Jump to ratings and reviews
Rate this book
Rate this book
Nada pernah berjanji tidak akan membiarkan orang lain bunuh diri. Tapi sejak mengenal Audy, ia kehabisan akal dalam menepati janji tersebut. Audy, gadis yang berulang kali mencoba bunuh diri itu, begitu penuh kejutan.

Ujian tari membuat Nada terpaksa meminta bantuan Nino, pacar Audy, untuk mengiringi komposisi tariannya. Ia tidak memahami perasaan hangat yang timbul setiap melihat pemuda itu bernyanyi sambil memainkan jemari di tuts piano.

Nada tidak menyadari bahwa secara perlahan kehadirannya mengganggu hubungan Nino dan Audy. Perlahan, Nada menjadi orang yang ia benci. Seperti wanita yang merebut ayahnya dan membuat ibunya bunuh diri.

Dapatkah Nada menepati janji?

204 pages, Paperback

First published November 1, 2015

4 people are currently reading
108 people want to read

About the author

Lia Seplia

14 books11 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
12 (8%)
4 stars
57 (38%)
3 stars
56 (38%)
2 stars
16 (10%)
1 star
6 (4%)
Displaying 1 - 30 of 52 reviews
Profile Image for Ainay.
418 reviews78 followers
July 22, 2020
Kuakui, dulu aku suka seenak udel ngasi rating buku. Gak suka, langsung 1 bintang. Tapi kemudian aku "tobat". Seringnya mentok di bintang 2 karena aku hampir selalu dapat menemukan hal menarik dari buku tersebut. Sekarang, aku bener-bener nggak nyangka menemukan buku yang layak dikasi bintang 1 😀

Begini singkatnya isi buku ini: Mama Nada mati bunuh diri karena mendapati ayahnya selingkuh dan menghamili sekretarisnya. Marah, Nada akhirnya minggat dari rumah dan bertemu tetangga seumuran bernama Audy yang berkali-kali mencoba bunuh diri karena takut ditinggal Nino, sang pacar. Nada selingkuh dengan Nino. 😀

Yep. Lihat ironinya? 😀
Tentu saja itu bukan satu-satunya hal yang nggak kusuka dari buku ini. Karakter-karakternya sakit jiwa semua. Nada super egosentris dan kurang ajar, Audy literally sakit jiwa dan butuh terapis, Nino cuma cowok brengsek psikopat penguntit. 😀

Satu hal lagi, penulisnya ga bisa menyelesaikan masalah. Makanya Audy terpaksa dibuat mati supaya Nada-Nino bisa bahagia berbunga-bunga dan bersama selama-lama-lama-lama-lama-lamanya 😀

Yah, itu cuma segelintir hal-hal mayor yang aku gak suka. Kalau mau diberedel lebih detail, lebih banyak lagi hal yang menggangguku. Tapiiiiiiii aku nggak kapok membaca karya Seplia, aku bakal mencoba lagi karya beliau yang lain. Replay kuanggap aku sedang tidak hoki karena mendapat trope yang paling nggaj kusuka.
Profile Image for Rizky.
1,067 reviews88 followers
August 22, 2016
"Tetapi, kamu juga harus sadar bahwa tidak ada manusia yang benar-benar lurus jalan hidupnya di dunia ini. Tidak ada orang yang sepenuhnya jahat dan sepenuhnya baik. Setiap kita memiliki kedua sifat itu, hanya kadarnya yang berbeda."

Hidup Nada berubah sejak kematian ibunya. Ibunya yang memutuskan bunuh diri karena tidak siap dengan perselingkuhan ayah Nada dan Diana, sekretarisnya. Apalagi Diana ternyata positif hamil. Nada pun memilih melarikan diri dari rumahnya dan menyewa sebuah apartemen, berusaha menjauh dari ayahnya.

Namun, ayahnya tetap tak menyerah. Ayahnya selalu mendatangi apartemennya, tetapi selalu berakhir dengan penolakan Nada. Hidup Nada ternyata tak begitu saja membaik dengan kepindahannya. Nada mendapatkan tetangga apartemen, Audy yang ternyata teman sekampusnya tetapi berbeda jurusan. Walau sejak awal ada tetangga lainnya yang mengingatkan untuk tidak terlalu dekat dengan Audy, karena sikapnya yang sering membuat keributan dan ratu drama, sehingga banyak yang tidak betah tinggal di apartemen yang disewa oleh Nada.

Gak harus menunggu lama, ternyata peringatan itu terbukti. Nada mendengar sendiri keributan yang datang dari apartemen milik Audy, dan tidak main-main ada ancaman bunuh diri lagi. Apa-apaan ini!!!! Nada masih trauma dengan ibunya yang bunuh diri, untuk itu dia tidak ingin hal serupa terjadi pada Audy.

Nada sungguh kaget alasan Audy bunuh diri karena cemburu terhadap kedekatan kekasihnya, Nino dengan gadis lain. Alasan yang sungguh tidak rasional sekali, apalagi tidak ada bukti yang jelas. Semua penjelasan Nino pun tidak digubris, malah Nino selalu dihukum untuk menunggu di depan kamar apartemen Audy jika Nino tidak bisa mengabulkan keinginan Audy. Nada sungguh bingung dengan hubungan Nino dan Audy. Ada apa sebenarnya dengan sepasang kekasih ini?

"Cinta memang egois. Tidak mau berbagi pada siapa pun atau apa pun. Tapi kamu harus percaya pada pasanganmu. Sebisa mungkin membicarakannya baik-baik kalau ada masalah. Tindakanmu ini bodoh. Cara cemburumu tidak cerdas. Kamu menyakiti dirimu sendiri. Apa dengan begini kamu puas?"

Di lain sisi, Nada mendapatkan tugas kuliah membuat sebuah tarian kontemporer. Saat mencari ruang latihan untuk melatih tariannya, Nada lagi-lagi bertemu dengan Nino, yang ternyata mengambil kuliah musik. Nada sungguh terpukau dengan permainan piano Nino dan meminta Nino untuk meminjamkan lagunya untuk menjadi pengiring tarian barunya itu.

Hal inilah yang kemudian menjadikan Nada dan Nino menjadi semakin dekat. Sayangnya, itu tentunya berdampak tidak baik bagi hubungan Nino dan Audy. Audy lagi dan lagi melakukan sejumlah percobaan bunuh diri akibat kecemburuannya.

Nino pun ternyata sedang berjuang meraih mimpinya bersama grup bandnya, Nightfall. Mereka akan mengikuti audisi yang diadakan oleh Klausa Musik Entertainment, label milik ayah Nada. Apakah Nada dan Nino berhasil meraih mimpinya? Bagaimana akhir kisah Nada-Nino-Audy? Sanggupkah Nada berdamai dengan ayahnya?

Membaca novel ini sungguh menyenangkan. Aku begitu larut dibuatnya, hanya membutuhkan 3 jam saja untuk melahap novel ini. Novel ini benar-benar page-turner, membuatku tidak ingin berhenti membaca hingga akhir. Penulis mampu meramu kisahnya secara perlahan, mengalir dengan lancar. Konflik mengenai keluarga Nada, kecemburuan Audy, kedekatan Nada dan Nino, impian Nada mengikuti festival menari hingga perjuangan Nino dengan Nighfall, bandnya dieksekusi dengan baik.

Aku bisa merasakan bagaimana akhirnya Nada terjebak dalam situasi yang mengingatkannya akan traumanya. Bagaimana akhirnya Nada malah menjadi alasan seseorang untuk bunuh diri. Nada tidak ingin menjadi orang ketiga perusak hubungan Nino dan Audy, karena Nada sungguh membenci itu. Namun, ketika cinta hadir menyapa, sanggupkah Nada menolak???

