Jump to ratings and reviews
Rate this book

Sadjak-Sadjak Sepatu Tua

Rate this book

88 pages, Paperback

First published January 1, 1972

17 people are currently reading
390 people want to read

About the author

W.S. Rendra

36 books175 followers
Willibrordus Surendra Broto Rendra (b. November 7 1935) is a famous Indonesian poet who often called by his friends and fans as "The Peacock".

He established the Teater Workshop in Yogyakarta during 1967 but also the Teater Rendra Workshop in Depok.

His photo here shown Rendra in his room at 1969.


Theatres:
* Orang-orang di Tikungan Jalan (1954)
* SEKDA (1977)
* Mastodon dan Burung Kondor (1972)
* Hamlet (Translated from Hamlet by William Shakespeare)
* Macbeth (Translated from Macbeth from William Shakespeare)
* Oedipus Sang Raja (Translated from Oedipus Rex by Sophokles)
* Kasidah Barzanji
* Perang Troya Tidak Akan Meletus (Translated from La Guerre de Troie n'aura pas lieu by Jean Giraudoux)

Poems:
* Jangan Takut Ibu
* Balada Orang-Orang Tercinta
* Empat Kumpulan Sajak
* Rick dari Corona
* Potret Pembangunan Dalam Puisi
* Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta!
* Nyanyian Angsa
* Pesan Pencopet kepada Pacarnya
* Rendra: Ballads and Blues Poem
* Perjuangan Suku Naga
* Blues untuk Bonnie
* Pamphleten van een Dichter
* State of Emergency
* Sajak Seorang Tua tentang Bandung Lautan Api
* Mencari Bapak
* Rumpun Alang-alang
* Surat Cinta
* Sajak Rajawali
* Sajak Seonggok Jagung

Short Stories:
* Pacar Seorang Seniman

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
78 (30%)
4 stars
103 (39%)
3 stars
63 (24%)
2 stars
11 (4%)
1 star
5 (1%)
Displaying 1 - 26 of 26 reviews
Profile Image for gieb.
222 reviews77 followers
April 3, 2009
rendra adalah sebuah kemapanan puisi. sediakan minimal rp lima belas juta untuk mendengar rendra baca puisi secara live. tentu, tidak ada yang salah dengan itu semua. malah, inilah bukti. bahwa puisi tidak melulu tentang patah hati. puisi bisa menjelma menjadi malaikat mikail yang begitu dermawan kepada rendra. dan sekarang malaikat mikail-nya lagi diperebutkan oleh para penyair-penyair muda. -semoga saya tidak termasuk di dalamnya. biarkan malaikat mikail saya berwujud susu bubuk, sabun muka, atau nutrisi kehamilan. doh

membaca rendra, bagi saya, seperti menciptakan berhala. mungkin tidak untuk di sembah. cukup untuk dipuja. betapa karya puisi rendra demikian melegenda. dan suaranya yang parau itu dapat menggetarkan segenap indra saya sebagai manusia. beberapa kali, saya mendapat kesempatan melihat rendra baca puisi secara live. beberapa kali juga saya berhasil menjabat tangan tuanya itu. saya suka 'membaca' puisi. satu di antaranya yang sering saya bacakan adalah puisi karya rendra.

Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta

Pelacur-pelacur kota Jakarta
dari kelas tinggi dan kelas rendah
telah diganyang
telah diharu-biru.
Mereka kecut
keder
terhina dan tersipu-sipu.

Sesalkan mana yang mesti kau sesalkan.
Tapi jangan kau klewat putus asa.
Dan kau relakan dirimu dibikin korban

Wahai, pelacur-pelacur kota Jakarta.
Sekarang bangkitlah.
Sanggul kembali rambutmu.
Kerna setelah menyesal
datanglah kini giliranmu
bukan untuk membela diri melulu
tapi untuk lancarkan serangan.
Kerna:
Sesalkan mana yang mesti kau sesalkan
tapi jangan kau rela dibikin korban.

Sarinah.
Katakan kepada mereka
bagaimana kau dipanggil
ke kantor mentri
bagaimana ia bicara panjang lebar kepadamu
tentang perjuangan nusa bangsa
dan tiba-tiba tanpa ujung pangkal
ia sebut kau inspirasi revolusi
sambil ia buka kutangmu.

