What do you think?
Rate this book
Diary Of An Unpopularity
Cameyla Atwood adalah gadis kikuk yang memiliki satu teman. Walau otaknya secemerlang Einsten, kehidupan sosialnya sama sekali tidak bisa masuk dalam kategori hebat. Ia kerap menjadi bahan penindasan dari teman-teman satu angkatan, senior, bahkan kakanya. Namun ia tidak pernah melawan. Ia tidak apa diperlakukan begitu selama bisa mengejar segala tujuan hidupnya, yaitu kuliah di Universitas Harvard dan menjadi peneliti.
Kehidupan Cameyla mendadak berubah ketika ia datang ke acara premiere film bergengsi di Amerika. Siapa sangka ia adalah bagian dari keluarga Atwood yang terkenal. Semua terkejut saat mengetahui fakta aktor Gary Atwood dan model Juliana Anderson memiliki anak selain Carter Atwood dan Carla Atwood. Terlebih, Carter, Carla, dan Cameyla berada dalam satu sekolah yang sama dengan status sosial yang jelas-jelas bertolak belakang.
Kehidupan Cameyla mendadak berubah ketika ia datang ke acara premiere film bergengsi di Amerika. Siapa sangka ia adalah bagian dari keluarga Atwood yang terkenal. Semua terkejut saat mengetahui fakta aktor Gary Atwood dan model Juliana Anderson memiliki anak selain Carter Atwood dan Carla Atwood. Terlebih, Carter, Carla, dan Cameyla berada dalam satu sekolah yang sama dengan status sosial yang jelas-jelas bertolak belakang.
628 pages, Paperback
First published June 1, 2016
15 people are currently reading
132 people want to read
Ratings & Reviews
Friends & Following
Create a free account to discover what your friends think of this book!
Community Reviews
Displaying 1 - 13 of 13 reviews
July 14, 2017
Sewaktu membaca buku ini, sempet kesel setengah mati dengan isi buku yg penuh typo, plothole, narasi yang asal2an, dialog yg ga kalah ngasalnya. Serasa baca skrip sinetron Indonesia yg bleh.
Saya mengamati bbrp ciri khas buku wattpad dr yang katanya penulis Indonesia: setting luar negeri tp bercita rasa Indonesia, nah di buku ini ada sedikit yang seperti itu. Kali ini setting di sebuah SMA di Jkt, tapi hampir semua murid dan gurunya punya nama bule. Dialog2nya ngalay dan ngawur.
Kedua, tingkat halusinasi yang katanya penulis wattpad Indonesia itu sangat luar biasa. Mereka bs menciptakan tokoh yg luar biasa sempurna, lowongan kerja yg ajaib, kedudukan/karier yg super fantastis tanpa perlu gambarin seperti apa perjuangan si tokoh (pdhal buku mrk aja plg sedikit 400 halaman). Okelah ini cm khayalan, tapi please ... lakukan riset dengan baik.
Ketiga, pemakaian istilah yg tanpa penulis sadari itu sebenarnya bukan istilah asing tapi istilah yg hanya dipakai di Indonesia, contohnya: handphone. Mungkin bs diganti dengan telepon genggam atau telepon selular. Dan untuk pemakaian bahasa asing, paling banyak sih pakai bhs Inggris ya, kenapa makenya cm setengah-setengah? Kenapa harus make istilah asing kalau seandainya bhs Indonesia juga ada serapannya. Contoh: bersama teman cheersnya. Kenapa ga ditulis bersama teman pemandu soraknya?
Nah bbrp ciri khas di atas, saya nemu juga di buku ini. Please penulis, riset lah sebelum nulis, sebelum publish buku/ceritamu tolong dibaca lagi, buku ini bolong di tiap bab. Banyak banget adegan, percakapan, yg bikin saya ngerutin jidat.
Akhir kata buat penulisnya, mungkin perlu belajar nulis dengan baik. Perbanyak diksi. Riset dan riset please, biar bukunya ga bikin pembaca kecewa. Perlu diinget pembaca beli bukumu pake DUIT bukan pake DAUN SALAM :)
Cheers!
