“Apa yang paling kau takutkan dalam hidup?” “Berpisah denganmu.”
Jika kau percaya cinta itu nyata, pastikan kau siap mencecap pahit-manisnya. Dan, jangan berharap semua akan mudah-mudah saja. Ketika cinta teruji, percayalah… akan selalu ada tangan yang menggenggammu, dan kaki yang selalu membersamai langkahmu.
Kisah yang akan kau temui di sini, memang bukan tentang cinta yang selalu sempurna. Melainkan, cerita tentang seberapa pun dalam luka yang tergoreskan, pada akhirnya, semua akan baik-baik saja. Namun, terkadang, kita tak benar-benar tahu akhir yang tepat untuk luka-luka itu. Apakah lebih baik bertahan atau perlahan melepaskan?
The best of Robin Wijaya Aku betul-betul terkesan dengan novel ini. Sebetulnya idenya bukan ide baru. Kalo dibayangkan versi filmnya, ada beberapa film dengan konsep cerita seperti ini. Misalnya Rectoverso, Love, sama Love Actually. Tapi tetap aja terasa istimewa karena gak banyak penulis yang menulis novel seperti ini.
A mOment to Love You menceritakan kisah 5 pasangan. Rama-Kinan, Benny-Rasti, Wira-Mitha, Galih-Niken dan Dio-Renata. Benang merahnya ada di sebuah kios bunga bernama Chrysant. Kenapa Chrysant? Baca aja dan temukan alasan penamaan kios tersebut. Dan alasan kenapa bunga krisan ini jadi istimewa banget bagi salah satu pasangan di novel ini.
Setiap tokoh punya masalah cinta masing-masing. Mulai dari masalah rumah tangga, masalah patah hati, friendzone, kehilangan kekasih, sampai pengkhianatan. Kalo bisa dibilang, karena ceritanya warna-warni inilah yang bikin novelnya gak membosankan. Jadi setiap masuk ke kisah pasangan baru, pembaca bertanya-tanya, kali ini ceritanya apa ya?
Nah, aku ini tipe pembaca yang suka penasaran. Karena begitu masuk pasangan kedua, aku mulai tahu kalau novel ini punya kisah-kisah yang saling terkait. Aku jadi kepo buka-buka halaman belakang untuk cari tahu siapa pasangan berikutnya. Dan hal itu juga membuat kita jadi menebak-nebak di sepanjang cerita. Ini si A hubungannya apa ya sama si B. Ini si D itu siapanya si C sih? Tapi nggak membingungkan kok. Nggak sampai harus bolak-balik novel juga. Kecuali di pasangan kelima, karena kedua tokohnya cuma dimunculkan jadi semacam teaser di pasangan-pasangan sebelumnya.
Hal yang menarik adalah karena aku membaca novel ini 2 kali (soalnya aku penasaran sama detail-detail novelnya yg kelewat waktu pertama baca). Aku jadi menemukan banyak tokoh yang sebetulnya sudah jadi cameo tapi nggak disebut secara langsung di pasangan sebelumnya. Misalnya, di cerita Rama dan Kinan. Ada adegan dimana Dio & Renata lewat di samping mobilnya Rama, tapi pembaca nggak dikasih tau secara langsung mereka siapa. Dan kita baru ngeh waktu udah sampai di partnya Dio dan Renata. Terus di part nya Benny & Rasti, ada Wira yang menyeberang jalan pakai sepeda sambil membawa bunga di tasnya. Di part nya Mitha dan Wira, ada siaran radio yang dibawakan Renata. Dsb. Menurut aku itu keren banget. Dan..... kalo pembaca jeli, sebetulnya biang kerok di pasangan kelima itu sudah dikasih petunjuknya dari awal banget loh. Waktu Rama cerita soal temennya yang kerja di Singapura.
Hal-hal di atas yang pada akhirnya membuatku menobatkan novel A Moment to Love You ini sebagai the best nya Robin Wijaya. Selain jalan cerita yang menarik. Detail-detail kecil yang nggak terpikirkan oleh pembaca itu menurut aku cerdas. Selain karena gaya menulis Robin yang seperti biasa mampu menyentuh dengan pilihan-pilihan katanya yang lembut tapi nggak lebay.
Terakhir, jangan lewatkan kutipan-kutipan puisi Sapardi Djoko Damono yang menjadikan novel ini bertambah manis. Semoga Robin mengeluarkan novel sekeren ini lagi.
Moment to love you is too sweet <3 Suka banget sama benang merah kelima cerita. Nggak terkesan dipaksakan. Konsep bunga dengan sisipan kartu yang bertuliskan puisi Sapardi Djoko Damono jadi favorit dan cerita tentang Wira dan Mitha juga paling suka, abege nggak lebay :3
Buku ini termasuk bacaan ringan, namun cukup bermakna. Mengingatkan kita agar selalu menghargai momen dengan orang terkasih. Tokoh-tokoh dalam buku ini memang saling berhubungan, namun cerita di tiap bagiannya tidak saling terkait. Tiap bagian menceritakan sepasang laki-laki dan perempuan dengan kisah cintanya masing-masing. Termasuk rasa cinta yang tumbuh dalam persahabatan laki-laki dan perempuan. Tokoh utama cerita pun dari berbagai usia, mulai dari remaja SMA sampai orang tua.
