#TemantapiMenikah

by Ayudia Bing Slamet, Ditto Percussion

Dia sahabat gue.

Selama 13 tahun, gue hanya menunggu dengan tulus tanpa pernah sekali pun menyatakan cinta.

Gue mempersiapkan diri untuk menembak wanita yang tepat di waktu yang tepat.

Dia selalu konsisten menyebutkan permainan perkusi gue keren,

dan gue juga konsisten ingin menjadikan dia teman hidup gue, dari dulu.

Lihatlah usaha gue untuk jadiin lo milik gue selamanya.

Bosan itu pasti, tapi kita jangan pernah saling pergi ya, Cha.

Genres: Romance, Novels, Indonesian Literature, Young Adult, Contemporary

212 pages, Paperback

First published August 3, 2016

Reviews

[yun with books · Rating 3 out of 5]

Bingung antara mau kasih 2 stars atau 3 stars
Sebenernya nih ya, agak bingung sama novel ini. Rancu banget gak si kalo diceritain dari sudut pandang orang ketiga serba tahu, mending dari sudut pandang orang pertama, yaitu Ayu dan Ditto. Biar tahu pikiran dan perasaan masing-masing. Ini kayaknya pikiran & perasaan Ditto ke Ayu mulu yang diungkapin. Mending judulnya ganti jadi "#TemantapiMenikah by Ditto Percussion"

Selain itu juga, gak ada pelajaran yang gue dapet dari buku ini selain, sabarrrrrrrrr! Well, takdir dari Tuhan Yang Maha Esa siapa yg bisa menentang si. Buktinya nih Ayu dan Ditto baru ngeh kalo mereka saling mencintai dan sayang pada masa-masa injury time. hehehehe

Mending judul bukunya #MenghalalkanSahabatSendiri ato #SahabatJadiSuamiIstri. Jelas merek bukan cuma "teman" mereka "sahabat" kelas berat. Lumayan lah ya untuk sebuah novel yang hits banget di Instagram. Btw, Sekala Bumi cute abis!

[Rido Arbain · Rating 2 out of 5]

“Bosan itu pasti, tapi kita jangan pernah saling pergi. Selalu sayang, ya.”

Dengan judul yang cukup provokatif, ternyata #Temantapimenikah malah berakhir overaktif. Pembaca yang sebelumnya penasaran kenapa Ayu dan Ditto bisa bersahabat sekian tahun lalu akhirnya menikah, harus bersiap kecewa karena langkah mereka berdua menuju keputusan itu ternyata tanpa konflik berarti. Kecuali kenyataan lain bahwa Ayu dan Ditto masing-masing memiliki mantan pacar yang banyak sekali.

Selain konklusi akhir yang sudah bocor dari judulnya, #Temantapimenikah hanya berisi aktivitas asmara Ayu dan Ditto yang dikemas dengan narasi repetitif. Pemilihan sudut pandang bercerita dari orang ketiga seolah membatasi pembaca untuk menyelami lebih jauh ke dalam konflik batin kedua tokoh utama. Rasanya sayang sekali kalau di balik layar, Ayu dan Ditto hanya menemui seorang Ghost Writer untuk menuliskan kisah mereka, alih-alih menuliskannya sendiri. Karena kalau boleh jujur, #Temantapimenikah lumayan potensial untuk jadi lebih dari sekadar komoditas semu di media sosial.

[ana · Rating 2 out of 5]

Baca karena tuntutan pekerjaan.

Membaca buku ini, membuat saya (semakin) tak mengerti apa yang ada di pikiran para remaja sehingga membuat buku ini bertengger di rak best seller.

[Nura · Rating 2 out of 5]

Gw suka bingung kalo baca novel based on true story. Which one is the fact which one is the fiction. Batasnya tuh jadi kabur banget. Mana yang beneran mana yang cuman tambahan biar pembaca makin termehek-mehek. Baca ini karena tantangan baca bulan depan dan ikutan giveaway. hahaha... kesannya butuh banget motivasi baca buku ini. First of all, ini bukan genre kesukaan gw. Tapi mumpung abis baca young adult romance, jadi lanjut baca biar masih semangat. tapi boong. XP

Okei, back to the story. Yah, gw termasuk orang yang--seperti kebanyakan orang di buku ini--beranggapan bahwa hubungan antara cowok dan cewek yang platonik susah banget buat dipercaya. and in the end, it's true, kan. Tapi ternyata ada kok temen gw yang begitu, macam Ayu dan Ditto ini. Gw amaze mereka bisa jadian dan menikah. Lho, kan dulu lo pacarannya sama si anu, kok nikahnya bisa sama si itu. Dan gw patah hati saat hadir di resepsi mereka. #eaaa...

Kesimpulan: yang bikin buku ini bestseller mungkin faktor keduanya yang seleb yah. Dibanding jalan ceritanya. Trus yang rada jump menurut gw waktu si Ayu cerita dia deket sama Didi, eh tahu-tahu muncul nama Ibnu.

