Jump to ratings and reviews
Rate this book

Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme

Rate this book
"Marxisme", karena dilebih-lebihkan, telah menjadi momok yang menakutkan sebagai sarana pembebasan umat manusia dari ketidakadilan maupun sebagai sumber segala subversi. Dalam buku ini, Prof. Dr. Franz Magnis-Suseno, SJ menjelaskan pokok-pokok pemikiran Marx secara objektif dan kritis. Setelah mengemukakan bentuk-bentuk sosialisme "utopis" yang mendahului Marx, ia kemudian menelusuri perkembangan dalam pemikiran dari paham Marx muda tentang peran filsafat kritis dan keterasingan manusia sampai terbentuknya teori tentang hukum-hukum yang mendasari perubahan masyarakat dan kritik terhadap kapitalisme. Selanjutnya, ia menggariskan kembali bagaimana ajaran Marx menjadi "Marxisme", ideologi perjuangan kaum buruh, serta memperkenalkan aliran-aliran terpenting dalam Marxisme. Siapa pun yang ingin mengetahui apa yang sebenarnya diajarkan oleh Marx serta membentuk penilaian kritis sendiri tentangnya akan sangat terbantu oleh buku ini, tanpa terjebak oleh jargon-jargon yang serta-merta mengutuk maupun memuji Marxisme, yang sebenarnya hanya untuk menyelamatkan kepentingan-kepentingan sempit tertentu.

284 pages, Paperback

First published January 1, 1999

77 people are currently reading
880 people want to read

About the author

Franz Magnis-Suseno

43 books88 followers
Prof. Dr. Franz Magnis-Suseno SJ adalah rohaniwan yang lahir tahun 1936 di Eckersdorf, Jerman, dan sejak 1961 hidup di Indonesia. Dia adalah guru besar filsafat sosial pada Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara di Jakarta dan guru besar luar biasa Falkutas Pasca Sarjana Universitas Indonesia, dosen tamu pada Geschwister-Scholl-Institut Universitas Munchen, pada Hochschule fur Philosophie, Muchen, dan pada Falkutas Teologi Universitas di Innsbruck. Ia belajar Filsafat, Teologi dan Teori Politik di Pullach, Yogyakarta dan Muchen. Pada tahun 1973 ia memperoleh gelar Doktor dalam ilmu filsafat dari Universitas Munchen dengan sebuah disertasi tentang Normative Voraussetzungen im Denken des jungen Marx (1843-1848) (1975,Alber)

