Jump to ratings and reviews
Rate this book

After Office Hours: Kisah-Kisah Mencekam Selepas Jam Kerja

Rate this book
Aku mendengar bisik-bisik dari ruang keuangan. Tidak jelas mereka membicarakan apa. Lega karena ternyata masih ada karyawan yang bekerja di lantai ini, aku bermaksud menyapa. Namun, pintu ruangan terkunci.

Tunggu… itu nyanyian. Dan ketika kuintip ke dalam dari balik jendela kaca, seseorang sedang menari di atas salah satu meja. Memunggungiku. Perempuan dengan tangan bergerak lentik seperti penari Bali. Sesekali dia melompat ke setiap meja sambil mendecakkan, “Cah… cah… cah…” Lalu, kepalanya meliuk-liuk cantik, dan rambut panjangnya berayun. Beberapa saat kemudian, dia menoleh...
_________________________

Setelah semua lampu dan komputer dimatikan, semua karyawan pulang, kantor menjadi lebih senyap daripada pekuburan. Tapi tak jarang satu-dua orang memberanikan diri bekerja lembur, menutup telinga dari suara-suara tanpa wujud, mengabaikan bayangan putih yang melintas di sudut mata. Mungkin kau pun pernah mengalaminya.

164 pages, Paperback

First published June 7, 2016

29 people want to read

About the author

Jia Effendie

30 books95 followers
Jia Effendie lahir di Garut tanggal 21 Juni. Senang menulis fiksi sejak SMP. Cerpen pertamanya yang dimuat adalah “Fla Je’t Aime” di majalah Aneka Yess! tahun 1999. Sejak itu, karya cerpen dan puisinya dimuat di berbagai media nasional dan lokal di Indonesia. Pada tahun 2008, Jia menerbitkan kumpulan cerpen Nyonya Perca.

Tahun 2010, cerpennya yang berjudul Mera Berbie terpilih menjadi salah satu cerita yang dijadikan FTV dalam rangka ulang tahun SCTV yang kedua puluh: Sinema 20 Wajah Indonesia dengan judul Susuk Barbie. Kumpulan cerpen keduanya, Ya Lyublyu Tebya, terbit bulan Oktober 2010. Buku Jia yang lain adalah Menuai Sajak di Kebun Raya Bersama Sapardi Djoko Damono (2011), Empat Elemen (2011), Kaki Mimpi (2011), Cerita Sahabat (Gramedia Pustaka Utama, 2011), Perkara Mengirim Senja (Penerbit Serambi, 2012), dan Cerita Sahabat 2: Asmara Dini Hari (Gramedia Pustaka Utama, 2012), Singgah (Gramedia Pustaka Utama, 2013), Glenn Fredly 20 (Entermedia, 2015), dan After Office Hours (Pastel Books, 2016).

http://soundcloud.com/jiaeffendie | http://jiaeffendie.wordpress.com| jiaeffendie@gmail.com

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
3 (7%)
4 stars
10 (26%)
3 stars
18 (47%)
2 stars
5 (13%)
1 star
2 (5%)
Displaying 1 - 18 of 18 reviews
Profile Image for Elsita F..
120 reviews6 followers
October 23, 2016
After Office Hours adalah buku kumpulan cerpen karya penulis dan beberapa editor, berisi kisah-kisah horror yang terjadi selepas jam kerja - umumnya di kantor saat lembur atau ada pekerjaan tambahan yang menuntut untuk diselesaikan. Dari judulnya saya sudah bisa menebak bahwa pasti akan banyak hal-hal yang bersinggungan dengan penampakan di dalamnya. Membayangkan itu terjadi secara nyata membuat saya merinding (karena saya memang sudah pernah mengalaminya di kantor pula dan jantung rasanya mau copot sesudahnya).

Buku ini berisi lima judul cerpen berbeda yang ditulis oleh penulis berbeda pula namun dengan tokoh utama sama: hantu!!

