Jump to ratings and reviews
Rate this book

Bayangan Kematian

Rate this book
Erin Winata
Aku tidak pernah menyangka kehidupan SMA-ku menjadi rumit. Bayangkan, hanya baru saja resmi menjadi anak SMA, aku malah melihat pembunuhan! Yang lebih parah lagi, pelaku pembunuhan itu tahu aku telah melihatnya, dan kini mengincar nyawaku! Belum lagi aku harus menghadapi kenyataan bahwa satu-satunya cowok yang kusukai ternyata punya hubungan istimewa dengan sahabatku sendiri. Mana mungkin ada yang lebih sial daripada aku?

Lusi Rimba
Tadinya hari-hariku aman, damai, dan cenderung membosankan. Satu-satunya hal yang merecoki ketenangan hidupku hanya Joni alias Jonathan, si cowok sedingin es yang gaya rambutnya sudah ketinggalan mode sepuluh tahun. Namun, semua itu berubah saat aku menyaksikan pembunuhan bersama sahabatku. Lebih gawat lagi, korbannya malah menghantuiku dan mengatakan dia akan membalaskan dendamnya kepada kami semua karena sudah membuatnya menderita. Oh Tuhan, bagaimana cara kami meloloskan diri dari pembalasan hantu jahat dan dengki itu?

272 pages, Paperback

First published February 9, 2016

13 people are currently reading
266 people want to read

About the author

Lexie Xu

43 books901 followers
Lexie Xu adalah penulis kisah-kisah bergenre misteri dan thriller. Seorang Sherlockian, penggemar sutradara J.J Abrams, dan fanatik sama angka 47. Saat ini Lexie tinggal di Bandung bersama anak laki-lakinya, Alexis Maxwell.

Ingin tahu lebih banyak soal Lexie?
Silakan kunjungi website-nya: www.lexiexu.com
Facebook: www.facebook.com/lexiexu.thewriter
Twitter: @lexiexu
Instagram: @lexiexu47
Email: lexiexu47@gmail.com

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
78 (32%)
4 stars
93 (38%)
3 stars
55 (22%)
2 stars
12 (4%)
1 star
3 (1%)
Displaying 1 - 29 of 29 reviews
Profile Image for Thiar's.
25 reviews
February 22, 2016
Wah, mungkin ini novel pertama ka lex yang bisa aku tebak jalan ceritanya. atau mungkin emang udah jelas banget? Tapi, sejak awal cerita, udah sadar banget kalau si Lusi ini "tanda kutip" *nggak mau sopiler*. Cukup bisa bikin merinding sepanjang baca novel ini, dan mungkin bahkan lebih kejam dibanding Omen atau Johan series.

Karena aku selalu suka cara ka Lex bercerita dan udah jadi ciri khas banget, ceritanya jalan gitu aja tau-tau udah ending aja.

Tapi, endingnya dikit bikin bingung, atau aku aja yang nggak ngeh ya?

Kok Diego bisa ngomong sama Lusi waktu terakhir dia letakin mawar? Rada bingung, tapi mungkin nanti dibaca ulang hehe.

4 bintang untuk novel yang sukses gak bisa bikin tidur ini!
Profile Image for Thalia.
3 reviews
November 19, 2017
Tiga bintang. Satu untuk penulisan kak Lexie, yang seperti biasa keren banget, satu setengah untuk lusi-nathan yang rock abis, dan setengah lagi untuk diego, karena saya memang lemah sama cowok ganteng dua dimensi macam gini.

Jadi gini.
Baca bayangan kematian ini rasanya kayak ada orang yang bolak-balik hidupin matiin saklar lampu. In this case, saklar lampunya terhubung ke perasaan dan mood saya.

