Jump to ratings and reviews
Rate this book

Seri Buku TEMPO: Orang Kiri Indonesia

Musso: Si Merah di Simpang Republik

Rate this book
Orang mengenalnya sebagai tokoh Partai Komunis Indonesia dalam pemberontakan 1926 dan 1948. Yang pertama aksi PKI menentang pemerintah kolonial Belanda. Yang terakhir gerakan PKI di Madiun, Jawa Timur, melawan pemerintah pusat. Dialah Musso, anak Kediri yang ketika kecil dikenal rajin mengaji. Mendapat pendidikan politik ketika indekos di rumah H.O.S. Tjokroaminoto, di masa-masa awal kemerdekaan sepak terjangnya tak bisa diremehkan. Peran politik Musso bisa disejajarkan dengan peran Sukarno, Hatta, Sjahrir, dan Tan Malaka. Dia belajar politik di Moskow, Rusia, dan mengamati dari dekat strategi gerakan komunis Eropa. Ia bermimpi tentang negeri yang adil, setara, dan merdeka seratus persen. Ia memilih jalan radikal, bersimpang jalan dengan kalangan nonkomunis, bahkan juga kalangan kiri yang tak segaris. Tapi radikalisme itu tak membuatnya bertahan. Ia lumat dalam gerakan yang masih berupa benih. Akhir Oktober, 62 tahun lampau, Musso tersungkur. Seri Buku TEMPO Orang Kiri Indonesia menyingkap yang belum terungkap apa saja dibalik para tokoh komunis Indonesia. Seri ini pernah disampaikan dalam liputan khusus Majalah Berita Mingguan Tempo pada 2007-2010. Seri ini menuturkan pemikiran, ketakutan, kekecewaan, pengkhianatan, serta juga asmara dan perselingkuhan tokoh-tokoh PKI. (

161 pages, Paperback

First published February 28, 2011

15 people are currently reading
323 people want to read

About the author

Tim Buku TEMPO

44 books95 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
48 (23%)
4 stars
84 (40%)
3 stars
67 (32%)
2 stars
3 (1%)
1 star
3 (1%)
Displaying 1 - 30 of 39 reviews
Profile Image for Ainay.
418 reviews78 followers
April 28, 2020
"Sejarah hanya merekam kisah-kisah hitam hidupnya tanpa pernah melihat sisi lain dari perannya sebagai aktivis politik yang menentang fasisme, imperialisme, dan kolonialisme. Sama seperti tokoh lain yang terselip hitam di antara putihnya, Musso punya jasa untuk bangsa ini."--hal 141
Profile Image for Ariel Seraphino.
Author 1 book52 followers
September 7, 2016
Membaca tokoh satu ini juga menarik diikuti. Menerima perannya yang tidak kecil dalam membentuk sejarah republik ini dalam perlawanan terhadap partai yang dibangunnya sejak 1920an. Barangkali sebelum Aidit kemudian dicitrakan sebagai musuh bersama oleh Orde Baru, jarang orang tahu Musso sebagai orang penting di partai berlambang palu arit. cita-citanya mendirikan negara komunis di bumi nusantara menjadi sekedar sejarah karena pertentangan dari pemerintah. Tetapi kegigihan orang ini dalam menggalang massa ketika itu tak perlu disangsikan. Rakyat kecil, buruh dan tani yang menjadi lahan besar dalam meraup dukungan begitu mudah terpesona dengan gagasan Jalan Baru Republik Indonesia yang beliau sebarkan dalam kedatangannya pada tahun 1940an ke Indonesia setelah diburu oleh pemerintah kolonial pasca tragedi Madiun. Pada akhirnya kisah Musso menjadi salah satu catatan penting pergerakan orang kiri di Indonesia.
Profile Image for Melita.
28 reviews1 follower
November 13, 2019
My first impression when I read this book was, what a tragic story.
Then I wondered why I felt so sad after reading this.
Then I realized, Musso's story is a truly tragic tale, an immensely sad ending to a life that was vibrantly lived once.
If your empathy is working just fine, then you would be able to tap into the spirit of Musso, and how genuinely hard he worked at achieving his vision.
Alas, it wasn't meant to be. He lived by his vision, and he died because of that vision.
So if you want to read a story about a character with such singular focus and vision, his story is a good place to start. Have a dream, have a vision, work hard for it, even when the whole world is against it. Keep it alive. Just remember, keep yourself alive too, and don't get shot. Don't get into a situation where an army of national government felt that it was necessary to shoot you and make sure you die - because it is a matter of national security. Just don't.
Profile Image for Ronald Otong.
112 reviews4 followers
February 19, 2017
Akhirnya memulai membaca seri buku orang kiri Indonesia dari Tempo. Klo boleh jujur, sempat kesulitan mencari buku ini ketika beberapa waktu yang lalu muncul desas-desus bangkitnya PKI. Salah satu alasannya ada acara sarasehan di Jakarta yang membahas PKI. Pendapat saya pribadi sih, konyol jg berfikir klo PKI akan bangkit lagi. Salah satu alasan utamanya adalah, negara2 yg dulunya komunis banget saja (contohnya China) mulai meninggalkan (sedikit demi sedikit paham yang uda usang ini, kita malah takut paham ini bangkit. Terlalu paranoid menurut saya. Kalau saya sih melihat acara sarasehan kmrn semacam perspektif baru mengenai PKI. Betul komunis memberikan luka dalam bagi sejarah Indonesia, tapi menurut saya apa yang ditanamkan rezim orde baru mengenai PKI terlalu berlebihan. Saya percaya masih ada yang menjadi misteri tentang PKI di Indonesia, tapi yasudahlah kita tinggalkan masalah ini, kita kembali ke buku hehehehehe...

