What do you think?
Rate this book


364 pages, Paperback
First published June 12, 2016
"Kalo dipikir-pikir, kalian ini... mirip oksigen, ya," kata Romeo lagi. "Selalu ada, tapi baru kerasa penting waktu nggak ada."
Aku menatap Romeo yang sudah kembali menerawang.
"Tapi seperti oksigen, keluarga ada di mana-mana kan, Ro?" kataku, membuatnya kembali menatapku. "Seperti oksigen, keluarga ada di sekitarmu, di setiap tarikan napasmu, mengalir dalam darahmu. Walaupun kamu nggak selalu bisa lihat, tapi kamu tahu keluarga selalu ada bersama kamu. Ya, kan?"
"Dalam meraih cita-cita, kamu udah gagal di detik pertama kamu menyangsikan dirimu sendiri."
"Kamu punya apa-apa yang aku nggak punya dan aku kagumi, Rex," kataku lagi, berusaha menggunakan kata-kata yang sama dengan Rex waktu itu.
"Oh, ya?" tantang Rex.
Aku mengangguk. "Kamu genius, pintar, dan ... cerdas."
Rex mendengus. "Kamu pacaran sama ensiklopedia aja kalau begitu."
"Tapi ensiklopedia nggak bikin aku pengin punya tujuan," kataku lagi. "Ensiklopedia nggak bikin aku pengin jadi lebih baik. Ensiklopedia nggak percaya aku bisa melakukan itu semua."
Senyum Rex memudar.
"Dan yang paling penting, ensiklopedia nggak bikin aku deg-degan tiap ngelihatnya," tambahku lagi, berusaha mati-matian menahan diri untuk membahas soal sepasang tulang selangka itu.
"Aku memang belum memikirkan masak-masak rencana masa depanku. Namun, masa depan yang kupikir masih jauh itu, tiba-tiba saja sudah ada di depan mata.Setelah empat tahun mengikuti kisah 4R1A, aku merasa sangat lega karena akhirnya sampai juga di buku terakhirnya ini setelah semua kerumitan yang terjadi di antara mereka. Mengikuti kisah kehidupan keluarga 4R dan Audy merupakan perjalanan yang kocak, menyenangkan, dan juga menghangatkan hati. Meskipun hingga buku terakhir ini aku masih sering merasa geregetan dengan cara pikir Audy yang selalu membuat situasi jadi lebih rumit daripada seharusnya, tetapi memang sejak awal pemikirannya yang absurd itulah yang membuat karakternya menarik. Dalam buku yang keempat ini, hal yang paling membuatku turut senang adalah akhirnya aku bisa melihat adanya perkembangan dalam proses penulisan skripsi Audy! Sehingga kelulusan Audy adalah sesuatu yang sangat melegakan bagiku. Untuk alur ceritanya sendiri, aku rasa buku terakhir ini lebih banyak terfokus pada konflik keluarga 4R dan mengurai permasalahan yang ada di buku-buku sebelumnya. Tentu saja aku tidak akan menceritakan apa saja yang terjadi secara detail supaya tidak spoiler, yang jelas pembaca yang sudah menanti-nantikan kejelasan dari semua konflik yang ada sepanjang serial ini akan puas dengan penyelesaian yang disuguhkan penulisnya. Walaupun memang ending-nya tidak seperti yang aku bayangkan (atau harapkan) pada awalnya, aku rasa yang terjadi pada akhirnya adalah solusi yang terbaik untuk semuanya :))
Dan entah kenapa, itu membuatku takut setengah mati."
