Jump to ratings and reviews
Rate this book

Drupadi

Rate this book
“Maka hidup di dunia bukan hanya soal kita
menjadi baik atau menjadi buruk,
tapi soal bagaimana kita bersikap kepada
kebaikan dan keburukan itu.”

************

Dewi Drupadi tidak menyukai suratan. Kehidupan manusia tidak ada artinya tanpa perjuangan. Jika segalanya telah menjadi suratan, apakah yang masih menarik dalam hidup yang berkepanjangan? Apakah usaha manusia tidak ada artinya? Apakah semuanya memang sudah ditentukan oleh dewa-dewa? Seperti ia yang menjadi istri dari lima ksatria Pandawa?

Drupadi, Perempuan Poliandris, adalah novel terbaru karya Seno Gumira Ajidarma yang berkisah tentang cinta, dendam, hak seorang perempuan, dan kesetiaan menjalani peran dalam kehidupan.

152 pages, Paperback

First published January 9, 2017

32 people are currently reading
368 people want to read

About the author

Seno Gumira Ajidarma

96 books837 followers
Seno Gumira Ajidarma is a writer, photographer, and also a film critic. He writes short stories, novel, even comic book.

He has won numerous national and regional awards as a short-story writer. Also a journalist, he serves as editor of the popular weekly illustrated magazine Jakarta-Jakarta. His piece in this issue is an excerpt from his novel "Jazz, Parfum dan Insiden", published by Yayasan Bentang Budaya in 1996.

Mailing-list Seno Gumira fans:
http://groups.yahoo.com/group/senogum...

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
111 (22%)
4 stars
214 (42%)
3 stars
159 (31%)
2 stars
11 (2%)
1 star
4 (<1%)
Displaying 1 - 30 of 121 reviews
Profile Image for Dion Yulianto.
Author 24 books196 followers
March 14, 2017
Jika membaca Mahabharata kita disuguhi dengan nilai-nilai kepahlawanan para Pandawa, maka dalam buku ini Pandawa-lah yang kayak dikritik habis-habisan. Seno sepertinya menggunakan sudut pandang feminisme, dengan begitu banyak baris kalimat yang cenderung agak menyudutkan Pandawa. Dengan cerdas, penulis mengajak pembaca melihat kisah ini dari sudut pandang Drupadi sehingga sedikit banyak kita bisa 'memahami' besarnya dendam wanita itu terhadap keluarga Kurawa. Dari buku ini juga, kita belajar untuk menguak sisi hitam dari manusia--bahwa manusia adalah mahkluk yang abu-abu alias perpaduan dari hitam dan putih, baik dan buruk. Selalu ada alasan di balik setiap tindakan dan pilihan. Dan lewat membaca buku-buku seperti Drupadi ini, kita belajar untuk tidak lekas menghakimi dan mau memahami.

Ulasan di https://dionyulianto.blogspot.co.id/2...
Author 3 books29 followers
February 13, 2017
Begini, Ini sepenuhnya pendapat pribadi. I only know Drupadi is a goddess created from a lotus flower and married 5 Knights called the Pandawa. The Pandawa are strong with their magic skill, fighting skill, and wisdom. As if they're demigod. But they're also human and so is Drupadi. They made a huge mistake, sacrificing Drupadi and led them to banishment from their own Kingdom. After one year of exile, they rose with the help of neighboring Kingdom and claim their Kingdom back. And Drupadi got her own revenge. In this retelling, Drupadi was told with strong character who fight for her own rights as a woman. He married 5 men, for godsakes! Other than that, the book has many beautiful poems and I can't stop reading it (padahal tadinya cuma buat temen makan). You see, this rating is entirely subjective. hehe
Profile Image for Marina.
2,033 reviews356 followers
April 1, 2017
** Books 114 - 2017 **

3 dari 5 bintang!

Mahabharata versi Seno Gumira Ajidarma yang dikemas dengan sudut perspektif Drupadi! Tetap sih menurut saya juaranya masih dipegang The Palace of Illusions by Chitra Banerjee Divakaruni yang membuat ceritanya lebih hidup dan nyata :3

Terimakasih Scoop Premium!
Profile Image for Muhajjah Saratini.
289 reviews9 followers
March 6, 2017
“Bisakah manusia berada di atas baik dan buruk, benar dan salah, derita dan bahagia, berada di atas segala pertentangan di dunia?”—hal. 128

Saya rasa versi Seno ini bisa menjawab kenapa nazar Drupadi sampe mau keramas pakai darah Dursasana.
-___-"

Review lengkap akan menyusul.
Profile Image for Aqessa Aninda.
Author 5 books364 followers
September 28, 2017
Bukan nama Seno Gumira Ajidarma yang membawa gue ke buku ini. Tapi nama Drupadi itu sendiri. Drupadi bukan perempuan hebat seperti Srikandi. Dia hanya perempuan biasa yang mengikuti suratan takdir. Menjadi satu bunga untuk lima pandawa, murid-murid terbaik Mahaguru Dorna, yang memenangkannya dalam sebuah sayembara. Meski cintanya hanya untuk Arjuna, yang ia pikir merupakan titisan Kresna.

Bukankah itu memang takdir perempuan? Bahwa kami kadang tidak bisa memilih untuk memiliki lelaki yang kami inginkan, tetapi kami harus memilih untuk menerima lelaki yang menginginkan kami?

Drupadi menerima takdirnya, kemudian harga dirinya diinjak-injak oleh Kurawa. Maka ia bersumpah tidak akan pernah menggulung rambut panjangnya sebelum ia mengeramasi rambutnya dengan darah Dursasana.