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
170 (38%)
4 stars
153 (34%)
3 stars
94 (21%)
2 stars
15 (3%)
1 star
13 (2%)
Displaying 1 - 30 of 50 reviews
Profile Image for M Mushthafa.
145 reviews17 followers
May 16, 2009
Beberapa orang yang berpikiran sempit terkecoh dengan buku ini. Dikiranya buku ini mempromosikan pemikiran Karl Marx. Padahal, buku ini berisi pemaparan yang amat jernih dan kritis atas pemikir besar dunia tersebut.
Profile Image for Krisostomus Nova Rahmanto.
22 reviews46 followers
June 5, 2018
Saya membaca buku ini lebih karena sang penulis, Romo Magnis, yang memang menulis disertasi doktoralnya di bidang filsafat tentang Marxisme. Kekhasan buku Romo Magnis ini adalah beliau menulis tidak hanya pemikiran Karl Marx saja, akan tetapi juga kehidupan pribadi Marx, suasana kebatinan Eropa ketika Marx hidup sehingga kita mendapat gambaran utuh mengenai latar belakang munculnya pemikiran Karl Marx. Penulis memulai babnya dengan mengoreksi berbagai definisi seperti “komunis”, “komunisme”, “sosialisme”, “Marxis”, “Marxisme”, “dan “Marxisme-Leninisme” yang sering disalahartikan. Ini penting agar kita tidak salah kaprah dalam menggunakan istilah-istilah tersebut. Bagian selanjutnya, penulis menjelaskan secara singkat tentang sosialisme purba, di mana gagasan akan kepemilikan bersama ternyata telah ada sejak zaman Yunani kuno. Cita-cita ini kemudian dilanjutkan oleh beberapa tokoh sosialisme purba, sepuluh diantaranya dijelaskan oleh penulis.
Setelah itu penulis menjelaskan filsafat Hegel, utamanya tentang dialektika. Ini penting karena Marx mendasarkan pemikirannya pada dialektika Hegel. Konflik kelas terjadi sebagai pengejawantahan teori dialektika Hegel ini. Tanpa memahami filsafat Hegel, mustahil dapat mengerti pemikiran Karl Marx. Berlanjut kemudian penulis menjelaskan kritik agama Feuerbach yang menjadi titik tolak pemikiran Marx menuju kritik masyarakat.
Bab-bab selanjutnya merupakan bab paling penting karena menjelaskan dasar-dasar pemikiran Karl Marx. Di bab 5 Romo Magnis menjelaskan tentang pemikiran Marx mengenai pekerjaan, yang menurutnya merupakan tindakan hakiki manusia dan digunakan sebagai sarana aktualisasi pribadi. Kapitalismelah yang membuat orang terasing dari pekerjaannya akibat tidak adanya keterikatan antara produk jadi industri dengan aktualisasi pribadi buruh. Keterasingan berkaitan pula dengan sistem hak milik pribadi dan pembagian kerja. Di bab 6, Romo Magnis menjelaskan tentang teori kelas. Kelas atas, kelas bawah, kepentingan kelas, negara kelas, dijelaskan secara ringkas untuk mengantar pemikiran Marx tentang ideologis dan sejarah.
Pandangan materialis sejarah dijelaskan dalam bab 7. Ini merupakan kerangka dasar pandangan Marxisme mengenai masyarakat dan sejarah. Diterangkan pula apa itu basis dan bangunan atas, serta sosialisme ilmiah (yang jadi dasar keyakinan para Marxis bahwa penghapusan hak milik pribadi adalah sebuah keniscayaan).
Bab 8 menjelaskan pemikiran Marx mengenai kapitalisme serta kontradiksi-kontradiksi internalnya yang menurut Marx menyebabkan kapitalisme pasti runtuh sehingga sosialisme pasti pula akan datang. Menarik dicermati bahwa penulis menerangkan bahwa sosialisme atau komunisme yang dicita-citakan oleh Marx jauh berbeda dengan apa yang diharapkan oleh Marxis abad lalu. Marx tidak mencita-citakan “kapitalisme negara” sebagai bentuk akhir, akan tetapi ia hanya hadir pada masa transisi -negara mengambil hak milik pribadi- dan sesudah kapitalis bukan lagi ancaman, negara akan menghilang. Bab 9 merupakan ringkasan dari buku “Das Kapital”. Pada bab ini dijelaskan tentang ajaran nilai-lebih beserta empat subteorinya: nilai pekerjaan, nilai tenaga kerja, nilai-lebih, dan laba (profit). Dijelaskan pula mengenai krisis-krisis kapitalisme yang menyebabkan keruntuhannya: konsentrasi dan akumulasi modal, pertambahan kemelaratan, dan ajaran tentang krisis ekonomi.
Mulai bab 10 kita diajak untuk mengenal sejarah pergerakan buruh, di mana Marxisme mendapat tempatnya. Dimulai dari Internasionale I, lalu Partai Sosial Demokrat Jerman, kemudian menyinggung sedikit sahabat karir Marx, Freidrich Engels, Internasionale II, Rosa Luxemburg, dan teori imperialisme. Pada bab 11 disajikan beberapa perkembangan di luar Marxisme ortodoks pra-revolusi Oktober: anarkisme, sindikalisme, austromarxisme, dan beberapa tokoh independen Marxisme (Jaures, Lafargue, Sorel, Labriola).
Buku ini ditutup dengan kritik Romo Magnis terhadap Marxisme, mengapa ramalannya terhadap keruntuhan kapitalisme sampai hari ini tidak menunjukkan tanda-tandanya. Memang harus diakui, Romo Magnis bukanlah seorang Marxis. Hal ini terlihat dari beberapa catatan kritisnya di setiap bab yang menantang pandangan Marx lewat pertanyaan-pertanyaan yang “menohok”. Misalnya di bab 6 Romo Magnis mempertanyakan apakah hubungan antarmanusia hanya dapat dipahami dengan model pekerjaan saja? Atau dalam bab teori kelas, Romo Magnis langsung menhujamkan pertanyaan “apakah pertentangan antara kelas-kelas sosial memang tidak terdamaikan sehingga perubahan sosial hanya dimungkinkan lewat jalan tunggal revolusi?” Romo Magnis juga mempertanyakan konsep “negara hilang” saat sosialisme terjadi. Apakah mungkin ada masyarakat modern tanpa negara? Tapi dibalik itu semua, Romo Magnis juga memberikan apresiasi tinggi terhadap pemikiran Marx. Sistem-sistem makna besar, perspektif kelas sosial, arti positif pekerjaan, dinamika reformasi dan revolusi, serta kajian kapitalisme merupakan sumbangan terpenting bagi ilmu filsafat, sosial, dan politik. Bahkan Romo Magnis mengklaim bahwa Karl Marx merupakan pemikir besar umat manusia yang setara dengan Sigmund Freud. Melalui Karl Marx, kritik terhadap eksploitasi manusia dan emansipasi tetap mendapat tempat di dunia yang hiperkapitalis hari ini.
Profile Image for Christan Reksa.
184 reviews11 followers
March 2, 2019
Sebagai orang yang belum paham apa-apa soal pemikiran Karl Marx dan mencari "jalan masuk" ke alam pikirannya yang njelimet namun cukup menggelisahkan itu, saya cukup bersyukur Romo Franz Magnis-Suseno merangkumkannya dalam buku ini. Pengantar yang cukup mudah dipahami dan enak dibaca.

