Jump to ratings and reviews
Rate this book
Rate this book
Namaku Raib, usiaku 15 tahun, kelas sepuluh. Aku anak perempuan seperti kalian, adik-adik kalian, tetangga kalian. Aku punya dua kucing, namanya si Putih dan si Hitam. Mama dan papaku menyenangkan. Guru-guru di sekolahku seru. Teman-temanku baik dan kompak.

Aku sama seperti remaja kebanyakan, kecuali satu hal. Sesuatu yang kusimpan sendiri sejak kecil. Sesuatu yang menakjubkan.

Namaku Raib. Dan aku bisa menghilang.

Buku pertama dari serial “BUMI”

440 pages, Paperback

First published January 16, 2014

1684 people are currently reading
13815 people want to read

About the author

Tere Liye

70 books13.5k followers
Author from Indonesia.

"Jangan mau jadi kritikus buku, tapi TIDAK pernah menulis buku."

"1000 komentar yang kita buat di dunia maya, tidak akan membuat kita naik pangkat menjadi penulis buku. Mulailah menulis buku, jangan habiskan waktu jadi komentator, mulailah jadi pelaku."

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
7,921 (51%)
4 stars
5,003 (32%)
3 stars
1,805 (11%)
2 stars
406 (2%)
1 star
201 (1%)
Displaying 1 - 30 of 1,728 reviews
Profile Image for Erma.
Author 1 book7 followers
January 27, 2014
Jika aku pernah bilang novel yang bagus adalah novel yang tidak bisa membuat tidur pembacanya, maka lain dengan novel ini. Novel BUMI ini adalah novel yang setiap halamannya akan menimbulkan pertanyaan what the next? what the next? BUMI berhasil membuatku terhanyut dalam imajinasi yang nggak biasa dan rasa penasaran terhadap jalan ceritanya. Ini adalah novel fantasi dengan alur cerita menarik :D
Profile Image for Serena Gita.
34 reviews5 followers
March 1, 2018
Serial ini bukan buat saya. Penulis ini bukan selera saya. Buku inilah yang bikin saya akhirnya nggak tertarik sama sekali untuk baca karya Tere Liye apapun itu.

Ilustrasi sampulnya menarik. Blurb-nya memikat. Kekuatan karakter-karakternya cukup oke. Tapi banyak hal yang nggak beres di buku ini buat saya.

Pertama, soal cerita dan worldbuilding. Sebenarnya tema fantasi di buku ini sudah amat sangat familiar di Indonesia. Teman-teman bisa membacanya di buku-buku KKPK, dan di buku ini tidak jauh beda. Ceritanya juga sederhana, plot twist biasa saja, dan paling teman-teman sudah bisa menebak bagaimana akhir ceritanya. Petualangannya juga tidak terlalu menantang karena mereka banyak dibantu orang yang lebih tua. Alur ceritanya lama sekali di awal sampai saya bosan baca, tapi menjelang akhir rasanya seperti dikebut-kebutin. Sebenarnya hal ini bisa diatasi, tapi sayangnya ada masalah kedua, yaitu:

...karakternya. Raib dikatakan sebagai anak yang berhati tulus, bersih, murni, apapun itu. Saya nggak merasakan hal itu. Saya hanya merasakan Raib sebagai anak ideal yang hidupnya teratur. Rajin belajar, sekolahnya aman, rajin ikut ekskul, hobi membaca... Paling sekali-sekali berantem sama Ali. Normal sekali. Tapi ingat, anak yang baik hati beda dengan anak yang hidupnya teratur. Anak yang baik hati bisa saja hidupnya tidak teratur seperti gelandangan, dan soal hidup teratur, teroris pun bisa. Saya sulit menerima pola pikir kalau orang yang hidupnya teratur pasti akan jadi orang baik hati, karena faktor kebaikan bukan cuma dari hidup teratur. Paham?
Yang kedua, Seli. Dia digambarkan suka budaya Korea dan bisa dibilang lebih kemayu daripada Raib. Saya paling sebal dengan Seli karena karakternya bisa dibilang 11-12 dengan Raib. Tidak ada kontrasnya dan hidupnya juga sangat normal. Penulis berusaha memasukkan 'kesukaannya pada Korea' dengan beberapa dialognya, seperti menggunakan kata gwi yeo wun (iyakah?). Tapi buat saya aneh karena saya pikir itu bukan kata yang lazim diucapkan K-popers (paling ngomong 'saranghae' atau bikin tanda hati dari jempol dan telunjuk), teman-teman K-poper saya juga nggak bilang 'gwi yeo wun' atau sembarangan memasukkan kosakata Korea yang bikin terlihat jadi wibu-van-seoul. Bukannya menarik, justru malah terasa garing seperti humor bapak-bapak.
Selain karakter di atas, saya justru paling suka sama Ali karena karakternya paling realistis. Nakal seperti karakter anak laki-laki kebanyakan, tapi dia jenius. Dia justru paling pandai beradaptasi dibandingkan kedua temannya. Dia juga berusaha berkontribusi, tidak seperti Raib dan Seli yang cenderung menurut dan ikut saja. Di sepanjang serial ini, justru perkembangan karakternya sangat khas.
Selain itu, cara bicara tiap karakter di buku ini sangat kaku. Aneh menurut saya, mengingat si penulis ingin membuat gaya tiap karakter se-kekinian mungkin.

