Orang bilang, pertemuan pertama selalu kebetulan. Tapi, bagaimana caramu menjelaskan pertemuan-pertemuan kita selanjutnya? Apakah Tuhan campur tangan di dalamnya?
Kita bukanlah dua garis yang tak sengaja bertabrakan. Sekeras apa pun usaha kita berdua, saling menjauhkan diri—dan menjauhkan hati—pada akhirnya akan bertemu kembali.
Kau tak percaya takdir, aku pun tidak. Karenanya, hanya ada satu cara untuk membuktikannya....
Kau, aku, dan perjalanan ini.
***
“Kocak! Wajib dibaca dan dikoleksi Kpoppers maupun non-Kpoppers supaya lebih mengenal Korea! Jjang!” - Edwin Joo, head admin of http://KoreanUpdates.com
“Di bawah sihir romantisme Korea, dua kepribadian berbeda bertualang bersama. A very funny yet entertaining love story!” - Lia Indra Andriana, penulis SeoulMate
1. Me & My Prince Charming (Puspa Swara, 2005) 2. Summer Breeze (Puspa Swara, 2006) 3. Duhh... Susahnya Jatuh Cinta...! (Tanda Baca, 2006) 4. Miss-J (Tanda Baca, 2006) 5. High School Paradise (Puspa Swara, 2006) 6. Fight for Love! (Puspa Swara, 2007) 7. High School Paradise 2nd Half: Love United (Puspa Swara, 2008) 8. The Truth about Forever (Gagas Media, 2008) 9. 17 Years of Love Song (Puspa Swara, 2008) 10. The Shaman (Gagas Media, 2008) 11. FATE (Authorized Books, 2010) 12. Our Story (Authorized Books, 2010) 13. Infinitely Yours (Gagas Media, 2011) 14. Oppa & I (Penerbit Haru, 2011) 15. I FOR YOU (GagasMedia, 2012) 16. Best Friends Forever: High School Paradise Golden Goal (Puspa Populer, 2012) 17. With You (GagasMedia, 2012) 18. After School Club (Bentang Belia, 2012) 19. Oppa & I: Love Missions (Penerbit Haru, 2012) 20. The Chronicles of Audy: 4R (Penerbit Haru, 2013) 21. Oppa & I: Love Signs (Penerbit Haru, 2013) 22. The Chronicles of Audy: 21 (Penerbit Haru, 2014) 23. INTERTWINE (Penerbit Haru, 2015) 24. The Chronicles of Audy: 4/4 (Penerbit Haru, 2015) 25. Apa Pun selain Hujan (GagasMedia, 2016) 26. The Chronicles of Audy: O2 (Penerbit Haru, 2016) 27. Momiji (Penerbit Inari, 2017)
Kalau saya membaca buku ini 10 tahun yang lalu, mungkin saja saya bakal suka (ato malah suka banget) dengan buku ini. Tapi membacanya sekarang, saat saya sudah banyak banget menonton drama seri asia dan bahkan mulai jenuh, yang terasa adalah : Bosan!!!
Semua hal dalam buku ini terlalu klise, terlalu khas drama korea (dan drama asia pada umumnya). Hampir semua unsur ada. Let's see : Couple yang menganut prinsip "opposite atrraction" dimana karakter cowoknya angkuh dan dewasa sedangkan karakter ceweknya ceria dan kekanakan namun pada akhirnya bisa mengubah si cowok? Check! Pertemuan pertama yang terjadi secara kebetulan dan menimbulkan kesan buruk? Check! Kejadian - kejadian kebetulan lainnya sampai ke pertemuan terakhir yang juga terjadi secara kebetulan? Adaa... Menggalau di tepi sungai Han? Definitely! Kehilangan dompet sampe kudu nginap di hotel murah dan terpaksa tidur sekamar? Terus akhirnya rebutan siapa yang tidur di tempat tidur? Check! Check! Naik bus terus ketiduran di pundak cowok/ceweknya? Adaaa.... Dan masih banyak detail lainnya yang jadi panjang banget kalo mau disebutkan semuanya.
Tapi yang lebih mengganggu dari unsur-unsur Korea itu adalah ceritanya itu sendiri. Saya gak masalah dengan ide cerita yang standar. Saya selalu berpendapat nggak ada ide yang benar-benar baru saat ini, yang paling penting adalah modifikasi dan cara penyampaian cerita itu. Dan disitulah masalahnya... Sejak awal, seluruh “rute” cerita Infinitely Yours sudah ketahuan, buku ini tak menghadirkan satupun hal baru. Kisah tentang sepasang manusia berbeda kepribadian yang bertemu kala liburan dan kemudian saling tertarik sudah berkali-kali kita baca. Bahkan kehadiran orang ketiga pun sudah bisa diperkirakan. Plot seperti ini sudah dipake belasan, puluhan dan mungkin ratusan drama atau film roman. Dan saya terus menunggu modifikasi atau twist atau kejutan atau apa pun itu yang akan membuat novel ini berbeda. Dan ternyata...gak ada! (-_-") Semuanya standar, semuanya tipikal. Dari awal sampai akhir semuanya sesuai dengan perkiraan saya.
"Kita terlalu mirip. Seperti medan magnet, kutub yang identik akan saling menolak satu sama lain" -Mariska-
Bahkan karakter Jingga dan Rayan pun standar Karakter Rayan ada di hampir semua drama korea. Pria yang galak, anti sosial dan workaholic tapi punya sisi rapuh dan lembut. Oh saya bisa menyebutkan beberapa karakter yang mirip Rayan : Young Jae-nya Full House, Shin di Princess Hours, Ki Joon-nya Lie To Me, dan yang lain-lain. Kalau ada 1 kelebihan Rayan, itu adalah kekukuhannya pada Indonesia :).
Dan Jingga? Sama aja... (?~?) Pasaran banget! Jangan salah, saya suka kok karakter cewek-ceria-pecicilan dan sedikit gengges seperti Yoo Rin di My Girl, Chae Gyung-nya Princess Hours dan Ji Eun-nya Full House. Dan saya belum jenuh dengan karakter seperti ini. Tapi karakter Jingga terasa membosankan buat saya. See...tiga karakter yang saya sebutkan di atas, walau pun setipe tapi punya keunikannya sendiri, sementara Jingga gak punya. Semua karakter Jingga ada di banyak drama lain. But there's none of her character that you can't found on another charas. Bagi saya, Jingga tidak terasa 'hidup'. Dia hanyalah copycat yang tak punya karakter sendiri. Eh maaf, saya lupa klo Jingga punya keunikan yang justru terasa konyol, yaitu : punya ilusi kelewat manis tentang Korea dan pria-nya. It's fine to have that kind of ilusion if she's still a teenager, but completely different case if she's an adult. That makes her look silly and ridiculous.
Saya juga menyayangkan tokoh Yun Jae tidak berperan penting di sini. Dia cuma jadi karakter pemanis saja. Bahkan Orizuka gak berusaha memberikan gambaran hubungan Jingga dan Yun Jae di masa lalu, yang membuat pembaca maklum ketika tiba-tiba Yun Jae menyatakan perasaannya pada Jingga. Padahal saya berharap Yun Jae bisa jadi salah satu twist di buku ini. Tapi, daripada mengembangkan peran Yun Jae, Orizuka lebih memilih menggambarkan Korea dengan detail. Agak terlalu detail malah, sampai membahas jurusan bus segala. Padahal kalo butuh informasi tentang Korea sampai sedetail itu, mendingan saya baca buku travel sekalian deh ;p.
