Jump to ratings and reviews
Rate this book

Rindu

Rate this book
"Apalah arti memiliki, ketika diri kami sendiri bukanlah milik kami?

Apalah arti kehilangan, ketika kami sebenarnya menemukan banyak saat kehilangan, dan sebaliknya, kehilangan banyak pula saat menemukan?

Apalah arti cinta, ketika menangis terluka atas perasaan yg seharusnya indah? Bagaimana mungkin, kami terduduk patah hati atas sesuatu yg seharusnya suci dan tidak menuntut apa pun?

Wahai, bukankah banyak kerinduan saat kami hendak melupakan? Dan tidak terbilang keinginan melupakan saat kami dalam rindu? Hingga rindu dan melupakan jaraknya setipis benang saja”

Rindu- Tere Liye. Lima kisah dalam sebuah perjalanan panjang kerinduan.
Selamat membaca.

544 pages, Paperback

First published September 25, 2014

1349 people are currently reading
15732 people want to read

About the author

Tere Liye

72 books13.5k followers
Author from Indonesia.

"Jangan mau jadi kritikus buku, tapi TIDAK pernah menulis buku."

"1000 komentar yang kita buat di dunia maya, tidak akan membuat kita naik pangkat menjadi penulis buku. Mulailah menulis buku, jangan habiskan waktu jadi komentator, mulailah jadi pelaku."

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
5,151 (52%)
4 stars
2,900 (29%)
3 stars
1,143 (11%)
2 stars
315 (3%)
1 star
214 (2%)
Displaying 1 - 30 of 972 reviews
Profile Image for Pratiwi Utaminingsih.
64 reviews7 followers
January 18, 2025
Huaaaaa mengharukan sekali novel ini. Rindu adalah novel pertama TereLiye yg saya baca. Sebenarnya daridulu sudah minat dengan beberapa novelnya tapi selalu urung ketika mau beli. Tibalah ketika Rindu ini terbit, ntah feeling aja kalau saya harus beli ini karena buku ini pasti bagus.
Feeling emang ga pernah meleset. Orang Surabaya bilangnya ciamik soro! Bersettingkan pada tahun 1938, adalah kapal Blitar Holland yg hendak mengangkut jamaah nusantara untuk menunaikan ibadah haji. Ada lima tokoh utama di novel ini. Daeng Andipati, Ahmad Karaeng (Gurutta), Ambo Uleng, Bonda Upe, dan pasangan Mbah Kakung & Mbah Putri dari Semarang. Lima tokoh tersebut menyimpan kegundahan di hati masing-masing. Ada pertanyaan mendalam yang mengusik hati mereka.
Kita mulai dari Daeng Andipati. Pedagang sukses dari Makassar. Kaya raya, muda, memiliki istri yg cantik dan dua anak perempuan yg menggemaskan, Elsa dan Anna. Sekilas hidupnya tampak sempurna tapi siapa sangka dia memendam kebencian yg begitu dalam di hatinya.
Tuan Ahmad Karaeng atau yg akrab disapa Gurutta. Nampak luar, dia adalah sosok ulama besar dari Bugis yg sangat disegani masyarakat pada jamannya. Tapi nampak dalam ia merasa bahwa dirinya ada seorang munafik. Dia pandai memberi nasihat tapi tidak mampu mengaplikasikan pada dirinya sendiri.
Lalu Bonda Upe seorang guru mengaji yg mempunyai masa lalu yg kelam yg dia sendiri takut untuk mengingatnya kembali.
Tokoh ke-empat adalah pasangan sepuh dari Semarang yg akrab disapa Mbah Kakung dan Mbah Putri. Pasangan yg tak menyerah pada usia untuk menunaikan ibadah haji. Hingga sebuah peristiwa menyedihkan menghampiri mereka.
Yg terakhir adalah favorit saya yaitu Ambo Uleng. Pelaut sejati asal bugis yg menjadi pelaut sejak berada di dalam kandungan ibunya. Sosoknya pendiam tak banyak bicara karena menyimpan sebuah sakit hati yg mendalam karena cinta. Dia sengaja melamar sebagai awak kapal Blitar Holland agar bisa pergi jauh dari kampung halamannya, untuk lari dari kenyataan (anak muda jaman sekarang bingits). Tapi dibalik itu dia adalah pelaut tangguh. Terbukti berhasil melumpuhkan kawanan perompak Somalia yg melegenda kehebatannya.
Semoga review ini tidak spoiler ya, haha! Tapi yg saya suka dengan novel ini adalah settingnya yg mengambil tahun 1938. Tahun sebelum kemerdekaan. Mungkin sekarang kita kalau pergi haji sudah gampang, naik pesawat sehari-dua hari sampai. Pada jaman itu total untuk perjalanan berangkat saja sudah makan waktu satu bulan, wow!
Dan buku ini juga telah mengajak saya jalan-jalan lintas pulau bahkan negara hanya dalam waktu dua hari, amazing! Dalam dua hari ini saya sudah ke Makassar, Surabaya, Semarang, Jakarta, Lampung, Bengkulu, Padang, Banda Aceh, Kolombo, hingga akhirnya Jeddah di Arab itu sendiri. Dan saya jalan-jalan di kota itu di masa lalu, subhanallah :')
Sebuah petualangan yg mengasyikan dan mengharukan. Five stars buat Rindu by Tere Liye!
Profile Image for Rhein.
Author 7 books173 followers
June 29, 2015
Ini adalah jenis buku yang saat saya baca.. loh kok tiba-tiba udah setengahnya? Kok Udah 3/4?

Saya ngga akan review, hanya mau curhat. Curhat panjang, beware.