Sulit rasanya untuk menentukan siapa yang salah dan siapa yang benar dalam kisah ini. Semua punya alasannya masing-masing dan menerima konsekuensi atas tindakannya itu. Audy yang memilih bunuh diri daripada melihat Nino berdekatan dengan wanita lain, ayah Nada yang memutuskan untuk menikahi Diana, Nino yang tetap setia dan sabar menghadapi semua sikap Audy, dan Nada yang ragu untuk melangkah dengan apa yang dia rasakan.

Aku suka semua elemen dalam buku ini, semuanya terasa pas dan saling melengkapi. Trauma akibat kematian ibunya membentuk Nada menjadi pribadi yang angkuh dan keras kepala. Aku suka dengan hubungan yang pelan-pelan terjalin antara Nada dan Nino. Chemistrynya begitu mengena sekali, apalagi saat adegan Nada menemani Nino saat "dihukum menunggu hingga jam 12malam" didepan apartemen Audy tanpa percakapan, mereka hanya saling berbagi lagu bersama tetapi terasa dekat sekali.

"Walaupun tanpa kata, mereka seolah mengerti penderitaan masing-masing. Mereka seperti sedang menghibur satu sama lain. Nino menyadari bahwa terkadang kedekatan terjalin tidak hanya melalui pertemuan yang penuh senyuman dan obrolan basa basi. Kedekatan bisa saja terjalin ketika dua orang yang terluka saling menambal sulam untuk menutup luka masing-masing.
Seperti dirinya dan Nada."


Walaupun sebenarnya aku masih penasaran dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada ibu Nada? Kenapa sampai dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya? Mungkin bisa dibuat sedikit adegan "flashback". Aku juga jadi tertarik mengenal anggota Nightfall lainnya, mungkin penulis bisa mencoba menulis tentang kisah Ken, si drummer yang nyentrik dan kepedean itu :)

Overall, ini salah satu YA terbitan Gramedia yang kusuka. Debut yang sungguh menyenangkan. Jika kamu mencari bacaan yang ringan tapi komplit tentang cinta, keluarga, persahabatan, mimpi, memaafkan dan kesempatan kedua, aku rekomendasikan buku ini. Semoga kamu bisa jatuh cinta dengan kisah Nada.^^

"Jangan pesimis akan cinta, Nada. Untuk mendapatkan cinta yang bertahan sampai akhir hayat itu tidak datang dengan sendirinya, melainkan diciptakan bersama."

"Kali ini aku ingin membuktikan pada diriku sendiri, padamu, pada ayahmu, kalau cinta sejati itu memang ada. Hubungan yang bertahan lama hingga akhir hayat itu bisa tercipta kalau kita menginginkannya. Kita hanya perlu berkomitmen dan berusaha menepatinya."
Profile Image for R. Wahyu.
Author 8 books14 followers
May 12, 2016
Judul buku : Replay
Penulis : Seplia
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2015
ISBN : 978-602-032319-0
Tebal : 216 halaman

Nada yang telah kehilangan ibunya yang tewas bunuh diri karena perselingkuhan Ayahnya, harus terlibat cinta segitiga bersama Nino dan Audy dimana dia menjadi pihak ketiga dalam hubungan cinta segitiga itu. Nada merasa seolah memutar kembali tragedi di dalam hidupnya dimana dia sekarang bermain sebagai tokoh antagonisnya.
Novel ini sarat makna dan pesan moral. Hampir semua tokoh dalam cerita ini memiliki sisi gelap, tapi justru itulah membuat mereka menjadi tokoh yang terasa nyata. Pada dasarnya tidak ada manusia yang benar-benar jahat juga tidak ada manusia yang benar-benar baik.
Saya sebenarnya tidak terlalu terkejut dengan endingnya. Entah bagaimana saya sudah menebak endingnya akan berakhir seperti 'itu'. Karena dalam sebuah hubungan cinta segitiga tidak akan ada pihak yang tidak terluka.
Kutipan yang paling kusukai di akhir novel ini adalah
"Karena seperti apa pun bentunya, masa lalu tidak bisa dilawan, menerimanya sebagai bagian dar perjalanan hidup akan lebih mendamaikan". (hlm 213)
Profile Image for Afy Zia.
Author 1 book116 followers
February 28, 2019
2,3 bintang, tepatnya.

[ulasan ini bersifat subjektif. you've been warned.]

Saya menyukai blurb yang ditawarkan Replay. Temanya unik gitu, tentang bunuh diri. Tapi bukan tokoh utamanya yang mau bunuh diri, melainkan si tokoh pendukung. Menurut saya sih ini unik ya.

Ilustrasi kovernya pun menggemaskan. Saya suka.

Tapi untuk ceritanya... sebenernya oke sih, ANDAI tokoh utamanya nggak menyebalkan. Jujur aja, saya menaruh ekspektasi yang agak tinggi sebelum baca buku ini. Sayangnya, buku ini nggak begitu sesuai ekspektasi saya.

Saya nggak bisa bersimpati sama Nada. Sifatnya yang terlalu judgemental dan nyebelin menjadi sebuah "turn-off" bagi saya. Beberapa kali saya mencoba memahami keadaan Nada, mencoba menempatkan diri saya di posisi Nada, tapi hasilnya tetap sama. I just can't stand her character. Sorry.

Dan lagi-lagi ini pendapat subjektif, tapi saya merasa alasan Audy ingin bunuh diri... hmm, gitu deh. 😂 Intinya saya kurang sreg. Meski begitu, saya justru lebih bisa merasa simpati sama Audy ketimbang Nada.

Oh ya, cerita ini lebih fokus ke perselingkuhan ketimbang bunuh diri, but I think it's okay. Saya nggak begitu ada masalah dengan hal tersebut.

Overall, this book was just okay to me. Mengingat ini (sepertinya) novel debut sang penulis, saya acungi jempol untuk tema yang dibawakan. 🙂
Profile Image for Harumichi Mizuki.
2,430 reviews73 followers
April 11, 2016
Oke, sekarang saatnya untuk "melunasi hutang" berupa review yang sebenarnya dari buku ini.

Dari awal membaca cuplikannya di website GWP alias Gramedia Writing Project, aku sudah tertarik dengan BLURB cerita ini.

Poin 1. Ada kisah soal Nadia yang berusaha mencegah gadis lain bernama Audy untuk bunuh diri.

Poin 2. Ada unsur musik, permainan piano, dan tarian yang mewarnai seting novel ini.

Dua hal itu saja sudah cukup untuk membuatku meneguhkan niat untuk memilikinya. Tadinya aku tidak terlalu tertarik dengan poin 3 yang menceritakan soal perselingkuhan, ternyata justru itu garis besar ceritanya.

Nadia adalah tipe gadis pemberontak yang lebih sering digambarkan tegar tanpa meninggalkan sisi keperempuanannya. Ia berani menentang sang ayah, tinggal di apartemen terpisah (meski secara finansial masih didukung uang sang ayah. Ayah Nadia sendiri memiliki perusahaan rekaman ternama), tapi hobi dan impiannya sendiri sangat "feminin", menjadi penari (dan dideskripsikan jika ia menguasai balet). Penyebab ketegangannya dengan sang ayah adalah keputusan beliau untuk menikah lagi... dengan perempuan selingkuhannya. To add the salt to the wound, perselingkuhan itu membuat ibu Nadia memutuskan bunuh diri! Dan itulah yang membuat Nadia bersumpah bahwa ia takkan membiarkan siapa pun mati di depan matanya lagi. Intinya Nadia berasal dari keluarga super kaya tapi sekaligus disfungsional. So much for a drama lover.

