Jump to ratings and reviews
Rate this book
Rate this book
SEKAYU mengisahkan masa kanak-kanak dan masa awal remaja serta lingkungan kehidupannya, baik di sekitar rumah tangga, teman, tetangga dan kotanya. Dengan penulisan yang teliti, jujur dan halus, pengalaman pribadi pengarang ini merupakan salah satu sumber daya ciptanya yang subur di kemudian hari.

184 pages, Paperback

First published January 1, 1988

18 people are currently reading
244 people want to read

About the author

Nh. Dini

51 books237 followers
Nh. Dini (Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin) started writing since 1951. In 1953, her short stories can be found in most of national magazines like Kisah, Mimbar Indonesia, and Siasat. She also writes poems, radio play, and novel.

Bibliography:
* Padang Ilalang di Belakang Rumah
* Dari Parangakik ke Kampuchea
* Sebuah Lorong di Kotaku
* Jepun Negerinya Hiroko
* Langit dan Bumi Sahabat Kami
* Namaku Hiroko
* Tirai Menurun
* Pertemuan Dua Hati
* Sekayu
* Pada Sebuah Kapal
* Kemayoran
* Keberangkatan
* Kuncup Berseri
* Dari Fontenay Ke Magallianes
* La Grande Borne

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
78 (26%)
4 stars
85 (29%)
3 stars
101 (34%)
2 stars
20 (6%)
1 star
5 (1%)
Displaying 1 - 14 of 14 reviews
Profile Image for Awanama.
85 reviews6 followers
February 1, 2017
Sekayu berisi serangkaian cinta masa remaja, gelora menulis, melebarnya pergaulan, dan rasa kehilangan yang dialami gadis belasan tahun pada tahun ‘50an di Semarang dan daerah sekitarnya.

Dini, gadis itu, pertama-tama mengalami cinta monyet pada tahun-tahun terakhir sekolah dasar. Dia mendapatkan surat cinta dari seorang teman sekelas. Tapi, sang penulis surat bersikap seakan surat itu tidak pernah ditulis tiap kali dia bertemu dengan Dini. Pada titik ini kebingungan Dini akan rasa cinta dimulai. Lalu, pada kesempatan lain Dini didekati oleh seorang guru yang dikenalnya dalam kegiatan pemberantasan buta huruf. Dalam hubungan ini Dini tidak nyaman karena merasa lelaki itu terlalu mendikte dan memiliki pandangan yang kelewat tradisional tentang perempuan, misalnya perempuan hanya boleh pakai rok sebagai bawahan. Lalu, Dini juga sempat menjadi pemuja rahasia teman Maryam, kakaknya. Tiga pengalaman itu cukup berkesan bagi Dini. Tapi, ketiganya kalah membuatnya mabuk kepayang daripada dua pengalaman cinta selanjutnya. Dua lelaki selanjutnya adalah Marso dan Dirga, kakak-beradik. Yang disebut belakangan adalah yang lebih tua. Marso adalah bintang sekolah sedangkan Dirga tidak terlalu menonjol. Meskipun kemudian lebih dekat dengan Marso, Dini sebenarnya pertama-tama jatuh cinta pada Dirga. Saking jatuh cintanya pada Dirga, Dini sampai melakukan tindakan-tindakan kekanak-kanakan saat dia patah hati, seperti menghindari kegiatan-kegiatan pelajar yang diikuti Dirga juga padahal Dini bisa dibilang aktif juga dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Di sisi lain, rasa sayang pada Marso justru tumbuh perlahan tapi pasti. Peristiwa yang membuat hatinya terbuka pada Marso adalah darmawisata ke Parangtritis. Tapi, pada akhirnya hubungan Dini dan Marso pun membeku pula. Sebagai bintang sekolah, Marso memiliki banyak penggemar. Ada dua yang sangat dekat padanya. Salah satunya marah pada Marso saat melihat kertas lirik yang tulis Dini atas pesanan Marso. Di kertas itu ada gambar yang berbentuk huruf ‘D’ dan ‘M’. Perempuan itu marah karena menyangka Dini sengaja menulis inisial itu sebagai upaya penyelewengan sementara perempuan itu dan Marso sedang dekat-dekatnya. Lalu, yang terakhir adalah Mas Nur. Dia adalah lawan main Dini pada pementasan Eka Kapti. Cintanya tumbuh selama proses garapan. Pada akhirnya kandas juga. Tapi, justru Dini merasa rasa cinta dan patah hatinya pada Mas Nur lebih mendidik ketimbang pada Dirga. Pada masa puber itu Dini mengalami banyak kekecewaan cinta.

