Jump to ratings and reviews
Rate this book

Mankind and Mother Earth: A Narrative History of the World

Rate this book
The final work of the preeminent world historian of our time presents a general, balanced narrative of the world's great civilizations, East and West, from ancient Sumerian to modern technological

670 pages, Hardcover

First published June 7, 1976

61 people are currently reading
1039 people want to read

About the author

Arnold J. Toynbee

691 books520 followers
Not the same as Arnold Toynbee, economist and nephew of Arnold Joseph Toynbee

British educator Arnold Joseph Toynbee noted cyclical patterns in the growth and decline of civilizations for his 12-volume Study of History (1934-1961).

He went to Winchester college and Balliol college, Oxford.

During both world wars, he worked for the foreign office. He additionally published Nationality and the War (1915), The Armenian Atrocities: The Murder of a Nation (1915), The German Terror in France: An Historical Record (1917), and Turkey, a Past and a Future (1917). He attended the peace conference of Paris in 1919 as a delegate.

From 1919 to 1924, Arnold J. Toynbee served as professor of modern Greek and Byzantine at King's college, London. From 1925, Oxford University Press published The Survey of International Affairs under the auspices of the royal institute of international affairs, and Toynbee, professor, oversaw the publication. From 1925, Toynbee served as research professor and director at the royal institute of international affairs. He published The Conduct of British Empire Foreign Relations since the Peace Settlement (1928).

His first marriage to Rosalind Murray produced three sons and ended in divorce in 1946. Toynbee, professor, then married Veronica M. Boulter, his research assistant. He published Civilization on Trial (1948).

Toynbee served as research professor and director at the royal institute of international affairs until 1955.
People published best known lectures of Toynbee, professor, in memory of Adam Gifford as An Historian's Approach to Religion (1956). His massive work examined development and decay. He presented the rise and fall rather than nation-states or ethnic groups. According to his analysis, the welfare depends on ability to deal successfully with challenges.

He also published Democracy in the Atomic Age (1957), Christianity among the Religions of the World (1958), and Between Niger and Nile (1965).

He died in York, North Yorkshire, England.

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
72 (39%)
4 stars
60 (33%)
3 stars
38 (20%)
2 stars
10 (5%)
1 star
1 (<1%)
Displaying 1 - 24 of 24 reviews
Profile Image for هشام العبيلي.
282 reviews175 followers
January 30, 2022
تحدث توينبي عن تاريخ البشرية بشكل مجمل ، واستغرق أكثر من نصف الكتاب في الحديث عن تاريخ ما قبل الميلاد، حوالي سبعين ألف سنة قبل الميلاد.
وملاحظاتي على الكتاب كالآتي:
١. أراد تويتبي أن يكون سرده حكاية، لكنه كان سرداً جافاً.
٢. ملخص الكتاب دول يضرب بعضها بعضاً.
٣. إيقاع الكتاب سريع جداً، بسبب الاختصار للمدة التاريخية الطويلة.
٤. أعجبني من الكتاب الفصل الخامس والعشرون، والفصل التاسع والأربعون والفصل الخمسون.
1 review1 follower
November 9, 2009
I have read this book several times (actually I read the Indonesian translation), one of my favorite books.
It gives me good introduction to world history and give more awareness/consciousness of what was/is happen in our mother earth since the earth is formed/shaped billion years ago till the British Industrial Revolution, World War, and what might be happening in the future. After I read this, I can understand any other book or information of world history/facts faster than before. Toynbee is truly a great historian of the world civilization.

But sadly I found that this book is lack of pictures, tables, and the most important think, there's no maps at all. I mean, what can you really get from a history book without maps! I found myself caught in great difficulties when I was trying to visualize the story written in this book. Even in the translation edition, I found no bibliography or references to other books.

