Dru, the most wanted bachelor tapi jomblo – itu kata teman-teman satu band Dru. Lebih menyukai suasana sepi dan menikmatinya. Janina, penyiar cantik yang punya mimpi begitu indah dan suka menyanyi. Lebih menyukai keramaian lalu mengamatinya dalam diam. Setelah bertemu dua kali secara random dengan Janina – seorang penyiar radio yang wajah dan suaranya menawan hati, Dru yakin dia jatuh cinta pada wanita itu. Jalan Dru untuk memenangkan hati Janina tidaklah mudah: kenangan masa lalu Janina yang terus membayangi, belum lagi bapak Janina yang dingin dan tidak bersahabat. Akankah Dru mampu merebut hati Janina? Mampukah Janina melupakan kenangannya, dan meyakinkan hatinya bahwa dia juga menyukai Dru?
Dru, pemilik sebuah label musik indie, kafe Kota Koti, dan vokalis band Sunda Kelapa. Janina, penyiar radio dengan acara populer bertajuk Starry Night. Keduanya bertemu karena kesukaan pada musik folk.
Dru jatuh cinta pada pandangan pertama pada Janina dan jatuh cinta (sekali lagi) pada suara Janina saat mendengarnya bernyanyi akustik di radio. Sayangnya utk mendekati Janina ada dua kendala. Masa lalu Janina dan Bapaknya yang galak.
Bapaknya Janina adalah pensiunan tentara Angkatan Udara. Sikap otoriternya bukan hanya di tempat kerja, tapi juga ke anaknya. Kehidupan Janina serba diatur bahkan ketika Janina ingin kuliah di bidang Komunikasi (padahal bapaknya pengen dia masuk Akabri), bapaknya mengajukan syarat. Dia boleh kuliah asal menikah dengan pria pilihan bapaknya. Janina setuju, demi melepaskan diri dari bapaknya. Dengan Panji, dia menemukan sosok yang menjadi pembelanya. Sayangnya kenyamanan itu hanya bertahan 3 tahun.
Status janda Janina menjadi beban sosial yang dibawanya, membuatnya meragukan Dru saat berusaha mendekatinya. Tapi Dru bertahan karena cintanya pada Janina.
Awalnya saya sengaja tidak berekspektasi apa2 untuk novel ini, tapi ternyata saya menyukainya. Alurnya cepat, membuat saya tidak bisa berhenti membacanya.Karakter Dru dan Janina juga loveable, begitu juga dengan orang-orang di dekatnya.
Masih ada typo (pastinya) tapi ga sampai mengganggu. Ohya saya juga suka dengan tambahan info soal musik indie. Kalo penulis menganalogikan band Sunda Kelapa ini kaya Boyce Avenue, pastinya saya bakal suka dengan Sunda Kelapa. Boleh dong membayangkann Dru itu kayak vokalisnya BA... Trus ini yg pasangan2 di dalam novel ini inisialnya sama J dan D (ini maksa sih kesannya), tapi bisalah..soalnya saya dan pasangan juga inisialnya J dan D...hahaha
Pas kubalik ke Jakarta, mencari paketan Starry Night hasil PO, trus buka the brown package, you must know that I almost screamed. Karena sumpah, itu postcardsnya lucu banget fix. I'm a garbage with this kind of thing. I'm a garbage with simple and aesthetic visual graphic. Makanya aku cinta banget sama postcards itu, dan juga sama pembatas bukunya. Itu kan semua orisinil because dirimu ngelukis sendiri. Yampon itu lucu banget aku lemah :( Kaods sama Kaecha aja juga suka banget sama postcards-nya.
Uhm, untuk cerita aku belum bisa berkomentar banyak, karena masih di halaman lima puluhan. Yang jelas, aku suka ide yang diusung, yakni tentang radio yang menyiarkan lagu Indie. Sejak temenan sama Kecha dan Kaods kujadi sering dengerin lagu Indie dan itu emang rich banget. Dan aslelah Jamie Aditya's voice itu suara indo kualitas internasional parah.
Sampai halaman 50-an, kusudah suka dengan penggambaran2 suasana di sana. It's just... I love the vibes, tho. Sendu-sendu asik gimana gitu. Background karakter-karakternya juga beda dari typical novel. So far kusuka sama ceritanya.
But, there's something that held me to read further when i reached half of the book.
