Jump to ratings and reviews
Rate this book

Cakrawala Dunia Islam

Rate this book
Pada masa Khalifah Harun al-Rasyid (786–813), Baghdad telah menjadi pusat perbukuan dunia. Di Khizanah al-Hikmah—sebuah pusat perbukuan dan perpustakaan besar—berkumpul banyak sekali sarjana, sastrawan, penyalin naskah, ahli kaligrafi, ahli ilustrasi, dan lain-lain. Perdana menteri Baginda, Yahya al-Barmaki, ditunjuk menjadi duta besar untuk India. Tugas khususnya ialah mengundang para sarjana India datang ke Baghdad dan bekerja sebagai penerjemah dengan imbalan yang besar. Dalam memilih penerjemah, Khalifah Harun al-Rasyid tidak memandang ras, kebangsaan, dan agama. Bahkan ia mengangkat I’yan al-Syu’ubi, seorang Persia yang anti-Arab menjadi kepala perpustakaan istana .

***

Buku ini memaparkan sisi-sisi kebudayaan Islam dengan topik yang beragam, khususnya masalah sastra, hikmah, hermeneutika, sejarah, estetika, seni rupa, dan musik. Di tengah sedikitnya karangan dan buku mengenai hal tersebut, buku ini diharapkan dapat memberikan kesegaran tersendiri, serta relevan dan bermanfaat bagi banyak kalangan, baik akademisi, peneliti, cendikiawan, maupun pemerhati kebudayaan.

444 pages, Paperback

Published March 20, 2016

7 people want to read

About the author

Abdul Hadi W.M.

22 books15 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
2 (40%)
4 stars
2 (40%)
3 stars
0 (0%)
2 stars
0 (0%)
1 star
1 (20%)
Displaying 1 of 1 review
Profile Image for DIVA Press.
26 reviews20 followers
March 30, 2016
Buku ini berisi kumpulan karangan tentang kebudayaan dan peradaban Islam dengan topik yang beragam. Sebagai sebuah referensi, buku ini memuat banyak sekali informasi terkait budaya, peradaban, sastra, ilmu pengetahuan, dan dunia Islam. Sebagian isinya pernah dimuat sebagai artikel lepas di harian Pelita, Berita Buana, Republika, Ulumul Qur'an, Kiblat, Horison, dan lain-lain. Ditulis oleh Prof. Dr. Abdul Hadi W.M yang selama puluhan tahun telah berkarya sebagai seorang sastrawan, budayawan, dan filsuf kenamaan. Bulan Februari lalu, penulis ini juga baru saja menerbitkan karya epiknya tentang syair-syair Rumi. Jadi, tidak perlu diragukan lagi kemampuan beliau dalam menuliskan sebuah karya besar berisi segala hal terkait kebudayaan Islam di buku ini. Isinya sendiri memaparkan sisi-sisi kebudayaan Islam dengan topik yang beragam, mulai dari sastra hingga musik Islam. Lengkap banget isinya.

Sejatinya, umat Islam adalah umat yang menyukai karya sastra. Bahkan al-Qur'an sendiri mewujud dalam bentuk sastra yang paling indah. Wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Saw. dalam surat al-Alaq adalah "Baca!" (Iqra'). Betapa Allah Swt. menekankan pentingnya membaca. Iqra' di sini tentunya tidak asal membaca, tapi menyimak wacana dengan pemaham mendalam sehingga lahir pengetahuan dan wawasan yang luas. Islam juga sangat mendorong berkembangnya budaya baca-tulis, bahka al-Qur'an sendiri memandang tinggi hasil tulisan kalam (pena). Bagi umat islam, semesta ibarat adalah kitab agung, sebuah karya sastra maha indah yang ditulis Sang Maha Pecipta. Sejarah membuktikan, peradaban Islam pernah berjaya antara abad 8 - 12 M, termasuk perkembangan dalam sastra Islam. Mulai abad 10 M, para sastrawan dan cendekiawan muslim sibuk mengkaji falsafah Yunani dan sastra Persia, yg menambah warna sastra Islam. Kala itu, bahkan sudah muncul bermacam teori sastra yang sangat mendukung perkembangan kesusastraan Islam di Andalusia (Spanyol). Beberapa cendekiawan muslim yang juga sastrawan Islam di antaranya Al Farabi, Ibnu Sina, Qudamah, dan Abdul Qahir al-Jurjani.