"Karena semuanya cuma momen. Aku sedang patah hati, dan kamu datang pada saat yang tidak tepat. perasaan apa pun yang pernah kita miliki itu cuma yah...momen" -Narayan Sadewa-
Saya sudah lama tahu tentang Orizuka. Saya salut padanya, menelurkan 13 novel dalam jangka waktu 6 tahun bukanlah hal yang remeh. Novelis sekelas Clara Ng atau Dewi Lestari saja perlu waktu 1 tahun untuk menghasilkan 1 novel. Karenanya wajar saja kalau saya punya ekspektasi tinggi dan jadi penasaran untuk membaca novelnya.
Infinitely Yours adalah percobaan pertama. And I'm disappointed despite its high rating on goodreads. Kayaknya sih saya masih akan mencoba baca karya Orizuka yang lainnya. Saya penasaran dengan Our Story dan Summer Breeze yang best seller itu; namun kali ini saya gak akan berharap ketinggian lagi.
"Dongeng seharusnya tetap menjadi dongeng"
Seperti yang saya sebutkan di atas, selain modifikasi, yang juga penting adalah penyampaian cerita. Sebagai penulis yang sudah menghasilkan 13 novel sudah pasti Orizuka tidak bermasalah dalam hal pemilihan diksi dan teknik bercerita. Bagus memang, tapi tidak istimewa (_ _") . Ada beberapa penulis yang bukunya saya koleksi walau pun saya tidak suka dengan tema ceritanya. Buku yag ide ceritanya -sumpah- standar banget dan waktu baca berasa pengen saya skip aja, tapi pada akhirnya saya bisa tahan membaca secara runut karena saya suka pada rangkaian katanya yang cerdas. Saya bahkan rela mengumpulkan bukunya karena saya ingin belajar menjalin kata seindah itu. Sitta Karina adalah salah satu contohnya. Ada pula kategori penulis seperti Donny Dhirgantoro yang juga saya koleksi bukunya walau pun rangkaian katanya sederhana saja; alasan saya mengumpulkan bukunya karena saya suka dengan ide cerita dan bahasanya yang mengalir (dan lebih banyak buku yang masuk di kategori kedua ini). Dan, setidaknya bagi saya, Infinitely Yours tidak masuk dalam 2 kategori itu :)
"Love is one heavy word" -Rayan-
Secara fisik, buku ini punya tampilan yang menarik. Kertas berkualitas bagus, ilustrasi yang cute di dalamnya dan cover yang cantik. Malah cover inilah yang membuat saya ngeh dengan keberadaan buku ini di antara deretan buku baru lainnya. Namun walau covernya bagus, tapi kurang menggambarkan isi cerita. Yah khasnya Gagas sih memang, yang juara dalam menyuguhkan cover cantik tapi tidak berhubungan dengan cerita. Buat saya sih gak masalah. Saya tetap suka covernya :).
Kesimpulannya... Infinitely Yours bukan novel yang jelek kok; it's just not my cup of tea. Karena itu saya memberi rating 2 bintang (sesuai dengan rating goodreads yang artinya : it was ok) ditambah 1/2 bintang lagi untuk fisiknya yang menarik.
PS : Saya masih penasaran, Orizuka memberi judul Infintely Yours memang dengan maksud menyamakan tagline pariwisata Seoul ato cuma kebetulan?
This book was kinda clichéd yet I enjoyed it pretty much :)
I enjoyed this author's writing style. I giggled, and laughed when reading this book. The story was simple and cute. The characters were cute as well. Liked them. This book boosted my mood today :)
Ketika SMP, saya mulai tertarik dengan segala hal yang berbau Jepang. Awalnya, tentu saja karena di masa saya, yaitu awal 2000-an, anime begitu marak menghiasi layar kaca negeri ini. Samurai X, Inu Yasha, Fushigi Yuugi, Kindaichi, Conan, Dragon Ball, Digimon, sangat banyak dan hampir semuanya nggak pernah lupa saya tonton. Saya juga suka baca manga, meski jarang banget beli, dan dari situ mulailah kecintaan terhadap Jepang. Saya mulai dengerin lagu Jepang, suka beli Animonster, jadi tau band-band Jepang, kebudayaannya juga, hingga akhirnya ketika SMA, saya punya cita-cita baru. Saya mau kuliah di Jepang.
Sayapun mendaftar beasiswa Monbusho yang dikeluarkan oleh pemerintah Jepang. Sayangnya, saya gagal, karena di kelas 3 itu saya benar-benar males banget belajar. Jujur aja, masa kelas 3 SMA itu adalah masa paling membosankan dari SMA, dan mungkin dari hidup saya juga. Nggak ada yang berkesan disana. Lalu, karena saya masih mau banget dapat beasiswa ke Jepang, jadilah saya masuk sastra Jepang. Sebelumnya saya sempat milih Komunikasi dan HI juga (ketika try out xp), tapi karena saya nggak ikut bimbel, jadi ya sudah, saya ambil Sastra Jepang (sebenarnya sih Prodi Jepang, karena kami nggak hanya belajar sastra aja) UI sebagai pilihan pertama saya. Alhamdulillah, saya keterima... :)
Prodi Jepang tuh benar-benar surganya para otaku dan pecinta Jepang. Ada yang maniak anime, ada yang maniak manga, maniak dorama, boyband Jepang, hingga band-band rock juga. Di tempat itu, saya bisa mendapatkan hal-hal yang berhubungan dengan Jepang dengan sangat mudah, dan kebanyakan gratis pula xp. Tapi, seiring dengan mulai mengetahui banyak hal tentang Jepang, kecintaan saya terhadap Jepang jadi menurun. Jadi biasa-biasa saja. Hingga akhirnya saya dapat program pertukaran pelajar selama setahun ke Jepang, dan rasa cinta saya pun mulai berubah jadi benci.... #tsaaahhh #lebaaayyy
Ya. Jepang yang saya lihat dengan mata kepala saya sendiri itu nggak seindah bayangan saya. Orang-orangnya dingin dan nggak mudah bergaul dengan orang lain. Mereka nggak kenal sama Indonesia (yang bikin saya merasa seperti orang bodoh, karena sempat suka banget sama Jepang). Mereka nggak tau kalo nasi goreng dari Indonesia (taunya dari Thailand mosok... -__-). Cowoknya dingin-dingin, tepean, dan kayaknya pengennya dikejar-kejar sama cewek. Mereka juga nggak tau Islam, apalagi jilbab yang saya pakai. Beberapa kali mereka ngira kalo jilbab itu pakaian tradisional Indonesia, meskipun saya beberapa kali juga dibilang cantik sih... :") (muji diri sendiri). Yah, intinya saya sempat merasa muak dengan hal-hal berbau Jepang. Saya nggak mau dengerin lagu Jepang, nggak mau baca manga, nggak mau nonton anime, dan banyak lagi lainnya. Parahnya, saat itu saya lagi di Jepang, dan saya nggak bisa kabur dari itu semua!! T___T
Oh iya, karena hal-hal yang saya rasakan itu juga, nasionalisme saya akan Indonesia tuh jadi benar-benar bangkit. Saya jadi benar-benar cinta mati sama Indonesia ketika saya ada di negara luar. Beneran deh, nggak ada artinya saya bisa bahasa Jepang dan tau kebudayaan Jepang, tapi gunung tertinggi di Indonesia tingginya berapa aja saya nggak tau. Saya juga nggak bisa lancar main angklung, nggak bisa bahasa daerah, dan banyak hal lainnya tentang Indonesia nggak bisa saya banggain ke mereka. Meskipun setiap ada kesempatan, saya selalu narsis dengan keindonesiaan saya. Ketika lihat laut Jepang yang hijau butek, saya jadi terbayang laut Indonesia yang biru dengan pasirnya yang putih. Ketika melihat festival di Jepang yang sama semua, saya jadi membayangkan betapa indahnya keanekaragaman kebudayaan di Indonesia. Betapa kayanya negeri saya.