Minggat dari rumah ternyata malah mengantarkan Nadia pada masalah baru. Tetangga di apartemennya adalah "gadis histeris" bernama Audy. Cewek rapuh, egois, super labil, manipulatif, dan doyan melakukan percobaan bunuh diri demi menarik perhatian orang-orang di sekitarnya, terutama kekasihnya sendiri. Masalah sebenarnya justru muncul dari Nino, cowok Audy yang daya tariknya begitu menggoda Nadia. Awal kemunculan Nino digambarkan dengan sangat tidak keren. Nadia pertama kali melihatnya berjongkok di depan pintu kamar apartemen Audy dan ternyata pemuda itu sedang "disetrap" tetangganya karena melakukan suatu kesalahan. Dalam novel ini beberapa kali Nino "disetrap" Audy karena melakukan kesalahan-kesalahan sepele. Keatraktifan Nino baru dikupas pelan-pelan oleh penulis saat bakatnya sebagai musisi dibuka. Dan Nadia sendiri adalah seorang penari. When a talented dancer met a gifted musician, that was when the elegy started to play...

Semua diawali dengan permohonan Nadia untuk memakai musik permainan piano Nino menjadi latar musik ujian tarinya. Musik gubahan Nino benar-benar mempengaruhi Nadia hingga ia mendekati cowok itu demi menggali-gali makna lirik dan soul yang melatarbelakangi terciptanya lagu itu. Nadia awalnya tak bermaksud apa-apa, ia mengejar soal lagu itu murni hanya agar bisa menghayati tariannya. Dan mulailah Nino menemani Nadia berlatih menari sendirian sampai malam di studio kampus (karena situasi kampus saat malam "sangat riskan"). Seiring dengan berlanjutnya hubungan Nadia dan Nino ke tingkat "sahabat", pada akhirnya terkuak bahwa lagu indah bernuansa sedih dan kelam itu bercerita banyak soal hubungan aneh Nino dan Audy. Tak bisa tidak Nadia pun bersimpati terhadap cowok 'malang' itu, dan... ia pun terjebak dalam satu kisah cinta terlarang. Kecenderungan Audy untuk menjadi histeris dan melakukan percobaan bunuh diri menghantui Nadia. Apakah pada akhirnya dia akan menjadi Diana, wanita yang sudah merebut ayahnya dan membuat ibunya bunuh diri???

Dan karena itulah judul novel ini adalah REPLAY. Yang merujuk pada pola konflik serta tragedi berulang.

Sekilas setingannya memang familiar dengan pola konflik cerita ala drama Korea XD Nadia digambarkan menarik, cerdas, tegar, tapi juga rapuh di beberapa kesempatan. Nino sebagai tokoh utama laki-laki digambarkan tampan, musisi jenius yang kharismatik, punya "sidekick" berupa teman-teman main bandnya yang tampaknya juga keren-keren. Ada juga Audy, "antagonis cantik" yang akan bikin kita terombang-ambing antara sebel atau simpati sampai akhir perannya di novel ini.

Tapi kalau cuma "jual fisik pemainnya" aku nggak akan sampai memasukkan buku ini ke dalam kategori RECOMMENDED dengan huruf kapital. Hal yang paling menarik di sini adalah kompleksitas pola pemikiran dan penyampaian pesannya yang straight to the heart.

Dalam melihat isu perselingkuhan orang biasanya terbiasa menilai secara hitam dan putih saja kan, tapi Replay mampu menyajikan sisi abu-abu yang layak jadi bahan perenungan. Sepanjang buku ini sarat dengan berbagai kutipan baik dari dialog maupun narasi monolog para tokohnya yang asyik diikuti. Bisa distabilo dan dikoleksi juga kalau mau >__< Yang menarik, dialog para tokohnya dituangkan dengan formal. EYD totok! Tapi anehnya tidak terasa kaku. Luwes-luwes saja. Dan kesannya tetap Indonesia banget (biasanya yang pakai format EYD sampai ke dialog itu bakal terasa kaya buku terjemahan. But this one, not. Really natural. Sampai heran).

Apakah mencintai butuh alasan? Lalu jika semua dilakukan atas nama cinta, apakah selingkuh pun butuh alasan? Sekedar menuruti dorongan hati sekilas lalu menelan penyesalan berkepanjangan? Setiap tokoh yang terjebak dalam konflik hubungan romansa segitiga perselingkuhan di sini seolah memiliki "justifikasinya" masing-masing. Ada dua pola segitiga perselingkuhan di sini. Yang pertama Ayah Nadia-Diana-Ibu Nadia, dan berikutnya seolah sejarah berulang (nyaris berulang) konflik yang sama menghantui Nino-Nadia-Audy.



Yang menarik di sini adalah cara penulis menantang pembaca untuk bergulat dengan prinsip-prinsip pribadi dalam menilai kasus perselingkuhan dan pergaulan bebas. Jika ini terjadi, pihak mana yang akan lebih disalahkan? Pihak perempuan yang umumnya ditempatkan pada posisi penggoda, atau pihak lelaki yang digambarkan begitu mudah lepas kontrol dan memanfaatkan kelemahan wanita? Pada akhirnya kisah ini lebih menggambarkan konsekuensi psikologis yang harus dibayar mahal jika sepasang manusia menyerah pada godaan nafsu. Yang jelas cara penulis mengaduk-aduk perasaan pembaca top banget lah. Uhuk.


Terus kenapa bintang empat? Karena jujur aku berharap ini buku ini bakalan memiliki ending yang berbeda. *JRENG*. Yang kurasa akan lebih realis lagi kalau endingnya dibuat tidak seperti ending asli buku ini. Tapi mungkin karena tuntutan pasar ya... atau author merasa dirinya "layak memberi hadiah" bagi para tokohnya setelah hal-hal berat yang mereka lalui.

Tetap saja. Buatku soal ending yang dibuat klise itu cacat besar. Apa tak ada cara lain untuk mencapai ending yang menggetarkan selain dengan cara-cara "instan" seperti itu? Padahal, dari awal sampai menjelang akhir penulis sudah cukup matang dan berhati-hati sekali dalam merangkai konflik dan plot, eh akhir dan caranya dalam menuju akhir malah biasa banget. Intinya apa ya, usaha Nadia meraih premis yang ditawarkan di BLURB jadi sia-sia. Kecewa. Aku nyaris membenci penulis gara-gara endingnya. Kalau saja aku tak ingat bahwa kematangan teknik menulisnya layak dihormati. Aku memang tipe pembaca yang aneh, karena buatku novel ini justru lebih terasa mature dan realis kalau tidak dipaksa untuk berakhir manis.

Tapi terlepas dari protesku terhadap cara kisah ini diakhiri, pengalaman satu hari membaca buku ini benar-benar memuaskan. Aku baca buku ini dari tanggal 8 Januari malam. Dan menyelesaikannya sekitar tanggal 9 Januari siang. Tapi rasanya tak satu pun bagian yang terlewatkan. Narasi dan dialog buku ini ngiket banget soalnya. AH-MAH-ZING.

Buku ini membangkitkan lagi semangat bacaku. Dan membuatku yakin bahwa... buku bagus akan membuatku kembali menjadi pembaca yang cepat (soalnya akhir-akhir ini agak lambat kalau baca buku, entah karena ga konsen, ga mood aja, atau ga terlalu suka bukunya... Atau...suka nunda aja karena ketumpuk pekerjaan. Ah, aku jadi cedih T___T. Tapi buku ini mengembalikan kepercayaan diriku sebagai pembaca xD)

Aku akan menunggu karya-karya berikutnya dari Mbak Seplia. Kuharap yang berikutnya nanti bakal lebih menyentuh, mengena, dan bisa jadi bahan perenungan juga.
Profile Image for Wardah.
926 reviews171 followers
September 30, 2016
Skor finalnya mungkin 2.5 bintang, ya.

Awalnya, saya pikir saya bakal suka novel ini. Namun, ternyata tidak.