Ketahuilah, sajak bermutu tinggi
diuntai bagai kalung permata
Muncul di Andalusia, dan dari sana
Tersebar ke seluruh dunia
(L. Lopez-Barali)

Kekhasan sastra Islam adalah pada sentuhan adab. Sastra jenis ini dibawa dan dikembangkan para sufi yang jg turut mempengaruhi sastra dunia. Beberapa karya sastra Islam yang mashyurdi antaranya Kalilah wa Dimnah, mantiq al-Tayr, Masnawi Rumi dan Hayy ibn Yaqzan. Kitab Hayy ibn Yaqzan karya Ibnu Tufayl konon menginspirasi penulis Daniel Defoe untuk menulis novel klasik Robinson Crusoe. Karya Ibn Tufayl itu konon juga menginspirasi penulisan Tarzan (Jonathan Swift) dan The Jungle Book (Rudyard Kipling).James Kkritzchek dalam Anthology of Islamis Literature (1946) menyebut karya ini sebagai sebuah masterpiece karya sastra Islam. Satu lagi karya sastra Islam yang kemudian terkenal di penjuru dunia dan masih banyak dibaca sampai sekarang: Hikayat 1001 Malam. Alf Laylah wa Laylah atau Seribu Satu Malam merupakan salah satu karya sastra yang paling terkenal sepanjang sejarah peradaban. Sudah tidak terhitung berapa kali kisah-kisah Seribu Satu Malam ini ditulis ulang, dipentaskan, dan difilmkan dalam berbagai versinya. Penerbangan Aladin dalam Seribu Satu Malam ini kemudian ditiru Goethe dalam drama puisinya Faust I dan Faust II. Ada juga karya Hikayat Isra' Mi'raj (Bayazid Bistami) yang kemudian turut mempengaruhi Dante dalam menulis Divina Comedia. Dunia juga masih terpukau dengan Perjalanan Ibnu Battutah yang merupakan salah satu traveler terbesar dalam sejarah. Kitab The Odyssey of Ibn Battuta baru dikenal dunia pada abad 19, padahal naskahnya sudah ditulis ratusan tahun sebelumnya.

Di bawah jejaknya, kembang-kembang bermunculan
Dan napasnya memberikan
hayat atas padang-padang
(Nyanyian Muhammad karya Goethe)

Abad ke-17, pengaruh sastra Islam ini sampai juga ke Nusantara dengan ditulisnya Kitab Taj al-Salatin (1603) karya Bukhari al-Jauhari. Pada abad 19, Kitab Taj al-Salatin ini masih sering diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa dan menjadi bacaan favorit Pangeran Diponegoro. Konon, Kitab Taj al-Salatin inilah penyebab mengapa tidak pernah ada raja wanita di kerajaan-kerajaan Jawa sejak abad ke-17 Masehi. Demikian, dalam buku ini terangkum banyak lagi karya-karya sastra Islam yang pernah dan masih berpengaruh di dunia.

Pengaruh sastra Islam juga sampai di Jerman, yakni pada Gerakan Ketimuran (Oriental) dan Weltliterature (Sastra Dunia) pada awal abad ke-19. Gerakan ini muncul bersamaan dengan maraknya penerjemahan karya-karya Timur ke dalam berbagai bahasa Eropa. Pelopor gerakan itu antara lain Goethe dan Schiller. Salah satu karya Goethe yang dipengaruhi karya Islam ialah West-oestlicher Divan (1819). Gaya dan tema sajak-sajak Goethe dalam antologinya ini sangat mirip dengan gaya dan tema puisi Hafiz, penyair Persia abad ke-14 M. Menurut Purgstall, karya Goethe itu merupakan salah satu karya Eropa tentang Timur yang paling menarik. Bentuknya merupakan dialog dalam lirik seperti misalnya tampak dalam percakapan antara Hatim dan Zuleicha. Salah satu sajak Goethe yang melukiskan kepribadian Nabi Muhammad ialah "Mahomet-gesang" (Nyanyian Muhammad).Ingin tahu lebih banyak tentang pengaruh sastra Islam yang luar biasa pada dunia? Monggo, selengkapnya di buku ini

"Bangun! Bangun, Sayangku. Berapa lama kau akan tidur? Tidur terlarang bagi pecinta."
(Kidung Ninabobo karya M. Machi dari abad ke-19)

Syair ini sangat terkenal di masyarakat Sindi dan dibaca setiap perayaan Maulid Nabi Saw. Diulas lengkap pula sejarah Kasidah Barzanji yg sangat terkenal itu, konon ditulis pertama pada abad 14, & diterjemahkan ke berbagai bahasa.