Awal tahun 2013, ortu saya mengajak sekeluarga pergi ke tanah suci. Saya & adik2 yang tinggal berbeda kota dengan ortu dan pada sok sibuk hayuk-hayuk aja pastinya. Kami (saya & adik2) bukan tipe anak yang soleh-soleh banget. Segala persiapan dikerjakan ortu, bahkan mereka khusus mendatangkan guru ngaji beberapa kali sebelum keberangkatan untuk membekali kami ilmu agama, sirah nabawiyah, dan makna-makna ibadah di tanah suci agar sesampainya di sana tidak hanya ibadah fisik semata, namun ada esensinya. Perjalanan sangat menyenangkan. Meski hanya 9 jam menggunakan kapal terbang, bukan 9 bulan seperti yang dialami penumpang Blitar Holland si kapal uap. Sama seperti Anna & Elsa, saya dan adik2 selama perjalanan juga banyak becandanya. Tidur, mamam enak, nonton film, main tebak-tebakan.

Sekali lagi, saya bukan anak yang soleh-soleh amat. Bapa bahkan mewanti-wanti untuk kesekian kali sebelum berangkat, "Inget Teteh, ini perjalanan ibadah, bukan backpacking." Saya hanya mengiyakan. Sejak dulu, saya selallu bertanya-tanya, apa sih yang membuat orang pergi ke tanah suci, pulang ke Indonesia, terus pengen balik lagi? Oke, saya tahu di sana Rasulullah Saw mendapat wahyu. Di sana perjuangan Islam menorehkan banyak cerita, di sana menjadi kiblat solat seluruh umat muslim seluruh dunia, hanya tertuju ke sana, dan segala macam alasan lain tentang spiritualitas umat muslim. But, why?? Karena kakbah? Sampai sebelum tiba dan melihat sendiri, saya selalu berpikir Kakbah just big-black-box. #PLAK

Maka sampailah kami di sana, Jeddah, menuju Madinah, lanjut ke Makkah, melakukan ibadah seperti yang sudah seharusnya. Saya mulai merasakan 'sensasi' itu. Sama seperti keluarga Daeng Andipati yang selalu bahagia, keluarga Syahroni pun riang sekali selama di sana. Terutama saya & adik-adik. Aktifitas kami tidak jauh-jauh dari bangun tidur, salat di masjid nabawi atau masjidil haram, mengaji, sesekali ketiduran di masjid, belajar agama (dari Bapa & Ibu. Sungguh bukan salah bunda mengandung atau Bapa menaruh burung kalau anak2nya ga soleh, mereka berdua lulusan pesantren), jalan-jalan ke pasar lihat baju, nyoba beragam makanan khas di sana. Dan tentu, melaksanakan umroh. 'Sensasi' itu semakin menggelitik kuat ketika saya menatap Kakbah untuk pertama kali.

Selama 10 hari total di tanah suci (untunglah travel agentnya ngga pake acara embel2 wisata ke negara lain), saya bahagia. Super bahagia. Bukan tipe bahagia seperti novel baru terbit. Ini adalah jenis bahagia baru karena bercampur dengan rasa tentram. Why? Karena saya tidak memikirkan duniawi (can you imagine that? Ngga mikir duniawi!). Selama di sana, saya hanya merasa aman, merasa senang, tidak peduli apa yang terjadi dengan dunia atau apa yang akan terjadi dengan saya nanti, apa novel saya terjual atau tidak? Tidak ada kekhawatiran, tidak ada sama sekali. Saya hanya perlu ibadah, itu saja, dan saya bahagia. Saya tahu Allah sangatlah dekat, saya tahu jika saya mendekat dengan melangkah maka Allah akan menyambut dengan berlari, saya tahu bahwa Allah lebih dekat dari urat nadi. Namun selama di tanah suci, saya tidak lagi dekat.. Saya didekap olehNya.

Maka ketika saya melakukan ibadah umrah perpisahan, terakhir kali melihat Kakbah, saya sangat paham, mengapa semua umat muslim yang pernah datang ke tanah suci rindu ingin kembali. Juga sangat paham, mengapa novel ini cocok sekali diberi judul Rindu.

Panjang yah.
Profile Image for Ika Wafiqah.
7 reviews61 followers
October 29, 2014
"Maka ketahuilah Andi, kesalahan itu ibarat halaman kosong. Tiba-tiba ada yang mencoretnya dengan keliru. Kita bisa memaafkannya dengan menghapus tulisan tersebut, baik dengan penghapus biasa, dengan penghapus canggih, atau dengan apapun. Tapi tetap tersisa bekasnya. Tidak akan hilang. Agar semuanya benar-benar bersih, hanya satu jalan keluarnya, bukalah lembaran kertas baru yang benar-benar kosong.

Buka lembaran baru, tutup lembaran lama yang pernah tercoret. Jangan diungkit-ungkit lagi. Jangan ada tapi, tapi, dan tapi. Tutup lembaran tidak menyenangkan itu. Apakah mudah melakukannya? Tidak mudah. Tapi jika kau sungguh-sungguh, jika kau berniat teguh, kau pasti bisa melakukannya, Andi. Berjanjilah kau akan menutup lembaran lama itu. Mulai membuka lembaran baru yang benar-benar kosong. Butuh waktu untuk melakukannya. Tapi aku percaya, saat kapal ini tiba di Jeddah, hati kau sudah lapang seperti halaman baru…”

Nasihat Gurutta kepada Daeng Andipati
Profile Image for Muhammad Fauzi.
1 review2 followers
December 17, 2015
ini adalah benar2 buku yang membahas tentang kerinduan.....
mengerikan.. ganasnya bang tere ketika menggotangkan pena. sangat terlihat disini
Profile Image for Happy  Virgina .
42 reviews
October 11, 2014
dari buku ini aku belajar untuk mengikhlaskan suatu hal yang dicintai. melepaskannya dan membuka lembaran baru. :)
Profile Image for Rosyda Budiani.
21 reviews8 followers
April 22, 2015
Saya dapet buku ini dari PO online di TBOdelisa pertengahan September lalu. Soalnya nggak sabar nunggu buku ini mejeng di Gramedia terdekat xD

Oke, langsung aja ya :)

Buku setebal 544 halaman ini menceritakan lima kisah yang berbeda di atas kapal Blitar Holland yang membawa rombongan jamaah haji Indonesia ke Mekkah. Ada kisah seorang bekas cabo yang jadi guru ngaji anak-anak, ada kisah seorang saudagar sukses yang menyimpan dendam dan benci, ada kisah kekasih yang patah hati dan ingin pergi sejauh mungkin, ada kisah cinta sejati hingga ajal memisahkan, dan kisah kemunafikan seorang bijak.