Drupadi perempuan biasa yang dengan lidahnya menuntut hak atas harga dirinya yang kemudian berakhir dengan peperangan. Ia hanya perempuan biasa yang tak berhasil sampai di Puncak Mahameru untuk moksa bersama kelima suaminya. Tapi bukan berarti dia tak punya kekuatan sama sekali. Menjadi perempuan biasa adalah kekuatannya, karena perempuan biasa adalah kelemahan setiap laki-laki.

Adegan paling epik dari buku ini adalah waktu Bima ngebunuh-bunuhin kurawa dengan buasnya. Dialah yang menuangkan darah Dursasana ke cawan untuk Drupadi mengeramasi rambutnya.
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for biya.
11 reviews3 followers
November 24, 2020
Di dunia ini laki-laki selalu merasa dirinya paling menentukan. Cobalah kita pada perempuan mengambil keputusan, pastilah mereka kelimpungan. - Drupadi.

Siapa yang tidak jatuh cinta dengan Dewi Drupadi? Kecantikannya sudah menjadi rahasia umum bagi dunia ini.
Saya jarang menemukan buku Pandawa yang disajikan dengan point of view dari Drupadi, bagaimana Drupadi menghadapi segala cobaan hidup mulai dari tidak diberi pilihan, korban pemerkosaan, dan masih banyak yang lain.
Saya suka bagaimana Seno Gumira Ajidarma menggambarkan rumah tangga yang patriarkis secara gamblang, bagaimana perempuan hanya dituntut menjadi diam, diam berarti cantik, lemah lembut, dan sebagainya.
Plot cerita yang bisa saya nikmati, sampai-sampai satu jam duduk membaca cerita ini tidak terasa bosan, bahkan saya kaget ketika cerita ini sudah habis.
❤️❤️❤️
Profile Image for Ratih.
205 reviews17 followers
April 3, 2017
walo singkat dan kesannya melompat-lompat ceritanya, tetep aja yahud luar biasa! Pak SGA emang pinter banget deh mengolah ulang kisah pewayangan yang sangat terkenal ini. ilustrasi2 dari Pak Danarto juga bagus2. yah terlepas dari sampulnya yang agak-agak gimana...gitu.

I. Am. Speechless.

beneran, ga tau musti nulis repiu dari mana.
Profile Image for Els~.
29 reviews3 followers
November 10, 2022
Membaca judulnya saja, mungkin pembaca sudah mampu menduga apa isi di balik sampul merah jambu yang sarat akan nuansa "keperempuanan" ini dan bagaimana jalan ceritanya. Ditambah dengan pertanyaan: "Apa artinya Pandawa tanpa Drupadi" pada sampul belakang buku yang seolah menjadi "pemantik" bagi pembaca supaya tergelitik untuk melontarkan pertanyaan selanjutnya: "Memang siapa Drupadi? Seberapa hebat dan apa kontribusinya terhadap lima pahlawan yang diceritakan dengan begitu heroik di dalam Wiracarita Mahabharata?"


Alih-alih sekadar menyajikan ulang, Seno Gumira justru merekonstruksi Mahabharata berdasarkan sudut pandang feminis dari seorang Drupadi. Segala kritik terhadap tirani dan ketidakadilan yang diterima oleh Drupadi sebagai seorang perempuan ditumpahkan begitu saja dengan bahasa yang lugas tanpa tedeng aling-aling, seolah mengajak pembacanya untuk melihat cerita dari sisi lain yang berseberangan. Untuk urusan penggambaran "luka" dan "pembalasan dendam", saya akui bahwa Seno Gumira dapat menyampaikannya dengan cara yang "kejam yang indah".


Apabila melihat riwayat publikasi, buku ini ternyata merupakan kompilasi karya Seno Gumira dari waktu ke waktu yang (mungkin saja) terus disempurnakan. Maka dari itu, tidak mengherankan apabila plot yang disajikan cukup padat dan tidak terlalu runut, sehingga tidak jarang membuat pembaca terlempar maju dan mundur.


Meskipun buku ini tidak terlalu tebal dan dapat dihabiskan dalam sekali duduk, tetapi melihat catatan kaki dan referensi bacaan, seolah menegaskan bahwa Seno Gumira membuat karyanya ini dengan penuh tanggung jawab dan tidak sembarangan. Untuk ukuran karya fiksi, tidak banyak penulis yang mau bersusah payah menyampaikan sumber bacaan yang menjadi referensinya. Inilah hal yang membuat saya terkesan dengan seorang Seno Gumira, selain keberanian dan kelugasannya dalam menceritakan Drupadi itu sendiri.
Profile Image for Editanainggolan.
425 reviews13 followers
February 17, 2021
"Siapakah, o, siapakah raden⁣
merayu sukma dalam kegelapan malam? ⁣
Rintihan rebab mengais kelam, o!"⁣

Drupadi, perempuan poliandris.
Putri kerajaan Pancala.
Diciptakan dari bunga teratai yang sedang merekah, yang kecantikannya melebihi mimpi.⁣

Berbeda dengan kitab Mahabrata yang menceritakan kegagahan dan kepahlawanan, dalam buku ini, dari sudut pandang Drupadi, kita melihat sisi kelamnya. ⁣

Drupadi mengkritik habis-habisan para lelaki. Drupadi berdiri tegak menuntut balas dendam, dimana perempuan pada dimasa itu, manut suami dan tak memiliki kebebasan.⁣
Tak ragu, Drupadi berani menyudutkan para Pandawa, suami-suaminya itu (Yup, adalah para Pandawa adalah suaminya: Yudhistira, Bima, Arjuna dan si kembar Nakula dan Sadewa. Lima hari dalam seminggu dia full booked pemirsah!!! 😂) karena memang suami-suaminyalah yang membuatnya menderita. ⁣

Walau singkat dan kisahnya melompat-lompat (aku sempat bingung 😅), kisah ini Epic. ⁣
Tragedi di Istana Hastina itu savage benerrrr tapi pembalasan dendamnya pun gak kalah barbar! ⁣

Kisah Drupadi bukan kisah Romantis. Drupadi tidak menyukai suratan, baginya, hidup tidak ada artinya tanpa perjuangan.
I'm with you Drupadi 👍⁣

"Maka hidup di dunia, bukan hanya soal, kita menjadi baik atau menjadi buruk, tapi soal, bagaimana kita bersikap kepada kebaikan dan keburukan itu." -hal. 107⁣

Btw, buku ini berisi ilustrasi dan disisipkan puisi-puisi yang membuatku otomatis berlagu saat membacanya, o.....