Itu sebabnya, ketika melihat karakter Jingga di novel "Infinitely Yours" ini, saya jadi merasa kesal setengah mati. Saya nggak bisa bersimpati dengan Jingga, yang umurnya nggak jauh beda dengan saya itu, dengan segala sifat kekanakan, sok tau, fanatik berlebihan, dan yang lebih parah, sifat nggak bisa membaca keadaannya! KY kalo kata orang Jepang.
Alhamdulillah, meskipun dulu saya suka banget sama Jepang, tapi saya itu seorang fans yang kere dan pelit, yang nggak rela mengeluarkan uang dari kocek sendiri untuk hal-hal yang saya nilai nggak begitu berguna. Makanya, ketika teman-teman saya yang nge-fans sama Arashi atau NEWS atau Laruku sampai bela-belain beli dvd original idolanya, saya lebih milih untuk minjem aja xp. Logika saya, uang segitu bisa buat beli bakso bermangkok-mangkok, atau buat beli buku. Lha karena kekerean saya, dulu saya jarang beli buku, seringan minjem aja. Hahahaa
Jadi, saya sih nggak mungkin melakukan tindakan seperti Jingga, pergi ke Korea dengan uang sendiri, demi ketemu idolanya!!! Ketika tahu dia ke Korea demi ketemu mas-mas-Korea-pemandu-wisata-yang-ganteng-setengah-mampus, saya langsung tidak respek dengan cewek ini. Apalagi dia dengan seenak jidat manggil lelaki yang baru dikenalnya dengan Om, padahal kalaupun dia menebak Rayan sebagai lelaki berusia 30-an, seorang perempuan berusia 25 tahun harusnya memanggil dia dengan mas saja. Meskipun ya, Orizuka menjelaskan sih kalau latar belakang keluarga dan pekerjaan Jingga yang membentuk sifatnya seperti yang sekarang ini. Tapi kok saya benar-benar merasa sifat kekanak-kanakan Jingga ini lebay banget ya? Kuugi aja yang ceria, supel, dan juga agak kekanak-kanakan nggak segini lebaynya. Aduh, maaf kalau saya jadi membanding-bandingkan. Setiap pengarang memang memiliki hak penuh untuk menggambarkan karakternya sendiri, jadi kalau karakter Jingga nggak sesuai dengan apa yang saya suka, ya berarti memang sayanya aja yang nggak suka... #lah
Jujur saja, saya menskip banyak sekali bagian, khususnya dari awal hingga separuh cerita. Saya nggak tahan dengan "kepolosan" Jingga yang benar-benar bikin saya kesal. Juga kecintaan berlebihannya sama segala hal berbau Korea. Suasananya, udaranya, makanannya, dsb. Saya aja ketika pertama kali makan makanan Jepang di Jepangnya langsung, ngerasa biasa aja. Nggak ada rasanya cooyyy!! Pun ketika makan sushi untuk pertama kali. Butuh adaptasi hingga akhirnya saya bisa menyukai makanan itu (tapi saya ini pemakan segala, jadi meskipun rasanya biasa aja, saya bisa menerimanya xD), dan baru ketika pulang ke Indonesia saya bisa merasakan kangen dengan makanan-makanan itu. Coba aja bayangkan! Makan nasi pake ubi coy!! Belum lagi telur dadar mereka yang pake gula dan madu sampe manisnyaa luar biasa... Jadi, saya merasa agak aneh dengan Jingga yang bisa begitu mudahnya menerima masakan Korea. Eh, tapi saya belum pernah makan masakan Korea yang asli sih, jadi nggak tau juga... Huehehee....
Dari segi penceritaan, saya rasa gaya Orizuka bagus. Kata-katanya teratur, mengalir, dan juga enak dibaca. Hanya saja saya nggak habis pikir, bagaimana bisa suara Jingga (secempreng dan sekeras apapun itu) bisa sampai menembus dinding hotel berbintang lima dan terdengar oleh Rayan di kamar sebelahnya. It really didn't make sense to me. Begitupun dengan tour romantisme Korea mereka, yang saya baca dengan sangat nggak antusias. Soalnya, kok si Jingga ini jadi kelihatan murah banget ya? Segitu gampangnya nempel sama Rayan, melupakan tujuan utamanya datang ke Korea, dan bahkan melakukan hal-hal yang buat saya nggak masuk di akal!! Beli gembok cinta, t-shirt couple, dan nginep di love motel!! Yang terakhir seriusan nggak banget... -__________-
Tapi, meskipun banyak hal yang nggak saya suka, saya cukup menikmati beberapa bagian setelah lewat dari setengah cerita. Nah lho, bingung kan? :D Saya cukup suka bagian ketika mereka numpang nginap di rumah orang Korea, dan Jingga terpaksa bohong ke orang-orang itu kalau mereka suami istri. Tapi setelah Jingga dan Rayan kembali ke turnya, lalu ketemu sama Yun Jae lagi, saya mulai skip, skip, skip lagi. Oh iya, bagian Rayan yang mulai jatuh cinta ke Jingga juga cukup manis dan bikin deg-degan... #eeeaaa
Karakter Jingga di novel ini memang tipikal para fans Korea, dan fans-fans lainnya, yang hidup di dalam dunia khayalan mereka. Jadi, apa yang dilihat hanya indah-indahnya saja. Apalagi biasanya para penggemar cowok-cowok Korea ini banyak juga yang belum punya pacar dan selalu berdelusi untuk bisa pacaran bahkan nikah dengan idolanya (termasuk saya dulu dan juga teman-teman saya yang boy band freak). Entah karena lari dari kenyataan, atau kenapa... Jadi, apa yang dialami Jingga juga adalah impian bagi banyak orang. Menemukan cinta yang romantis, di negeri yang mereka cintai....
Oh iya, sebenarnya fanatisme berlebihan Jingga cukup bisa diterima sih, karena dia datang ke Korea sebagai turis. Tentu berbeda dengan orang yang datang dan tinggal disana, yang mau tidak mau akan melihat banyak kecacatan baik di masyarakat, maupun di sisi lainnya.
Dari tadi saya cerita Jingga melulu. Habis kalau buat saya, Rayan itu biasa saja. Karakternya ya udah standar cerita-cerita romens camnilah... Saya bingung dengan tokoh yang dua-duanya dibilang mirip orang Korea ini. Si Rayan dibilang mirip Kang Dong Won (aww!! saya demen sama Kang Dong Won, gara-gara "Maundy Thursday"!! #eeaaa), terus Jingga dibilang cocok jadi orang Korea juga. Saya jadi nggak bisa membayangkan muka mereka. Hehehee... Rayan ini dibilang dingin sama Jingga, nggak kayak cowok Korea. Weits! Padahal cowok Indonesia itu termasuk yang paling ramah dan hangat di dunia lhoo... #lebay Cowok Indonesia (yang lagi belajar atau tinggal di Jepang) aja tuh jadi inceran banyak cewek Jepang, karena mereka itu baik-baik, ramah-ramah, dan juga hangat. Tapi yang jelas, saya salut dengan sikap nasionalisme Rayan, terlepas karena dia lagi berhadapan dengan Jingga, atau karena dia memang benar-benar cinta Indonesia... :")
Jadi, cukup dua bintang untuk karya Orizuka yang pertama kali saya baca ini. Kapok? Nggak juga. Saya masih penasaran sama "I For You" karena itu judul lagu Jepang yang saya suka bangett...