Dan kau, Dasima.
Kabarkan kepada rakyat
bagaimana para pemimpin revolusi
secara bergiliran memelukmu
bicara tentang kemakmuran rakyat dan api revolusi
sambil celananya basah
dan tubuhnya lemas
terkapai di sampingmu
Ototnya keburu tak berdaya.

Politisi
dan pegawai tinggi
adalah caluk yang rapi.
Kongres-kongres dan koperensi
tak pernah berjalan tanpa kalian.
Kalian tak pernah bisa bilang "tidak"
lantaran kelaparan yang menakutkan
kemiskinan yang mengekang
dan telah lama sia-sia cari kerja.
Ijazah sekolah tanpa guna.

Para kepala jawatan
akan membuka kesempatan
kalau kau membuka paha.
Sedang di luar pemerintahan
perusahaan-perusahaan macet
lapangan kerja tak ada.

Revolusi para pemimpin
adalah revolusi dewa-dewa.
Mereka berjuang untuk surga
dan tidak untuk bumi.

Revolusi dewa-dewa
tak pernah menghasilkan
lebih banyak lapangan kerja
bagi rakyatnya.

Kalian adalah sebahagian kaum penganggur
yang mereka ciptakan.

Namun
Sesalkan mana yang mesti kau sesalkan
tapi jangan kau klewat putus asa
dan kau rela dibikin korban.

Pelacur-pelacur kota Jakarta.
Berhentilah tersipu-sipu.
Ketika kubaca di koran
bagaimana badut-badut mengganyang kalian
menuduh kalian sumber bencana negara
aku jadi murka.
kalian adalah temanku.
Ini tak bisa dibiarkan.
Astaga.
Mulut-mulut badut.
Mulut-mulut yang latah.
Bahkan sex mereka perpolitikkan.

Saudara-saudariku.
Membubarkan kalian
tidak semudah membubarkan partai politik.
Mereka harus beri kalian kerja.
Mereka harus pulihkan darjat kalian.
Mereka harus ikut memikul kesalahan.

Saudari-saudariku. Bersatulah.
Ambillah galah.
Kibarkan kutang-kutangmu di ujungnya.
Araklah keliling kota
sebagai panji-panji yang telah mereka nodai.
Kinilah giliranmu menuntut.
Katakanlah kepada mereka:
Menganjurkan mengganyang pelacuran
tanpa menganjurkan mengawini para bekas pelacur
adalah omong kosong.

Pelacur-pelacur kota Jakarta.
Jangan melulu keder pada lelaki.
Dengan mudah kalian bisa telanjangi kaum palsu.
Naikkan taripmu dua kali
dan mereka akan klabakan.
Mogoklah satu bulan
dan mereka akan puyeng
lalu meraka akan berjina
dengan isteri saudaranya.


lihat. betapa megah puisi di atas. seperti menciptakan berhala dalam dunia puisi republik ini. sayangnya, saya bukan seorang penganut aliran animisme. saya penganut aliran suwungisme. yang tidak membutuhkan berhala untuk memecahkan misteri hidup. sepertinya saya harus membuat palu yang paling kuat untuk menghancurkan 'berhala puisi' rendra. khususnya di buku kumpulan ini. saya ingin menghancurkan beberapa puisi dalam buku ini yang menurut saya berpotensi menciptakan berhala. satu yang sangat menyita perhatian saya adalah puisi ini:

Aku tulis sajak ini
untuk menghibur hatimu.
Sementara kau kenangkan encokmu
kenangkanlah pula
bahwa kita ditantang seratus dewa.


ada gemetar pemberontakan. terhadap sebuah keputusan. -seperti saya. mulai hari ini. saya maklumkan untuk belajar kepada ibrahim yang dengan lantang meluluhlantakkan berhala raja namrud. ibrahim, ajari aku mengayunkan paluku. jangan ajari aku tentang pengorbananmu.
Profile Image for Tiwik Dw.
150 reviews
April 6, 2009
Untaian kata yang dirajut oleh Rendra bak sihir yang mempesona pembaca dan pendengarnya. Halah, apa pula ini. Mencoba merangkai kalimat indah tapi kok ya jadi agak aneh sendiri, serasa di tiap kalimat yang coba kususun itu selalu bermunculan bunga-bunga (fantasy mode on). Aku termasuk orang yang awam puisi yang hanya sedikit bisa membalas kiriman sms pantun othak-athik gathuk kalau nggak dikatakan maksa nyambung dari seorang teman ala orang sales yang lagi stress.

