What do you think?
Rate this book


64 pages, Hardcover
First published January 1, 1930
Ini adalah hari yang indah di musim panas, dan tanah terbuka di tengah hutan dengan bukit kecilnya yang berumput itu terasa hangat disinari oleh cahaya matahari. Embut pagi yang menempel pada rerumputan dan di dua pokok jamur kembar beracun -- dengan kelopaknya yang berwarna merah terang dan tumbuh di samping sebuah tunggul kayu tua, di antara lumut-lumut hijau yang tebal -- telah mengering.
Seekor Rubah Merah tampak memasuki tanah lapang itu. Dia duduk dengan bertumpu pada kedua kaki belakangnya dan mendengarkan. Udara dipenuhi suara derik belalang, suara burung-burung penyanyi dengan nada-nada yang berbeda serta suara burung tekukur yang monoton; "Kukukuuur! Kukukuuur! Kukukuuur!"
Terdengar suara gemerisik dari balik semak-semak itu. Kelinci yang Sombong meloncat masuk ke tanah lapang. Dia melihat Rubah itu dan terdiam kaku karena ketakutan. Karena terkejut, Rubah pun sama-sama tidak bergerak, menatap tajam pada Kelinci yang Sombong. Kelinci itu segera tersadar dan melesat kembali ke tengah semak-semak. Rubah itu mengejarnya, tapi kemudian mengurungkan niatnya dna bersembunyi di balik semak-semak.