Btw, sebenarnya saya biasanya menghindari baca teenlit, chicklit, atau apapun itu yang bau-bau romens macam ini. Dari dulu sampai sekarang, romens yang saya suka itu genrenya terbatas. Tapi, kali ini saya menantang diri saya untuk membaca cerita ini, dan hasilnya... maa... maa... alias biasa saja.
seperti karya-karya Orizuka yang sudah aku baca sebelumnya, novel Infinitely Yours ini juga tidak mengecewakan. gaya penulisannya masih tetap sama seru dan lucu-nya seperti novel-novelnya yang dulu, dan cerita ini juga berhasil menghibur sekaligus membuatku ikut terbawa suasana romantis Korea.
kisah ini menceritakan tentang Jingga, seorang perempuan berumur 25 tahun (dengan penampilan yang sedikit seperti anak-anak) maniak Korea. Jingga mengikuti tour Korea kali itu untuk bertemu dengan local guide pujaannya yang bernama Yun Jae. Ia adalah seorang yang bersifat ceria dan bersemangat, dan mendapat sebutan "Kelinci Energizer" dalam buku ini. Mengikuti tour yang sama menuju ke Korea adalah seorang lelaki berumur 28 tahun bernama Narayan Sadewa, atau lebih akrab dipanggil Rayan. Rayan memiliki tujuan yang sama sekali berbeda dengan Jingga. Ia pergi ke Korea bukan karena menyukai negara tersebut, melainkan untuk menemui mantan kekasihnya - Mariska, yang akan menikah dengan pria Korea. kebalikan dari Jingga, Rayan adalah seseorang yang sangat kaku, sinis, dan juga perfeksionis.
kedua orang dengan tujuan dan sifat yang sangat berbeda tersebut terpaksa harus berdekatan karena mereka menjadi pasangan tour yang harus menjaga satu sama lain. dan ketika Rayan hendak berpisah dari kelompok untuk mencari Mariska, Jingga dengan terpaksa ikut terseret karena merasa bertanggung jawab atas pasangannya. dari sanalah dimulai petualangan keduanya. dan oleh karena petualangan itulah, Rayan yang pada mulanya sebal dan merasa terganggu oleh kehadiran Jingga, mulai merasa nyaman akan kehadiran perempuan yang ceria dan penuh semangat itu. akan tetapi kemudian segalanya menjadi rumit dan mempersulit hubungan keduanya.
-sisanya harus dibaca sendiri karena disitulah poin menariknya ;)
menurutku novel ini sangat menghibur dan bisa dinikmati dengan baik. yang pertama karena chemistry antara Jingga dan Rayan sangat terasa sekali. benar-benar dua kutub magnet yang saling tertarik satu sama lain. perasaan yang dirasakan oleh kedua karakter itu juga digambarkan dengan baik sekali oleh Orizuka, sehingga aku sebagai pembaca bisa benar-benar menghayati kisahnya :) alur ceritanya juga mengalir dengan baik, terasa seperti lagi nonton drama korea. membaca novel ini juga membuatku serasa lagi jalan-jalan di Korea karena tempat-tempatnya dideskripsikan dengan jelas.
Novel ini sudah aku baca beberapa waktu yg lalu. Ini novel pertama orizuka yang aku baca. Jujur, waktu mau ngebaca novel ini, aku mengharapkan cerita yg "wah" karena banyak yang bilang novel2 orizuka itu bagus2 Tapi secara personal aku kurang suka dengan novel ini, walau akhirnya aku jatuh cinta sama novel2 orizuka yang lainnya >Sebenarnya, mungkin aku hanya akan kasih 2 bintang KALAU aku nggak membaca ulang novel ini. Well, ternyata setelah dibaca ulang nggak separah yang kupikirkan. Aku suka banget dengan karakter Jingga dan Rayan yang berbeda banget kayak langit sama jurang. Perjalanan tur romantisme korea-nya benar -benar membuat saya terpukau. itu memang romantis banget dan.. kurasa chemistry diantara Jingga dan Rayan dapet banget Konfliknya juga dapet. Feel-nya apalagi. Sewaktu aku ngebaca ulang, aku bisa ketawa, sedih, nyesek... *padahal sewaktu pertama baca aku gak ngerasain feelnya sih* Overall, novel ini lumayan lah. :)
Saya bukan pecinta Korea. Nggak pernah nonton drama Korea. Dan ketika virus Korea mewabah di dunia perbukuan, saya tetap nggak tertarik. Tapi buku ini pengecualian. Itu pun saya beli buku ini sekitar setahun dari tanggal terbit. :p
Dan, merasa nggak dirugikan ketika baca novel ini. Saya malah merasa lucu ketika Jingga menjelaskan tentang Super Junior. Lalu tempat-tempat di Korea lewat tour romantisme mereka. Saya suka sifat Jingga dan Rayan yang berkebalikan. Saya suka ketika Jingga dan Rayan ke rumah kakek-nenek sapa-itu-namanya-saya-lupa, lucu banget itu. :p
Intinya, novel ini nggak mengecewakan. Hanya saja saya mengharapkan klimaks yang lebih memuncak, tapi jelang ending itu sudah sangat memuaskan. Saya suka ketika Jingga menyerahkan hasil foto itu ke Rayan. :)
I've read this book until page 9. The beginning of the story line is quite interesting. It's about a girl who wears clothes that not match at all. In my mind, I think that this girl is a tomboyish since she likes to play PSP and a little bit talk active. The girl's name is Jingga. In the story she met a boy named Rayan because of a little incident which Rayan accidentally crashed Jingga until her PSP thrown to the floor and then it's broken.
From the description, Jingga is that kind of girl who is really careless. I can see it when she didn't read the itinerary carefully. In the itinerary, it said that the tour (Jingga is going to South Korea by join a tour) participants should gather around inside the Terminal 2E, but she waited the tour team outside the Terminal 2E.
I'll continue to read this book and update the review soon! ♡
(ps: thank you Orizuka for making this book. I love it!)
Saya masih ingat satu novel teenlit yang sedang booming pada saat saya masih SMA yaitu Dealova. Seakan menawarkan sebuah angin segar di kehidupan masa remaja saya, saya berhasil menamatkan satu buku teenlit tak terlupakan itu dengan termehek-mehek. Semenjak saat itu, mulai banyak bermunculan novel-novel teenlit serupa. Sayangnya, semakin bertambahnya umur, saya sudah jarang membuka buku-buku macam itu.
Kecuali semalam.
Secara random, saya memungut sebuah buku bersampul cantik (khas Gagas Media) dari timbunan buku. Awalnya saya agak sangsi, bener nih mau baca yang ini? Soalnya dari covernya udah jelas kalau novel Infinitely Yours ini ada bau-bau Korea nya. Bukan saya anti, namun saya masih susah percaya aja banyak remaja-remaja Indonesia sekarang seakan berubah menjadi Korean Freak. Kok bisa sih cowok-cowok berkulit mulus kaya gitu banyak fans nya?? Menurut saya pribadi, mereka itu adalah lelaki KW1 alias ngga asli cowok. Hahaha. No Offense ya bagi penggemar aktor dan aktris Korea. Piss! Nah, dengan modal pola pikir pribadi itulah, saya ingin mengalahkan diri sendiri untuk membaca novel bergenre school drama + Korea ini. (sungguh, kombinasi yang sempurna bagi sebagian orang, dan kombinasi yang agak annoying bagi sebagian yang lain).
Jadi kita akan diperkenalkan kepada Jingga yang saya yakin ngga usah ditekankan berkali-kali oleh penulisnya juga kita udah cukup tahu bahwa dia adalah seorang cewek kelewat aktif yang ngga peka dan (secara kebetulan) mirip banget sama cewek Korea. Putih, kecil, energik, dan di salah satu adegan dikatakan bahwa dia lebih cocok jadi orang Korea daripada Indonesia.
Si tokoh cowoknya yang bernama Rayan juga sudah bisa ditebak mirip dengan salah satu artis Korea. Dia memiliki kepribadian sinis dan tak acuh yang sangat berkebalikan dengan sifat Jingga. Sungguh, jika Anda membaca novel seperti ini, bukanlah ending yang Anda harapkan untuk menjadi "hadiah" dalam cerita, namun lika-liku sepanjang cerita lah yang bisa menjadi penghiburan. Karena tentu saja, hanya dengan membaca 10 halaman pertama, Anda akan tahu hasil akhirnya seperti apa.