Cerpen pertama adalah karya Jia Effendie berjudul Bilur. Menceritakan tentang Bintang, salah satu editor penerbitan yang sejak beberapa lama selalu dihantui atau diikuti oleh bayangan ehm... mantan laki-laki yang sudah pernah dikenalnya sebelumnya. Yang membuat saya ngeri sebenarnya bukan penggambaran atau pendeskripisan tentang kondisi bayangan laki-laki itu, tetapi TKP (Tempat Kejadian Penampakan) itu terjadi; Kamar Mandi!!

Siapa sih yang nggak kenal dengan reputasi kamar mandi/toilet sebagai The most scared place in the world? Ehm... itu istilah saya sendiri sih tapi emang bener, kan kalo orang-orang sebagian besar ngeri sama kamar mandi apalagi kalau sudah tengah malam? Apalagi kalau kamar mandi itu adalah kamar mandi kantor yang terletak di ujung, yang membuat kita harus melangkahkan kaki lebih lama untuk sampai kesana dengan keadaan sekeliling yang sudah sepi dan gelap? Tentu pasti sebagian besar orang akan meminta ditemani da ditunggui. Bagaimana kalau nggak ada yang bisa menunggui?

Itulah yang dialami Bintang. Ketemu hantu di toilet kantor! Saat ia lembur! Di awal cerita saya memang sudah sempat curiga pada Bintang dan memar biru pada pergelangan tangannya. Otak saya secara otomatis mengarah pada KDRT atau hal-hal sejenis dikasari atau dianiaya. Tapi saya masih belum bisa menduga apa hubungannya tangannya yang membiru itu dengan keberadaan si hantu. Tentu saja seperti membaca cerita detektif, membaca kisah horror hal-hal kecil perlu diperhatikan karena bisa jadi itu adalah kunci segala misteri yang terjadi.

Cerpen ini diceritakan denga alur maju mundur; masa sekarang dan masa lalu Bintang yang pada akhirnya mengarah pada petunjuk kenapa pergelangan gadis itu membiru dan apa yang terjadi dengan perubahan sikapnya yang terjadi secara tiba-tiba. Cerita ini mengajak kita untuk sedikit berpikir dan menebak-nebak. Kisah ini mendatangkan makna dan definisi baru tentang hantu bagi saya, bahwa ia bisa berada di mana saja dan berasal dari mana saja, bahkan dari diri kita sendiri.

Cerpen kedua berjudul Kubikel Berdarah karya Guntur Alam. Judulnya aja udah bikin merinding disko gimana gitu. Yang menjadi petunjuk pertama saat baca judulnya adalah pasti ini tentang kubikel yang memakan korban atau kubikel yang ditinggal mati pemiliknya. Ternyata memang benar! Seperti pada cerpen pertama saya juga menaruh kecurigaan terhadap unsur-unsur yang terdapat dalam cerita ini, kali ini bukan pada memar kebiruan tetapi pada keberadaan laki-laki bernama Mario yang sikapnya seolah menyembunyikan sesuatu sejak Lily menceritakan perihal gosip atau kabar beredar soal pemilik kubikelnya yang disampaiakan oleh Maurin.

Akan tetapi, kenyataan bahwa meski anak baru Lily sudah bersahabat lama dengan Mario dan Maurin seketika menepis pemikiran itu, meski di lembar berikutnya gerak-gerik Mario jadi lebih sering mencurigakan. Saya rasa saya menebak dengan benar meski hanya 70% what was really going on about Maya and the rumor. Cerita ini memberikan saya pelajaran untuk bisa lebih hati-hati dan waspada terhadap lingkungan baru atau berita baru pada lingkungan tersebut yang kebenarannya bisa saja membahayakan diri kita sendiri.

Cerpen ketiga berjudul Di Balik Kaca Etalase karya Eve Shi. Kalau dengar kata kaca etalase yang langsung teringat adalah toko dan barang-barang yang di pajang di balik etalasenya. Sepatu lcu, pernak-pernik dan aksesoris, perhiasan dan boneka adalah barang-barang yang sering kita temui.

Boneka adalah benda lucu bagi siapa saja apalagi peremuan terutama anak kecil. Bahkan boneka Upin Ipin yang kalau malam lebih kelihatan kayak Tuyul nyengir pun banyak menjadi teman tidur anak-anak berusia 2-5 tahun. tapi, bagaimana kalau boneka-boneka tersebut menyerupai manusia dan terlihat nyata mulai dari pakaian sampai kulitnya? Masih kelihatan lucu, nggak?