========================================================

Membaca buku ini semacam memberi pengetahuan baru tentang PKI. Selama ini yang kita kenal tentang PKI adalah G30S/PKI dan tokoh sentral PKI yaitu DN. Aidit. Melalui buku ini, kita diberi gambaran mengenai awal mula PKI dan komunis di Indonesia dengan tokoh sentralnya Musso dan salah satu kejadian yang selama ini asing bagi saya yaitu peristiwa di Madiun. Bagaimana komunis (yg saat itu menjadi salah satu paham yang berkembang di dunia) mulai masuk dan berkembang di Indonesia bahkan sebelum Indonesia merdeka.

Selama ini gambaran komunis dengan PKInya di mata kita adalah paham yang bgtu kejam dan beberapa orang ingin menjadikannya haluan Indonesia menggantikan Pancasila, tapi tak sepenuhnya seperti itu. Ada masa dmn komunis memiliki peran dalam mengusir penjajah dari negeri ini, baik secara langsung dan tidak langsung. Yang langsung diantaranya serangan2 Musso terhadap Belanda sebelum Indonesia merdeka, dan secara tidak langsung (yg menurut saya unik) dengan adanya komunis, Amerika jd memihak Indonesia agar lepas sepenuhnya dari Belanda brbrpa tahun setelah Indonesia merdeka. Loh kok bisa? Nah baca deh, ga ada salahnya kok. Ga ada cerita, klo baca ini bakalan jadi komunis. Logikanya ga jalan kalo berpikir begitu hahahahahaiii...

==============================================================

Oia tambahan, saya tertarik dengan kalimat di bagian akhir buku ini: "Musso (yg berpaham komunis) punya jasa untuk negeri ini." :)
Profile Image for Kimi.
400 reviews30 followers
April 27, 2023
RESENSI PERTAMA TANGGAL 28 MEI 2018
Ringan. Renyah, kayak keripik. Tapi enak. Gak bisa berhenti makannya. Halah. Resensi macam apa ini.

RESENSI KEDUA TANGGAL 26 APRIL 2023
Saya lupa pernah membaca buku ini sebelumnya dan lupa juga memberi 5 bintang untuk buku ini. Agak kaget juga karena setelah saya baca lagi 3 bintang sudah cukup.