Pada masa itu Dini memulai debut menulis profesionalnya. Sebuah stasiun RRI di kotanya memiliki acara sastra. Isinya adalah pembacaan tulisan-tulisan yang diterima redaksi. Pertama-tama, Dini hanya mengirim tulisan-tulisannya saja. Lama-lama Dini juga terlibat sebagai pembaca tulisan-tulisan yang diterima radio tersebut. Pada bagian yang membahas hal ini Dini bicara juga soal motif ekonomi dalam kerja kreatifnya. Dia secara terus terang mengatakan bahwa dia menulis demi uang. Memang, masa-masa awal dia mengirimkan tulisan-tulisannya bertepatan dengan masa-masa paceklik ekonomi keluarga karena baru ditinggalkan ayahnya. Ibunya benar-benar memutar otak supaya mereka sekeluarga memiliki cukup biaya hidup, apalagi setelah Jawatan Kereta Api menolak untuk memberi almarhum ayahnya pensiunan karena dianggap tidak kooperatif selama masa revolusi kemerdekaan dan agresi militer. Tampaknya ini juga salah satu hal yang mendorong Teguh, kakaknya, untuk mengirim tulisan ke radio. Sebelumnya, tidak disebutkan bahwa Teguh memiliki ketertarikan terhadap bidang tulis-menulis. Kemudian mereka sering tampil berdua di radio. Oya, Dini juga sempat mengikuti lomba menulis yang diselenggarakan Palang Merah Indonesia. Di sisi lain, aktivitas Dini di bidang tulis-menulis terdengar juga sampai sekolahnya. Setidaknya dalam buku ini ada dua guru yang sangat mengapresiasi kiprah Dini dan dianggap berpengaruh pada kiprahnya. Yang satu adalah Pak Purnomo. Dia menyebarkan kabar tentang kiprah Dini ke seantero sekolah. Yang satu lagi adalah Pak Ramuno. Dia dan Dini beberapa kali berdebat tapi mereka akrab. Dia juga adalah salah satu orang yang dipersembahi buku Sekayu oleh Nh Dini. Kehadiran pendukung yang spesifik mendukung bidang yang digeluti seseorang membuatnya lebih bersemangat berkiprah.

Selain mengalami kehilangan yang asam-manis seperti yang dialaminya dengan cinta-cinta monyetnya, Dini mengalami kehilangan-kehilangan yang sepenuhnya pahit. Yang paling utama adalah kematian ayahnya. Tapi, rasa kehilangan ini jadi menonjol justru karena tidak diceritakan. Yang diceritakan hanya pengalaman terakhir kali pergi ke pasar malam bersama ayahnya. Di situ pun yang diceritakan adalah kejadian-kejadian yang lucu. Misalnya, Teguh yang terpencar sendiri sampai sekeluarga kerepotan mencari-carinya, tapi saat akhirnya ditemukan dia malah sebenarnya sedang senang-senang sendiri. Juga, kekonyolan-kekonyolan ayahnya selama di pasar malam. Tidak ada adegan yang menggambarkan kematian ayahnya atau pemakaman. Hanya disebutkan bahwa adegan ke pasar malam itu adalah pengalaman terakhir bersama ayahnya. Memang, kadang tidak menceritakan sesuatu adalah salah satu cara bercerita yang dahsyat. Kehilangan lainnya dialami Dini saat Maryam menikah. Berbeda dengan saat Heratih, kakaknya sulung, menikah dengan Utono, saat Maryam menikah Dini justru tidak ingin berada di tempat resepsi. Dia malah bersembunyi di tempat rahasia di kebun dekat rumahnya saat resepsi dilaksanakan. Di sana dia membaca. Dia pun merasa tidak sreg dengan lelaki pilihan Maryam karena menurutnya lelaki itu tidak bisa mengambil hatinya sebagaimana Utono saat dulu hendak menikahi Heratih. Maryam sendiri adalah kakaknya yang paling dekat dengannya. Dini merasa pernikahan itu berarti kepergian Maryam dari keluarganya. Di antara semua kehilangan yang dialaminya, justru Dini memilih kisah paling ceria untuk menggambarkan sikapnya atas kehilangan yang paling tidak mungkin dielakkan.