Di Balik Kaca Etalase meceritakan tentang Tiara, gadis kecil yang sangat suka memandangi bonek-boneka berwajah mirip manusia yang dipajang di salah satu toko boneka yang dilewatinya saat pulang sekolah. Pemilik toko yang melihatnya sering mampir ternyata tidak marah justru ramah dan terkadang mengajak Tiara mampir sekedar untuk makan kue. Meski baik, tetap saja buat kita yang sudah paham dan melihat banyak kejadian kejahatan secara langsung maupun lewat berita di TV dan surat kabar pasti akan langsung melangkah mundur menerima tawaran kebaikan yang amat berlebihan itu. Tapi Tiara yang masih bocah tidak melihat tanda-tanda ancaman. Gadis itu dengan riang selalu mampir dan membagi banyak cerita pada si pemilik toko.

Cerita ini mungkin yang paling mencekam di antara semua cerita yang ada. Hantu nggak akan bisa membunuh manusia, ketakutanlah yang membunuh. Tapi bagaimana jika hantu itu bisa menakuti dan membunuh di saat bersamaan? Cerpen ini tergolong unik bagi saya merupakan gabungan dari masalah psikologis dan hantu sesungguhnya. Agak bingung pada endingnya karena nggak bisa menemukan titik terang apa sebenarnya jenis hantu yang ada dalam cerpen ini. Manusia psikopat atau hantu yang berubah jadi psycho? Yang jelas cerita ini membangkitkan kengerian saya setaraf dengan rasa mual yang saya rasakan kala membayangkan apa yang sebenarnya dilakukan si pemilik toko.

Gadis Kecil adalah cerpen keempat dari buku ini. Merupakan karya Moemoe Rizal dan juga karya favorit saya. Bercerita tentang Arta yang perusahaannya mengadakan event lomba menulis untuk anak. Sebagai panitia Arta mendapat tugas untuk merekapitulasi data-data cerita yang masuk mulai dari judul hingga para penulisnya. Karena kebanjiran naskah akhirnya Arta harus stay hingga malam di kantor. Dan dari situlah kejadian horror mulai menghantuinya. Dimulai dari ketukan yang entah berasal dari mana dan anak kecil yang tiba-tiba ngikik hihihi di depannya, ketawa setelah itu mengaku sebagai peserta lomba yang ingin menanyakan perihal persyaratan naskah yang harus dikirim. Meski merasa aneh, Arta meladeni gadis itu. Tapi setelahnya ia justru mendapati dirinya melihat banyak makhluk yang tentu saja bukan manusia berkeliaran di kantornya yang gelap dan sepi, bermain bersama anak kecil itu O_O.

Awalnya Arta menganggap itu sebagai angin lalu tapi rupanya kejadian itu terus berulang dan menakutinya setiap malam. Daniel salah satu teman kantor yang oh my so lovable (buat saya :D) dan kalimat Inggris dari bibirnya yang sarat perhatian akhirnya menawarkan bantuan. Yang menjadi pertanyaan adalah memang benar ada beberapa orang yang sering melihat penampakan atau berbicara denga makhluk-makhluk yang nggak seharusnya diajak berbicara itu, tapi apa benar ada orang yang dikintilin hantu kemana-mana karena ingin menjadi temannya. Segala sesuatu dalam fiksi bisa dirancang dan dibuat sesuka hati, tapi tetap saja saya rasa saya butuh referensi untuk hal satu ini.

Dan cerpen kelima berjudul Asa karya salah satu penulis favorit saya, Prisca Primasari. Cerpen paling berbeda kalau menurut saya karena bukan murni horror melainkan horror comedy. Hal-hal tentang hantu kadang memang bisa jadi bercandaan, lebih keren lagi kalau bisa bercanda dengan hantu dari zaman batu seperti Asa.

