Victime d'une maladie congénitale, l'auteur naît sans bras, ni jambes. Entouré de ses parents et d'enseignants ouverts, Ototake s'acharne à cultiver tous ses possibles. Licencié en sciences politiques et économiques, il présente une émission d'information à la télévision et s'engage pour une société libérée de la peur et des préjugés.
This book drove me nuts. I feel like a horrible person saying that. Like I'm picking on the poor boy born without arms or legs. But it's true. Maybe I'm just too picky, but his writing style really annoyed me. He frequently used an exclamation point and question mark together...you know, to show surprise: "What?!". And seemed to be trying really hard to use American phrases, but didn't use them in the right context. The story itself is inspirational, but I found the writing very juvenile.
JUDUL BUKU : NO ONE’S PERFECT PENULIS : HIROTADA OTOTAKE PENERBIT : PT. ELEX MEDIA KOMPUTINDO TEBAL : X + 230 HALAMAN
Hari itu tanggal 6 April 1976, sinar lembut matahari menyinari pepohonan Cherry yang bunganya sedang mekar-mekarnya. Hari itu takkan pernah terulang dalam hidupnya tapi akan terus diperingatinya setiap tahun. Hari itu adalah hari yang paling indah dalam kehidupannya sebagai seorang anak.
Namun, bayi itu lahir dengan anggota tubuh yang tak lengkap. Bayi itu bernama Hirotada Ototake. Ia menyandang Tetra-melia yaitu suatu keadaan dimana seseorang dilahirkan tanpa memiliki tangan dan kaki.
Setelah Oto—panggilan akrab Hirotada—dilahirkan, dokter dan ayahnya memisahkan ia dari ibunya karena dikhawatirkan kondisi sang bayi membuat sang ibu Shock. Secara alamiah sang ibu merasa khawatir karena belum diperbolehkan menemui anaknya. Namun keinginan seorang ibu untuk bertemu dengan anaknya membuatnya kuat. Akhirnya, tiga minggu sejak oto dilahirkan, itulah hari pertama Oto bertemu dengan ibu yang melahirkannya. Namun, terjadi sesuatu diluar dugaan. Kalimat pertama yang diucapkan ibu waktu itu, “Anakku, kamu sangat tampan”. Suara ibu terdengar sangat tulus. Hingga sekarang pun ibu sangat tulus menerima anaknya, Oto. Kesan pertama yang dirasakan oleh sang Ibu bukanlah terkejut atau sedih, melainkan kebahagiaanlah yang dirasakannya.
No One’s Perfect, ini adalah suatu kisah nyata. Ketulusan kedua orang tua Oto untuk menerima kondisi anaknya yang penyandang Tetra Melia membuat Oto tak pernah merasakan bahwa dirinya adalah seorang penyandang cacat. Lingkungan keluargalah yang pertama kali berpengaruh atas diri Oto. Ayah dan Ibunya sadar bahwa Oto memang berbeda dengan anak-anak lainnya, karena Oto memerlukan banyak perhatian dan kebutuhan tubuhnya pun juga beda, namun kedua orang tuanya tak pernah membedakan anaknya dengan anak-anak normal lainnya .
Ini terbukti ketika Oto hendak memasuki Sekolah Dasar. Kedua orang tuanya sangat yakin kalau pendidikan khusus –semacam sekolah luar biasa—tak cocok untuk ananknya, maka mereka terus berharap dan berusaha agar Oto bisa masuk ke sekolah umum walaupun kenyataannya tak semudah yang diharapkan. Dengan usaha yang gigih akhirnya Oto mendapatkan sekolah umum juga.
Mungkin kita takkan pernah menduga bahwa seorang penyandang cacat Tetra Melia yang jika berjalan memerlukan kursi roda bisa mentuntaskan pendidikanya sampai dengan perguruan tinggi. Namun tidak bagi Oto, ia bisa sekolah di sekolah umum bukan sekolah khusus yang diperuntukkan orang penyandang cacat, bahkan ia bisa mentuntaskan pendidikannya sampai dengan perguruan tinggi.
Bahkan kita pun takkan pernah menyangka bahwa seorang penyandang Tetra Melia bisa mengikuti beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang ada dilingkungan sekolahnya. Sewaktu di TK Oto menjadi Narator, yang bermain dibalik layar pertunjukan sandiwara, ketika di Sekolah Dasar Oto menjadi Sekretaris Sensei Oka, Oto pandai membuat draft dan Lay-out dengan komputer serta mencetaknya untuk keperluan majalah dinding atau sejenisnya. Ketika di SMP, Oto terpilih menjadi ketua OSIS dan ia pun seorang pemain basket. Ketika di SMU Oto mengikuti klub football, ia menjadi seorang manajer tapi serupa seorang pelatih juga. Belum lagi semasa ia di tempat kuliah, banyak sekali yang dilakukannya termasuk berkampanye “Bebas Rintangan”.