Harus diakui dan dipahami bahwa Romo Franz adalah seorang anti-komunis, dan beliau sendiri menyampaikan pula ketidaksetujuan dan kritikannya atas pemikiran Marx maupun akar-akar pembentuk Marxisme yang lain seperti Engels, Kautsky, dan Feuerbach, juga praktek-praktek penerapan komunisme dalam suatu negara. Jadi dari awal membaca, sudah dapat dilihat bahwa memang buku ini tidak netral. Saya sendiri juga melihat kritik-kritik Frans terhadap Marx cukup "nanggung", walaupun ada beberapa yang saya setujui (dalam keterbatasan otak saya yang kopong tentunya).

Untuk memahami lebih jauh alam pikiran Marx, memang perlu melihat ke sumbernya langsung ("Das Kapital", "Communist Manifesto", dll), atau kalaupun tidak sanggup (paling tidak begitu untuk saya, yang lihat halaman2 awal DK aja udah pengen muntah-muntah), mencoba membaca tafsiran maupun tulisan terkait dari penulis lainnya yang lebih "kiri" dan memang banyak dipengaruhi Marx.

Tapi paling tidak, pintu masuk itu sudah dibuka lewat buku ini. Istilah-istilah khas Marxisme seperti keterasingan, materialisme historis, dialektika, teori nilai-lebih, maupun akumulasi primitif mulai saya pelan-pelan cerna. Pun demikian dengan evolusi sudut pandang Marx mulai dari Marx muda sampai di masa dewasanya, yang berpuncak pada penulisan DK.

Mungkin saya akan banyak kembali ke buku ini bila mencoba mengingat-ingat basic ideologi "kiri". Kalau sempat mikirin sih. Hahaha.
Profile Image for Rido Arbain.
Author 6 books98 followers
November 28, 2025
Salah satu hal yang selamanya tak akan bisa disangkal adalah bahwa pemikiran Karl Marx bukan hanya mengubah cara manusia berpikir, tetapi juga mengubah cara manusia bertindak. Sebagai sebuah ideologi perjuangan politis, paham Marxisme menjadi senjata penyemangat sebagian besar gerakan buruh sejak akhir abad ke-19 dan pada abad ke-20, serta mendasari kebanyakan gerakan pembebasan sosial pada masanya.

Dalam buku ini, Romo Magnis memaparkan beberapa teori Mark yang secara umum menyinggung soal ketidakadilan sistem hierarki dalam masyarakat. Menurut Marx, masyarakat kapitalis seyogianya terdiri atas tiga kelas: kaum buruh, kaum pemilik modal, dan para tuan tanah. Namun, karena analisis keterasingan tidak membahas tuan tanah dan pada akhirnya tuan tanah dianggap setara dengan pemilik modal, maka pembahasan dalam buku ini hanya berfokus pada dua kelas pertama, yakni kaum buruh (yang hidup dari upah) dan kaum pemilik modal (yang hidup dari laba).

Berdasarkan pandangan Marx, semua sistem ekonomi memiliki struktur kekuasaan yang terdiri dari kelas atas dan bawah, di mana kekuatan ekonomi itu dapat tercermin dalam bidang politik. Mark berteori bahwa pada hakikatnya negara adalah "negara kelas" yang secara langsung atau tidak langsung dikendalikan oleh kelas ekonomi yang dominan. Karena itu, menurut Marx, negara bukanlah lembaga di atas masyarakat yang mengatur masyarakat tanpa pamrih, melainkan merupakan alat dalam tangan kelas-kelas atas untuk mengamankan kekuasaan mereka. Artinya, negara pertama-tama tidak bertindak demi kepentingan umum, melainkan demi kepentingan kelas-kelas atas.

Melalui buku ini, Romo Magnis ingin mendiskusikan pemikiran Marx secara terbuka, yang bagi beberapa kalangan mungkin dianggap tabu atau jarang dibahas secara objektif. Tujuannya adalah agar pembaca mendapatkan pemahaman dasar yang akurat tentang pemikiran Marx.

Selain menyajikan informasi, Romo Magnis juga ingin membekali kita semacam alat untuk mengevaluasi klaim kebenaran dari teori-teori Marx. Oleh karena itu, pada akhir setiap bab, ia menawarkan tanggapan argumentatif yang dirancang untuk pembaca yang ingin memeriksa klaim Marx dengan pemikiran kritis yang lebih tajam.

Catatan: saking bagusnya cara bertutur Romo Magnis, bahkan tulisannya di bab Kata Pengantar saja sudah layak diganjar lima bintang.
Profile Image for Maya Murti.
205 reviews8 followers
February 7, 2022
Franz Magnis-Suseno adalah anugerah bagi khazanah filsafat di Indonesia. Ia menulis kerangka pemikiran Marx dalam buku ini dan mengemasnya dalam bentuk yang mudah dipahami oleh orang-orang awam filsafat--walaupun awamnya mereka ini berbeda dengan orang-orang kebanyakan yang lebih awam lagi. Maksud saya, Anda harus terbiasa membaca teks-teks pengetahuan abstrak, kalau tidak ya kesannya menjemukan dan tidak mendapat apa-apa.

Saya tertarik membaca buku ini karena selain nama besar Romo Magnis, juga mencoba memahami lebih jauh paham sosialisme yang digaungkan anak-anak kiri. Sedikit juga disinggung tentang komunisme, namun penulis menyimpannya untuk buku jilid 2. Kesan saya mengenai Marx dan pemikirannya ialah, "Wow, nih orang hebat banget ya. Gagasannya awet hingga masa kini walaupun komunisme sudah runtuh di banyak tempat".