#courtesy of iPusnas & iJakarta (karena gw bacanya lelet, keburu return dan gw baca bolak-balik minjemnya)

[fayza R · Rating 2 out of 5]

Bingung mau kasih berapa bintang, antara 2 dan 3 ... hehehe
Beklah, jadi 2.5 boleh lah ya.

Sebenernya baca buku ini cuma karena penasaran doang(dan bacanya pun skimming, cepet bet) wkwk, secara heboh banget di dunia IG beberapa waktu yang lalu hooo. Dan setelah baca, berasa, oh gitu, tho. He.

Berasa baca fanfic, tapi enggak fanfic (?). Kayaknya bakal lebih bagus dan menarik kalo diceritain dari sudut pandang orang pertama, jadi novel kali ya, jadi lebih jelas dari masing2 pihak. Kalo ini dari sudut pandang orang ketiga serba tahu, tapi lebih serba tahu perasaan Ditto, so jadi bisa dibilang dari sudut pandang Ditto aja. Dan ceritanya ya gitu, jadian-putus, jadian-putus, baik dari Ayu maupun Ditto. Sampe akhirnya mereka nikah.

Dan. Enggak ada konflik, jadi datar gitu aja, tetep ya drama ma harus ada untuk meramaikan suasana wkwk

Btw, Sekala Bumi love!

[Lievadiar · Rating 2 out of 5]

Ada yang udah nonton filmnya? Aku baca ini niatnya sebelum filmnya tayang jadi tau versi bukunya kayak gimana. Eh ternyata nonton filmnya dulu baru abisin baca bukunya yang udah setengah jalan #lol

Dulu pas awal-awal muncul buku ini di IG beuh berasa kuning-kuning mulu seliweran di TL alias temen-temen bookstagramku juga pada baca. Tapi pas baca kok hmmm biasa aja ya. Walaupun awalnya bikin gemes sih. Dan lagi, ini penulisnya mbak Ayu, tapi rasa-rasanya kok rasa mas Ditto ya. Apalagi POV 3 serba tahu yang selalu mengarah ke Ditto, ke Ayu nya kurang, hmmm *bingung*. Untungnya filmnya mayan sih, walaupun banyak yang diskip, mungkin karena durasi juga.

Jadi penasaran sama buku ijonya, katanya sih lebih bagus dari yang buku kuning ya?

[MAILA]

''gue kira lo nggak balik kesini'' ujar Ayu begitu melihat sosok ditto
Perhatian ayu kembali kepada Ditto.
saat kedua mata sahabatnya menatap tepat di manik matanya, Ditto tertegun sesaat.
kemudian, keberanian yang tak pernah terkumpul selama bertahun-tahun itu, akhirnya muncul. membuat Ditto akhirnya bertanya, ''cha, kalau gue suka sama lo, gimana?''
Ayu terpaku di tempatnya.

***

INI MAH NAMANYA FRIENDZONE XD lol

Tidak banyak artis indonesia yang saya ikuti di sosial media apapun. saya juga jarang menonton tv meskipun masih suka baca tabloid gosip pinjam ceceu toko sebelah. saya sendiri juga kurang mengikuti tentang mbak Ayudia bing slamet ini. terakhir tau dan nonton filmnya dia juga kayaknya pas saya masih libur menjelang pendaftaran SMA deh.

hashtag #temantapimenikah ini saya tau dari sahabat saya-seorang pengamat seleb indo. dan setelah menelusuri lebih jauh, sempat kepikiran, wah seru juga kali ya kalau nikah sama temen sendiri gini. trus saya berandai2 dengan beberapa teman kecil laki2 saya yang sekarang sudah pada jadi bujang.

pas baca buku ini,,asli baper banget ya wqwq. sudut pandangnya memang bikin pusing sih. di bab 1 misal dari sudut pandangnya Ayu, bab 2 tiba2 berubah jadi sudut pandang Ditto. tapi walaupun bikin pusing, gaya begini juga jadi menarik. jadi kayak bisa membaca pikiran mereka gitu/

di kisah Ayu-Ditto ini, Ditto-nya duluan ya yang naksir. baru si Ayu. kalau saya pengen hal seperti ini terjadi juga pada saya kayaknya gak mungkin deh. lebih sering saya yang naksir temen saya soalnya wqwq.

di buku ini juga banyak pacar dan mantan pacar atau orang2 yang mau gebet Ayu/ditto yang saling cemburu ya. misal, ada cowok mau gebet ayu, tapi cemburu sama ditto. dan sebaliknya. kalau saya kayaknya gak pernah deh.

pernah punya sahabat cowok. ada cewek yang mau gebet. trus ceweknya bilang gini ''alah mai sama si B kan temenan doang. gak mungkin ada yg saling suka diem2. paling juga si mai. B mana mau sama mai. orang mai ditemenin buat contekan PR doang''

jleb wqwq

yang menarik lagi, Ayu di buku ini digambarkan perlahan2 mulai berubah, dari yang tomboi jadi anggun gitu2. saya...kayaknya masih gini2 aja deh T_T. jadi inget salah satu dari 100 list tahun ini ''ingin jadi perempuan dan membuat salah satu teman SMA dulu menoleh pada saya saat reuni'' yang gak bisa terwujud karena kemarin pas dateng ke reuni dia nyeletuk ''gila lo ul, kita udah lulus berapa tahun lo masih dekil kayak bocah aja''