Kesimpulan: Indonesia kekurangan karya sastra yang temanya young-adult fantasy yang berseri seperti TherMelian. Banyak aspek dalam kisah fantasi yang butuh perhatian ekstra dibandingkan genre lain, terutama soal worldbuilding-nya. Indonesia juga kekurangan karya sastra untuk anak-anak yang ditulis oleh orang dewasa. Akibatnya, banyak orang lebih mengapresiasi buku impor (atau terjemahan). Sebagian besar orang Indonesia jadi kurang referensi untuk mengapresiasi buku-buku seperti ini. Makanya wajar kalau buku ini dapat rating tinggi, dan saya secara pribadi sulit menerima. Ah, nama besar penulis juga berpengaruh, ya.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Autmn Reader.
879 reviews90 followers
March 30, 2021
Baca di Gramedia Digital

Hhh.. Untuk ukuran buku pertama cukup oke, walaupun aku tetep bingung ini buku sebenernya mau dibawa ke mana karena super nanggung. Mau dibilang fantasi, di sini dijelaskan kalau mereka punya kekuatan bukan karena sihir tapi karena alasan ilmiah. Sayangnya, mau disebut science fiction juga penjelasan ilmiahnya mana. Ini tuh kayak ada yang bilang kalau sesuatu itu bagus banget tapi pas minta dijelaskan keukeuh jawabnya "pokoknya bagus banget." Maksudku, kalau mau dibawa jadi fatasy yang nggak perlu alasan ilmiah ya udah, nggak papa, tapi ini maksa pingin jadi penuh alasan scientific tapi enggak bisa jelasin. Jadinya ya kentang.

•Pros

1. Aku lumayan suka sama interaksi karakter di cerita ini. Aku suka Ali karena dia comuc relief nya menurutku. Celetukan-celetukan dia juga menyenangkan untuk dibaca.

2. Konsep dunianya harus kuakui brilian. 4 alam di satu tempat? Wow aja aku pas baca ini. Alasan scientific-nya juga masuk akal.

•Cons

1. Magic system-nya nggak jelas. Aku udah nyinggung juga di disclaimer review ini kan. Jadi aku nggak paham. Kalau misal emang dunia di klan bulan emang berovolusi, terus kenapa manusia yang lain bis ada yang nggak punya kekuatan? Emang ada gen khusus? Emang hrus yang punya gen apa? Ini mau dibikin scientific, kan? Sok atuh jelasin biar akunya paham. Penjelasan soal Ali yang ikan buntal itu, ya emang gimana bisa terjadi? Apa pula Ali-nya pas diending bisa begitu? Ini itu mau fantasi atau science fiction atau mau dua2nya? Dua2nya juga nanggung. Yang paling bete di sini ada 'bubuk flo' yang diganti jadi bubuk api. Cara kerjanya mirip, tapi kata Av lebih rumit karena bukan sihir. Teruuuus? Di mana rumitnya? Anda bahkan nggak jelasin apa2, Av. Menurutmu aku bakalan percaya?

2. Karakternya bland, pacing-nya lambat. Biasanya pacing lambat karena mau bikin character focus, tapi aku bahkan nggak menemukan sesuatu yang berbeda dari crt lainnya. Apa yang bikin karakter ini menarik? Apa yang bikin karakter ini spesial? Aku nggak dapet sama sekali.

3. Alur lambat dan nggak tahu intinya apa. Coba bayangkan aku baca 444 halaman tapi isinya cuman mereka makan, main, latihan, urusan kluarga, sekolah. Coba? Action-nya dikit, tapi dikit pun enggak berkesan. Banyak deus ex machina. Aku enggak masalah sebenernya, tapi klau keseringan ya jadinya kayak lazy writing gitu, lho.

4. Terus emang Ilo punya properti yang enggak terdaftar? Masa iya udah ketahuan juga Ilo bawa imigran gelap, masa iya dia bis nggak kelacak. Katanya teknologinya udah canggih. Canggih dari mananya? Kelakuan Ilo juga sebelumnya kek rada apa banget. Udah thu kalau kayak gtu pasti bikin curiga. Katanya pinter, kok ngelakuin hal yang sorry to say dumb gtu sih? Ah aneh.
Profile Image for Stefani.
19 reviews12 followers
July 22, 2018
Ini adalah buku Tere Liye yang pertama yang pernah kubaca. Awalnya kupikir, karena aku suka fantasi, jadi baca aja yang fantasi. Rupanya, katanya TL itu masih kurang untuk fantasi dan memang, sulit sekali aku baca ini sampai habis, sering tersendat, membosankan, dan bikin malas.

Narasinya sangat standar seperti tulisan rapi seorang penulis pemula. Gak gitu seru dibaca. Kurang keunikan. Pas action cukup seru karena lugas, tapi selain itu, terasa datar dan biasa saja.

Plotnya sangat lambaaaaat sekali. Serunya baru mulai di chapter 21 dan itu sangat lama buatku. Sebelum chapter itu, cuma ngomongin mesin cuci dan keseharian yang biasa aja. Begitu masuk pertempuran dan sisi fantasinya, barulah jadi seru dan menarik. Dunianya menarik untuk dieksplorasi. Sayang, hal ini kembali menurun di pertengahan dan balik ke pola lambatnya. Jujur sih. Benernya kalo tulisannya seru, bagian lambat ini juga bisa menarik. Tapi, dialog menarik kurang, interaksi menarik kurang, plot gak jalan2. Hhh...

Satu-satunya pembahasan menarik adalah soal penjelasan gimana kekuatan yang dianggap sebagai supernatural, seperti orang bisa gak keliatan itu, dijelaskan secara ilmiah. Satu poin itu aja yang bikin aku kasihan dan kasih 1 bintang lagi, karena kalo gak, bintang 1 juga rasanya udah kegedean.

Gak usah sebut gimana karakternya karena fiuh... No likable character, no memorable character. Semua cuma punya trait kelebihan tertentu. Ini juga yang menyebabkan kenapa interaksinya jadi kurang menarik, karena mereka gak punya konflik selain unsur fantasi itu. Yang cowok apa lagi, terlalu sempurna.

