Jump to ratings and reviews
Rate this book

Journey to Andalusia

Rate this book
"Andalusia itu di Turki, ya?"

Tidak banyak generasi muda Muslim yang masih mengetahui jejak sejarah Andalusia. Sebenarnya, Andalusia adalah sejarah yang paripurna, negeri sejuta cahaya, tempat segala hal hebat berawal. Islam pernah menyinari negeri itu dengan ilmu pengetahuan, peradaban, dan kemanusiaan selama 800 tahun. Lebih dari 2/3 sejarah Islam ada di sana.

Kalkulus, algoritma, trigonometri, aljabar, adalah hasil pemikiran ilmuwan muslim bagi kemajuan peradaban. Tanpa penemuan-penemuan itu, tidak akan ada revolusi digital yang kita nikmati saat ini. Catatan perjalanan ini bukan sekadar menjelaskan bahwa Islam pernah berada di Andalusia, wilayah yang kini bernama Spanyol, Portugal, dan sebagian Prancis--bukan di Turki--tapi juga mengingatkan bahwa benderang itu bersumber dari Islam.

Apakah Cordoba masih berpendar cahaya? Seperti apa Mezquita? Semolek apa istana Alhambra? Semua jawabannya ada di dalam catatan ini.

192 pages, Paperback

First published January 1, 2017

2 people are currently reading
34 people want to read

About the author

Marfuah Panji Astuti

6 books6 followers

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
19 (35%)
4 stars
21 (38%)
3 stars
13 (24%)
2 stars
1 (1%)
1 star
0 (0%)
Displaying 1 - 20 of 20 reviews
Profile Image for Annissa Larasati.
91 reviews5 followers
May 15, 2022
".. berada di tanah yang pernah dipijak oleh Ibn Rusyd dan menyaksikan bukti sejarah betapa dunia berhutang pada Islam, membuat hati dipenuhi rasa syukur." (110)

Sebuah catatan perjalanan melintasi jejak-jejak kemegahan islam terdahulu di Andalusia. Selama berabad-abad, Daulah Andalusia adalah pusat peradaban dunia, tak hanya Islam semata. Namun sebagaimana sunatullah, tak ada yang abadi. Allah mempergilirkan kekuasan dan kehancuran di antara manusia. Sekarang daerah tersebut terbagi menjadi negara Spanyol, Portugal, dan sebagian Perancis.

Perjalanan ini berawal dari hal yang begitu sederhana, kisah-kisah heroik pengantar tidur yang disampaikan oleh ayah sang penulis. Ternyata, hal sederhana tersebut begitu membekas hingga menumbuhkan mimpi dan motivasi tersendiri bagi penulis untuk kemudian menapaktilasi kisah-kisah tersebut. Menunjukkan, lagi-lagi, atas izin Allah betapa kisah-kisah penuh hikmah mampu mendidik jiwa-jiwa belia dengan caranya sendiri. Sebagai orang tua, hal ini menyentil saya untuk semakin giat berkisah kepada anak-anak.

Membaca buku perjalanan ini rasanya campur aduk sekali. Ada rasa haru menapaktilasi sejarah islam yang dulu begitu gemilang, namun juga kesedihan menyakitkan karena semuanya telah sirna. Gemerlap Andalusia yang dulu begitu terang  dengan cahaya iman, kini telah redup hingga hanya menyisakan sesak di dada.

Catatan perjalanan seharusnya memang tak hanya tentang keindahan tempat-tempat yang memanjakan mata, namun juga bagaimana merajut hikmah dari kisah-kisah yang terserak di sana. Lewat buku ini, saya seakan diingatkan kembali. Kapan mau mulai mempelajari sejarah Islam yang begitu kaya akan hikmah di dalamnya?

