Jump to ratings and reviews
Rate this book

Tidak Ada New York Hari Ini

Rate this book
Hari-hariku membakar habis diriku
Setiap kali aku ingin mengumpulkan
tumpukan abuku sendiri, jari-jariku
berubah jadi badai angin.

Dan aku mengerti mengapa cinta diciptakan—

120 pages, Paperback

First published April 28, 2016

335 people are currently reading
4381 people want to read

About the author

M. Aan Mansyur

42 books1,091 followers
a father of four

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
1,346 (39%)
4 stars
1,338 (39%)
3 stars
525 (15%)
2 stars
93 (2%)
1 star
67 (1%)
Displaying 1 - 30 of 578 reviews
Profile Image for Utha.
824 reviews398 followers
May 4, 2022
"Kau yang panas di kening. Kau yang dingin di kenang."

"Kadang-kadang, kau pikir, lebih mudah mencintai
semua orang daripada melupakan satu orang. Jika
ada seorang telanjur menyentuh inti jantungmu,
mereka yang datang kemudian hanya akan
menemukan kemungkinan-kemungkinan."

Buku puisi ini aku rekomendasikan pada semua orang, terlebih pada yang terjangkit ribang.
Profile Image for Arief Bakhtiar D..
134 reviews82 followers
June 2, 2016
CINTA (ATAU SEKEDAR BAYANGANNYA), DI NEW YORK

“Love is a journey through waters and stars.”
─Pablo Neruda


PAGI di Central Park dan, setelah bertahun-tahun lamanya, Rangga masih mengingat Cinta. Ia seperti “mengerti mengapa cinta diciptakan”. Barangkali setiap pagi Rangga mengenang ciuman itu─selain, tentu saja, senyuman dari “perempuan yang tidak membiarkanku merindukan senyuman lain” itu. Barangkali setiap pagi ia mencoba bertanya, entah pada siapa: Apa kabar hari ini?

M Aan Mansyur mengawetkan momen itu dalam sajak, menyimpannya seperti sebuah museum yang berupaya mengekalkan masa lalu. Kumpulan puisi Tidak Ada New York Hari Ini adalah museum perasaan Rangga di New York. M Aan Mansyur adalah Rangga yang, setelah meninggalkan Jakarta dan menjadi “petualang yang hilang”, mengerti jawaban dari pertanyaan tentang kabar itu akan selalu seperti ini: “Lihat, tanda tanya itu,/ jurang antara kebodohan dan keinginanku/ memilikimu sekali lagi.”

Sebab “selepas ciuman perpisahan yang ringkas” itu, yang ada adalah “kesunyian panjang”, “kesedihan hampa”, atau “kesedihan lama”─semua kata-kata yang dipakai M Aan Mansyur dalam sajak-sajaknya itu berarti sama bagi Rangga: ia tidak lagi memiliki hati Cinta, meskipun ia mencintainya. Ada jarak dan batas yang jelas di sana: Cinta bukan kekasihnya.

Masalahnya, bagi Rangga, melupakan Cinta bukan perkara yang sederhana. Masa kini, kehidupan baru di New York, tak pernah benar-benar menjadi masa yang baru. Saya kutip Pukul 4 Pagi, halaman 13:

Kadang-kadang, kau pikir, lebih mudah mencintai semua orang daripada melupakan satu orang. Jika ada seseorang telanjur menyentuh inti jantungmu, mereka yang datang kemudian hanya akan menemukan kemungkinan-kemungkinan.


Sebagaimana terlihat pada penggalan sajak di atas, ingatan terhadap hal-hal yang terjadi di masa lalu antara Rangga dan Cinta merupakan sumber tenaga dalam buku Tidak Ada New York Hari Ini. Dalam kumpulan puisi ini, misalnya, M Aan Mansyur mencoba memahami arti penting ciuman perpisahan dalam Ada Apa dengan Cinta? bagi Rangga. Setidaknya hal itu muncul beberapa kali, seperti dalam sajak Ciuman Perpisahan, Kemiskinan Bahasa, dan Memandang Dunia dari Jendela Kafe. Saat ingatan bercampur dengan carut marut keinginan hati, di saat itulah nostalgia terbentuk. Hal itu pula yang membuat Rangga kadang-kadang mengenang situasinya (di luar soal Cinta) di negeri yang jauh Indonesia, mengingat Jakarta, atau ayahnya, misalnya dalam Tidak Ada New York Hari Ini, Aku Tidak Pernah Betul-betul Pulang, atau Aku Membayangkan Tubuh Kekasih.