Bumi itu salah satu scifi yang mengecewakan, karena pada dasarnya cuma coba-coba, jadi fail pada unsur kenapa orang itu suka fantasi ataupun scifi. Dengan kekecewaan seperti ini, tentu aku gak bakal mau coba fantasi TL yang lain, termasuk sekuel2nya Bumi. Aku cuma bakal kasih kesempetan sama karya TL yang lain, yang emang banyak orang bilang bagus.
Profile Image for Fauzi Zozo.
2 reviews1 follower
February 1, 2014
Setau saya bang tere memang spesialis di bidang masalah kanak2, masalah perasaan dsb. tapi dengan munculnya novel ini membuat saya salut dengan dengan bang tere. Bisa juga bang tere nulis novel fantasi seperti ini. hehe..

Cerita ini berputar pada petualangan Raib yang memiliki kekuatan menghilang, bersama kedua temannya raib berpetualang ke negri asing, menyungkap misteri tentang kekuatannya dan kebenaran tentang leluhurnya.

ceritanya yang mengalir dan enak dibaca, bagaimana penulis memunculkan misteri demi misteri menjadi poin plus di buku ini, menjadikan pembaca semakin terpacu untuk membaca habis novel ini. seru dan menarik. poin minus nya adalah minimmnya ide yang ditampilkan, sudah hukum alam di mana novel fantasi dituntut untuk menampilkan ide2 kreatif di dalam ceritanya. sayangnya dalam novel ini beberapa ide tersebut masih terlalu mainstream, membuat kita bisa menebak kelanjutan cerita nya. disamping itu ( menurut saya pribadi)tensi cerita yg ditampilkan kurang mencapai puncaknya, dan anti klimaksanya boleh di bilang terlalu ringkas. sehingga membuat saya berpikir "gile, gi doang anti klimaksnya???"

walau bagaimanapun, untuk ukuran novel fantasi indonesia, novel bumi ini bisa dibilang sangat bagus. nggak kalah jauh lah sama novel-novel barat yg ukuranya lebih tebal. saya rate 5 buat novel "bumi" ini, :D
Profile Image for Mega Indrajati.
12 reviews8 followers
January 30, 2014
Bumi adalah salah satu novel yang saya tunggu sejak Desember tahun lalu, banyak yang merekomendasikan untuk membaca novel ini. Dan ya, setelah saya membaca novel karya Tere Liye ini saya bisa bilang bahwa novel ini patut saya tunggu dengan alur cerita yang membuat saya penasaran terus menerus. Lagi, Tere Liye membuat saya terkagum kagum atas hasil karyanya yang luar biasa.
Profile Image for sn_fiq.
162 reviews11 followers
January 4, 2019
DNF.

Hanya berjaya sampai muka surat 90++.

Nampaknya saya dalam golongan minoriti yang bagi rating rendah.

Yang bagus:

1. Cerita dibuka dengan mengimbau bagaimana Ra dapat tahu dia boleh jadi halimunan.

Yang tidak berapa bagus.
1. Sepatutnya lepas sejarah bagaimana Ra dapat tahu dia halimunan, cerita boleh terus bergerak pantas. Ini kita dibawa pula membaca tentang mesin basuh rosak (totally irrelevant to the story), kisah ibu dan Ra ke kedai membeli peti sejuk (like hello? What part is this relevant to the theme of the story?)

2. Penulis beriya-iya nak tonjolkan kawan ra tu peminat korean culture. Sikit2 nak relate dengan artis korea. Sikit2 tidak mengapa, untuk bagi kita tahu yang dia peminat korea. Ini siap cakap dialog yang tidak relevan dgn real life situation. Sikit2 "gwiyowon" . Orang tak sebut perkataan tu dlm perbualan biasa, tolonglah! Atau culture orang Indonesia lain dgn Malaysia? Tidak pasti.

3. Jerawat. Omg. Seperti yang saya cerita di atas, sebut sikit2 dahlah. Kita tahulah awak ada jerawat. Ini satu muka surat cerita pasal jerawat. I don't want to read about your description/emotional conflict about "to touch or not to touch" the zit. A big no! (believe it or not this is related to her being invisible). What a painful read. I've had it once i reached this part. I could not take it anymore.

Rasanya buku ini sesuai untuk remaja yang umur2 sebaya dengan karakter utama cerita ini, yang fikir jerawat suatu masalah besar. Jerawat memang buat saya stress tapi saya tak mahu membaca tentangnya begini.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Tirta Aji.
4 reviews
February 4, 2014
Buat yang hobi banget sama fiksi, buku ini pas banget. Alur cerita yang apik, ditambah pemilihan kata yang ringan dan penggambaran yang cukupp detail, memanjakan imajinasi pembaca dan dijamin bikin tenggelam masuk ke dalam cerita. The best fiksi lokal so far, ga sabar nunggu buku keduanya :D
Profile Image for Nurhayati Ramlan.
92 reviews25 followers
June 12, 2017
3.5 Stars

The review is in English because I expressed my thoughts better this way. :)

3.5 stars because I'm not fully impressed with the writing and several other things. Maybe because I read the Malay translation instead of the original one, I was not really impressed with the writing. I'm old school, I love deep writing in Malay; flowery words that makes the sentences sound smooth and beautiful, this book doesn't have that. I wonder if it will be different if I read the original writing by Tere Liye instead of the translation.

The plot; well, the plot was okay. I won't talk much about originality because every story has at least been done once, and every author has their own way of telling their story. What makes this book earned those 3.5 stars from me was actually quite petty (for me) hahahaha but as a Potterhead, reading another book that used the floo powder method although they change it to fire powder (?), is still too much and funny to me. I don't see the method as a plot, it's a tool, by which, if the author is clever enough, he/she can come out with a better and more original tool.

I'll be honest, I only read this book because I really want to read the third book, Matahari but this book has been a good read. The different worlds (universe) are interesting. I like the characters and yes, I would love to know more about them. So all in all, it is a good read. I do enjoyed it. <3
Profile Image for Hanis Khaleeda.
90 reviews10 followers
April 13, 2019
Bumi by Tere Liye.

- Setakat yang aku baca buku Tere Liye, tak pernah lagi la tak best.