"Perjalanan ke Andalusia sejatinya adalah mengonfirmasi sejarah. Banyak umat Islam, terutama generasi mud, tidak paham bahwa Islam pernah menyinari dengan cahaya terang di wilayah yang sekarang bernama Spanyol, Portugal, dan sebagian Prancis. Informasi yang beredar, terutama di internet, banyak yang menyesatkan." (60)
Profile Image for Nisa Rahmah.
Author 3 books105 followers
February 22, 2017
Selengkapnya >> http://resensibukunisa.blogspot.co.id...

Perjalanan ke Andalusia tidak hanya sekadar perjalanan fisik semata. Jauh daripada itu, banyak sekali sentuhan ruhani dan napak tilas sejarah dunia tersimpan di sini. Memberikan jejak-jejak yang perlu disinggahi. Menghamparkan remah-remah roti petunjuk untuk ditafakuri. Ini bukan hanya sekadar mengenang romansa indah tentang kejayaan Islam di masa silam. Namun, sebuah kenyataan pahit tentang runtuhnya sebuah dinasti dan hilangnya peradaban sejarah manusia.

Perjalanan ini tidak hanya berbicara tentang sebuah kisah tentang agama semata. Namun, sebuah cerita tentang kemanusiaan, rasa toleransi yang besar, dan juga sebuah pelajaran berharga yang bisa kita petik hikmahnya di masa sekarang. Journey to Andalusia menjadi gerbang yang menyenangkan untuk mengenang sejarah umat manusia terdahulu. Membuat saya ingin membaca buku-buku berkenaan dengan itu.

Tidak hanya berkisah tentang sejarah saja, layaknya sebuah buku catatan perjalanan, banyak sekali tips bermanfaat yang bisa diambil jika kita ingin berkunjung ke sana. Seperti misalnya, plus-minus bepergian dengan travel agent atau berkunjung secara mandiri. Dari segi gambaran biaya yang harus dikeluarkan, tips menarik seputar tempat-tempat yang wajib dikunjungi, tentang tour guide yang hanya bisa memandu di areanya saja, dan banyak tips menarik yang wajib diketahui di sana.
Profile Image for Risyca Pujiastuti.
45 reviews
February 18, 2017
Review lengkap ada di sini --> http://antararisycadantweety.blogspot...

“Apa yang terjadi? Ketika manusia-manusia terbaik tergantikan mereka yang terlena dengan gemerlap dunia, ketika ayat-ayat Allah ditukar dengan dendang lagu dan tarian, ketika tadabur Al-Qur’an yang menghasilkan ilmu pengetahuan ditinggalkan, ketika shaf salat tak lagi rapat, apalagi jalan jihad? Saat itulah kehancuran terjadi. Ibarat fragmen, Andalusia adalah episode yang lengkap. Semua disaksikan di sana.” (Hal. 13)

Journey to Andalusia merupakan buku karya Marfuah Panji Astuti yang berisi mengenai kisah perjalannya selama menjelajahi Andalusia. Setelah menamatkan buku ini, ada dua hal yang saya rasakan, yaitu bangga sekaligus sedih. Tentu saja saya merasa bangga, karena sejarah memang mencatat bahwa Andalusia merupakan awal mula dari majunya peradaban dunia dalam segala bidang, dan sedih karena ternyata justru peradaban Islam di negeri yang dahulu dikenal sebagai negeri seribu cahaya ini sudah meredup, bahkan hampir punah tidak tersisa.

“Perjalanan ke Andalusia sejatinya adalah mengonfirmasi sejarah. Banyak umat Islam, terutama generasi muda, tidak paham bahwa Islam pernah menyinari dengan cahaya terang di wilayah yang sekarang bernama Spanyol, Portugal, dan sebagian Prancis. Informasi yang beredar, terutama di internet, banyak yang menyesatkan.” (Hal. 60)