Alasannya? Daripada isu bunuh diri (yang ditulis di kover belakang), lebih banyak isu perselingkuhan yang diangkat (dan saya nggak pernah bisa biasa-biasa saja sama isu ini). Lalu, saya nggak bisa simpati sama Nada, yang terlalu menghakimi dan sulit bersimpati pada orang lain (padahal masa lalunya gitu). Ditambah penyelesaian Audy-Nino yang terlalu cepat dan akhir kisah cinta yang terlalu indah buat Nada.

Ulasan lengkap bisa dibaca di sini.
Profile Image for Dhyn Hanarun .
329 reviews202 followers
December 21, 2015
Ada satu eks novel Replay dibagikan di http://dhynhanarun.blogspot.co.id/201... giveaway berlangsung sampai 18 Desember 2015

".. terkadang kedekatan terjalin tidak hanya melalui pertemuan yang penuh senyuman dan obrolan basa-basi. Kedekatan bisa saja terjalin ketika dua orang yang terluka saling menambal sulam untuk menutup luka masing-masing."– halaman 88

Nada memutuskan untuk tinggal di apartemen setelah ibunya bunuh diri karena ayahnya ketahuan bersama wanita lain. Berkali-kali Tito, ayah Nada, muncul di depan pintu apartemen Nada. Pimpinan label musik itu memohon anaknya untuk memaafkannya dan pulang ke rumah. Nada tidak mengacuhkannya dan lebih memilih konsentrasi pada kuliahnya di jurusan tari. Dia sudah gagal mengikuti seleksi festival tari tahunan dan kini dia harus mencari inspirasi untuk ujian tari kontemporer.

Kegaduhan yang Tito buat, mengusik tetangga baru Nada, Audy. Dalam perkenalan pertamanya, Audy sudah memperingatkan Nada untuk tidak jatuh cinta kepada pacarnya, Nino. Audy cemburu kalau Nino berdekatan dengan perempuan lain sampai kerap mencoba bunuh diri. Sementara itu Nada tidak sulit untuk akrab dengan Nino dan teman-teman bandnya, Nightfall. Lagu ciptaan Nino membantunya menciptakan gerakan tari. Kesenduan dalam lagu tersebut membuat Nada penasaran dengan hubungan Audy dan Nino. Dia tidak mau akhir tragis ibunya terulang pada Audy. Tapi dia juga sadar kedekatannya dengan Nino tidak semestinya dibiarkan.


---

Replay mengagetkanku dengan mengangkat masalah hubungan pacaran yang tidak sehat. Masalah ketergantungan dan terkekang pacar sudah beberapa kali aku lihat di kehidupan nyata. Membingungkan sekali jika isu tersebut muncul. Serba salah antara ingin membantu menyelesaikannya dan tidak enak karena mencampuri urusan yang tidak kita ketahui pasti akarnya. Itu juga yang terjadi pada Nada saat melihat hubungan Audy dan Nino. Keterlibatan Nada dalam hubungan Audy dan Nino ini merefleksikan masalah serius yang dialami Nada pribadi. Ironis sekali. Apalagi dia dan juga tokoh-tokoh lain tidak segan mengungkapkan pikirannya secara blak-blakan. Cerita ini pun jadi menarik, bikin geregetan, dan memberikan pengalaman yang cukup berbeda dari novel young adult lokal lainnya.

Lalu kenapa sih dua orang yang terluka sering ‘tertarik’ satu sama lain? Apa karena masalah mereka hampir sama dan ditakdirkan untuk membuka mata satu sama lain? Walaupun masih belum menemukannya jawabannya, ‘konsep’ tersebut selalu bisa menyajikan sisi lain dari sebuah masalah. Dari sana, bisa terlihat ada satu kesalahan bisa ‘diperbaiki’. Memang ada konsekuensinya dan tentunya bekas yang tidak bisa hilang. Tapi ada kehidupan yang harus dijalani setelah kesalahan itu terjadi. Ada kesempatan lagi dan pilihan lain lagi yang mengarah ke sisi baik dan buruk. Di sana lah pelajaran dari kesalahan pertama diuji. Apakah kita sudah mengerti dan bertanggung jawab akan kesalahan lama untuk tidak membuat yang baru? Bersama Nada, aku merasakan bagaimana sulitnya melalui fase tersebut. Hubungannya dengan ayahnya dan juga keterlibatannya di antara Audy dan Nino begitu rumit. Aku putus asa sendiri, benar-benar tidak punya ide bagaimana ceritanya berakhir.

Baca review lengkapnya di http://dhynhanarun.blogspot.co.id/201...
Profile Image for mollusskka.
250 reviews159 followers
June 7, 2020
Kirain ceritanya bakalan lebih banyak mengusung soal bunuh diri, tapi ternyata cuman sepintas-sepintas aja. Ini lebih ke perselingkuhan. Ah, maklum habis baca buku soal bunuh diri, sih. Mmm, tapi masih mewakili, kok. Masih ada benang merahnya. Aku cuma berpikiran kalau bagian Audy dan Nada akan lebih banyak dibahas.

Aku suka banget sama gaya bercerita Seplia. Awal-awal sih agak kagok karena bahasanya baku, tapi lama-lama bisa menyesuaikan. Mungkin karena Seplia dari Padang jadi ada yang pake istilah "kau", kayak Andrea Hirata gitu. Lalu aku agak gak suka sama beberapa dialog Diana dan Nada, juga Nada sama ayahnya karena kaku dan lumayan aneh. Nggak semua, cuma beberapa.

Lalu ada yang aneh soal Nada cerita ke Audy kalo penilaiannya dan ayahnya soal Nightfall pasti akan sama hingga bisa tetap lolos meski sempat gugur. Memang sih Nada gak secara gamblang menyebutkan kalau ayahnya bernama Artito si pemilik label Klausa, tapi aku justru berpikir Audy akan merasa kaget dan itu akan tertuang dalam dialog berikutnya. Eh, nyatanya enggak. Audy gak kaget dan malah fokus ke masalah Nino dan betapa pengetahuannya soal musik begitu minim.

Juga soal kecelakaannya Audy. Kenapa begitu apa adanya? Berarti gak ada kendaraan lainnya yang mengantri di depan lintasan kereta karena motor Audy meluncur bebas menerobos palang. Kurang meyakinkan sih sebenernya. Terus terang aku sedikit kecewa.

But overall, aku suka sama buku ini. Gak mengecewakan karena karakter tokoh utamanya kuat, konfliknya bagus dan yang terpenting, gaya berceritanya juga bagus.
Author 3 books7 followers
December 14, 2015
Ini rekor! Saya berhasil baca buku dalam dua hari saja! HOREEEE!!!


Replay bercerita tentang hidup Nada yang sudah berantakan. Di apartemen barunya, dia bertemu dengan Nino dan pacarnya yang selalu mencoba bunuh diri, Audy. Cerita berlanjut saat Nada bertemu lagi dengan Nino di ruang musik di kampus mereka.

Ide cerita yang bagus. Ketimbang Nada atau Nino, saya paling suka sama karakter Ken. Dia jenaka sekali! Porsinya yang sebagai figuran rasanya pas dan melekat sekali di benak saya. Saya juga suka sama ayahnya Nada. Dia baik banget. Seburuk apa pun Nada, dia tetep sayang sama Nada. Hehe.



Overall, novel ini memuaskan. Gak rugi deh bacanya :D :D
Profile Image for Lisra Yenny.
96 reviews1 follower
January 7, 2023
2 buku seplia. 2 tokoh utamanya pengen aku tampol krn keras kepala nya. Banget2 keras kepala. Aku pengen dengerin itu lagu2 nightfall. Aku pengen liat Nino.. Lebih pengen drpd Assen Hristand.
Begitu aja sih.. Bukunya enak dibaca, bahasa juga enak, aku suka.
Profile Image for Ifa Inziati.
Author 3 books60 followers
February 22, 2018
2.5 untuk ceritanya. Premisnya menarik, sesuai dengan judulnya. Seorang gadis yang ibunya bunuh diri karena ayahnya selingkuh mendapati dirinya dalam posisi sebagai selingkuhan, dan itu membuatnya takut membiarkan seseorang bunuh diri lagi--terutama karenanya. Bagaimana rasanya menjadi seseorang yang kau benci? Kira-kira seperti itulah temanya.