- Buku ni pasal budak yang ada kuasa ( Raib ), dapat jadi halimunan, dapat gerakkan benda , dapat hilangkan benda. Pastu dia pun ada jugak kawan ( Seli dan Ali ) yang ada kuasa tapi lain dari dia.

- Raib dengan Seli ni hidup dekat bumi, tapi diorang tak tahu pun sebenarnya mereka ni dari dunia lain. Haa nak tahu dunia apa kena baca.

- Dekat dunia tu, teknologi canggih sangat. Benda yang aku tak pernah terfikir pun selama ni tapi penulis ni boleh fikir sampai camtu sekali.

- Raib, Seli dengan Ali ni masing-masing datang dari dunia yang lain. Baca kalau nak tahu, tapi mereka ni sesat sampai dekat dunia asal Raib. Kalau nak tahu kenapa mereka boleh sesat dan mereka buat apa kat situ kena baca.

- Buku Tere Liye yang cerita pasal sains futuristik ni mesti relate dengan konsep Fizik. Bagi aku tu benda yang nice.

- Oh ya, buku Bumi ni ada 6 siri, so lepas habis satu korang kena baca yang lain pulak. Tak menyesal, serius.

- Selamat membaca !

#2019reading challenge
#duniaBOOKku📚
#bukulima
Profile Image for Jim Hesnen.
61 reviews
August 31, 2017
1 bintang sahaja untuk terjemahan bahasa Malaysia. Baca buku ni macam nak campak je. Boleh tak yang buat kerja ni semak betul-betul ejaannya. Jangankan ejaan malah silap eja nama watak, perkataan berulang, imbuhan berulang dll. Siapa nak beli, better beli original Indonesia version. Lebih bagus.

4 bintang untuk cerita asal. Kejutan kat hujung buku ni sangat menarik. Barulah menyeimbangkan kehebatan protagonis utama.
Profile Image for Molin.
759 reviews
September 14, 2020
Alurnya cliche untuk cerita ini. Gaya bahasa nya terasa 'terjemahan' banget, plot twist nya juga biasa aja. Chapter mulai seru aja pas dibagian tengah, episode 20 kalau gak salah. Jadi diawal bener-bener ngerasa bosenin, cepet nyelesein buku ini juga bukan karena buku ini seru tapi pengen segera selesai dan ganti buku lain. Walau gitu kemungkinan untuk baca buku selanjutnya ada sih, semoga aja buku kedua lebih seru. Rate 2/5☆
Profile Image for Hafizul Osman.
66 reviews3 followers
January 31, 2018
Aku mulanya buku ini adalah sebuah buku cinta berunsurkan surrealisme tapi aku salah. Ia lebih daripada itu, sebuah cerita surrealisme, magis, fantasi dan sains fiksyen. Tere Liye memang bijak dalam menghasilkan sebuah dunia lain dan aksi yang mendebarkan.
Profile Image for Inas.
324 reviews
October 22, 2017
Hi, fellow bookworms! I'm back after such a super long hiatus! I can guarantee you I'm not dead. It's just that it was kinda hard to get back on track on my reading ever since my parents banned me from buying any novels months leading up to my high school graduation and college entrance exams. However, I'm gonna try to post regularly now that I've bought so many novels!

Okay, on to the review.

BUT, before I start my review, I'm gonna be honest with you, guys. The reason I just bought this book recently even though it was published 3 years ago was that of the rumor that Tere Liye would stop publishing any of his works. Why? Because the tax for writers is crazy (or so I heard)! He also said that he would stop printing any more copies of his past works (including this series) and that's why I bought the whole published series as soon as I could. The other reason was also that the new cover is more attractive than the previous one:



Bumi is an Indonesian novel written by the well-known Tere Liye (he's SUPER famous in Indonesia). He's known for writing all kinds of novels--romance, action, drama, you name it. Bumi is a fantasy novel set in 'Indonesia'. It's the first book in the series under the same title. It's narrated by a teenage girl--who can disappear and make things disappear--named Raib (literally means vanish in Indonesian). I'm not gonna spoil anything about the plot because, honestly, the surprises were what made me enjoy this novel so much.

The Characters
Most of the main characters are 15-year-old teenagers and like most 15-year-olds, they're a bit stupid at times (which is a good thing, I suppose. Because it's more believable than making them all geniuses).

Seli, Raib's best friend, is a real pain in the butt sometimes because she constantly worries about her parents and cries even though no one else does that besides her. But she's a really supportive friend for Raib and I liked her for it. Oh, she also has a cool power *cough*like Mare Barrow *cough*.

On the other hand, I liked Raib the least because other than her ability to disappear, super strength, and make things vanish, all she has is her unbelievably high ego and irrationality. She tends to act rather than think first. There's a life-and-death situation in which she messes up badly and it's not even gonna happen if only she listens to her other friend--Ali. But it's needed to create conflicts, of course.

Which brings us to my most favorite character, Ali! He is the most rational, smartest, brilliant 15-year-old to ever exist in Indonesian literature. He's the brain of the group and, without him, everyone would be dead from the first few chapters. He's a genius and he knows it, proudly bragging his awesome life-saving ideas to Raib and Seli--to which they admit begrudgingly. I liked the fact that he embodies all of the qualities needed in order to make a character instantly my favorite--quick-witted, rational, outgoing, likes to joke even in the toughest situations. Of course, there are more characters, but I'm not gonna spoil you the fun of reading it by telling you all about them here.

The Plot and World Building
Since this is the first book in a series of 4-5 books, it's quite understandable if this book is quite heavy in the sense of world-building. However, I don't think it bothered me that much because there are still a lot of things going on that if the world-building was any less, it wouldn't be as fun reading this. The story escalates quickly from just a normal everyday life of a teenage girl--going to school, getting punished for homework, eating in the cafeteria--to a raging battle between worlds. I loved how I could literally picture every scenery and situation vividly as if I had a TV in my head. But I guess I'll talk about this on The Writing section more.