Saya mengamati bbrp ciri khas buku wattpad dr yang katanya penulis Indonesia: setting luar negeri tp bercita rasa Indonesia, nah di buku ini ada sedikit yang seperti itu. Kali ini setting di sebuah SMA di Jkt, tapi hampir semua murid dan gurunya punya nama bule. Dialog2nya ngalay dan ngawur.
Kedua, tingkat halusinasi yang katanya penulis wattpad Indonesia itu sangat luar biasa. Mereka bs menciptakan tokoh yg luar biasa sempurna, lowongan kerja yg ajaib, kedudukan/karier yg super fantastis tanpa perlu gambarin seperti apa perjuangan si tokoh (pdhal buku mrk aja plg sedikit 400 halaman). Okelah ini cm khayalan, tapi please ... lakukan riset dengan baik.
Ketiga, pemakaian istilah yg tanpa penulis sadari itu sebenarnya bukan istilah asing tapi istilah yg hanya dipakai di Indonesia, contohnya: handphone. Mungkin bs diganti dengan telepon genggam atau telepon selular. Dan untuk pemakaian bahasa asing, paling banyak sih pakai bhs Inggris ya, kenapa makenya cm setengah-setengah? Kenapa harus make istilah asing kalau seandainya bhs Indonesia juga ada serapannya. Contoh: bersama teman cheersnya. Kenapa ga ditulis bersama teman pemandu soraknya?
Nah bbrp ciri khas di atas, saya nemu juga di buku ini. Please penulis, riset lah sebelum nulis, sebelum publish buku/ceritamu tolong dibaca lagi, buku ini bolong di tiap bab. Banyak banget adegan, percakapan, yg bikin saya ngerutin jidat.
Akhir kata buat penulisnya, mungkin perlu belajar nulis dengan baik. Perbanyak diksi. Riset dan riset please, biar bukunya ga bikin pembaca kecewa. Perlu diinget pembaca beli bukumu pake DUIT bukan pake DAUN SALAM :)
Cheers!
July 25, 2016
the story was interesting at the start, but when i got in the middle, its a bit disappoint me. Im not so fond of its language style, and i thought it was probably written by the writer when she was in high school, so im not that surprised about her words choice that is pretty too much and a bit non sense. In my opinion, the camylea's character is too strong for a girl, so i cant really understand her feelin on this story. The ending is also predictable tho. But i like the story line, im just not into her writing style.
December 11, 2016
ALL HAIL BILDUNGSROMAN NOVEL! YAY!
Pertama-tama, terima kasih pada kak Dini Afiandri yang telah memberikan novel ini untuk saya (kebetulan ber-ttd jugak!) :D Walau saya sudah membacanya di Wattpad, tapi saya tetap ingin memiliki buku ini. Kenapa? KARENA INI ADALAH NOVEL BILDUNGSROMAN! Bisa dibilang, DOAU ini cukup sekelas dengan novel The Perks Of Being A Wallflower, kurasa. Hoho.
Kalau kalian bertanya ‘what the hell is bildungsroman?’ jangan bingung. Saya dengan baik hati (uhuk) akan memperjelas, kok. Genre ini sebelas dua belas dengan genre coming-of-age atau tentang pendewasaan diri sang protagonis. Saya tergila-gila dengan genre ini karena selain unik juga mengandung unsur psikologis.
Mari lihat sinopsis. Cameyla Atwood adalah seorang ‘nerd’ yang ternyata adalah anak dari aktor dan model terkenal, kan? Di sini sudah jelas bahwa konflik yang dominan adalah man vs fate. Manusia versus takdir. Cameyla yang tidak mau tampil di depan umum dan tetap berpenampilan seadanya menggunakan kacamata tebal adalah perwujudan dari konflik ini. Ditambah, Cameyla kemudian harus tampil di hadapan umum dan juga direkrut menjadi vokalis sebuah band terkenal. Nah.