CRY
ITU BAHKAN SAYA SUDAH MENCOBA MENJADI SEORANG WANITA LOOH T_T

tapi ya menghayal boleh kan ya?

penasaran, kalau saya punya kesempatan begini juga, kira2 temen yang mana ya yang bakal jadi suami saya wq. saya punya 3 temen cowok yang lumayan dekat
1 sekelas terus dari 4 sd-3smp
1 lagi temen main di rumah dari kelas 5 sd sampai sekarang (dari dia belum disunat sampai sekarang yang tingginya di atas saya)
1 lagi temen sekelas dari kelas 2 sma sampai sekarang'

***

ah, buku yang lumayan menarik. cukup menghibur dan bisa dibaca saat santai.

satu kutipan kesukaan yang bikin baper,

dulu mana kepikiran bisa dicium doi.
Sekarang, setiap hari, buka mata dan tutup mata, ada dia


HHHHHH

[Marina · Rating 3 out of 5]

** Books 75 - 2017 **

2,8 dari 5 bintang!

Membaca buku ini mengingatkan saya seperti teenlit jaman dahulu. Menarik sebenarnya sahabatan 13 tahun lalu akhirnya memutuskan menikah. Tapi jujur dibagian ayu dan ditto putus-nyambung-putus-nyambung dengan masing-masing pasangannya sempat membuat saya bosan. Untunglah lumayan endingnya meski yang saya rasakan untuk plot twistnya sendiri hampir tidak ada. Coba dibikin misalnya Ditto dan Ayu benar-benar lost contact beberapa tahun atau salah satunya memutuskan untuk bertunangan mungkin akan lebih greget kali ya.. *haha dibuat drama* :p

Terimakasih Scoop Premium!

[endang cippy · Rating 5 out of 5]

Novel ini diangkat dari kisah nyata pasangan Ayudia Bing Slamet dengan Ditto Perkusi.
Awalnya dari Instagram. Media Sosial yang sedang kekinian *eaaaaaa
Dari awal cerita buku ini ..kita di bawa untuk mengenang masa-masa sekolah di era 90-an,
latar belakang sekolah SMA sampai kuliah dan dunia kerja.

Rasa suka yang awalnya hanya curi-curi pandang, rasa suka karena usia sekolah berubah karena pertemenan selama 13 tahun menjadi cinta dewasa karena usia masing-masing individunya.

Berproses untuk tidak ingin kehilangan satu dengan lainnya karena sudah terlalu nyaman dalam persahabatan yang terjalin erat itu.

Mengungkapkan rasa menjadi hal yang rumit bagi pasangan ini...

Apa yang kamu dapat dari buku ini ?

Bukunya tipis. satu jam atau dua jam pasti dah selesai di baca.
covernya jreng..jreng,,jreng..

aku terhibur banget baca ini.
walaupun aku menamatkan buku ini dengan pelan.
Menikmati setiap halamanannya di Transjakarta
ketawa-ketiwi di bangku belakangnya.
Tersenyum kecil karena gregetan sama Ayu dan Ditto.

Rasanya aku pengen bilang begini ," kapan sih kalian mau bilang!"

[Ardina Rahma · Rating 4 out of 5]

Horee akhirnya bisa membaca sejarah hubungan Ayudia dan Ditto.
Saat membaca ini yang ada di benak saya adalah : astaga, Ditto playboy banget ya Rabb.

Susah memang kalau udah jodoh ya. Belasan tahun sahabatan, punya pacar masing-masing, ujung-ujungnya yang jadi teman hidup ya sahabatnya sendiri.
Selamat Ayudia dan Ditto, semoga bahagia selamanya. Senang membaca kisah kalian! :)

[Siti Bariroh Maulidyawati · Rating 3 out of 5]

Buku ini jadi bukti akan quotes yang sering beredar;
"kalo cowok sama cewek itu nggak bisa cuma sekedar berteman atau bersahabat"

....walaupun aku kurang setuju sama quotes di atas.

Ceritanya apa adanya dan detail banget menurutku. Kelihatan "hidup" karena kelihatan dari merekanya emang pingin pure sharing pengalaman yang udah dialamin, jadi nggak ada yang kesannya ditutup-tutupi atau diberi kesan misterius.

[Sanwa Library · Rating 3 out of 5]

3 dari 5 bintang

Aku sangat tertarik awalnya karena ya judulnya itu, Teman Tapi Menikah. Kan jarang-jarang tuh ada yang beneran sahabatan lama banget gonta ganti pacar ujung-ujungnya menikah dengan sahabat nya yang selalu ada selama belasan tahun.