Jingga dan Rayan ini secara kebetulan bertemu di Korea dalam sebuah tour pariwisata. Dan secara kebetulan mereka duduk bersebelahan dan menjadi partner dalam tour tersebut. Secara kebetulan pula, mereka harus menginap dalam satu kamar yang sama dalam sebuah Love Motel. Atas kekuasaan pena penulisnya, mereka berdua disangka sebagai sepasang pengantin baru yang sedang honeymoon di Korea.
Konfliknya sebenarnya sederhana dan bisa ditemukan di ratusan novel atau film lainnya. Kekocakan ceritanya mungkin bisa dijadikan nilai tambah, kepiawaian berbahasa Korea dan pengetahuan detail tentang Korea yang dimiliki penulis juga menjadi poin tersendiri. Saya yakin para Korean Freak akan sangat familiar dengan detail-detail yang disebutkan dalam novel ini.
Sebenernya masih ada 2 tokoh lain yang menjadi "orang ketiga" dalam novel ini. Saya membayangkan andai saja peran mereka tak hanya muncul di beberapa halaman, pasti konflik di dalam novel ini akan jauh lebih seru dan akan melibatkan adegan termehek-mehek pula. Sayangnya, peran "beberapa halaman" ini membuat 2 tokoh sampingan ini menjadi antara ada dan tiada. Dibilang penting tapi kok engga, dibilang engga tapi mendukung jalan cerita juga. Serba nanggung jadinya.
Saya ngga terlalu suka sifat Jingga yang kesannya dibuat-buat itu. Apalagi Rayan dan Jingga sengaja dibuat sangat berkebalikan sifat agar mendukung teori bahwa "Dua Magnet yang berlainan akan saling tarik menarik". Saya bahkan bertaruh dengan diri sendiri berapa lama hubungan mereka berdua akan berlangsung jika terjadi di dunia nyata. Ngga penting sih. Tapi kadang perbedaan 180 derajat dengan pasangan bukan berarti pertanda bahwa kalian berdua bisa match satu sama lain.
Itu aja sih. Panjang ya? hehehe. Yang pasti, saya ngga merasa sia-sia kok baca novel ini. Meskipun ada banyak kebetulan-kebetulan, namun saya mengakui bahwa saya membaca novel ini tanpa bertanya macam-macam. Mengalir aja gitu sampai selesai. Bener-bener fresh setelah membaca aneka fantasi di luar sana. Salut untuk penulis karena ini adalah buku ke tiga belasnya. Dan semoga buku selanjutnya juga ngga kalah bagus dengan yang ini.
Jam 3 pagi gue baru selesai baca novel ini. Bela-belain karna emang penasaran banget endingnya. Gak nyesel beli novel ini.
Infinitely Yours. Berawal dari pertemuan Jingga dan Rayan yang memang kebetulan di bandara. Ketika pertemuan pertama kali, Rayan menghancurkan PSP milik Jingga. Kemudian pertemuan itu kembali ketika mengetahui bahwa Rayan ikut dalam Tour Together ke korea. Dan dari situlah cerita itu dimulai. Rayan yang memiliki sifat ketus, pendiam, galak tidak suka dengan keberadaan Jingga yang sifatnya 180 derajat darinya. Tour bersama gadis periang yang sebenarnya berumur 25tahun ini, sudah menjadi mimpi buruk baginya.
Tujuan Rayan ke korea adalah menemui Mariska, mantan kekasihnya yang sebentar lagi akan menikah. Setelah itu Rayan malah terjebak dengan Jingga dalam Tour Romantis nya yang Jingga buat. Tadinya Rayan mengira bahwa Jingga itu cewek aneh, yang terlalu hyper. Tapi dalam Tour romantis, pandangan Rayan pada Jingga perlahan berubah. Dan tanpa sadar, ia mulai menikmatinya dan terkena virus "Jingga"
Dalam perjalanan kurang lebih 5 hari bersama Jingga, Rayan merasakan ada yang aneh. Ketika ia tersadar dan ingin nyatakan cinta, ternyata sudah terlambat karena sudah didahului Yun Jae. Ketika sampai di Jakarta, Rayan berharap tidak akan bertemu Jingga lagi. tapi siapa yang tahu rencana tuhan?
Buku ini buku kedua yang gue baca dr penulis Orizuka. Buku ini benar benar bagus. Sifat dan karakter yang kental dalam buku ini semakin membuat buku ini menarik. Jingga; cewek berusia 25 tahun tapi memiliki sifat seperti anak SD. sangat apik dituliskan dalam buku ini. Rayan; cowok berusia 28 tahun yang memiliki sifat judes, pendiam, cuek, galak yang akhirnya membuat mukanya tampak jauh terlihat tua.
Dan dalam buku ini juga gue dapet pelajaran banyak tentang korea yang juga disebut2 salah satu negara romantis. Walaupun gue gak hyper dengan Korea, tp untungnya gue tahu beberapa artis/boy and girlband disana. Untungnya juga si penulis menuliskan penyanyi yang memang sudah terkenal / tidak asing didengar. Ada juga beberapa kata2 yang udah gue sering dengar tp gak tau artinya apa. Yang karna emang temen gue juga banyak yang seperti Jingga, "Korean Freak" *okinigakpenting
Buku ini lengkap menurut gue. Ada kocak, nyebelin, dan sedih. Emosi gue diaduk aduk pas baca buku ini. Apalagi pas baca pertama2 yang Jingga manggil Rayan dengan sebutan "om"-__- dan air mata gue mengucur diakhir akhir ketika saat perpisahan dan waktu Jingga memberikan buku berisikan foto2 Rayan ketika di Korea. dan tambah mewek waktu foto yang bertuliskan "He said goodbye.." ARRRGH T___T kemudian saat Rayan dan Jingga dipertemukan lagi di Korea and he said "Saranghae" *melting*
Overall, two thumbs up! 4 stars for the story and 1 stars for the lovely cover dan kertas yang dirancang apik dengan lukisan lukisan. Jadi pengen baca buku2nya Orizuka nih... oya.. i'm totally in love with Rayan. Saranghae Rayaaan :*
Nice story, dan juga menghibur. :) Membaca novel ini seperti menonton drama korea genre komedi romance, apalagi didukung dengan gaya menulis Orizuka yang jenaka. Dan pastinya, selain lebih mengenal tentang korea dan menikmati suasana korea pembaca juga akan menambah lebih banyak vocab bahasa korea karena buku ini. Sayangnya saya tidak mempunyai karakter favorit dalam buku ini. Tapi jika disuruh memilih mana karakter yang disuka saya mungkin memilih Rayan dan Yun Jae. Saya menyukai setiap kali Rayan mengeluarkan pendapatnya tentang Indonesia kala Jingga mengutarakan kesukaannya pada korea, tapi tetap dalam hatinya ia begitu kagum dengan segala penataan dalam negara itu. Sedangkan Yun Jae, siapa yang tidak menyukainya dengan karakter khas lelaki korea. Romantis, perhatian dan penyayang. Adegan favorit aku saat ia marah setelah Jingga akhirnya kembali ke rombongan dan adegan dimana ia harus melepas Jingga di bandara untuk kepulangannya ke Indonesia. Omo. It makes me melting. -^^-
Tadinya aku mau kasih bintang tiga sih, soalnya ceritanya mudah ditebak dan pertemuan-pertemuan yang terjadi antara Jingga dan Rayan selama tur terasa seperti terlalu disengaja. :| Tapi, berhubung diakhir-akhir buku ceritanya lumayan, jadinya bintangnya bertambah. I gave four stars. Endingnya, kocak by the way. :D
Saya bukan pecinta Korea, meski dulu ada masanya saya hobi nonton drama Korea. Itu pun kebanyakan drama kolosal, jarang drama romantis. Makanya, awalnya saya tidak terlalu bersemangat membaca novel ini. Tapi kok, seiring halaman demi halaman, rasanya semakin senang mengikuti kisah Jingga dan Rayan? :D
Kisah cinta yang dibalut perjalanan bisa membosankan kalau terlalu banyak berkisah tentang latar sehingga ceritanya berubah menjadi buku panduan turis. Namun, Mbak Orizuka bisa meramunya tidak seperti itu. Ada keseimbangan antara touring dengan pembangunan chemistry antara Jingga dan Rayan. Bacanya pun jadi semangat, senyum-senyum sendiri layaknya seorang gadis yang sedang menonton drama Korea romantis. :D
Ceritanya drama Korea banget, lengkap dengan cinta segi empat dan momen-momen manisnya. Karakter Jingga, karakter Rayan, mudah dibayangkan sebagai tokoh utama dari suatu drama romantis. Naik turunnya hubungan mereka, chemistry, semuanya mengalir dan asyik dibaca. Sayangnya Mariska dan Yun Jae kurang berperan dalam novel setebal ini--bikin sedikit kurang greget. Apalagi pada akhirnya Yun Jae begitu. :(
Overall, saya sangat menikmati novel ini. Bacaan tepat bagi mereka yang suka novel romantis berlatar Korea.