Aku nggak merasa attach atau empatik dengan kedua tokoh utamanya. Padahal background Janina dari idenya aja udah menarik. Cuma menurutku lebih banyak ke telling-nya. I see the after effects atas masa lalu Janina tapi aku gak merasa empatik sama Janina. Ide background kisah keluarga Janina udah bagus tapi eksekusi kurang mantap, nggak di-show tapi lebih banyak di-tell.
Starry Night merupakan novel tentang memperjuangkan cinta. Haha, kedengarannya cheesy abis ya, tapi novel ini memang begitu. Starry Night punya latar belakang karakter yang jarang saya temui di novel-novel roman. Janina, si karakter utama perempuan terpaksa menikah muda karena dijodohkan sang Bapak. Menikah adalah syarat yang harus Janina penuhi jika tidak ingin kuliah di jurusan yang diinginkan Bapaknya.
Janina pun menikah dengan Panji, salah seorang anak teman Bapaknya. Meskipun dijodohkan, pada akhirnya Janina merasa nyaman dengan Panji. Panji menjadi sosok yang membelanya dari sang Bapak, yang keras dan selalu mengatur hidup Janina. Sayang, kebersamannya dengan Panji hanya bertahan tiga tahun.
Setelah itu, resmi status Janina sebagai janda. Status ini menjadi beban bagi Janina. Dia khawatir bagaimana kelanjutan hubungannya jika akhirnya dekat lagi dengan seorang laki-laki. Apakah mereka akan menerima kondisi Janina?
Ketika hubungannya dengan Dru semakin dekat, Janina mengungkapkan semuanya.
“Bukan! Supaya tidak ada yang ditutup-tutupi. Saya mau kita memulai ini dengan keterbukaan, (h. 187)
Dan Dru tetap bertahan. Lelaki itu menerima Janina seutuhnya. Bagi saya pribadi, kedekatan Dru dan Janina terjalin dengan sangat rapi. Larasaty Laras berhasil menuliskan kedekatan mereka dengan begitu bertahap hingga akhirnya chemistry keduanya terjalin. Menyenangkan sekali melihat keduanya semakin dekat. Meski sejujurnya adegan di halaman 112 itu bikin kaget, habis saya pikir Dru nggak bakal melakukannya sebelum Janina berkata menerima Dru.
Kemudian, meski keduanya semakin erat, rintangan lain harus mereka hadapi: Bapak Janina. Belum lagi kemudian Dru harus menentukan pilihan besar dalam hidupnya.
Semuanya serba nanggung sih. Scene2nya belom bsa nyampe ke akar2 hati. Apalagi problem solvingnya, bikin pen mutar mata. Ajaib, mak bedunduk aja gitu. Saat ditanya kenapa bisa suka sama janina, dru jawab karena janina cantik. Duh, langsung puter bola mata lagi 😕😕
di luar itu semua, suka dengan konsep band indienya. Juara kelas lah menurutku.
I'm sorry, but I can't ship Janina and Dru. Dari sifat dan latar belakang keluarganya, mereka sudah terlihat tidak satu 'kufu.' Mungkin inilah yang membuat karakterisasi Janina seakan berubah di pertengahan cerita agar menyesuaikan dengan gaya hidup Dru, dan akhirnya saya justru kehilangan chemistry mereka. Ditambah mantan suami Janina yang, sudah satu kufu, jauh di atas Dru pula. Saya setuju dengan ayah Dru yang bilang Dru itu downgrade-nya karena Panji lebih terlihat dewasa, matang, ngemong, dan tahu menikah bukan hanya untuk menguatkan ikatan dengan seseorang yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Soal kemapanan, Dru mapan. Soal keluarga, keluarga Dru lebih harmonis. Namun itu--ke-satu kufu-an, kebiasaan sehari-hari, dan lingkungan yang membesarkan Janina dan Dru terlampau berbeda sehingga saya ragu mereka bisa bersama.
Jadi, Dru tahu ayah Janina sangat keras sehingga dia harus meluluhkan hati ayahnya. But I don't buy his effort. Yakin dengan bicara begitu saja seorang pensiunan TNI berpangkat Jenderal akan mau? There's so much to see to convince a stoic figure like former army. Itulah mengapa kadang kita bisa melihat keluarga tentara punya ciri khasnya sendiri (meski nggak semua keras begitu, ya!) karena kulturnya juga khas. Dan rasanya ayahnya Janina ini keraaas bangeeet dan kejam. Alhamdulillah selama mengenal keluarga tentara, saya jarang ketemu yang seperti itu. Ketika di akhir ayah Janina tiba-tiba setuju dengan hubungan mereka, saya jadi sangsi. Setujunya karena usaha Dru atau karena Janinanya sendiri, yang mengancam untuk tidak akan bertemu ayahnya lagi?