Isi buku ini hanya tentang sastra Islam sajakah Min? Ow tentu tidak, masih banyak lagi hal-hal terkait budaya Islam. Ini adalah sebuah ilustrasi dari sebuah bangunan di Fatehpur Sikri, India, kota paling geometris di dunia. Fatepur Sikri adalah bukti puncak kemajuan teknologi para arsitektur muslim. sebuah kota yang dibangun berdasar pola abstraksi geometris. Tahun 1578, seorang pelancong Inggris bernama Finch mengunjungi Fatehpur Sikri dan tercegang dengan keindahan kota muslim ini. Kala itu, Fatehpur Sikri sudah seluas Roma dan London, serta dihuni 20.000 orang dengan bangunan-bangunan geometris nan indah. Finch bersaksi betapa tidak ada kota yang sedemikian skematis seperti Fatehpur Sikri, seluruh bangunan membentuk kesatuan dinamik-fungsional. Tidak ada ruang arsitektural terbuang percuma, sampai ke puncak atas bangunan sekalipun memiliki fungsi bagi penghuninya. Missionaris Pater Monserrate bahkan menyaksikan kepiawaian para teknisi Mughal mengalirkan air dari lereng ke atas bukit berjarak 100 yard. Jika selama ini kita telah dibuai oleh keindahan istana Alhambra di Cordoba, Spanyol; maka arsitektur Islam juga mencapai puncaknya di India.

image:

Dibahas pula di buku pelayaran-pelayaran para pelaut Muslim ke penjuru dunia, sampai ke Benua Baru dan juga Kepulauan Nusantara. Mengulasan kebesaran peradaban Islam tidak lengkap tanpa membahas Laksamana Cheng Ho dengan pelayaran akbarnya menjelajahi dunia. Di halaman 273 buku ini, diulas lengkap perjalanan, misi, dan beragam kejadian penting yang berlangsung sepanjang pelayaran legendaris itu.

Satu bab menarik di buku ini adalah tentang seni lukis, tentang pemikiran dan perkembangannya pada masa awal sejarah Islam. Sejauh yang kita ketahui, seni lukis kurang berkembang dalam kebudayaan Islam karena adanya larangan menggambar makhluk hidup. Namun, konon sebelum abad 11/12 M, belum ada teks-teks keagamaan yang mempersoalkan masalah menggambar sosok makhluk hidup. Abad 9 dan 10 M adalah puncak perkembangan seni lukis di dunia Islam, terutama di kawasan dengan budaya melukis seperti Iran dan Persia. Lukisan Islam tertua ditemukan pada dinding istana Bani Ummayah yang dibangun oleh Sultan Walid I pada tahun 712 M. Di tembok istana Sultan al Mu'tasim dari Bani Abbasiyah di Samarra, Irak juga dijumpai lukisan dinding dari abad 9 M. Sayang sekali, dokumentasi tentang lukisan-lukisan Islam dari masa sebelum abad 12 M sangat langka jumlahnya. Terbakarnya perpustakaan Bani Fatimiyah di Kairo pada abad 12 turut memusnahkan beragam manuskrip bergambar ilustrasi dari abad 9 dan 10 M. Ini diperparah dengan penyerbuan kota Baghdad oleh tentara Mongol tahun 1256 M yang turut memusnahkan naskah-naskah berilustrasi kuno. Tentang penyerbuan pasukan Mongol terhadap pusat Kekhalifahan di Baghdad ini juga dibahas panjang lebar di hlm. 260.



Di halaman 282, akan kita temukan sajak Sayyidina Ali di sebuah makam Raja Pasai yang berangka tahun 1297 M. Juga, di bab-bab lain kita jumpai penulis mengulas panjang lebar tentang tasawuf dan peran besarnya dalam penyebaran Islam. Masih banyak lagi fakta dan kekayaan data dari dunia Islam yang bisa kita temukan dari buku tebal ini. Masih ada begitu banyak fakta-data seputar budaya Islam yang dipaparkan dalam buku tebal ini. Sebagai sebuah referensi, buku ini luar biasa. Di tengah sedikitnya karangan dan buku tentang budaya peradaban Islam, buku ini adalah sebuah kesegaran yang sangat bermanfaat. Baik kaum akademisi, peneliti, cendekiawan, mahasiswa/i, wartawan, dan masyarakat umum; semua dapat membaca buku bagus ini.
Displaying 1 of 1 review

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.