Ketika membaca sajak-sajak Aan yang lain, saya membayangkan Rangga sebagai seorang lelaki yang dibentuk oleh rindu yang bergolak. Sajak-sajak yang mengungkapkan kerinduan seperti Pertanyaan tentang Rindu, Di Dekat Jendela Pesawat Terbang, dan Aku Beli The Book of Questions Untukku di Hari Ulang Tahunmu adalah pusat dari dunia Rangga saat ini. Rindu adalah sarapannya sebelum tidur, tema permainannya setiap kali ia menikmati jalanan kota New York. Tak ada Cinta di sana. Tapi, seperti dalam puisi Tidak Ada Matahari Senja Di Sini, Rangga selalu ingin membentuk gambaran tentang Cinta. Ia tak pernah ingin mengambil jarak dan mengalahkan waktu dan rindu. Saya kutip:

Aku ingin menyelusuri jalan-jalan kota New York. Akan kubiarkan semua orang melewatiku. Aku tidak mau ada orang menoleh kepadaku. Aku tidak butuh wajah-wajah asing itu. Anak kecil dalam diriku ingin bermain tebak-tebakan. Punggung dan pinggang siapa paling menyerupai milikmu.


Dengan rindu yang bergolak semacam itu Cinta dalam bayangan Rangga hadir di mana-mana di New York. Rangga adalah seorang sandera yang ia sendiri, dalam sajak Aku Ingin Istirahat, telah meyakini tak akan bisa lepas dari mengingat Cinta. Dan tak ada yang mampu membebaskan para perindu seperti Rangga. Cinta, meski sekedar bayangannya, muncul di jalanan menuju rumah (“Aku tidak mampu membedakan,/ apakah bayanganmu yang datang/ atau tubuhku yang pulang.” dalam Di Jalan Menuju Rumah) atau bahkan di kamarnya yang kosong (“Aku menemukanmu berbaring di kamarku/ yang kosong saat aku pulang dengan kamera/ dan kepala berisi orang-orang murung yang tidak/ kukenal” dalam Akhirnya Kau Hilang).

Tampaknya ada ketegangan antara diri Rangga yang secara fisik telah melepaskan diri dari Jakarta dan separuh dirinya yang lain yang berupaya mempertahankan diri dari apa yang pernah dilaluinya di sana─dari masa lalu yang disapanya berulang kali.

Hidup Rangga, separuhnya adalah ilusi.

Tentu, pada akhirnya kita tahu, keinginan memiliki Cinta sekali lagi bukanlah suatu kebodohan. Di suatu pagi di Indonesia, Rangga kembali mendapat ciuman yang dirindukannya sejak lama. Aan tahu itu: Di puisiku hanya akan kau temukan tubuhmu jatuh ke lengan seseorang. Dia menciummu hingga kau lupa kau pernah merasa ditinggalkan.

description
Profile Image for Alvina.
732 reviews122 followers
May 12, 2016
Sepertinya ini buku puisi pertama yang membuat saya bersemangat untuk terus membacanya berulang ulang. Baru dua kali dibaca, dan rasanya seperti duduk berdua bersama Rangga, bahagia.

Cinta adalah hal absurd yang bahasannya laris di mana mana. Semua orang berlomba mencicipinya lalu memamerkannya kepada dunia seakan berteriak, Lihat! Aku telah bertemu Cinta!
Puisi puisi di buku ini mungkin salah satu di antaranya. Menarik sekaligus menggelitik sudut hati yang telah lama menganggap cinta sebagai hal picisan dalam cerita remeh temeh. Tapi sahajanya, cinta adalah kata universal yang dapat hadir di mana saja dalam bentuk apa saja. Tak melulu remeh temeh. Ia bisa hadir di halaman belakang, di taman, bahkan di jendela pesawat terbang.