Saya kurang bisa menikmati percakapan yang ada di sini. Satu, gaya bahasanya kaku, semi-formal, dan itu diterapkan di semua tokoh sampai yang dewasa sekalipun. Dua, obrolannya terdengar (atau terbaca) seperti chatting alih-alih dialog. Karena hubungan tokoh-tokohnya juga dibangun berdasar dialog, saya jadi kesulitan melihat kapan Nino dan Nada mulai jatuh cinta dan mengapa. Prosesnya juga agak cepat. Dan sebetulnya tidak hanya Nada-Nino, percakapan antara Nada-Audy, Nada-Diana, Nada-Tito, sampai Nino-Tito juga seperti staged. Barangkali ini masuk ke ranah selera karena justru ada pembaca yang menyukai gaya bahasa seperti ini.

Narasinya sendiri tidak masalah, mengalir dan ikut membangun suasana cerita. Menjelang akhir itu yang paling krusial karena semuanya terbongkar. Masalah tukar-tukaran barang itu sebetulnya getek buat saya, haha. Dan seharusnya mereka tahu itu rentan diketahui. Pantas saja akhirnya Audy tahu hubungan Nino-Nada dan... baca sendiri saja bukunya, ya 😜

Membaca buku ini bikin saya ingat tokoh-tokoh novel lain yang berprofesi sebagai penari. Saya suka Nada mengambil tari balet kontemporer, dan deskripsinya ketika ia pentas itu bagus sekali. Jadi ingat kenalan dari jurusan seni tari waktu di kuliahan dulu, yang bercerita tentang dunia tari ke saya, membuat saya terpana. Keren-keren banget. Novel apa lagi ya, yang tokoh utamanya penari? Jadi ingin baca 😁

Suasana kampusnya juga saya suka, bikin kangen main ke FPBS zaman baheula waktu jurusan bahasa masih satu fakultas dengan jurusan seni. Auranya berasa banget, berwarna dan ramai, beda dengan fakultas saya yang dingin dan kaku (makanya dulu sering kabur). Saya senang menemukan rasa yang sama di sini.

Terakhir, saya tertarik dengan novel ini karena ada pembaca yang 'mempromosikan' unsur penyakit kejiwaannya (dalam hal ini keinginan untuk bunuh diri), tapi fokus utama sebetulnya bukan ke situ, melainkan ke masalah perselingkuhannya. Satu lagi, mohon jangan bosan dengan ulasan saya yang hampir selalu memuat pembahasan kover, because this is another pure genius design from Orkha Creative like, it's clearly well-curated. Mulai dari pemilihan patung balerina, lalu CD di atasnya, tulisan 'Replay' yang seolah digurat dengan spidol, dan warna kuningnya yang kontras dengan objek di tengah, lalu komposisinya yang argh Orkha isinya dewa semua atau gimana gitu, ya? Pokoknya saya kangen lihat desain yang kayak begini lagi (padahal saya nggak ngerti apa-apa soal teori desain, tapi keindahan tetap bisa dinikmati siapa pun, kan?)
Profile Image for Hana Bilqisthi.
Author 4 books279 followers
December 25, 2015
Buku yang salah satu tokohnya mencoba bunuh diri? I’m in! Entahlah mungkin karena aku pernah berpikiran ingin bunuh diri, aku jadi menyukai buku-buku yang membahas topik bunuh diri. Jadi ketika membaca sinopsis Replay, aku langsung terarik dengan buku ini.

Terlebih lagi aku membaca review Sulis di Goodreads dan dia menyebut Replay sebagai buku young adult Gramedia terbagus yang dia baca. Aku berencana membeli buku ini pada akhir bulan Desember. Tak disangka-sangka, aku memenangkan buku ini dari Giveaway yang diadakan oleh Lia Seplia, Gramedia dan Sulis di Blog Kubikel Romance.
Ini pertama kalinya aku memenangkan giveaway novel.
Alhamdulillah. Terima kasih banyak (/^▽^)/
*sujud syukur*

Aku menikmati cerita ini. Gaya penceritaannya tidak berbelit-belit. Aku juga menyukai karakter Nada yang berpikir hitam putih, Audy yang merasa insecure dan Nino yang berusaha setia pada Audy.

Ide dalam novel ini menarik: Kau begitu membenci seseorang kemudian tiba-tiba kau terjebak dalam situasi yang membuatmu berada dalam kondisi mirip dengan orang yang kamu benci.
Membuatku berpikir hidup itu lucu ya?
I mean salah satu cara memaafkan orang yang telah merusak hidupmu adalah dengan memahami mengapa mereka melakukan hal tersebut dan memaafkan mereka.
Karena dengan memaafkan, kau bisa terbebas dari rasa sakit yang menyiksamu
Tapi jika kau tidak memaafkan dengan sukarela, Tuhan punya cara menarik untuk memaksamu untuk memaafkan.
Tanpa sadar, kau mungkin akan melakukan kesalahan serupa dengan orang yang kau benci :)
Life is not easy for anyone.
Membuatmu menyadari bahwa terkadang yang terjadi tidak hitam putih.

Tidak ada orang yang sepenuhnya jahat dan sepenuhnya baik. Setiap kita memiliki kedua sifat tersebut, hanya kadarnya yang berbeda.


Karena seperti apapun bentuknya, masa lalu tidak bisa dilawan, menerimanya sebagai bagian dari perjalanan hidup lebih mendamaikan.


Meskipun secara keseluruhan cerita endingnya berakhir bahagia, aku kurang suka ending untuk Audy.
Jadi 3 bintang untuk Replay
Profile Image for Ken.
45 reviews2 followers
March 3, 2016
....Buku ini bisa menjadi pembelajaran untuk semua, menurut saya. Khususnya bagi mereka para dewasa muda yang mungkin sama-sama tengah dihadapkan dalam peliknya masalah hidup. Lewat buku ini, kita akan diajak belajar bagaimana untuk bisa memaafkan dan membuka hati. Kita akan diajak belajar bagaimana untuk berani menghadapi masalah dan bukannya lari. Karena sakit dan perihnya hidup terkadang kita rasakan justru karena kita menatapnya seperti itu. Seandainya kita bisa lebih sabar dan legowo menghadapi setiap masalah di dalamnya, maka hidup tidak akan terasa berat seperti yang kita pikul sebelumnya :)