Lima kisah tersebut ditulis dengan runtut dan apik oleh Tere Liye. Jadi walaupun kisah-kisah itu berbeda tapi saya pikir pembaca masih bisa menikmati ceritanya dengan baik karena ditulis dengan runtut dan tidak terpisah antara satu dengan lainnya. Apalagi ditambah dengan karakter tambahan seperti kakak-beradik Anna dan Elsa yang lucu dan suka bertengkar (terutama menurut saya yang paling lucu itu Anna :D a kind little girl who really like ask many questions xD), Kapten Phillips yang tegas dan baik hati, Chef Lars dengan sup iga-nya :9, dan juga Lucas yang semena-mena.

Ada banyak pelajaran dan kisah menarik yang bisa dipetik dari buku ini. Jadi bagi yang pengen tambahan semangat, motivasi, atau lagi galau-galaunya, buku ini cocok untuk Anda :D
Profile Image for Ardantyo Sidohutomo.
13 reviews2 followers
October 22, 2014
Syaikh Yusuf, rahimahullah...


Memberi banyak pelajaran. Menyiratkan bahwa hikmah yang berat tidak harus selalu dikemas dalam sampul "kekakuan"

Nice!
Profile Image for Aman.
1 review3 followers
October 8, 2014
Sebuah kisah yang membawa kita menuju ke-RINDU an kepada-Nya
Profile Image for Khairul Muhammad.
Author 15 books68 followers
February 22, 2016
Tere Liye selalu meletakkan keindahan bahasa dalam setiap satu kata-kata. Kadang-kadang hingga merindu mahu membacanya ulang-ulang kali.

Naskah ini, secara peribadi akan jadi naskah yang akan saya 'lindungi'. Letak baik-baik di rak buku dan tak mahu ia 'hilang' dipinjam sesiapa.

23 reviews2 followers
February 20, 2015
finnaly... setelah beberapa lama "jeda" dulu baca novel ini (malah sempat menyelesaikan novel yg lain). Ga seperti novel2 Bang Tere yg sudah2 pernah saya baca, langsung tamat dalam sekali baca :D
Entah karena terbiasa dgn gaya bercerita bang tere.. atau memang novel ini yg agak monoton alur ceritanya. Mungkin juga karena mengambil latar belakang cerita yang sebagian besar aktifitasnya di atas kapal haji, dan banyak kejadian yg berulang-ulang.
Namun kenapa novel Bang Tere masih jadi idola buat saya, karena selalu ada pesan moral disetiap cerita :D . Memperkaya pikiran dan jiwa. Memaknai hidup dengan pemahaman yang benar. :)

Profile Image for Riawani Elyta.
Author 33 books103 followers
November 3, 2014
Sebuah novel yang baik – buat saya – adalah novel yang mampu memperkaya pikiran dengan informasi dan pengetahuan baru, memperkaya jiwa dengan nilai-nilai perenungan dan inspirasi, juga memperkaya pemahaman terhadap makna hidup. Dan novel ini, saya akui, mampu melakukannya dengan nyaris sempurna.

Resensi selengkapnya di : http://www.riawanielyta.com/2014/10/r...
Profile Image for Meta Morfillah.
664 reviews23 followers
March 18, 2015
Judul: Rindu
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Republika
Dimensi: ii + 544 hlm; 13,5 x 20,5 cm; cetakan I oktober 2014
ISBN: 978 602 8997 90 4

"Setiap perjalanan selalu disertai oleh pertanyaan-pertanyaan.
...sayangnya, lazimnya sebuah pertanyaan, maka tidak otomatis selalu ada jawabannya. Terkadang, tidak ada jawabannya. Pun penjelasannya." (Hlm. 222)

"Perjalanan hidupmu boleh jadi jauh sekali. Hari demi hari, hanyalah pemberhentian kecil. Bulan demi bulan, itu pun sekadar pelabuhan sedang. Pun tahun demi tahun, mungkin bisa kita sebut dermaga transit besar. Tapi, itu semua sifatnya adalah pemberhentian. Dengan segera, kapal kita berangkat kembali, menuju tujuan yang paling hakiki. Maka jangan pernah merusak diri sendiri. Jangan rusak kapal kehidupan milikmu, hingga ia tiba di pelabuhan terakhirnya." (Hlm. 284)

"Lihatlah seorang yang selalu pandai menjawab pertanyaan orang lain, tapi dia tidak pernah bisa menjawab pertanyaannya sendiri. Lihatlah seorang yang selalu punya kata bijak untuk orang lain, tapi dia tak pernah bisa bijak untuk dirinya sendiri. Sungguh boleh jadi dialah orang paling munafik..." (Hlm 316)

"Apalah arti memiliki, ketika diri kami sendiri bukanlah milik kami? Apalah arti kehilangan, ketika kami sebenarnya menemukan banyak saat kehilangan, dan sebaliknya, kehilangan banyak pula saat menemukan? Apalah arti cinta, ketika kami menangis terluka atas perasaan yang seharusnya indah? Bagaimana mungkin, kami tertunduk patah hati atas sesuatu yang seharusnya suci dan tak menuntut apa pun? Wahai, bukankah banyak kerinduan saat kami hendak melupakan? Dan tidak terbilang keinginan melupakan saat kami rindu? Hingga rindu dan melupakan jaraknya setipis benang saja."

Seperti biasa, khas tere liye dalam semua novelnya... selalu membahas tentang pemahaman hidup yang baik. Prinsip-prinsip kehidupan dengan diksi yang bertuah, mendekati puitis. Dan tak lupa, happy ending tentunya.