Kalau menurutku, cerita dalam buku ini sebetulnya kurang greget. Standar aja sih, cerita yang memang sudah sering ada di kehidupan sehari-hari. Ya itu tadi sih, ceritanya ringan.
Ada yang sedikit mengganggu ketika aku baca buku ini. Penempatan tanda baca seperti titik dan koma, juga pemenggalan kalimat. Simple memang, tapi buat yang peka kebahasaannya, ini bisa ngganjel banget 😅 Bisa membuat kenikmatan membaca jadi berkurang.
Entah kenapa butuh waktu lama utk menghabiskan buku ini. Aku sdh lupa kpn mulai membaca buku ini dan kpn selesainya krn tdk terlalu menggebu2 utk menulis reviewnya. Ceritanya sederhana, sarat akan makna, tp mgkn aku pribadi emg kurang cocok dgn ide mas robin utk membuat cerita dari setiap tokohnya. Sempet nginget2 si ini tadi namanya siapa ya. Krn mgkn si tokoh ini kurang penting di cerita sebelumnya jd gak terlalu ku gubris. Eh taunya masuk jd tokoh utama di cerita selanjutnya. Ini penilaian pribadiku aja. Mgkn yg lain lebih bs menikmati keindahan buku ini. 😊
Ternyata novel ini adalah potongan cerita yang tokohnya saling berkaitan satu sama lain. Tapi entah kenapa jadi kurang mendalami masing-masing peran padahal sangat berpotensi.
Sorry to say, Melankolia Ninna sejauh ini yang paling membekas dan pesannya tersampaikan dengan baik.
suka sama cerita di dalemnya! Manis banget. Ngebahas tentang pernikahan, baik buruknya gimana. Apa aja yang diperluin kalau lagi dalam masa yang sama-sama nggak menyenangkan.
Pernah nonton film "Love Actually"? Atau karya lokal bergenre serupa dengan judul "Cinta" yang dibintangi oleh Acha Septriasa, Fauzi Baadila, Almarhum Sophan Sophian, dan Widyawati? Kalau kamu menggemari film atau novel bertema serupa, novel "A Moment to Love You" karya Robin Wijaya ini cocok untuk kamu nikmati. Kisahnya mengeksplorasi segala jenis cinta dan permasalahannya. Mulai dari cinta pertama, hingga cinta di usia senja.
Saya cukup suka dengan gaya Robin Wijaya membawakan cerita. Dari segi diksi dan bahasa tak ada masalah sama sekali, mengalun cukup lancar dan menghanyutkan.
Kalau dari segi plot, saya cukup suka dengan kisah2 yang ditawarkan Robin. Pesan cinta itu tidak mengenal usianya sampai, karakter2nya pun cukup baik untuk menggambarkan kerumitan masalah cinta masing-masing.
Adapun yang cukup mengganjal adalah peran toko bunga yang di awal2 sempat diberi porsi yang besar, pun tokoh remaja lelaki penjaga toko bunga yang saya pikir akan menjadi penggerak cerita, minimal tokoh dengan kisah paling penuh twist, atau paling manis. Saya pikir ceritanya akan benar-benar berputar di sekitar toko bunga tersebut, mungkin bunga2 yang dibeli/diberikan pada tokoh di masing2 cerita akan memiliki arti yang berbeda, tapi beberapa cerita terasa hanya menggunakan toko bunga tersebut sebagai bumbu saja, hanya satu saja yang benar2 menggunakan bunga dan toko bunga sebagai pusat cerita, sisanya antara tokohnya membeli bunga di sana, atau tokohnya lewat di depannya.
Di luar itu ceritanya cukup manis dan menghibur untuk jiwa-jiwa haus romansa yang rindu dengan kisah2 romansa ringan yang bikin senyum2 di tengah kesibukan. Recommended banget, apalagi kalau dibaca di tengah hujan sambil minum teh hangat :D. Manis!
Saya pribadi merupakan penggemar Robin Wijaya, saya membaca novelnya yang berjudul Versus, dan pernah mereview novel Before Us karyanya. Jadi saya sangat menunggu novel2 selanjutya dari Robin Wijaya. Bravo!
Waktu baca ini, perasaanku pindah". Tak jarang pula menebak akhir dari cerita setiap tokoh. Kayak waktu baca bagian Benny & Rasty. Aku bilang, "udah, jadian aja, sih. Kan bisa saling mengobati gegara luka masa lalunya." Tapi... yahh syedihhh 😢 Yg penasaran, baca aja yaaa. Tenang, ini berakhir Happy Ending kok. Hahaa.