(more : https://justsavemywords.wordpress.com...)
Profile Image for Ana Indriyani.
87 reviews19 followers
March 5, 2019
Kadang kita tidak tahu apa bila kita tidak mengalaminya sendiri.
Pengalaman adalah pembelajaran yang paling penting, kalimat itu sepertinya memang hukum mutlak dari proses pembelajaran. Ya, walau kita bisa belajar dari pengalaman orang lain, namun hal itu tetaplah tidak sempurna.
Begitu pula dengan Nada, Nada menganggap bahwa kehidupan percintaan orang tuanya hancur gara-gara orang ketiga. Namun saat ini Nada ada di posisi dimana ia menjadi orang ketiga. Ia tahu benar bagaimana rasanya menjadi bagian yang hancur itu ketika Ibunya meninggal karena bunuh diri. Alasannya tidak lain adalah karena Ayahnya berselingkuh dengan sekretarisnya, Diana.
Saat Nada kabur dari Ayahnya, ia pindah ke apartemen dimana salah satu penghuninya adalah wanita bernama Audy yang sangat hobi sekali melakukan upaya percobaan bunuh diri hanya karena cemburu pada pacarnya Nino! Ya Tuhan cemburu yang tidak beralasan.
Nada menganggap hal itu konyol sampai akhirnya ia sendiri yang tidak ia sadari menjadi orang ketiga diantara Nino dan Audy. Ah kejam, kenapa juga perhatian yang Nino berikan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.
Ketika kaki Nada berada diposisi Diana, ia baru paham bagaimana perasaan cinta itu selalu melampaui akal sehatnya. Sekeras apapun ia menolak, hatinya akan selalu bertekuk lutut. Mulai dari sini, Nada mulai memahami Diana dan berdamai dengan Ayahnya.
Akhirnya bagaimana?
Rumit sekali ceritanya ketika Nada yang berjanji untuk tidak membiarkan Audy mati karena bunuh diri jusru menjadi penyebab Audy ingin mengakhiri hidupnya.
Novel ini bergenre young-adult di mana kita memasuki masa ke dua setelah puber. Masalah yang kita alami akan semakin rumit dan di usia-usia ini banyak sekali yang tertekan dalam mencari identitas diri dalam masyarakat. Kasus bunuh diri ini tidak lagi asing di usia-usia. Masalah percintaan hanya satu dari sekian banyak alasan.
Kisah Nada memberikan banyak sekali nilai positif terkait dengan prespektif bunuh diri ini terutama untuk bangkit. Kebangkitan dari masa lalu yang menyakitkan itu. Namun saya sempet kecewa dengan sikap nada yang akhirnya menyerah akan keegoisaannya. Akhirnya dimemilih cinta sendiri. Hehe, dramatis sekali walaupun akhinya tetep happy ending? Apa bener happy ending? Hmm saya sedikit ragu juga...
Bacaan ini sesuai dengan genrenya yang young adult untuk usia 18 tahun ke atas. Terlalu ngeri untuk anak-anak remaja. Hihi.
Quote favorit saya ada di halaman 114, “Penderitaan tidak berarti mengubah orang baik menjadi buruk”
Profile Image for Indri Octa Safitry.
Author 1 book18 followers
July 30, 2019
"... bahwa tidak ada manusia yang benar-benar lurus jalan hidupnya di dunia ini. Tidak ada orang yang sepenuhnya jahat dan sepenuhnya baik." (Hal.197)

Nada mengalami trauma saat mendengar orang dengan mudah ingin bunuh diri. Dia tidak menyukai hal itu. Iunya meninggal karena bunuh diri. Wajar bukan Nada Trauma?

Kisah ini dimulai dengan kisah Nada-gadis yang sedang melarikan diri dari Ayahnya yang menurutnya sudah membuat dia dan ibunya jadi berantakan. Dia terus menyalahkan Ayahnya atas kematian Ibunya. Apa yang sudah dilakukan Ayahnya yah sampe Nada begitu benci?

Hidupnya semakin berantakan. Saat dia mengenal Audy-tetangga Apartemennya dan Nino-pacar Audy. Gimana nggak sih, Audy ternyata ratu drama. Dia selalu mengancam ingin bunuh diri kalau Nino dekat dengan gadis lain. Sekalipun berteman tidak boleh. Hah. Sepele. Kekanakan bukan? Tapi, dia berjanji tidak akan membiarkan Audy bunuh diri.

Tapi ternyata semua itu karena masa lalu Nino dan Audy yang menjadi kesalahan membuat Nino seakan jadi tahanan Audy. Nino ikhlas saja. Seakan jadi tanggung jawabnya. Pacaran yang aneh bukan?

Sampai akhirnya justru Nada dan Nino dekat. Dia tahu semua ini salah. Dia justru jadi seseorang yang dia benci. Tapi, kenyamanan di dekat Nino membuat dirinya tidak bisa menjauhi Nino. Akankah Audy tahu tentang hal ini?

Dan apakah Nada sanggup menepati janjinya pada Audy? Dan menerima Ayahnya kembali?

Finish. Setengah hari doang bacanya. Bukunya tipis tapi konfliknya padet. Aku sukakkk.

Karakter Nada kuat bener. Keliatan cewek strong walau dia rapuh. Yang lain juga feelnya dapet.

Alur berjalan maju nggak bertele-tele bikin aku semangat habisin cerita ini wkwk

Penyampaiannya juga bagus. Penyelesaian konfliknya aku suka. Covernya lucu dan simple. Overall, recomended deh
Profile Image for Sanggita Luqyana.
45 reviews
January 11, 2024
Jujur aku cukup nggak tega untuk kasih rate 1⭐ ke sebuah buku. Maaf banget tapi kali ini aku cuma bisa rating segitu. Banyaaaak banget hal yang bikin aku berkerut dahi ketika baca bukunya.

1. Inti dari buku ini sebenernya apa? Karena dari awal sampai akhir aku hanya menangkap tema perselingkuhan yang diromantisasi dan victim blaming (tidak secara gamblang), apalagi terhadap ibunya Nada. Di epilog aku baca "berdamai dengan masa lalu", cuma menurut aku ini agak kurang pas aja sih. Masalah sama Audy gak beres (sebenarnya), tapi tokohnya di-cut gitu aja biar konflik selesai dan Nino bebas... Nggak tau letak berdamai dengan masa lalunya itu di mana kalau masalah utamanya aja gak diselesaikan dengan baik.

2. Watak yang mirip-mirip, adapun beberapa adegan yang membingungkan, terutama Nada. Agak bingung kenapa Nada di akhir cerita malah membicarakan penyebab kematian ibunya dengan enteng bahkan cenderung dijadikan becandaan, padahal dari awal sampai akhir Nada kayaknya protektif dan sayang banget sama ibunya. Dia dendam sama ayahnya karena jadi penyebab ibunya meninggal. Tapi di akhir kok ... seolah becandain sebab kematian ibunya BARENG bapaknya...

3. Nino adalah bendera merah berjalan. Tapi Nada juga cewek nggak tahu malu, jadi mereka emang cocoknya disatuin aja deh. Cukup konyol sih liat dialog Nino-Nada bilang kalau dia mau membuktikan cinta sejati itu ada. Cinta sejati tapi didapatnya dari aksi perselingkuhan? Miris

4. Tension antartokohnya yang labil. Di bab ini mereka baik-baik, tapi di bab selanjutnya mereka berantem, dan di bab selanjutnya lagi mereka baikan lagi. Plus, mereka transisi dari fase baikan-berantemnya itu nggak ada penjelasannya

5. Terlalu banyak telling dan penceritaan latar yang minim
Profile Image for dreamholes.
5 reviews1 follower
November 10, 2018
Setelah sekian lama beli, akhirnya punya waktu buat baca ini.

hufft, saya bingung mau mulai dari mana. Over all, sudah tidak ada yang perlu di komentari lagi, menurut saya. Memang belum sempurna, memang masih di bawah 5🌟, saya cuma kasih 4.5 lah.

Memang, semenarik itu. Hanya saja, saya tidak (belum) meresapinya sampai benar-benar masuk ke dalam hati saya. Jadi, ya begitu.

Ngomong-ngomong, alur ceritanya ada yang gak ketebak, dan sempet buat saya galau gak karuan, tapi sayang, langsung ketahuan alasannya. Padahal, menurut saya kalau lebih dibuat menegangkan akan lebih 'meledak' lagi.

Dan, semua yang ada dalam buku ini ada makna dan pesan moralnya. Sesuai dengan genrenya, 'Young-Adult', genre ini cocok untuk remaja yang mulai menginjak dewasa. Nilai nilai tentang keluarga, rumah tangga, cinta, keihklasan, serta perdamaian dengan masa lalu, ada disini.

Sejauh saya membaca, saya suka sama buku ini. Untuk yang bertanya blurbnya, mari baca ini.



— halo, saya mulai.

Nada pernah berjanji tidak akan membiarkan orang lain bunuh diri. Tapi, sejak kenal Audy, ia kehabisan akal dalam menepati janji tersebut. Audy, gadis yang berulang kali mencoba bunuh diri itu, begitu penuh kejutan.