Kali ini, dalam novel RINDU, tere liye menampilkan lima pertanyaan besar dalam hidup, yang masing-masing dibawakan lima tokoh dengan masa lalu yang berbeda. Bonda Ape, dengan masa lalunya yang kelam. Daeng Andipati, dengan kebenciannya yang mendalam pada ayahnya. Mbah kakung, dengan kehilangan kekasih hati. Ambo Uleng, dengan melepaskan cinta sejati. Terakhir Gurutta Ahmad Karaeng, dengan pergumulan batinnya akan dakwahnya dan kemunafikan. Lima kisah, lima pertanyaan, dalam sebuah perjalanan panjang kerinduan... menuju rumah Allah. Berlatar belakang tahun-tahun pergolakan dan perjuangan kemerdekaan.

Novel tere liye, selalu ringan dan memakai bahasa yang mudah dicerna, sehingga saya hanya membutuhkan waktu 6 jam menyelesaikannya.

Saya apresiasi 5 dari 5 bintang.


Meta morfillah
Profile Image for Widya Asman.
10 reviews1 follower
December 5, 2014
Sudah lama tak review buku2 yang belakangan kubaca, tiba2 "Rindu" karya Tere Liye ini membuatku tidak bisa tidur sbelum menuliskan reviewnya.. ternyata berdebu juga laman Goodreads ku, hehehehe.

30 hari perjalanan Holland Blitar menuju Jeddah, memberikan banyak arti dan hikmah dari suatu perjalanan. Menampilkan tokoh2 dengan karakter kuat, berlatar belakang sejarah pendudukan Belanda di Indonesia sekitar tahun 1930 an dan tak kalah indahnya adalah lokasi dari kisah yang ditulis adalah kapal penumpang juga pelabuhan2 yang sedikit banyaknya membuatku mencoba kembali membayangkan detil dari kapal Holland Blitar, hmmm bayanganku langsung menuju Titanic walaupun dijelaskan kapal ini tidaklah sebesar kapal Titanic.

Tere Liye kembali memperlihatkan ciri khas tulisannya disini dengan memasukkan tokoh Anna dan Elsa... awalnya aku membayangkan jangan2 ini ceritanya mirip2 filmnya frozen.. ternyata jauuuh pake bangeet sama sekali hehehehh. Yang sama hanya nama 2 tokoh gadis cilik ini dan kapal besarnya. Seperti kita smua tahu beberapa karya Tere Liye terinspirasi dari peristiwa ataupun tokoh di masyarakat sperti, kisah Delisa dimana saat itu sedang sedih2nya bangsa Indonesia akan Tsunami Aceh.

Inti dari keseluruhan ini buku setebal 500 halaman lebih ini adalah Rezeki, Jodoh dan Maut adalah rahasia Allah yang tidak seorangpun tahu bagaimana, siapa dan kapan akan terjadi. Ditulis dengan sederhana namun sarat akan makna kehidupan.

Dengan membaca buku ini seperti menjawab beberapa pertanyaan yang sering juga kutanyakan pada diri sendiri walaupun sudah tahu jawabannya tapi sukar tuk mehamami.

yup yup yup... its recommended book lah pokoknya. bintang 5 buat Gurruta dan tokoh2 inspiratif di Holland Blitar.
Profile Image for Lita Nala Fadhila.
5 reviews1 follower
December 22, 2014
pertama kali membaca judulnya, yang terbayang adalah novel picisan dengan cerita yang menye-menye. semacam "Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin" lah...tapi anggapan itu keliru total. Tere Liye sekali lagi memberi kejutan dengan menghadirkan novel yang bersetting tahun 1930an di atas sebuah kapal Belanda dengan interaksi tokoh dari Makassar-Gowa (Sulawesi), Belanda, Jawa, Betawi dan beberapa daerah di Indonesia (Hindia Belanda). saking fasihnya menyajikan tokoh Gurutta (Gowa-Makassar),sampai-sampai saya lupa kalau Tere Liye asli orang Sumatera.
Selalu menarik ketika membaca novel Tere Liye. Dia selalu konsisten menyampaikan pandangannya mengenai pendidikan, kesederhanaan, kasih sayang, keluarga, keberanian dan keikhlasan. Coba saja baca Novel ini. Seperti membaca "Kisah Sang Penandai", "Rembulan Tenggelam di Wajahmu", dan "Hafalan Shalat Delisa" dijadikan satu. Pesan tentang pentingnya sebuah pertanyaan hidup di novel ini juga bisa kita jumpai di "Burlian". Ya, selalu ada benang merah yang dapat ditarik dari novel-novel Tere liye.
Tapi juga selalu saja ada hal baru dan menarik yang membuat saya tidak bisa menutup buku dan akhirnya memilih untuk melanjutkan sampai akhir. Entah itu karakter tokoh yang dibangun, jalan cerita yang kompleks, konflik yang tidak tunggal tapi berkembang, pilihan diksi yang cerdas dan tidak menggurui, atau ending cerita yang tidak disangka-sangka. Bagi saya novel ini sangat menarik:)
29 reviews2 followers
October 23, 2014
superb :')
Ada dua hal yang paling saya suka dari buku ini. Pertama, cara Gurutta menjelaskan suatu duduk permasalahan tanpa terkesan menggurui tapi mengarahkan sehingga pemahaman itu ditemukan sendiri oleh si penanya.
Kedua, fakta yang kadang sering dilupakan di beberapa buku lain bahwa super hero, superman, guru besar, ulama termashur, panutan semua orang, itu juga manusia biasa. Bagi kebanyakan orang mereka memang dijadikan panutan, dijadikan tempat bersandar atas segala pertanyaan, kegalauan, masalah. Tapi terkadang kita lupa bahwa orang-orang besar tersebut juga manusia biasa yang juga memiliki masalah, kegalauan hingga pertanyaan yang membutuhkan jawaban.
Terima kasih bang tere, buku ini sedikit banyak mengingatkan saya dengan salah satu novel favorit tulisan bang tere sebelumnya (RTDW).
1 review1 follower
March 7, 2015
Novel ini berhasil meraih satu bintang dari saya hanya dengan membaca judul, sinopsis dan melihat covernya. Pertama saya mengira bahwa novel ini bercerita tentang cinta, tapi ternyata tidak. Ia berisi cerita kehidupan yang dapat begitu banyak diambil pelajaran, namun cerita cinta tetap ada pada kisah milik Ambo Uleng yang dibungkus apik dengan ending manis yang mampu membuat senyum-senyum sendiri. Adalah keluarga Daeng Adipati berserta istri dan dua anaknya, Elsa dan Anna yang diceritakan sedang berada di kapal yang akan mengantarkan mereka ke Jeddah untuk ibadah haji. Di kapal Blitar Holland, begitu nama kapal uap 1938 itu mereka bertemu tokoh lain yang akan saling menjadi sebab akibat bagi satu sama lain. Tokoh lain itu adalah Bonda Upe, Gurutta, Ambo Uleng, Adipati Daeng, Mbah Kakung dan Mbah Putri Lautan adalah latar yang mendominasi novel ini dengan , membuatnya unik dari novel kebanyakan. Setiap tokohnya mempunyai karakter kuat yang memiliki masalah masing-masing, setiap masalah mereka membawa serta pertanyaan yang akan dijawab dalam novel ini. Salah satu pertanyaan yang begitu membekas di hati saya adalah “ Apa itu kebahagian sejati?” pertanyaan milik Daeng Adipati yang dikisahkan memiliki hidup yang sempurna. Ia memiliki segalanya: harta benda, nama baik, pendidikan, istri yang cantik dan anak-anak yang menggemaskan. Namun dibalik itu semuan ia membawa kebencian turut serta dalam bertahun-tahun kehidupannya.