Leading sementara di akhir minggu ke-3 dalam kondisi the best from the worst:
Mr. X :
Mangan ketan dicampur coffemix
Wong Kalimantan memang ciamix

Ms. Y:
Mangan ketan ngombene wedang jahe
Wong Kalimantan pastine pecah ndase

Mr.X :
Jalan-jalan beli benang, belinya di jalan ngawi
Biarpun kelihatan mau jadi pemenang, tetapi tetap rendah hati

Ms. Y :
Tanam bunga di pot pekarangan
Team Semarang suka ngepot di tikungan

Proses breakdawn target baru :
Mr. X :
Sayur kangkung dimasak plecing
Mbah kakung (bos) lagi pusing

Ms. Y :
Naik jukung nggak pakai bensin
Jadi mbah kakung ya harus berani pusing

Tengkyu Mr. X, kau telah membuat situasi stress jadi ceria :D

Beda sekali kan dengan cara Rendra menggambarkan situasi miris tentang kelaparan, sungguh sangat indah...
O Allah!
Kelaparan adalah burung gagak
Jutaan burung gagak
bagai awan yang hitam
menghalang pandangku
ke sorgaMu!

Balik lagi ke puisi-puisi Rendra, setelah puisi Jokpin ini adalah kumpulan puisi yang cukup bisa aku nikmati bukan untuk kumengerti dan tafsiri. Membacanya serasa menekuri sejarah hidup Rendra dalam suka dan duka, menikmati pemberontakannya terhadap berbagai persoalan yang ada disekitarnya, mengikuti pengembaraannya ke berbagai negara dan pelosok nusantara termasuk juga menyelami sisi romantis dan religinya.

Pokoknya aku suka…
Suka aku pokoknya…
Aku pokoknya suka…
Suka pokoknya aku…
Pokoknya suka aku…

Loh…kok artinya jadi lain ya? :D
Katanya, kata-kata yang dibolak balik bolak yang datangnya dari seorang puisioner (sengaja bikin istilah sendiri, karena nggak paham istilah-istilah sastra) adalah puisi yang sangat indah dan memiliki kedalaman makna yang hanya bisa diterjemahkan oleh orang-orang dengan kedalaman ‘ilmu sastra’ tingkat tinggi. Dan punyaku? Jelas tak bermakna hehehe…

Dunia puisi tetaplah ‘dunia lain’ buatku…..
Profile Image for Nura.
1,056 reviews30 followers
January 29, 2020
Sajak-Sajak Sepatu Tua membawa gw melanglang buana hingga ke Mancuria, Hongkong, hingga Rusia, lalu kembali ke kampung halaman yang sentosa. Bagian keduanya lebih berasa khusyuk. Puisi penutupnya ngingetin bahwa tua itu pasti.

Sajak Seorang Tua untuk Istrinya

Aku tulis sajak ini
untuk menghibur hatimu.
Sementara kaukenangkan encokmu
kenangkanlah pula masa remaha kita yang gemilang,
Dan juga msa depan kita
yang hampir rampung
dan dengan lega akan kita lunaskan.

Kita tidaklah sendiri
dan terasing dengan nasib kita.
Kerna soalnya adalah hukum sejarah kehidupan.
Suka duka kita bukanlah istimewa
kerna setiap orang mengalaminya.

hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduh.
Hidup adalah untuk mengolah hidup,
bekerja membalik tanah,
memasuki rahasia langit dan samodra,
serta mencipta dan mengukir dunia.
Kita menyandang tugas,
kerna tugas adalah tugas.
Bukannya demo sorga atau neraka.
Tetapi demi kehormatan seorang manusia.

Kerna sesungguhnya kita bukan debu
meski kita telah reyot, tuarenta, dan kelabu.
Kita adalah kepribadian
dan harga kita adalah kehormatan kita.
Tolehlah lagi ke belakang
ke masa silam yang tak seorang pun kuasa menghapusnya....
Profile Image for Dina Layinah Putri.
108 reviews5 followers
August 31, 2018
Dalam puisi berjudul Sretenski Boulevard, secara jelas Rendra berkata bahwa ia sedang kebosanan, maka yang ia lakukan adalah memandang di lingkungan sekitar, menyeret langkahnya ke sebuah persimpangan jalan, melihat pasangan berciuman, orang tua yang sedang membaca buku. Ia juga bercerita bahwasanya tak apa kalau kita merasa sepi serta sendiri.