Terlepas dari kisah cintanya yang kurang cocok dengan saya, unsur radio dan musik folk indie-nya menghibur. Jujur, genre musik itu bukan yang suka saya dengarkan, tapi saya jadi dapat sesuatu tentang itu dari sini. Nuansa bukunya juga sesuai dengan musik folk indie; mendayu-dayu, lembut, terinspirasi dari alam (Starry Night?). Percakapannya renyah, gaya menulisnya bisa dinikmati. Alurnya? Saya suka di subplot keluarga Panji yang hangat, juga kehidupan Janina semasa masih menikah. Dan saya jadi ingin tahu lebih dalam kisah Janina dan Panji, karena meski Panji tidak tampak secara langsung di cerita ini, saya sudah bisa melihat sosoknya yang suami-able banget... maaf ya Dru, kamu belum bisa mengalahkan dia hehe 😜
Sejujurnya, awal membaca novel ini, aku hanya ingin memberikan 2 bintang. Bukan bermaksud untuk mencela karya penulis, tapi dengan ide dan konflik yang bagus menurutku malah terasa super duper membosankan. Sampai ada di titik aku enggan untuk melanjutkan membacanya sampai selesai.
Setidaknya setelah dipaksakan untuk membaca hingga selesai, semuanya terasa tidak sia-sia. Begitu sudah pertengahan menuju akhir, aku baru bisa menikmati kisah Dru dan Janina ini. Bahkan sempet netes juga air mata di bagian *sensor biar nggak spoiler*.
Maaf, tapi karena saya bukan ahli dalam teknik penulisan, dan masih sedikit awam dengan dunia literasi, saya tidak bisa menjabarkan apa yang membuat bagian awal hingga pertengahan terasa membosankan, padahal kisah mereka ini menurutku bagus. Didukung dengan nuansa yang berbeda seperti musik indie.
Menurutku (dari sudut pandangku yah dan aku cuma baca satu kali saja), ada beberapa kalimat yang menggunakan kata yang kurang tepat, sehingga maksud penulis kurang tersampaikan dengan baik.
Sekali lagi, ini menurutku.
Sebenarnya, setelah baca selesai aku malah berpikir, kalau dari awal aku menikmatinya, aku bisa memberikan bintang 4.
Sudut pandang yang digunakan sudut pandang orang ketiga. Alur yang digunakan maju mundur. Seperti yang aku tulis tadi, bahwa ide dan konflik novel ini fresh dan menarik ditambah bumbu musik indie di dalamnya. Setting tempat dan waktu dijabarkan dengan cukup baik.
Novel ini bukan hanya membahas percintaan antara tokoh pria dan wanita biasa, melainkan wanita dengan masa lalu yang tidak biasa, dengan konflik di dalam keluarganya yang tidak biasa. Perjuangan untuk meraih cinta, mimpi dan kebahagiaan di mana semua orang berhak untuk mendapatkannya.
❝Karena nggak ada lo, hidup gue nggak sempurna.❞ —Dru, Hlm. 78
Dru, the most wanted bachelor tapi jomblo— itu kata teman satu band Dru, lebih menyukai suasana sepi dan menikmatinya.
Janina, penyiar cantik yang punya mimpi begitu indah dan suka menyanyi. Lebih menyukai keramaian lalu mengamatinya dalam diam.
Dru dan Janina dipertemukan secara tidak sengaja di jam makan siang, tepatnya di McD yang kebetulan dekat dengan Sky High Radio— tempat kerja Janina. Tidak saling kenal. Namun melingkari meja yang sama.
Pada akhirnya pertemuan tersebut ternyata menyelipkan benih-benih asmara di hati Dru. Dru menyukai Janina ketika mengudara sebagai penyiar di program Starry Night yang ternyata merupakan sosok wanita cantik dengan rambut tergerai indah yang ia temui di McD beberapa waktu lalu. Itu pun setelah diberitahu 'Nyam-Nyam' adik kesayangannya.
Dengan sudut pandang orang ketiga, Larasaty Laras sangat apik mengemas kisah Dru dan Janina ini. Mulai dari keseharian mereka, hingga kisah asrama masing-masing. Banyak hal yang membuat kisahnya menarik. Terlebih untuk kisah keluarga. Sangat suka dengan kisah keluarga Dru yang walaupun koplak, tapi benar-benar penuh kasih sayang. Aku bahkan terpingkal-pingkal dengan joke-joke yang mereka lontarkan.