Note: kayaknya ada spoiler, jadi yang belum baca harap jauh-jauh
Gaya penulisan kak LExie seperti biasa, enjoyable. Keren. Seperti pengalaman dulu, cara penulisan Kak lexie bikin saya penasaran pengen tau siapa pelakunya, tapi juga bikin saya pengen lambatlambat baca biar nggak harus cepet pisah sama Lusi-Nathan yang candaannya bikin saya baca satu halaman 3-4 kali dan bikin saya senyumsenyum kayak orang gila. Gaya penulisan Kak lexie yang ngalir kayak air bah inilah yang bikin saya lancar banget baca semua karya kak lexie sebelumnya tanpa banyak ngomelin soal fakta-fakta yang menyimpang. Kayak misalnya, kok bisa-bisanya anak sma *erika valerie rima daniel uhuk* bantu interogasi polisi. Atau kok bisabisanya daniel yang cute itu mau sama rima *canda* (btw, daniel-rima adalah pasangan paporit saya, yang kurang banyak pov-nya di buku ke7,sampesampe saya rela lho nyari ffnya*sorry curhat*). Tapi selama ini, saya nggak pernah tuh ngomel setitikpun soal fakta itu. saya cuma nyengirnyengir tersipu baca semua adegan itu, sambil entengnya berkata, 'yah, namanya juga fiksi, ye nggak? ye nggak? Jangan ributin fakta kecil itulah'.
tapi sayangnya, saya nggak bisa kayak gitu saat membaca buku ini.

seperti yang saya bilang, baca buku ini bikin mood saya turun naik. pas pov Lusi, saya merasa mood saya terpompa. saya tegang, saya nyengirnyengir lucu baca pikiran lusi, dan saya ikut malu-malu kucing baca perlakuan nathan ke lusi.
masalahnya, ada pada pov erin.
pov erin is such a turn off for me. ketika mood saya lagi tinggi-tingginya, terus saya tiba-tiba harus baca pov erin, mood saya langsung terjun bebas. dan karena mood yang turun naik ini, saya jadi sepuluh kali lebih cerewet dalam memperhatikan kekurangan dan ketidak-masuk-akalan dari novel ini.

saya nggak berempati sama erin. Bisa dibilang, pengarang (yang kayaknya mbak erlin, karena: 1. gaya penulisannya bukan ka lexie xu banget; 2. gaya penyampaiannya mirip dengan buku kak erlin saya pernah saya baca) gagal membuat saya masuk dalam pikiran erin. saya bodo amat tuh pas tau erin lagi tegang. yang ada saya sibuk ngomel sama dia. maaf banget ya erin.
seperti saya bilang diatas, saya suka diego. tapinya, cuma karena dia ganteng dan perhatian. yah, saya lemah pada semua jenis male lead chara macam ini sih. tapi yah cuma itu yang bikin saya kecantol diego. hubungannya sama erin? saya nggak peduli. nggak tersipusipu dan meleleh pas dia lagi meluk erin yang ditusuk. saya malah mengernyit pas dia teriakteriak bisa gila kalo erin nggak bangunbangun. Me be like.... 'emmm mz, biasa aja ngomongnya huh'.

Karena turn on dan off selama baca buku ini, saya memang merasakan perbedaan antara kepribadian lusi dan erin. jadi itu sisi positifnya.
Masalahnya adalah, ketika kepribadian lusi tercipta segitu menariknya, kepribadian erin malah melempem. erin adalah typical female main chara buku romance, yang sialnya kali ini kejebak di buku thriler, yang membuat kepribadiannya out of context, dan tidak membekas. dan ketika kedua kepribadiannya itu disajikan bersandingan, kalah jauhlah erin dibandingkan lusi. membuat cerita ini jadi timpang sebelah. menarik disisi satu dan tidak membekas di sisi lain.
Mungkin itu juga salah saya yang ngarepin buku ini ditulis ala kak lexie xu dari awal sampe akhir sih, jadi ketika pov erin menampilkan bahasa dan dekskripsi yang khas ala teenlit romance novel, saya jadi kehilangan suspence thrillernya.