The Writing
Yes, the writing. It never ceases to amaze me how Tere Liye could write so well. I liked how he always writes the voices of his narrators as if he knows exactly how they would think in the situation. You see, I've read some of his works, ranging from an action story with a 30-something man from Sumatra to a romance-drama story with a frustrating 20-something woman who's in a requited love with her childhood friend. I liked them all even though sometimes some characters annoyed me to no end. However, I liked the fact that when I'm reading Bumi, it's as of I'm reading a translated novel from English into Indonesian. He writes in formal Indonesian which totally fits the condition and circumstances of the novel. I could literally translate the whole thing into English while I was reading because it's just that formal. But, yeah, I liked it. Nevertheless, I'd honestly prefer if this book was written from Ali's POV.

In all, I thoroughly enjoyed reading this book. I highly recommend this to anyone who loves Fantasy novels and for those who might be new to it, since this book isn't that hard to digest (the fantasy part, I mean). I didn't give this book five stars because, well, I just couldn't shake the feeling that this book could be WAY more interesting if only Ali were the main character.

My rating: ★ ★ ★ ★

Reviewed by Inas
Profile Image for Huzaimo.
2 reviews
January 30, 2014
I dont like it that much. Lebih suka cerita bang Tere yang tentang kanak2. Pure and honest. Yang ini... yah, so-so aja sih. Padahal sudah dibela2in menunda beli Undakan Menjeritnya oom Stroud demi Bumi ini. *brb, minta tuker tambah ke mbak2 gramed sambil pasang muka melas*

Temanya udah umum sih; spirited away, the chosen one, musuh besar yang hendak dibangkitkan, dll.

Tokoh utamanya adalah Raib, sesuai namanya, doi bisa menghilang... Cling!!! *etapi di novel ini bunyi menghilangnya bukan kayak gelas di ketuk, tapi kayak gelembung pecah, jadi ya.. blub atau plup!*

Awalnya aku mengira akan seperti novel yang sangat kusuka yaitu Twelve Kingdom karya Fuyumi Ono (Aku baca novel pdf dan nonton animenya... semuanya donlot, kagak beli, hahay!). Karena karakternya sama, tiga anak SMA masuk ke dunia lain, sama2 dua cewek dan satu cowok. Kalau di Twelve Kingdom ada Youko, Sugimoto, dan Asano, kalau di Bumi ada Raib, Seli dan Ali. Mereka dipaksa masuk dunia Klan Bulan, yang sebenarnya adalah dunianya Raib dan menjalani pertualangan mereka di sana. Bedanya kalo di Twelve Kingdom yang hebat cuma satu orang, si tokoh utama Youko, kalo di novel Bumi hebat ketiga2nya (dengan kekuatan masing-masing yang berbeda). Tapi menurutku ini justru menjadi salah satu kekurangan. Sungguh kebetulan yang keterlaluan deh kalau ternyata ketiga anak tersebut ternyata sama-sama punya kekuatan (padahal sama2 discreet, bukan anggota klub semacam Avengers atau Justice League), udah sohiban, sekelas pulak, dan bareng-bareng masuk dunia lain.

Tapi lama kelamaan, setelah muncul musuh besar yang akan dibangkitkan, si Tanpa Mahkota itu, ceritanya jadi mirip harpot yang menanti bangkitnya Voldemort. Cuman tidak ada Hogward di sini. Ada sih sebuah akademi yang disebutkan, tapi si tokoh utama tidak sekolah di situ. Mungkin di sekuelnya akan ikut pendaftaran siswa baru. *tapi semoga tidak terjadi sih, atau ceritanya akan terlalu mainstream dan boring*

Oh iya, ada lagi kebetulan yang bikin gak nyaman, yaitu ketika rombongan Raib dkk setelah masuk ke dunia lain lewat lubang yang dibikinkan oleh Miss Selena, tibanya di kamar seorang desainer yang baik hati bernama Ilo. Kok ya nggak nyasar. Kok ya pas penghuni rumah itu orang baik. Padahal Ilo dan Selena kan gak saling kenal kan? Maap-maap kata kalo aku silap baca, tapi pas nama selena disebut-sebut ketika di rumah peristirahatan, Ilo diem2 aja tuh. Jadi kan ndak saling kenal kan ya?

Kebetulan berikutnya kok ya pas Ilo itu cucu dari cucu dari cucunya Av, yang ternyata adalah penjaga Perpustakaan, eh tepatnya “Penjaga Bagian Terlarang Perpustakaan”. Hasilnya, Ilo beserta Raib dkk jadi gampang punya akses ke tempat itu. Emang ada apanya sih di bagian itu? Jawabannya adalah ENTAHLAH. Dua kali membaca penjelasan Av cuman dapat info kalau di ruangan itu pernah jadi pintu/sekat untuk menuju Klan Matahari. Dan setelah kubaca lagi, tidak ada korelasinya dengan tujuan dari si musuh utama yaitu Tamus. Karena pertempuran akhir aja terjadi di ruang novel. Jadi ngapain Tamus memaksa masuk ke bagian terlarang? Mau ngambil buku kehidupan? Kan tidak ada di situ. Adanya sama Raib. Apa gak ada yang ngasi tahu Tamus ya? Gak ada pulsa buat ng-sms doi ya? >___<

Kebetulan berikutnya Ilo dan Av bukan cuma baik, tapi juga merupakan loyalist negara/klan bulan.

Dan... sudahlah. Tidak perlu waktu lama untuk membaca novel ini. Bahasa Bang Tere biasa, jelas dan ngalir. Meski kadang kebanyakan deskripsi dan mengulang. Kalau mau baca kalimat langsungnya aja juga bakal ‘dapat’ kok ceritanya.

Untuk pembaca remaja, cerita ini cukup seru, sesuai dengan usia emosinya. Untuk pembaca yang tidak lagi remaja semacam saya, amat biasa saja, tidak ada hal baru.