Selain itu, bahasa yang digunakan penulis yang mengaku sudah terbiasa dengan hidupnya yang tidak pernah nyambung ini juga sangat mengalir. Mudah dipahami dan jelas. Setting tempat yang digunakan juga luarbiasa keren. Ditambah lagi beberapa Band Indie yang menjadi pengisi di kisah mereka. It's really good.
"Terima saya, ya? Terima saya buat nemenin hari-hari kamu. Buat nemenin saya kalau saya lagi pengen ketenangan, dan saya akan nemenin kamu kalau menikmati keramaian." (hlm. 142) . Awal bertemu di McD, Kanya--adik Dru--sangat histeris waktu tahu yang semeja dengan mereka tadi adalah Janina, penyiar radio Starry Night. Karena Kanya pula Dru ingin mengenal Janina. Banyak hal tentang Janina yang mengejutkan Dru, begitupun sebaliknya. Dru yang selalu dapat dukungan kedua orangtunya untuk menggapai mimpi menyebabkan sedikit rasa iri dihatinya. Dan fakta bahwa Janina seorang janda muda pun menyebabkan Dru sedikit dilema. Namun ketika perlahan ia yakin, tapi restu dari Bapak Janina tidak mudah didapatkan bahkan hingga ibu Janina meninggal. Ditambah tawaran S3 di Salzburg menyulitkan semuanya. . 📻Aku suka banget ini. Alurnya pas nggak terlalu cepat, konfliknya cukup complicated karena nggak hanya terfokus dengan kisah cinta Janina dan Dru tapi juga ada konflik keluarga dari Janina. Endingnya sesuai ekspektasiku, gaya tulisannya santai tapi lugas. 📻Diceritakan melalui sudut pandang orang ketiga, aku jadi tahu bagaimana perasaan setiap tokohnya. Interaksi antara Janina dan Dru itu manis pakek banget "saya-kamu" terkesan kaku tapi berhasil buat aku senyum terus, chemistry antara mereka dapet. Ditambah dengan kehadiran para sepupu Dru yang kocak abis, mereka itu cousins goal banget lhoo. Bapak Janina terlalu sangat keras, entahlah aku bener-bener nggak suka dengan Bapaknya. Dan sampai dihalaman akhirpun aku nggak ngerti apa penyebab Bapak Janina seperti itu.
Janina saat itu sedang mengudara dalam program siaran radio Starry Night, membacakan sebuah postcard cantik kirimiman seorang pendengar, yang mungkin ditunjukan oleh seorang gadis pada pacarnya yang tengah berulang tahun, ia lalu tersenyum tipis memikirkan hal tersebut. Ada rasa iri terbesit, sebab dirinya bahkan sudah lupa bagaimana rasanya dicintai.
Di tempat lain, Nyamnyam, si gadis yang mengirim postcard, tengah menghabiskan waktu bersama Abangnya yang sedang berulangtahun. Ia senang karena postcard buatannya dibacakan oleh Mbak Janina, sebab ia adalah salah satu pendengar setia Starry Night.
Bagai takdir, keesokan harinya, Janina yang sedang makan siang tiba-tiba dihampiri oleh seorang pemuda, yang kemudian ia ketahui sebagai Abang dari Nyamnyam. Setelah pertemuan pertama yang cukup membekas bagi Dru sebab ia merasa telah tertarik pada Janina, Sunda Kelapa, di mana Dru adalah salah satu anggota band tersebut, diundang oleh Sky High Radio untuk menjadi bintang tamu pada program Starry Night, di mana kita ketahui bahwa Janina-lah penyiar pada program tersebut.
Setelah rangkaian pertemuan antara Janina dan Dru, apakah Janina dapat membuka dirinya kembali untuk sebuah hubungan setelah ia kehilangan sosok penting dalam dirinya setahun yang lalu?
bukan favoritku karena beberapa unsur mengingatkan aku sama 1 buku yang mungkin saja menjadi inspirasi penulis.
tapi aku suka banget sama idenya. karena di jaman aplikasi musik digital ini, mungkin mendengarkan radio sudah banyak ditinggalkan orang-orang. namun penulis justru mengangkat kehidupan seorang penyiar radio.
suka banget sama covernya, warna ungu. bookmarknya juga cantik. aku suka penggembaran suasananya nth kenapa aku emang suka novel dengan latar belakang suasana sepi dan ramai. masih ada beberapa typo tp tidak mengganggu. ini menurutku aja mungkin tp endingnya kurang nendang masih kurang gitu but overall aku suka ceritanya.