“Bagian yang kedua adalah terkait dengan berdamai tadi. Ketahuilah, Nak, saat kita memutuskan memaafkan seseorang, itu bukan persoalan apakah orang itu salah dan kita benar. Apakah orang itu jahat atau aniaya. Bukan! Kita memaafkan seseorang karena kita berhak atas kedamaian di dalam hati”

Pertanyaan lain dalam novel ini yang membuat saya tersenyum getir adalah milik Ambo Uleng tentang cinta sejati.

"Apakah cinta sejati itu? maka jawabannya, dalam kasus kau ini, cinta sejati adalah melepaskan. Semakin sejati perasaan itu, maka semakin tulus kau melepaskannya. Persis seperti anak kecil yang menghanyutkan botol tertutup di lautan, dilepas dengan rasa suka cita. Aku tahu kau akan protes, bagaimana mungkin? Kita bilang itu cinta sejati, tapi kita justru melepaskannya? inilah rumus terbalik yang tidak pernah dipahami para pecinta. Mereka tidak pernah mau mencoba memahami penjelasannya. Tidak bersedia."

"Lepaskanlah, Ambo. Maka besok atau lusa, jika dia adalah cinta sejatmu, dia pasti akan kembali dengan cara mengangumkan. Ada saja takdir hebat yang tercipta untuk kita. Jika dia tidak kembali, maka sederhana jadinya,itu bukan cinta sejatimu.

Hanya satu hal menurut saya yang sedikit menggangu dari novel ini. Beberapa hal tampak tidak terlalu penting untuk diceritakan dan bertele-tele, seperti rutinitas bangun-sarapan-sholat-sekolah dan beberapa yang lai. Hal tersebut memberi kesan bahwa cerita sengaja dipanjang-panjangkan untuk menambah tebal buku. Namun ada satu makna tersirat yang saya tangkap lewat lambatnya alur dalam novel ini, yaitu dalam hidup kita selalu mempunyai pertanyaan-pertanyaan tentang hidup itu sendiri, alasan dibalik setiap peristiwa yang kita alami, mengapa kita harus mengalami ini dan banyak lagi pertanyaan lain yang kerap menggangu dalam kepala. Bersabar. Bersabar adalah salah satu cara untuk mendapat jawaban. Bersabarlah, maka waktu akan datang menjelaskan setiap pertanyaan. Seperti bersabar membaca kata per kata, kalimat per kalimat, lembar per lembar novel ini. Menikmati jalan cerita, kehidupan para tokohnya. Maka kita pun akan mendapat jawaban, bisa di awal, di tengah, atau di akhir cerita.

Buat kalian yang sedang letih menjalani hidup dan sedang mencari makna dari kehidupan itu sendiri sangat saya sarankan untuk membaca novel ini. Good job bang tere!
Profile Image for Dinarrani.
6 reviews8 followers
October 13, 2014
"Kita tidak perlu membuktikan apapun kepada siapa pun bahwa kita itu baik."

Barang siapa yang menutup aib saudaranya maka allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat
Profile Image for Heryanti Julia Anggraeni.
26 reviews1 follower
January 31, 2015
Buku Rindu ini bercerita mengenai kerinduan penumpang kapal Blitar Holland untuk menunaikan Ibadah Haji. Cerita ini berlatar tahun 1938, sehingga naik haji pada zaman itu merupakan perjalanan berbulan-bulan penuh perjuangan mengorbankan banyak waktu, tenaga harta bahkan nyawa.

“Setiap perjalanan selalu disertai oleh pertanyaan-pertanyaan.” Maka, kisah dalam buku ini adalah tentang pertanyaan-pertanyaan itu sendiri. Terdapat lima pertanyaan yang dibawa oleh penumpang kapal Blitar Holland, yang nantinya pertanyaan-pertanyaan itu akan terjawab seiring melajunya kapal Blitar Holland. Pertanyaan-pertanyaan tersebut menurutku, sangat dekat dengan kehidupan kita. Tentang masa lalu yang memilukan, tentang kebencian pada seseorang yang seharusnya disayangi, tentang kehilangan kekasih hati, tentang cinta sejati dan tentang kemunafikan.

Ya, sebagaimana buku Tere Liye yang lainnya, banyak sekali pemahaman-pemahaman baik yang hendak disampaikan. Lagi-lagi aku dibuat jatuh hati pada karya Tere Liye. Membaca kalimat-kalimatnya yang mengalun begitu lembut, aku merasa sedang belajar tanpa dihakimi.