Drupadi - Seno Gumira Ajidarma (2017)⁣
Diterbitkan oleh : @bukugpu, 149 halaman
Genre : Mythology⁣
Rate dariku : 4⭐⁣
Profile Image for tuesdayat7am.
27 reviews1 follower
April 6, 2021
Saya sudah jatuh cinta dengan Mahabharata semenjak kecil. Kisah tentang Pandawa dan Kurawa yang berperang di padang Kurusetra akan senantiasa menjadi epos favorit saya. Menemukan satu buku yang kembali menceritakan tentang mereka membuat saya tertarik, terlebih jika yang menulis adalah salah satu penulis favorit. Drupadi adalah buku kedua beliau yang saya baca, setelah dulu tak sengaja menemukan Sepotong Senja untuk Pacarku di rak buku perpustakaan kota. *kangen ke perpus :(

Drupadi di sini sebenarnya bukan Drupadi yang semasa kecil saya kenal. Drupadi yang pertama kali saya kenal adalah Drupadi istri Yudhistira. Ya, versi Indonesia. Saya terlebih dahulu bertemu Drupadi yang dimenangkan Arjuna kemudian diperistri oleh putra pertama Pandhu, jadi masih agak asing dengan Drupadi yang diperistri kelima Pandawa. Mungkin karena praktik poliandris belum pernah saya temui di Indonesia. Walaupun begitu, membaca Drupadi berarti mengikuti kembali kisah tentang para Pandawa dengan konflik besar perang saudara, tentang pelajaran hidup, menjalankan darma, kebaikan dan keburukan.

Favorit saya dari buku ini tentu saja gaya penceritaan penulis, juga dengan penyisipan sajak yang makin menambah menarik. Ada juga catatan di akhir buku yang membuat saya agak minder sebenarnya, wong Jowo tapi ora mudheng basane dewe :( Saya juga berharap bisa baca buku-buku yang dijadikan referensi dalam buku ini.
Profile Image for mghf.
198 reviews25 followers
April 6, 2018
Meskipun rasa-rasanya tak paham karena seperti meloncati sebuah lobang besar sekali, ditambah setiap mbaca rasanya selalu: "gimana gimana?", ku tetap menikmatinya. Terutama bab 8, yang dinantikan sejak awal membaca.
Profile Image for Nitaf.
139 reviews2 followers
May 27, 2023
Cukup sedih karena nasib perempuan dioper-oper terus, mulai dari "kepemilikan" ayahnya, suami-suaminya, hingga suratan yang ditetapkan dewata. Bahkan perempuan, semulia apapun, nggak dibolehkan memilih kehendaknya sendiri. Katanya "takdir yang memaksa mereka", percuma bersuara, perempuan hanya harus menjalani takdir yang dipilihkan—atau dibebankan—pada mereka.
Gemes juga sama kelakuan Pandawa yang hipokrit yang dalam praktiknya malah nggak menganggap perempuan setara dengan mereka, lebih sering victim blaming ke pihak perempuan. Walau memiliki peran yang sama, tapi value-nya jelas dibedakan atas dasar gender.
Profile Image for Happy Dwi Wardhana.
242 reviews36 followers
April 2, 2017
Maafkan saya yang tidak hafal tokoh-tokoh dan alur cerita Mahabarata, jadi kenikmatan membaca novel ini tidak terteguk sepenuhnya. Meski demikian, saya sangat suka pemilihan kosakata dan sajak-sajak di dalamnya. Hal tersebut membuat Drupadi menjadi cerita pewayangan yang berkelas tetapi tetap mudah dipahami.
Profile Image for Fitria Mayrani.
520 reviews25 followers
June 18, 2020
"Kemarahan adalah hak manusia... Kita mempunyai hak untuk suatu kemarahan yang beralasan, dan aku menggunakan hak seorang perempuan." (hal. 99)

"Di dunia ini kaum lelaki selalu merasa dirinya paling menentukan. Cobalah kita perempuan mengambil tindakan, maka mereka akan kelimpungan." (hal. 99)

"Kresna, Kresna, bagimu pelaku kekerasan adalah korban. Lantas harus diberi nama apa korban kekerasan itu sendiri?" (hal. 109)
Profile Image for Teguh.
Author 10 books333 followers
January 7, 2017
Saya tahu saya adalah penggemar Seno Gumira Ajidarma, kemudian buku ini berkisah atas sesuatu yang sedari lama saya sukai, yakni wayang. Seperti judulnya, novel ini berkisah dengan sangat singkat (padahal kisah hidup Drupadi sangatlah panjang dan berliku) hidup Drupadi, putri dari raja Drupada dari Pancala yang harus menikah dengan kelima satria Pandhawa. Dengan mengenyahkan rasa cinta paling sejati, yaitu cintanya pada Arjuna.