Bagi saya pribadi, buku ini menyiram jiwa saya yang telah lama kering kehilangan kata kata para pujangga.


Profile Image for Biondy.
Author 9 books234 followers
May 23, 2016
Kumpulan puisi yang ditulis oleh M. Aan Mansyur yang digunakan sebagai puisi Rangga di film 'Ada Apa Dengan Cinta 2'. Seru loh kalau sudah baca buku ini dulu baru nonton filmnya. Pas nonton filmnya dan ada bagian Rangga baca puisi-puisinya, saya bisa langsung merasa, "Ah, ini kan yang ada di buku."

Beberapa cuplikan puisi yang muncul di film:

Tidak Ada New York Hari Ini

Tidak ada New York hari ini.
Tidak ada New York kemarin.
Aku sendiri dan tidak berada di sini.
Semua orang adalah orang lain.

Bahasa ibu adalah kamar tidurku.
Kupeluk tubuh sendiri.
Dan cinta-kau tak ingin aku
mematikan mata lampu.
Jendela terbuka
dan masa lampau memasukiku sebagai angin.
Meriang. Meriang. Aku meriang.
Kau yang panas di kening. Kau yang dingin di kenang.

Pukul 4 Pagi

Tidak ada yang bisa diajak berbincang. Dari jendela
kau lihat bintang-bintang sudah lama tanggal. Lampu-
lampu kota bagai kalimat selamat tinggal. Kau rasakan
seseorang di kejauhan menggeliat dalam dirimu. Kau
berdoa semoga kesedihan memperlakukan matanya
dengan baik.

Kadang-kadang kau pikir, lebih mudah mencintai
semua orang daripada melupakan satu orang. Jika
ada seseorang terlanjur menyentuh inti jantungmu,
mereka yang datang kemudian hanya akan
menemukan kemungkinan-kemungkinan.

Pagi di Central Park

[...]

Aku seperti menyalami kesedihan lama
yang hidup bahagia dalam pelukan puisi-
puisi Pablo Neruda. Aku bagai menyelami
sepasang kolam yang dalam dan diam
di kelam wajahmu.

Batas

Semua perihal diciptakan sebagai batas.
Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain.
Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok
batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan
deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara
dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh
tempat di mana pernah ada kita.

[...]

Apa kabar hari ini? Lihat tanda tanya itu,
jurang antara kebodohan dan keinginanku
memilikimu sekali lagi.

Kalau mau baca puisi lengkapnya, bisa baca di buku ini.

Secara keseluruhan, puisi-puisinya bertemakan rindu dan keinginan untuk memiliki kembali seseorang yang pernah istimewa dalam hidup sang penyair. Kumpulan fotonya memperlihatkan berbagai orang, tempat, dan kehidupan di New York.
Profile Image for Sulin.
330 reviews56 followers
March 21, 2017
Bangsat!
Saya memadat lalu meleleh! Luluh lantak di tanah!
Membeku lalu meledak! Bertebaran di udara!
Penulisnya sudah sinting!
My favorite one is,

PUKUL 4 PAGI

Tidak ada yang bisa diajak berbincang.
Dari jendela kau lihat
bintang-bintang sudah lama tanggal.
Lampu-lampu kota
bagai kalimat selamat tinggal.
Kau rasakan seseorang di kejauhan
menggeliat dalam dirimu.
Kau berdoa: semoga kesedihan
memperlakukan matanya dengan baik.

Kadang-kadang, kau pikir,
lebih mudah mencintai semua orang
daripada melupakan satu orang.
Jika ada seseorang
yang terlanjur menyentuh inti jantungmu,
mereka yang datang kemudian
hanya akan menemukan kemungkinan-kemungkinan.


Dirimu tidak pernah utuh.
Sementara kesunyian
adalah buah yang menolak dikupas.
Jika kaucoba melepas kulitnya,
hanya akan kau temukan
kesunyian yang lebih besar.


Pukul 4 pagi. Kau butuh kopi segelas lagi.