Buku ini menceritakan wilayah Andalusia yang meliputi Spanyol, Portugal, dan sebagian Perancis. Pembaca diajak untuk menikmati travelling yang dilakukan oleh penulis sekaligus mengonfirmasi sejarah mengenai Andalusia yang banyak melenceng, dan tidak sesuai dengan sejarah Islam. Terlihat sangat jelas jika penulis memang menaruh minat yang sangat besar terhadap sejarah Andalusia dan mengetahui banyak hal mengenai sejarahnya, hal ini terlihat dari fakta – fakta yang disampaikan di dalam bukunya. Selain itu, sebelum melakukan perjalanan ke Andalusia, penulis memang melakukan persiapan yang cukup panjang, karena perjalanan ini merupakan perjalanan yang sudah diimpikannya sejak kecil, oleh sebab itu, penulis banyak membaca buku sebagai referensi.
Oh iya, penulis sebetulnya tidak langsung tiba di Andalusia, tetapi terlebih dahulu memulai perjalannya dari Maroko, yaitu dari kota Cassablanca. Hal ini dilakukannya, karena penulis memang ingin melakukan tapak tilas perjalanan dan perjuangan yang dilakukan oleh Musa bin Nushair dan Thariq Ibn Ziyad ketika menaklukkan Semenanjung Iberia. Jadi, rute yang digunakan oleh penulis yaitu dimulai dari kota Cassablanca, Rabat, Fes, Tangier, melakukan penyebrangan Selat Gibraltar untuk ke Tarifa, baru kemudian masuk ke Andalusia di Spanyol. Selalu ada cerita yang unik dan menarik di setiap kota yang disinggahi, cerita-cerita tersebut sangat sayang untuk dilewatkan.
Setiap kota yang disinggahi, penulis akan ditemani oleh seorang local guide yang berbeda-beda, karena di Eropa kebanyakan local guide hanya beroperasi di wilayah yang sesuai dengan lisensi yang mereka miliki. Berdasarkan pengalamannya dalam mendengarkan para local guide bercerita mengenai sejarah kota dan tempat yang Ia singgahi, Ia pun menyadari bahwa banyak informasi sejarah yang salah, dan seolah-olah memang sengaja dibuat demikian, agar Andalusia perlahan tapi pasti menghilang dari sejarah.

“Saya tersenyum kecut. Pengalaman di Granada dan Cordoba kemarin menyadarkan saya bahwa di Andalusia segala hal yang berbau sejarah Islam coba untuk dikaburkan, apalagi jika terkait dengan kemenangan pasukan Muslim.” (Hal. 125)

Saya menyukai gaya penulisan yang digunakan oleh penulis, Ia menuliskan ceritanya dengan lugas, jelas, dan asyik, sehingga tidak membuat pembaca bosan. Selain itu, penulis tidak hanya bercerita mengenai perjalanan yang dilakukannya, tetapi juga memberikan saya banyak pemahaman baru mengenai sejarah Andalusia. Penulis akan memberikan gambaran cerita yang disampaikan oleh local guide yang sekiranya melenceng dalam sejarah Islam, kemudian setelah itu, Ia akan memberikan penjelasan yang sesuai dengan sejarah islam disertai fakta-faktanya, dengan begitu, pembaca sudah memiliki modal jika suatu saat pergi ke Andalusia, maka semoga tidak akan ikut tersesat oleh cerita yang disampaikan oleh para local guide. Naah, saya suka sekali cara penulis menyampaikan kebenaran sejarah Andalusia di buku ini, tidak terkesan menggurui.
Membaca buku ini sesungguhnya membuat emosi saya naik turun, penulis berhasil mengaduk-aduk emosi saya. Baru saja dibuat kagum oleh keindahan yang ditampilkan oleh bangunan bersejarah di Andalusia, tidak lama setelah itu penulis membuat dada saya terasa sesak oleh kenyataan yang ada. Beberapa bagian di buku ini yang membuat saya kesal sekaligus sedih adalah ketika penulis menceritakan mengenai Masjid Agung Cordoba (Mezquita) yang telah dialihfungsikan sebagai katedral, perayaan Dia de la Toma yaitu sebuah perayaan untuk menandai peristiwa jatuhnya kota Granada, dan juga saat penulis menceritakan mengenai adanya bukti alat-alat penyiksaan yang digunakan oleh Isabella dan Ferdinand untuk memburu umat Islam, yang hingga kini sebagian alat tersebut masih tersimpan di museum Galeria de La Inquisicion di Kota Cordoba.
“Sudut mata saya hangat. Hati saya terluka. Mihrab itu kini berada di balik terali besi. Sebuah penghalang yang sengaja dipasang supaya orang tidak bisa salat di area itu. Pemasangan terali besi ini bukannya tanpa insiden. Beberapa kali orang-orang Islam yang datang mencoba salat di tempat itu, namun ditangkap oleh petugas keamanan dengan alasan membuat onar.” (Hal. 117)