LAST: FACT ERROR IMO
- diego dan erin baru dua hari di sekolah itu (disebutkan kalau mereka memasuki hari kedua mos), tapi bisabisanya tau pak fellix guru killer? hmmm, pas saya masuk sma hari kedua, yang saya tau cuma muka kk senior saya yg mana yang galak. soal guru, jangankan tau mereka killer apa nggak, tau mereka guru aja mungkin. (ya, tau kok kalau pak fellix dibilang galak garagara hukuman telat itu. tapi rasanya nggak cukup 1 hari dipakai untuk menjudge guru killer). menurut saya lho. kalo menurut orang lain boleh sih yasudah.
- hal 249: ngeliat erin baru bangun setelah lima hari, diego langsung kasih ceramah panjang (menurut saya, dalam sikon itu) suruh istirat nggak banyak omong, terus suruh minum air. terlalu rasional, menurut saya. kalo orang yang saya suka koma lima hari baru bangun mah, masa bodoh sama air. saya langsung peluk dia sambil nangis sampe capek (mungkin panggil dokter dulu kali ya). nggak mungkin saya suruh minum air sama istirahat. kalo saya udah puas meluk dia, saya mungkin bakal grepegrepe badannya untuk ngecek 'gimana? ada yang sakit nggak? masih ada yang sakit? gimana rasanya sekarang?'. nah gitu. jadi reaksi diego yang lempeng bilang hai dan mendadak jadi dokter itu bikin saya keki . wkwkwk


sudah segitu dulu. maaf banget kalo review ini panjang banget. dari pada saya nyesel nggak ngeluarin semua unek-unek saya?

p.s review saya bukan untuk menjatuhkan penulis. both are good, but one isnt really suitable for this genre. should she write within her comfort zone, her work will be just as amazing as the works of the other one in this genre, imo.



Profile Image for Nanae Zha.
11 reviews4 followers
March 18, 2018
Novel Bayangan Kematian Menceritakan persahabatan antara Erin dan Lusi yang memiliki dunia berbeda. Dilihat dari segi judul, sudah jelas ini adalah genre thriller. Suatu hari Erin dan Lusi yang berada di ruang musik lama menyaksikan pembunuhan. Dari kejadian itu, mereka mengalami berbagai kejadian hingga sang pembunuh mengancam hidup Erin. Dark teen ini cocok untuk remaja, dengan gaya bahasa yang ringan, dibumbui humor dan kisah cinta ala remaja banget. Dengan menggunakan dua sudut pandang orang pertama, tetapi tidak akan membuat pembaca bingung karena setiap bab sudah jelas tertera siapa yang bernarasi.

Kehadiran dua laki-laki yaitu Diego dan Nathan menjadi pemanis cerita ini. Kisah cinta remaja yang tidak berlebihan atau menye-menye, tetapi saling membantu dalam setiap kesulitan. Ekspektasi saya terhadap novel ini cukup tinggi, sayangnya saya tidak menemukan kepuasan setelah membacanya. Bahkan saya tidak mendapatkan ketegangan sama sekali atau ada rasa takut meskipun dibaca tengah malam. Selain itu, saya tidak menemukan twist ending karena sejak awal saya sudah bisa menebak siapa pembunuhnya. Bukan berarti buku ini tidak bagus, tetapi saya tekankan sekali lagi bahwa genre thriller ini memang disesuaikan untuk remaja.

Kunjungi juga https://iniruangsastra.blogspot.co.id...
123 reviews
December 15, 2017
4,3⭐
Jonathan, Diego, Erin, Lusi. Tunggu, kayak pernah baca Jonathan. Dia ayahnya Val kan? Novel ini disangkutin sama Omen series-kah?

Udah hampir selesai baca Bayangan Kematian. Ini menyedihkan 😭
Bagian akhir2 ini mirip menyedihkannya dg Omen 7 waktu Damian dikabarkan...