#Anyway, saya suka foto-foto snapnya, teduh. Menenangkan. Melelehkan.
Sayang, foto Rangga cuma satu :)
Buku puisi pertama yang saya beli sendiri.
Profile Image for Rido Arbain.
Author 6 books98 followers
May 3, 2016
Aku nggak begitu paham tentang fotografi, jadi aku nggak akan mengomentari sumpalan foto-foto di buku ini.

Karena sudah lebih dulu menonton AADC 2, sewaktu membuka halaman pertama kumpulan puisi ini, aku sudah membayangkan puisi Aan Mansyur di sini akan menjelma Rangga. Apalagi langsung disambut dengan Tidak Ada New York Hari Ini, puisi yang jadi tulang punggung dan mungkin baitnya akan sering dikutip oleh banyak orang.

"Kau yang panas di kening. Kau yang dingin di kenang."


Betul, di kenang, bukan dikenang. "Di" sebelum kata "kenang" di situ bertindak sebagai preposisi, bukan prefiks. Sengaja dibahas karena di media sosial lain sering ada yang salah mengutip. Heuheu.

Puisi yang paling aku suka kebetulan muncul juga di film AADC 2, judulnya Batas. Puisi yang, menurutku, merangkum puncak perasaan Rangga terhadap Cinta.

"Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi."


Hebatnya Aan Mansyur, bahkan hanya dengan satu kalimat tanya yang diakhiri tanda tanya, bait itu bisa bermakna sangat dalam. Sampai ulasan ringkas ini selesai kutulis pun, aku masih senyum-senyum membacanya.

Meminjam istilah Cinta dan gengnya di AADC 2, buku ini JUARAK!

Profile Image for Jenny Faurine.
Author 18 books181 followers
April 26, 2016
Sekarang aku mulai bias.
Ini siapa yang nulis puisinya? Aan atau Rangga? Rangga atau Aan?
*oke, mulai delusional*

Tau nggak, karena waktu itu aku dateng ke launching buku ini dan menyaksikan sendiri bagaimana Aan Mansyur membawakan empat puisi yang terdapat di buku ini, selama menikmati semua puisi di buku ini jadi seperti sedang mendengarkan Aan membacakannya sendiri.
Ya ampun.
Nggak ada yang nggak kusukai dari buku ini. Tata letaknya cantik, foto-fotonya j.u.a.r.a, apalagi kata-katanya....

Duh, pokoknya bikin hati KRAK lah pas bacanya. Kalau ditanya puisi favoritku di buku ini, akan sangat susah sekali untuk disebutkan. Karena rasa sayangnya sama besar untuk semua bait yang ditulis Aan. Tapi mungkin, Tidak Ada New York Hari Ini, Batas, Aku Ingin Istirahat, dan Di Dekat Jendela Pesawat Terbang adalah beberapa puisi yang kutandai di buku ini.

Rumah terakhir bagi seorang yang kucintai adalah ingatan. Memiliki kehilangan: bukti aku tidak berhenti mencintaimu. Apakah kau akan berdiri di depan pintu saat aku tiba, seperti biasa, merentangkan sepasang lengan yang selalu berharap ditubuhi?

- Di Dekat Jendela Pesawat Terbang,
halaman 105 -
Profile Image for raafi.
926 reviews448 followers
July 9, 2016
Kuselesaikan buku ini di dalam bus--perjalanan malam dari rumah menuju kost. Diiringi musik gitar-klarinet instrumen sang pengamen, membuatku semakin menikmati setiap bait di dalamnya. Siapa yang tidak suka dengan buku ini?

Aku tahu aku tidak suka puisi; bahasa yang digunakan biasanya begitu di luar nalar, begitu susah dicerna, begitu berat. Tapi kucoba untuk tak begitu memikirkannya. Hanya membaca, dan terus membaca. Siapa yang tidak suka dengan buku ini?

Dalam setiap buku, kau akan menemukan satu hal yang akan tersimpan dalam memori. Dan "Ciuman Perpisahan" menjadi satu dari sekian banyak favorit yang akan terpatri dalam memori. Lantas, siapa yang tidak suka dengan buku ini?