Cerita ini patut diapresiasi, saudara-saudara. Bukan cuma langka, tetapi teknik show yang digunakan penulis ini benar-benar mujur dan tepat guna (halah bahasa gue). Mau latihan menulis dengan menggunakan teknik show? Mau latihan menulis menggunakan plot yang kompleks? Baca novel ini, deh. Siapa tahu bisa jadi referensi. Saking kuatnya elemen-elemen di cerita ini, saya sampai nggak habis pikir karena ternyata penulisnya tergolong masih muda (lebih muda dari saya), tapi skill menulisnya oke untuk ukuran novel debut si penulis ini. Beneran salut, deh.
Elemen karakter juga oke punya. Cameyla yang sarkas dan cuek punya selera humor yang bagus, lho. Jauuuuuh banget dari kesan menye-menye.
Karakter tokoh-tokoh lain juga nggak ada masalah. Selain Cam aku suka banget dengan Carter--tipe kakak idaman yang ganteng, perhatian dan baik hati. Tapi … kayaknya karakter Carter cenderung terlalu sempurna? xD Ah, tapi mungkin itu cuma perasaan saya aja lol.
Ada beberapa typo, aku lupa sih apa aja, tapi ya memang ada beberapa namun tidak fatal. Segi gaya bahasa oke oke aja, mengingat memang latar yang digunakan adalah Indonesia (especially Jakarta; The Metropolitan City) jadi wajar saja ada penggunaan bahasa dialog ‘gue-lo’. Banyak juga bagian yang menggunakan latar di Amrik sehingga disesuaikan dengan bahasa dialog yang baku ‘aku-kau’. Ada yang lucu sebenarnya, sewaktu Cameyla-Haris ngobrol di Amrik sekalipun, mereka tetap menggunakan dialog berbahasa Indonesia gaya ‘gue-lo’. Kind of using Bahasa as their private language, lah. Haha. Lucu banget mereka <3
Soal cover? Saya bersyukur karena di cover DOAU TIDAK ADA embel-embel mega best seller atau apalah itu. HAHAHA. Soalnya sejauh ini, novel-novel yang lahir dari Wattpad dengan embel-embel tersebut justru overrated, sih. Ck.
Novel ini mengajarkan banyak hal, salah satunya:
Ups. Ada typo dalam quote di atas wkwkwk. Oke. Mungkin sudah seharusnya saya akhiri ulasan ini, sebelum ngawur ke mana-mana. 4,5/5 for DOAU :)
Pertama-tama, terima kasih pada kak Dini Afiandri yang telah memberikan novel ini untuk saya (kebetulan ber-ttd jugak!) :D Walau saya sudah membacanya di Wattpad, tapi saya tetap ingin memiliki buku ini. Kenapa? KARENA INI ADALAH NOVEL BILDUNGSROMAN! Bisa dibilang, DOAU ini cukup sekelas dengan novel The Perks Of Being A Wallflower, kurasa. Hoho.
Kalau kalian bertanya ‘what the hell is bildungsroman?’ jangan bingung. Saya dengan baik hati (uhuk) akan memperjelas, kok. Genre ini sebelas dua belas dengan genre coming-of-age atau tentang pendewasaan diri sang protagonis. Saya tergila-gila dengan genre ini karena selain unik juga mengandung unsur psikologis.
Mari lihat sinopsis. Cameyla Atwood adalah seorang ‘nerd’ yang ternyata adalah anak dari aktor dan model terkenal, kan? Di sini sudah jelas bahwa konflik yang dominan adalah man vs fate. Manusia versus takdir. Cameyla yang tidak mau tampil di depan umum dan tetap berpenampilan seadanya menggunakan kacamata tebal adalah perwujudan dari konflik ini. Ditambah, Cameyla kemudian harus tampil di hadapan umum dan juga direkrut menjadi vokalis sebuah band terkenal. Nah.