Any recommendation of another good books (with maps and pictures)?
=========================================================================
Aku udah baca buku ini beberapa kali (terjemahan Indonesianya) sampe2 rada hafal, salah satu buku favorit.
Buku ini memberi pengantar yg cukup bagus ttg sejarah dunia, dan membuka
wawasan/kesadaran ttg apa yang terjadi sejak bumi terbentuk bbrp milyar
tahun yang lalu, hingga Revolusi Industri Inggris, Perang Dunia, dan apa yang bisa terjadi kemudian hari. Setelah membaca buku ini, aku jadi lebih cepat menyerap informasi2 lain ttg sejarah/fakta2 dunia. Toynbee adalah salah
satu sejarawan besar peradaban dunia.

Sayangnya, buku ini ngga ada gambar bahkan gak ada petanya sama sekali.
Aneh sekali kenapa ada buku sejarah gak ada petanya! Jadi susah untuk
memvisualkan waktu ngebaca buku ini. Bahkan di edisi terjemahan itu gak
ada daftar pustaka (bibliografi).

Ada rekomendasi buku sejarah lain yg bagus juga (terutama ada peta dan
gambar)?
Profile Image for إيمان عبد المنعم.
469 reviews462 followers
January 20, 2016
كتاب مهم للغاية في موضوعه خاصة أنه يستعرض تاريخ العالم كله منذ العصر الحجري القديم وحتى ثمانينيات القرن الماضي ...
ربما مثل هذا الاستعراض الموسوعي أصعب ما في الكتاب ، فلا شك أن التحول المستمر من حضارة لأخرى ومن تاريخ لآخر تضع العقل في حيرة والمعلومات الوفيرة تنسي بعضها بعضا أحيانا .
ومع ذلك فطريقة توينبي في تثبيت التاريخ ثم استعراض المدنيات المختلفة من خلاله من الصين شرقا حتى الأمريكتين غربا كانت مميزة وربما أفضل وأدعى للتشويق والاستمرار من عرض كل مدنية منفصلة بتاريخها كله على حده .
المؤكد أنني وقعت في تشتيت معلوماتي وأنني نسيت الكثير مما قرأته هنا لكن الاستفادة الحقيقية تتمثل في هذه النظرة العامة والواسعة التي منحها لي الكتاب لأستطيع أن ألم بتاريخ العالم عامة دون تفاصيل كثيرة وبطريقة تمكنني من فهم ما جرى دوما هاهنا وماهو مرجح أن يجري دوما :-D
كما أن الكتاب شجعني على مطالعة خرائط القارات المختلفة قديما وحديثا ومحاولة البحث بالتفصيل عن أكثر ما أثار اهتمامي " وهو هنا ".
التغيرات الاجتماعية واللغوية والدينية للشعوب المختلفة "
في النهاية ثمة طلب بسيط : لو أن أحدا يعرف رابطا للجزء الثاني من الكتاب سأكون ممتنة له لأن هذا الجزء يتوقف عند بداية انتشار المسيحية عبر تنصر الامبراطورية الرومانية .
7 reviews25 followers
May 27, 2021
A book that is dense with information, but not an easy read. His specialty was Greek history and it is in this area where he seems most insightful. Interesting to see how a famous historian who was once highly regarded, who's outlook seems somewhat out of fashion now, viewed the future that is now decades past. I still have a certain soft spot in my heart for Arnold toynbee though.
Profile Image for Yazeed AlMogren.
405 reviews1,332 followers
October 31, 2015
كتاب يبسط تاريخ البشرية على عدة فصول يتحدث فيها المؤرخ بإختصار عن تطور البشرية ومراحل التغيير التي مرت بها، لمن لايستطيع قراءة مجلدات قصة الحضارة لطولها أعتقد بأن هذا الكتاب مناسب له
Profile Image for Agus Fitriandi.
Author 3 books1 follower
March 6, 2019
Membaca buku Arnold Toynbee, Mankind and mother earth, a narrative history of the World, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, Sejarah Umat Manusia, Uraian Analitis, Kronologis, Naratif dan Komparatif, memang cukup mengasyikan. Kita seperti dibawa terbang ke angkasa, lepas dari dimensi waktu untuk melihat sejarah bergerak di muka bumi.