Cukup menghibur dan gak terlalu menye2 sih Momen drop the bomb nya juga oke Menurut gue, ini novel gak berasa adaptasi dr Wattpad sih hehe Untuk penulisan dan alurnya yaaa tidak ada yg mengganggu namun blm terlalu spesial sih buat gue Btw, kehidupan Dru sbg anak band masih kurang kerasa sih Karena gue lebih mendapat kesan kalo Dru ini seorang pengusaha daripada anak band
Pada awal cerita, semua terasa memikat. Tapi ternyata setelah beberapa bab berlanjut, hati saya tidak lagi merasa terpukau. Tapi over all, ini cerita yang saya suka. Ringan dan bisa dibaca kapan saja. Saya juga jatuh cinta pada ide ceritanya.😊
aduh bener2 seru ngikutin ceritanya, dari masa lalunya janina, keluarganya dru sama janina, hubungannya mereka, kayak nggak ada yg gagal gitu. dan gatau emang akunya sensitif atau gimana, tapi beberapa kali nangis baca ini:( walaupun di bagian yg sebenernya ga sedih2 amat
2,5 dibulatkan ke atas karena meskipun menurut saya *ehem* ceritanya kepanjangan, dan subplotnya juga kebanyakan, tetap nggak bikin kesel-kesel amat. Review lengkapnya menyusul, kalau nggak males :)
Konflik cerita ini cukup complicated dengan background Janina dari keluarga militer plus patriarki. Tapi proses Janina sama Dru pdkt kaya terkesan buru buru dan menurutku endingnya kurang greget
Starry night ini bercerita tentang Janina yang merupakan penyiar radio dan memiliki segmen bertajuk Starry Night. Starry Night merupakan acara unggulan di Sky High Radio. Segmen ini banyak disukai oleh para pendengar setia Sky High Radio, karena setiap pengirim yang menginginkan pesannya dibacakan di Starry Night, harus mengirimkan postcard yang unik. Dan jika nantinya pesan tersebut dipilih, Janina akan membacakan pesan tersebut kepada para pendengar.
Kanya adalah seorang gadis yang merupakan pendengar setia segmen yang dibawakan oleh Janina. Kanya mencoba keberuntungannya dengan mengirimkan satu postcard unik. Tentu saja postcard Kanya atau yang memiliki inisial Nyamnyam ini langsung menarik perhatian Janina. Postcard tersebut berisikan ucapan ulang tahun untuk orang yang NyamNyam sayangi, yaitu Dru, abangnya. Janina berpikir jika itu adalah untuk kekasih hati NyamNyam. Tanpa diduga, Janina pun langsung menyanyikan sebuah lagu dan hal tersebut tentu saja membuat Dru dan Kanya yang sedang mendengarkan acara radio tersebut jatuh hati pada suara Janina.
Tak hanya sampai disitu saja keberuntungan Kanya atau NyamNyam ini. Karena postcard yang dikirimkannya tersebut, membuat Kanya diundang sebagai bintang tamu dalam rangka merayakan 100 hari Starry Night. Acara tersebut mengundang bintang tamu, yaitu band Sunda Kelapa dimana Dru adalah vokalisnya.
Membaca Starry Night ini bikin aku jadi mengenang masa lalu. Dimana dulu suka banget kirim-kirim salam lewat radio buat gebetan *ehh*, temen, keluarga, atau sekedar curcol dan main ke radio. Aku suka sama ide cerita dari Starry Night ini. Bikin kangen sama masa-masa SMA. Karena semenjak kuliah hingga kerja, udah jarang banget dengerin radio. Eh, masih sih, kalau pergi survey ke lapangan. Pasti dengerin radio di mobil.
Jujur aja, aku nggak begitu banyak tahu mengenai musik indie aliran folk. Tapi, aku senang ketika membaca novel ini, karena musik indie tidak hanya disisipkan melainkan diangkat juga disini. Malah sebagai bagian dari cerita Starry Night itu sendiri. Belum sempat sih buat mendownload lagu-lagu yang menjadi referensi di cerita ini, tapi coming soon akan segera didownload atau ada yang mau kasih aku lagunya langsung?