Gara-gara baca Our Story dan The Chronicles of Audy, saya ngefans sama Orizuka. Menurut saya, ceritanya ringan-ringan gimana gitu. Tapi justru itu yang saya suka. Bacanya nggak bikin mikir, karena keseharian hidup saya aja udah bikin mikir. *halah curcol*
Jadi saya punya ekspektasi lumayan tinggi sama Infinitely Yours ini. Sebenernya, kalo aja saya bukan termasuk penonton drama Korea sebelum baca buku ini, mungkin saat membaca Infinitely Yours ini bakalan termehek-mehek gimana gitu. Sayangnya, plot dan lain-lain yang ada di sini, udah ada di semua drakor yang saya tonton.
Dua karakter utama yang saling berseberangan di awal, bentrok-bentrok dan sebagainya, ada di sini.
Nah, Jingga adalah karakter perempuan yang clumsy, childish, cerewet, pemuja oppa-oppa (ya kayak saya juga sih), dan sejenis lainnya karakter yang ada di kebanyakan drama Korea. Sementara Rayan adalah karakter laki-laki yang serius, gila kerja, sekaligus jutek. Somehow keduanya harus nyambung karena mereka jadi sepasang partner dalam tur ke Korea. Bisa ditebak banget, kalo selama mereka jadi partner tour itu mereka sering berantem dll, tapi terus jadi saling merindukan dan teman-temannya.
Intinya sih, semua yang udah saya tonton di drama Korea, hampir semua ada di sini. Konfliknya, galaunya, romance-nya. Semua ada drakor yang saya tonton.
Soal informasi tentang wisata di Korea Selatan? Ada di buku ini. Tapi, saya udah sering lihat juga di drama-drama Korea. Hihi...
Mungkin saya termasuk terlambat baca buku ini, karena ternyata buku ini termasuk karya awal Orizuka. Saya nggak kecewa sama buku ini, kok. Mungkin karena keterlambatan saya mengenal buku ini aja, jadi saya agak nuduh buku ini terlalu mirip sama drama-drama Korea yang saya tonton. Gitu aja. Saya nggak bisa kasih rating rendah, karena biar gimanapun, ini Orizuka dan saya selalu menyukai karyanya ^^
Romance karya Orizuka yang wajib dibaca oleh semua penggila korean wave. Membaca buku ini kurang lebih mengingatkn saya saat menonton "Hello Stranger", dua orang asing yang melakukan perjalanan bersama mengelilingi Korea lengkap dengan Winter Sonata dan Jeju Islandnya tidak lupa latar andalan semua film korea, Gembok Cinta di N Seoul Tower.
Saya suka bagaimana cerita Novel Ini mengalir dengan susunan kata menarik. Riser yang dilakukan penulisnya pun sungguh ajaib sampai bisa menenggelamkan kita pda latar yang terus berpindah. I must say, this is one of few romantic stories that surprized me. Hal yang saya sesali cuma satu, seandainya saya membacanya sekitar 5 tahun lalu, mungkin feelnya bisa lebih mantap 😂
Klise tapi tetep cute dan meninggalin impact pada saya setelah membacanya! Setelah baca banyak novel Kak Orizuka saya jadi makin kagum dengan cara dia meracik dialog percakapan yang asik sekali di baca! Terus, alur ceritanya selalu jelas, sama kayak di buku ini. Cara dia mengurai setiap permasalahan juga rapi dan menarik sekali. Saya banyak belajar dari buku-bukunya. Terakhir, romantisme di buku ini menurut saya pas sekali!
Sweet, romantic love story that is proof that people who love each other eventually find their way back to each other. I like the Korean themed settings. And the ending not bad too~~~ its almost like kdrama i think 😆
baru aja tadi dini hari, gue selesein ini buku yang waaaw.. setelah sekian lama vakum baca kisah cinta ala korean drama-baca bukan nonton- jadi ngingetin jamannya gue tergila-gila sama kisah-kisah dari Ilana Tan. ternyata Orizuka juga bisa nulis kisah ala Kpoppers setelah summer breeze dan apa sih yang ada jepang-jepangnya itu (lupe hahaha). asli baca ini buku ampe ngumpet di balik kelambu item gara-gara cengar-cengir ga jelas... KOCAK ABIS!!! emang bener Yun Jae itu ibarat idola dan memilikinya itu adalah hal yang nggak semestinya.. di novel ini juga Rayan dengan celotehan sinisnya menjelaskan betapa pentingnya bagi kita warga negara Indonesia mencintai negara sendiri dengan segala kekurangannya. Asal pada tau ternyata pulau-pulau kecil di negara kita kebanyakan udah di beli warga asing dan parahnya lagi warga Indonesia sendiri nggak tau kalau kita ounya pulau-pulau itu... cerita ini sebenernya emang belom gue liat langsung tapi gue dapet dari Trinity di novel ke dua-nya kalo nggak salah. Kalo bukan kita yang mengembalikabn keidahan negara kita maka siapa lagi? sayangnya semakin menjamurnya virus korupsi maka semakin menjamurnya sifat ketidak jujuran. contohnya aja karyawan yang kerja di toko gue, mendadak licik, picik, dan nggak jujur. mulai dari ngilangin galon sehari satu, nggak ngelaporin adanya pelanggan-duit dia tilep sendiri waktu kita meleng-, atau bilang "dia pelanggan gue, semenjak bulan puasa dan makin parah waktu mendekati lebaran. THR pun dijadikan acuan kesetiaan, gue tanya kenapa sekarang ketika Ramadhan orang-orang malah menanyakan THR, menunggu THR, menghitung THR yang akan di dapat bukannya menghitung amalan baiknya, melaksakan puasa dengan tertib atau memantaskan diri menerima THR gue aneh dengan segala "kejungkir balikan" ini. kayaknya makin parah aja akhlak bangsa ini? apakah ini karena gue sendiri? yang ternyata tidak menyadari kesalahan diri? tidak menyadari kalo segala bacotan gue di tulisan ini malah gue sendiri yang berbuat begitu? ibarat kata negatif pasti dibalas negatif gitu? huaaaaaah..........