Dari segi ceritanya menarik siyh hanya yang aku rasa janggal adalah penggunaan orang ketiga yang dititikberatkannya hanya pada di karakter utama prianya. Aneh aja gitu kesannya cerita ini hanya dari sudut pandang prianya tapi wanitanya ga begitu terlihat.

Nah karena diceritakan oleh perempuan dan dari sudut pandang pria jadi ga berasa prianya karena cara menulisnya sebenarnya perempuan banget.

Ada beberapa bagian yang menurutku itu bagian crucial dari jalan ceritanya tapi diceritakannya biasa aja. Tapi ada juga kok ya agak lebay ya.

Tapi walau begitu aku akan tetap baca cerita lanjutannya dan pastinya pengen nonton juga. Mungkin filmnya terasa lebih gregetan.

[Afrianti Pratiwi · Rating 3 out of 5]

PROLOG DARI SAYA
Sejak kemunculan hastag #TemantapiMenikah, dunia perinstagraman seketika ramai, sama kayak grup Klub Buku Indonesia yang kemudian ikutan ramai ngomongin hastag ini.

"Emang sebelum nikah apaan namanya kalo bukan temen?"

"Emang tadinya ibu sama anak ya?"

Aku juga jadi sempet penasaran dan meluncurlah ke instagram dan segera mencari hastag tersebut. Ternyataaa... itu judul buku. Bukunya Ayudia dan Ditto yang baru mau rilis. Kapan itu aku sempet nonton acara Sarah Sechan di TV, baru ngeliat yang namanya Ditto, baru mau naksir, eh taunya dia udah nikah sama si Ayudia ini. Dan baru tau kabar kalo Ayudia-Ditto ini sahabatan dari SMP. Pikiranku langsung ke si Adit soalnya kita juga sahabatan dari SMP. Maapin. Tapi bukan berarti bakalan nikah kayak Ayu-Ditto ya! Hahaha.

---

Buku #TemantapiMenikah ini judulnya agak-agak aneh, tapi lucu. Anehnya, ya emang temen nggak boleh nikah? Atau emangnya sebelum nikah itu nggak temenan dulu? Pacaran juga kan awalnya temenan dulu. Hehehe. Mungkin ini judul buku yang bikin beda dari yang lain, soalnya pake hastag (#).

Btw, aku beli buku ini juga karena rasa ingin tahu kenapa tiba-tiba mereka bisa menikah setelah 13 tahun sahabatan. Aku bahkan sampai search di youtube, segala channel yang isinya talkshow mereka di TV. Pokoknya aku udah kayak biang gosip banget saking keponya. Dan pas tahu mereka mau bikin buku, aku langsung pesen edisi khusus bertandatangan. Penting nggak sih? Biasa aja sebenernya, tapi ya karena faktor kepo dan lucu aja yang membuat aku memesan.

Untuk isi bukunya aku rasa buku ini gampang banget ditebak. Ya, kalian tahu sendiri lah endingnya mereka nikah. Tapi memang nggak banyak yang tahu gimana akhirnya Ditto bisa suka sama Ayu, dan akhirnya memutuskan untuk melamar Ayu. Ya, lo pikirin aja mereka sohib banget coy! Pasti aneh kalo tiba-tiba nikah. Mungkin ini sebabnya kenapa judul bukunya #TemantapiMenikah, soalnya mereka temen banget gitu.

Konfliknya juga kurang ada kalo bagiku, ya ini buku yang true story-nya beneran true banget. Jadi, mungkin Ayu-Ditto sengaja membiarkan isinya apa adanya tanpa mau mengubah sedikitpun alur hidup mereka. Padahal ya menurut aku, buku yang isinya kayak catatan harian tanpa ada bumbu dramatisasi itu agak kurang greget aja. Mungkin tujuannya mereka cuma memberikan gambaran dalam bentuk tertulis supaya pembaca tahu, gitu aja. Itu alasan kenapa buku ini gampang ditebak.

Apalagi, ya?

Oh, iya. Di halaman belakang-belakang bukunya ada juga foto Ayu-Ditto dari mereka jaman SMP sampai menikah. Cukup buat melihat metamorfosis mereka, sih. Keren aja bisa temenan sedeket itu sampai sekarang.

RATE: 3/5
---

EPILOG DARI SAYA
Buku itu bikin aku ngaca sama persahabatanku sama Adit. Bukan soal endingnya, tapi gimana pertemanan kita antara cewek sama cowok itu memang bisa terjadi sampai rentang waktu yang panjang. Soal pasangan mah kita masing-masing, tapi soal main, cerita, dan semuanya almost together. Nggak heran kalo di buku itu cewek yang deketin Ditto juga minta tolong sama Ayu. And now, I know that feel when your bestfriend's girlfriend call you and told you about your bestfriend. Intinya, sejauh kita temenan rasanya seru. Endingnya, kita lihat nanti. Hahaha.

