What do you think?
Rate this book


284 pages, Paperback
First published November 1, 2016
“Muffin itu sederhana, apa adanya. Nggak perlu menghiasnya sedemikian rupa, rasanya udah enak. Yah, kayak kamu ini. Nggak perlu didandani, udah enak dilihat.” – Little Bit of Muffin by Aiu Ahra.
"Kayak cinta, hidup juga sesuatu yang nggak bisa diprediksi . Jadi, biarlah berjalan seperti waktu. Kalau pada akhirnya nggak ada yang bisa berubah, artinya bukan kita yang ditakdirkan bersama." – Little Bit of Muffin by Aiu Ahra.
"Menjalin sebuah hubungan nggak jauh beda kayak bikin kue. Setiap bahan disatukan secara bertahap, bersama-sama melewati proses pengadukan, pemanggangan, dan dekorasi, lalu jadi kue yang enak." – Little Bit of Muffin by Aiu Ahra.
"Karena satu-satunya yang bisa dilakuin orang patah hati cuma melupakan. Jadi, lupakanlah." (hal. 95)
"Setia ke cowok yang nggak suka sama kita itu, kan, sama aja bodoh." (hal. 27)
"Menyadari kalau seseorang dari hidup kita tiba-tiba hilang, barulah kita sadar kalau dia itu sangat berarti. Iya, kan?" (hal. 250)
"Bahagia nggak datang dengan sendirinya, terkadang kita juga harus berusaha nemuin kebahagiaan itu sendiri." (hal. 160)
"Kue itu bukan soal bisa bikin atau nggak, melainkan soal rasa. Nama kue boleh sama, tapi rasa, nggak semuanya sama, kan? Dan, setiap orang punya resep dan cara yang berbeda. Itu yang harus dicari tahu." (hal. 80)
Kalimat Gathan di halaman 224 itu nancep banget di hati aku. Nih, aku kasih sedikit ya, "Mungkin aja alasan kenapa kamu nggak bisa ngelupain Evan karena kamu belum ngasih tahu perasaan kamu itu sama dia." Itu dia! Bisa jadi sih, soalnya mungkin masih ada beban yang belum tersalurkan.

"Menjalin sebuah hubungan nggak jauh beda kayak bikin kue. Setiap bahan disatukan secara bertahap, bersama-sama melewati proses pengadukan, pemanggangan, dan dekorasi, lalu jadi kue yang enak." (hal. 163)