gue nggak suka banget sama yang kayak begini nih, sorry balik lagi ke kisah di novel ini... semua bahasa korea yang ada di novel ini begitu familiar sehingga gue nggak mesti tiap kali liat ada bahasa korea maka setiap kali itu juga gue liat catatan kaki secara gue juga doyan drama korea... gue pernah nonton di televisi yang menayangkan tentang korea gitu, ternyata pemerintah disana membuat suatu kebijakan bagi perfilman, bahwa pembuatan film disana selama lokasi yang mereka pakai dalam film harus dibantu. sebuah restoran tidak boleh melarang pembuatan film memakai restorannya, mereka malah harus membantunya. jadi misalkan ada sebuah film memakai restoran tertentu, restoran tersebut harus menyediakan tempatnya. lalu bagaimana dengan konsumen mereka? tetap buka kok restorannya tapi balik lagi ke kebijakan restoran tersebut. yang jelas pemerintah disana tidak menyulitkan pembuatan film, kecuali film porno ya!! coba kalau di Indonesia? ada tiga faktor film disini nggak berkembang 1. tidak berkembang cerita-kurang kreatif, tidak bisa membaca situasi pasar, tidak peduli moral, dll 2. banyak koruspi sehingga membuat film harus dipikir2 dulu 3. tidak ada dukungan dari pemerintah.. ingat semua bisa selesai dengan bertindak bukan hanya berbicara!!
intinya novel ini SERUUUUU!!!!!!!! apalagi kalo baca malem2 setelah pulang kerja-kuliah-ngelonin anak-patah hati, dan kegiatan melelahkan lainnya... nggak berat tapi tetap membangun. selamat membaca cinguuuu *bener nggak nih? hahahaha
Apa jadinya kalo cowok gol darah A bertemu dengan cewek gol darah O dalam suatu tour ke Korea ? Kalau bukan gara-gara Alif yang membelikan tiket tour, kalau bukan gara-gara tabrakan tak sengaja yang menyebabkan psp rusak, tak akan pernah hidup Rayan, pria kaku yang selama ini dalam keteraturan berubah bak naik roller coaster.
Kepergian Rayan ke Korea bukanlah untuk liburan tapi memastikan bahwa tunangannya telah berpaling pada cowok lain. Sayangnya, tiket yang ada ditangannya adalah tiket tour. Maka kini mau tak mau Rayan harus bertenggang rasa dengan teman tournya, cewek berisik yang heboh bertampang sma yang manis & imut serta sangat Korean freak, bernama Jingga.
Dan dimulailah semua petualangan yang kacau dan lucu ini dengan suguhan keindahan negri ginseng. Semuanya gara-gara Jingga yang ingin membantu Rayan hingga akhirnya mereka berdua ketinggalan berbagai acara tour, membuat Rayan kecopetan, membuat mereka nginap dalam satu kamar hotel murah, nginap di rumah penduduk yang menganggap mereka pasangan pengantin baru….dan masih ditambah lagi dengan provokasi Jingga bahwa cowok-cowok negri ginseng itu romantis, membuat Rayan mau memakai couple ring, mau membeli gembok cinta, mau memakai couple T, mau bermain lempar bola salju dan mau ikutan fotobox serta gak ambil peduli bahwa setiap tindakan dan gaya Rayan selalu diabadikan oleh Jingga.
Ternyata tujuan Jingga bukan hanya tour, tapi juga ingin menemui oppa Yun Jae, guide tour ganteng yang ditaksirnya. Tentu saja oppa Yun Jae gak mau kalau perhatian Jingga teralihkan ke Rayan…., dan berbagai cara dilakukan oppa Yun Jae agar Rayan mau menjauh dari Jingga.
Tapi mungkinkah pertemuan Rayan dan Jingga hanya suatu kebetulan ?
Kadang kita tak pernah tau cinta akan jatuh dimana dan kepada siapa….
One more sweet story from Orizuka and one more sweet cover+paperback from Gagas Media. Oh my, love it <3
Berawal dari Jingga dan Rayan yang gak sengaja bertubrukan di bandara, dan membuat PSP Jingga jatuh dan rusak. Rayan mengira urusannya dengan Jingga hanya sampai di situ, tapi ternyata mereka dijadikan pasangan tour selama 8 hari itu. Peraturannya, masing-masing orang bertanggungjawab atas pasangan tour yang dipilih secara acak itu.
Kejadian-kejadian menarik mulai muncul di hari 2-3 sampai seterusnya. Mulai dari pencarian Mariska yang lalu berakhir pada keterlambatan mereka mengejar bus tour, dicurinya dompet Rayan dan mengakibatkan mereka harus menginap di tempat lain. Tak hanya itu, selama mereka ‘hilang’ dari rombongan, Jingga memanfaatkan momen ini untuk membawa Rayan dalam ‘tour romantisme Korea ala Jingga’ demi membuat Rayan menyukai Korea. Mulai dari beli couple T, cincin, photosticker, memasang gembok cinta di Namsan Tower, nongkrong di sekitar sungai (emm ini saya lupa nama sungainya), dan lain-lain. Dan yang bikin saya ngakak adalah, ketika Jingga kehabisan uang dan mereka menumpang di rumah berhunikan 5 orang (kakek-nenek-suami-istri-anak), dan mereka menganggap mereka pengantin muda yang baru menikah. Reaksinya itu, ahahahahaha!
Novel yang berisi beberapa selipan percakapan dalam bahasa Korea ini juga memuat banyak kebudayaan Korea dan lokasi-lokasi wisata di sana serta kendaraan yang biasa digunakan untuk mencapai lokasi tersebut. Tentu, ini menambah informasi buat pembaca yang mungkin berkenaan untuk mengunjungi negara gingseng itu. Inilah nilai plusnya.
Selain itu, Orizuka tak hanya ingin membuat pembaca terbuai dalam Korea, tapi juga menyadarkan bahwa mencintai negara lain itu baik, tetapi sebelumnya harus mencintai negara sendiri dulu. Two thumbs up!
Nama Orizuka memang menjadi daya tarik sendiri untuk membaca karya-karyanya. Sebagai seorang cowok, aku memang kurang begitu tertarik dengan hal-hal berbau Korea. Bukan karena iri ya (ini kata teman-teman), tapi karena emang gak cocok budayanya saja. Aku gak suka dandan (mandi aja jarang :/ :D ) dan cenderung alergi sama barang-barang kosmetik. *curcol*
Nah, Infinitely Yours ini adalah novel korea ketiga yang sudah (terpaksa) aku baca. Dan ternyata ketiganya memang tidak terlalu mengecewakan. Karena toh, sudah dicampuri budaya Indonesia. Gak melulu korea-korea-an. :D
Novel Infinitely Yours ini sekilas (dan memang isinya persis) mirip dengan film Hello Stranger. Gak tahu film apa itu? Itu loh, film Thailand yang konyol. Kekonyolannya juga hampir sepadan dengan novelnya Orizuka ini.
Ceritanya jelas sudah dipakai ribuan kali dalam cerpen atau novel. Apalagi sinetron/FTV :/ . Kisah tentang dua manusia beda jenis kelamin yang baru ketemu lalu ada sebuah kejadian yang membuat mereka saling benci satu sama lain. Gak akur dan punya perbedaan kepribadian. Pasaran deh.
Tapi... Bukan Orizuka namanya kalau gak bisa bikin sesuatu yang berbeda. Ceritanya dibuat sedemikian rupa sehingga membuat Korean haters sepertiku mampu membabatnya sampai habis.
Oke, aku akui. Aku Korean Hater. But, aku bisa bertoleransi dengan koreanholic kok. :D . Buktinya sahabat-sahabatku (yang semuanya koreanholic :/ ) bebas menyanyikan dan menonton MV-MV Boyband/Girlband Korea. Dan aku harus menemani mereka seharian. :D
Sukaa sekali :) Jingga gadis berumur 25 thn, yang kelihatannya seperti anak sma, dan juga Rayan alias Narayan Sadewa, laki-laki berumur 28 thn yang keliatan kayak om-om (gatega juga ngomongnya secara ganteng wakaka)
Seneng banget liat gayanya Jingga yang fun, excited, pokoknya periang banget. Apalagi pas pertemuannya sama Rayan di bandara, pake manggil om segala sih ;) Aku kira Jingga emang anak sma wkwkw :)
Semuanya bagus, perjalanan ke Korea Selatan, yang sebenarnya bertujuan untuk ketemu lagi sama orang yang Jingga sukai a.k.a tour guidenya selama berada di Seoul harus direlakan, buat nemenin Rayan mencari Mariska, mantan pacarnya yang udah mau married ama orang sono.