[Yunita · Rating 3 out of 5]

Bukunya kak Ucha dan kak Ditto ini mengingatkan saya dengan bukunya pak John Gray (men from mars and women from venus), juga mengingatkan saya dengan bukunya pak Salim A. Fillah (bahagianya merayakan cinta).
Tapi bukan kontennya bukan, bukan itu yang saya maksud. Sebenarnya #temantapimenikah ini lebih seperti diary mereka berdua. Kemudian yang saya tangkap, hingga megingatkan saya pada pak John Gray dan pak Salim A. Fillah adalah sifat dan karakter dari mayoritas laki-laki dan perempuan.
Kemudian hal lain yang saya dapatkan dari buku ini adalah, ya hidup itu let it flow aja. Jangan pernah terpatok dengan satu orang, atau kalau kata Author Jang Jae Yeol "kamu tidak menjadi lemah jika mencintai lebih, kamu lemah ketika tak dapat membebaskan hatimu" . Dan hal yang penting lainnya, kamu tahu sifat-sifat umum dari lawan jenismu.
Bagaimanapun, buku ini keren.

[Ferani T R · Rating 3 out of 5]

"...ketika kita mencintai seseorang, mengejar hingga mendapatkannya terkadang tidak selalu jadi hal yang baik. Ada kalanya kita hanya perlu tetap menjalani hidup dan biarkan Tuhan yang ambil alih. Karena belum tentu seseorang yang kita inginkan juga menginginkan kita."

Mungkin di umur 20-an ke atas kita semua ada masa dimana "males pacaran, capek main-main" yaaa, hahaha lucu aja ternyata memang ada stepnya gitu.

Pas itu nonton konser yang ada Ditto nya, seru bgt sih performnya memang. Terus pas itu diledekin mau nikah, ekspresi bahagianya itulohhhh, ternyata pas baca buku ini "oh baru ngerti, sebahagia itu..."

Ya... sebahagia itu bisa berjodoh dengan sahabat sendiri atau jodoh menjadi sahabat sendiri, bukankah emang seharusya begitu

[Noer Anggadila · Rating 3 out of 5]

Bisa jadi, sahabat itu jodoh kita >< #temantapimenikah

[Agung Setiawan · Rating 1 out of 5]

Diluar ekspektasi, semacam diary yang dibukukan. Sangat direkomendasikan hanya bagi yang pengen tau berapa banyak mantan pacarnya Ditto & Ayu..

[Meta Morfillah · Rating 4 out of 5]

Judul: #temantapimenikah
Penulis: Ayudia bing slamet, Ditto percussion
Penerbit: Elex Media Komputindo
Dimensi: 212 hlm, cetakan VI Februari 2017
ISBN: 9786020290508
Tiga belas tahun sahabatan, putus nyambung pacaran dengan orang lain. Tanpa disadari sejak dulu Ditto konsisten ingin menjadikan Ayu #teman hidupnya. Meski berkali ia berkilah tidak ingin merusak #persahabatan mereka, dan memilih memendam #rasa pada satu-satunya wanita yang ia harapkan menjadi masa depannya.
Hingga tiba mereka berdua di titik jenuh, bosan pacaran, akhirnya Ditto mengaku bahwa ia ingin menikahi Ayu.
Lika-liku persahabatan dari SMP yang terasa mengalir, hingga membuahkan #karya novel berdua ini yang saya suka. Sampai teringat dua sahabat saya yang nyata, semoga ga pakai pacaran, langsung nikah juga ya. Irinya saya, kisah hidup bisa jadi karya loh, meski nyata jadi fiksi: novel. Bisa gak ya, kisah saya juga kayak gini hehe.
Hastagnya nyeleneh lucu #jodohdidekatkita dan lebih enak #hamilintemensendiri pas udah halal!
Saya apresiasi 4 dari 5 bintang.
"Sahabat adalah teman hidup terbaik. Ingat jodoh di dekat kita. Bosan itu pasti, tapi ingat... Kami TIDAK AKAN PERNAH PERGI dan SALING MENINGGALKAN!" (H.8)
"Waktu berjalan dengan cepat bagi siapa pun yang menikmatinya. Untuk orang yang merasa tidak menginginkan hal yang ia miliki saat ini, mungkin waktu terasa berjalan sangat lambat." (H.105)
"Mana ada dua orang cewek dan cowok bisa bersahabat tanpa salah satu dari mereka punya perasaan lebih? Rasanya mustahil." (H.140)
"Selama dan sejauh apa pun mereka terpisah, pada akhirnya mereka akan bertemu lagi di satu titik yang sama. Mungkin inilah yang dinamakan takdir." (H.176)
"Sejak mereka resmi jadi pasangan, suaminya tidak segan membagi ceritanya lewat media sosial. Katanya, biar orang-orang di luar sadar, kalau jodoh mereka bisa aja sahabatnya sendiri selama ini. Ya, mungkin orang lain butuh untuk mengetahui kisah mereka, agar bisa sedikit menyadari bahwa terdapat kemungkinan jodoh mereka ada di diri sahabatnya sendiri." (H.197)
#reviewbuku
Meta morfillah

[Anesthasa · Rating 2 out of 5]

[English Review]

I have a bit of somewhat high expectation for this book, most notably from the song with the same title by both authors which for me is one of the most romantic song of all time. But, this book… how do I describe it? It just… bland .