Selama membaca Musso, saya merasa agak sumpek dengan isinya. Berbeda dengan seri buku TEMPO lainnya yang sudah saya baca, Musso terasa lebih "ramai". Barangkali ini karena banyak yang ingin disampaikan. Memang untuk mengetahui pemberontakan Prambanan (1926) yang menentang pemerintahan kolonial Belanda dan pemberontakan Madiun (1948) yang melawan pemerintah pusat -- keduanya digawangi oleh Musso -- terlebih dahulu kita harus mengetahui latar belakang yang mendasarinya. Untuk menulis itu semua dalam buku setebal 168 halaman bukan perkara mudah. Keterbatasan halaman itu lah yang, buat saya, buku ini terasa ramai dan sumpek.

Sebelum pemberontakan Prambanan terjadi, para pimpinan PKI mengharapkan dukungan Tan Malaka, yang merupakan perwakilan Komintern di Asia Tenggara. Dukungan itu penting karena mereka berharap mendapat sokongan dana dan senjata dari Uni Soviet. Namun, Tan Malaka menolaknya. Ada lima faktor Tan Malaka menentang putusan Prambanan, yaitu belum ada situasi revolusioner, tingkat disiplin PKI masih rendah, seluruh rakyat belum berada di bawah PKI, belum ada tuntutan yang konkret, dan imperialisme internasional sedang bersekutu melawan komunisme. (hal. 15)

Seperti yang sudah dapat diduga pemberontakan itu gagal. Pun demikian dengan pemberontakan di Madiun. Musso terlalu terburu-buru, tidak sabar, ambisius, dan arogan. Jalan radikal yang dia pilih -- bersimpang jalan dengan nonkomunis, bahkan juga kalangan kiri yang tak segaris -- membuatnya lumat dalam gerakan yang masih berupa benih. Tidak heran jika kemudian banyak orang mengenalnya sebagai pemberontak nista. Mengutip Bonnie Triyana dalam kolomnya "Jalan Berliku Tuan Mussotte":

Sejarah hanya merekam kisah hitam hidupnya tanpa pernah melihat sisi lain dari perannya sebagai aktivis politik yang menentang fasisme, imperialisme, dan kolonialisme. Sama seperti tokoh lain yang terselip hitam di antara putihnya, Musso punya jasa untuk bangsa ini." (hal. 141)
Profile Image for ki.
83 reviews6 followers
Read
June 2, 2025
Setelah itu, nama Musso tenggelam dalam tuduhan sebagai pemberontak nista yang meletupkan perlawanan terhadap pemerintah Indonesia pada 1948. Sejarah hanya merekam kisah hitam hidupnya tanpa pernah melihat sisi lain dari perannya sebagai aktivis politik yang menentang fasisme, imperialisme, dan kolonialisme. Sama seperti tokoh lain yang terselip hitam di antara putihnya, Musso punya jasa untuk bangsa ini.

Buku ini membawa saya mengenal dan memahami sosok Musso sebagai tokoh dengan visi, keyakinan ideologis, perjuangan, dan perannya di PKI. Ditulis seadil-adilnya berdasarkan sumber-sumber sejarah, wawancara, dan buku referensi. Buku ini tidak sekadar menyoroti perjalanan politiknya serta pemberontakan Madiun 1948, tapi juga menggambarkan kompleksitas pemikiran dan situasi politik yang melatarinya.

Cukup rumit, tapi banyak juga hal-hal yang saya baru tau selesai baca buku ini, salah satunya Pertemuan Sarangan yang menghasilkan Red Drive Proposal. Entah gimana kejadian aslinya, benar ada atau tidak.