Ujian tari membuat Nada terpaksa meminta bantuan Nino, pacar Audy, untuk mengiringi komposisi tariannya. Ia tidak memahami perasaan hangat yang timbuk setiap melihat pemuda itu bernyanyi sambil memainkan jemari di tuts piano.

Nada tidak menyadari bahwa secara perlahan kehadirannya mengganggu hubungan Nino dan Audy. Perlahan, Nada menjadi orang yang ia benci. Seperti wanita yang merebut ayahnya dan membuat ibunya bunuh diri.

Dapatkah Nada menepati janji?
Profile Image for Rani Giza.
Author 2 books1 follower
October 3, 2019
Kenapa aku baca novel ini? Karena genrenya Young Adult dan konfliknya cukup berat.
Aku suka cara penulis bikin reader penasaran. Melalui rahasia Nino dan Audy. Tapi aku bisa nebak. Terus, aku cukup bertanya-tanya gimana endingnya. Cukup ketebak, tapi aku nggak nyangka author kayak maksa banget bikin Audy pergi dengan cara itu. Waktu baca itu i was like, ha? Nggak ada cara lain kah, Thor, buat nyingkirin Audy? Harus banget dengan cara itu?

Menurutku Nada kayak terlalu mudah gitu menerima selingkuhan papanya. Dia awal dia udah benci banget, kan, kok bisa-bisanya dengan mudah dia memaafkan hanya karena dikasih nginep semalam di rumahnya. Awalnya yang sebenci itu, terus tiba2 aja luluh, dengan mudahnya. Padahal aku bisa dapet feelnya Nada, aku paham gimana kebenciannya dia ke pelakor itu. Tapi, kemudian kok dibikin luluh aja dengan sendirinya. Semudah itu, ya? Padahal menurutku kalo dilihat dari kebenciannya dia itu semestinya dia kan sulit atau bahkan sampe kapan pun juga gak akan mau maafin. 😅Agak kurang logis gimana gitu. Dan apa harus banget nginep di rumahnya? Kupikir dari segitu bencinya Nada itu, maka dia nggak akan sudi nginjekin kaki ke kediaman si pelakor. Sendainya Nada balik ke apartemen dan ngomong baik-baik sama Nino pun gak masalah kayaknya. Wong akhirnya juga disamperin. Gak tahu, kesannya maksa aja kesannya scene itu dipake buat bikin Nada sama si pelakor baikan. Padahal seandainya jadi Nada aku bakalan bener-bener bikin si pecun selingkuhan Tito mati atau paling gak keguguran even dibuat natural biar kayak gak sengaja gitu. Dan pas Nada bilang si pelakor ini korban, aku gemes banget kaya pengin nyekik si Nada. Hellow, yang korban itu emak lu! Pas akhirnya dia milih untuk tinggal sama2 (nerima si pelakor ini) aku juga gemes. Ngebayangin gimana nyeseknya si ibu di alam baka. Anaknya malah baikan sm pelakor. Lagian di sini perasaannya Nada sama si pelakor ini nggak dijelasin detail. 🤣 Sori aku gabisa banget simpati sama pelakor.

Kalo perasaannya nada dijelasin ketika menghadapi kebersamaan Nino-Audy dan Tito serta selingkuhannya, mungkin rasa "teriris/tersayat" itu bakal lebih terasa, ya. Tapi ini nggak dijelasin. Ada yang pas melihat Nino-Audy, tapi cuma dengan kata mencelos ... mencelos aja. Kurang greget!

Awalnya aku simpati sama Nada, tapi karena akhirnya dia mau baikan sama pelakor itu aku jadi nggak simpati sama dia. Apa pun alasannya pelakor itu nggak termaafkan. Kalo kata Dadan Erlangga "Tuhan saja tak bisa memaafkan atau nggak terima jika diduakan apalagi kita yang manusia biasa"
Profile Image for Rin.
Author 1 book17 followers
February 8, 2022
Cover-nya menarik, begitu juga dengan blurb. Tapi eksekusi ceritanya yang kurang kusuka.

Sesuai judulnya "Replay", novel ini menceritakan Nada yang bernasib sama dengan kisah sang ayah. Ia menjadi orang ketiga di antara pasangan Nino-Audy, berselingkuh, lalu mendapat happy ending setelah kematian dari sosok Audy. It was... huh?

Karakter-karakternya menyebalkan. Nada yang sinis dan angkuh, Nino yang brengsek banget, Audy yang lemah-lost control. I can't respect all of them (mungkin kepada Audy sedikit). Just nah, meskipun mereka juga punya alasan tersendiri. Karena itu aku agak mempercepat baca buku ini, hanya sekilas dan ternyata benar─sejarah terulang kembali haha.

Terus, sayangnya unsur balet-musik tidak terlalu dikaji lebih dalam. Menurutku hanya seperti sekadar tempelan agar tokohnya unik dan mempunyai suatu hal yang cocok.

Kurasa ini akan lebih memukau jika ending-nya tragis/sedih daripada memaksakan happy ending wkwk.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Anditia Nurul.
5 reviews
November 22, 2018
"Hubungan yang bertahan lama hingga akhir hayat itu bisa tercipta kalau kita menginginkannya. Kita hanya perlu berkomitmen dan berusaha menepatinya." - Nino, hal. 208
.
Sejujurnya, ending novel ini nggak seperti yang saya harapkan. Saya kurang suka eksekusinya. Jadi saat menutup buku ini, saya merasa kurang puas.
.
Namun saya acungi jempol untuk Kak Seplia karena novel ini page turning banget. Meskipun ditulis dengan bahasa baku semua, tapi terasa mengalir. Pengembangan karakternya juga oke. Dan amanah yang hendak disampaikan pun jelas.
.
Overall, cerita ini cukup menarik untuk dibaca. Kalau kamu suka membaca novel Young Adult yang mengaduk-aduk perasaan dan gak masalah dengan bahasa baku, buku ini layak untuk kamu baca.
Profile Image for Windya Puspa Faradisa.
164 reviews13 followers
October 10, 2018
"Karena seperti apa pun bentuknya, masa lalu tidak bisa dilawan, menerimanya sebagai bagian dari perjalanan hidup akan lebih mendamaikan."

Sejauh ini YA terbaik yang aku baca setelah satu novel YA yg gua lupa judulnya.
Suka sama perkembangan jalan cerita sama tokohnya.
Tapi sayang, topik tari yang diangkat kurang mendalam. Mengingat tari dan musik jadi jalan buat Nino dan Nada jadi dekat. Kenapa Nada suka tari, kenapa Nada mendalami tari, tari apa yang disukainya. Semuanya bisa mendeskripsikan lebih dalam tentang Nada. Apakah ada hubungannya dengan sang Ibu. Sejak kapan suka tari.
.
.
Overall, bagus ♥️♥️♥️
Profile Image for Gabriella Halim.
194 reviews13 followers
December 6, 2018
more on: https://whatsgabyread.blogspot.com/20...

Awal ngebaca novel ini sempet heran, kok begini, kok begitu. Tapi pas makin mendekati konflik, entah kenapa aku benci sama Audy, apa ya? Kesannya menggampangkan hidup. Suka-suka dia, kalo mau bunuh diri sekarang, ya bunuh diri aja. Pekara yang lainnya urusan nanti. Padahal itu hal yang menjengkelkan abis! Tapi kemudian, di akhir cerita, kita dapet moral yang penting. Ya bahwa masa lalu itu nggak akan mengubah apa pun, sekalipun kita ingin banget mengubahnya. Belajar untuk melepaskan masa lalu, karena dengan melepaskan masa lalu, kita juga bisa menata masa depan dengan baik.