Di sepanjang Sretenski Boulevard 
di bangku panjang 
di antara pasangan berciuman 
dan orang tua membaca buku 
kuhenyakkan tubuhku yang lesu 
kuhenyakkan kebosananku.
— Sretenski Boulevard
Profile Image for Limya.
97 reviews6 followers
January 26, 2021
Kumpulan sajak ini berisi tentang sajak-sajak Rendra yang bernuansa ketuhanan dalam sudut pandangnya sewaktu masih menganut agama Kristen.

Membacanya merasakan Rendra yang berusaha untuk mendekatkan dirinya kepada Tuhan, menunjukkan sisi gelap dan sisi terang dari kehidupan.
Profile Image for Dion Yulianto.
Author 24 books196 followers
September 8, 2020
kerna usia tampaknya lebih kuat daripada kita
tetapi bukan karena kita telah dikalahkan.
***

sebagian besar sajak di buku ini bernuansa Katolik, mungkin disusun sebelum beliau berpindah agama ke Islam. Sajak paling menarik menurut saya adalah sajak terakhir. Sajak ini paling berbeda dibanding sajak sajak lain, mengingatkan saya pada Old Man and the Sea-nya Hemingway.

Terima kasih kepada Ipusnas yang memungkinkan pembaca mengakses kembali karya-karya sastra lama.

Profile Image for miaaa.
482 reviews420 followers
March 30, 2009
Baca bareng Goodreads Indonesia
Ternyata baca puisi menyenangkan, apalagi buat novice seperti aku hehe
Profile Image for Mochammad Taufik.
60 reviews2 followers
January 8, 2016
Di buku keempat karangan Rendra ini, terlihat kata-katanya lebih lugas dan matang. Lebih "dekat" keseharian kita.
Profile Image for Syifa Hana.
96 reviews19 followers
April 3, 2021
buku karya w.s rendra pertama yang kubaca. ini lekat sekali dengan renung dalam peziarahan dan ketuhanan. ditutup dengan sajak yang apik.
Profile Image for Eva Novia Fitri.
163 reviews1 follower
February 21, 2023
Diawali dari "Mancuria" , Rendra membawa suasana malam berangin yang sepi sendiri di "Hotel Internasional, Pyongyang". Terlalu indah rindu dilukiskan di "Sanatorium Chakalinagara, Moskwa":
"Kamerad tak makan?
"Lyuda, aku tak bisa makan
Tak bisa kumakan wajah kekasih
Tak bisa kuminum ibuku bersama susu
Dan tak bisa kuusap mata adik dengan mentega"
....
Puisi puisi di bagian pertama, Rendra membawa kita ke pengalaman-pengalaman batinnya saat berada di setiap tempat: Moskwa, Canton, Hongkong. Luar biasa. Seperti menonton acara wisata kuliner yang digarap ahli sehingga kita serasa ikut berwisata dan merasakan citarasa tiap tujuannya. Hanya kali ini, yang kita kecap adalah citarasa batin yang dialami Rendra di setiap tempat itu.

Di bagian kedua, Rendra bergeser ke dalam negeri. Yogya, Solo, Kalimatan. Obrolannya yang mengasyikkan di Jalan Ungaran 8, bersama temannya Jack Burghart
Kami berdua akan tertawa terbahak-bahak
"Ah mungkinkah kami ini anak anak yang abadi?
Gelas demi gelas kami tempuh dengan gembira...

Menikmati lukisan utuh "Jalan Bogor-Jasinga" saat Rendra melaluinya dengan bis, sungguh indahnya. Seperti melihat lukisan mainstream anak-anak berisi gunung padi merunduk dan sebuha jalan setapak di tengahnya, tapi diberikan pengungkapan baru yang luar biasa indah

Siapakah gadis 'duduk main piano nampak punggungnya dan rambutnya yang panjang dua jalinan' di "Sawojajar 5, Yogya" tempat sang Burung Merak 'membasuh kaki yang payah yang telah berjalan dengan resah'?
Atau kenangan asmaranya yang manis di "Jalan Sagan 9, Yogya" dengan seseorang yang dengannya dulu Rendra 'saling memandang berhawa kasih sayang'?
Dan favorit saya adalah? Tentu saja "Rumah Pak Karto" , secara pribadi tipe rumah Pak Karto ini memang fetish saya. Apalagi kali ini Rendra yang melukisnya.
"Aku kan sampai ke rumahnya
Yang besar dan lebar
Dengan berpuluh unggas di halaman
Pohon buah-buahan, lambang2 kesuburan
Dan balai balai yang tentram..