Kalau saya harus memuji, saya sangat suka penceritaan novel ini karena tidak ada sihir-sihir, yang mana kebanyakan novel fantasi sangat kental dengan hal ini. Saya sebagai seorang muslim, lebih suka cerita yang tanpa sihir, atau kalaupun ada, pengarang bisa menempatkan sihir pada letaknya yang tepat, yaitu bahwa sihir adalah hal yang dilarang. Sehingga tidak mempersuasi pembaca untuk ‘menyukai’ sihir.
Sekian review yang banyak nyela nya ini.

Maaf ya Bang Tere, semoga sekuelnya lebih menarik.
Profile Image for Miss May.
6 reviews
March 8, 2021
Jujur buku ini tidak seseru seperti yang banyak orang bilang.

Saya suka Bahasa yang digunakan oleh penulis akan tetapi ada banyak candaan penulis yang sama sekali tidak bisa dimengerti oleh anak remaja seperti Saya. Saya tahu apa yang ingin dimaksudkan oleh penulis akan tetapi itu tidak lucu dan aneh.

Saya tidak suka Raib. Di buku ini dia lumayan bisa Saya tahan rasa jengkel tapi karakter dia hampir gak mengalami perubahan yang signifikan.

Seli adalah karakter yang ikut - ikut saja. Saya gak jengkel ataupun suka sama dia.

Ali, Aku kurang suka penulis mendeskripsikan Ali dengan kata - kata yang selalu sama. Dulu Saya juga kurang suka dengan dia, akan tetapi sikap Raib yang selalu bermusuhan lebih menjengkelkan.

Saya suka bagian di lapangan sekolah, di kereta, dan saat mencari miss Selena di perpustakaan, setelahnya tidak terlalu seru.

Oh iya, Saya sangat tidak suka kalau ada karakter terlalu melebih - lebihkan mereka bertiga. Saya tidak merasa Raib itu anak yang baik sekali, dia anak yang hidupnya teratur dan menaati peraturan.

Raib sangat naif dan itu sangat menjengkelkan.

Kadang Saya merasa peran orang dewasa hanya untuk memuji - muji karakter.

Secara keseluruhan, cerita ini membosankan, karakter menyebalkan, tidak terlalu lucu, akan tetapi buku ini tidak membuat Saya membencinya. Jadi Saya hanya kasih bintang 3.

Untuk world building Saya lumayan suka. Penulis benar - benar bisa menjelaskan konsep dasar tentang kekuatan di buku ini.
Profile Image for The Eod.
133 reviews6 followers
July 23, 2018
Waouuu aku rupanya meremehkan karya Fantasinya Bang Tere huhuhu maafkan daku.
Ini tulisannya pakai POV 1 dengan rasa POV 3, sungguh menarik. Apalagi cocok banget sama karakter utamanya yang memang pemalu abis. Perkenalannya memang agak lama sih, bagi kalian yg pecinta alur lambat so pasti bakal senang. Kalau enggak ya, skip" aja deh hihihi.

Yang bikin makin unik adalah karya ini nuansa remajanya kental sekali, harusnya masuk ke genre teenlit makin oke hehe. Penokohannya, semua tereksplor dengan sungguh apik. Bahkan ketika Raib kesakitan aku bisa ngrasain lho hem.

Sulit bagiku untuk mengatakan siapa karakter favoritku, karena mereka bertiga semuanya favorit dengan cara mereka masing-masing.

Aku rekomendasikan bacaan ini bagi kalian yg suka sama genre petualangan remaja yg dibumbui fantasi. World buildingnya disini menurutku nggak kalah keren sama penulis luar negeri hihihi.

Sisanya selamat menikmati.

Aku tak sabar untuk baca seri BULAN hihihi
2 reviews1 follower
February 25, 2014
Pertama kali beli buku ini, terus terang ngga nyangka sama sekali kalo genre-nya fantasy. Sy pikir seperti karya-karya Bang Darwis yang lain, yang kekanakan, indah, penuh semangat membangun diri dan banyak petuah bijak lainnya.

Terus....kecewaaa....karena kok ceritanya bikin terbayang2 novel lain ya. Ada Harry Potter-nya, ada LOTR nya, yang kentara banget... nyaris persis dengan (enam-logi apaan sih) Michael Scott, yang Alchemist, Necromancer, Magician, sdb. Cuman disini alam bayangannya lebih sedikit.

Anyway...good job Bang, karena nulis yang BEDA banget dengan sebelumnya. Semoga sekuelnya.. (maybe-BINTANG, MATAHARI, BULAN) lebih seru, dan pastinya lebih orisinil dari yang ini.

Keep writing
Profile Image for Lala.
128 reviews46 followers
May 14, 2019
Alurnya lambat banget, gaktau cerita mau fokus di mana di 200an hlm awal. Pas hlm 230an baru deh lumayan tertarik. Awal2nya banyak adegan yang nggak nyumbang sesuatu untuk cerita.

Tapi suka idenya sih, tentang klan bumi, matahari, bulan, dan bintang. Deskripsi ttg kota aneh yang Raib, Seli, dan Ali datangi juga oke. Cuma eksekusinya yang masih berasa kurang. Belum dapet hal yang “waw” gitu dari alurnya. Twist-nya juga, lumayan bikin kaget tapi gak kaget-kaget banget. Karna ini bagian dari series kali ya, baru buku pertama, baru pembuka. Mungkin aku gak bakal lanjutin seri lainnya lagi sih.. Tapi cari judul lain aja karya Tere Liye yang lain.