“Dia de la Toma yang digelar setiap awal Januari, merupakan perayaan untuk menandai peristiwa jatuhnya kota Granada ke tangan Isabella dan Ferdinand pada 2 Januari 1492. Perayaan itu masih terus diselenggarakan selama 523 tahun. Dewan Islam Spanyol sudah meminta supaya perayaan itu dihentikan, namun pemerintah spanyol tidak memenuhinya.” (Hal. 100 – 101)

“… Iron Maiden adalah peti berbentuk tubuh manusia, yang di dalamnya terpasang senjata-senjata yang sangat tajam dalam jumlah banyak. Mereka yang ketahuan Islam akan dimasukkan ke dalam peti ini, lalu ditutup sehingga tubuhnya terkoyak ke dalam seperti daging yang dicincang. …”. (Hal. 144)

Di buku ini, penulis juga mengajak pembaca untuk bersikap toleransi. Hal ini dapat terlihat dari cara penulis dalam menyikapi perbedaan pandangan antara dirinya dengan para local guide yang menemani perjalanannya selama di Andalusia. Meskipun local guide seringkali menyampaikan hal yang bertentangan dengan sejarah Islam dan terkadang membuat penulis kesal, tetapi penulis tidak serta merta langsung memusuhi, membentak, atau bahkan mendebat para local guide tersebut. Penulis justru mengobrol, dan tetap menggali ilmu dari para local guide, Ia menunjukkan indentitas dirinya sebagai agen muslim yang baik.
“What we need is dialog, understanding each other and we’ll living in harmony.”(Hal. 77)

“Antonia, saya punya buku tentang Andalusia yang sangat lengkap. Apa yang ditulis di buku itu berkebalikan dengan penjelasanmu. Kalau saya menemukan terjemahannya dalam Bahasa Inggris, saya akan mengirimkannya untukmu. Mungkin bisa menjadi pembanding. …” (Hal. 78)

Buku ini dilengkapi dengan foto-foto yang berwarna, sehingga membuatnya terasa lebih menarik dan foto-foto tersebut akan memudahkan pembaca dalam proses imajinasinya, sehingga membuat pembaca seolah-olah sedang berada di Andalusia. Selain itu, diakhir bagian buku ini penulis juga memberikan beberapa tips dan trik untuk melakukan travelling ke Andalusia yang disertai dengan kisaran harganya, terdapat juga penjelasan mengenai nama-nama para pemimpin dan pejuang muslim yang memiliki peran penting di Andalusia, serta pemaparan mengenai warisan Andalusia untuk dunia. Buku ini memiliki paket lengkap, yang layak untuk dijadikan salah satu koleksi.

Melalui buku ini penulis juga ingin menyampaikan bahwa Andalusia menyimpan banyak misteri, bahwa sesungguhnya di Andalusia tidak hanya bangunan-bangunan saja yang menunjukkan ciri khas bangunan Islam, tetapi Islam juga meninggalkan jejak kuliner yang masih lestari hingga kini, ada juga seni menulis kaligrafi yang dilakukan oleh beberapa seniman jalanan, dan banyak hal lainnya. Hal ini menunjukkan meskipun Isabella dan Ferdinand mencoba segala cara untuk melenyapkan cahaya Allah dari bumi Andalusia, tapi Allah Sang Pemilik Cahaya telah menuliskan takdir-Nya, dan tetap saja, jejak Islam masih akan terus ada di bumi Andalusia.
“Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran) dan agar Allah membedakan orang-orang yang beriman dengan orang-orang kafir dan agar sebagian kamu dijadikan-Nya gugur sebagai Syuhada.” (QS. Ali Imran: 140)