Bagian ketiga: Mazmur Mawar, didominasi puisi puisi Rendra yang vertikal. Puisi "Doa Orang Lapar" nya yang begitu terkenal dan pernah saya baca kutipannya di sobekan bungkus makanan, ada disini. Tetap berdaya meski dibaca kesekian kali.
Dan penutupnya, puisi yang tak kalah terkenalnya : "Sajak Seorang Tua Untuk Istrinya"

One sentence describing this book? What a great escape...
Profile Image for Willy Akhdes.
Author 1 book17 followers
August 17, 2019
Sajak Seorang Tua untuk Istrinya

Aku tulis sajak ini
untuk menghibur hatimu
Sementara kau kenangkan encokmu
kenangkanlah pula masa remaja kita yang gemilang
Dan juga masa depan kita
yang hampir rampung
dan dengan lega akan kita lunaskan.

Kita tidaklah sendiri
dan terasing dengan nasib kita
Kerna soalnya adalah hukum sejarah kehidupan.
Suka duka kita bukanlah istimewa
kerna setiap orang mengalaminya.

Hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduh
Hidup adalah untuk mengolah hidup
bekerja membalik tanah
memasuki rahasia langit dan samodra,
serta mencipta dan mengukir dunia.

Kita menyandang tugas,
kerna tugas adalah tugas.
Bukannya demi sorga atau neraka.
Tetapi demi kehormatan seorang manusia.

Kerna sesungguhnyalah kita bukan debu
meski kita telah reyot, tua renta dan kelabu.
Kita adalah kepribadian
dan harga kita adalah kehormatan kita.

Tolehlah lagi ke belakang
ke masa silam yang tak seorangpun kuasa menghapusnya.

Lihatlah betapa tahun-tahun kita penuh warna.
Sembilan puluh tahun yang dibelai napas kita.
Sembilan puluh tahun yang selalu bangkit
melewatkan tahun-tahun lama yang porak poranda.
Dan kenangkanlah pula
bagaimana kita dahulu tersenyum senantiasa
menghadapi langit dan bumi, dan juga nasib kita.

Kita tersenyum bukanlah kerna bersandiwara.
Bukan kerna senyuman adalah suatu kedok.
Tetapi kerna senyuman adalah suatu sikap.
Sikap kita untuk Tuhan, manusia sesama,
nasib, dan kehidupan.

Lihatlah! Sembilan puluh tahun penuh warna
Kenangkanlah bahwa kita telah selalu menolak menjadi koma.
Kita menjadi goyah dan bongkok
kerna usia nampaknya lebih kuat dari kita
tetapi bukan kerna kita telah terkalahkan.

Aku tulis sajak ini
untuk menghibur hatimu
Sementara kaukenangkan encokmu
kenangkanlah pula
bahwa kita ditantang seratus dewa.
Profile Image for Arystha.
322 reviews11 followers
November 28, 2023
Buku puisi ini terbagi dalam 2 bagian besar, yaitu Sajak-sajak Sepatu Tua dan Masmur Mawar. Sajak-sajak Sepatu Tua dipecah menjadi 2 bagian, yaitu Bagian Pertama yang memuat puisi-puisi yang saya kira ditulis pada saat Rendra di luar negeri (terbaca dari judulnya), dan Bagian Kedua yang sepertinya ditulis di Indonesia, lagi-lagi terlihat dari judulnya. Masmur Mawar sendiri saya menduga ditulis pada saat Rendra masih Katolik, karena puisi-puisi di Masmur Mawar ini lebih biblikal.

Mancuria

Di padang-padang yang luas
kuda-kuda liar berpacu.
Rindu dan tuju selalu berpacu.

Di rumput-rumput yanf tinggi
angin menggosokkan punggungnya yang gatal.
Di padang yang luas aku ditantang.

Hujan turun di atas padang.
Wahai, badai dan hujan di atas padang!