Jangan lupa hasil jepretan di setiap halamannya. Aku tahu bahwa New York memang sebesar 'itu'. Kau pernah mendengar 'Human of New York'? Ya. Sebesar 'itu'. Tapi lewat buku, aku bisa melihat New York lebih besar dari itu. Lebih berperasaan.

Pada akhirnya, aku yakin tak ada yang tak suka dengan buku ini.

Ulasan lengkap: http://bibliough.blogspot.co.id/2016/...
Profile Image for Carol Chu.
Author 1 book8 followers
October 23, 2016
This book is so heartbreakingly sad. My heart broke to a million pieces and I couldn't put them back. A very good read for a rainy afternoon. I love this so much. Killed me, this book did. I'm dead.
Profile Image for ~:The N:~.
850 reviews55 followers
August 2, 2024
Ahh
Puisi-puisi cinta
Tapi tidak sampai cintanya
Atau aku sahaja
Yang mati rasa?

Puisi-puisi rindu
Namun tak tersentuh di kalbu
Mungkin bukan untukku
Lalu puisi-puisi itu bagiku kaku

Tidak ada walau satu
Puisi yang aku berahikan
Lantaran sahaja AADC2 itu
Filem yang tak aku perlukan


(Nota: AADC tetap favorit)
Profile Image for Fikriah Azhari.
362 reviews142 followers
January 12, 2020
"Di bawah langit yang sama, ada dua dunia berbeda. Jarak yang membentang di antaranya menciptakan bahasa baru untuk kita. Tiap kata yang kau ucapkan selalu berarti kapan. Tiap kata yang aku kecupkan selalu berarti akan." - Bahasa Baru, dikutip dari Tidak Ada New York Hari Ini karya M. Aan Mansyur.

Menyelesaikan membaca buku ini di busway saat perjalanan pulang. Suka dengan puisi di dalamnya, juga foto-foto yang menyertai, bagaikan paket lengkap yang dapat mengenyangkan pembacanya. Paling suka dengan Tidak Ada New York Hari Ini, Bahasa Baru, Batas, Di Jalan Menuju Rumah, dan Sarapan Sebelum Tidur.

Saat ini tinggal menunggu Audio Book-nya. Sangat senang saat tahu kabar bahwa audio booknya akan segera diproduksi, tak sabar untuk mendengar Rangga membacakan puisi sebagai lagu sebelum tidur.
Profile Image for Teguh.
Author 10 books335 followers
May 29, 2016
Memang bagus dan fenomenal buku Puisi ini. Hadir di tengah lesunya penerbitan buku puisi. Dan buku ini sudah cetak ulang dengan angka yg fantastis.

Tapi, kalau saya diminta membandingkan dengan Melihat Api Bekerja, saya lebih menyukai buku yang kece sebelumnya. Heeeheeee

Tapi, tetep buku ini kece dan fenomenal
Profile Image for Marina.
2,035 reviews359 followers
November 6, 2016
** Books 289 - 2016 **

3,3 dari 5 bintang!

Pukul 4 pagi

Tidak ada yang bisa diajak berbincang.
Dari jendela kau lihat bintang-bintang sudah lama tanggal.
Lampu-lampu kata bagai kalimat selamat tinggal.
Kau rasakan seseorang di kejauhan menggeliat dalam dirimu.
Kau berdoa: semoga kesedihan memperlakukan matanya dengan baik

Kadang-kadang, kau pikir, lebih mudah mencintai semua orang daripada melupakan satu orang.
Jika ada seorang terlanjur menyentuh inti jantungmu,
mereka yang datang kemudian hanya akan menemukan kemungkinan-kemungkinan

Dirimu tidak pernah utuh. sementara kesunyian adalah buah yang menolak dikupas.
Jika kaucoba melepas kulitnya, hanya akan kau temukan kesunyian yang lebih besar.

Pukul 4 Pagi. Kau butuh kopi segelas lagi.

Sukses dibuat baper!