The story of the book is just a combination of Ayu’s story with her exes and Ditto’ story with his exes. And then one of them (if not both) broke up with said exes, and the story begin again with different person. Yes sometimes we get a moment between Ayu and Ditto together, and that’s the point of the book in general, that you can have a relationship with many people but eventually that one friend beside you will be your life partner. But, still, it’s really not fun reading the same thing again and again without any actual development towards Ayu and Ditto’s relationship.

Perhaps the worst thing is… the writing style of this book. I don’t know, and I’m not implying something, but this book really feels like written by someone else. It sure does feel like Ayu and Ditto share (verbal) their story to someone, and then that someone is writing the story from Ayu and Ditto’s perspective. I’m sorry. It’s just so unnatural. And it’s not enjoyable to read.

Also the other worst thing… I don’t get that charming feeling reading this book. Their relationship is just… meh. Barely any moment would actually made me giggle or feel something. Kind of disappointing book.

Not recommended, better to watch the movie instead (and that’s saying something).

[Anindya Maharani · Rating 4 out of 5]

Aku sangat tertarik dengan kisah percintaan dua sahabat. Bagi ku, sebuah berkah yang sangat besar jika kita memiliki sahabat dan pasangan dalam satu waktu. Terlebih lagi, orangnya pun sama hahahaha. Kisah yang Ayudia dan Ditto lalui, sangat menggemaskan dan tidak jarang membuat pembaca jadi ikut tertawa karena perilaku dua sahabat yang seringkali bertingkah konyol. Plus, dibuat gemas sekaliiii. Bayangkan, tidak ada niat sebelumnya bagi mereka untuk jadi sepasang kekasih. Bahkan sepasang suami dan istri. Yaa, meskipun ternyata Ditto sudah menyimpan perasaan lebih dulu ke Ayu.

Pada buku pertama ini, menceritakan bagaimana perjalanan mereka sebagai seorang sahabat sejak putih biru. Pertemuan pertamanya, hingga memilih satu sama lain untuk jadi pelabuhan terakhir. Kisah cinta remaja yang sangat relate dengan kehidupan sehari-hari. Yup, friendzone.

Dalam kisahnya, Ayu dan Ditto berhasil membuktikan bahwa menentukan sebuah pilihan merupakan hal yang penting dilakukan. Ini merupakan kehidupan pertama bagi semua orang. Is okay to make mistake. Paling terpenting, ngga merasa menyesal karena memendam semuanya sendiri. Tentang bagaimana kelanjutannya, itu terserah pada yang Maha Kuasa. Kita manusia, hanya perlu berani ambil keputusan dan menjalani sisanya dengan tetap optimis, seperti Ayu dan Ditto.

[Nadira Aliya · Rating 2 out of 5]

Baca karena ada quiz di iJak (lagi-lagi haha). Diceritain banget kisah-kisah Ayudia-Ditto waktu SMA, yang sahabatan dari lama terus ternyata akhirnya menikah. Awalnya gue kira setelah stalk di IG, Ditto tuh nungguin Ayu banget dari SMP, tapi ternyata ngga nyangka mantannya banyak juga kalau berdasarkan kisah yang diceritain di buku ini haha.

Kasih bintang 2 soalnya rada kurang dalem gitu rasanya menggali perasaan-perasaan waktu masih sahabatan itu tuh gimana. Terus kalau ada yang bilang nggak ada konflik yang berarti, sebenarnya sih konfliknya kayaknya di batin masing-masing, antara masih mau mempertahankan persahabatan atau ngaku aja sama-sama saling suka. Kan seringnya kalau sahabatan terus salah satu nyatain perasaan, tapi nggak bersambut, bisa-bisa malah nggak sahabatan lagi selanjutnya.

Satu yang gue pelajarin lagi di buku ini, cinta tuh semestinya bikin kita jadi lebih baik. Kayak Ditto deh misalnya, dia semangat banget untuk menabung sambil sekolah dan kuliah, demi bisa nyenengin Ayu. Beli vespa uang sendiri terus ngajak Ayu jadi penumpang pertamanya itu kayak definisi cinta gitu lho. Lo mau gerak untuk jadi sosok paling baik yang lo bisa demi orang yang lo sayang.

[Ella Oktaverina · Rating 2 out of 5]

Not my cup of tea.

Kalau saya deskripsikan, buku ini secara garis besar menceritakan tentang Ayu dan Ditto yang gonta-ganti pasangan sejak mereka SMP sampai pada akhirnya mereka sadar kalau sebenarnya orang yang mereka 'butuhkan' itu selalu ada dalam sosok 'sahabat' mereka. Menurut saya sih, ya cukup itu. Nothing more special than that.

Saya agak heran kenapa di sini penulis utamanya atas nama Ayudia, padahal pakai sudut pandang orang ketiga serba tahu yang kebanyakan fokusnya malah ke Ditto?