Romo Magnis menjelaskan apa/siapa saja yang memengaruhi pemikiran Marx, terutama Hegel dan Feuerbach: bagaimana bisa ia menyatakan agama adalah candu. Yang tidak kalah menarik adalah gagasan sosialisme sendiri sudah ada sejak zaman Yunani dan Romawi kuno (walaupun masih terbatas) hingga ke ajaran sekte-sekte kristiani yang menjunjung pemiskinan diri (jadi ingat bukunya Umberto Eco yang judulnya the Name of the Rose). Kemudian perkenalan tentang konsep 'keterasingan' manusia dari dirinya sendiri dan keperluan untuk mengaktualisasikan diri melalui bekerja. Lalu berlanjut pada 'keterasingan' manusia dari negara. Berlanjut pada analisis lebih mendalam tentang apa yang menyebabkan negara bisa 'mengasingkan' manusia, yang melahirkan konsep perbedaan kelas buruh dan borjuasi.

Dari teori filsafat dan sosiologi itu, Marx pindah ke konsep ekonomi, menganalisis kesewenangan apa yang dilakukan oleh kaum borjuasi/pemilik alat produksi. Banyak poin pengamatan Marx yang menarik dan masih relevan di masa kini: pengisapan tenaga kerja, kecenderungan kaum pemilik untuk mengakumulasi modal, pengaruh mereka terhadap negara sehingga Marx berpandangan keberadaan negara tidak sepatutnya dipercaya, dll. Dari situlah, akhirnya Marx memformulasikan penghapusan hak milik pribadi demi keadilan bagi kaum buruh. Marx juga membuat prediksi ekonomis-sosiologis bahwa makin rakus kapitalisme, makin tak tergapai harga-harga hasil produksi oleh kaum buruh, akan mencetuskan revolusi proletariat untuk merebut kepemilikan alat-alat produksi. Alat-alat itu akan didistribusikan secara adil di antara kaum buruh dan dikelola oleh mereka sendiri, hingga keberadaan negara sebagai panitia yang memprioritaskan kepentingan kaum borjuasi lama-kelamaan menjadi 'layu' dan tidak relevan lagi.

Tentu gagasan Marx ini mengundang banyak pertanyaan: apakah hakikat manusia hanya didefinisikan melalui kegiatan bekerja? Apakah kesepakatan antara kaum buruh dan kaum pemilik tidak memungkinkan untuk meningkatkan kesejahteraan buruh? Kapan revolusi proletariat itu akan datang? Siapa yang akan mendistribusikan alat-alat produksi dan spesialisasi pekerjaan saat revolusi berhasil dijalankan, kalau bukan komando terpusat seperti negara? dll. Marx ingin hasil pemikirannya tidak hanya berputar-putar dalam ranah teori, tapi juga bisa langsung dipraktikkan. Namun, kontradiksi dalam Marxisme menimbulkan tantangan bagi partai-partai buruh di Eropa: apakah mereka (a) saklek mengikuti pakem menunggu revolusi yang entah kapan waktunya tiba, atau (b) berpartisipasi dalam demokrasi dan menempuh jalan reformasi.

Kalau saya boleh membahas Marx dengan teori MBTI, Marx ini pola pikirnya INTJ banget. Dominan Ni yang berusaha memprediksi masa depan dan auxiliary Te yang berusaha mencari jalan keluar, meskipun analisisnya kurang menyeluruh dan lebih mengutamakan metode 'yang penting jalan'. Tapi kalau analisisnya Marx lebih menyeluruh dan tidak deterministik, apakah gerakan sosialisme bisa lahir? Mungkin kaum buruh pada saat itu bakal bingung perjuangan mereka mau diarahkan ke mana.

Di sisi lain, kita juga tidak bisa menutup mata bahwa dulu terdapat banyak korban jiwa yang jatuh di bawah bendera komunisme. Bayangkan saja, revolusi proletariat malah melahirkan kelas atas baru, yang jauh lebih kejam daripada rezim sebelumnya. Padahal sosialisme sendiri menghendaki ketiadaan perbedaan kelas dengan peran negara yang sementara. Pembahasan khusus mengenai ini ada di jilid 2.
Profile Image for Luthfi Ferizqi.
446 reviews13 followers
March 24, 2024
Terima kasih Prof. Magnis atas karya ini, berkat buku ini saya rasa kita dapat menunda untuk membaca karya Mark berjilid 3 yang super tebal itu.

Sangat direkomendasikan untuk kalian yang ingin mengenal jauh sejarah pemikiran marx, dari awal berdirinya hingga perkembangannya di abad 20.