Selain karena pemahaman-pemahaman baik yang dapat dijadikan sebagai pengingat, Aku juga menyukai beberapa karakter dalam buku ini. Anna! Ah Anna, aku suka sekali akan rasa ingin tahunya yang tinggi, juga suka sekali pada tingkah polosnya yang menyenangkan hati banyak orang serta tak lupa, aku suka keributan dan candaan khas kakak adik dengan kakaknya, Elsa. Lucuuu dan ingin rasanya punya anak-anak seperti mereka, terutama Anna. ;D Daeng Andipati. Sosok laki-laki yang berpendidikan dan sangat menyayangi keluarganya. Sosok suami dan Ayah dari anak-anakku yang aku idamkan ;)). Gurutta Ahmad Karaeng. Iya, seorang ulama besar yang sangat bijak dan dihormati. Luasnya pengetahuan yang dimiliki, tak menjadikan Beliau kaku atau bahkan sombong. Beliau pun pandai bercanda, dan aku sangat suka “gaya” bercandanya yang sama sekali tidak merendahkan tapi mampu membuat tersenyum bahkan tertawa. Dan tentu Ambo Uleng. Sosok pendiam yang tangguh dan ternyata sangat mengambil peran penting dalam kisah perjalanan ini.

Ada hal yang mungkin sedikit mengganggu bagiku dalam buku ini, ada beberapa bagian yang diulang-ulang. Seperti keluarga Daeng Andipati ke kantin, kemudian Anna menyapa Om kelasi, kemudian keluarga tersebut duduk di meja panjang bersama blablabla.. kemudian sekolah, pulang sekolah shalat, ke kabin, ke kantin, dan begitu. Tetapi memang sulit bercerita kegiatan yang tidak sama, mengingat ceritanya berhari-hari di tempat yang “sempit”.

Terlepas dari itu, aku ingin mengatakan bahwa part yang menjadi favoritku adalah part akhir-akhir, saat konflik terakhir di kapal Blitar Holland. Iya… yang itu ;D. Ah, tentu aku juga sukaaa sekali, dan dibuat merinding serta terharu saat membaca Epilog bukunya. Klimaksnya memuaskan! ;’)

Baiklah, tulisan ini ditutup dengan quotes: “.. besok lusa, jika dia adalah cinta sejatimu, dia pasti akan kembali dengan cara mengagumkan. Ada saja takdir hebat yang tercipta untuk kita. Jika dia tidak kembali, maka sederhana jadinya, itu bukan cinta sejatimu. Kisah-kisah cinta di buku itu, di dongeng-dongeng cinta, atau hikayat orang tua, itu semua ada penulisnya. Tapi kisah cinta kau, siapa penulisnya? Allah. Penulisnya adalah pemilik cerita paling sempurna di muka bumi. Tidakkah sedikit saja kau mau meyakini bahwa kisah kau pastilah yang terbaik yang dituliskan.”

NB: quotes terakhir itu setipe dengan tulisanku di sini , tentu dengan cara bercerita yang sangat jauh dari profesional seperti yang ditulis Tere-Liye ;D
Profile Image for Billqis Indah.
12 reviews1 follower
January 3, 2015
Setelah sekian lama vakum dari dunia baca. Akhirnya tahun ini kembali dengan hobi mbaca yang sudah lama tidak ditekuni.

Dan entah taqdir Tuhan akhirnya di pertemukan dengan buku ini. Disaat hati bertanya tanya karena masalah cinta yang sedang dialami.

Membaca buku inu tanpa terasa akan disuguhi beberapa nasihat nasihat yg sebenarnya tidak asing. Hanya saja di buku ini saya pribadi kembali diingat kan dan dinasihati dengan cara yg lain., dan berupa cerita.

Overall buku ini cukup layak masuk list perputakaan kecil dirumah kamu :)

"maka jangan pernah merusak diri sendiri. Kita boleh jadi benci atas kehidupan ini. Boleh kecewa. Boleh marah. Tapi ingatlah nasihat lama, tidak pernah ada pelaut yg merusak kapalnya sendiri... Maka jangan kau rusak kapal kehidupan milik kau... Hingga dia tiba di dermaga terakhirnya"

"cara terbaik menghadapi masa lalu adalah dengan dihadapi...mulailah dengan damai menerima masa lalu mu. Buat apa dilawan? Dilupakan?... Dengan kau menerima ya, perlahan-lahan dia akan memudar sendiri, disiram oleh waktu, dipoles oleh kenangan baru yg lebih bahagia"

"hingga mereka lupa, bahwa mukjizat paling besar dalam agama kita (alquran) justru ada di lemari rumahnya, ada di meja meja rumahnya, dibiarkan berdebu tanpa pernah dibaca"

"hidup ini sesungguhnya adalah antrean panjang menunggu kematian. Semua makhluk yg bernyawa besok lusa pasti mati. "

" tapi kisah cinta kau. Siapa penulisnya? Allah. Penulisnya adalah pemilik cerita paling sempurna di muka bumi. tidakkah sedikit saja kau mau meyakini bahwa kisah kau pastilah yg terbaik yg dituliskan"
Profile Image for Nor.
Author 9 books105 followers
October 27, 2019
Rasa puas membaca novel ini. Biarpun latarnya hanya berkisar tentang kehidupan di atas kapal haji yang menuju ke Mekah, terdapat banyak kisah yang dibawa oleh para penumpangnya.
Terlalu banyak falsafah yang dibawa oleh penulis melalui watak-wataknya. Terlalu banyak juga kisah hidup yang dipelajari. Merasa sangat terkesan dan sangat praktikal untuk diamalkan.
Profile Image for Lia Wibyaninggar.
37 reviews34 followers
January 31, 2017
Mungkin saya pembaca nomor sekian yang 'terkecoh'. Rindu bukan novel yang penuh kisah percintaan lelaki-perempuan, meskipun dari kelima persoalan yang menjadi konflik dalam novel ini ada pula kisah tentang patah hati. Namun sejatinya, novel ini mengajarkan tentang kerinduan yang lebih sejati. Tokoh-tokohnya adalah para perindu yang alur hidupnya penuh liku. Berbulan-bulan mereka mengarungi lautan dengan bermacam cobaan yang menyertainya, demi menuntaskan rindu kepada Baitullah.
Profile Image for Kartika.
168 reviews19 followers
November 5, 2014
tbh, saya lumayan kecewa dengan buku ini.