Bermula dari sayembara untuk merebutkan Drupadi, dengan menarik busur panah dan mengenai seekor burung yang terbang di atas kepala seorang penari. Semua pangeran dan kesatria gagal. Karna hampir berhasil. Tapi Drupadi juga sedikit licik, heeeheee, namanya juga sedang ingin dinikahi Arjuna. Lantas datanglah brahmana dan itu Arjuna. dari kerlingan mata sekilas, Drupadi tahu dialah lelaki yang diidamkan sekaligus kerap mendatangi mimpi-mimpinya. Berhasil, meski Bima harus turun tangan mengadang peserta sayembara yang kalap dan ingin merebut Drupadi. Tetapi mala petaka datang.....

Siapa yang harus menikahi Drupadi?

Kalau di serial Mahabharata, yang kerap saya saksikan, kesalahan ada di Kunthi, karena secara serampangan berkata bahwa hadiah sayembara harus dibagi rata berlima. Tetapi kalau di buku ini, SGA memberi prespektif lain. Bahwa sebenarnya Arjuna mengikuti sayembara untuk Yudhistira. Tetapi biasalah, mereka undur-unduran. dan terpaksa Drupadi dirayah berlima. Ini adalah tragedi pertama Drupadi.

Tragedi kedua adalah soal permainan dadu, yang semua orang tahu, Drupadi dilecehkan karena Yudhitsira kalah main judi. Kalau di serial yang main dadu adalah Duryudana dengan arahan kelicikan Sangkuni. Kalau di buku ini, yang main adalah Sangkuni. Drupadi sampai bersumpah tidak akan mengikat rambut dan sebelum dikeramas dengan darah Dursasana. Di sinilah, Drupadi tampil dengan dendam membara.

Tragedi ketiga, adalah saat bersama-sama dengan Pandhawa mendaki puncak mahameru. Drupadi tak turut Pandhawa. Kenapa? bacalah....
Memang Drupadi adalah perlambang pengabdian sekaligus dendam seorang perempuan, bila luka sudah sedemikian dalam menghunjam.

Tetapi, saya merasa SGA kurang banget. Oke-lah part-part diloncati. Tetapi adegan kalah di meja judi, menurutku masih bisa diperpanjang yang bisa menikam ulu perasaan. Tetapi karena penulisnya adalah Seno, saya tetap menyukainya....

Love it! Semoga SGA, mau menuliskan Karna, tokoh paling kusukai dari mahabharata. Jujur, dan apa adanya.
Profile Image for Anggi Hafiz Al Hakam.
329 reviews5 followers
September 4, 2017
Apakah perempuan diandaikan tidak punya kemauan? Tentu seorang perempuan memiliki kehendaknya sendiri.

Kisah tentang Drupadi adalah kisah sejati kodrati seorang perempuan. Sebuah kisah yang menyayat hati karena ketulusan yang suci. Tentulah tidak perlu saya ulang lagi bagaimana kisah Drupadi. Belakangan ini, kisah epik Mahabharata kembali muncul di layar kaca. Sila tengok sendiri jalan ceritanya di bagian Drupadi yang masih berkaitan dengan lakon Pandawa Dadu.

Saya tidak heran jika Seno Gumira Ajidarma kembali menulis tentang sebuah lakon. Sesudah pengemasan kembali kisah epik Ramayana dalam Kitab Omong Kosong, tentunya. Seno sendiri agaknya memainkan wacana tentang hegemoni gender yang diibaratkannya dengan kisah Pandawa dan Drupadi. Seno banyak menggunakan referensi lain yang menambah kekuatan buku ini. Utamanya soal Mahabharata.

Drupadi yang hadir ke tangan pembaca yang budiman adalah Drupadi yang telah melewati sekian banyak riwayat publikasi. Bab 1 hingga bab 4 dimuat secara bersambung dalam majalah mingguan Zaman, 14 Januari-11 Februari 1984. Bab 5 masih dimuat Zaman edisi 22 Desember 1984. Bab 6 hingga 10 ditulis medio 2000. Bab 10 muncul kembali dalam harian Kompas Minggu 7 Januari 2001, Cerpen Pilihan Kompas 2002, dan Senja dan Cinta yang Berdarah (2014). Sedangkan, Bab 6, 7, 8, 9 dimuat pada berbagai harian yaitu Suara Pembaruan, Media Indonesia, Republika, dan Suara Merdeka.

Ada perasaan miris sepanjang pembacaan. Bahwa Pandawa Lima yang agung itu lebih membela saudaranya para Kurawa daripada harga diri istri mereka. Drupadi tidak menyukai suratan karena kehidupan manusia menjadi tidak berarti tanpa adanya perjuangan. Jika segalanya telah menjadi suratan, apakah yang masih menarik dalam hidup yang berkepanjangan ini? Apakah usaha manusia tidak ada artinya? Apakah memang semua sudah ditentukan seperti nasibnya yang menjadi istri dari kelima ksatria Pandawa? Drupadi adalah sebuah kehendak sekaligus gugatan.

Profile Image for Arikhna Rizqiyana F.
15 reviews11 followers
April 30, 2018
"Maka hidup di dunia bukan hanya soal kita menjadi baik atau menjadi buruk, tapi soal bagaimana kita bersikap kepada kebaikan dan keburukan itu" (Page.107)

Jika sebelumnya cerita yang selalu aku dengar dari Pandawa adalah perihal aksi heroik mereka, kegagahan, ketampanan, dan sikap bijaksana yang mereka miliki. Buku ini memberikan sudut pandang baru yang cukup menarik karena diungkap dari perspekstif Dewi Drupadi -wanita cantik bak bidadari yang tak lain adalah istri dari kelima Pandawa. Tapi siapa yang bakal menyangka, dibalik kecantikan paras dan keindahan hidup bersama Pandawa yang melahirkan rasa kagum sekaligus cemburu di hati manusia, Dewi Drupadi sebenarnya menderita dengan segala macam penderitaan yang tidak bisa dibayangkan oleh manusia. Ibarat hidupnya selama ini yang dilihat orang lain sebagai bentuk kehidupan sempurna diatas segalanya, maka kepedihan yang dia rasakan pun berada diatas rasa tersakit yang bisa dialami manusia biasa.