Sebagai penutup, ada hal yang menarik dari proses terbitnya buku ini, buku ini merupakan kritik pemikiran marx yang cenderung apriori, alih-alih disebarluaskan, justru peredaran buku ini malah dilarang oleh pemerintah pasca orde baru.
Profile Image for Almira.
75 reviews
November 4, 2020
Buku yang bagus sebagai pengantar untuk mengenal pemikiran Marx. Isinya cukup berimbang karena disajikan dengan kritik yang bijak dan logis, sehingga membuat para pembaca bisa berpikir dan tidak hanyut dalam satu pandangan saja. menarik.
Profile Image for Ahmad.
Author 8 books37 followers
May 9, 2010
saya tak pernah membayangkan sebelumnya bahwa saya menghabiskan buku ini justru di sebuah pesantren. tak perlu bersembunyi untuk membacanya karena saya bisa dengan mudah membawanya ke kamar tanpa khawatir dirazia. romo franz, seorang katolik yang saya kagumi tulisannya, membuka cakrawala saya kepada dunia marx, negeri utopisnya, serta pemikiran filsuf lain yang nyeleneh. buku ini, setelah "sophie's world"-nya jostein gaarder, yang membuka jalan saya untuk mencintai filsafat, mengenal hegel, al farabi, hingga feuerbach.
Profile Image for Asep Wijaya.
31 reviews
October 25, 2020
Glimpsing Karl Marx's thought and the criticism around it

This book is not a kind of justification of Karl Marx's thought. Instead, it demonstrates Marx's fundamental thought and the criticism around it.

Instead of elaborating Marx's history of life, this book ruminates his prominent thought and its relevance to the current context. In short, this book is about Marx's thought progress on the idea of socialism.

This work introduces us to the old socialism from Baneuf to Hess and Marx's encounter with Hegel and Feuerbach's thought. The readers are also presented to the concept of alienation, class conflict, and historical materialism.

What makes this book interesting to read is the lure of criticism raised by the author of this book, Franz Magnis-Suseno, that prevent the readers to take Marx's idea for granted.