Oto memiliki semangat yang sangat luar biasa. Ini dikarenakan adanya dukungan dari kedua orang tuanya, guru-guru dan kawan-kawan yang ada di lingkungan sekolahnya yang tak membedakan Oto dengan anak-anak normal lainnya, sehingga dalam pikiran Oto tak ada kata “Cacat”. Ia merasa bahwa ia sama seperti yang lainnya, dan juga memiliki kesempatan yang sama dengan yang lainnya. Kondisi cacat bukanlah suatu halangan untuk bisa berkarya dan berprestasi, bukan juga suatu halangan untuk mencapai suatu kebahagiaan.
Kisah pribadi yang diceritakan Oto dalam buku ini pun terurai dengan jelas, mulai dari ia dilahirkan, memasuki taman kanak-kanak, ketika SD, Sekolah Menengah sampai dengan Perguruan tinggi. Walaupun ada beberapa kisah yang alur ceritanya maju mundur tapi kisah yang disajikannya tetap menarik untuk kita simak. Kisah ini membuat orang yang memiliki anggota tubuh tak lengkap bahkan yang sempurna sekalipun menjadi termotivasi dan terpacu untuk bisa berprestasi dan melakukan suatu hal yang positif untuk diri sendiri ataupun untuk orang lain.
No One’s perfect adalah cerita mengenai semangat luar biasa yang dimiliki seorang anak laki-laki dan keindahan yang ditawarkan oleh hidup ini. Juga merupakan seruan yang menggambarkan bagaimana penerimaan atas ketidaksempurnaan orang lain dapat membuat kita merasa lebih bersyukur atas ketidaksempurnaan kita sendiri
I Was Hoping for a much better Literary Piece of Work...
I was curious as to what was going on in the mind of this person. Unfortunately, you don't get into the underlying PERSONAL feelings, emotions and thoughts of the main character/author. The title really caught my eye (No One's Perfect) and I thought it would explore more facets of human imperfection. While you initially feel sorry for Oto just from seeing the photo on the cover of the book...by the end, you come to visualize him as a real and regular person. I found the book to be a more of a scrap together simplistic journal of his life so far. I suppose I have never discriminated against the disabled as it's obvious they've lacked something through life. Each individual finds their own way and it's clear that Oto points out how we must value ourselves more & enjoy every single day no matter what. This book is ideal for a little inspiration for any one (at any age) because it is easy to read & helps one examine 'What one should do to make a difference in improving their life'.
ketidaksempurnaan bukan berarti sampah, justru melalui ketidaksempurnaannya itu menjadikan Hirotada Ototake manusia yang hebat dan menginspirasi banyak orang...
40 aastat tagasi sündis Jaapanis käte ja jalgadeta poisslaps, kelle nimeks sai Hirotada Ototake. Puudele vastamata sai temast edukas spordiajakirjanik ning õpetaja ja see raamat on ta autobiograafia, keskendudes põhiliselt lapsepõlvele ning (üli)kooliaastatele. Minu tee selle raamatuni on veidi ebatavaline. Olin ühel päeval Päästearmee poes ja leidsin hunniku koreakeelseid raamatuid, mida ma lihtsalt ei suutnud sinna jätta, vaid ostsin korealannast sõbranna jaoks ära. Nende raamatute hulgas oli ka Ototake raamatu koreakeelne trükk ja kui minu jaoks oli see nägu täiesti võõras, siis sõbranna ja jaapanlannad teadsid kohe, kellest juttu. Ototake lugu hakkas mind huvitama ja minu õnneks oli raamat inglisekeelsena raamatukogus olemas. Ma ei teadnudki täpselt, mida oodata, kuid igal juhul pettusin. 99% raamatust on kirjutatud sellises kerges ja püüdlikult naljatlevalt stiilis, mis minu jaoks mõjus ebausutavana. Ma ei oodanud virisemist ja üliraskete kannatuste kirjeldust, aga ei usu ka, et ta sporditegemine ja kooliaastad läksid nii kergelt ja valutult kui võiks raamatu põhjal arvata. Oli stseene, mis mind eripedagoogina kulmu kergitama panid, näiteks keelas ta õpetaja koolis ratastooli kasutamise, sest vaid nii suutis laps iseseisvalt liikuma õppida ning keha treenida. See on täpselt selline raamat, mida võiks ilma eelneva lugemata kirjeldata inspireerivana. Arvestades, et autor on oma abikaasat viimase 8 aasta jooksul viie naisega petnud, siis võibolla on see tõesti inspireeriv, kuid mina ootasin rohkemat ja seepärast andsin raamatule vaid 1 punkti. Sellegi sai see vaid alguse ja lõpu eest, sest need peatükid tundusid kõige ausamad ja ehedamad
Buku ini untuk memenuhi New Author Reading Challenge 2015
4,2 dari 5 bintang!
Subhanallah,, Pagi ini baca buku ini malah berhasil bikin hati bergetar haru. Orang yang gak punya tangan dan kaki yang selalu bersemangat dalam menjalani hidupnya..
Melakukan gymnastic? lompat tali? lari marathon? mendaki gunung? berenang? mendribble basket? semuanya bisa dilakukan dirinya tanpa ada perasaan menyerah sedikitpun. Apalagi beliau ternyata bersekolah di sekolah umum yang saya rasa bukanlah hal yang mudah bagi seorang penyandang cacat.