Di kantor, Asa sering lembur dan ia sering ditemani oleh Bogus dan Mevrouw, dua kawan lama dari masa silam yang masih berkeliaran sampai sekarang karena mati penasaran. Nggak begitu menakutkan karena ada humor-humor yang terselip antara percakapan ketiganya. Apalagi sifat Mevrouw yang sangat bangsawan dan tidak mau kalah, hanya saja yang menakutkan disini adalah sesuatu yang kita remehkan kadang keberadaannya tapi ternyata bisa saja mengubah hidup kita selamanya; Firasat.

Hantu dalam cerita ini adalah firasat. Hal nyata namun terasa maya keberadannya. Samar oleh logika dan pemikiran kita bahwa yang tidak memiliki bukti itu diragukan kebenarannya.

Secara keseluruhan saya sangat menikmati cerita-cerita dalam buku ini. Tapi ada satu yang kurang....
Cerpennya kurang banyak!!!!
Profile Image for Autmn Reader.
881 reviews91 followers
July 16, 2020
The actual rating 3,5 🌟

Ada lima cerita:

1. Bilur oleh Jia Effendi.

Menceritakan seorang wanita bernama Bintang yang dirudung kesedihan karena pacarnya--Bay--hilang dan tidak diketahui kemana. Sejak saat itu dia merasa dihantui.

Well, jujurnya saya kurang ngerti ama akhir ceritanya, sih. Apakah Bintang udah terlepas atau enggak. Tapi yang jelas, twist disini bikin aku terkejut sih, padahal ceritanya pendek. Heuheu.

2. Kubikel Berdarah oleh Guntur Alam.

Menceritakan Lily yang baru bekerja di perusahan asing. Sebagai pegawai baru, dia diberitahu kalau kubikel tempat dia duduk dulunya adalah tempat seorang wanita yang meninggal karena bunuh diri di toiket lantai empat.

Aku ngeri baca ini. Asli. Malem-malem, di selimut dan ada adegan itu di ceritanya. Dari kelima cerita, mungkin emang cerita ini yang paling ngeri, akhir yang tragis, dan bikin aku pengen baca kelanjutan nasib si pegawai baru. Heuheu.

3. Dibalik kaca etalase oleh Eve Shi.

Menceritakan seorang pegawai toko boneka dan anak kecil bernama Tiara yang selalu disiksa oleh ayahnya. Karena ketertarikan Tiara pada boneka, akhirnya dia dekat dengan wanita pegawai toko boneka.

Suka sih cerita ini, heuheu. Jadi inget chucky. Tapi aku sedih ama nasib-nasib bonekanya. Kupun kurang paham sih ama akhir cerita ini. Apa dia Tiara? Heuheu.

4. Gadis Kecil oleh Momoe Rizal.

Menceritakan seorang gadis bernama Arta yang harus lembur karena ditugaskan untuk mendata naskah lomba yang masuk. Sejakndia lembur, dia selalu mendapat kejadian aneh. Yang paling aneh, ada anak kecil yang selalu datang setiap harinya.

Ini cerita terpanjang dan terbosenin sih menurutku. Abisan awalnya aku berekspektasi cerita ini bakalan serem atau apa makanya saya sempet berenti baca. Tapi nyatanya malah gak jelas. Gak jelas dalam artian cerita ini "apa sih." gitu lho. Susah jelasinnya sih, heuheu. Ku juga kurang sreg ama Bahasa Inggris yang dipakai Daniel, entah kenapa. Hhh..

5. Asa oleh Prisca Primasari.

Menceritakan laki-laki bernama Asa yang bisa melihat hantu.

Dari semua cerita yang disini, mungkin hanya cerita ini yang gak ada tegang-tegangnya, heuheu. Ku juga beli novel ini karena ada tulisan Kak Pris sih, jadi ya gitu. Tapi cerpen disini kerasa banget tulisan Kak Prisnya, jadi kerasa manis gitu ceritanya. Apalagi ketika di akhir diceritakan alasan salah-satu hantu yang meninggal. Heuheu
Profile Image for Hani Mahdiyanti.
217 reviews37 followers
January 20, 2018
Dasar saya memang masokis. Padahal saya hampir setiap hari lembur, pernah juga 'dikerjain' di lab pas hari sudah gelap. Masih saja membaca kisah seram. Habis, kisah seram memang seperti sambal, sih. Pedas, tapi nagih.