Dari keseluruhan kilas balik sejarah yang Toynbee tulis, saya hanya akan menyinggung dua bab saja, yaitu Bab 49: Muhammad: Nabi dan Negarawan (570-632 M) dan Bab 50, tentang Ekspansi Negara Islam (633-750 M). Pada dua bab inilah saya melihat Toynbee melakukan beberapa kekeliruan dalam menganalisis dan mengambil kesimpulan. Dari paparan peta sosial-politik awal Arab, sampai hijrah Nabi Muhammad ke Yatsrib (Madinah) tidak banyak masalah yang berarti. Namun pada periode pasca hijrah, Toynbee mulai membuat kekeliruan, yakni:

1. Pemahaman rampasan perang sebagai motif keloyalan muslimin

Toynbee menyebutkan bahwa perampasan adalah salah satu cara bagaimana Muhammad menjaga agar badan politik yang heterogen tetap bersatu dan loyal, disebutkan bahwa penduduk Mekah adalah korban pertama dari keserakahan masyarakat muslim akan rampasan.

Koreksi terhadap Toynbee

Mungkin yang dimaksud Toynbee adalah peristiwa perang kaum muslim terhadap musryrikin Mekkah sampai peristiwa Futuh Mekah, yang dikaitkan dengan adanya harta rampasan perang sebagai satu motif yang mendasari kaum muslim. Salah satu perang yang dimaksud Toynbee pasti adalah adalah perang Badar.

Perang Badar Al Qubra bermula dari rencana kedatangan kafilah perdagangan kaum Quraisy Mekah dari Syam di bawah pimpinan Abu Sofyan. Rasulullah mengajak kaum muslim untuk mencegat dan merampas kafilah tersebut dengan dalih sebagai ganti rugi atas kekayaan para Muhajirin yang dirampas oleh kaum musyrik Mekah, setelah mereka mengusirnya dari Mekah. Jadi Toynbee kurang imbang dalam memaparkan penyebab peperangan ini, justru kaum Quraish mekah lah yang terlebih dahulu merampas harta kaum muslim. Jadi yang dilakukan oleh kaum muslim adalah mengambil hak mereka kembali.

Tapi pencegatan kafilah dagang ini tidak pernah terjadi. Kafilah dagang tersebut berhasil meloloskan diri melalui jalan pantai dan meminta bantuan kepada Quraisy Mekah. Quraisy Mekah kemudian mengirimkan sekitar sembilan ratus sampai seribu pasukan di bawah pimpinan semua tokoh-tokoh Quraish guna memerangi kaum Muslim yang brjumlah 314 orang yang tidak menyangka keberangkatan pasukan besar Quraisy Mekah. Namun akhirnya peperangan yang tidak seimbang ini dimenangkan oleh kaum muslim.

Kemenangan perang riil pertama ini, merupakan pengalaman pertama kaum muslim dalam menangani masalah harta rampasan perang dalam keadaan kaum muslim yang sedang kekurangan secara ekonomi. Seperti diketahui bahwa bangsa Arab dahulu membawa barang-barang berharga juga dalam peperangan. Memang, melimpahnya harta rampasan sempat nyaris menimbulkan persengketaan antar muslim sehinggga membuat mereka menanyakan pembagian harta rampasan kepada Rasulllah. Maka turunlah surat Al Anfal ayat 1-2.

Dalam ayat tersebut justru tidak dijelaskan jawaban terhadap pertanyaan mereka, tetapi justru memalingkan mereka dari masalah yang mereka tanyakan, karena harta itu bukan milik salah seorang dari mereka, melainkan milik Allah dan Rasul-Nya. Sebaliknya mereka harus memperbaiki dan menyelesaikan persengketaan di antara mereka yang merupakan tugas mereka. Setelah kaum muslim melaksanakan kandungan ayat tersebut, baru muncullah ayat-ayat yang menerangkan cara pemabgian harta rampasan. Ini semua merupakan sarana pendidikan yang sangat tepat dan baik dari Allah melalui Rasulnya agar tertanam dalam jiwa mereka bahwa harta rampasan perang bukanlah tujuan mereka. Dan pelajaran ini kemudian betul-betul dihayati oleh setiap muslim.