Cerita ini patut diapresiasi, saudara-saudara. Bukan cuma langka, tetapi teknik show yang digunakan penulis ini benar-benar mujur dan tepat guna (halah bahasa gue). Mau latihan menulis dengan menggunakan teknik show? Mau latihan menulis menggunakan plot yang kompleks? Baca novel ini, deh. Siapa tahu bisa jadi referensi. Saking kuatnya elemen-elemen di cerita ini, saya sampai nggak habis pikir karena ternyata penulisnya tergolong masih muda (lebih muda dari saya), tapi skill menulisnya oke untuk ukuran novel debut si penulis ini. Beneran salut, deh.
Elemen karakter juga oke punya. Cameyla yang sarkas dan cuek punya selera humor yang bagus, lho. Jauuuuuh banget dari kesan menye-menye.
Eh, tapi sepertinya keren juga kalau aku di red carpet dengan wajah masam. Kalau aku melakukannya pasti aku jadi orang pertama dengan wajah termasam dan masuk kategori ter-tidak-enak-di-foto ketika berjalan di red carpet.
Boleh juga dicoba. – hlm. 62
Karakter tokoh-tokoh lain juga nggak ada masalah. Selain Cam aku suka banget dengan Carter--tipe kakak idaman yang ganteng, perhatian dan baik hati. Tapi … kayaknya karakter Carter cenderung terlalu sempurna? xD Ah, tapi mungkin itu cuma perasaan saya aja lol.
Ada beberapa typo, aku lupa sih apa aja, tapi ya memang ada beberapa namun tidak fatal. Segi gaya bahasa oke oke aja, mengingat memang latar yang digunakan adalah Indonesia (especially Jakarta; The Metropolitan City) jadi wajar saja ada penggunaan bahasa dialog ‘gue-lo’. Banyak juga bagian yang menggunakan latar di Amrik sehingga disesuaikan dengan bahasa dialog yang baku ‘aku-kau’. Ada yang lucu sebenarnya, sewaktu Cameyla-Haris ngobrol di Amrik sekalipun, mereka tetap menggunakan dialog berbahasa Indonesia gaya ‘gue-lo’. Kind of using Bahasa as their private language, lah. Haha. Lucu banget mereka <3
Soal cover? Saya bersyukur karena di cover DOAU TIDAK ADA embel-embel mega best seller atau apalah itu. HAHAHA. Soalnya sejauh ini, novel-novel yang lahir dari Wattpad dengan embel-embel tersebut justru overrated, sih. Ck.
Novel ini mengajarkan banyak hal, salah satunya:
“Hidup ini pilihan, Cam. Kalau ini pilihan kamu, berarti takdir akan mengikuti pilihamu itu. Jadi hadapi apa pun yang ada di depanmu. Jangan takut salah, karena kita belajar dari kesalahan,” kata Dave bijak. – hlm. 194
Ups. Ada typo dalam quote di atas wkwkwk. Oke. Mungkin sudah seharusnya saya akhiri ulasan ini, sebelum ngawur ke mana-mana. 4,5/5 for DOAU :)
November 11, 2017
Jalan cerita buku ini cukup menarik, sayangnya banyak terdapat typo, salah penggunaan kata seperti "pipinya" seharusnya untuk di kalimat tersebut lebih tepat "pipi ku", dan ada beberapa hal lain yang tidak konsisten. Banyak detail-detail yang terabaikan seperti asal usul keluarga Artwood (memang orang indonesia atau memang asal mereka dr amerika) dengan 600 halaman, setidaknya detail" seperti ini harusnya tidak terlewatkan.
Buku ini sudah memiliki ide cerita yang baik, hanya saja untuk buku yang sudah melewati proses penerbitan yang panjang tidak seharusnya kesalahan-kesalahan yang saya sebutkan sebelumnya terjadi.
Buku ini sudah memiliki ide cerita yang baik, hanya saja untuk buku yang sudah melewati proses penerbitan yang panjang tidak seharusnya kesalahan-kesalahan yang saya sebutkan sebelumnya terjadi.