Sangat menyeramkan. Terutama cerita keempat. Totalnya ada lima cerita. Masing-masing bercerita tentang kisah seram yang terjadi setelah jam kerja.

Kisah pertama dibumbui oleh pengaruh gangguan psikologis. Tapi eksekusinya tetap menyeramkan. Terutama plot twist-nya.

Kisah kedua bisa ditebak alurnya, dan lebih bersifat imajinatif karena dibalut dengan latar sihir kegelapan. Ceritanya tentang sebuah toko boneka. Sejak dulu, saya tidak terlalu menyukai boneka terutama yang menyerupai manusia. Ibu saya dulu pernah punya boneka bayi yang ukurannya sama dengan bayi berusia 10 bulan sungguhan. Sebelum dibuang, bentuknya masih utuh, hanya mata kacanya yang hilang satu. Katanya dulu boneka semacam itu adalah mainan yang paling tren pada jamannya, dan harganya pun mahal. Hih, kalau saya malah nangis ketakutan kalau dibelikan boneka macam begitu.

Kisah ketiga dibumbui misteri whodunit yang menegangkan. Saya berharap kejahatan akan terbongkar karena ulah hantu, tapi eksekusi akhirnya ternyata dibuat khas cerita hantu urban legend.

Kisah keempat adalah kisah terpanjang dan terseram di antara semuanya. Penggambaran makhluk-makhluknya seperti sungguhan. Intinya, benar-benar seram.

Kisah kelima tidak terlalu menakutkan, tetapi malah justru membuat sedih. Penggambaran hantunya juga tidak terlalu menyeramkan. Hal yang menarik adalah interaksi antara si tokoh manusia dengan para hantu ini yang tidak biasa.

Bagi penikmat adrenalin dan senang ditakut-takuti, coba baca buku ini malam hari sendirian kalau berani. Saya melakukannya.
16 reviews1 follower
June 7, 2022
Kalo disatuin rating nya, 3.5 lah yaa
Kalo rating per cerita, beda-beda.

Cerita pertama, yang soal dihantui mantan. 3.5, mantap sih, walaupun agak vague endingnya, tapi ada plot twist yang mencengangkan, yang bikin ngedumal "what jadi ternyata ternytaaaa"...

Trus cerita lainnya, soal bilik berhantu yang nggangguin Lily si pegawai baru yang duduk di bilik tersebut. Merinding, apalagi namaku Lily. Beneran bikin degdegan untuk ukuran baca buku (biasanya yang sampe deg2an kalo nonton film). Dan sebel banget sama endingnya, kenapa keadilan tidak tertegakkaaaann huwaaa rating 4 deh

Kalo cerita punya mba Eve Shi favorit sih, alesan aku beli buku ini juga karena ada Eve Shi nya hehe. Seremnya tuh bukan serem hantu, lebih ke ngeri macem soal psikopat gitu. Walopun iya soal makhluk mistis juga. Tapi beda aja gitu. 4.5 hehe

Ada juga cerita soal mba-mba yang digangguin makhluk halus pas lagi sering lembur di kantor nya, dan didatengin anak kecil yang ada kemungkinan bukan manusia. Seru, dan lumayan serem, tapi juga agak kurang gimana gitu. Apalagi ceritanya agak lebih panjang dibanding yang lain, 3.5 deh.

Yang terakhir, 2.5 aja yah. Soalnya kurang serem. Dan agak biasa aja kalo dibanding cerita lainnya. Huhu

Tapi overall seru, cocok buat yang suka bacaan horror in one sitting.
Profile Image for Titis Wardhana.
995 reviews15 followers
February 1, 2017
Pengen beli pas terbit, eh nunda2 mulu, ahirnya liat di Play Books jadi goceng ahirnya beli. Ternyata goceng itu untuk satu cerita :D... Gak papa deh ahirnya beli semua kelima2nya, daripada beli satu buku harganya malah 29.050 di Play Books juga.