Melebarnya pergaulan Dini pertama-tama disebabkan oleh semakin dia dewasa. Dia sudah SMP. Dia aktif dalam kegiatan-kegiatan pelajar. Dia menjadi salah seorang penampil dalam acara pembukaan Panca Lomba Sekolah Menengah Seluruh Indonesia, bahkan bersalaman dengan Bung Karno, peristiwa yang hanya dijadikan ledekan oleh ibunya. Karena kiprahnya di bidang menulis, dia makin mengenal banyak orang. Dia menjadi akrab dengan orang-orang RRI Semarang. Dia juga bersurat-suratan dengan seorang pelukis Yogya, Rusli. Kegiatannya di Eka Kapti pun berkembang, bahkan dia sempat menjadi aktor dalam salah satu pementasannya. Dia juga sempat terlibat dalam kegiatan pemberantasan buta huruf di lingkungannya, bahkan dia menjadi punggawa dalam mengajak perempuan-perempuan dewasa untuk menjadi peserta. Di sisi lain, pelebaran pergaulan ini didorong juga oleh keadaan rumah Dini. Ayahnya sudah meninggal. Maryam dan Nugroho kuliah di UGM. Di rumah keluarganya hanya ibunya dan Teguh, walaupun ada beberapa anak indekos. Peristiwa di rumah lebih sedikit jumlahnya daripada peristiwa di luar rumah. Sekayu menjadi penanda terbangnya Dini dari rumahnya.

Sekayu adalah kisah tentang siapa-siapa yang datang dan pergi dalam hidup Dini pada masa dia melebarkan sayapnya dari rumah sambil diliputi gejolak kawula muda.

Ulasan ini bisa juga dibaca di http://al-ulas.blogspot.co.id/2017/01...
Profile Image for winda.
357 reviews14 followers
March 16, 2011
Jangan sampai aku menjadi budak kebutuhan uang, lalu menyerahkan hasil tulisan yang kuanggap "belum kusukai"

Begitulah sikap Dini ketika remaja, ketika bisa mendapatkan uang saku sendiri atas karyanya. Kehidupan Ibunya yang cukup sulit pasca kematian ayahnya, membuat Dini berusaha untuk tak menyusahkan Ibunya dan bertekad untuk membantunya. Namun ditengah kesulitan hidupnya, Dini masih memegang petuah-petuah dari Ibu juga Ayahnya.

Dalam buku ini menceritakan kehidupan Dini ketika di SD kelas 6 sampai SMP kelas 3. Bagaimana pengalaman Dini di sekolahannya, pengalaman pertama mengirimkan karyanya pada sebuah radio sampai akhirnya menjadi pengisi tetap acara di radio tersebut, pertama kali mengikuti lomba menulis,kesibukannya dalam berbagai kegiatan seperti pemeberantasan buta huruf dan latihan menari, juga pertamakalinya Dini merasakan ketertarikan dirinya terhadap lawan jenis. Dalam buku ini, Dini tak hanya menceritakan dirinya, Dini juga menceritakan kehidupan keluarga dan sahabatnya yang turut mewarnai kisah remajanya.

Dibandingkan dengan buku-buku sebelumnya, buku ini lebih menyajikan banyak konflik meskipun disajikan dengan cukup datar.


Profile Image for Imas.
515 reviews1 follower
March 2, 2016

Sekayu adalah daerah dimana Dini tinggal di kota Semarang. Kehidupan yang dijalani ketika bersekolah di SD kelas 6 sampai SMP kelas 3 . Kehidupan keluarga bersama sahabat, menceritakan apa yang dialaminya pada masa-masa sekolah, saat pertama mengirimkan karyanya pada sebuah radio kemudian menjadi penyiar di radio tersebut, pertama kali mengikuti lomba menulis, juga berlatih menari. Kehidupan sederhana. Dalam buku ini, Dini tak hanya menceritakan dirinya, Dini juga menceritakan kehidupan keluarga dan sahabatnya yang turut mewarnai kisah remajanya.