"Di dunia ini kaum lelaki selalu merasa dirinya menentukan. Cobalah kita perempuan mengambil tindakan, maka mereka akan kelimpungan" (Page.99)

Secara garis besar buku ini mengisahkan tirani hidup Dewi Drupadi -istri Pandawa yang selalu menjadi korban dari sikap ksatria yang dianut oleh kelima suaminya, namun sebenarnya apalah arti Pandawa tanpa Drupadi ? Menariknya, buku ini mengangkat sisi feminisme sang Dewi dalam menghadapi ketidakadilan hidup, bagaimana pemikirannya tentang kesetaraan dan makna hidup ksatria yang tidak seharusnya melahirkan korban seorang wanita -aku akui buku ini lumayan apik dalam menyiratkan pentingnya peran wanita di sisi pria (bukan hanya mengekor di belakangnya).

Buku ini menarik dan cukup bagus untuk dibaca, namun terkesan secara paksa dipangkas ceritanya dengan alur yang melompat-lompat dan pengemasan bahasa yang kurang bisa dipahami oleh orang biasa. Di sisi lain inti dari cerita yang ditawarkan buku ini membawa pesan inspiratif yang bisa kita renungkan bersama. Selamat membaca !
Profile Image for Sedang Baca Buku.
10 reviews
January 21, 2022
Drupadi tidak menyukai suratan. Apakah artinya hidup manusia tanpa perjuangan? Jika segalanya telah menjadi suratan, apakah yang masih menarik dalam hidup yang berkepanjangan?

Epos Mahabharata diambil dari sudut pandang Drupadi sebagai tokoh utama. Seno Gumira berhasil menceritakan kembali salah satu Epos--kalau bukan satu-satunya--yang tidak pernah kehilangan daya tarik untuk selalu diperbincangkan, diperdebatkan bahkan direnungkan. Pertentangan tentang baik-buruk, benar-salah, buruk-indah dalam segala kejadian yang melibatkan Pandawa dan Kurawa dalam hal politik dan perebutan kekuasaan.

Banyak sekali paradoks yang coba dihadirkan oleh Seno sehingga membuat kita merenung, meskipun tetap dalam bahasa yang mudah dimengerti.
Drupadi mampu Ia tampilkan sebagai seseorang yang menjunjung nilai-nilai kesetaraan antara lelaki dan perempuan. Walaupun dalam kenyataannya dia adalah poliandris yang menikahi lima Pandawa secara bersamaan.

"Sepanjang hidupnya Drupadi ingin memanusia, dan dewa-dewa memberinya puncak-puncak kebahagiaan maupun penderitaan yang paling mungkin dialami manusia."

Novel yang masih sangat menarik untuk dibaca, terutama bagi kawan baca yang ingin belajar tentang feminisme. Feminisme sesungguhnya yang memang mencari kesetaraan, bukan keistimewaan yang berkedok kesetaraan. Menurut saya Drupadi adalah salah seorang feminis sejati dalam tokoh pewayangan.

Twitter: @kawanbabu
Profile Image for juwitaju.
37 reviews5 followers
June 2, 2020
Melihat dari judulnya, mungkin beberapa orang yang sebelumnya mitologi mengenai Mahabaratha sudah menduga kisahnya akan berakhir seperti apa. Bahkan orang yang menyukai mitologi tersebut akan hafal betul luka seorang Drupadi. Kisah dalam buku ini menceritakan tentang Drupadi, tidak luput juga kelima suaminya.

Apabila melihat riwayat publikasi bab yang ada di dalam buku ini, tidak mengherankan jika dibanding berjalan dengan satu plot runtut, pembaca justru dilempar dari suatu masa ke masa. Peristiwa yang digambarkan di dalam buku ini dibuat super padat. Ketiranian dan ironi menjadi teman dekat yang menciptakan sosok Drupadi yang dikenal dunia, tapi sayangnya sense tersebut tidak terlalu kuat. Tapi jangan salah, untuk urusan penggambaran dendam, buku ini punya detil yang ‘indah’. Dipadu dengan beberapa sajak pendek yang seolah menjadi kidung seolah mendukung suasana yang sedang dibangun oleh penulis dalam setiap babnya.

Bukunya ini memang tipis. Tapi melihat catatan kaki yang disertakan oleh penulisnya membuat buku ini seolah ditunggangi oleh sesuatu yang luar biasa besar. Menceritakan suatu mitologi berarti berani bertanggung jawab dengan suatu kepercayaan yang telah dicecap masyarakat dan Seno tidak melakukannya dengan sembarangan. Dibanding dengan sekedar menyajikan cerita dalam bukunya, Seno semacam mengajak pembacanya masuk ke pintu lain melalui bukunya sebagai gerbang.
Profile Image for Yesahta Rinda.
65 reviews11 followers
November 27, 2020
"apalah artinya pandawa tanpa drupadi"

mahabarata versi seno gumira ajidarma. yang mengkhususkan cerita tentang drupadi,

seorang wanita tak beribu yang disayembarakan,

yang jatuh cinta pada pandangan pertama dgn arjuna,

namun akhirnya harus menikah dengan kelima pandawa,

dan harus ikut mengembara dan menderita karena kebodohan suaminya,

yang dipertaruhkan di meja judi oleh suaminya,

lalu ditelanjangi oleh para kurawa di hadapan kelima suaminya yang tidak bisa berbuat apa-apa,

yang ayahnya mati berperang membela suaminya,

dan kedua saudara serta seorang anaknya pun mati setelah menang baratayuda, dibunuh aswatama

yang menemani kelima suaminya moksa di mahameru namun tak kuat dan akhirnya seda sebelum mencapai puncak

kurang apa lagi penderitaan drupadi?