Profile Image for Ayatin Anisa.
47 reviews2 followers
February 12, 2019
💿 secara tokoh, aku bisa nangkap kegelisahan mereka masing-masing. Trauma masa lalu Nada, Nino dan Audy (khususnya) mungkin dialami beberapa orang. Penulis seolah menyindir bahwa "hubungn seks di luar nikah sekalipun atas dasar suka sama suka, it is totally wrong!!!" Dan hal ini seolah menjadi pemakluman aja kalo zaman sekarang 😭
.
💿 soal latar, meski tidak detail, aku cukup puas dengan deskripsinya. Begitu pula dengan beberapa istilah di seni tari
.
💿 covernya pas sesuai dengan isi dan konflik 👍 .
💿 aku nyaris tidak menemukan typo .
💿 satu-satunya hal yang agak mengganjal bagiku adalah "penyelesaian" Audy yang cukup tergesa-gesa. Ehm, entah kenapa aku lebih suka novel ini sad ending 😁
Profile Image for Nisa Rahmah.
Author 3 books105 followers
June 9, 2016
"Tetapi, kamu juga harus sadar bahwa tidak ada manusia yang benar-benar lurus jalan hidupnya di dunia ini. Tidak ada orang yang sepenuhnya jahat dan sepenuhnya baik. Setiap kita memiliki kedua sifat itu, hanya kadarnya yang berbeda." --- Halaman 197

***

Nada baru saja menempati apartemen kosong di sebelah apartemen Audy. Baru saja tinggal di sana, dia sudah mendapati perangai tidak menyenangkan dari tetangganya itu. Audy memiliki kebiasaan buruk suka bunuh diri. Ini membuat Nada gusar karena ibunya meninggal karena bunuh diri. Nada bertekad untuk tidak membiarkan Audy melakukan hal konyol itu karena, dia merasa, bahwa dirinya tidak bisa mencegah apa yang pernah menimpa ibunya dulu.

Nino, pacar Audy, adalah seorang vokalis band. Atas dasar rasa bersalahnya terhadap Audy lah yang membuat ia bertahan menjalani hubungan dengan gadis itu.

Karena intensitas pertemuannya dengan Nada, dan juga kesamaan pemahaman tentang musik, membuat keduanya memutuskan untuk diam-diam berteman akrab. Apalagi, Nino membantunya dalam ujian tari yang membuat Nada merasakan gejolak yang tidak biasa kepada pria itu.

Nada kemudian merasa bahwa posisinya salah. Kisah dirinya yang merasa menjadi orang ketiga di antara hubungan Audy dan Nino, membuatnya harus becermin dengan situasi yang dibencinya. Sang ibu bunuh diri karena ada orang ketiga dalam hubungan orangtuanya. Diana, sosok yang akan menggantikan posisi ibunya itu, adalah seseorang yang dibencinya. Nada merasa bimbang karena pada akhirnya dia merasa sudah menjadi orang seperti Diana.

***

Membaca novel ini, rasanya saya seperti sedang naik roller coaster. Ada masanya saya begitu menyukai ceritanya sampai ingin memberikan bintang lima, ada pula saatnya saya tidak begitu menyenanginya hingga pengin memberi bintang dua saja. Secara keseluruhan, saya suka ceritanya, meskipun tokoh-tokohnya tidak menyenangkan. Sebenarnya, yang membuat saya suka atau tidak suka dengan satu tokoh bukanlah karena karakter itu lovable atau tidak. Karakter menyebalkan akan disukai kalau disampaikan dengan baik dan logis. Apalagi jika pembaca mengetahui sebab-musabab mengapa dia menjadi orang yang tidak menyenangkan begitu.

Saya tidak begitu masalah dengan bagaimana karakter ini berkembang, juga tidak mempermasalahkan apa yang disampaikan penulis di awal tentang karakter-karakternya. Saya suka dengan Nada, suka sekali hingga saya bisa merasakan bagaimana perasaan dia waktu melihat adegan Audy dan Nino di depan matanya. Dan sepertinya memang hanya Nada yang saya sukai. Lainnya tidak.

Sekarang mau bahas Nino. Nino adalah salah satu karakter yang membuat saya kecewa. Saya bisa menduga bahwa ada sesuatu yang membuat Nino terpenjara dalam kehidupan cinta bersama Audy. Saya menebak-nebak, dan ternyata tebakan saya benar. Tapi, ini justru membuat saya mengernyitkan dahi. Saya berharap bahwa alasan itu jauh lebih dramatis dari yang saya duga. Misalnya, Oh well, kok kesannya saya yang jahat ya sampai "menganggap remeh" apa yang dialami Audy dan masa lalunya dengan Nino? =)) Tidak, di sini saya hanya berusaha memosisikan diri sebagai pembaca yang menimbang-nimbang sebab-akibat. Atas akibat yang menimpa Nino, rasanya sebabnya kurang sebanding.

Saya lalu berpikir, dan memiliki teori. Ada dua alasan yang menyebabkan seseorang terjerat dalam penyesalan dan kubangan masa lalunya yang kelam. Pertama, karena dia merasa bersalah pada korban, dan kedua karena dia merasa bersalah pada diri sendiri. Mungkin, penyesalan yang dialami Nino ini lebih kepada alasan yang kedua, karena ternyata apa yang dilakukannya itu juga akan merusak dirinya sendiri. Nah, tapi, Nino ini bodoh. Sudah tahu kelakuan Audy begitu, kenapa dia tidak melakukan hal lain yang lebih rasional alih-alih merugikan dirinya sendiri? Misalnya, ngomong ke orangtua Audy dan meminta mereka memikirkan solusi yang tepat, gitu? Masa sih orangtua Audy udah sebegitu menyerahnya sama kelakuan anaknya yang--maaf--psycho sampai mengancam jiwanya seperti itu? Kan pada akhirnya si Nino sendiri yang "sakit" juga.

Lalu tentang Audy. Satu kata untuk Audy adalah..., pathetic. Yang saya heran, kenapa responnya terhadap hubungan Nada-Nino kok lambat banget ya? Padahal, untuk kasus ancaman bunuh diri sebelum ini, sepertinya dia begitu mudah mencoba mengakhiri hidupnya hanya karena si cowok berdekatan dengan si ini dan situ. Dari awal juga dia sudah mencium gelagat aneh dengan Nada-Nino kan ya? Hmmm. Ending untuk Audy menurut saya kentang. Antiklimaks.

Oke, itu saja tentang karakter-karakternya. Dan karena tokoh dalam cerita ini tidak banyak, jadi permasalahan saya rasa cukup terfokus. Saya juga suka dengan gaya bahasanya yang mengalir dan enak. Overall, tiga bintang saya kasih semuanya untuk character building-nya si Nada.

Oh ya, saya suka dengan Ken. jadi, untuk menutup review ini, saya akan berikan satu kalimat dari Ken untuk Nada yang manis sekali:

"Jangan pesimistis akan cinta, Nada. Untuk mendapatkan cinta yang bertahan sampai akhir hayat itu tidak datang dengan sendirinya, melainkan diciptakan bersama." --- Halaman 204
Profile Image for pidaalandrian.
364 reviews5 followers
October 2, 2019
Rating : 3.8

Suka sama alurnya. Cerita kelam yg sarat emosi tapi membekas dengan nilai2 kehidupan dan pesan moralnya yg tersampaikan dengan baik. Jawaban atas semua masalah yg sangat kelam sekalipun akan terurai jika dihadapi, bukan menghilang atau malah melarikan diri.

Rekomended cerita ini.
Profile Image for Aryn.
24 reviews
November 19, 2018
Perfect. Aku nggak ragu buat ngasih bintang 5. Aku suka, sangat suka. Nyesel deh dulu sempet menunda untuk melanjutkan baca buku ini. Eh ternyata setelah menamatkan bukunya aku malah nggak rela huhu:"
Displaying 1 - 30 of 52 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.