*Aku terlalu lelah untuk menunggu kepastian darimu. Perhatianmu hanyalah ilusi bagiku. Diammu sudah memberikan jawaban atas segalanya. Saat ini aku memutuskan pergi dan menjauh dari semua kegilaan ini* #sekaliancurcol
Profile Image for Asmar Shah.
Author 20 books136 followers
September 10, 2017
Aku lebih suka buku Melihat Api Berkerja berbanding naskah ini. Mungkin aku tak jatuh cinta dengan filem AADC2 tu, aku tak minat dengan Rangga dan entahlah, aku tak tahu apa lagi sebabnya. Mungkin juga puisi-puisinya terlalu minimalis dan pendek kata buku ini serba simple (mungkin).

Tapi hasil karya M. Aan Mansyur tetap menyentuh. Puisinya tetap sedap. Gambar-gambar sekitar kota New York yang diselitkan juga, mampu menambahkan nuansa dan rasa berada di kota tu. Gambar hitam-putih yang menarik untuk orang yang ingin melihat sisi kota besar itu.

Korang bila nak baca buku puisi ni?

Peace!
Profile Image for Rizky.
1,067 reviews87 followers
June 27, 2016
Ketika aku bertanya kepadamu tentang cinta, kau melihat langit membentang lapang. Menyerahkan diri untuk dinikmati, tapi menolak untuk dimiliki.

Ketika kau bertanya kepadaku tentang cinta, aku melihat nasib manusia. Terkutuk hidup di bumi bersama jangkauan lengan mereka yang pendek dan kemauan mereka yang panjang.

Ini pertama kalinya aku membaca karya Aan Mansyur. Aku bukanlah penikmat buku kumpulan puisi, tapi membaca puisi demi puisi dalam buku ini, aku bisa merasakan betapa puitis dan dalamnya makna yang terkandung dalam setiap uraian kata yang ditulis oleh Mas Aan.

Buku ini tidak hanya memuat puisi saja, tapi juga ada sejumlah foto berlatar New York yang sungguh menarik, perpaduan yang pas sekali puisi dan foto dalam buku ini. Seandainya foto-foto ini dibuat berwarna pasti akan jauh lebih hidup dan menarik.

Buku ini tipis sekali, tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membacanya. Tapi kusarankan bacalah perlahan-lahan dan nikmatilah sensasi membaca setiap untaian kata dalam setiap puisi yang ditulis.

Rekomen buat kamu yang menyukai puisi atau ingin mencoba membaca buku tentang puisi.^^
Profile Image for Hestia Istiviani.
1,035 reviews1,962 followers
April 29, 2016
Membaca terjemahan Love & Misadventure = Cinta & Kesialan-Kesialan, rasanya aku yakin kalau Aan bisa menjadi lebih terkenal ketimbang Lang Leav. Aku hanya pernah membaca kumpulan puisinya yang berjudul Melihat Api Bekerja. Memang, mulanya aku susah untuk memahaminya, tetapi ternyata makna tersirat dari setiap baitnya begitu dalam. Mengundangku untuk membaca karya yang lain. Begitu aku tahu kalau Aan diberi kesempatan untuk membuat puisi-puisi untuk salahh satu film legendaris Indonesia, Ada Apa dengan Cinta 2, aku setia menunggu hingga buku itu tersedia di toko. Dan ya, aku tidak menyesali apa yang sudah aku beli.

Resensi Lengkapnya

Kamu suka terperangkap dalam emosi? Beli buku ini karena buku ini tidak bisa hanya kamu baca tanpa ada perasaan ingin memiliki.
Profile Image for Pattrycia.
351 reviews
July 20, 2016
Puisinya bagus, tapi galau banget.. Foto2nya banyak yang ga jelas & blur, mgkn karena kualitas kertas cetakannya kali yaa.
Profile Image for yun with books.
714 reviews243 followers
May 22, 2016
Aku senang memikirkanmu. Aku senang menyaksikan angkasa perlahan-lahan jadi tenang dan terang. Bintang lebih banyak dari biasa--atau mereka itu lampu-lampu pesawat terbang. Ibarat kau baru bangun. Tiada sisa mimpi buruk turut terbawa dari lubuk tidurmu. Dunia juga tidak menunggu dengan mimpi buruk yang lain. Aku senang

memikirkanmu. Aku senang mendengarkan keheningan jatuh dan pecah. Tidak ada kata di dalamnya kau temukan. Tidak ada mitologi. Semesta seolah selesai diciptakan sedetik yang lalu. Aku senang

memikirkanmu.