Selanjutnya jadi pengen baca buku Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan karya Soe Hok Gie, yang cukup banyak disebut di buku ini. Dan ya, menarik juga ternyata memahami tentang sejarah gerakan kiri di Indonesia yang dimana pemerintah justru mau hilangkan dari sejarah.
Profile Image for Juwita Sari.
36 reviews3 followers
January 23, 2017
Masih gak percaya baca buku ginian :D.. Banyak hal yang sebenarnya ada di buku sejarah waktu jaman SD-SMP, tapi gak pernah penasaran cari tau secara mendalam karena memang gak suka sejarah.. Akhirnya buku pelajaran sejarah dan materinya hanya lewat selintas di otak.. Super sekali buat orang yang sudah ngerti sejarah negeri kita sedari dini.. Buku ini lumayan bikin saya 'kepo' tentang seluk-beluk PKI yang memang terpatri negatif karena terlarang (saya pun dari dulu terdoktrin demikian tanpa membaca lebih jauh), padahal setelah baca-baca banyak hal menarik di dalamnya.. Sebelum baca seri Tempo lainnya, seling dulu lah sama buku fiksi :D
Profile Image for Detta.
26 reviews1 follower
May 16, 2016
I'm dissapointed that there's not much revealed of who Musso really was. It has investigative reports of the events happened during that era, but not much about the person himself or why he choose to do what he did.
Profile Image for ami ☆ ⁺‧₊˚ ୭.
156 reviews18 followers
March 14, 2024
Kebetulan baru baca versi Aidit dan Sjam. Dibanding mereka, versi Musso ini jauh lebih rumit dan sulit dimengerti buatku. Itu karena beberapa hal, di antaranya; timeline yang mundur jauh, banyaknya tokoh yang namanya asing. Karena sepengetahuanku, pelajaran di sekolah soal PKI itu sedikit banyak mulai dari Aidit. Nama Musso ini ga sering disebut atau mungkin emang ga disinggung (seingetku ya).

Sebenarnya akan lebih menyenangkan kalau ada buku fisiknya, sayangnya aku ga tau apakah masih dijual atau ga karena aku pernah cari tapi ga ketemu. Jadi beberapa hal kayak Red Drive Proposal, insiden Solo, Re-Ra, dan lain-lainnya bisa dicatat langsung karena lumayan ngebingungin.

Intinya sih ini tentang cerita Musso dan perjuangannya yang kemudian berlawanan sama Soekarno-Hatta. Tentang kejadian-kejadian yang lahir sebelum adanya peristiwa Madiun, juga tentang kenapa peristiwa Madiun bisa ada. Tokoh-tokoh yang disinggung karena berperan di masa ini juga lumayan banyak. Misalnya Amir Sjarifoeddin, Alimin, Soemarsono, dsb. Akan lebih baik kalau baca dari versi Musso dulu sebelum baca versi Aidit dan Sjam, karena tahun Musso lebih dulu dibanding mereka berdua. Dan di akhir bagian buku ini juga ada nyinggung soal Aidit, jadi kemungkinan akan lebih nyambung dan lebih mudah dimengerti.

Lewat buku ini juga, pembaca jadi tahu tentang "sisi lain" Musso, apa yang dia lakuin buat ngelawan penjajah Jepang, sampai akhirnya dia mati di Ponorogo.
Profile Image for Reza Fajar Raynaldi.
20 reviews1 follower
February 2, 2021
Kisah Musso di buku ini banyak memberikan informasi-informasi baru yang belum saya ketahui. Memang cukup jarang informasi yang saya ketahui mengenai tokoh-tokoh PKI pra-kepemimpinan Aidit. Yang saya tahu sebelum baca buku ini, Musso entah dari mana tiba-tiba datang ke Republik yang baru lahir, dan ujug-ujug revolusi dengan Jalan Barunya.

Dari buku ini, saya mendapatkan cerita bagaimana peran dia di pemberontakan 1926, konfliknya dengan Tan Malaka yang Ia cap Trotskyst, dan keluarganya di Soviet. Saya juga mendapatkan perspektif lain tentang Peristiwa Madiun 1948 dengan wawancara dari Pak Soemarsono yang menurut saya menjadi penyeimbang narasi, bahwa peristiwa itu meletus akibat rencana kebijakan "Re-Ra"nya Hatta, isu Red Drive Proposal dan Pertemuan Sarangan yang misterius. Ada juga analisis mengenai hubungan antara Peristiwa Madiun dengan sikap politik Komintern pasca Perang Dunia II. Tentunya seluruh informasi ini perlu disikapi dengan arif; tidak selalu langsung percaya, namun dapat menjadi penawar prasangka kita yang buru-buru menyimpulkan kalau PKI ujug-ujug revolusi setelah mereka baru menjadi legal lagi.