December 19, 2017
◇ Menceritakan tentang Cameyla Atwood, seorang gadis kikuk yang hanya memiliki satu teman yaitu Andrea. Orang tua Cameyla adalah seorang artis ternama dunia. Cameyla juga memiliki dua orang kakak yang mewarisi bakat kedua orang tuanya. Ini tentang Cameyla dan tujuan hidupnya.
Novel ini bercerita tentang kisah anak SMA dengan konflik yang menurutku menarik tapi kurang pada eksekusinya. Aku menemukan banyak typo di bab awal novel ini yang menurutku vatal, karena ngeganggu banget. Bahkan ada bagian yang di ulang dan dijadikan bab baru (cek hlm 27).
Aku kira novel ini detail karena memang jumlah halaman yang lebih dari 600, tapi ternyata aku salah banyak narasi dan dialog yang menurutku nggak perlu. Nah sangat disayangkan detail-detail yang seharusnya perlu harus tertutupi dengan banyak nya narasi yang nggak perlu. Untuk karakter tokoh pun menurutku kurang kuat. Sudut pandang orang pertama. Menggunakan alur maju. Setting Indonesia & Luar.
Sayang sekali novel ini nggak bisa buat aku masuk ke dalam cerita. Walaupun pesan dalam cerita ini bagus. Tapi ya gitu hal-hal kecil yang seharusnya di perhatikan malah terabaikan. Bikin hilang rasa ketika membacanya.
Novel ini bercerita tentang kisah anak SMA dengan konflik yang menurutku menarik tapi kurang pada eksekusinya. Aku menemukan banyak typo di bab awal novel ini yang menurutku vatal, karena ngeganggu banget. Bahkan ada bagian yang di ulang dan dijadikan bab baru (cek hlm 27).
Aku kira novel ini detail karena memang jumlah halaman yang lebih dari 600, tapi ternyata aku salah banyak narasi dan dialog yang menurutku nggak perlu. Nah sangat disayangkan detail-detail yang seharusnya perlu harus tertutupi dengan banyak nya narasi yang nggak perlu. Untuk karakter tokoh pun menurutku kurang kuat. Sudut pandang orang pertama. Menggunakan alur maju. Setting Indonesia & Luar.
Sayang sekali novel ini nggak bisa buat aku masuk ke dalam cerita. Walaupun pesan dalam cerita ini bagus. Tapi ya gitu hal-hal kecil yang seharusnya di perhatikan malah terabaikan. Bikin hilang rasa ketika membacanya.
October 29, 2020
This book is actually worth getting 2.5, so I appreciate it for the incredible number of pages. I mean, how could someone write a diary of> 600 pages? The author must have worked hard to compile it....
Dengan jumlah halaman sebanyak itu, buku ini hanya berisi narasi dan plot yang menurutku kurang perlu. Mungkin penilaianku enggak valid dan tepat sasaran (since I didn't read the whole book), tapi aku tetap akan menuliskannya buat kritik ke author, terutama tentang bagaimana aku enggak terbawa suasana cerita bahkan ketika sudah menyentuh halaman seratus-something.
Ada banyak plot yang enggak perlu, yang enggak ada hubungannya dengan cerita, basa-basi dan kinda exxegerating? Typo juga lumayan banyak, serta penggunaan bahasa baku yang enggak tepat sasaran sehingga aku meragukan kredibilitas editor novel ini. Tokohnya dihujani dengan kekayaan, kemakmuran...somehow I couldn't even afford to think that it really happened and suit the premise; the unpopular one!
Rasanya kurang mungkin ada orang yang enggak populer kalau sekolahnya saja di high standard school yang isinya murid-murid bernama bule, dan belum lagi si karakter lahir di keluarga sultan.
I skipped this one.
Dengan jumlah halaman sebanyak itu, buku ini hanya berisi narasi dan plot yang menurutku kurang perlu. Mungkin penilaianku enggak valid dan tepat sasaran (since I didn't read the whole book), tapi aku tetap akan menuliskannya buat kritik ke author, terutama tentang bagaimana aku enggak terbawa suasana cerita bahkan ketika sudah menyentuh halaman seratus-something.
