Memberi inspirasi tidak dengan cara yang biasa-biasa saja. Di dalam buku ini pemikiran para filsuf dunia digali untuk memberi pencerahan bagi para profesional.
Penilikan akan menyingkap bahwa kita saling menolong sebagai sesama manusia lewat profesi yang kita emban. Jadi, profesi bukan alat mata pencarian belaka, juga bukan kendaraan bagi ambisiambisi dan kepongahan manusia.
Penyelidikan lebih lanjut akan memperlihatkan bahwa profesi ikut membentuk identitas dan karakter, menjadi bagian pencarian makna hidup dan kebahagiaan, dan akhirnya juga menunjukkan manusia macam apa yang menyandangnya. Profesi adalah sarana untuk mengolah hidup yang baik dan menempa keutamaan. Ada jejak religius dalam kata profesi, yakni panggilan Tuhan.
Tilikan filosofis memang tidak selalu menghibur, cukup kerap menelanjangi pembenaran-pembenaran, dan tidak jarang menggelisahkan. Sesaat sesudah mengerutkan dahi, kita ditantang untuk meninggalkan zona-zona nyaman kita dan menata hidup kembali dengan lebih bijak. Sebuah buku yang menantang para profesional untuk merenungkan sisi kemanusiaan dalam profesi mereka.
Sebagaimana judul yang tertulis, buku ini adalah ulasan pemikiran para filsuf yang diterapkan pada sejumlah profesi tertentu (ada 10 macam profesi), misalnya PRT, konsultan diet, agamawan, pialang saham, agency iklan, turis, pensiunan, sastrawan, dan lain-lain. Tiap babnya ditulis oleh orang yang berbeda-beda, sebab buku ini merupakan kompilasi dari tulisan beberapa penulis di bidang filsafat. Aslinya tulisan di buku ini merupakan materi dari Extension Course STF Driyakarya 2013/2014 (Filsafat Untuk Para Profesional)
Awalnya saya suka membaca bagian pengantarnya. Terkhusus pada bagian bagaimana orang Yunani sudah memikirkan tentang profesi sebagai suatu tidak hanya sebagai suatu mata pencaharian, tetapi sebagai suatu panggilan (bahasa Jerman, Beruf, artinya adalah profesi. Ada jejak 'rufen' yang artinya adalah memanggil), yang mana yang memanggil adalah Allah. Dengan kata lain, menjalani profesi sebaik mungkin adalah salah satu bentuk upaya menjawab panggilan Tuhan. Profesi turut membentuk identitas dan karakter diri kita, menjadi bagian dari pencarian makna hidup dan kebahagiaan, dan akhirnya menunjukkan manusia macam apa yang menyandangnya. Profesi memungkinkan seseorang untuk mencapai "untuk apa dia ada"
Tapi bagian belakang-belakangnya saya kurang suka, karena ditulis dengan gaya bahasa akademisi yang sulit dipahami, apalagi bila benar-benar dibaca oleh pengemban profesi yang dimaksud.
Buku ini berusaha membumikan filsafat dengan mengambil pekerjaan tertentu sebagai acuan. Asyik, sih. Karena jadi tahu bagaimana sebuah pekerjaan dikaji secara lebih filosofis.
Cuma, kok, rasanya masih terlalu serius gaya bahasanya. Seharusnya bisa lebih santai dan ngepop. Apalagi jika buku ini memang ditujukan untuk orang awam, bukan penggemar filsafat.