Padahal awalnya ngakak-ngakak karena ini tuh cerita horor tapi komedi juga thriller. Karakter Lusi sama Nathan mengimbangi ketakutan2 Erin

Nahkan... Bahkan di saat genting, tegang penuh darah aja si Nathan sama Lusi asik bikin ketawa. Ih gombal abis.

4⭐ kurang buat buku ini. Tambah dikitlah jadi 4,3 wkwk
Overall ini khas Lexie, tapi juga ada campuran teenlit GPU lain krn ditulis brg Erlin

Smua yg jadi tekateki n permasalahan seingatku dibahas abis. Dari kematian Lusi, kematian Nathan, pembunuhan Marcell, Limbo, kisah cinta mrk

Sampe kronologi kuncir rambut kuning juga diceritain detail. Waktu baca di awal2 aku terus nginget2 kuncir ini😂. Kuncir ini juga yg mengecoh

Awalnya udah yakin kalo ini kuncirnya si anak baru, krn di cerita belum dijelasin siapa sebenarnya Lusi, aku jadi nganggep itu pnya Lusi.

"Orang-orang selalu membela orang mati, tidak peduli orang itu pantas mati atau tidak."―hlm. 12
Profile Image for normnialib.
100 reviews2 followers
April 15, 2022
Too bad aku sudah menduga ini siapa itu siapa dan alurnya bagaimana. Aku tetap suka kok. Baca novel teenlit mengambalikan kenangan lama saat aku SMP dulu, zaman dimana aku diam-diam baca novel teenlit di perpustakaan, karena kalau dibawa kerumah ibu bisa marah, aku kebanyakan baca novel sih. Rasanya seperti jadi Erin yang diam-diam mengunjungi tempat kramat di sekolah, diam-diam menikmati keindahan tempatnya, diam-diam merasakan keajaiban yang terjadi disekitarnya. Hanya bedanya, aku tidak berteman dengan hantu. Ummm.. Enggak mau, kalau diminta berteman dengan hantu pun aku nggak mau. Aku suka sekali dengan endingnya. Semuanya bahagia, semuanya terasa manis sekali. Aduh, ada beberapa kalimat yang bahkan bikin hati aku berdebar-debar.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Nur Fadilla Octavianasari.
565 reviews45 followers
February 7, 2018
#2018-[16]

Whoaaa... berasa dapet hawa baru di novel kali ini. Kaya di refresh gitu, literally (pls, bukan kids nowadays). Kalau biasanya Kalex suka yang bau-bau thriller slash mystery kalo yang ini rada-rada supernatural gitu... yesss, ada hantunya... but easy, ngga serem model horror gitu. Yang bikin syerem malah adegan gebuk-gebukannya.

Yang baru banget sih di love stories nya.. agak lumayan royal juga kalo menurut Saya, secara Kalex suka ngirit banget bagi-bagi cerita romantis ((sering-sering collabs sama kak Erlin ye Kalex)).

Cuman 3stars? Iya, why? Yah suka aja, tapi gak yang suka bangetan. Belum bisa bikin saya into the characters gitu kaya Omen series, hehe.
Profile Image for Nisrina Habibaty.
21 reviews2 followers
February 10, 2018
Buku kesekian dari Kak Lexie yang aku baca. Dari sekian banyak bukunya Kak Lexie, buku ini menjadi buku yang paling sederhana dibanding buku-buku yang lain. Nggak ada karakter yang kuat semacam Johan, Erika, atau Nikki.

Masih bisa dinikmati jadi bacaan ringan, dan masih banyak adegan cheesy ala percintaan anak SMA yang khas dari cerita teenlit. Hanya saja kalo yang terlanjur suka sama cerita detektif dan cerita yang mengandung plot twist mengagumkan, mungkin buku ini hanya jadi buku hambar yang nggak plotnya nggak bakal bikin kita 'wow' banget.