Tapi jujur emang bagian ‘worldbuilding’ nya cukup menarik sih. Itu yang bikin aku semangat bacanya.
Profile Image for Elvina Zafril.
708 reviews104 followers
May 13, 2017
I don't know where to start but this book was amazing! Jalan ceritanya menarik perhatian saya. Ini adalah kali pertama saya membaca buku daripada Tere Liye. Buku ini mengisahkan tentang Raib yang mempunyai kuasa halimunan dan bagaimana Raib mengawal kuasanya. Bila baca ni saya teringat cerita Harry Potter yang ada magic power. :D Ingin saya katakan di sini saya tidak kecewa walaupun ada beberapa idea yang disampaikan tu senang untuk dijangka. Interesting. I can't wait to read book 2 and 3. WELL DONE TERE LIYE! :)
Profile Image for Alfeesya.
116 reviews2 followers
August 14, 2023
5/5 ⭐️!!! One of the best books I have ever read throughout my whole life. The storyline and adventures are just masterpiece😭 this book just took me to a whole new dimension 🥲 Ra, Seli and Ali are the perfect trio 👍 the chemistry between the characters, the fantasy, everything are just amazing! 200% recommended sekarang faham kenapa ramai suka 🤣 semoga dapat complete the whole set 🥹
Profile Image for Husna Rosli.
Author 3 books261 followers
June 17, 2017
4.3 stars

Tere Liye is a very famous Indonesian author. My friends keep recommending me to read his books. My booktube friend, Hajar (*hehe I mention you is it okay XD) met him in person. So I feel like, maybe now is the time. I didn't realise that I've read his work - Hafalan Shalat Delisa during my high school years. It was great, managed to bring down tears hahaha.

Okay, BM time

Sebelum ni dah pernah dengar trilogi ni. Tapi masa pergi PBAKL tu, tak tau pun yang mana satu first book sebab tak ditulis kat cover. Lepas tu baca2 sinopsis, agak2 je lah mungkin Bumi ni the first book. Tak terfikir pulak nak check Goodreads. Nampak tak bijak kat situ XD

PLOT

Seratus muka surat yang pertama rasa teramat perlahan. Untuk cipta relationship yang kuat dan believable dalam novel memang bukan kerja mudah. Bahagian menceritakan watak utama, Ra, Ali dan Seli tu saya rasa macam lambat sikit. Mungkin scene dekat sekolah tu kot yang buat rasa lama. Entahlah nak hahaha. Plot bergerak daripada Ra dan relationship dia dengan kawan-kawan, keluarga dan 'si kucing kembar'. Plot mula nampak menarik bermula dari kejadian di stesen janakuasa elektrik (betul ke saya faham ni XD). Namun kemudian, perlahan pula apabila mereka dah berada di 'dunia sana'. Mungkin disebabkan perincian pada setting, sejarah pembangunan kota tu, etc. Dia jadi macam cerita Harry Potter and The Philosophers' Stone. Inilah cabaran apabila menulis trilogi/siri - buku pertama adalah pengenalan. Jadi lebih cenderung untuk jadi meleret. Tere Liye adalah penulis tersohor jadi saya yang masih mentah tak perlu kot nak komen panjang bab plot ni

CHARACTER

Watak adalah remaja berumur 15 tahun. Penulis bijak menyelit isu-isu yang umur kategori ini lalui macam masalah jerawat, insecurities, being different than others, friendship, etc. Perhubungan antara Ali, Ra dan Seli juga dibentuk dengan baik dan tidaklah terburu-buru. Kadang-kadang je saya rasa macam mereka ni bersembang banyak sangat sedangkan ada benda penting berlaku . Mungkin sebab mereka budak2 kot. Atau saya yang dah dewasa so tak boleh relate. Itu, wallahualam.

WHAT I LIKE

1. The fact that this is a fantasy book written by Indonesian author, it already excites me. Tambah-tambah lagi fantasi yang ada superpower pulak tu. Fuh... Penulis macam ambil idea daripada cerita Harry Potter dan oleh dengan caranya sendiri. Penduduk kat dunia tu pulak terbahagi kepada klan Bulan, Matahari, Bumi, Bintang. Macam guna struktur rumah dalam HP.

2. Sepanjang cerita, penulis discover tentang kuasa masing-masing. Ra rupa-rupanya bukanlah kuasa menghilangkan diri saja. Tapi... jeng3. Seli dan Ali juga ada peranan masing-masing so semua watak tidaklah asal ada sahaja.


WHAT I SLIGHTLY DISLIKE

1. Rentak buku ni terlalu perlahan bagi saya. Entah kenapa saya lagi tertarik nak tau pasal Tamus. Saya lagi suka kalau beberapa scene relationship trio tu digantikan dengan sedikit scene tentang apa yang Tamus buat, etc.

2. Kecewa sikit sebab saya menantikan kemunculan Tamus lepas mereka sampai di dunia tu. Tapi Tamus seolah-olah terlindung. Ghaib. Masa serangan di perpustakaan pun macam tak ada sangat Tamus. Mungkin saya yang mengharap lebih.

3. Untuk the second book, saya mengharapkan storyline Tamus lebih diperkembangkan. Sebab banyaknya daripada mulut watak2 lain. Saya faham, buku ni menggunakan POV Ra. Tapi kalaulah penulis boleh sampaikan apa yang berlaku di pihak sana jugak dengan cara tersendiri, memang bagus!

4. Ini pendapat saya saja. Saya rasa apa yang buatkan novel ni lambat adalah too much telling than showing pada sesetengah scene. I need more emotions, please. Dialog rasa macam dry, maaf.

Ampunkan saya sebab guna bahasa rojak. Maaf hehe. Apa-apapun, buku ni masih berbaloi untuk dibaca. Mungkin saya akan dapatkan dua buku seterusnya, insyaAllah.
Profile Image for Stefanie Sugia.
731 reviews178 followers
March 3, 2014
"Pagi itu aku sungguh tidak tahu, setelah sarapan bersama yang selalu menyenangkan, beberapa jam lagi, kejutan itu tiba. Ada yang tahu rahasia besarku, bukan hanya satu, melainkan susul-menyusul. Seluruh kehidupanku mendadak berubah seratus delapan puluh derajat.
Perang besar siap meletus di Bumi. Aku tidak bergurau."