Sebenarnya ketika membaca bagian mereka masih sekolah itu somehow lucu juga lho, karena rasanya seperti ditarik kembali ke masa lalu. Tapi, ketika mereka sudah dewasa saya agak merasa 'kehilangan' karakter mereka. Yup people change, I know ... but when they're adults already I kinda missed the old them. Difficult to understand I know.

Bicara tentang durasi membaca, butuh lebih kurang 2 jam bagi saya untuk menuntaskan buku ini. Hampir tanpa hambatan yang berarti karena bahasa yang digunakan juga sederhana dan mudah dipahami.

Tbh, saya jadi ingin membandingkan antara bukunya dan versi film (yang nanti akan rilis), yang mana ya yang lebih baik?

[Kurnia Dwi Aprilia · Rating 2 out of 5]

Sorry atas 2 bintangnya.
Aku tuh sebenarnya suka banget sama pasangan Ayudia dan Ditto ini. Mereka keren karena mereka bisa jadi sahabat yg hebat. Dan lucunya, persahabatan mereka berujung pada pernikahan. Like an awkward things ngga sih rasanya?? Pastilah ya. Tapi ya gitu, mereka lucu dan menggemaskan. Aku juga salut sih sama kesetiaannya Ditto. Serta ke-ngga-baperannya Ayu selama belasan tahun sahabatan sama Ditto. Makanya aku penasaran sama kisah persahabatan mereka yg berujung pada pernikahan. Tapi sayangnya, dalam penulisannya masih kurang asik. Ceritanya cenderung datar dan ngga menemui titik klimaks. Kayak yg ngga menemukan problem gitu lho. Kisahnya juga monoton tentang gonta-gantinya Ayu dan Ditto dengan pacar2nya. Lagipula, feelnya kurang dapet karena ini tuh kisah nyata, tapi menggunakan sudut pandang orang ketiga dalam cerita. Sehingga pembaca tidak tau secara mendalam apa yg masing2 dirasakan oleh tokoh utama. Seakan-akan yg dijelaskan itu kurang greget gitu deh.
Tapi aku suka kok sama tokoh utamanya. Suka sekali. Kisah mereka tuh manis sebenernya. Dan akan menjadi sesuatu yg spesial dibandingkan kisah2 percintaan orang2 kebanyakan.

[Adhitya · Rating 4 out of 5]

Sebelum ke hal positif, aku mau ngasih hal yang cukup menyesalkan dari buku ini--ini perasaanku aja ya--saat menuju bagian menuju ending terkesan terlalu cepat waktunya. Dan ada ekspektasi bahwa akan diceritakan secara detail bagaimana seorang Ditto bisa-bisanya merubah sebuah status persahabatan menjadi cinta tetapi gue gak nemu atau emang karena se-simple itu.

Oke saatnya bagian positif, sejauh ini karena baru kembali menyelami novel romansa Indonesia yang menurutku biasa saja, tapi yang satu ini betul-betul buatku tersenyum-senyum dan geli juga. Memulai persahabatan sampai keberanian merubah hal tersebut jadi cinta dan beneran kejadian itu sangat-sangat rare, karena kebanyakan yang bersahabat kalau gak berani ya paling ditolak. Bukunya sebenernya singkat, yang bikin lama adalah bagaimana pengalaman utamanya Ditto--karena gue sebagai cowok--yang membuat gue merasa merefleksikan diri gue waktu masa lalu dan sama-sama dari SMP juga.

Akhir kata, ini novel yang cukup menyenangkan untuk dibaca, ditambah ada foto-foto mereka di akhir halaman yang menambah imajinasi dari novel ini semakin bekerja.

[Gabriella Halim · Rating 4 out of 5]

Novel ini adalah novel pertama Kak Ayu dan suaminya Kak Ditto. Ini novel yang udah masuk ke wishlistku sejak aku tau novelnya. Hahahaha.. Di sini, kita diceritain, gimana dulu Kak Ayu dan Kak Ditto bisa deket bahkan sampai mereka berdua nikah.


Novel ini bagus menurutku, karena novel ini hampir semacam perjalanan cinta, atau biografi(?) Hahaha.. Tapi asik banget. Nggak kentara kalau ini itu novel yang dibuat berdasarkan kisah nyata. Ceritanya sangat detil, dan tentang FRIENDZONE! Beneran deh, aku baca ini tuh sempet geregetan. Habis gimana dong? Kak Ayu sama Kak Ditto di sini playboy dan playgirl abis! Kayak pacaran macem gonta ganti baju kalo udah bosen. Hahahaha.. Tapi, di sini kita diajarin juga buat sabar. Sabar untuk menunggu waktu yang tepat, buat nyatain cinta. Biar kesannya nggak terburu-buru.