Begitulah hidup.. terkadang kita memikirkan kitalah satu-satunya manusia yang bernasib malang padahal diluar sana masih banyak yang lebih bernasib malang daripada kita.. kita hendaknya lebih bersyukur dengan apa yang kita punya terutama anggota tubuh yang lebih lengkap..
Saya sendiri juga terkejut mengetahui bahwa Hirotada Ototake sendiri adalah pengurus AIESEC LC Waseda University. AIESEC sendiri singkatan dari Association internationale des étudiants en sciences économiques et commerciales yang dibentuk pada tahun 1948. Organisasi ini sendiri dulunya tersebar di 110 negara dan didirikan untuk mengembangkan potensi kepemimpinan dari anak muda baik itu dari segi pembelajaran ataupun pergi keluar negeri. lebih rincinya baca disini ya.. http://aiesec.org/
Jadi ada rasa malu juga karena saya salah satu alumnni organisasi ini tetapi jika dibandingkan dengan Ototake-san masih belum banyak kontribusi yang saya berikan. totally inspiring! >___<
Ototake Disable people Enter Elementary school Focus on Positive Accept
Question
Mr. Ototake wrote bad things about restaurant on Twitter. What do you think?
I think he is bad. He is famous and he has big influence. He should reflect.
I thought he is positive. People around him are very kind. I thought positive is important.
7/8 74 min
Ototake Became Reporter TV Soccer game Inamoto Uniform
Mr, Ototake became reporter. He graduated Waseda university. He made an effort.
He made an effort than other people. He could get good friends and he was helped by them. So have you ever helped by your friends?
In my case, I was helped by my friend because I drown in the big well. My friend shouted " help my friend!" So junior high school girl came there. I was helped by my friend and this girl. This is my story I was 6 years old boy.
7/16 32min
Ototake Tell Kind Helped Feature Nomal Happy
Ototake said I am happy. He thinks handy cap is his feature. So I was moved.
Do you have a weak point you can tell
In my case, my weak point is I can't thatch insects. I can't kill. My parents kill insects in my room.
Young Japanese man who was born without arms or legs and is a leader in his country for a barrier free environment. It was okay, but i think it may have lost something in the translation. The writing was simply not engaging.
I liked his final statement; "Even with a disability, I'm enjoying every single day. Some people are born able-bodied but go through life in dark despair. And some people, in spite of having no arms and legs, go through life without a care in the world. Disability has got nothing to do with it." Bravo!
buku ini menggambarkan kisah seorang yang berjuang keras, dan slalu semangat, tersenyum, dihari-harinya,. brbagai macam perlakuan yang dia dapatkan, membuat dia semakin kuat, bahkan semakin kuat dari orang lain yang seharusnya lebih bisa menjalani hidup ini,. aku belum selesai membaca buku ini, tapi sejauh ini, kisah ini memberi kita motivasi bahwa kita harus bisa menjalani tantangan yang ada didepan,. berusaha dan berdoa,. :)
Buku ini jadi bikin lebih SEMANGAT! Baca buku ini waktu awal-awal di Jakarta, waktu itu sempat malu pada diri sendiri karena merasa lagi down banget.... Tapi buku ini bikin semangatku bangkit lagi. Dan sekarang aku jadi lebih bersyukur karena ternyata semua mimpiku terlaksana meski berjalan lebih lambat dari perkiraanku.
paling suka banget baca buku yang ceritanya kisah nyata seperti ini..karena bisa mengingatkan kita betapa besarnya karunia Tuhan..buku ini juga memberikan kita semangat dalam menghadapi situasi yang mungkin sangat menyakitkan..membuat kita tidak menyerah dalam menjalanin kehidupan ini meskipun dengan keterbatasan2 kita..
buku ini banyak kasih tau gue bahwa semua orang yang kurang fisiknya belum tentu tidak mampu melakukan yang terbaik...dan tidak ada satu pun mau dilahirkan cacat....tapi orang cacat juga manusia loh hihihiihhihi
semangat yang tinggi u menghargai orang lain; gak da yang sempurna; kekurangan tidak menjadikan kita lemah; justru kekurangan bisa buat kita sempurna; sempurna hanya jika kita bisa menghargai perbedaan sebagai satu karunia yang indah dari-Nya:);
I think this book is simply amazing. The author, despite his handicap, lives a normal life like all others. His way of conquering obstacles to be like everything is riveting and astonishing. I loved reading this book.
Interesting content concerning the life of a disabled person in Japan. Written at about a grade 5 level though. Could inspire some young people to think differently about people who are differently abled.
This is one of good inspiration book. The man living with no arms and legs and have to use wheelchair. But he still alive, He don't sad that he was born like this. He's a powerful man and successful even having no arms and legs.
Bagus banget. ceritanya tentang seorang anak yang lahir ga punya tangan dan kaki. tapi dia tetep PD dan berusaha ngeraih hal-hal yang kata orang nggak mungkin dia bisa dapat.