Buku ini penuh akan ilmu sejarah, namun sejarah tersebut disampaikan dengan konsep yang asyik dan tidak menggurui sehingga lebih mudah untuk dicerna. Oh iya, buku ini sebenarnya masuk ke dalam seri Jelajah Tiga Daulah yang terdiri dari 3 buku, yaitu Journey to Andalusia, Journey to The Greatest Ottomaan, dan Journey to Abbasiyah. Dan saya adalah salah satu pembaca yang menantikan seri selanjutnya. Buku ini sangat cocok dibaca untuk semua kalangan dan dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk mengenal sejarah Andalusia. Sebagai generasi muslim penerus bangsa dan peradaban, jangan sampai salah persepsi mengenai sejarah islam di Andalusia. Selamat Membaca!
Profile Image for Tike Yung.
174 reviews5 followers
May 10, 2018
Seperti halnya beberapa buku traveling Spanyol atau Andalusia lainnya, beberapa tempatnya sering sekali dibahas oleh traveler lainnya. Namun di buku ini sedikit lebih detail pembahasan sejarahnya, karena memang sebelumnya sang penulis meriset dengan beberapa buku bacaannya sebelum melakukan perjalanan tiga daulah ini (yang sejujurnya buku-bukunya membuat saya ingin membacanya juga).

Dan yang membuat saya selalu ingin membaca buku-buku traveling Spanyol atau Andalusia, karena saya penasaran bagaimana reaksi si traveler ketika memasuki Mezquita dan Istana Merah (Al Hambra). Saya yang membacanya saja ikutan sedih, kalau membayangkan dulu Mezquita diubah menjadi katedral. Bagaimana dengan mereka yang menginjakkan kaki di sana?


“Perjalanan ke Andalusia sejatinya adalah mengonfirmasi sejarah. Banyak umat Islam, terutama generasi muda, tidak paham bahwa Islam pernah menyinari dengan cahaya terang di wilayah yang sekarang bernama Spanyol, Portugal, dan sebagian Prancis. Informasi yang beredar, terutama di internet, banyak yang menyesatkan.” (Halaman 60)


"What we need is dialog, understanding each other and we’ll living in harmony.” (Halaman 77)
Quote ini diucapkan oleh penulis kepada tour guide bernama Antonio yang ketika itu menjelaskan sejarah Andalusia dengan keliru, dan penulis membantahnya dengan membenarkan sejarah yang sesungguhnya. Di sini saya sangat suka sekali, karena bagaimanapun ketika kita bersama dengan seseorang yang berbeda keyakinan, hanya obrolan untuk saling memahami lah yang terpenting.

"Cordoba adalah sebuah nama, namun bagi bangsa Eropa, Cordoba bagaikan alunan nada-nada indah. Dari sinilah kebangkitan peradaban bermula.” (Halaman 104)

“Sejatinya, apa yang terjadi di Andalusia pada waktu itu adalah apa yang terjadi di Palestina saat ini. Secara bertahap dan sistematis, umat Islam diusir dari Tanah Airnya. Kekejaman di Andalusia sungguh tak terbayangkan oleh manusia dan kemanusiaan.” (Halaman 143-144)

“Apa yang terjadi? Ketika manusia-manusia terbaik tergantikan mereka yang terlena dengan gemerlap dunia, ketika ayat-ayat Allah ditukar dengan dendang lagu dan tarian, ketika tadabur Al-Qur’an yang menghasilkan ilmu pengetahuan ditinggalkan, ketika shaf salat tak lagi rapat, apalagi jalan jihad? Saat itulah kehancuran terjadi. Ibarat fragmen, Andalusia adalah episode yang lengkap. Semua disaksikan di sana.” (Halaman 13)