tapi disini seno gumira ajidarma menonjolkan sisi feminisme lewat drupadi yang tidak takut bersuara dan pemberani dalam membela haknya, pandawa pun dikritik habis-habisan

terakhir, kisah drupadi dibawakan dengan ringan dan tidak membosankan hehe
Profile Image for weirdniss.
39 reviews5 followers
January 25, 2021
"Kemarahan adalah hak manusia.
Kita mempunyai hak untuk suatu kemarahan yang beralasan, dan aku menggunakan hak seorang perempuan." (hlm. 99)

Buku Drupadi meerupakan buku yang mengisahkan pewayangan yang terasa berkelas namun tetap mudah untuk dipahami.

Meski saya nggak pernah baca perihal kisah pewayangan Mahabrata sebelumnya, jadi kenikmatan membaca kisah ini tidak terserap sepenuhnya. Walau begitu, dengan kosakata serta sajak yang indah, saya tetap bisa menikmatinya.

"Di dunia ini kaum lelaki selalu merasa dirinya paling menentukan. Cobalah kita perempuan mengambil tindakan, maka mereka akan kelimpungan." (hlm. 99)

Adegan paling epik dari buku ini adalah ketika Bima perang membunuh-bunuh Kurawa dengan buasnya. Kemudian dia lah yang menuangkan darah Dursasana ke cawan untuk mengeramasi rambut Drupadi.

"Bukankah itu memang takdir perempuan? Bahwa kami kadang tidak bisa memilih untuk memiliki lelaki yang kami inginkan, tetapi kami harus memilih untuk menerima lelaki yang menginginkan kami?"
Profile Image for raflyfaridh.
41 reviews
July 16, 2022
Dibalik keindahan yang menjadi simbol dalam dirinya, drupadi merupakan cetak biru dari tokoh emansipasi wanita. Tak selamanya wanita harus tunduk terhadap pria. Dibalik keberanianya, drupadi harus mengalami pahitnya direndahkan dan dipermainkan perasaanya oleh makhluk yang bernama pria.
Profile Image for Gita Putri.
28 reviews1 follower
August 20, 2017
Just a compilation of Seno's short stories about Drupadi. Not his best.
Profile Image for Meownikkk~.
83 reviews2 followers
June 27, 2022
Since Mahabharata is my fav, nyoba baca ini. Apa yang kudapat selain bacaan hiburan? Yap btul, emosi. Poor Drupadi, she deserves better:((
Profile Image for risal.
29 reviews6 followers
October 13, 2025
Pengalaman membacanya serupa Kitab Omong Kosong sebab ada puisi yang diselipkan di sana-sini. Judul bukunya Drupadi, jadi sebenarnya aku mengharapkan lebih banyak cerita tentang Drupadi. Mungkin kejadian dari sudut pandangnya atau pergolakan batinnya. Namun, cerita dari sudut pandang Pandawa masih mendominasi, pergolakan batin Drupadi ditunjukkan lewat percakapan-percakapan. Meskipun boleh dikata bahwa badan cerita digerakkan oleh Drupadi: mulai dari pernikahannya, pemerkosaannya, pembalasan dendamnya, kehilangan anaknya, hingga kematiannya.

Sangat jelas terlihat di sinu bahwa Seno menggunakan pisau feminisme untuk mengkritik perilaku Pandawa dan membela hak-hak Drupadi. Tentang pernikahannya:

Ah, kalau saja perempuan bisa memilih suaminya sendiri! (hal. 8)

Tentang Pandawa yang saling “melempar” Drupadi untuk dinikahi saudaranya yang lain:

Apakah perempuan diandaikan tidak punya kemauan? Tentu seorang perempuan memiliki kehendaknya sendiri. Namun meski dirinya hidup di antara para bijak, selain kepada perempuan tidak pernah diajukan pertanyaan, perempuan sendiri tidak akan memperjuangkan kehendak dan cita-citanya dengan cara menyatakannya. (hal. 26)

Tentang dirinya yang diperkosa dan para suaminya diam saja:

Apakah seorang perempuan boleh dihina dan tidak dipedulikan harga dirinya? … Bukankah pria dan wanita sesungguhnya setara? Tapi mereka tidak pernah menyetarakan perempuan. … Apa yang tidak terhormat dari pemberianku? Itu penghinaan kepada perempuan! (hal. 96)

Aku seorang perempuan dan aku masih manusia, aku tidak akan membiarkan diriku dihina! (hal. 97)

Tentang pembalasan dendamnya pada Dursasana dengan keramas menggunakan darahnya:

Dunia ini penuh kekerasan, Kresna. Terutama aku, perempuan, yang selalu jadi korban. (hal. 108)

Aku sudah menjadi korban, dan dari seseorang yang sudah menjadi korban, engkau memintanya berjiwa besar. Apakah itu tidak terlalu berlebihan? (hal. 108)

Kresna, Kresna, bagimu pelaku kekerasan adalah korban. Lantas harus diberi nama apa korban kekerasan itu sendiri? (hal. 109)

Tentang kematian putranya:

Siapakah kiranya yang tidak akan menduga, bahwa aku memang dilahirkan untuk hidup menderita? O, dewa! Siapakah kiranya tega memasangkan peran ini untukku? Peran perempuan menderita tiada terkira. (hal. 118)

Tentang kehidupan:

Betapa lebih tenang rasanya menjadi bunga teratai yang mekar di tengah kolam. Menjadi manusia, pikirnya, nasib takpernah terduga. (hal. 8)

… apakah aku harus menjadi laki-laki seperti Shikandi yang menunggu-nunggu saat pertempurannya dengan Bhisma? (hal. 96)

Apakah usaha manusia tidak ada artinya? Apakah semuanya memang sudah ditentukan oleh dewa-dewa? Drupadi merasa kehidupan ini tidak adil. Mengapa penderitaan ditimpakan kepada perempuan? (hal. 100)
Profile Image for Clavis Horti.
125 reviews1 follower
August 5, 2023
Dalam buku Drupadi karya Seno Gumira Ajidarma, kita dihadapkan pada kisah menegangkan yang memimpin kita melalui perjalanan hidup perempuan tangguh, Dewi Drupadi. Karya ini tak hanya merentangkan benang cinta dan dendam, melainkan juga merangkai benang hak perempuan dan kesetiaan dalam peran yang dihadapi dalam lingkungan yang penuh dengan tantangan. 