Rangkaian perang, terutama dengan Quraish Mekah ditutup dengan peristiwa Futuh Mekah, penaklukan kota Mekah oleh kaum muslimin. Penaklukan Mekah ini dimulai dari ulah Quraish Mekah yang membantu Banu bakar untuk memerangi Khuza’ah, yang telah berpihak kepada kaum muslimin sesuai perjanjian Hudaibiyah. Kaum Muslimin berangkat menuju mekah dengan jumlah 10.000 orang. Dengan besarnya kekuatan kaum muslimin maka takluklah Quraish Mekah tanpa peperangan. Abu Sofyan sebagai pimpinan Mekah kemudian dengan sadar masuk Islam, dan kemudian Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang masuk rumah Abu Sofyan ia selamat, barang siapa yang menutup pintu rumahnya (ia tidak memerangi) ia selamat dan barang siapa ia masuk ke dalam Masjidil haram ia selamat.” Kaum muslimin kemudian memasuki Mekah dengan tidak melakukan penjarahan dan tidak menjadikan penduduknya sebagai tawanan perang. Betul-betul berbeda jauh dengan apa yang ditangkap oleh Toynbee.

2. Pemahaman dalam peristiwa pengusiran Yahudi

Toynbee menyimpulkan bahwa mereka diusir oleh kaum muslim karena menolak ajakan Islam Muhammad, dan itu dianggap menyakitkan. Toynbee melanjutkan bahwa kemudian kaum Muslim membalas sakit hati mereka dengan pembalasan yang tidak manusiawi. Toynbee juga menyatakan bahwa Muhammad memberikan kebebasan kepada mayoritas muslim Yatsrib untuk memeras orang-orang Yahudi Yatsrib dan mengusir mereka.

Koreksi terhadap Toynbee

Yang dimaksud dengan penolakan dan kesalahan Yahudi di antaranya adalah peristiwa kaum Yahudi Banu Qainuqa’. Diriwayatkan dari Ibnu Ishaq, pada satu kesempatan Rasulullah mengumpulkan Banu Qainuqa di pasar Qainuqa, kemudian bersabda,” Wahai kaum yahudi, takutlah kalian kepada murka Allah yang pernah ditimpakan-nya kepada kaum Quraisy. Masuklah kalian ke dalam Islam karena sesungguhnya kalian telah mengetahui bahwa aku adalah Nabi yang diutus, sebagaimana kalian dapati dalam kitab kalian dan janji Allah kepada kalian!” Mereka menjawab,”Wahai Muhammad, apakah kamu mengira kami ini seperti kaummu? Janganlah kamu membanggakan kemenangan terhadap suatu kaum yang tidak mengerti ilmu peperangan. Demi Allah, seandainya kami yang kamu hadapi dalam peperangan, niscaya kamu akan mengetahui siapa sebenarnya kami ini.” Jadi penyebab umum peperangan kaum Muslim kepada Yahudi banu Qainuqa’ adalah kedengkian orang Yahudi akan kemenangan kaum muslimin di perang Badar. Sedangkan pemicu perang ini adalah ulah Banu Qainuqa’ berupa insiden cadar di pasar Bani Qainuqa’. Diriwayatkan dari Ibnu Hisyam, bahwa ada seorang wanita muslim bercadar yang menyepuhkan perhiasannya di tukan sepuh pasar Bani Qainuqa’. Ketika ia sedang menunggu datanglah segerombolan Yahudi yang hendak mempermainkan wanita tersebut dengan menyuruhnya membuka cadar. Wanita tersebut menolak sebab keyakinannya dalam menjalankan perintah Rasulullah. Diam-diam si tukang sepuh menyangkutkan ujung pakaian belakang wanita tersebut, sehingga terbukalah aurat bagian belakang nya sewaktu ia berdiri. Kemudian ia menjerit dan meminta tolong. Seorang muslim yang saat itu berada di sekitar kejadian, membela dan menyerang Yahudi tersebut dan terjadilah perkelahian yang berujung pada terbunuhnya si tukang sepuh, dan pengeroyokan segerombolan yahudi kepada orang muslim tadi sampai mati terbunuh.