Karena saya anaknya suka suka aja sama segala jenis buku ya buku ini walaupun ringan dan sederhana ya bisa lah jadi buku bacaan menjelang tidur, jadi bacanya ga perlu mikir yang berat-berat, ehehe :∆
Profile Image for Mega Handiyani.
103 reviews3 followers
December 21, 2020
buku ini selesai dalam sekali baca dong, saking penasaran sama ceritanya dan tentunya karena suka bgt sama karyanya Lexie Xu.
gue paling suka sama karakternya lusi dan nathan, hantu tapi kocak 😂 saat baca pov lusi gue bener2 berasa jadi lusi, karakternya strong bgt.
dan momen saat baku hantam pak felix dgn erin & diego juga menegangkan bgt, kayak gue lagi ada disitu nyaksiin mereka berantem 😣

IMHO, karakternya erin menurut gue kurang strong, beda dgn feel nya ketika gue baca pov lusi. saat baca pov erin gue biasa aja, cuma saat dia berantem dgn pak felix berasa tegangnya.

it's kind of supernatural, bcoz there's a ghost-related. so far, I like a whole story.
Profile Image for Aisy.
36 reviews
June 25, 2024
Nostalgia sama cara penulisan kak Lexie, terakhir 12 tahun lalu baca omen series di perpus sekolah. Bener2 vibes bacaan anak remaja, diksi dan plotnya yg emang mudah ditebak tp entah gimana tetep entertaining (lagi lagi mungkin karna ngerasa nostalgia sama bacaan macam begini)
Ah, hal yang membuatku pasti ini cerita fiksi adalah polisinya dateng setelah ada anak SMA laporan lewat telp doang hehe *peace*
Profile Image for Marsella Octaviana.
22 reviews
July 25, 2018
Ini novel ke-sekian dari kak Lexie yang saya baca. Karena udah baca banyak bukunya, pasti langsung sadar gaya penulisan kalex yang khas dan kocak. Jika dibandingkan dengan bukunya yang lain, buku ini adalah buku yang paling gampang ditebak.
Saya terpacu untuk cepat-cepat menyelesaikan membaca buku ini setelah membaca setengah dari buku ini.
4 reviews
February 10, 2018
Setelah baca novel karangan kak Lexie yang Johan Series dan Omen Series, rasanya alur novel ini mudah ditebak. Bahkan sejak bab 2. Atau apa memang sengaja dibuat gitu? Tapi secara keseluruhan tetp oke kok. Menegangkan.
Profile Image for Laaaaa.
208 reviews5 followers
March 6, 2022
pernah gasiii baca novel walaupun uda bisa nebak alur ceritanya, tapi tetep penasaran sama kejadian2 berikutnya? hahahha itu perasaan gue pas baca novel ini.