pertama, mau ngakak dulu karena nama tokoh utama(?)-nya anna dan elsa =)) #HEH well, tidak penting. tapi menurut saya, elsa umur 15 tahun itu semacam...kurang cocok. apa ya, imo, elsa ini terlalu childlike untuk jadi anak 15 tahun. bang tere sering mendeskrip kalau dia lari-larian di kabin, main congklak, dibilang gadis kecil, dll. kayaknya bakal lebih cocok kalau umurnya itu 11 atau 12 :-? entahlah. ini preferensi personal.

kedua, anna-elsa tidak se-adorable itu kok. saya gak tau kenapa mereka jadi favorit penumpang kapal. yah, anna is lucu (mayanlah). dia ramai dan cukup menggemaskan. tapi elsa? hmm, no. dan rasa-rasanya mereka enggak ngasih kontribusi sebesar itu sampai-sampai hampir semua penumpang kapal pantas suka. even gurutta, bonda upe, dll--hhh, ayolah. fakta satu ini agak sedikit dipaksakan, imo lagi.

ketiga, novel ini gak ada klimaksnya. perjuangan mereka melawan perompak itu lumayan seru, tapi, inti utamanya terletak di 5 pertaanyaan itu, kan? poin yang menurut saya agak--errr. maksudnya, kalau memang cuma itu, novel ini bisa gak setebal ini loh. saya ngerasa pace-nya terlalu lambat. banyak adegan berulang kayak gimana anna-elsa ngabisin hari mereka, proses merapatnya kapal, dll yang sedikit...pointless (?) waktu tau setting-nya kapal, saya mengharapkan sesuatu yang lebih menegangkan. misalnya kapal tenggelam #eh (oke bukan), misalnya semacam pertarungan karena disini, juga disinggung masalah kemerdekaan dsb. tapi ternyata gak ada. hiks. ya sudahlah.

begitu aja, sih. maaf ya bang tapi aku lebih suka kumpulan sajakmu~
Profile Image for A.A. Muizz.
224 reviews21 followers
October 27, 2014
Baru kali ini, saya membaca buku Tere Liye dan saya merasa bosan. Sungguh bosan. Ceritanya sih lumayan asyik. Tapi, karena settingnya di kapal, banyak adegan rutinitas yang diulang-ulang. Selain itu, Bang Tere tidak menyuguhkan hal baru dalam novel ini. Selalu saja ada orang tua bijak yang menjadi jawaban seluruh masalah.
Profile Image for Iman Danial Hakim.
Author 9 books384 followers
November 9, 2022
Membaca semula Rindu. One of my best read 7 tahun yang lalu ♥️

Tahun 1938. Atuk nenek kita dulu pergi Haji naik kapal wap. 9 bulan merentasi laut untuk sampai ke Makkah.

Dan Rindu adalah novel slice of life, tentang jemaah haji & warna-warni kehidupan mereka di atas kapal.
Profile Image for Qayiem Razali.
886 reviews84 followers
November 1, 2019
48 - 2019

BUKU : Rindu
PENULIS : Tere Liye

Tidak perlu diulas banyak mengenai naskhah ini. Cukuplah apa yang dapat saya katakan, buku ini berjaya buat saya menangis, marah dan tertawa. Menangis dengan kisah cinta dan rindu yang dilakar dalam naskhah ini, marah dengan diri sendiri yang sering kali lalai untuk memperkukuh amal, dan tertawa dengan kenakalan anak kecil Anna dan Elsa yang juga berjaya membuat kita sebagai pembaca berfikir.

Sekali lagi, Tere Liye berjaya menyedarkan saya tentang keindahan Islam, keperitan mereka yang lebih derita berbanding diri ini yang sering merungut tentang hal yang kecil. Buat pembaca Malaysia, jika anda berpeluang membaca naskhah Tere Liye, bacalah. Entah mengapa saya rasa penulis ini ada keunikan tersendiri.
Profile Image for Siqahiqa.
593 reviews106 followers
May 6, 2020
Sekali lagi Tere Liye berhasil menyampaikan sebuah cerita yang berlainan. Tanggal 1 Desember 1938, sebuah perjalanan besar dimulai menuju ke Mekah dengan menaiki kapal Blitar Holland yang mengambil masa sebulan untuk sampai ke destinasi, dan kembali semula ke Indonesia 7 bulan berikutnya. Pada zaman itu, perjalanan haji tidak hanya memerlukan wang, tapi juga waktu yang sangat lama.

Seiring perjalanan besar ini, kita dibawa untuk menyelami cerita mengenai aktiviti seharian mereka di dalam kapal. Suka sekali dengan sekolah sementara dan kelas mengaji Bonda Upe. Gadis kecil Anna menjadi penghibur tetap dalam perjalanan ini dan sekaligus menceriakan buku ni yang bagi aku agak serius dalam penceritaan.

Dalam masa yang sama, cerita diselitkan juga dengan lima kisah menarik yang seterusnya menjurus kepada lima pertanyaan besar dalam kapal ini. Lima kisah yang pasti bisa menjadi pengajaran buat kita, sang pembaca. Aku sangat menantikan pembahasan Gurutta, ulama dalam kapal ini mengenai setiap pertanyaan besar itu. Pembahasannya sangat pantas dan seru sekali. Setiap kita pasti mempunyai pertanyaan besar dalam hidup, sesiapa juga, malah Gurutta turut mempunyai pertanyaan besar yang dibahas oleh orang lain pula. Kita saling belajar dan menjaga antara satu sama lain.