Mau bukunya....
semoga nanti ada rezeki, biar bisa mengoleksi seri Tiga Daulah ini
Profile Image for Bunga Mawar.
1,355 reviews43 followers
July 10, 2019
Sebenarnya ada beberapa usulan perbaikan yang ingin saya sampaikan atas edisi ini. Misal tentang foto yang objek2nya terlalu kecil atau tidak jelas fokus dan pencahayaannya. Kemudian tentang penyebutan "kita" di banyak bagian, padahal yang dimaksud adalah "kami".

Belum lagi bagian tulisan tentang apa yang terjadi di Andalusia saat inkuisisi. Bikin hati saya sesak dan hampir nggak mau meneruskan membaca...

Ditambah kejengkelan saya pada dgn mudahnya Mbak Utiek dan suaminya bisa menjelajah kota2 dengan jejak Islam di Afrika Utara dan Spanyol ini.

Dan untungnya, di bagian belakang buku ada pemetaan bagaimana perjalanan ini bisa dilakukan, tentunya dengan membayar sekian ribu dolar pada pengusaha agen perjalanan... Tapi ternyata juga ada hitung2an bagaimana kita bisa saja berhemat ribuan dolar juga bila berani menjalankan sendiri perjalanan ini.

Terima kasih mbak Utiek, membuat saya menambah satu rute perjalanan untuk dikejar di hari nanti: Maroko dan Spanyol, mengikuti jejak yang sudah dijalani mbak Utiek dan suami. Tentu bila saya juga sudah punya suami nanti, agar ada yang bawain koper dan memfoto di depan foto patung Don Quixote 😊

3,6 bintang.
Profile Image for Soraya Nur Aina.
156 reviews1 follower
April 23, 2021
Pertama kali tau adanya sejarah Islam di Andalusia dari bukunya Hanum Rais "99 Cahaya di Langit Eropa". Ternyata buku tsb juga menjadi rujukan penulis untuk menjelajah Andalusia. Perjalanannya dimulai setelah Umrah berlanjut ke Maroko menuju Andalusia ditemani sang suami. Ia menjelajah tempat demi tempat, mengais sisa-sisa kejayaan Islam di Andalusia dulu.

Catatan perjalanan spiritual memang selalu menarik buat aku. Buku ini sukses pengen mengulik lebih dalam sepak terjang Musa bin Nushair, Thariq bin Ziyad, Ibn Battuta, Ibn Rusyd plus membaca buku rujukan penulis : Bangkit dan Runtuhnya Andalusia oleh DR. Raghib As-Sirjani. Syukur-syukur udah sedikit ngerti lalu dikasih kesempatan Allah ke Maroko, Toledo dan Cordoba sekalian, yakan.

Bisa dibaca cepat karena enjoy aja waktu baca. Disertakan foto-foto walaupun dengan size yang kecil serta pengenalan tokoh muslim yang berpengaruh di Andalusia plus sedikit tips dari penulis untuk muslim yang hendak traveling. Buku ini merupakan serial Jelajah Tiga Daulah. Sepertinya akan baca dua buku lainnya; Journey to Samarkand dan Journey to the Greatest Ottoman.
Profile Image for Sandys Ramadhan.
114 reviews
October 15, 2022
Buku ini saya baca di aplikasi ipusnas, melihat tidak adanya antrian dan masih banyaknya salinan yang tersisa membuatku tergerak untuk oke coba baca dah. Dan rupanya memang menarik mengikuti perjalanan penulis menyusuri berbagai daerah mulai dari maroko hingga spanyol, penulis juga mengunjungi tempat-tempat bersejarah serta memberikan sedikit uraian sejarah tentang tempat-tempat tersebut. Di buku ini pun diberikan tips dan saran jikalau pembaca ingin traveling ke eropa yang mana saya rasa cukup membantu.