Magnis-Suseno takes the readers to dare to criticize the orthodox Marxism and even ponder the relevance of the idea to the present situation. By demonstrating Marx's idea, this book, actually, wants to deliver the impression on how utopian the socialism is and how intense the revisionists' clash is.
Profile Image for Ariel Seraphino.
Author 1 book52 followers
December 28, 2018
Puaaaaas banget bacanya. Cukup mendetail dengan kerangka pemikiran sang bos besar ini. Romo Magnis emang juara. Baca buku ini jadi berasa kayak anak kuliahan lagi yang lg diajarin ini?-itu. Dari sini kita bisa melihat bagaimana sejatinya ajaran Marxisme ortodoks itu. Berangkat dari apa Marx menuliskan semua pemikirannya tentang gerakan buruh, sosialisme, bahkan hingga ekonomi di masa dia hidup. Sistem kapitalisme yang dia tentang ternyata sampai hari ini bahkan masih kokoh dan lebih mapan dari jaman dulu. Semakin lama orang-orang jaman sekaranng mungkin lebih senang hidup dalam status quo sepanjang bisa makan eh bukan sepanjang bisa bersosmed ria. Hehehe
Profile Image for Kahfi.
140 reviews15 followers
September 19, 2017
Sebuah pengantar yang sangat komprehensif dari salah satu pemikir yang paling kredibel di bidangnya. Ya, Romo Magnis sangat baik menelusuri akar perkembangan pemikiran Marx mulai dari muda sampai tua.
Yang jelas buku ini sangat baik mendedah pemikiran Marx, perkembangan pemikiran nya setelah ia mangkat dan prospek Marxisme kedepan nya. Bersama Kees Bertens, ia menjadi penafsir filsafat dunia yang paling relevan dibaca karya- karyanya.
Profile Image for Iqbal Rahmadhan.
19 reviews1 follower
August 11, 2019
Terimakasih, Romo Magnis. Pengantar sekaligus kritik berimbang terhadap ideologi yang "ditakuti" di negeri ini. Adalah suatu rekomendasi buat mereka yang menjadikan kajian ini sebagai mitos, baik sudut pandang positif maupun negatif, karena disusun dengan alur yang sangat baik. Dimulai dari landasan-landasan pemikirin dialektik Hegel, Feuerbach, dll hingga catatan yang menggambarkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak dijawab oleh Marx. Setidaknya, baca dulu-lah sebelum diambil.
Profile Image for Thoriq Fauzan.
37 reviews
August 1, 2021
Penjelasannya agak terlalu berat :( tapi secara umum berhasil memberi gambaran bahwa ide-ide Marx masih jauh dari kata sempurna, kurang memperhitungkan realitas yang ada, dan karenanya jadi tidak realistis. Buku ini juga menerangkan bahwa meskipun begitu, bukan berarti kapitalisme dan pasar bebas adalah jawaban dari semua masalah. Oleh karena itu, kritik yang diajukan Marx tetap merupakan salah satu sumbangan besar perkembangan peradaban manusia.
Profile Image for Agung Wicaksono.
1,089 reviews17 followers
February 3, 2023
Membaca buku ini jadi mengetahui tentang pemikiran kritis dari Romo Magnis terhadap perkembangan komunisme dari zaman Karl Marx sampai awal abad keduapuluh. Selain itu, karena di negeri ini isu komunisme masih saja muncul, terlebih ketika menjelang pemilihan umum, saya rasa lebih baik orang-orang yang percaya isu tersebut perlu membaca buku ini. Sebab, di sini Romo Magnis akan memberikan penjelasan dan kritik kepada komunisme.
Profile Image for Arsenio Wicaksono.
27 reviews
June 21, 2017
I can tell you that Franz is a great writer. He has so many bibliographies, and the most important of all. This books ignites me that philosophy is so important. And every human should learn ontology in their life. If there's a 4,5 stars. I'll give it to him. I love the way Franz gives opinion about Karl Marx. Awesome!
Profile Image for Guntur.
11 reviews64 followers
November 26, 2020
Mendeskripsikan tentang pemikiran Marx saat beliau masih muda (pelajar awal) yang masih "haus" akan ideologi2 baru sampai menetap-teguh pada satu pandangan (tetap) nya yaitu Marxisme yang dianggap sebagai ideologi kaum2 buruh (dimanapun) dan Marx dianggap sebagai "Nabi" nya kaum buruh (proletariat) dahulu dan mungkin saat ini (masih).
8 reviews
February 27, 2025
Pengantar ke dalam dunia pikiran Marx. Namun memang karena topik berat jadi ada beberapa frase yang perlu dicari tahu. Buku ini sudah ada glosarium buat frase yang lumayan kompleks. Penulisan Franz Magnis Suseno sangat mengalir, sehingga mudah dipahami. Jadi, bacalah ini sebelum mulai mendalami karya-karya Karl Marx.
Profile Image for Bintang Aulia.
7 reviews
July 22, 2024
Romo Magnis selalu mempermudah penjelasannya pada pembahasan yang memang terkadang membingungkan. Rentang tengggat waktu dalam penulisan runtun dan tidak perlu ada ruang dan waktu dalam pemikiran kita sendiri. Ia menyerdehanakan segala sesuatu yang seharusnya tidak sederhana.
1 review
July 18, 2025
Belum pernah baca buku yg berkaitan dg marx, tapi dg membaca buku ini seolah menghimpun gambaran besar tentang dasar marx, nilai lebih buku ini ialah memaparkan konsep marx di berbagai bab lalu dikritisi dg pertanyaan2 mengenai ketidakrelevanan konsep marx.
sangat membantu
3 reviews
June 13, 2025
setelah membaca buku ini, saya rasa buku ini merupakan medium ternyaman untu memahami ide-ide dari karl marx...
Profile Image for Rafli Riansyah.
20 reviews1 follower
March 2, 2021
Buku ini bagus untuk mengetahui dasar-dasar Hegelian dan Marxisme beserta pemikiran para pemikir selain Marx lengkap dengan pendapat sang penulis. Namun, ada 1 hal yang membuat saya bingung, kenapa Franz menulis bahwa Thomas Moore diasingkan oleh Henry IV ? Kalau kita bahas sejarah pada saat itu ; Maka yang benar adalah Ia diasingkan oleh Henry VIII. Sebab, Ialah yang mengontrol gereja Inggris, memindahkannya dari berhaluan katolik ke protestanisme yang nantinya akan membuat konflik berkepanjangan antar Puritanis dan Dinasti Stuart. Sedangkan Henry IV hidup jauh sebelum adanya kebangkitan reformis kristen.
Profile Image for Doddo.
10 reviews
Read
July 30, 2024
"Marxisme", karena dilebih-lebihkan, telah menjadi momok yang menakutkan sebagai sarana pembebasan umat manusia dari ketidakadilan maupun sebagai sumber segala subversi. Dalam buku ini, Prof. Dr. Franz Magnis-Suseno, SJ menjelaskan pokok-pokok pemikiran Marx secara objektif dan kritis. Setelah mengemukakan bentuk-bentuk sosialisme "utopis" yang mendahului Marx, ia kemudian menelusuri perkembangan dalam pemikiran dari paham Marx muda tentang peran filsafat kritis dan keterasingan manusia sampai terbentuknya teori tentang hukum-hukum yang mendasari perubahan masyarakat dan kritik terhadap kapitalisme. Selanjutnya, ia menggariskan kembali bagaimana ajaran Marx menjadi "Marxisme", ideologi perjuangan kaum buruh, serta memperkenalkan aliran-aliran terpenting dalam Marxisme. Siapa pun yang ingin mengetahui apa yang sebenarnya diajarkan oleh Marx serta membentuk penilaian kritis sendiri tentangnya akan sangat terbantu oleh buku ini, tanpa terjebak oleh jargon-jargon yang serta-merta mengutuk maupun memuji Marxisme, yang sebenarnya hanya untuk menyelamatkan kepentingan-kepentingan sempit tertentu.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Nanto.
702 reviews102 followers
wishlist-‎a-k-a-buku-buruan
June 14, 2009
Perasaaan sih pernah baca. Tapi yah maklum, karena saya teh raja Skimming. Bisa jadi buku ini dulu cuma diskimming. Kemaren saat berselancar di dunia maya, saya menemukan sejumput informasi yang menarik: buku ini jadi alasan penahanan mahasiswa UGM yang di Nusakambang-kan dulu. Benar kah itu? Soalnya ini buku terbitan 1999. Doh... sayang kemaren pas baca halamannya lupa disimpan.