Hanya butuh kurang dari 60 menit untuk menyelesaikan puisi ini. Satu kata: Meleleh
Profile Image for melmarian.
400 reviews134 followers
February 9, 2017
Saya lama sekali tidak baca buku puisi, yang terakhir saya baca Love & Misadventure karya Lang Leav di penghujung tahun 2014. Kebetulan buku yang sama baru saja keluar versi terjemahannya oleh M. Aan Mansyur. Membaca buku Tidak Ada New York Hari Ini, rasanya hampir bisa percaya bahwa yang menulisnya adalah Rangga, bukan Aan Mansyur (mas Aan, anggap ini pujian). Street photography-nya juga cakep, bikin bukunya makin collectible.
Profile Image for Puty.
Author 8 books1,377 followers
May 1, 2016
Untuk saya, buku ini adalah penebus dosa Riri Riza yang menghadirkan kembali Rangga di AADC2, tapi tidak menghidupkannya sebagaimana seharusnya. Buku ini indah, penuh dengan rindu dan kesepian tapi ramai oleh jalanan New York.
Profile Image for ABO.
419 reviews47 followers
May 4, 2016
“...
Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu,
jurang antara kebodohan dan keinginanku
memilikimu sekali lagi.” – Batas

Review nan alay tentang buku ini bisa dibaca di sini
Profile Image for Nissa'.
Author 3 books42 followers
May 9, 2016
Beberapa puisi bagus dan sampai di jiwa. Just, not my cup of tea :)
Profile Image for Fhia.
497 reviews18 followers
September 22, 2022
Hampir semua puisinya kusuka.
Terbayang Rangga yang bacain puisi-puisinya di AADC2 sih. Hehe.
Puisinya bagus. Rasanya seperti jatuh cinta dan patah hati kembali.

My most fav part:
Rumah terakhir bagi seorang yang kucintai adalah ingatan. Memiliki kehilangan: bukti aku tidak berhenti mencintaimu.
Profile Image for nazhsahaja.
127 reviews16 followers
May 10, 2016
bila ditulis di kulit buku yang puisi dan foto ini milik watak fiksyen rangga, maka tidak sukar untuk membayangkan rangga yang sepertinya sedang duduk di dekat jendela kafe di new york berteman secangkir kopi hitam panas sambil menulis puisi puisi ini di dalam buku catatannya, dengan dia kadang kadang merenung ke jalan melihat otaknya berjalan pulang ke jakarta.

tapi puisi puisinya seperti asing untuk aku. seperti sememangnya puisi puisi ini khas ditulis rangga untuk cinta dengan bahasa bahasa dan perumpamaan rahsia yang hanya mereka berdua tahu. mungkin itu menunjukkan yang aku hanya kenal mereka berdua hanya pada tahun 2002 (iaitu selama 1 jam dan tah lima puluh berapa minit) dan kemudiannya mereka terus lesap tanpa khabar dan kemudiaannya muncul semula selepas 14 tahun. tapi tidak bagi dua watak ini yang secara fiksinya telah saling berhubung dan bercinta selama beberapa tahun. jadi puisi puisi ini kadangnya membingungkan, tapi sebenarnya sangat memberi kesan dan makna bagi dua watak ini.

jadi aku berhasrat untuk tidak jadi bias, anggap sajalah aku sebenarnya sedang curi baca buku catatan rangga yang aku tak tahu hujung pangkal kesakitan 'perpisahan' mereka. ketidakfahaman itu pula kononnya aku ambil sebagai balasan untuk aku yang curi baca puisi cinta orang. jadi puisi yang terlalu 'sukar' untuk aku dalami, aku biarkan. aku cuba nikmati tulisannya yang lebih general dan bergembira dengan itu.

apa apa pun, terima kasih aan untuk puisinya dan riza untuk fotonya. foto minimalis hitam putih sangat serasi dengan bait bait melankolik, apatah lagi dengan kertas yang rapuh, seperti turut mewakili hati rangga.

perfek sekali. cuma harganya saja tak ikut minimalis. (ha ha)
Profile Image for afin.
267 reviews20 followers
May 23, 2016
Rated 3.5 / 5 stars

Sinopsis:
Hari-hariku membakar habit diriku
Setiap kali aku ingin mengumpulkan
tumpukan abuku sendiri, jari-jariku
berubah jadi badai angin.