Pertama baca Kubikel Berdarah. Cerita yang tragis kayak orang bilang: Curiosity kills the cat. Hantu yang dendam gara2 mati tidak wajar tapi kenapa malah yang jadi korban orang lain.

Kedua, Asa. Gw suka ceritanya. Ada lucu2nya, tapi ya gitu sekali lagi tragis :D

Ketiga, Bilur. Hantunya ada yang gak nyambung. Apa karena kita menyimpan rahasia jadi hantu2 pada keliatan gitu?

Keempat, Gadis Kecil. Ini yang paling panjang. Kalo gw disuruh lembur ya pastilah minta ditemenin, apalagi ada yang nawarin ini :D. Misteri kematian gadis cilik di komplek juga masih misteri, bikin penasaran aja :D

Kelima, Di Balik Kaca. Jadi cara bikin bonekanya gimanaaaa... hanya bisa membayang2kan :D

Yang paling serem Gadis Kecil karena gw sempet berhenti baca secara uda malem hahahahaha....
Profile Image for Bila.
315 reviews21 followers
February 21, 2022
Hmm, kalau dirata-ratakan sih lebih dari 3 bintang, tapi setelah disatukan, rasanya 3 bintang sangat cukup.

Kumpulan cerita ini dibuka dengan kisah yang cukup seram sekaligus pilu. Kemudian kisah kedua...seperti film horor lengkap dengan jumpscare walau ide ceritanya juga ga baru amat (tapi aku suka eksekusinya).
Kisah ketiga sama sekali tidak berdarah namun tetap mencekam (walau paling melenceng dari covernya WKWK). Yang keempat membuatku bingung walau akhirnya bisa ngomong oooohhhh....

Bagaimana yang terakhir? Least favorite, kukira akan hangat tapi saking singkatnya jadi hampa.

Ya begitulah.
Profile Image for Putri Nata.
48 reviews1 follower
February 27, 2022
3,8 dibuletin jadi 4 😂 sebenernya ceritanya ga seseram yang dibayangin pas pertama liat buku ini di e commerce. Tapi karena penasaran dan suka sama yang horor2, akhirnya memutuskan utk beli. Di dalamnya ada 5 cerita. Masing2 ditulis oleh 5 penulis berbeda. Secara keseluruhan, ceritanya bagus2 aja. Cerita favorit aku yg cerita ke 4. So far feel seremnya dapet dan relate juga sama kehidupan sehari2.

Tapi biarpun ga seseram yang dibayangin, tetep aja ga berani baca pas malem, bacanya tetep pas hari masih terang dan setelah memastikan ga sendirian di rumah. 😂 (emang dasar penakut, suka horor tapi beraninya kalo pas hari masih terang 😌).

Good job for the writers!💪🏻👌🏻
Profile Image for Raditya Ghifarry.
51 reviews2 followers
August 13, 2021
2/5.
Ada 5 cerita di buku ini tapi cuman 1 yang lumayan dan bikin merinding, yang lainnya kayak cuman cerita2 horor yang dulu suka diceritain pas sekolah.
Profile Image for Nuraini.
57 reviews2 followers
May 18, 2024
Cerita2 singkat mencekam tentang after office hour. Tapi cerita favorit sy justru yang nggak terkait dengan urusan kantor dan lembur. Rumah boneka.
Author 3 books29 followers
December 29, 2016
Secara mengejutkan, kumcer ini isinya bagus-bagus. Storynya bagus, ditulis dengan apik, dan sangat menghibur. Jadi rating yang sebenarnya 3.5 stars. Sayang juga nggak dapet perhatian lebih, yang kasih rating cuma 8 :( , tapi yakin aja deh kalo banyak yang beli dan baca tapi gak punya akun GR wkwkwkwk.

Tanggapan emosional untuk tiap cerpen:
Bilur By Jia Effendie, hantu yang menyebalkan. Masih hidup udah ngeselin, matipun tetep ngeselin. Tapi ini kurang serem.

Kubikel Berdarah by Guntur Alam, agak lemah plotnya jadi nggak serem juga. Tapi cukup memikat dan bikin penasaran.

