Jump to ratings and reviews
Rate this book

Napoleon dari Tanah Rencong: Novelisasi Perjuangan Hasan Saleh

Rate this book
Napoleon dari Tanah Rencong ialah novel yang terinspirasi dari kehidupan Hasan Saleh (1921-1992). Siapakah sesungguhnya Hasan Saleh? Dia adalah pejuang dan tokoh kunci dalam revolusi sosial di Aceh. Berlatar konflik kaum ulama dan bangsawan, Hasan Saleh berjuang demi membela rakyat Aceh dan mempertahankannya sebagai bagian dari Republik Indonesia. Ditulis oleh Akmal Nasery Basral dengan seperangkat data dan riset yang mendalam, novelisasi kehidupan Hasan Saleh ini dapat menjadi potret dari satu fase kehidupan masyarakat Aceh yang mempunyai tempat istimewa dalam konstelasi perjalanan bangsa Indonesia. (

514 pages, Paperback

First published June 1, 2013

5 people are currently reading
19 people want to read

About the author

Akmal Nasery Basral

25 books27 followers
Akmal Nasery Basral adalah wartawan dan sastrawan Indonesia. Kumpulan cerpen pertamanya Ada Seseorang di Kepalaku yang Bukan Aku (2006) yang terdiri dari 13 cerpen termasuk long-list Khatulistiwa Literary Award 2007. Dia menyelesaikan pendidikan sarjana di Jurusan Sosiologi Universitas Indonesia. Saat ini tinggal di Cibubur, Bekasi, bersama istri, Sylvia, dan ketiga putri mereka, Jihan, Aurora, Ayla.

Sebagai wartawan ia pernah bekerja untuk majalah berita mingguan Gatra (1994-1998), Gamma (1999), sebelum bekerja di majalah Tempo (2004-sekarang). Ia juga pendiri dan pemimpin redaksi majalah tren digital @-ha (2000-2001), serta MTV Trax (2002) yang kini menjadi Trax setelah kerjasama MRA Media Group, penerbit majalah itu, dengan MTV selesai

Sebagai sastrawan ia termasuk terlambat menerbitkan karya. Baru pada usia 37 tahun, novel pertamanya Imperia (2005) terbit, dilanjutkan dengan Ada Seseorang di Kepalaku yang Bukan Aku (2006), serta Naga Bonar (Jadi) 2 (2007), novel dari film box-office berjudul sama yang disutradarai aktor kawakan Deddy Mizwar.

Di luar minatnya pada bidang jurnalistik dan sastra, Akmal Nasery Basral juga dikenal sebagai pengamat musik dan film Indonesia. Ia termasuk anggota awal tim sosialisasi Anugerah Musik Indonesia. Ketika sosialisasi terhadap penghargaan utama bagi insan musik Indonesia ini dilakukan pada 1997, kalangan jurnalis diwakili oleh Akmal dan Bens Leo. Pada pergelaran AMI ke-10 (2006), Akmal ditunjuk sebagai ketua Tim Kategorisasi yang memformat ulang seluruh kategorisasi penghargaan.

Di bidang perfilman Akmal menjadi satu dari lima juri inti Festival Film Jakarta ke-2 (2007), bersama Alberthiene Endah, Ami Wahyu, Mayong Suryo Laksono, dan Yan Widjaya.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
4 (22%)
4 stars
7 (38%)
3 stars
5 (27%)
2 stars
1 (5%)
1 star
1 (5%)
Displaying 1 - 4 of 4 reviews
Profile Image for Aden Wina.
13 reviews
March 22, 2016
Salut untuk para Pahlawan kita terutama Hasan Saleh atas semua perjuangan dan pengorbanannya untuk merebut kemerdekaan dari para penjajah...
Profile Image for Tari Mboro.
9 reviews
September 8, 2025
Kisah yang menarik... memberikan aku sudut pandang baru tentang rakyat Aceh dan menjadi jawaban buat aku yang bertanya² kenapa Aceh jadi daerah Istimewa
Profile Image for Nyaa Endprika.
12 reviews3 followers
March 24, 2016
Awal beli buku ini adalah karena tertarik dengan judulnya daannn ternyata isinya juga bagus. sejarah yang tercover dalam novel. menceritakan perjuangan rakyat Aceh dalam melawan Belanda dan melawan bangsa Indonesia sendiri.. dengan membaca buku ini seolah mata sy terbuka banyak cerita sejarah yang belum diajarkan di sekolah. Saya juga jadi berpikir Oh.. setelah kemerdekaan RI ternyata masih ada perang -perang saudara- antar wilayah RI. Masih ada rakyat yg belum merasakan sepenuhnya merdeka.. saluut sama Hasan Saleh dkk yang gigih memperjuangkan pemikirannya. Buku yang wajib dibaca terutama oleh warga Aceh..
Displaying 1 - 4 of 4 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.