Dengan demikian peristiwa tersebut merupakan pelanggaran pertama perjanjian antara kaum muslim dan Yahudi dalam Piagam Perjanjian Madinah. Meskipun secara politik, kaum muslim di madinah sangat kuat namun mereka berlaku adil dalam perjanjian tersebut. Disebutkan dalam satu pasalnya bahwa orang-orang Yahudi dipandang sebagai bagian dari kaum muslimin. Orang-orang Yahudi tetap pada agama mereka dan muslimin tetap pada agamanya sendiri. Jadi tidak ada paksaan dalam memeluk Islam. Dalam pasal lain disepakati bahwa setiap orang dijamin keselamatannya untuk meninggalkan atau tetap tinggal di Madinah, kecuali orang yang berbuat kezaliman dan kejahatan.

Insiden cadar di Pasar bani Qainuqa’ adalah bentuk pengkhianatan dan kejahatan yang tidak bisa ditolerir lagi, sehingga membuat kaum muslim meminta pertanggungjawaban Banu Qainuqa’ dengan cara mengepung mereka selama beberapa hari hingga mereka menyerah. Akhirnya Banu Qainuqa’ diusir dari Madinah menuju perkampungan Adzra’at, di daerah Syam. Namun akhirnya sebagian besar mereka mati tertimpa bencana. Hukuman pengusiran banu Qainuqa’ juga sangat tepat sebagai sarana pendidikan bagi siapa pun bahwa Islam sangat menghormati wanita, yang di masa tersebut kedudukan wanita dianggap sangat rendah.

Peristiwa pengusiran Yahudi berikutnya adalah Yahudi bani Nadhir. Sewaktu Rasulullah mendatangi kaum Yahudi bani Nadhir, kaum Yahudi Bani Nadhir merencanakan pengkhianatan dan mencelakakan Rasulullah, yaitu dengan menjatuhkan batu besar dari atas rumah, namun kemudian rencana mereka diketahui dan digagalkan. Atas pengkhianatan ini, Rasulullah konsisten dengan hukuman yang sama seperti dilakukan kepada Banu Qainuqa’, yaitu pengusiran, sesuai dengan Piagam Perjanjian Madinah yang telah disepakati bersama. Bani Nadhir berlindung di Benteng-benteng, sehingga kaum muslimin mengepung mereka. Salah satu siasat melemahkan dan menggentarkan Bani Nadhir adalah denagn membabat sebagian ladang kurma mereka. Akhirnya mereka menyerah dan bersedia meninggalkan kota Madinah. Mereka pun diizinkan untuk membawa harta apa saja yang bisa dibawa oleh unta. Jadi kaum muslimin tidak mengusir secara semena-mena dan merampas harta mereka. Bahkan diriwayatkan bahwa sebagian Bani Nadhir ada yang mencopoti peralatan rumah untuk dibawa bersama unta mereka. Mereka mengungsi ke Khaibar dan Syam.

Demikian juga peperangan terhadap bani Quaraidlah dan Musthaliq, adalah disebabkan oleh mereka sendiri yang melakukan pengkhianatan dan penyerangan terlebih dahulu terhadap Rasulullah dan kaum muslimin.

3. Sekali lagi: Harta rampasan motif utama ekspansi Islam

Toynbee menyebutkan bahwa taktik Abu Bakar sebagai khalifah pengganti Muhammad dalam memadamkan pemberontakan domestik adalah dengan cara meminta kepada pemberontak untuk mengalihkan senjata mereka dengan menyerang dua kerajaan dekat Arabia di utara. Jadi hasil analisis Toynbee, Abu bakar membangun loyalitas dengan memberikan kesempatan rampasan, yang merupakan tujuan orang-orang Arab yang sangat miskin yang mempunyai nafsu yang tak pernah terpuaskan. Sebuah kesimpulan yang masih konsisten dengan point pertama di atas.

