What do you think?
Rate this book


184 pages, Paperback
First published January 1, 2013
هكذا قال لي صديقي عندما حدثته عن الرواية.
عندما تكون الأمعاء خاوية فلا تحدثني عن الاحتباس الحراري.
دي عالم فاضيه يابا.
"Ada sesuatu yang kamu khawatirkan, Anna?"
"Pemanasan global."
Kisah bermula saat Anna yang akan berulang tahun ke-16 diberi cincin rubi merah sebagai warisan keluarganya. Cincin tersebut adalah cincin turun temurun keluarganya yang diwariskan kepada setiap anak perempuan di keluarga itu, Anna sendiri mendapatkan cincin itu pada 10 Desember 2012, beberapa hari sebelum ulang tahunya. Konon, cincin tersebut sudah berusia beratus-ratus tahun.
Sejak Anna kecil, ia memang dikenal oleh orang-orang sebagai anak yang suka berfantasi. Jika ditanya apa yang sedang ia pikirkan, Anna bisa nyerocos dengan cerita-cerita yang tiada habisnya, dan selalu memukau pendengarnya. Namun, sejak musim semi tahun ini, Anna mulai merasakan keanehan, ia merasakan munculnya cerita-cerita yang Anna sendiri rasakan sebagai kisah nyata, seperti kisah yang dikirimkan kepadanya yang mungkin dari kurun waktu lain, atau malah dari dunia lain. Akhirnya karena keanehan itu pun, Anna bersedia berkonsultasi ke psikolog. Anna disarankan oleh seorang psikolog untuk pergi ke Psikiater di Oslo.
Dan akhirnya Anna pergi ke Oslo, ditemani oleh Mamanya dan juga Jonas ---pacarnya---. Di Oslo, Anna bertemu dengan Benjamin, yaitu seorang psikiater yang akan mendengarkan cerita-cerita Anna. Anna pun merasa nyaman bercerita dengan Benjamin, ia menceritakan tentang ia yang sering bermimpi menjadi seseorang atau bahkan hewan. Hingga akhirnya Benjamin mengatakan bahwa Anna tidaklah sakit.
"Kita menghancurkan planet kita sendiri. Kitalah yang telah melakukannya, dan kita sedang melakukannya sekarang." - halaman 120
Ya, begitulah awal dari kisah ini. Menceritakan tentang Anna yang sangat cemas akan pemanasan global akibat ulah manusia sendiri. Di buku ini, selain upaya yang dilakukan Anna untuk penyelamatan bumi, kita juga akan disugukan dengan keadaan bumi pada tahun 2082 yang mengenaskan. Kenapa saya bilang mengenaskan? karena memang pada tahun 2082 tersebut digambarkan bahwa telah banyak hewan yang punah karena rusaknya ekosistem mereka.
"Kita akan bertemu dengan Nova, yaitu cicit dari Anna yang hidup pada tahun 2082. N"Hidup bisa berubah sedemikian cepatnya!" - halaman 13o
Nova ini juga mencintai lingkungan sama seperti nenek buyutnya. Nova sangat ingin tahu dan melihat langsung berbagai spesies hewan yang telah punah, seperti monyet berkepala kapas, iguana, antilop, rusa kutub, beruang kutub, jerapah, dan hewan-hewan karnivora. Nova juga prihatin dengan Kutub. Tak tersisa sedikit pun es di Kutub. Begitu juga lapisan es di Greenland dan Antartika yang jelas-jelas menyusut ketimbang awal tahun lalu.
"Orang harus membayar sesuatu untuk mengotori atmosfer bumi." - halaman 136
Lalu bagaimana dengan kawasan di sekitar Samudra Pasifik atau Samudra Hindia? Sebagian besar pulau karangnya telah tenggelam, seluruh negara di atasnya telah hanyut. Bahkan di Padang Siberia panasnya meletup-letup, dan suhu di sana pun semakin meningkat. Keadaan itu semua dia saksikan melalui aplikasi EarthCam.
Setelah itu, Nova memutuskan untuk membuka terminal online nya. Namun, ia hanya bisa mengunduh laman-laman yang dipublikasikan di internet sebelum tanggal 12 Desember 2012. Ia kemudian ingat, bahwa nenek buyutnya hidup di zaman yang sama dengan vidio, foto, dan juga artikel yang sedang ia lihat saat itu. Akhirnya ia pun penasaran, apakah nenek buyutnya juga turut menulis sesuatu di usianya saat itu? Ia kemudian memasukkan kata kunci 'Anna Nyrud', dan sungguh kagetnya Nova saat menemukan sepucuk surat untuknya! Buat Nova yang dituliskan oleh nenek buyutnya! Surat tersebut bertanggal 11 Desember 2012, hey! kok bisa nenek buyutnya menuliskan surat untuk cicitnya yang baru akan lahir lebih dari lima puluh tahun kemudian?!
Begitulah singkat cerita Nova bisa menemukan surat tersebut. Selagi membaca, kita dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya kerusakan pada bumi. Mulai dari kendaraan, efek rumah kaca, penebangan hutan, dan sebagainya yang disebabkan oleh manusia.
"Nanti pas kita ketemu, kamu sudah harus punya jawaban bagaimana kita dapat menyelamatkan 1.001 jenis flora dan fauna dari kepunahan, ya. Kalau kamu bisa, aku cinta kamu. Kalau kamu nggak bisa, kita putus aja!" ucap Anna kepada Jonas
"Aku pasti bisa. Kamu nggak bisa mutusin aku." ucap Jonas
"Aku juga nggak yakin bisa, kok, Jonas. Aku terlalu sayang sama kamu." timpal Anna lagi - halaman 107
We are a selfish generation. We are a brutish generation. There is little understanding of the idea that the generations after us may need some of this energy. A word we rarely use is “save”. But words like “eco-conscious” and “carbon-neutral” appear more and more in newspapers. We have developed a language, almost a nonsense-language, which has nothing to do with reality.
The world needs more oil and gas to lift more people out of poverty, they say. But they’re lying. They know they’re not driven by the interests of the poor. They know better than anyone that the rich countries’ consumption of yet more oil and gas will only make matters worse for the very poorest. It is the oil companies and the richest oil-producing nations who want more profit.
We’re young. We have to testify that the climate crisis is not a conflict between nations. There’s only one atmosphere and no national borders are visible from space. This is a conflict between generations, and the victims are young people today.