Overall suka banget endingnya, suka banget liat Rayan yang kaku, sinis, ngeselin, jadi orang yang bener-bener charming wkaoaakoa ga juga kali ya? Cuman aku sangat suka jalan ceritanya, mulai dari Tour Romantisme Korea Jingga&Rayan, Couple tee, Couple ring, Love Motel, Masang gembok di pager, belanja, sampe Jingga yang buat buku perjalanan Rayan selama di Korea ;)
Ini adalah pertama kalinya saya me-review sebuah buku di goodreads, jadi mohon maaf bila review-nya jelek/tidak sesuai dengan isi buku.
Sebenernya, buku buatan kak Orizuka ini emang bagus, cuma karena unsur Korea-nya "kerasa" banget, jadinya agak terlalu klise, gitu. Karena, di Indonesia udah banyak ditayangin acara-acara musik dari Korea dan drama Korea.
Sebenernya, penulisan ceritanya udah bagus sih, tapi plotnya gampang ketebak. Buat saya, waktu pertama beli, yang menarik itu sinopsisnya yang ada di belakang kover. Kovernya sendiri juga menarik banget sih, karena terkesan eyecatching.
Dan bagi saya, kalo di dalamnya banyak terdapat bahasa Korea yang ditulis menggunakan bahasa Latin, agak ngebosenin gimana gitu ya. Lebih enak langsung pake bahasa Indonesia, karena untuk saya, buku yang isinya bahasa Indonesia dicampur bahasa lain (kecuali bahasa Inggris) itu kurang nyaman dibaca. Tetapi saya masih bisa menerima.
Nama Yun Jae itu... kayaknya terinspirasi Yunho-Jaejoong, ya? Hmm, ini cuma pertanyaan saja.
Sekianlah review saya... maaf bila ada kata-kata yang terlalu kasar.
hell yeah! setelah dari kapan tau gue muter2 bookstore dan pulang dengan tangan hampa, akhirnya penantian panjang gue berakhir sudah. yups! finally i found its novel at the unique date 11-11-11. spesial banget:D
entah novel keberapa dari kak orizuka yg gue baca, dan harus banget gue bilang kakak ciamik banget! setelah novel2 sebelumnya yang lebih banyak sad endingnya *yg kebetulan gue baca* akhirnyaaaaah! yang ini happy ending juga, walo sempet berpikir endingnya bakal gak sesuai harapan, but don't too much worry anybody :p
kalo menurut gue pribadi sih, satu kata aja buat ini novel KOCAK! gue gakbisa berenti ngikik kaya kuntilanak yg lagi godain @poconggg *nah loh* pokoknya seru abis deh!
buat para k-pops lover kayaknya wajib punya ini novel deh, kalo istilahnya sih high recommended gitu :D gue yang bukan k-pop lovers aja jadi tertarik buat goes to Korea *kalo ada duit sih :p * gara2 kak Orizuka yg pinter banget gambarin tentang negeri ginseng tsb .
well, buat cerita lengkapnya you better find out yourself :)
Awalnya membeli buku ini karena banyak yang memujinya sebagai cerita yang bagus. Kebetulan saya sedang ingin membaca novel-novel bersetting Korea, yang saat ini sedang trend. Ternyata novel ini di luar ekspektasi saya yang tadinya datar-datar aja.
Novel ini bagus. Asyik dan seru! Saya sampai baca berulang-ulang. Alur ceritanya seperti drama Korea yang suka saya tonton. Manis, kocak dan bikin gregetan. Bedanya, dua tokoh utamanya orang-orang Indonesia. Sentuhan Korea hanya di setting lokasi dan karakter sekunder aja.
Karakter dua tokoh utama (Rayan dan Jingga) kuat, dan dipaparkan dengan mengalir melalui tingkah laku dan dialog keduanya. Pembaca nggak merasa dijejali informasi dengan sengaja.
Lalu endingnya juga sengaja dibuat sedikit bikin penasaran, meskipun penyelesaiannya akhirnya memuaskan.
Salut buat Okke yang bisa menggambarkan setting lokasi Korea, meskipun mengaku belum pernah ke sana saat menulis ini. Risetnya tekun.
Seru abis.. Walaupun udah sering baca novel berlatar belakang Korea.. Yg ink berbeda.. Khas orizuka.. Detail dan dialognya.. Pas.. Ga kurang dan ga bikin eneg..
Baca cerita ini jadi pingin berkunjung ke korea someday.. Backpacker mungkin.. Nabung dulu yang pasti..
Karakter jingga.. Banyaaaaaakk dijumpai di indonesia.. Termasuk saya yg ibu rumah tangga pernah jadi kpopers alay.. Haha.. Karakter Rayan yang datar.. Hmm.. Keren dengan porsinya..
Yun jae.. Pria korea yg kekar dan berotot.. Hmm.. Jd berimajinasi ke Taecyon 2PM.. Hahaha.. Soalnya rata2 artis korea tu kurus tinggi..
Cerita nya oke.. Bikin senyum senyum sendiri.. Berdebar sendiri.. Merana sendiri.. Krn bacanya sendiri ga rame2.. Haha..
Ini beneran satu novel di baca dua jam loh.. Ceritanya ngalir bener2 ngalir ga bisa berenti bacanya sampe end..
I have read this book for four times, because it's definitely not disappointed :)) I like it! It makes me want to go to Korea. Hahaha. So, this is my review for this book.
----
Jingga, seorang wanita berumur 25 tahun -yang berpenampilan seperti anak SMA sangatlah menyukai Korea. Kali ini ia akan pergi ke Korea, dengan tour untuk bertemu pangeran berkuda putihnya, Yun Jae. Tapi siapa yang sangka ia malah bertemu dengan Rayan -Narayan Sadewa- yang merupakan pasangan tour-nya. Tujuan Rayan ke Korea ini sama sekali bertolak belakang dengan Jingga. Ia pergi ke sana untuk menemui Mariska, mantan pacarnya yang sebentar lagi akan menikah.
Bayangin dhe, cowo super kaku+sinis+pendiam harus terjebak dlm tour di korea, *negeri yang dibencinya* dg pasangan cewe super ceria+energik+maniak korea :D
selain tour romantis korea ala Jingga yang seru, novel ini jg kocakk. tp pas bagian Rayan say goodbye to Jingga, rasanya hati gw ikut merasa perih :(
Satu yang gw agak kecewe, endingnya! Maunya, Jingga & Rayan ketemu lagi karena usaha dr Rayan utk menemukan Jingga. bukan karena kebetulan begitu aja. Tp lucunya, setelah mengatakan saranghae ke Jingga, Rayan masih tetaplah Rayan yang sinis dan pelit kata2 :)) bukannya berubah romantis sikit kek :p
This entire review has been hidden because of spoilers.
Pertama beli novel ini... Karena ada unsur Korea-nya !! :D covernya juga menarik sih *khas GAGASMEDIA* Terusss setelah dibaca ceritanya juga bagus... Tentang Jingga dan Rayan *jadi kepincut beneran sama Narayan Sadewa* yang sifatnya bertolak belakang banget tapi akhirnya saling jatuh cinte juga \(^o^)/
Endingnya juga romantis! Beneran nggak nyesel deh... Hahahay :)
Re-read. Rasanya senang sekali bisa selesai baca satu novel hari ini, dalam sekali duduk pula. Setelah ini saya mungkin bakal baca ulang novel kak Orizuka yang lain. :)