Selalu dengan bahasa yang enak, walaupun tanpa drama tetap suka, judul lain dari buku karya bu Nh.Dini sudah menunggu untuk dibaca.
Profile Image for Rei.
366 reviews40 followers
October 14, 2018
Lanjut buku keempat dari #serikenangannhdini yang kini menceritakan tentang Dini yang mulai menginjak usia remaja. Diawali oleh berita duka; kematian sang ayah. Selain tentunya kehilangan sosok seorang pengayom, keluarga Dini mulai merasakan sulitnya hidup tanpa seorang pencari nafkah. Namun menyadari bakatnya, Dini mulai mengirim karya-karyanya yang berupa puisi dan prosa berima ke radio dan majalah sehingga ia memperoleh penghasilan sendiri. Sifatnya yang terbuka, jujur dan berpendirian keras menjadi daya tarik utama bagi saya. Dalam buku ini ia juga mulai merasakan jatuh cinta dan dicintai seseorang. Di akhir buku, ia kembali merasakan kehilangan bertubi-tubi; seorang sahabatnya, diikuti pernikahan kakak kesayangannya Maryam.
.
.
.
"...aku sanggup mengerjakan apa saja jika memang kukehendaki, tanpa menghiraukan pendapat orang lain. Karena aku memang benar-benar tidak mempedulikan mereka." -hal. 41
.
Profile Image for Dita.
359 reviews17 followers
October 28, 2019
Saya sudah kepalang suka pada Nh. Dini. Jadi ya buku ini menyenangkan.
Waktu mudik kemarin, asal aja mengambil buku ini dari rak buku, ternyata buku ini semacam memoir dari masa remaja Dini. Guweh banget kaann...
Suka dengan bagaimana Nh Dini menjabarkan perasaan Dini remaja yang rumit dengan lugas dan sederhana.

Suka sekali bagian Nh Dini dan Pa Yanto menyemangati ibu-ibu untuk ikut belajar membaca.
Bagian Nugroho yang menyukai gadis modern pun menarik, bagaimana definisi "modern" pada masanya.

Akhirnya agak ngenes sih. Tapi mungkin seperti itulah pelajaran beranjak dewasa. Yang datang dan pergi silih berganti, tidak ada yang tetap.
Profile Image for Zinedine Sr..
127 reviews1 follower
December 10, 2021
Back to this slice of life story, it was intriguing to see how this country in the past was kinda.. more colorful and lot of things to thrive about. Definitely better than kids' nowadays story of course
Profile Image for Galih Surya.
69 reviews
August 15, 2025
“Merupakan lanjutan dari kisah sebelumnya. Kini sang gadis kecil sudah beranjak remaja. Berangsur-angsur dirinya merasakan nikmatnya kehilangan dan panasnya gelora asmara. Seperti mengunyah bubur dan air, halus dan lembut memang, namun terasa hambar dan sedikit banyak butuh paksaan. Maaf.”
Profile Image for Natasha.
38 reviews
August 8, 2018
Menceritakan masa kecil NH. Dini, menarik sekali...
Profile Image for Teguh.
Author 10 books335 followers
August 30, 2014
Ini adalah novel lanjutan dari serial Kenangan milik Nh Dini. Setelah masa kecil Nh Dini ditulis di tiga bagian sebelumnya. yaitu: Sebuah Lorong di Kotaku, Padang Ilalang di Belakang Rumah, dan LAngit dan Bumi Sahabat Kami, yang selain berkisah tentang kondisi masa kecil Nh Dini (keluarga, sekolah, dan rumah Nh Dini) juga dikisahkan bagaimana kondisi perang masa itu. Sekarang Nh Dini akan berkisah tentang kenangannya akan masa SD kelas 6 hingga masuk SMP.

Nh Dini memulai dengan menguraikan bagaimana sekeluarga sedang piknik ke pasar malam atau dhugder di alun-alun. Menyaksikan penjual obat, druimolone atau bianglala, atraksi sulap, aneka penjual makanan tradisional. Ternyata ini adalah kepergian bersama ayah yang terakhir, karena setelah itu ayah Nh Dini meninggal.

Nh Dini yang menjadi anak yatim secara tidak langsung berlatih menjadi semakin tangguh dan mengerti tanggung jawab. Sebagai metafora kecil adalah bagaimana Ibunya mengajarkan Nh Dini untuk naik sepeda ayahnya. Sepeda lelaki pada masa itu memiliki palangan besi di tengah. Sehingga akan sedikit susah bagi anak kecil, terlebih perempuan. Dengan demikian Nh Dini juga secara tidak langsung diharuskan memakai celana ketika naik sepeda. Ketegaran semacam inilah yang membentuk pribadi Nh Dini menjadi kuat.