horornya kocak, unsur thrillernya okeelah, bumbu romance nya cheesy. tapi gue cukup menikmati isi buku ini
Profile Image for nasya.
782 reviews
March 23, 2024
Karena aku baca buku yang kumpulan cerita dulu daripada buku ini, jadi awalnya agak bingung buat ngikutin alurnya, dan plot twist tentang Lusi juga akunya udah tau dari awal. Tapi tetep sih, deg2annya sangat berasa, walau aku juga nggak begitu paham mengenai dunia hantu.
Profile Image for Shinta Auliasari.
1 review1 follower
May 16, 2017
It has unique plot story. A bit unpredictable. So great! I love to read Lexie's book. Thank you Lexie <3
2 reviews
August 20, 2024
Bagus ceritanya agak lebih ketebak Dari biasanya cuma ini memang gaya penulisan lexie xu
7 reviews
November 17, 2025
Keren! Baca ini perasaannya campur aduk. Tegang-nya dapat, romantis-nya dapat, dan sedih-nya juga berasa.
Profile Image for Fetreiscia Frida.
10 reviews183 followers
April 12, 2016
Waktu itu minggu kedua bulan Februari, aku kembali berkunjung ke gramedia karena KaLex akhirnya menerbitkan novel barunya setelah Omen Series tamat. Senang banget rasanya karena ga perlu menunggu waktu yang lama lagi buat bisa membaca karya KaLex lagi. Kali ini novel nya ia tulis bersama rekan sesama penulisnya Kak Erlin. Seperti novel-novel sebelumnya, Johan Series maupun Omen Series, novel KaLex kali ini juga berunsur pembunuhan, komedi dan romancenya pun juga ada. Akan tetapi yang membuat novel ini sedikit berbeda adalah unsur horor yang ada didalamnya. Ketika membaca novel ini aku langsung suka banget karena walaupun ini novel duet, tapi KaLex dan Kak Erlin tidak kehilangan gaya penulisan mereka masing-masing. Bagian Erin yang ditulis oleh Kak Erlin sangat menggambarkan gaya penulisan novel-novel teenlit romance biasanya dimana Kak Erlin mengemasnya dengan sangat baik. Sedangkan bagian Lusi yang ditulis oleh KaLex pun demikian, menggambarkan bagaimana novel-novel thriller yang pernah ia tulis sebelumnya. Seperti tokoh Erika di Omen Series. Waktu baca bagian Lusi aku pun langsung berkata “Wah ini KaLex banget deh gaya penulisannya!”. Suka banget karena novelnya benar-benar karya ‘duet’ banget. Buat para penggemar tulisan KaLex kalian pasti bisa tau apa yang saya maksud ketika membaca novel ini nantinya.

“Mulai sekarang kalau lo berisik gue bales hantuin lo. Lo kira gue ga bisa pasang muka seram?” (hal 99)

Apalagi aku dibuat kaget luar biasa ketika tahu identitas asli Lusi sebenarnya. Sampai rasanya ga berani buat terima kenyataan siapa Lusi sebenarnya. Tidak menyangka seorang Lusi tenyata menyimpan banyak rahasia hehehe… cerita mengalir dengan begitu apik dari awal hingga pertengahan. Kejutan-kejutan yang diberikan juga disusun dengan baik oleh mereka berdua. Dengan bumbu-bumbu spoiler yang mereka berikan di tiap halaman yang mengajak pembaca untuk menebak-nebak apa yang selanjutnya akan ditemukan dihalaman berikutnya. Akan tetapi sampai ke bagian ending nya aku sedikit sedih karena teka-teki yang ada di buku ini tentang proses pengungkapan pembunuh kurang begitu terasa seperti halnya Johan Series dan Omen Series. Mungkin karena Erin dan Lusi melihat sendiri proses pembunuhannya, menurutku. Lalu tambahan-tambahan footnote yang menurutku pribadi tidak perlu untuk dimasukkan. Sebaiknya yang tertulis di footnote itu menjadi bagian dari tulisannya saja, tidak perlu diberi footnote. Karena jujur, aku banyak melongkapi footnote yang ada karena menurutku adanya footnote itu justru mengganggu. Sedangkan bagian yang sangat aku suka disini adalah saat-saat dimana kemesraan Diego dan Erin maupun lucunya Jonathan dan Lusi saat mereka sedang bersama-sama. Bahasanya ditulis dengan sangat baik. Dapet banget romance nya dan dapet banget kondisi lucunya.

“ Jangan bodoh! Kalau temen lo memang temen baik, dia gak bakalan mikir kayak gitu. Dia bakalan ngerti, lo melarang bukan karena lo cuma mikirin keselamatan lo sendiri, melainkan juga buat keselamatan dia.” (hal 94)

Pada akhirnya, pesan yang mau aku bagikan ke teman-teman semua adalah rasa percaya antar sahabat itu penting, siapapun sahabatmu itu kamu harus bisa menerima segala kebaikan dan keburukannya ketika kamu memilih untuk menjadi sahabatnya, seperti Erin yang pada akhirnya mau menerima siapa Lusi sebenarnya. Dan jangan menghalalkan segala macam cara untuk mendapatkan hal yang kamu inginkan. Karena pasti ada jalan yang lebih baik kalau kita mau berusaha.