Bagi teman-teman yang tertarik dengan buku bertemakan perjalanan, sejarah peradaban islam khususnya andalusia silakan membaca buku ini sebagai pemantik rasa ingin tahu teman pembaca sekalian.
Profile Image for Riska Purnama.
223 reviews
June 3, 2023
"Menurut KBBI daulah atau dinasti adalah keturunan raja-raja yang memerintah, semuanya berasal dari satu keluarga.

Dalam sejarah islam, tercatat 3 daulah besar yang pernah menguasai peradaban dunia.
1. Daulah Umayyah
-Damaskus (661-750) sekarang wilayah Suriah, Yordania, Palestina, dan sekitarnya
-Andalusia (711-1492) sekarang wilayah Spancol, Portugal, dan sebagian Prancis

2. Daulah Abbasiyah (750-1258) sekarang wilayah Irak, Iran, dan sekitarnya

3. Daulah Ottoman atau Utsmani (1299-1923) menguasi 2/3 wilayah dunia membentang dari Afrika, Eropa, hingga Nusantara dengan ibu kota Istanbul, yang kini menjadi Negara Turki."
Profile Image for Nulur.
138 reviews24 followers
March 19, 2017
Bagi saya, ketika membaca buku ini, emosi saya agak teraduk. Tulisan Mba Uttiek berhasil membawa saya kepikiran dengan kegemilangan masa kejayaan Islam di Andalusia serta masa paling suram ketika kekhilafahan Islam jatuh di tangan Ferdinand dan Isabella. Genosida—kata yang membuat saya termehek-mehek ketika kepikiran dengan nasib para muslim pada saat itu. Seperti disebutkan dalam drama tragedi karya Heinrich Heine berjudul Almansor, “Where they burn books, they will ultimately burn people as well.”

Tentunya, ini buku yang menarik. Gak hanya menampilkan kisah travelling, tetapi sejarah yang melingkupinya. Sejarahnya pun bukan sejarah versi sana yang masih terasa sinis dengan Islam, tetapi sejarah dari sumber lain yang lebih adem :D. Recommended untuk dibaca walau harga bukunya agak mahal ketimbang buku travelling lain yang pernah saya baca—mungkin karena halamannya hampir full berwarna. But, don’t judge a book by its price—jangan menilai buku dari harganya karena isinya jauh lebih berharga dari harga buku itu sendiri :D.
Profile Image for Ami.
1 review1 follower
July 24, 2021
"Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran) dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman dengan orang-orang kafir supaya sebagian kamu dijadikan-Nya gugur sebagai syuhada."
(QS. Ali 'Imran: 140)
Profile Image for R Utari.
12 reviews
July 9, 2020
Langsung jatuh hati pada Alhambra dan Mezquita ♥️
Profile Image for imNida.
11 reviews
Read
November 7, 2024
Satu lagi buku menarik yang aku baca, menambah asupan pengetahuan akan sejarah islam bagi aku yang masih awam ini.
Profile Image for Juwita Sari.
36 reviews3 followers
March 27, 2021
Bagi aku yang sedang tertarik untuk mengetahui seluk-beluk Andalusia, buku ini sudah bisa mewakili garis besar ceritanya. Sebuah perjalanan dari seorang jurnalis tentang jejak peradaban Islam yang luar biasa pada jamannya ini seru untuk dinikmati. Buat yang tidak suka sejarah, buku ini kayaknya cocok. Soalnya kombinasi antara masa kini dan masa lampau berbaur di dalamnya. Tapi, karena dari bab awal sudah terlalu banyak adanya kombinasi tersebut, kadang menjelang akhir buku merasa too much. Aku sebagai pembaca merasa di bagian tertentu tidak seharusnya diselipkan sejarah, hanya ingin menikmati cerita Andalusia kini. Ya kembali lagi, dari awal konsep buku ini memang sejarah yang dibalut dalam sebuah perjalanan masa kini.
Profile Image for yanti.
117 reviews2 followers
February 19, 2017
Andalusia….