Buku ini telah dianugerahkan sebagai Buku Islam Terbaik 2015 dan bertepatan dengan cerita mengenai RINDU akan Tanah Suci. Walau aku tidak pernah menjejakkan kaki ke sana, rindu itu pasti ada bagi setiap umat Islam. Semoga kita semua diizinkan Allah untuk menunaikan rukan Islam kelima. Amin.

Aku sangat rekomen buku ini buat semua umat Islam. Sebuah naskhah yang aku rasakan mampu menyuntikkan semangat buat kita agar tidak mudah menyerah dan tidak pernah berhenti. Benarlah jika Allah menghendakinya, tidak ada yang tidak mungkin.

Rating: 4.5/5 🌟
242 reviews11 followers
July 24, 2018
best. buku penulis Indonesia yg pertama saya baca. ramai org ckp best tere liyer ni. tgk cetakan mcm tak percaya. byknya ulg cetak sampai tak terkira. mula-mula baca tak fhm.LPs baca separuh buku dah fhm jln cerita dia. rindu INI tentang perjalanan jemaah haji yg menaiki kapal WAP utk pi haji. dulu masa tak ada kpl terbang, nenek saya pernah naik kapal air utk menunaikan haji. melalui buku ni saya dpt byg mcm mana perjalanan nenek saya ketika arwah nenek saya menunaikan haji dgn kpl air. perjalanan yg ckp lama sampai kan ada org yg mengandung sempat melahirkan ank. ada org yg meninggal Di ats kapal, Dan disemadikan Di DLM laut. DLM rindu ni ada unsur suspend Di akhir cerita. INI saya yakin nenek saya tak alami mcm mana wtk-wtk DLM cerita ni alami. sungguh.. masa baca buku ni, saya byg diri saya ada sama ats kapal WAP ni memulakan perjalanan utk mengerjakan haji..
Profile Image for Zetty Khairunisa.
125 reviews2 followers
November 24, 2018
1938: Kisahnya seputar dan berulang ulang kerana latarnya hanya di dalam sebuah kapal wap Blitar Holland dalam tempoh 28 hari sepanjang perjalanan penuh kerinduan membersihkan diri dari Pelabuhan Makasar ke Jeddah. 544 halaman, bukan bacaan saat saya banyak berfikir. Jelas saya perlukan masa diam yang panjang untuk menghabisi buku ini.

Pertanyaan 5 soalan yang dijawab dengan sempurna, Lillahi Taala. Pertanyaan Bonda Upe tentang dosa masa silamnya sebagai pelacur, pertanyaan Daeng Andipati tentang dendam kepada ayah kandungnya sendiri, pertanyaan Mbah Kakung tentang janji sehidup sematinya bersama Mbah Putri dan pertanyaan Ambo Uleng tentang cinta pertamanya, akhirnya ditutup kemas dgn pertanyaan dari Gurutta betapa perjuangan bukan sekadar dari lisan atau hati, tangan juga boleh menjadi saksi. Hanya dalam 28 hari semua pertanyaan itu terjawab. Allahu Akbar!

Tapi di mana RINDUnya? Cari Tuhan dan rindu itu akan datang.
Author 1 book5 followers
July 6, 2017
Berlatar pada zaman pemerintahan Belanda di Indonesia (Dutch East Indies), novel ini tentang kisah pelayaran sebuah kapal penumpang bermula dari pelabuhan di Makasar menuju ke Tanah Suci Mekah. Membawa bersama kisah2 kehidupan jemaah haji yg menumpangnya. Dari Makassar, kapal ini singgah di beberapa buah dermaga di sepanjang laluan di Dutch East Indies (Indonesia). Penumpang naik beransur2 dan meramaikan kapal. Buku ini menceritakan tentang kisah2 silam sejumlah penumpang, termasuk watak seorang tokoh agamawan yg menjadi tunjang utama yg turut mempunyai kisah silamnya.

Saya suka tentang kupasan fakta sejarah dan perkara berkait dgn zaman penjajahan Belanda melalui dialog2 yg dituturkan watak2 selain penceritaan suasana. Saya turut kagum dgn penulis yg mampu menulis dialog untuk setiap watak yg berbeza latar belakang dgn tutur dialog yg realistik umpama menyelami isi hati karakter atau personaliti watak yg diwujudkan. Kata2 yg dituturkan setiap watak sesuai dgn latarbelakang riwayat, pendidikan, pemikiran dan perjalanan hidup mereka. Seperti kebiasaan, karya Tere Liye pasti sarat dengan mutiara kata dan pesanan moral.

Apa yg saya tidak gemar tentang naskah ini, Tere Liye terlalu mengulang2 bercerita tentang rutin kehidupan sehari2 di atas kapal. Pengulangan yg terlalu kerap, hampir di setiap bab diulang2 rutin kehidupan di atas kapal yg sama, hingga mengundang rasa bosan.

Bab2 awal juga memfokuskan penceritaan satu persatu latar belakang watak2 dan mengambil masa yg lama untuk membongkar konflik yg ada dan filosofi rindu yg pada saya diterjemahkan tidak begitu kuat. Watak pemuda dari Makassar yg sedang patah hati adalah yg paling dekat untuk penterjemahan sebuah rindu. Yang lain, lebih kepada konflik kehidupan dan kekeluargaan. Mungkin satu rindu yg menjadi persamaan mereka semua, rindu utk bertamu ke Tanah Suci.

Juga ada beberapa fakta sejarah yg silap, contohnya Tere Liye menceritakan ada sebuah kapal haji kelihatan di tengah samudera, kapal itu berangkat dari Pelabuhan Kelang, Malaysia. Waktu itu Malaysia masih belum wujud, tapi sebetulnya adalah Tanah Melayu. Dan Pelabuhan Kelang waktu itu masih dipanggil sebagai Port Swettenham / Pelabuhan Swettenham. Juga ada beberapa lagi kesilapan fakta sejarah dalam konteks di Dutch East Indies, tapi saya tidak mahu tulis di sini.
Displaying 1 - 30 of 972 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.