“Lebih baik jadi orang miskin tapi hidup di jalan benar daripada menjadi kaya dengan cara licik!” (hal 221)

Aku memberikan 4 dari 5 bintang untuk novel ini. karena selain mendapatkan cerita yang bagus, aku juga mendapatkan 2 hal penting seperti pesan yang aku sampaikan tadi. Buat kalian yang suka baca buku KaLex dan Kak Erlin, kalian harus baca buku ini! dan bagi pembaca yang suka menikmati santapan buku romance-comedy-thriller juga harus cobain buku yang satu ini.
Profile Image for Fitriscia.
15 reviews2 followers
April 12, 2016
gak pernah bosan-bosannya baca karya Kak Lexie! Mulai dari Johan Series sampai Omen Series. Dan senang sekali waktaubtau Kak Lexie mau nerbitin novel duat dengan Kak Erlin, masih dengan tema yang sama yaitu thriller. Gak usah diraguin lagi kalo Kak Lexie udh nulis tentang thriller, semuanya pasti oke dan menarik banget! Dan lewat buku ini juga, aku berkenalan dengan dengan gaya penulisan Kak Erlin. Aku suka bagaimana cara mereka masing-masing menyampaikan ceritanya. Tapi yah, jujur footnote-footnote yang diberikan kurang bermanfaat dan malah mengganggu. Aku pribadi tidak membaca footnote itu, karena menurutku tanpa footnote itu pun ceritanya masih bisa diikutin dengan baik.
Tapi selain daripada footnote itu sendiri, secara keseluruhan tidak ada yang menggangguku. Aku suka dengan ceritanya. Apalagi couple-couple dalam buku ini, Lusi x Nathan dan Erlin x Diego, perpaduan yang sangat keren! Pokoknya suka banget lah sama karya Kak Lexie dan Kak Erlin ini. Dan ohya, untuk buku inipun aku dengan cepat bisa tau siapa pelakunya wkwk ya karena memang jelas dikasih tau ya, yang bikin aku kaget itu ternyata Lusi dan Nathan seorang...... wkwkwk
Ya karena kalau membaca karya Kak Lexie yang lain itu, seperti Johan dan Omen seriea, aku sendiri sulit buat menentukan siapa pelakunya. Hehehe.... Jadi, bagi yang belum baca karya Kak Lexie dan Kak Erlin ini, yuuk buruan baca. Kece loooh wkwkwk
Profile Image for Rei Pusvita.
78 reviews7 followers
March 13, 2016
Ini kedua kalinya gue baca novel seorang Lexie Xu, meskipun ini novel duetnya (dalam hati ngebayangin The Virgin duet *digetok palu sama Kakak Lexie*) bareng Erlin Cahyadi (kirain gue ini cowok lho, ternyata cewe... liat di halaman belakangnyaaa bwkwkwk).

Ini tentang Lusi Rimba (kayanya ditulis Kalex) dan Erin (yang kayaknya ditulis Erlin).

Pace ceritanya cepet, menegangkan, dan mencekam. Di prolog aja gue penasaran siapa pembunuhnya. Awalnya sey gua kira bakal lama ketauan sapa si pembunuh, eh di awal juga uda dikasihtau!

Meski teenlit, tetep dong gue ngiluuuuuu padahal thrillernya seiprit. Tapi tetep aja. Ah gue jatu cinta sama gaya penulisannya mereka berdua.

Meski ketebak siapa Lusi, ttp aja gue ga bisa brenti baca. Dan gue JATUH CINTA sama si poni lemparrr. Duh kesatria banget sey meski bukan ma--- upsss tar keceplosan.

