What do you think?
Rate this book


240 pages, Paperback
First published May 23, 2016




"Begitulah kalau kita sudah cinta dan sayang sama seseorang, logika jadi tumpul. Kalau lo cinta sama seseorang sampai merasa sakit seperti ini, berarti lo benaran sayang sama orang itu. Lo nggak mau meninggalkan Mama lo bukan karena utang budi telah membesarkan dan merawat lo, melainkan karena lo emang sayang."
Gue nggak pantas menguliti kehidupan Zee. Tapi firasat gue mengatakan kalau ada jeritan minta tolong di bola matanya itu. Entah kenapa, gue yakin ada yang nggak beres di dalam caranya menutup diri dari sekitar. Dan lebam-lebam itu nggak muncul dengan sendirinya ketika terpeleset di kamar mandi, kan? (hal. 59)
"Beberapa orang nggak siap jadi orangtua, yang lainnya stres oleh beban hidup. Orang baik bisa berubah jahat kapan pun itu kalau dia terjepit oleh keadaan yang nggak menguntungkan." (hal. 179)
Aku tidak boleh meninggalkan mamaku, apa pun yng terjadi. Kami hanya punya satu sama lain. (hal. 163)
Karena mereka berdua adalah korban kekerasan dalam keluarganya.
Kenapa Mama selalu menangis setelah menyiksaku? (hal. 33)
“Setiap orang kan berhak punya cita-cita. Setiap orang punya cara masing-masing untuk mewujudkannya. …” (hal. 18)
Pertemanan akan terbentuk dengan sendirinya jika kita saling membutuhkan dan melindungi. (hal. 235)