Bunga rampai tentang Prof. Dr. Kuntowijoyo, sejarawan dan sastrawan. Esai-esai dalam buku ini ditulis tak lama setelah Kuntowijoyo meninggal pada 22 Februari 2005. Buku ini, dengan demikian, ialah obituari bagi intelektual yang pernah menjelajahi hampir semua genre penulisan.
Membaca buku ini, kita diajak untuk menelusuri kembali gerilya intelektual Kunto yang mengkristal tak cuma dari buku-buku dan esainya namun juga muncul pada karya-karya kreatifnya. Kita dapat melihat tebaran ideologi yang menghampar dalam karya cerpen atau novelnya.
Satu kelebihan dari karya-karya Kunto, ia biasa menggunakan bahasa yang segar dan jernih. Siapa pun akan betah membacanya hingga akhir. Sebagai individu, Kunto dikenal sebagai pribadi yang bersahaja, tak pernah mempunyai musuh. Kritik-kritik tajamnya dibingkai dalam bahasa yang sopan. Bahkan sebagaimana diungkapkan Syaafii Ma'arif, wajah Kunto ibarat wajah surga.
Buku ini merupakan kumpulan esai tentang Kuntowijoyo, karya dan pemikirannya. Terdapat nama antara lain Suyanto, Muhidin MD, Nasiwan, Syafii Ma'arif, Binhad Nurohmat dan mbeberapa penulis lain. Dilengkapi pula sebuah sajak yang ditulis oleh Suminto A Sayuti dan Hasta Indriyana untuk mengenang Kuntowijoyo.
Pada babak awal buku ini, menyoroti ide-ide Kuntowijoyo. Tak ayal, sebagai konsekuensinya, pembahasan mengenai ide Kunto acap tumpang-tindih antara satu penulis dengan penulis yang lain meski pembagian wilayah bahas sudah coba dilakukan. Dan tampaknya, hal ini pun sah-sah saja karena, memang, ia tokoh intelektual istimewa.
Pada babak kedua buku ini, disajikan kesaksian berupa penuturan ataupun penilaian Emha Ainun Nadjib, A Adaby Darban dan Chairil Anwar tentang sosok Kunto. Dan tak ketinggalan, karena buku ini diterbitkan oleh sebuah lembaga pers mahasiswa, yang sewajarnya peduli pada kancah pemikiran intelektual sehingga memunculkan ide untuk mengapresiasi pemikiran Kunto lewat sebuah buku, maka produk buku itu pun memuat tulisan hasil reportase dengan keluarga dekat Kunto. Pembaca diajak menelusuri gerilya pemikiran dan kehidupan Kunto, sebagai pengantar untuk selanjutnya kita menyusuri sendiri warisan Kuntowijoyo hingga ke gang-gang yang paling sempit
Buku ini berisi telaah karya-karya Kuntowijoyo, baik karya cerita pendek, novel, fabel hingga naskah drama. Juga dilengkapi dengan kesaksian beberapa orang yang mengenal langsung Kuntowijoyo. Zen RS secara khusus mengupas pemikiran teoritis Kuntowijoyo tentang ilmu sosial profetis, sedangkan Muhidin M. Dahlan menulis tentang pokok-pokok pemikiran Kuntowijoyo mengenai posisi Islam dan muslim di Indonesia.
Buku ini ditutup dengan sebuah reportase panjang tentang kehidupan Kuntowijoyo yang ditulis para penulis LPM Ekspresi. Reportase panjang yang diberi judul "Hikayat Si Pembuat Nama" ini dengan cukup baik menjelaskan sisi personal Kuntowijoyo, baik di mata istri dan anak-anaknya, maupun keluarga besarnya.
Menariknya, buku ini diinisiasi dan diterbitkan bukan oleh para mahasiswanya di Universitas Gadjah Mada, melainkan oleh para aktivis pers mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta yaitu LPM Ekspresi.
Beberapa tulisannya diterbitkan dalam berbagai bunga rampai dan tayang di media cetak dan situs-situs online. Selain menulis esai dan cerita pendek, mendirikan dan mengampu sebagai chief editor di Pandit Football Indonesia, sebuah lembaga riset dan analisis sepak bola yang berbasis di Bandung.