Akhir kata, buku ini cocok buat yang mau tahu lebih tentang Musso, Pemberontakan 1926 dan Peristiwa Madiun 1948.
Profile Image for Dyan Eka.
287 reviews12 followers
October 28, 2024
Sejarah hanya merekam kisah hitam hidupnya tanpa pernah melihat sisi lain dari perannya sebagai aktivis politik yang menentang fasisme, imperialisme, dan kolonialisme. Sama seperti tokoh lain yang terselip hitam di antara putihnya, Musso punya jasa untuk bangsa ini.

Sepertinya buku ini lebih cocok dikatakan sebagai buku untuk mengawali ketertarikan lebih dalam tentang peristiwa Madiun 1948 dibanding tentang Musso. Tapi mungkin titik berat buku ini ada di peristiwa tersebut, karena menjadi titik akhir perjalanan Musso.

Sepanjang saya membaca buku ini, saya berandai-andai. Andai saja ketika itu para elite politik mau mendinginkan kepala bersama dan ngga meninggikan ego masing-masing, mungkin sekarang negara ini benar-benar bebas dari penjajahan. Karena toh, nyatanya mereka sebenarnya memiliki tujuan yang sama.

Karena seperti yang tertulis di buku, "Republik yang masih muda akan jatuh ke pangkuan penjajahan dalam bentuknya yang baru."

Bentuk penjajahan baru di tahun 2024: kebodohan melalui buzzer yang dikerahkan pemerintah.

Profile Image for Hakni..
142 reviews3 followers
September 17, 2024
Buku ini dibuka dengan kiprah-kiprah organisasi Musso. Pertikaiannya dengan Tan Malaka, pemberontakan kepada Belanda pada tahun 1926, yang terakhir tentu saja keterlibatan aktifnya saat peristiwa Madiun 1948.

Buku ini tidak sempurna, tapi baik. Tidak saja mengulas Musso sebagai tokoh kontroversial, tapi juga Musso sebagai manusia dan kiprahnya sebagai aktivis politik yang menentang fasisme, imperialisme, dan kolonialisme. Dalam buku ini secara pribadi yang lebih menarik adalah kejadian-kejadian yang terjadi sebelum peristiwa Madiun 1948 meledak. Bahkan bung Hatta tidak bisa dipisahkan dalam motif peristiwa tersebut. Kata kolumnis dalam buku ini bung Hatta hanya bernasib sial karena menjadi pihak yang dikambing hitamkan. Menurut versi resmi pemerintah peristiwa Madiun 1948 adalah bentuk pemberontakan, versi PKI peristiwa tersebut merupakan bentuk pembelaan diri.
Profile Image for Deliana.
33 reviews
November 22, 2025
Wahhhh, banyak dapat insight baru sih. Selama baca sebenarnya ada beberapa tindakan Musso yang memang terlihat ingin mengambil alih kepemimpinan era Soekarno, tapi di sisi lain ada juga tindakan dia bersama para pengikutnya yang emang pengen membebaskan Indonesia dari kekangan imperialis atau barat kayak intinya "Lu dah dijajah barat, ya kali mau ke barat juga". Juga, selama baca agak ngakak sih karena adanya perpecahan paham dan golongan komunisme itu karena Musso dan Tan Malaka sama-sama mau menang sendiri alias mereka berantem Mulu, tapi yang dipertaruhkan orang banyak wkwkwkwk.