Aku juga suka dengan persaudaraan antara Kanya dan Dru. Akrab, ramai tapi rasa kekeluargaannya terasa banget. Mereka saling bahu membahu satu sama lain, saling menyayangi dengan cara mereka sendiri. Bagaimana perlakuan Dru kepada Kanya ataupun kepada saudara-saudaranya yang lain. Selain itu, aku suka dengan kehangatan keluarga Dru. Boleh minta Dru jadi kakakku nggak? *ditabok fans Dru*
Jika membandingkan novel ini dengan Tinderology (terbit setelah Starry Night), aku dapat melihat tulisan Larasaty Laras yang meningkat pesat di Tinderology. Jujur, aku kurang bisa menikmati novel ini sebagaimana aku menikmati Tinderology.
Di novel ini, dialog antartokoh kurang ngalir. Chemistry tokoh utamanya pun kurang berasa. Udah jadian berbulan-bulan, masih menyebut diri masing-masing pake “saya”? Hmmm, baiklah.
Wow, aku suka banget sama ceritanya! Menarik bgt konsepnya dan alur ceritanya juga asik. Kisah masa lalu Janina pelengkap yang pas sama cerita sekarangnya. Salut banget sama karakter Dru disini yang pantang menyerah buat Janina. Dan, overall, buat aku dinovel ini ngga ada karakter yang nyebelin hehe. Good job! :)
Janina, penyiar radio yang cantik dan punya segmen khusus bertajuk Starry Night. Dru, pemilik Kafe Kota Koti, pemilik label musik indie sekaligus vokalis band Sunda Kelapa. Keduanya sangat menggemari musik folk.
Awalnya NyamNyam, adik Dru adalah penggemar setia acara Starry Night. Karena abangnya, Dru berulang tahun NyamNyam pun mengirimkan sebuah postcard cantik untuk abangnya melalui acara Starry Night. Memang sudah takdir, Janina pun memilih untuk membacakan postcard cantik kiriman NyamNyam itu. Janina pikir ini adalah postcard dari seorang gadis untuk kekasihnya.
Siapa menyangka, keesokan harinya mereka tak sengaja bertemu saat makan siang. Pertemuan pertama yang begitu membekas di hati Dru karena dia jatuh cinta pada pandangan pertama. Pertemuan pertama itu menghadirkan pertemuan demi pertemuan selanjutnya. Bahkan, Sunda Kelapa pun diundang sebagai bintang tamu pada program Starry Night.
Perlahan-lahan Dru dan Janina pun semakin dekat. Kesamaan kesukaan akan musik folk membuat obrolan mereka semakin lancar. Mereka pun semakin tak kuasa membendung perasaan yang menyusup di hati keduanya. Walau ada benteng masa lalu Janina dan Bapak Janina yang menjadi batu sandungan hubungan keduanya. Bagaimana akhir kisah Janina dan Dru?
Membaca kisah ini begitu menyenangkan sekali. Aku tidak membutuhkan waktu lama untuk membaca kisah Dru dan Janina. Kisah yang mengalir lancar dan PAGE TURNER. Aku suka sekali bagian Dru dan Janina ketika mereka membicarakan musik, terasa sekali mereka sangat menyukainya.
Jujur, pengetahuanku akan musik terutama musik indie minim sekali. Aku tidak terlalu familiar dengan nama-nama seperti Banda Neira dan grup musik yang dibicarakan disini. Tetapi, karena membaca novel ini aku sampai penasaran dan akhirnya mendownload sendiri lagu-lagu mereka yang ternyata sungguh enak didengar. Bisa menjadi referensi musik yang menghibur sekali.
Selain itu, aku suka bagaimana penulis membuat Janina dan Dru semakin dekat. Tidak terkesan terburu-buru, chemistry dibangun secara perlahan-lahan. Aku benar-benar tidak menyangka bahwa Janina punya masa lalu yang cukup rumit. Membuatku memahami kenapa Janina begitu sangat berhati-hati untuk membuka hatinya kembali. Salut sekali dengan Dru yang seakan tahu dengan apa yang dia mau. Sekalipun dia tahu akan masa lalu Janina dan ada kendala dari pihak ayah Janina dia sama sekali tidak menyerah begitu saja sebelum berjuang.
Secara keseluruhan, aku sangat menyukai membaca kisah Janina dan Dru. Membaca novel ini akan membuatmu sadar bahwa ada hal-hal yang memang patut untuk diperjuangkan seperti impian dan kebahagiaan kita. Kadang kala memang impian sering berbenturan dengan harapan orang tua, tetapi kita yang lebih tahu apa yang kita inginkan. Selain itu, selalu ada kesempatan kedua untuk cinta yang baru.
Selamat jatuh cinta dengan kisah Dru dan Janina :)