Dan di cakrawala, di dalam hujan
kulihat diriku yang dulu hilang.
Profile Image for Void..
130 reviews25 followers
March 30, 2025
Saya suka bagian awal yang menyuguhkan puisi-puisi berdasarkan berbagai macam tempat. Ada kesan reflektif yang diselingi kesan semu sehingga menjadikan puisi-puisi tersebut seolah seperti mimpi di siang hari. Ada pun beberapa tema seperti penyesalan, kerinduan, juga perjuangan yang disajikan melalui narasi cerita yang unik. Namun di bab terakhir saya kurang suka. Bisa jadi karena devotional poetry bukan jenis puisi favorit saya, tapi menuju halaman terakhir puisi-puisinya cenderung repetitif.

Setiap orang adalah asing sejak mula pertama.

Kelaparan adalah pemberontakan.
Adalah penggerak gaib
dari pisau-pisau pembunuhan
yang diayunkan oleh tangan-tangan orang miskin.
Profile Image for Nike Andaru.
1,631 reviews111 followers
October 19, 2018
Hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduh.
Hidup adalah untuk mengolah hidup, bekerja membalik tanah, memasuki rahasia langit dan samodra, serta mencipta dan mengukir dunia.
Kita menyandang tugas, kerna tugas adalah tugas. Bukannya demi sorga atau neraka, tetapi demi kehormatam seorang manusia.


Pertama kali baca karya Rendra (yg bukan karena tugas sekolah) 😁
Baca di perpustakaan.
Profile Image for Andita.
308 reviews3 followers
July 20, 2022
Membaca Sajak-Sajak Sepatu Tua ternyata cukup dari jarak Surabaya ke rumah ibu.

paling suka judul "Sajak Seorang Tua untuk Istrinya".
Kita tidaklah sendiri dan terasing dengan nasib kita.
Karena soalnya adalah hukum sejarah kehidupan.
Suka duka kita bukanlah istimewa.
Karena setiap orang mengalaminya.
Profile Image for Zomi.
55 reviews14 followers
September 2, 2023
Aku baru tahu bahwa aku sebenarnya tidak tahu apa itu puisi. Membaca ini membuatku tersadar, aku baru berkenalan dengannnya, baru tahu sedikit saja. Perlu lebih banyak membaca.

Aku suka bahasa Rendra,
Diksinya sederhana dan mudah dicerna
Tapi tak lupa juga dia perkaya aku dengan kosakata baru yang membuat diri ini bolak-balik membuka KBBI daring.
1 review
May 30, 2018
mempelajari rendra adalah mempelajari ruang waktu disekelilingmu
Profile Image for Lidia.
91 reviews
June 29, 2021
Rendra memang pandai mengolah diksi, hingga puisinya sampai ke hati.

"Kita menjadi goyah dan bongkok
kerna usia nampaknya lebih kuat dari kita
tapi bukan kerna kita telah terkalahkan"
Profile Image for Muhammad Rajab Al-mukarrom.
Author 1 book28 followers
November 17, 2015
"... Waktu itu aku gemar memandang matamu
dan melihat diriku terkaca di dalamnya.
Kelasihku,
ada saat-saat kita tak berdaya bukan oleh duka
tetapi kerna terharu semata.
Mengharukan dan menyenangkan
bahwa sementara kita tempuh hari-hari yang keras
sesuatu yang indah masih berada
tertinggal pada kita.
Sangat mendebarkan
menemukan satu bunga
yang dulu -- telah lama
kitalah penanamnya."
(diambil dari sajak JALAN SAGAN 9, YOGYA)

"... Lihatlah, kerinduanku, ya Allah.
Kerinduan, kegemasan, damba dan pesona.
Ungkaplah diri-Mu padaku, wahai,
Tanya Dari Segala Tanya.
Sedemikian agung dan besar-Mu
sehingga tetap menjadi tanya."
(diambil dari sajak DATANGLAH, YA ALLAH)

membaca puisi-puisi karya W.S. Rendra selalu membuat kita mendapat energi yang luar biasa dari setiap bius kata-katanya.
Profile Image for Nanny SA.
343 reviews41 followers
December 14, 2010
Membaca sajak-sajak Rendra bisa terhanyut, terbawa suasana yang digambarkan. Kerenn!
Terimakasih buat Roos yang sudah berbaik hati dan bersusah payah sehingga aku dapat 'menikmati' buku ini.
Profile Image for heri.
282 reviews
February 8, 2015
bagian satu - sajak-sajak sepatu tua lebih bisa dinikmati daripada bagian dua - masmur mawar. mungkin karena bagian dua lebih bertema religi.
Displaying 1 - 26 of 26 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.