Cocok sih buat pembaca yang mau tau kisah Musso yang selama ini selalu dikasih label "salah satu dalang kejadian pemberontakan PKI di Madiun". Hanya saja, ada beberapa pernyataan tokoh yang malah bikin tulisan keliatan subjektif bukan objektif.
Profile Image for Sayekti Ardiyani.
127 reviews3 followers
March 31, 2018
Membaca sejarah, membaca peristiwa dari berbagai sudut pandang. Itu motivasi saya membaca kisah orang kiri di Indonesia. Siapa mereka, bagaimana mereka, saya ingin tahu.
Musso saya baca pada liburan akhir tahun lalu, kemana saya pergi #bawabuku ini. Tapi, baru selesai awal bulan ini, jadi buku pertama 2018.
Saya merasa *hanya perasaan saya ah * buku ini beda dengan seri yang lain yang pernah saya baca (Natsir, Daud Beureuh, Tjokroaminoto, Wahid Hasyim, Kartosoewirjo). Seri ini rasa-rasanya kurang dalam mengulik Musso. Namun saya suka gaya bahasanya, mengalir dan di bagian-bagian tertentu kayak baca novel. Seperti tidak sedang mengeja buku teks sejarah. Seri #sejarahKPG selalu terasa renyah jadi asyik bacanya
Profile Image for Tsurayya Hidayat.
24 reviews4 followers
May 4, 2022
Sungguh pengalaman membaca yang sangat menarik, melihat cerita detil mengenai salah satu babak penting dalam sejarah partai kiri di Indonesia. Lewat buku ini, disadari bahwa tokoh-tokoh tersebut memegang peran dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia dengan caranya sendiri.

Namun sayang sekali, judul Musso kurang bisa menggambarkan pembahasan yang ada. Tidak ada cerita personal mengenai masa kecil, pengalaman yang memberikan inspirasi sehingga memilih jalan sedemikian rupa yang penting untuk diceritakan dan dipahami. Malahan lewat buku ini saya jadi banyak tahu juga cerita beberapa tokoh lain seperti Tan Malaka dan Amir Syarifuddin.
Profile Image for tia.
239 reviews7 followers
July 2, 2020
Kebanyakan kisah mengenai komunisme di Indonesia hanya direkam melalui sisi gelapnya saja. Tapi, buku ini merekam bagaimana berbagai sisi dari kejadian kelam bagi Indonesia ini dikemas sedemikian rupa sehingga tak hanya sisi gelap yang tertangkap. Pun, saya mengagumi idealisme Beliau dan semangatnya membawa Indonesia yang lebih baik pada masanya dengan jalannya. Tak semuanya putih, namun tak semuanya hitam juga.
Profile Image for Aprianto Nugraha.
100 reviews2 followers
July 19, 2018
Buku ini benar - benar menampilkan latar belakang pemberontakan PKI Madiun 1948 dari versi remi dan versi kiri. Terlepas dari versi mana yang benar, buku ini benar - menarik menarik untuk disimak.
Profile Image for Marina.
2,035 reviews359 followers
July 20, 2014
* Books 188 - 2014 **

Musso. hanya nama itulah yang kita kenal didalam buku-buku sejarah bahwa beliau adalah seorang tokoh kiri Indonesia yang memimpikan tentang negeri yang adil, setara dan merdeka seratus persen. Sayangnya ia memilih jalan radikal yang bersebrangan baik dengan tokoh-tokoh yang tidak berpaham komunis dan bahkan berselisih paham dengan kalangan orang kiri seperti Tan Malaka.

Musso lahir di Kediri pada tahun 1897 di Desa Jagung, Kecamatan Pagu, Jawa Timur dan dikenal dengan anak yang rajin mengaji. Beliau sempat mendapat pendidikan politik ketika bergabung di Sarekat Islam dan pernah indekos di Rumah H.O.S Tjokroaminoto. *apa perasaan saya banyak tokoh yang tadinya di Sarekat Islam beralih di Aliran kiri?

Saya menangkap bahwa sikap terburu-buru dan perencanaan kurang matang yang menjadi kandasnya partai politik ini dan banyak sekali versi pendapat mengenai pemberontakan di Madiun yang entah versi mana yang benar. Well, buku ini bisa membuka pengetahuan kita tentang sejarah di Indonesia yang sempat tertutup oleh kabut gelap di jaman orde baru.

Buku ini saya berikan 3 dari 5 bintang cukup rasanya! tetap favorit saya kisah mengenai Natsir: Politik Santun Di Antara Dua Rezim , Soedirman: Seorang Panglima, Seorang Martir dan Douwes Dekker: Sang Inspirator Revolusiterima kasih Tim Tempo yang menerbitkan buku2 tentang Tokoh-tokoh berpengaruh di Indonesia! ;)
Profile Image for Ivan.
79 reviews26 followers
August 11, 2012
Berbagai cerita sejarah tentang tokoh PKI tahun 1930. Sungguh buku ini sangat mencerahkan bagi yang awam tentang sejarah. Khususnya bagi angkatan 90-an yang persis menerima pelejaran sejarah versi orde baru yang sangat memojokkan PKI.