Koreksi terhadap Toynbee

Yang dimaksud pemberontakan oleh Toynbee adalah kemurtadan, pengakuan nabi palsu dan keengganan membayar zakat. Abu Bakar berhasil menumpas kemurtadan, nabi palsu dan keengganan membayar zakat sehingga memantapkan Islam di segenap penjuru jazirah Arab. Abu bakar juga memberangkatkan Pasukan ke Iraq (wilayah Persia) dan Syam (wilayah Romawi) untuk menegakkan agama Islam dan menghapuskan kesewenang-wenangan penjajahan Persia dan Romawi. Di sepanjang perjalanan, pasukan ini juga turut menyadarkan orang-orang murtad. Orang-orang murtad ini merasa gentar karena yakin, seandainya kaum muslimin tidak dalam posisi kuat, tidaklah mungkin kaum muslimin akan keluar menghadapi orang Romawi.

Dengan melihat fakta tersebut dan sikap kaum muslimin terhadap harta rampasan perang seperti yang telah dipaparkan terdahulu, kesimpulan Toynbee, bahwa taktik membuat loyal kaum muslimin dengan mencari harta rampasan melalui peperangan adalah tidak benar. Motif peperangan yang dilakukan hanyalah satu: menegakkan agama Islam dan keadilan. Sejarahwan muslim, Haekal, juga menyinggung kemungkinan adanya motif penyerangan ke Persia dan Romawi sebagai politik stabilisasi jazirah arab dari pemberontakan dan balas dendam dengan mengalihkan konsentrasi masyarakat Arab, apalagi jika dikaitkan dengan pola kehidupan masyarakat Arab di perbatasan Iraq dan Syam sebelum Islam masuk. Namun akhirnya Haekal berkesimpulan bahwa di bawah kepemimpinan Abu Bakar dan para sahabat nabi, penyerangan itu memiliki tujuan suci: Menegakkan Islam dan nilai-nilai kemanusiaan dari kebobrokan moral dua adikuasa yang kekanak-kanakan.

Memang bentuk penyajian naratif dan analitis serta komparatif dari Toynbee memiliki keunggulan dan kelemahan, seperti apa yang diakuinya juga. Penyajian ini cenderung memberi ruang kepada Toynbee untuk memaparkan sejarah sesuai dengan apa yang ia pahami berikut dengan segala persepsinya. Sebenarnya ini tidak akan menjadi masalah seandaninya Toynbee mau meneliti fakta-fakta dan sumber-sumber sejarah Islam khusunya secara lebih detil, sehingga ia tidak akan gegabah menyimpulkan sejarah Islam seperti apa yang telah ia tuliskan di bukunya.

Selengkapnya di:
https://indonesiasejahtera.wordpress....


1 review
August 23, 2010
Arnold Toynbee's final masterpiece that displayed his deft and eloquent ability to bring history alive and in contexts that the average non-history buff can relate to.

In this book he attempts to divest the view of world history as centered on the western hemisphere and instead focuses on a simultaneous action by "cradles of civilization", this style later became popular and more evident with modern day historians such as James Burke.

Another first was his emphasis on "stewardship of the biosphere" and a distinct anti-nuclear stance. While these pillars of the Green revolution may have been pervasive in the culture at the time this book was published, it does mark one the first times such a respected and traditional figure had publicly embraced the ideas.