Dan aku mengerti mengapa cinta diciptakan-

Review:
Setelah menonton film yang sedang booming di kalangan warga Indonesia selain Captain America: Civil War, yaitu Ada Apa Dengan Cinta? 2 aku memutuskan untuk mencoba membaca puisi-puisi M. Aan Mansyur, sebelumnya aku sudah pernah memiliki buku puisinya yang Melihat Api Bekerja dan juga novelnya yang diterbitkan GagasMedia. Alasan embelli buku ini? Karena saat melihat filmnya melihat puisi-puisi mas Aan dihidupkan oleh Rangga (Nicholas Saputra) entah kenapa, saat Rangga membacakan puisi mas Aan ini rasanya pas sekali. Jadilah aku segera membeli buku ini setelah menonton filmnya.

Tidak Ada New York Hari Ini berisi puisi-puisi karya mas Aan yang dibumbui desain layout yang mantap dan foto-foto suasana di New York. Puisi-puisi di dalam buku ini memiliki tema seputar cinta, kerinduan dan berbagai hal-hal mellow, gundah gulana, galau, dll. Setelah membaca buku puisi ini aku memutuskan untuk tidak akan membeli buku-buku puisi lagi, tidak, ini tidak menutup kemungkinan aku membaca buku puisi hasil pinjaman ataupun e-book. Alasannya adalah karena setelah membaca buku ini aku tidak dipenuhi perasaan apa-apa, bukan karena puisi mas Aan yang jelek, justru jauh dari itu. Hanya saja aku merasa bahwa buku puisi ini bukan tipe bacaan yang cocok untukku.

read my full review on my blog http://booksoverall.blogspot.co.id/20...
Profile Image for ABO.
419 reviews47 followers
November 10, 2016
Setelah diterjemahkan ke Bahasa Inggris ternyata puisi-puisi di dalam buku ini jadi agak, errr... aneh. Entah saya yang norak, atau memang kenyataannya puisi-puisinya jadi kurang spesial, saya rasa setelah dialihbahasakan, puisi-puisi di buku ini jadi kehilangan daya tarik yang membuat saya jatuh cinta setengah mati dengan versi aslinya (Bahasa Indonesia).
Contohnya, bagian "meriang" yang paling kondang, Bahasa Inggrisnya menjadi:

I shiver. Shiver. Shiver.
You are the fever in my mind,
you are the frost in my memory.

See? "You are the fever in my mind, you are the frost in my memory." nggak se-powerful "Kau yang panas di kening. Kau yang dingin di kenang.", kan?

Tapi saya masih berharap banyak pada versi audiobook-nya deh. Semoga beneran bakal ada.
Profile Image for Anggun P.W.
270 reviews91 followers
February 8, 2017
Tidak ada New York hari ini
Tidak ada New York kemarin
Tidak ada New York esok atau pun lusa
Aku sendiri disini
Terpaku membaca puisi ini.

dari buku ini jadi tau ternyata Aan suka dan berkiblatnya ke Neruda.hmmm...baiklah

yang ini bagus nih,
awas baper

Ketika aku bertanya kepadamu tentang cinta, kau
Bayangkan aku seekor burung kecil yang murung.
Bersusah payah terbang mencari tempat sembunyi
Dari mata peluru para pemburu.

Ketika kau bertanya kepadaku tentang cinta, aku
Bayangkan kau satu-satunya pohon yang tersisa.
Kau kesepian dan mematahkan cabang-cabang sendiri.

Ketika ada yang bertanya tentang cinta, apakah sungguh yang dibutuhkan adalah kemewahan
Kata-kata atau cukup ketidaksempurnaan kita?



Maafkan diriku yang tak modal, thanks iJak via ePustaka samsung!
Displaying 1 - 30 of 578 reviews

Join the discussion

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.