Ada banyak plot yang enggak perlu, yang enggak ada hubungannya dengan cerita, basa-basi dan kinda exxegerating? Typo juga lumayan banyak, serta penggunaan bahasa baku yang enggak tepat sasaran sehingga aku meragukan kredibilitas editor novel ini. Tokohnya dihujani dengan kekayaan, kemakmuran...somehow I couldn't even afford to think that it really happened and suit the premise; the unpopular one!
Rasanya kurang mungkin ada orang yang enggak populer kalau sekolahnya saja di high standard school yang isinya murid-murid bernama bule, dan belum lagi si karakter lahir di keluarga sultan.
I skipped this one.
June 21, 2020
I think is awesome
September 30, 2020
Banyak typo. Alur cerita asal-asalan, terlalu memaksakan.
Saya salah satu author dan pembaca karya-karya di Wattpad, tapi saya tidak menyangka tulisan seperti ini bisa lolos terbit.
Saya salah satu author dan pembaca karya-karya di Wattpad, tapi saya tidak menyangka tulisan seperti ini bisa lolos terbit.
August 28, 2016
Sumpah kecewa sama novel ini. Idenya sebenernya bagus tp eksekusinya salah.. sempet terpikat sama sinopsisnya dan setelah dibaca.. 'kok gini sih'.. bahasanya alay tapi namanya luar. aneh gag sih.. masih bagus The Perfect Husband yg awalnya saya kira garing ternyata bagus ini.. semoga karya selanjutnya lebih baik.. tetap semangat!
April 9, 2024
1⭐ dari aku
Bener-bener selama baca gak dapet feelnya gitu dan stuck tapi tetep dilanjut baca sampe akhir
Bener-bener selama baca gak dapet feelnya gitu dan stuck tapi tetep dilanjut baca sampe akhir
August 4, 2016
2,5 stars,,,,,,,saya suka Cameyla sama Haris
December 28, 2017
Saya dulu sempat suka sama cerita ini saat masih di Wattpad. Pas viewers-nya msh sekitar 6 jutaan.
Awal-awal cerita masih bisa saya maklumi. Namun, semakin ke tengah jalan cerita hampir enggak logis. Contohnya kayak perjalanan dari Amerika ke Indonesia kayak nge-gampangin banget. Lagi, saya merasa ada beberapa plot hole yang cukup mengganggu. Jujur aja, saya suka cerita yang berunsur realisme kuat. Jadi, kedepannya si penulis bisa melakukan banyak riset, ya biarpun saya cukup kagum sama si penulis yang bisa ambil alur yang enggak seperti Teenfic Wattpad kebanyakan. (Iya gak sih?)
Awal-awal cerita masih bisa saya maklumi. Namun, semakin ke tengah jalan cerita hampir enggak logis. Contohnya kayak perjalanan dari Amerika ke Indonesia kayak nge-gampangin banget. Lagi, saya merasa ada beberapa plot hole yang cukup mengganggu. Jujur aja, saya suka cerita yang berunsur realisme kuat. Jadi, kedepannya si penulis bisa melakukan banyak riset, ya biarpun saya cukup kagum sama si penulis yang bisa ambil alur yang enggak seperti Teenfic Wattpad kebanyakan. (Iya gak sih?)
May 5, 2018
Assalamualaikum Wr. Wb
Jujur, ini buku wattpad yang baru pertama kali saya beli. Tapi dibuku ini kebanyakan typo, dan sepertinya penulis kurang referensi. Tapi saya cukup kagum, karena penulis bisa membuat karakter yang cukup kuat dan membangun konflik utamanya dengan sangat baik. Saya berharap penulis
banyak² mencari referensi lagi.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Jujur, ini buku wattpad yang baru pertama kali saya beli. Tapi dibuku ini kebanyakan typo, dan sepertinya penulis kurang referensi. Tapi saya cukup kagum, karena penulis bisa membuat karakter yang cukup kuat dan membangun konflik utamanya dengan sangat baik. Saya berharap penulis
banyak² mencari referensi lagi.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Displaying 1 - 13 of 13 reviews