Even after more than 30 years have passed since the publication of this book it still stands up to current historical standards and will make a good addition to anyone interested in an overview of world history from the schools student to the dedicated history buff.
Profile Image for Muhaimin Al-baghdadi.
1 review2 followers
January 15, 2013
لم استفد كثيرا من طريقة السرد التأريخي للاحداث خصوصا وان الكتاب من دون خرائط توضيحية, ولكن ما تعلمته من هذا الكتاب وما احببته بهذا الكتاب كان طريقة التحليل والربط بين الاحداث التأريخية وبالتالي التوصل الى الاحداث المفقوده من التأريخ الانساني
Profile Image for Ali Aliraqi 12zn.
1 review2 followers
June 9, 2019
بس خل اكلمه واكتبلكم رفيو
This entire review has been hidden because of spoilers.
7 reviews3 followers
March 6, 2018
جميل الكتاب جداً ولكن يحتاج لبعض المعرفة بالحضارات القديمة والا ستصعب قرائته وبالذات في اول 300 ص من الكتاب
وهذا ماحصل معي
Profile Image for Sinan.
126 reviews
July 3, 2022
Bugüne kadar okuduğum en güzel tarih kitabıydı…
Profile Image for Musaadalhamidi.
1,606 reviews51 followers
December 1, 2022
ويسرد المؤرخ البريطاني الكبير أرنولد توينبي في هذا الكتاب الأحداث التي صنعت تاريخنا منذ القرن الثالث حتى أيامنا الحاضرة، وفيه يؤرخ للحضارات الأولي في ما بين النهرين من سومرية وبابلية وفي بلاد الشام وبلاد فارس وفي مصر القديمة وبلاد الإغريق.

وينتقل بعدها إلى الحضارة الميزواميركية، الرومانية، المسيحية، الغربية، البيزنطية، الإسلامية، الفارسية، الصينية، الهندية، وقيام الحركات القومية في أوروبا.

وفي الأقسام الأخيرة من الكتاب يبرز توينبي بوضوح "فلسفته التاريخية" ومفهومه "لاويكومين" العالم الجديد المندمج بفضل انفتاح الحضارات بعضها على بعض وتمازجها وتقاربها.
Profile Image for Thomas.
471 reviews23 followers
April 22, 2008
Having immensely enjoyed two other books that cover the entire history of humanity-- Ishmael and Guns, Germs, and Steel-- I was eager to examine what renowned historian Arnold Toynbee had produced. It started out brilliantly, focusing on the history of the biosphere and human habitation. The first sixty pages are some of the best historical writing I have ever encountered.

The bulk of the book, though, is rather disappointing. It reads much like an encyclopedia, giving very dry, overly-broad accounts of far too many people, places, and times. Toynbee would have done better to structure his account more thematically. As it stands, one cannot possibly read it in its entirety. At best, one could use it as a reference work.

So for now, I'll stick with Daniel Quinn and Jared Diamond as I continue to search for another engaging, insightful, one-volume account of human history.
Profile Image for Dusan.
41 reviews
January 25, 2015
Here is the old historian coming back to his narrative of humanity. Many were disappointed by this book and it has often been criticised as if was too old etc. What I found especially endearing here is that Toynbee is bringing sentimentality and emotions to his story. One can even sense his disregard for humanity. It should ideally be read together with his views expressed in Civilization on Trial. This is a book that I will leave with a note 'Must reading' for my boys....
126 reviews15 followers
October 7, 2010
I'm a big fan of Toynbee, but was a disappointment. I suppose I should not have expected much, as he wrote it at the very end of his life, when most of his powers had likely deserted him. My caveat is that I did not read very much of it, but it seemed to be one thing after another, with little of Toynbee's ability to give grand narrative and context.
Profile Image for Adiprasatya.
12 reviews2 followers
Want to read
January 20, 2009
mentok! apakah harus (lagi-lagi) menyalahkan terjemahan? atau mendingan menyalahkan Gonick? Karena terbiasa baca yang "ringan", jadi puyeng lagi baca yang "serius", he he
Profile Image for Efsa.
1 review8 followers
Read
December 26, 2008
it's history of human being.,i learned a lot..
Profile Image for Haries.
29 reviews
September 5, 2012
Bagus untuk menambah referensi dari sebuah karya tulis.
dan bisa jadi senjata KDRT, karena buku ini tebal adanya..hehe
Displaying 1 - 24 of 24 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.