Mungkin benar seperti yang dikatakan oleh Ronny di komen ini. Yang namanya romo yah doktrinnya anti-marxis. Dalam sebuah buku lain yang ditulis oleh Murtaha Muthahari disampaikan kritik atas Marxisme (dan juga liberalisme). Diskusi dalam buku yang belum ada di goodreads itu, sebenarnya menyoal muasal sebuah masyarakat. Apakah masyarakat ada terlebih dahulu atau individu? Mirip telur atau ayam nampaknya yah? Tapi tidak kok, bila ditarik pada diskusi filsafat politik tema diskusi dalam buku Muthahari itu nantinya akan masuk dalam polemik komunitarianisme vs libertarianisme. Perumusan hak pribadi dan hak komunal yang menarik dalam ranah bernegara dan demokrasi.

Yang menarik dari kritik Muthahari pada Marxisme adalah kutipan dialog Marx dengan seorang anak muda dalam sebuah diskusi. Si anak muda mengkritik Marx yang dianggap olehnya tidak konsisten pemikirannya saat berdiskusi kali itu. Marx menjawab dengan enteng gugatan si anak muda, "wah anda lebih Marxis dibandingkan saya!" He he he lucu juga ada yang lebih Marxis dibandingkan marx sendiri. Walau hal itu wajar mengingat sejarah keragaman pemikiran Marx yang berkembang dari massa muda hingga usia dewasanya.

Di sisi lain, hal yang menarik adalah kritik atas Marxisme itu ditulis oleh Muthahari dan Romo Magnis. Dua orang rohaniawan. Muthahari merupakan ulama Syiah di Iran yang terkemuka. Ia merupakan korban kekerasan rezim Syah Iran. Meninggal menjelang revolusi pecah di Iran (CMIIW). Kajian Muthahari juga tidak terbilang propagandis, dan melelu menyerang aspek materialisme Marx secara membuta. Kajian yang sangat terhormat di negara mayoritas muslim yang saat itu hidup di negeri diktatornya dekat dengan AS. Syah Reza Pahlevi yang mengaku keturunan The Great Cyrus (padahal baru generasi bapaknya yang jadi Syah) sangat menekan kelompok Marxisme dan Islam pada masa pemerintahannya. Saya sendiri tidak mengetahui seberapa luas diksusi Marxisme di kalangan ulama di Iran, kecuali saya mengetahui ada beberapa kelompok kiri-Marxis yang tumbuh pada masa Syah Reza Pahlevi. Saya tidak tahu sejauh mana koalisi di antara kelompok-kelompok berbeda aliran ideologi itu. Selain kubu nasionalis, Marxis dan Islam sama-sama kelompok pinggiran pada masa itu. Apakah kelompok Islam lebih rajin menggalang diskusi pemikiran pihak yang berseberangan atau menggalang kampanye pembakaran? Itu pertanyaan saya sebenarnya.

Lain tempat. Di Indonesia, ketika marak pembakaran buku kiri pasca-Reformasi, saya sempat khawatir dengan seorang bapak berjanggut lebat memenuhi pipinya. "Kenapa?" tanya kawan saya. "Bahaya buat si bapak. Takut disangka penganut Marx!" celetuk saya ngawur.

Daripada terus ngawur, mending kasih tahu saya info keberadaan buku ini yah!

thx semua
Profile Image for Fahmi islami.
4 reviews3 followers
February 18, 2017
Sebuah pengantar yang baik terhadap pemikiran pemikiran Marx. Layak dibaca orang banyak, terutama supaya orang orang tidak sekedar takut ketika baca kata 'marxis' atau lihat muka berjenggot lebatnya Marx.

Ada beberapa poin poin penting, tapi yang teringat sekali adalah argumentasi marx terhadap keterasingan pribadi yang didasari oleh pentingnya pekerjaan. Ketika bekerja, hasil pekerjaan dibentuk dan membentuk diri sendiri. Karena banyak orang yang kerja bukan atas keinginannya dan tidak mendapat hasil kerjanya sendiri, makanya orang orang terasing. Jadilah orang terasing karena pekerjaan, terasing sama agama dan terasing sama pekerjaan.

Menariknya, gimana di kondisi sekarang ini? Dengan dunia perekonomian yang mengarah ke service based? Apalagi yang masa depan banyak dikerjakan robot? Menarik banget kalau ada yang bisa melahirkan pandangan marx baru untuk perekonomian sekarang ini
This entire review has been hidden because of spoilers.
126 reviews14 followers
January 30, 2021
Suka sekali dengan gaya penuturan Romo Franz Magnis. Dalam buku ini Romo memaparkan pemikiran Marx berdasarkan garis sejarah perkembangannya, sedari awal "bagaimana marxisme merangkak tumbuh" hingga bahkan menjadi ideologi kaum buruh yang dianut 1/3 manusia.

