku suka!
Nah, novel karya @ ini mengambil sudut pandang orang ketiga campuran dan juga orang pertama di beberapa bagian. Aneh dan ngga srek untukku. Perpindahannya mencolok dan kita bisa langsung tahu itu pov siapa. Karakter tokoh-tokohnya seperti, Karly, Aruna, Lago dan lainnya di deskripsikan dengan bagus, baik secara implisit maupun explisit.
Ada beberapa adegan di cerita ini yang bikin ngeri, bikin mual dan sedikit bikin paranoit. Di dalamnya juga menyiratkan banyak info, seperti desain interior. And last but not least, cerita ini di eksekusi dengan diksi yang baik.
Kalau terlalu sering membaca atau menonton cerita yang berbau thriller pasti akan tahu siapa dalang segala kekisruhan yang terjadi di novel ini.
Penyampaian dan pengenalan karakter di novel ini keren. Alur ceritanya rapi sehingga sedikit demi sedikit akan tersingkap siapa-siapa saja yang dipanggil sebagai Brodie, Nala atau Aruna.
Novel yang premisnya soal kepemilikan yang membabi buta itu ternyata memang tersampaikan dengan apik. Fantasi yang dibiarkan merajalela akhirnya makin tak terkendali menyisakan dendam dan kebencian. Dan semakin menarik lagi ketika endingnya bikin kita terperangah. Kasihan Iago. Hanya kematianlah yang mengakhiri rasa kepemilikan itu.
Tampilan cover buku sudah menunjukkan sesuatu yang horor, setelah baca, baru menyadari bahwa cover cocok dengan ceritanya. Dari awal cerita, membuat pembaca menebak siapa tokoh utamanya. Bagian ending cerita sama dengan film horor (agak mudah ditebak jalan ceritanya) tiba-tiba "si dia" muncul kembali, tanpa ada cerita dibalik kemunculannya. Keseluruhan cerita, bagus. Semangat ya mbak Vinca.
Dampak perlakuan tidak menyenangkan dari keluarga dan teman-teman di masa kecilnya, membuat Aruna menjadi seperti iblis.
Awalnya kukira punya banyak tokoh dg masing-masing kisahnya dan nanti bakal nyambung di akhir buku. Ternyata ada tokoh yg hanya fantasi. Sayangnya saya kecewa dengan akhir dr Karly, orang selingkuh harusnya tak dapat ketenangan. Lalu Jaka, kasihan sekali dia.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Buku psychothriller pertama yang aku baca. Aku suka. Ceritanya bagus, meskipun inti ceritanya itu sederhana banget. Jalan ceritanya ga ketebak, berkali-kali asumsi aku di patahkan tapi kenyatannya bener ke gitu.
Keren banget! Buku kedua yg aku baca setelah Ve. Sempat menebak tentang tokohnya, tapi tiap nebak bakalan dikasih petunjuk yg bikin bingung, bikin ragu, kayak bener gak sih tadi tebakanku? Bagus pokoknya!
Kilah-Vinca Calista . . Novel ini menceritakan seorang gadis bernama Karly dan telah bertunangan dgn Radit. Karly memiliki sebuah toko buku dan ia mempekerjakan karyawan bernama Aruna. . Suatu hari Karly berkenalan dgn Iago (pelanggan toko bukunya) mereka jatuh cinta dan diam2 menjalin hubungan. Aruna mengetahui hub.tsb dan ikut menutupi hub.itu dr Radit. Namun di sisi lain sebenarnya Aruna mencintai Iago. Sisi lain Aruna muncul ke kehidupan nyata ketika mereka berlibur bersama. . . Akhir Novel ini lumayan menegangkan sesuai dgn genre yang dikembangkan yaitu Psychothriller. Sayangnya hingga akhir cerita tidak dijelaskan gangguan apa yg diderita oleh Aruna. Sehingga novel ini cocok untuk mahasiswa psikologi untuk belajar menganalisa gangguan psikologis.
Buku Vinca Callista pertama yang dibaca. Gaya bahasanya mudah dimengerti. Meskipun menggunakan beberapa metafora dan perumpamaan, tapi kalimatnya mudah dicerna dan dimengerti.
Pada awal buku akan disajikan cerita yang berganti-ganti tokoh utamanya. Mula-mula rasanya seperti tokohnya terlalu banyak, tidak berhubungan satu sama lain, dan belum tahu mau dibawa ke mana alur ceritanya. Tapi justru itu yang membuat ceritanya menarik dan membuat penasaran. Mulai pertengahan buku, ketika masa lalu tokohnya mulai disinggung-singgung, mulai ketebak endingnya akan seperti apa dan siapa yang punya mental illness. Dan tokoh Karly di sini benar-benar mengesalkan dengan keegoisannya yang muncul di akhir-akhir. Ingin memiliki semuanya sekaligus dan hanya memikirkan dirinya sendiri. Penulis berhasil menggambarkan tokoh ini menjadi tokoh yang menyebalkan. Aku bahkan berharap Karly ga selamat.
Salah satu kutipan yang kusukai adalah di buku ini disebutkan bahwa manusia lebih menyukai imajinasinya sendiri dan lebih mencintai sesuatu yang mirip atau merujuk kepada dirinya sendiri. And that's true, sadar atau tidak sadar, manusia memang seperti itu.
Overall, buku ini menarik dan mampu membuat pembacanya penasaran. Tapi di bagian akhir, seperti ada plot hole. Tidak dijelaskan mengapa dan bagaimana dan mental illness apa yang diderita pelaku dan bagaimana pelaku bisa muncul kembali. Mungkin itu minusnya dari buku ini. Selebihnya, sudah oke. That's why I give this 4/5.
Khas Teh Vinca. Narator yang unreliable, teka-teki, petunjuk yang menjerumuskan, petualangan di alam liar.... Saya jatuh cinta pada Seruak, yang menurut saya ditulis sedemikian megah dengan alur yang kompleks dan bahasa nan filosofis yang kadang susah dimengerti tapi kok saya malah suka yang seperti itu. Di Kilah, sangat terlihat perubahan gaya menulis Teh Vinc, bahasanya jadi lebih sederhana dan tidak terlalu filosofis, meski memang tetap bermakna. Mungkin karena telah berpengalaman baca Seruak, saya bisa menebak siapa tokoh aku, siapa Brodie dan Nala, di sebelum pertengahan kisah. Sebenarnya saya mau kasih bintang 3,5, tapi 0,5-nya saya telan lantaran ending cerita yang menurut saya kurang masuk akal dan bahwa kisah ini kurang meneror jiwa saya (tidak seperti Seruak).
Baca ini di kereta... pertamanya emang agak bingung karena tokohnya terbilang langsung disuguhin langsung tanpa perkenalan dan pergantian sudut pandang yang beda. tapi karena masing masing karakternya kuat jadinya ngena kok... apalagi twistnya, psychonya dapat. gak sok-sok an psycho tapi emang psiko yang tersembunyi. Aruna, i love you /plak/ gak saya masih normal .
"kadang fantasi memang lebih menyenangkan dari kenyataan" yap. novelyang bagus buat aku yang selama ini selalu bersembunyi di balik fantasi dan dinding dunia yang kubuat sendiri.
btw aku ngefans sama mbak Vinca callista ini. aku baru nyadar kalau dia nulis novel yang sama yg dulu kupinjem pas SMP yg judulnya Ratu Callista. kesukaan temenku yang bukunya sampe robek2 xD. aku selalu suka twisted love story.