Kalau kita mendengar nama ini, apa yang terlintas dalam pikiran kita? Pikiran kita mungkin langsung ke sebuah kota di negara timur tengah;seperti Turki atau Arab? Mungkin, belum banyak yang mengetahui kalau Wilayah Andalusia berada di Portugal,Spanyol dan sebagian Perancis. Penulis akan mengisahkan perjalanannya ke Andalusia melalui Maroko dengan menyeberangi Selat Gibraltar.

Mengapa Andalusia ??

Karena ini adalah negeri sejuta cahaya, islam pernah menyinari negeri itu selama 800 tahun (711-1492) dengan ilmu pengetahuan, peradaban dan kemanusiaan. Di saat Barat masih menganggap penyakit sebagai kutukan, dokter muslim di Andalusia telah berhasil melakukan pembedahan, mengklasifikasi penyakit, meracik obat bahkan mendirikan rumah sakit. Bukan hanya itu saja kalkulus, algoritma, trigonometri adalah hasil pemikiran ilmuwan muslim, yang tanpa itu semua tidak ada revolusi digital yang dapat kita nikmati semua seperti sekarang.

Apakah Cordoba masih berpendar cahaya? Seperti apa Mezquita? Semolek apa istana Alhambra?

Buku Journey To Andalusia adalah buku catatan perjalanan sang Penulis, yang biasa di panggil Mba Uttiek saat melakukan perjalanan selepas Umrah dari Maroko-Andalusia tahun 2014. Buku dengan cover seorang muslimah remaja yang sedang melintas di depan istana Alhambra sangat mewakili pesan yang ingin di sampaikan penulis. Melalui buku ini diharapkan remaja islam tidak hanya mengenal kota -kota di Spanyol seperti Madrid atau Barcelona yang identik dengan sepak bola tetapi banyak kota-kota di Spanyol seperti Granada, Cordova yang masih menyimpan jejak sejarah islam yang dapat diambil hikmahnya

Rute yang diambil penulis untuk menuju Andalusia dimulai dari Cassablanca-Rabat-Fes-Tanger menyeberang Selat Gibraltar ke Tarifa lalu masuk Andalusia. Penulis sengaja memilih rute ini dengan maksud ingin menapaktilasi jejak perjuangan Musa bin Nushair dan panglimanya Thariq bin Ziyad saat menaklukkan semenanjung Iberia

Review lengkap di https://jendeladuniaku2015.wordpress....
Profile Image for Baiq Cynthia.
22 reviews
March 2, 2017
Buku yang menyuguhkan informasi seputar Andalusia sekaligus sejarah yang lengkap. Termasuk rancangan traveler ke sana. Semoga bisa ke Andalusia.
Profile Image for Ganang Atmaja.
8 reviews
January 25, 2018
Semarang 2017
.
Jujur, di awal saya mengagumi tulisan Teh Marfuah akan tetapi berjalan menuju akhir kok saya merasa didongengi dan merasa ngantuk, karena sangat sedikit pelajaran yang saya dapat. Kurang informatif.
.
Di buku ini saya tidak begitu banyak dapat mereview karena kurang tertarik dengan gaya penulisan beliau, di mana terlalu banyak bercerita tentang travelingnya. Tapi di sisi lain saya merasa bahagia karena buku ini dilengkapi dengan gambar sehingga saya bisa melihat bagaimana universitas tertua di dunia, bagaimana timur tengah, dan terakhir eropa.
This entire review has been hidden because of spoilers.
169 reviews
Read
November 23, 2017
membaca buku ini aku merasakan sesak nafas karena mengingat akan kejayaan islam masa lampau. konyol memang. toh semuanya sudah tertulis dalam suratan takdir. well, untuk buku ini, sayang gambarnya kurang banyak. tapi deskripsi nya udah asyik.
Displaying 1 - 20 of 20 reviews

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.