Melalui gaya bahasa yang mengagumkan, penulis berhasil mengecat awal kisah Drupadi sebagai seorang wanita memesona yang menjadi pusat perhatian. Namun, langit-langit harapannya segera suram oleh ujian memilih pasangan hidup melalui kompetisi memanah, yang menjadikannya tak berdaya dalam menentukan nasibnya sendiri. Penggambaran ini dengan cepat membangun empati pembaca dan membuka jalan bagi perjuangan Drupadi yang penuh tantangan. 

Dalam konteks intrik politik dan pertempuran antara Pandawa dan Kaurawa, kepribadian kokoh Drupadi terungkap dengan lebih jelas, terhimpit oleh luka batin dan perasaan terabaikan. Melalui interaksi dialog dan tindakan, ia mempersembahkan kedalaman emosional yang memikat, memperkaya dimensi karakternya. 

Puncak emosional yang mengguncang hati terjadi ketika Drupadi berjanji untuk tidak mengikat rambutnya sebelum darah Dursasana mengenainya, dan ketika Bima berkomitmen keras dalam pelaksanaan sumpahnya. Detil ini menciptakan ketegangan emosional yang mendalam, mengungkapkan lapisan emosi yang rumit dalam diri Drupadi, dan secara tajam memvisualisasikan perjuangan batin serta keteguhan hati karakter utama. 

Gaya penulisan penulis berhasil membentuk suasana puitis yang memukau, menjadikannya salah satu keunggulan utama buku ini. Deskripsi yang dalam dan kalimat indah memberikan dimensi ekstra pada setiap adegan. Selain itu, penyampaian pesan-pesan filosofis melalui kata-kata yang indah mengajak kita merenungkan makna mendalam tentang kehidupan dan takdir.

"Drupadi tidak menyukai suratan. Kehidupan manusia tidak ada artinya tanpa perjuangan. Jika segalanya telah menjadi suratan, apakah yang masih menarik dalam hidup yang berkepanjangan? Apakah usaha manusia tidak ada artinya?”


Kutipan ini dengan jelas menggarisbawahi pentingnya perjuangan dalam hidup dan menolak pandangan bahwa segalanya telah diatur sebelumnya. Pesan ini mengajak kita untuk menghargai dedikasi dan tekad kita dalam menghadapi cobaan, serta menemukan nilai sejati dalam hidup.

Secara keseluruhan, Drupadi adalah sebuah karya yang memiliki kemampuan luar biasa dalam membangkitkan emosi dan mendorong refleksi mendalam. Fokus yang tajam pada isu-isu hak perempuan, kesetiaan, dan perjuangan berhasil membawa kita berjalan melalui perjalanan karakter utama yang sangat dalam. Melalui Drupadi, kita diundang untuk merenungkan esensi sejati kehidupan, arti sebenarnya dari perjuangan, dan makna dari kesetiaan yang teguh.
Profile Image for wulan.
236 reviews6 followers
June 30, 2023
pertama kalinya baca buku karya seno gumira ajidarma. kesan pertamaku adalah, wah diksinya bagus banget! drupadi digambarkan indah, dengan kecantikan tiada tanding. sampai orang2pun menamai anaknya drupadi.

kala itu ada sayembara memanah burung di atas kepala penari. pemenangnya bisa menjadi suami drupadi. sayembara dimenangkan oleh arjuna. tapi arjuna seperti enggan menikahi drupadi.

setelah dilempar2 bak objek, drupadi akhirnya menikah dengan pandawa, lima bersaudara, yudistira, bima, arjuna, nakula, sadewa. padahal kan kalau dipikir, pemenang sayembara itu arjuna.

rasanya kemenangan arjuna harus dibagi rata dengan saudara saudaranya, jadilah drupadi istri dari ke lima ksatria tersebut. padahal drupadi bisa saja menikah hanya dengan arjuna, tapi di sini perempuan seperti tidak punya hak untuk beropini.

di waktu lain yudistira bermain dadu. semacam judi kalau menurutku, si pemain harus bisa menebak berapa angka yang muncul pada dadu, ada taruhannya juga. saat yudistira ini kehabisan harta untuk ditaruhkan, ia menjadikan negaranya dan istrinya sebagai bahan taruhan.

sementara yudistira ini dikenal sebagai ksatria yang selalu kalah dalam permainan dadu. kalau zaman sekarang yudistira ini sangat red flag. bayangin aja drupadi sampai diseret seret, dan semenjak itu drupadi nggak mau menyanggul rambutnya lagi.

drupadi ini merupakan makhluk ciptaan, ia tidak lahir dari rahim perempuan. tapi turut dirasakannya penderitaan sebagai manusia. penderitaan yang sangat memilukan jika dibayangkan.