Buku ini ditulis dengan pemaparan bahasa yang langsung mengena kepada sasaran, tidak njelimet dan berputar2. Meskipun penggunaan istilah2 asing agak terasa sulit dihindari dalam pembahasan buku semacam ini, saya kira Romo berhasil menguraikannya dengan cukup ringan, namun tidak mengurangi kepadatan bahasannya.

Saya juga menyukai desain buku ini, mulai dari covernya, jenis huruf, hingga penebalan kata yang cukup mengena dan tidak berlebihan, membantu saya sebagai awam dalam membaca dan mempelajarinya.

Selain daripada sejarah perkembangannya, buku ini juga merangkum analisis sistem ekonomi kapitalisme yang dituangkan Marx (dan Engels) dalam 3 jilid besar Das Kapital (The Capital).

Terasa bagi saya sebagai pembaca awam usaha Romo untuk memaparkan sejarah perkembangan pemikiran Marx secara objektif, meskipun sedari awal nuansa subjektifnya juga cukup terasa kental. Dalam beberapa kesempatan saya kurang sepakat dengan penempatan komentar2 subjektif Romo, namun di sisi lain saya merasakan ketepatan "gugatan-gugatan" Romo yang diuraikan dalam bentuk pertanyaan demi pertanyaan. Hal ini selain upaya penyelidikan keilmuan yang tentu saja subjektif, namun meminimalisir bentuk penggiringan opini terhadap bahasan yang ada. Daripada itu pertanyaan2 tersebut justru memancing saya sebagai pembaca untuk ikut memikirkan dan mempertanyakan gagasan2 yang dirasa bermasalah. Seakan saya ikut berpikir bersama Romo sendiri!

Salah satu hal yang unik pada buku ini yang belum pernah saya temui pada buku2 lain pada umumnya ialah bentuk pemaparan bagian2 tertentu yang dinomorkan oleh beliau. Pada mulanya saya kurang terbiasa. Namun seiring berjalan pembacaan, saya mulai terbiasa kepada penomoran2 bahasan tersebut yang memudahkan fokus pembahasan pada setiap bagiannya.

Buku ini sangat saya rekomendasikan untuk para pembaca yang mencari pengantar pemikiran Marx (dimana buku ini berisikan ikhtisar, pokok2 ajaran ekonomi, ideologi dan bahkan humanisme Marx) maupun pemikir yang mencari nilai2 kebenaran pada ajaran Marx (dimana buku ini banyak memiliki kritik2 tajam dan mengena terhadap analisis yang dilakukan oleh Marx).

Mantaappp
Profile Image for Naranobel.
13 reviews4 followers
May 29, 2013
saya agak bingung posisi penulis sebagai simpatisan atau sebagai orang yang anti dengan pemikiran tokoh yang dijadikan judul buku ini. mungkin beliau ingin mengesankan pembaca bahwa penulis sebagai pihak yang netral. tapi kesan yang saya tangkap, bahwa bapak Franz Magnis adalah seorang yg anti marx hehe

saya membaca buku ini, jujur, karena tidak mengerti soal sos utopis dan revisionisme.
Pada bab2 awal amat membosankan karena isinya tentang biografi tokoh2 dan lain-lain, tapi semua itu terkompensasi ketika memasuki bab-bab akhir yang begitu "WAH" berisikan pendapat2 pribadi penulis.
saya benar-benar menikmati membaca bab-bab terakhir

awalnya buku ini saya beri rating 3. tapi setelah selesai membacanya, saya beri rating 5. karena buku ini memberitahu banyak hal yang ingin saya ketahui, yang menarik hati saya adalaaaah Austromarx. ditambah pendapat2 pribadi penulis yang benar-benar keren di akhir bab, ya walaupun pendapat penulis banyak yang tidak sesuai dengan pendapat saya haha

kebanyakan yang dipertanyakan oleh penulis adalah relevansi pemikiran tokoh judul. menurut saya semua bukannya gagal atau tidak relevan, mungkin beberapa poin ada yang sudah tidak relevan tapi kebanyakan permasalahannya adalah soal belum terjadi. yang paling mengesalkan ialah, "pembentukan" yang hanya lewat perubahan-perubahan kecil, zonk sekali itu.

akhir kata
penaikan taraf hidup pekerja bukan suatu yang adil, hanya peningkatan sedikit kualitas tanpa dibarengi kesempatan dan kedudukan yang sama dalam bidang ekonomi.
Profile Image for M Adi.
174 reviews18 followers
April 16, 2021
Sebagai sebuah pengantar pada karya Karl Marx, buku ini padat dan definitif. Penulis memberikan penjelasan dengan komprehensif yang disertai contoh kasus, hal-hal yang terus menerus menumbuhkan pengertian (serta kalau-kalau semangat revolusi). Membangkitkan suatu pemahaman terhadap ide-ide Marx juga tidak ragu mengkritik, sehingga menghadirkan ruang bagi pembaca untuk berpijak pada kondisi objektif.

Menyelesaikan buku ini menghadirkan tugas keingintahuan pada karya-karya Marx serta rasa apresiasi yang tinggi kepada penulis yang mampu menjelaskan kembali ide-ide besar. Terima kasih, Romo Franz.
Displaying 1 - 30 of 50 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.