Musso merupakan pria kelahiran kediri, yang mana pada umur 22 tahun sudah bergabung dengan PKI. uMUR 23 tahun Musso telah melakukan pemberontakan di afdeling-B Cimareme Jawa Barat. Musso ini pernah menjalin hubungan dengan komunis internasional di Ceko dan Rusia. Bersama Soemaryono panglima militer PKI dia juga bertanggung jawab atas Coup de Madiun tahun 1948 yang menimbulkan kegegeran republik kala itu. Akhirnya nasib musso berakhir di tangan tentara di tangal 31 Oktober 1948.

Buku ini disertai penjelasan berimbang masalah PKI. Tidak hanya melulu versi pemerintah. Menurut PKI peristiwa Madiun tahun 1948 merupakan pembelaan diri atas berbagai penculikan orang-orang kiri yang terjadi di Solo, dan Jogja pada waktu itu. Jadi bukan pemberontakan akan mendirikan negara Soviet di Madiun menurut versi pemerintah.

Dari buku ini saya juga mengetahui suatu teori bahwa ada dugaan adanya Red Drive Proposal. Yaitu proposal yang ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta dengan perwakilan Amerika Serikat di Sarangan. Proposal itulah yang ditengarai isinya mengenai pembasmian orang orang komunis melalui kebijakan perdana menteri Hatta pada waktu itu terkait dengan peristiwa 1948.

Profile Image for Bimana Novantara.
278 reviews28 followers
June 4, 2016
Sebenarnya saya mengharapkan mendapat latar belakang sosial politik tentang peristiwa Madiun 1948 dari buku ini, tetapi yang lebih banyak digambarkan dalam buku ini adalah konflik antara tentara Divisi Siliwangi dengan Divisi Panembahan Senopati, serta upaya Hatta untuk menghilangkan pengaruh kaum komunis dalam tentara Indonesia dengan program Reorganisasi dan Rasionalisasi (Re-Ra) yang diduga didukung Amerika dengan adanya Red Drive Proposal. Meski tidak mendapatkan yang saya harapkan, buku ini tetap memberi banyak informasi penting tentang peristiwa Madiun 1948.

Sosok Musso sendiri menurut saya adalah orang yang selalu tidak sabar untuk melaksanakan revolusi. Ini terlihat dari aksinya selalu berakhir kekalahan pada tahun 1926-1927 dan 1948. Kedua aksi tersebut ditentang oleh Tan Malaka, yang sama-sama revolusioner namun lebih merupakan sosok pemikir dan berpandangan revolusi tidak bisa dilakukan secara terburu-buru, sehingga ia selalu berbeda pandangan dengan Musso dan dianggap sebagai Trotskyist. Dalam pandangan saya, Musso adalah seorang revolusioner tragis yang ingin cita-citanya tercapai namun kurang matang dalam usaha meraih cita-cita tersebut, sehingga ia dianggap sebagai orang berbahaya oleh kalangan yang berkuasa pada masa hidupnya.
Profile Image for Rifky Ferdiansyah.
22 reviews4 followers
February 17, 2013
Buku - buku yang membahas tokoh-tokoh golongan "kiri" di Indonesia mungkin baru belakangan ini dapat kita nikmati. Terutama semenjak Paristiwa Reformasi tahun 1998. Keterbukaan ini harusnya kita nikmati agar pemahaman kita tentang sejarah yang banyak diotak-atik oleh Penguasa Orde Baru dapat kembali menemui titik cerah.

Musso sebagai salah satu tokoh sentral PKI memiliki banyak kisah yang belum kita ketahui. Itu juga termasuk bagaimana perseberangan pemikirannya dia dengan tokoh lain seperti Tan Malaka yang seringkali dianggap sebagai penyebab kegagalan perlawanan prematur yang dia gulirkan.