penilaianku terhadap buku ini semata mata karena minimnya pengetahuanku terhadap baratayuda juga tokoh2nya. membaca buku ini membuatku ingin menguliknya lebih dalam.
⭐️ 3/5

berikut adalah kutipan kutipan yang kusukai dari buku ini:

alangkah mudahnya mencari istri kalau kita sakti, pikirnya, mementang busur, memanah, lalu sudah. aku tak pernah mengenal dia, kecuali namanya yang harum di medan pertempuran karena membunuhi sekian puluh ribu nyawa. ah, kalau saja perempuan bisa memilih suaminya sendiri!
p. 8

apakah perempuan diandaikan tidak punya kemauan? tentu seorang perempuan memiliki kehendaknya sendiri. namun meski dirinya hidup di antara para bijak,--
--selain kepada perempuan tidak pernah diajukan pertanyaan, perempuan sendiri tidak akan memperjuangkan kehendak dan cita-citanya dengan cara menyatakannya.
p. 26

bukankah pria dan wanita sesungguhnya setara? tapi mereka tidak pernah menyetarakan perempuan! mereka bahkan tidak bertanya apa pendapatku!
p. 96
This entire review has been hidden because of spoilers.
Profile Image for Wina S. Albert.
164 reviews2 followers
October 1, 2024
Novel ini menyoroti kisah Drupadi, seorang perempuan yang terjebak dalam keindahan dan kebesaran yang dibangun oleh masyarakatnya. Di satu sisi, saya melihat sosok Drupadi yang anggun dan kuat, tetapi di sisi lain, ia adalah korban dari sistem patriarki yang mengatur kehidupannya. Ini seakan-akan mengisyaratkan bahwa meskipun seseorang mungkin terlihat berkuasa, kenyataannya mereka sering kali hanya menjadi boneka dalam permainan yang lebih besar.

Dari sudut pandang satir, saya bisa melihat betapa absurdnya dunia para ksatria yang berjuang untuk mendapatkan Drupadi. Mereka, yang seharusnya menjadi pahlawan, justru terjebak dalam ego dan ambisi mereka sendiri. Mereka berusaha keras untuk menunjukkan kesaktian dalam sayembara, sementara Drupadi sendiri hanya menginginkan cinta yang tulus. Hal ini menggambarkan ironi bahwa dalam pencarian cinta dan kekuasaan, sering kali yang terabaikan adalah keinginan dan perasaan individu itu sendiri.

Novel ini juga menyentil standar sosial yang ada, di mana kedudukan seseorang ditentukan oleh asal-usul dan status. Ketika Karna, yang memiliki kemampuan luar biasa, ditolak hanya karena statusnya, saya dihadapkan pada kenyataan bahwa masyarakat sering kali lebih memilih penampilan luar dibandingkan nilai-nilai sejati. Ini mengajak saya untuk merenungkan: seberapa sering kita menilai seseorang berdasarkan label yang melekat padanya, bukan pada karakter dan kemampuan yang sebenarnya?

Drupadi menjadi simbol dari banyak perempuan yang terperangkap dalam harapan dan ekspektasi orang lain. Dalam dunia yang didominasi oleh laki-laki, suara dan keinginan perempuan sering kali terpinggirkan. Ini menyoroti pentingnya pemberdayaan perempuan dan pengakuan akan hak-hak mereka dalam menentukan takdir hidup mereka sendiri.

Seno Gumira Ajidarma mengajak saya untuk melihat lebih dalam ke dalam kisah Drupadi. Dia menunjukkan bahwa di balik keindahan dan kemegahan, terdapat kompleksitas emosi dan dilema moral yang sering kali diabaikan. Pesan yang mendalam ini mengingatkan saya bahwa untuk memahami seseorang, saya harus melampaui permukaan dan menggali lebih dalam, terutama dalam dunia yang penuh dengan konvensi dan norma yang kadang kala menyesatkan.
Profile Image for nadya.
84 reviews
February 23, 2022
3.5 stars

just so you know, aku sukaaa bgt sama Mahabharata. when i was a kid, watching it on the local tv channel and buying all of dvd has been my ritual every week. dan sekarang aku masih suka nonton2 ulang karena emang sesuka itu! makanya pas aku lihat buku ini, aku langsunh tertarik karena ini menceritakan sudut pandang Drupadi, yakni istri Pandawa.

karena buku ini benar-benar fokus dengan drupadi, buku ini terkesan berlompat-lompat karena memang buku ini hanya meng-highlight bagian-bagian signifikan Drupadi. tapi karena aku memang hapal plotnya, jadi aku gaada masalah apapun.

menurutku, buku ini membuatku lebih mengerti cerita Mahabharata dalam perspektif Drupadi yang sebenarnya awalnya hanya mencintai Arjuna, namun terpaksa menikahi kelima Pandawa. Pandawa selalu dideskripsikan sebagai suatu demi-God, which is sama sekali ga salah, tp kita ttp jgn lupa kalau mereka manusia juga dan mereka membuat beberapa kesalahan. nah buku ini juga membicarakan bbrp hal tersebut.

namun, hal yang menurutku kurang adalah bagaimana cerita ini terasa seperti memojokkan para Pandawa. buku ini seakan-akan memberi kesan yang sangat negatif thd Pandawa, dan ending nya itu rasanya menurutku sangat bertolak belakang dengan sifat-sifat mereka. Seakan-akan buku ini benar-benar ingin memojokkan Pandawa jadi terkesannya memaksa. ada bbrp poin sihh yg memang salah mereka sepenuhnya (contohnya bagian mereka berjudi). tp tetap saja, bagaimana cara Drupadi diperlakukan dalam ending, memberikan kesan bahwa Pandawa sangat tidak menghormati istrinya.

nevertheless, it was an interesting read! oh iya, seneng bgt ada berbagai sumber di akhir buku agar kita tahu kalau buku ini was throroughly researched.
Displaying 1 - 30 of 121 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.