Kisah cinta Nh Dini juga menjadi seru untuk dinikmati. Ketika kelas 6, seorang siswa lelaki keturunan arab menunjukkan ketertarikan pada Nh Dini. Sering menanyakan kepada kawan-kawan Nh Dini, juga beberapa kali mengirim surat dan foto kepada Nh Dini. Tetapi Nh Dini dingin, karena kawan sd-nya itu tidak berani memulai pembicaraan setiap mereka berkesempatan bersama. Lalu ada Mas Yanto, yang menjadi relawan pemberantasan buta huruf di kampungnya. Tetapi Mas Yanto terang-terangan berusaha mengatur apa yang disukai Nh Dini kecil. Dilarang memakai celana panjang, memendekkan rambut dll. Sedari kecil aku memiliki perasaan yang tidak dapat diperintah atau dipaksa. Aku senang kepada seseorang atau tidak senang. Hanya itu. (hal.86)

Dalam dunia kepenulisan Nh Dini menemukan bakatnya dan menunjukkan perkembangan. Dia mulai mengirimkan cerita radio, memenangkan kompetisi menulis cerita di PMI, dan bahagia dengan pemasukan uang saku. Nh Dini meyakini, seperti apa yang diajarkan ibunya adalah menulis dengan kemantapan hati. Kalau hatinya belum senang tulisan itu tidak akan Nh Dini apa-apakan, apalagi dikirim. Setelah hatinya merasa puas, mantap dan emosional barulah dikirimkan. Masa itu tujuan utama Nh Dini menulis adalah menambah tambahan 15 rupiah dari upah menulis cerita radio.

Jika di kemudian hari, lama sesudah itu, ada orang yang berkata bahwa aku menulis tidak untuk uang, itu sama sekali tidak benar. AKu selalu mengarang dengan maksud untuk bisa menarik keuntungan. Selain keuntungan kebendaan, kuinginkan supaya orang, dalam beberapa hal kaum lelaki, mengenal dan mencoba mengerti pendapat dan pikiranku sebagai wakil wanita pada umumnya. (hal.76)

Selain itu, Nh Dini juga mendapatkan nama Dini dari guru smp-nya.

Novel kenangan yang manis.
Profile Image for Marina.
2,035 reviews359 followers
August 1, 2015
** Books 225 - 2015 **

3,7 dari 5 bintang!

Di buku seri kenangan keempat ini Ibu Nh. Dini mengisahkan ayahnya yang meninggal dunia dan bagaimana ibunya berusaha menghidupinya dan kakak-kakaknya.. Disini ibu Nh. Dini juga mulai tertarik dengan dunia mengarang dan seringkali memenangkan hadiah dari radio.. Ia juga mulai menaksir lawan jenis disekolahnya.. dan buku ini ditutup dengan pernikahan kakak keduanya yaitu Maryam dan ia merasa kehilangan kawan sekaligus kakaknya itu..

Buku-buku karangan NH. Dini selalu membuat saya takjub. Terutama deksripsi nuansa pedesaan dan masa-masa kecil yang dilaluinya.. serasa lekat sekali dan penulis dibuat terbuai seakan ikut serta hidup dalam jaman saat itu. Kita dibawa menyelusuri desa Sekayu dan sekolahnya Nh. Dini dan saya menyukai deskripsi setting di buku ini! Ibu Nh Dini dan Ahmad Tohari sama2 piawai dalam mendeskripsikan suasana setting/tempat..

*tuh kann saya jadi habis membaca buku ini jadi ingin berlibur ke pantai/gunung dan menghindari hiruk pikuknya keramaian Jakarta yang bikin jengah >__<
Profile Image for Intan Kirana.
Author 6 books13 followers
September 7, 2012
Buku ini adalah buku yang membuat saya menyukai sastra. Walaupun ceritanya sederhana, Eyang Dini mampu menjalin kata-kata yang apik dan cara beliau menulis terlihat sangat tulus, bagi saya. Lagipula, novel ini berlatar tempat kota Semarang, kota kelahiran saya, sehingga saya tidak terlalu merasa asing dengan tempat-tempat yang diceritakan Eyang Dini. Oh ya, saya bisa merasakan kesedihan Dini waktu Kak Maryam menikah.
Profile Image for Ririn.
3 reviews
March 18, 2013
baguuuuuuus sekali. buku ini kubca tepat ketika akupun merasakan yang namanya jatuh cinta untuk pertama kalinya, seperti pertama kalinya dini merasakan benih-benih cinta di masa remajanya. buku yang sangat bagus. pemahaman dan pengalamannya ketika remaja membuatku ingin menurutinya hehe
Profile Image for Olin.
28 reviews7 followers
March 5, 2009
a simple journey in a childhood period of NH Dini, very descriptive and imaginative, especially for a non village girl like me... how lovely a life in a beautiful village
Profile Image for Nilasari.
11 reviews3 followers
February 8, 2013
keren..., novel yang membuat saya ingin menjadi penulis seperti nh. dini...
Displaying 1 - 14 of 14 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.