"Tak lama lagi, mereka akan berpisah selama dua tahun. Ketika saat itu datang, apa mereka akan menyesali apa yang tidak terjadi? Menyesali momen-momen yang seharusnya bisa terjadi jika mereka saling membuka diri?"Sejak buku pertama, karakter favoritku adalah Rex, dan hal itu masih tidak berubah hingga buku yang terakhir ini. Sedikit mengejutkan bagiku karena Rex yang notabene baru saja lulus sekolah bisa mengambil keputusan yang besar menyangkut masa depannya. Tetapi aku rasa disitulah daya tarik karakter ini dan merupakan salah satu alasan mengapa ia adalah karakter favoritku. Aku merasa Rex selalu tahu apa yang dia inginkan dalam hidupnya dan akan berjuang keras untuk mendapatkannya. Meskipun ia selalu terkesan dingin dan cuek sebagian besar waktu, aku bisa merasakan ketulusan perasaannya saat berbicara dengan Audy. Lewat kata-kata yang sederhana, apa yang Rex katakan bisa dengan mudah membuatku luluh ♥♥
"Beberapa bulan lalu, saat aku memasuki rumah 4R, aku tidak mengharapkan apa pun selain uang untuk membayar kuliahku. Namun, mereka mengubahku, membuatku menjadi orang yang paling bahagia dan paling beruntung di dunia karena memiliki dua tempat untuk pulang.Secara keseluruhan, aku yakin semua pembaca yang sudah mengikuti seri The Chronicles of Audy ini sejak awal akan merasakan hal yang sama: senang karena akhirnya bisa melihat akhir yang bahagia, tetapi juga sedih karena harus berpisah dengan 4R dan juga kekonyolan Audy. Setelah mengikuti kisah mereka selama empat tahun, aku merasa sudah mengenal setiap karakternya dengan baik, bahkan aku merasa seolah aku sudah menjadi bagian dari keluarga mereka. Oleh karena itulah membaca buku ini terasa cukup bittersweet untukku, namun aku bisa dengan tenang melepaskan karakter-karakter yang menyenangkan ini :))
Jadi, kurasa sudah waktunya aku berhenti mengeluh."
“Seperti oksigen, keluarga ada di sekitarmu, di setiap tarikan napasmu, mengalir dalam darahmu. Walaupun kamu nggak selalu bisa lihat, tapi kamu tahu keluarga selalu ada bersamamu.” – halaman 283
Audy kembali menyapa kita dengan curhatannya mengenai (masih) kronik kehidupannya. Melanjutkan kronik di buku-buku sebelumnya, skripsi(al) yang belum juga selesai, salah satu dari 4R yang menyatakan perasaan padanya, dan yang paling baru adalah satu lainnya dari 4R yang juga meminta perhatian Audy. Bagaimanakah Audy bisa menyelesaikan semua kronik tersebut? Kemudian datang lagi sebuah pertanyaan yang cukup membuatnya berpikir keras, mau jadi apa Audy setelah lulus nanti? Ah. Apakah kronik kehidupan Audy ini belum juga cukup?
“Itu karena aku nggak merasa ada yang salah dengan hubungan kami.” – halaman 116.
So, mari kita sharing terlebih dahulu, bagaimana perasaan kalian setelah membaca Audy 4/4? Saya sendiri, mungkin sama seperti banyak dari kalian setelah membaca Audy 4/4, rasanya ingin bertanya "Ha? Romeo, kamu serius?" dan tentunya ada rasa cukup kesal pada Rex. Nggak sabar banget nunggu buku selanjutnya!
Dan apa yang saya harapkan pada Audy O2 ini? Kemajuan proses skripsi Audy dan sebuah pilihan. Pilihan Audy. Saya rasanya ingin menyampaikan "Rex, saya saat ini sedang berada di jurang antara bertahan di #TeamRexGarisKeras atau berpaling menjadi #TeamRomeo, jadi sedikit saja kamu bertindak yang tidak-tidak, maka saya betul-betul akan jatuh ke pelukan Mas Ro dan dengan senang hati menjadi Juliet-nya." Iya, saya memang cukup alay, tapi begitulah yang saya pikirkan setelah membaca Audy 4/4.
The Chronicles of Audy O2 masih mengajak kita melihat hari-hari 4R1A, dan jangan lupakan Maura yang sudah resmi menjadi bagian dari keluarga itu. Seperti biasa, Audy masih mengunjungi kediaman 4R di saat-saat tertentu, yang membuat dirinya tetap bertemu Rafael meskipun sudah tidak mengantarkan anak itu ke sekolah. Rafael masih tetap menggemaskan (setidaknya buatku) di buku ini. Rafa ini sepertinya sudah lengket dengan Audy, merasa beda kalau nggak ketemu sama Audy.
Halaman-halaman awal membuat saya tersenyum gigit bibir menahan tawa, memasuki pertengahan malah rasanya nggak bisa nahan tawa lagi sampai tanpa sadar meneteskan air mata, ayolah siapa yang tak tertawa di bagian susu kuda liar itu? Wahaha itu menjadi salah satu bagian favoritku di buku ini.
"Kalau begitu, kamu bisa nunggu aku." - halaman 34.
Karena keluarga itu seperti oksigen; selalu ada di sekitar kita, di setiap tarikan napas kita, dan mengalir dalam darah kita. Nggak selalu bisa dilihat, tapi selalu ada bersama kita.