Dan dalam waktu dekat, buku keduanya, alias buku hijau bakalan release loh! Yuk, buruan beli buku kuningnya, sebelum buku hijaunya muncul ;)

[Yurieca Garnis · Rating 4 out of 5]

Waktu beli buku ini, ada cap Mega Best Seller.
Tertarik baca, karena hobi cek ig Ayu yang seru aja kelihatannya.
Baca beberapa review, katanya ini buku kurang ini lah, itu lah, kurang jelas, kurang ada maknanya, kurang "novel".
Buat gw, ekspektasi membaca buku ini adalah mencari tahu cerita Ayu-Ditto, karena apa yang Ditto dan Ayu suka share di caption ig mereka ya cuman separo-separo. Intinya, gw kepo.
Dan pas baca, walaupun ini diceritakan orang ketiga di luar Ditto dan Ayu, I feel it's fine. It's like watching movie with narration.

Ceritanya bener-bener background Ayu dan Ditto, walaupun seru juga kali ya kalau ada additional cerita keluarganya Ayu dan keluarganya Ditto di proses jodoh-jodohin mereka.
Menurut gw ini buku simple. habis dibaca satu jam lebih deh ya. Karena seru baca ceritanya, karena Ayu dan Ditto itu real.

Worth to read, kalau mau baca cerita manis-manis lucu.

[Reyhan Ismail · Rating 2 out of 5]

Berisi kumpulan cerita putus nyambung, putus nyambung Ditto dan Ayu sebelum menikah. Tidak ada konflik berarti yang bisa melekat dalam memori. Kalo saya ditanya tantangan apa yang dihadapi Ayu dan Ditto semasa mereka berteman, saya sulit menjawabnya. Mungkin tidak ada ya.

Pemakaian POV-nya cukup membuat risih. Ini seperti membaca sinopsis yang cukup melelahkan. Emosi tiap karakternya tidak digali dengan dalam. Hanya sebatas kutipan-kutipan dalam hati. Selebihnya adalah narasi-narasi yang memuji betapa hebatnya Ayu dan Ditto dalam berganti-ganti pacar. Mungkin karna itu juga karakternya tidak bisa (kalo kata Blake Slynder) menyelamatkan kucing dan mengemudikan empati pembaca.

Begini kali ya kalo kisah nyata yang coba diangkat menjadi cerita. Resikonya, cerita jadi mengambang dan berada ditengah-tengah realitas dan fiktif.

[Aanisah · Rating 3 out of 5]

Rasanya kayak... baca cerita di wp.
Bahasa yang digunakan santai banget jadi buat light reading oke lah walaupun ada beberapa kata yang gak pas aja gt. Lalu, karakter2 yang ada disini kesannya cuek2 banget ya. Putus-nyambung-putus-nyambung dengan santai. Ngingetin jaman2 sekolah banget sih part ini, tapi seinget saya ga semudah itu.. pasti ada galaunya atau kesan yang ditinggalin. Kayaknya ada beberapa poin penting yang harusnya bisa bikin pembaca lebih ‘paham’ justru ga ditulis. Yang bikin gemes sih, nama tempat yang bener2 disebutin, rasanya jadi spesial banget tempatnya. Terus di akhir2 ‘pace’ nya agak kecepetan jadi ga berasa feelnya.

Tapi masih worth it buat dibaca kok kalau mau refreshing karena baca ini ga perlu mikir berat. Semua kalimatnya bener-bener mudah dipahami.

[Maddy Pertiwi · Rating 4 out of 5]

Membaca buku ini sangat ringan. Tidak ada plot berbelit, hanya menceritakan bagaimana proses 2 sahabat menjadi pasangan. Porsi di buku ini didominasi oleh sudut pandang Ditto. Bagaimana dia memendam perasaan ke Ayu dan akhirnya mengutarakan perasaannya. Mungkin akan ada yang merasa kalau ceritanya agak datar, tapi anehnya semakin dibaca malah semakin tidak mau berhenti membaca. Melalui buku ini saya jadi sedikit mengenang masa-masa sekolah dengan segala percintaan yang saya alami. Bukan untuk disesali, tapi untuk menyadari bahwa proses itu diperlukan untuk menemukan seseorang yang memang menyayangi kita.

[el · Rating 3 out of 5]

Tadinya ngira kalau buku ini akan kayak buku non-fiksi. Diceritain dari dua sisi tokohnya, Ditto dan Ayu. Mereka masing-masing akan cerita tentang hubungan mereka, satu sama lain, perasaan masing-masing dan lain-lain. Tapi ternyata nggak begitu. Cerita mereka diceritain seperti novel fiksi pada umumnya. Pakai point of view orang ketiga, yang menurutku ditulis sama Ditto karena lebih banyak perasaan Ditto yang dijelaskan daripada perasaan Ayu.

Seru untuk ngikutin cerita mereka dari sahabat jadi pasangan. Putus nyambung, gonta-ganti pasangan, muncul-hilang yang mewarnai hubungan mereka, apalagi Ditto yang memendam rasa. Buatku ada beberapa bagian yang membosankan, salah satunya cerita tentang putus nyambung keduanya dengan pacar-pacar masing-masing. Rasanya kayak terulang-ulang dengan kasus yang sama. Udah kode kali tuh mereka kudu barengan. Gemes banget!