Tempo sebagai penerbit mangatakan bahwa peran Musso bisa disejajarkan dengan tokoh sekaliber Soekarno, hatta, Sjahrir, dan Tan Malaka. Membaca kisah Musso, juga dapat memberikan kita keterangan lebih banyak dan menjurus pada apa yang sebenarnya terjadi pergerakan "kiri" yang telah mewarnai sejarah bangsa kita Indonesia.
Profile Image for Lembusora.
60 reviews3 followers
October 19, 2016
Membaca ini, dibarengi buku seri lainnya tentang Aidit dan Tan Malaka, membikin pemahaman soal sejarah PKI jadi lebih mendalam.

Dari sini bisa dimaklumi mengapa pemberontakan 1926 dan 1948 (jika memang pantas disebut demikian) gagal. Selain miskomunikasi, juga temperamen tinggi Musso.

Hal demikian bs menyebabkan pengambilan keputusan kurang jernih karena kadung emosi dgn Tan (1926) dan Hatta (1948).

Musso, andai lebih berkepala dingin seperti Tan mungkin jalannya sejarah bisa sangat berbeda. Apalagi fakta Soekarno begitu hormat padanya.
Profile Image for Vanda Kemala.
233 reviews68 followers
January 29, 2017
Isi bukunya di luar ekspektasi banget dan beda dibandingnya tiga buku seri orang kiri Indonesia lainnya. Yang banyak ditulis soal kondisi politik Indonesia pada masa hidupnya Musso, padahal yang diharapkan itu cerita soal kehidupannya Musso sendiri.

Tapi, rasa kecewanya bisa diatasi sama kalimat penutup di buku ini.

Sejarah hanya merekam kisah hitam hidupnya tanpa pernah melihat sisi lain dari perannya sebagai aktivis politik yang menentang fasisme, imperialisme, dan kolonialisme. Sama seperti tokoh lain yang terselip hitam di antara putihnya, Musso punya jasa untuk bangsa ini.
Profile Image for Zharina.
20 reviews8 followers
February 9, 2012
Buku "Musso" ini adalah buku pertama yang saya baca dari Seri Buku Tempo: Orang Kiri Indonesia. Penceritaannya yang berimbang, tidak hanya dari segi sepak terjang politik, tetapi juga dari sisi pribadinya, membuat buku ini unik. Saya pun tertarik untuk membaca seri Orang Kiri yang lain. Kekurangannya, cara penulisan yang kurang sistematis dan ada beberapa bagian yang diulang, serta riset dan cerita yang kurang mendalam.
Profile Image for an.
764 reviews22 followers
October 24, 2013
rhe masih tetap samar-samar membayangkan bapak satu ini. dari peran awal na yang menghidupkan kembali organisasi komunis di indonesia sampai tuduhan melakukan pemberontakan. dengan sifat keras na apa yang coba dia selamatkan? saat yang lain na berjuang musso terkesan meninggalkan arena pertarungan dan kembali ketika ada panji-panji.

jadi, peran apa yang dimaksudkan? hanya karena diburu, hampir ditangkap dan ditembak mati apakah bisa langsung menjadi orang kiri?

-24 '13-
Profile Image for Dimitri.
29 reviews1 follower
February 19, 2015
Kanan dan Kiri adalah label. Semua pernah punya andil dalam berjuang melawan penjajah, semua pernah salah dalam mengambil nyawa manusia biasa..

Musso sebagai salah satu tokoh Kiri punya jasa terhadap negeri ini namun juga punya darah di tangannya. Gelap mata terhadap sejarah hanya akan membuat mudah terhasut dan melihat semua sebagai hitam-putih, lebih parah lagi sebagai konspirasi...
Profile Image for nawir nawir.
58 reviews55 followers
September 23, 2015
Dulu ketika saya kecil, saya sempat terngiang-ngiang dengan nama Musso dan sampai beberapa hari yang lalu masih mengira bahwa Musso terlibat dengan aksi G30S. Nyatanya itu salah. Musso keburu meninggal pada tahun 1948 setelah terjadi "pemberontakan" di Madiun yang bagi sebagian kalangan dinilai merupakan perseteruan antara beberapa divisi di tentara yang berbeda pandangan politiknya.

Displaying 1 - 30 of 39 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.