Di Balik Kaca Etalase by Eve Shi, ini plotnya terangkai dengan baik dan sedikit mengingatkan saya pada manga horor yang judulnya saya lupa, soal boneka-boneka juga. Nggak serem, tapi agak creepy.

Gadis kecil by Moemoe Rizal, cerpen yang paling horor menurutku di antara yang lain. Seremnya dapet dan sangat engaging.

Asa by Prisca Primasari, ini yang paling santai dan paling pendek porsinya. Tapi bagus juga cerpennya. Gak perlu penjelasan ribet-ribet untuk menceritakan kisah yang menghibur. Nice.
Profile Image for Niratisaya.
Author 3 books45 followers
August 31, 2016
Tepat berhenti di tengah-tengah.

Dua cerita pertama ("Bilur" dan "Kubikel Berdarah") sama sekali tidak membuat saya ketakutan, entah karena latar belakang saya sendiri yg sering menjumpai makhluk demikian, atau pada saat itu saya juga sedang membaca novel misteri lainnya.

Sampai akhirnya, saya sampai di cerita Eve Shi "Di Balik Kaca Etalase". Shi berhasil membangun cerita, meski nggak sepenuhnya horor, tapi penuh misteri dan menarik perhatian pembaca (baca: saya). Thus, I can read her story without closing this book even for once. Saya berharap Eve Shi suatu saat nanti akan membuat versi novelnya :)

Untuk dua cerita terakhir....

"Gadis Kecil" membuat saya berharap cerita lebih penasaran pada sosok Daniel. But it was well built.

Di sisi lain, "Asa" kurang terbangun dan seolah hanya menjadi pelengkap kumpulan cerita ini, bukan sebuah cerita yang berdiri sendiri seperti empat cerita lainnya.
Profile Image for Nina Addison.
Author 10 books41 followers
July 16, 2016
3.5 bintang.

Porsinya pas. Panjangnya cerita, cukup (kecuali untuk cerpen 'Asa' yang terasa belum selesai tapi sudah ketemu titik.) Kadar ke horor-an, cukup. Banyaknya cerita, cukup. Takeran yang kurang atau lebih dari buku ini rasanya akan bikin saya lelet bacanya atau bahkan menelantarkan buku untuk hal-hal lain.

Dua favorit saya:
'Di Balik Kaca Etalase'-nya Eve Shi -- untuk gaya penulisannya yang asik banget, penggunaan kata-kata yang nggak biasa, its a feast for both the mind and the eyes (reading it).

'Gadis Kecil' -nya Moemoe Rizal -- untuk alur cerita yang mencekam dan nggak bisa ditebak arahnya. Saya menikmati benar dibawa cerita ini sampai penghujung akhir, nyaris tanpa harus pasang gaya baca skimming.

Profile Image for Edotz Herjunot.
Author 5 books14 followers
December 16, 2020
Udah lama butuh asupan novel horor yang beneran horor, bukan yang maksa. Untungnya buku ini termasuk kategori horor yang lumayan.

Ada 5 cerita di buku ini, dan cerita dari Eve Shi 'Di Balik Kaca Etalase' jadi favorit saya di buku ini.

Untuk cerita yang berjudul 'Gadis Kecil', rasanya melelahkan sekali membacanya. Selain ceritanya paling panjang, juga karena ada lumayan banyak dialog bahasa Inggris yang bikin kram otak buat saya karena bahasa Inggris saya minim banget.

Secara keseluruhan, buku ini sudah sesuai ekspektasi saya.
Profile Image for Adek Fbree.
159 reviews
June 27, 2016
Lupa update, pdhl dah tiga hari lalu selesai. 5 cerita 5 penulis dlm 1 buku. Yg paling disukai adlh cerita ke-5 karyanya Prisca Primasari krn walo soal hantu tp msh bisa bikin senyum (kan cape klo tegang mlulu.. * lah jd ngapain baca cerita seram hehehe*).
.
sedangkan utk 4 cerita lainnya.. berhasil mengingatkan knapa sy dulu slalu menghindari kisah2x yg bikin merinding. Yak... better read for yourself :p
Displaying 1 - 18 of 18 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.