Raib (atau dipanggil Ra) adalah gadis berusia 15 tahun yang menyimpan rahasia seumur hidupnya; rahasia bahwa ia bisa menghilang dengan menutupi wajahnya. Bahkan kedua orangtuanya-pun tidak pernah mengetahui fakta itu; mereka hanya menganggap keanehan Raib yang suka tiba-tiba muncul sebagai ketidakpekaan mereka. Hingga suatu hari di sekolah, saat Ra dihukum karena tidak membawa buku PR bersama dengan teman sekelas yang menyebalkan bernama Ali, rahasianya mulai terkuak. Secara tidak sengaja ia menghilangkan diri di hadapan Ali, dan saat sedang menghilang sosok tinggi kurus yang misterius berada di hadapannya. Keterkejutannya membuat Ali melihat Ra yang tiba-tiba muncul kembali. Semuanya itu adalah permulaan dari petualangan yang akan dialami oleh Ra dan kawan-kawannya.
"Saran Ibu, apa pun yang terlihat, boleh jadi tidak seperti yang kita lihat. Apa pun yang hilang, tidak selalu lenyap seperti yang kita duga. Ada banyak sekali jawaban dari tempat-tempat yang hilang. Kamu akan memperoleh semua jawaban. Masa lalu, hari ini, juga masa depan."

....

Baca review selengkapnya di:
http://www.thebookielooker.com/2014/0...
Profile Image for Pradita Yulianti.
33 reviews19 followers
July 2, 2018
Awalnya, saya tidak punya ekspektasi apa2 soal buku ini, karena sejujurnya saya kurang tertarik dengan cerita fantasi. Tapi halaman demi halaman saya baca, semakin menyedot perhatian saya. Ceritanya menarik, dan karakter Ali mengingatkan saya akan karakter Soke Bahtera dari Novel Hujan, karakter favorit saya. Satu-satunya yang saya sesalkan adalah kenapa saya tidak sekalian membeli buku lanjutannya kemarin T_T.
Tere Liye, again, Good Job!
Profile Image for Afifah.
409 reviews17 followers
May 21, 2020
Buku-bukunya Tere Liye memang selalu binge-able banget. Mudah buatku nggak tidur semaleman untuk selesein buku ini (yang tidak aku lakukan karena kerja :p), karena pace-nya cepat dan selalu ada sesuatu yang bikin penasaran di dalam buku ini.

Dari segi world-building, seri ini cukup menarik. Dan bikin penasaran juga dengan kisah-kisah selanjutnya dalam seri ini. Untuk saat ini, buku ini 4.5 bintang karena belum ada faktor yang membuatku amazed banget. Tapi tetap sangat menyenangkan kok.
Profile Image for mira..
182 reviews28 followers
June 24, 2019
Whoaaaa. Plot twist! Sangat tak disangka. Apa2 pun, tak sabar nak baca 'Bulan' pulak!
Profile Image for Zharifah Mahrusah.
28 reviews2 followers
February 10, 2022
Terdengar lebay, tapi sungguh buku ini bikin aku ngga nyenyak tidur sebelum menamati nya, malah sempat ke bawa dalam alam bawah sadar. Sangking serunya😭
Profile Image for Steven S.
697 reviews67 followers
August 17, 2015
Seru..

Kali ini rekor membaca hampir 400 lebih halaman dalam 2 hari.
Sekitar beberapa bulan kemarin saya membeli Bulan. Ya benar, saya mengira seri Bumi bisa dibaca tanpa berurutan. Bumi sempat tidak saya masukkan dalam reading list tahun lalu. Karena sempat mikir, nanggung ah baca novel tebal gitu. Kisahnya juga belum tentu menarik. (sila baca sinopsis di belakang Bumi). Tidak ada petunjuk, kita bakal mendapati cerita macam apa di Bumi. Semua itu penilaian singkat saya (yang kurang beralasan) sampai kemarin.

Penulis mampu menyajikan petualangan yang menarik di pembuka seri Bumi. Terentang sejak awal cerita ini memiliki daya tarik tersendiri. Kalimat demi kalimat yang ada seakan menghipnotis pembaca. Kita diajak tenggelam dengan dunia Raib. Ra, remaja putri yang memiliki keanehan akibat kemampuan supranatural yang dimilikinya. Dia mampu menghilang seketika saat kedua tangannya menutupi wajah. Cerita bergulir dengan meyakinkan hingga pembaca terikat lebih dalam cerita yang luar biasa.

Tere Liye berhasil meramu kisah anak remaja yang dibalut ala superhero. Bumi merupakan seri fantasy yang menarik. Kemampuan narasi yang baik memudahkan pembaca untuk menyelami kehidupan "lain" yang menjadi setting Bumi. Praktis, Bang Tere mampu menarik pembaca untuk melahap habis buku ini selain lewat world building yang apik. Terdapat unsur ketegangan khas cerita suspense yang digarap dengan baik. Salah satu yang terpenting disini, cliffhanger yang dengan maksimal memainkan emosi pembaca. Humor yang disajikan juga membuat kesan cerita Bumi tidak perlu dibaca dengan terlalu serius. Penulis seolah mengajak pembaca turut bersenang-senang dalam petualangan Ra, Seli, dan Ari.

Di beberapa bagian pula, kita dapat membaca celetukan kritis penulis. Semisal, hanya seorang pemenang yang mampu berkuasa dan menuliskan sejarah. Sedikit menyinggung keadaan kita bukan. Sejarah yang dapat diubah sesuai settingan penguasa.

Satu lagi yang memukau disini. Kemampuan ala superhero yang melekat pada karakternya. Teknologi futuristik ala film aksi Hollywood tersaji di dunia yang digambarkan oleh penulis. Kostum ala film After Earth. Petualangan seru dalam Bumi akan menjadi pengisi waktu yang menyenangkan. Para pembaca setia Tere Liye akan menunggu dengan cemas kelanjutan seri Bumi. Matahari dan Bintang.


Displaying 1 - 30 of 1,728 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.