Abis ini gue deklarsiin jadi pencinta Kak Lexie Xu! (dan mungkin jugaakan baca novel Kak Erlin)
Profile Image for Zuka Zuu.
4 reviews
April 19, 2016
Sejujurnya awal baca aku kurang nyaman, entah karena hint-hint yang ada di awal mengganggu dan membuatku bisa membaca semua jalan ceritanya atau apa.

Tapi patut diacungkan jempol duet KakLex dan KakErlin ini ngeblend banget. Kadang aku bisa ngerasain tulisannya KakLex, tapi kayanya semakin dibaca nggak kentara siapa yg nulis mana.
Karakter-karakter di cerita KakLex nggemesin banget, renyah dan manis kaya cookies. Hehehe

Dan anyway, aku baru baca lagi cerita bergenre ini yang melibatkan perasaan dari makhluk jenis lain. Terakhir nonton yang kaya gini anime-anime jadul, rada nostalgia, rada aneh juga, karena udah biasa dengan logika cerita umum.

Tapi overall, manteplah KakLex dan KakErlin, karyanya sangat menghibur. Adegan actionnya lebih berasa daripada yang series betewe. Apa karena tokoh utamanya dibuat abis-abisan dihajar penjahat? xD
Profile Image for Nana.
40 reviews1 follower
April 9, 2016
Secara cerita, suka banget. Dari awal novel ini ringan dibaca, jadi enggak perlu waktu lama untuk namatinnya.

Meski, pada akhirnya enggak bisa kasih rate lebih tinggi karena di awal-awal udah bisa nebak rahasianya Lusi dan Joni (enak manggil Joni daripada Nathan. Kekerenan :p)

Dan yang bikin suka banget sih, karena adegan kabur-kaburan dari Pak Felix itu cukup menegangkan. Juga hubungan Lusi-Joni yang apa banget, tapi lucu. Hehehehe.

Oh iya, biasanya saya kurang suka novel kolaborasi karena biasanya gak lebih bagus daripada kalau penulisnya nulis sendiri-sendiri. Tapi novel kolaborasi ini kece banget karena saya enggak bisa bedain mana tulisannya KaLex dan Kak Elrin :) Beneran kayak baca hasil tulisan satu orang. Great!
Profile Image for Annisa M Zahro.
130 reviews25 followers
February 1, 2017
kesan pertama di awal2 baca novel ini adalah bingung, siapa sih Lusi, siapa Nathan? Kok masuk kelas X tapi dr narasinya kyk udah lama di sekolah itu. Sempet ngira klo mereka anak2 yg gak naik kelas, eh ternyata dijelasin di tengah2 buku. jadi sabar aja ya, jangan langsung tutup buku krn profil tokohnya blm jelas di awal.
meskipun sudah bisa diprediksi endingnya, tapi cara penulis bercerita ngalir banget. celetukan2nya ada yg crunchy sih, tp ada juga yg bisa bikin senyum2.
Profile Image for Erbe.
129 reviews
June 7, 2016
Sukaa bgt sama ceritanya yg unik! Horor, serem, sedih, soswit, kocaknya dapett, lengkap-kapp dahhh (ini LXC terkudett, bukunya udh best-seller tp bru slesai baca! Maapkan erbe:"D) Intinya, lope lope bgt sm ceritanya Erin-Diego & pastinya Lusi-Nathan^^
Profile Image for Ruru.
47 reviews4 followers
April 26, 2016
Meskipun dari awal-awal udah ketebak tentang Lusi, tapi karena itu emang bukan inti ceritanya (buktinya di tengah-tengah buku udah dibeberin) jadi asyik aja dibaca. Gaya tulisannya juga oke seperti biasa (ga ketara novel duet lho. Hebat!). Dan tetep adegan berantemnya bikin tegang.

Suka Nathan~
Profile Image for Nining Sriningsih.
361 reviews38 followers
July 17, 2018
bisa dipinjam di bookabuku.com yaa
=)

cerita yg ga biasa dr kak lexie..
suka bgtzzz.. :D
Displaying 1 - 29 of 29 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.